a. Emergency
Emergency menunjukkan besar kerugian yang ditimbulkan oleh
masalah. Ini ditujukan dengan Case Fatality Rate (CFR) masing-masing penyakit.
Sedangkan untuk masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit
digunakan proxy. Nilai proxy didapatkan dari berbagai sumber, sedangkan sistem
scoring proxy CFR ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta
justifikasi. Pada permasalahan ini, pengaruh jangka panjang KIA adalah untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
sehingga kelompok kami memilih angka kematian ibu sebagai proxy.
Berdasarkan data SUPAS tahun 2015 AKI 305/100.000 KH dan AKB
22,23/1000 KH.
1 <10.984 1
2 10.984 – 21.968 2
3 21.968 – 32.952 3
4 32.952 – 43.936 4
5 > 43.936 5
Dengan menggunakan acuan penilaian pada tabel 2.3 dan tabel 2.4, maka
dirumuskan emergency scoring pada tabel 2.5.
Tabel 2. Skala Penilaian Emergency terhadap Program Gizi Kecamatan
Tanah Abang Januari – Februari 2019
b. Greatest Member
Greatest Member menunjukan berapa banyak penduduk yang terkena
masalah atau penyakit yang ditunjukan dengan jumlah penduduk.
Dari tabel diatas didapatkan skor tertinggi untuk greatest member adalah
Cakupan Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Puskesmas
Kelurahan Karet Tengsin Februari 2019 dengan 5 poin.
c. Expanding Scope
Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu
permasalahan terhadap sektor lain diluar kesehatan, berapa banyak jumlah
penduduk di wilayah tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan
yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
Untuk keterpaduan lintas program diberikan nilai 2 karena masalah pada
suatu program memungkinkan untuk menimbulkan masalah pada sektor lainnya
yang berhubungan langsung dan sedangkan yang tidak ada kaitan dengan sektor
lainnya diberikan nilai 1.
Keterpaduan Skor
Tidak ada keterpaduan 1
lintas sektor
Ada keterpaduan lintas 2
sektor
Dengan menggunakan acuan penilaian pada tabel 2.13 maka dirumuskan
Expanding Scope scoring pada tabel 2.14.
Tabel 2.7 Hasil Penilaian Expanding Scope terhadap Program Gizi
Kecamatan Tanah Abang Januari – Februari 2019
1. 1:1 - 1:58.265 3
2. 1:58.725 - 1:116.530 2
3. 1:116.530 - 1: 174.795 1
Tabel 2.8 Skala Penilaian Ketersediaan Alat dan Tempat Terhadap Program
Kesehatan Gizi Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Januari – Februari
2019
Kategori Ketersediaan Skor
Tidak ada 1
Alat dan Ada tetapi kurang 2
Tempat
Ada dan Cukup 3
Alat SDM
Skor
No Daftar Masalah dan Tenaga
Obat Kesehatan
1 Cakupan Persentase balita yang
ditimbang berat badannya di
Puskesmas Bendungan Hilir
Januari – Februari 2019 sebesar 3 3 6
82.15%, lebih dari target 80%
e. Policy
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu
masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap masalah
tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah
adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta
apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
Fokus Pemerintah dalam Hari Gizi Nasional tahun 2018 yang dituangkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2015-2019 oleh
Kementerian Kesehatan RI yaitu mencegah stunting dengan perbaikan gizi pada 3
hal :
Tabel 2. 16 Penentuan Masalah Menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode Januari – Februari 2019
Tabel 2. 18 Penentuan Masalah Menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode Januari – Februari 2019
Tabel 2. 2 Penentuan Masalah Menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode Januari – Februari 2019
Cakupan Presentase balita underweight Puskesmas Kelurahan Kampung Bali Februari 2019 sebesar
MS-23 11,2% kurang dari target 17%
Cakupan Persentase balita yang ditimbang berat badannya Puskesmas Karet Tengsin Februari 2019
MS-24
sebesar 90,3% lebih dari target 80%
Cakupan Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Puskesmas Kelurahan Karet
MS-25
Tengsin Februari 2019 sebesar 0% kurang dari target 50%
Cakupan Persentase remaja puteri mendapat TTD Puskesmas Kelurahan Kelurahan Karet Tengsin
MS-26 Februari 2019 sebesar 0% kurang dari target 30%
Cakupan Presentase balita underweight Puskesmas Kelurahan Karet Tengsin Februari 2019 sebesar
MS-27 27,9% lebih dari target 17%
Cakupan Persentase balita yang ditimbang berat badannya Puskesmas Gelora Februari 2019 sebesar
MS-28
74,5% lebih dari target 80%
Cakupan Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Puskesmas Kelurahan Gelora
MS-29 Februari 2019 sebesar 74,995 melebihi dari target 50%
Cakupan Persentase remaja puteri mendapat TTD Puskesmas Kelurahan Gelora Februari 2019
MS-30
sebesar 0% kurang dari 30%
Cakupan Presentase balita underweight Puskesmas Kelurahan Gelora Februari 2019 sebesar 16,665%
MS-31
didapatkan tidak sesuai target 17%
Cakupan Persentase balita yang ditimbang berat badannya Puskesmas Kecamatan tanah abang
MS-32
Februari 2019 sebesar 80,42 melebihi dari target 80%
Cakupan Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Puskesmas Kecamatan tanah abang
MS-33
Februari 2019 sebesar 34,92% tidak sesuai target 50%
Cakupan Persentase remaja puteri mendapat TTD Puskesmas Kelurahan Kecamatan tanah abang
MS-34
Februari 2019 sebesar 0% tidak sesuai target 30%
Cakupan Presentase balita underweight Puskesmas Kecamatan tanah abang Februari 2019 sebesar
MS-35
13,69% tidak sesuai dari target 17%
Berdasarkan perhitungan dengan metode MCUA, dari total 112 masalah, ditetapkan
dua prioritas masalah yang akan dibahas, yaitu:
1. Cakupan Presentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Puskesmas
Kelurahan Kampung Bali Februari 2019 dengan final scoring 72
2. Cakupan Presentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Puskesmas
Kelurahan Karet Tengsin Februari 2019 dengan final scoring 78
Proses adalah suatu kegiatan dari sistem. Melalui proses maka suatu input akan
diubah menjadi output. Proses tersebut terdiri dari:
a. Planning: Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai
dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya
b. Organizing: Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya
yang dimiliki organisasi dan memanfaatkan secara efisien untuk mencapai tujuan
organisasi
c. Actuating: Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu berkerja secara optimal
melakukan tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang dimiliki dengan
dukungan sumber daya yang tersedia
d. Controlling: Proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan melakukan koreksi apabila
didapatkan adanya penyimpangan.
e. Environment: Segala sesuatu di luar dari batas sistem yang memengaruhi operasi dari
suatu sistem disebut lingkungan luar sistem (environtment). Lingkungan luar sistem
ini dapat bersifat menguntungkan maupun merugikan. Lingkungan luar yang bersifat
menguntungkan harus dipertahankan sedangkan lingkungan luar yang bersifat
merugikan harus dikendalikan agar tidak mengganggu jalannya program di
puskesmas.
Method Materia Money Man
l
Data kunjungan bayi usia
kurang dari 6 bulan tidak
lengkap Rendahnya
kompetensi nakes
Data yang diterima dalam pelayanan
Puskesmas tidak kunjungan ibu nifas
dengan Cakupan
Kurangnya Presentase
bayi usia
Kurangnya
Tidak ada dalam kurang dari
petugas
masalah mengedukasi ibu 6 bulan
pencatatan untuk memberikan mendapat
ASI ASI
Puskesmas
Pelaksanaan Minimnya kordinasi Rendahnya Kelurahan
pengetahuan program yang antar petugas pertemuan yang Kampung
tentang kurang efektif penyelenggara dilakukan untuk
Bali
pentingnya oleh petugas program membahas program
Februari
pemberian ASI kesehatan ptogram pemantauan
Kurangnya
2019
pada bayi
kerja sama Program
kurang dai 6 Pembagian tugas untuk Program pemantauan
antara pimpinan dijalankan
bulan para petugas kesehatan bayi mendapatkan
Ibu bayi dan pemegang tumpang
yang tidak proporsional ASI tidak berjalan
merasa tidak program
dengan baik
perlu
memeriksakan Program Program tidak
bayi ke berjalan sesuai
puskesmas harapan
Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari dua
prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih
dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan data
menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar penyebab
masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan.
Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang apabila
diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah – masalah yang lain dapat
dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan dengan cara
diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup.
Dibawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam program gizi
pada Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Januari – Februari 2019.
2.4.1. Cakupan Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI
Puskesmas Kelurahan Kampung Bali Februari 2019 sebesar 0% kurang
dari target 50%
Pada tahap proses, akar penyebab masalah yang ditemukan diuraikan sebagai
berikut:
1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian ASI pada bayi kurang
dari 6 bulan (Environment)
2. Kurangnya pengawasan program oleh pimpinan (Controlling)
3. Pelaksanaan program yang kurang efektif oleh petugas kesehatan (Actuating)
4. Kurangnya koordinasi antara puskesmas dengan pihak sekolah (Organizing)
5. Rendahnya target yang ditentukan oleh pusat (Planning)
Dari sembilan akar penyebab masalah yang diuraikan di atas, maka ditetapkan tiga
akar penyebab masalah yang paling dominan berdasarkan data, informasi, observasi,
dan pemahaman terhadap masalah di lapangan. Tiga akar permasalahan yang paling
dominan antara lain sebagai berikut:
2.4.2 Cakupan Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI
Puskesmas Kelurahan Karet Tengsin Februari 2019 sebesar 0% kurang dari
target 50%
Pada tahap proses, akar penyebab masalah yang ditemukan diuraikan sebagai
berikut:
4. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian ASI pada bayi kurang
dari 6 bulan (Environment)
5. Kurangnya pengawasan program oleh pimpinan (Controlling)
6. Pelaksanaan program yang kurang efektif oleh petugas kesehatan (Actuating)
6. Kurangnya koordinasi antara puskesmas dengan pihak sekolah (Organizing)
7. Rendahnya target yang ditentukan oleh pusat (Planning)
Dari sembilan akar penyebab masalah yang diuraikan di atas, maka ditetapkan tiga
akar penyebab masalah yang paling dominan berdasarkan data, informasi, observasi,
dan pemahaman terhadap masalah di lapangan. Tiga akar permasalahan yang paling
dominan antara lain sebagai berikut: