Disusun Oleh :
Kelas 2A
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Praktikan
(……………………………)
(………………………..) (………………………..)
3
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
keparahannya adalah:
yaitu ditandai dengan : skor GCS antara 13 sampai 15, ( atentif, sadar
kepala adalah
lakukan intubasi.
pakah pasien napas denga spontan atau tidak, jika tidak lakukan
oksigenasi. Jika napas spontan nilai dan atasi adanya cedera thorak
hemopneumotoraks.
syok.
mental dan gaya berjalan ) dalam batas normal, foto sevikal tidak ada
pada pasien ini adalah apakah terdapat indikasi intervensi bedah saraf
kesadaran dengan menilai respons dengan stimulus verbal dan nyeri pada
2000 ).
7
Price ( l995 ), GCS adalah skala yang lebih paling luas dipakai
Scale dari respon membuka mata, respon verbal dan respon motorik dibagi
menjadi tingkat/nilai yang berbeda dan respon yang baik yang ditunjukkan
Terhadap nyeri 2
Tidak berespons 1
Respon verbal Orientasi baik dan sesuai 5
Bicara kacau 3
8
mengerang 2
Menghindar nyeri 4
E. Patofisiologi
Cedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukan
berat ringannya konsekuensi patofisiologis dari suatu trauma kepala.
Cedera percepatan (aselerasi) terjadi jika benda yang sedang bergerak
membentur kepala yang diam, seperti trauma akibat pukulan benda
tumpul, atau karena kena lemparan benda tumpul. Cedera perlambatan
(deselerasi) adalah bila kepala membentur objek yang secara relatif tidak
bergerak, seperti badan mobil atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin
terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan kepala tiba-tiba tanpa
kontak langsung, seperti yang terjadi bila posisi badan diubah secara kasar
dan cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi dengan pengubahan posisi rotasi
pada kepala, yang menyebabkan trauma regangan dan robekan pada
substansi alba dan batang otak.
Cedera primer, yang terjadi pada waktu benturan, mungkin karena
memar pada permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau
hemoragi. Sebagai akibat, cedera sekunder dapat terjadi sebagai
kemampuan autoregulasi serebral dikurangi atau tak ada pada area cedera.
Konsekuensinya meliputi hiperemi (peningkatan volume darah) pada area
peningkatan permeabilitas kapiler, serta vasodilatasi arterial, semua
menimbulkan peningkatan isi intrakranial, dan akhirnya peningkatan
9
G. Komplikasi
1. Hemorrhagie
10
2. Infeksi
3. Edema
4. Herniasi
H. pemeriksaan Penunjang
1. Rotgen Foto
2. CT Scan
3. Laboratorium: darah lengkap (hemoglobin, leukosit, CT, BT)
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan: waktu kejadian, penyebab trauma,
posisi saat kejadian, status kesadaran saat kejadian, pertolongan
yang diberikan segera setelah kejadian.
b. Pemeriksaan fisik
c. Sistem respirasi : suara nafas, pola nafas (kusmaull,
cheyene stokes, biot, hiperventilasi, ataksik)
d. Kardiovaskuler : pengaruh perdarahan organ atau pengaruh
PTIK
e. Sistem saraf :
f. Kesadaran GCS.
g. Fungsi saraf kranial trauma yang mengenai/meluas ke
batang otak akan melibatkan penurunan fungsi saraf kranial.
h. Fungsi sensori-motor adakah kelumpuhan, rasa baal, nyeri,
gangguan diskriminasi suhu, anestesi, hipestesia, hiperalgesia,
riwayat kejang.
i. Sistem pencernaan
j. Waspadai fungsi ADH, aldosteron : retensi natrium dan
cairan.
k. Retensi urine, konstipasi, inkontinensia.
l. Kemampuan bergerak : kerusakan area motorik
hemiparesis/plegia, gangguan gerak volunter, ROM, kekuatan otot.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer dkk. 2002, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2, Jakarta, Media
Aesculapius, FKUI
Brunner and suddarth, (2002).keperawatan medikal bedah,. Jakarta, EGC
Sunaryo, T. 2009. Manajemen Risiko Financial. Jakarta : Salemba Empat