03
RUMAH SAKIT TK IV.02.07.04
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit : Ditetapkan :
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
2. Pelaksanaan
PROSEDUR
a. Menjelaskan kepada pasien tujuan, manfaat dan tindakan
yang akan diberikan.
b. Pada area tubuh yang akan mendapat tindakan cold
therapy harus terbebas dari pakaian dan accesoris, serta
benda lainnya.
c. Metode pemberian cold therapy yakni : cold pack therapy
terlebih dahulu diambil di freezer,dilapisi handuk untuk
kemudian di letakkan pada area tubuh yang akan di terapi.
d. Pada area tubuh yang dibungkus tadi, diamkan selama 15
menit agar rasa dingin tetap berada di dalam bungkus
handuk kering. Kemudian lepaskan handuk dan cold
pack therapy pada area tubuh yang diterapi
e. Pada akhir tindakan, area tubuh yang diterapi dibersihkan.
f. Setelah cold therapy selesai, dilakukan evaluasi
3. Dosis
a. 15-20 menit,
b. Interval: 3x seminggu
c. Evaluasi : setelah 10 kali
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Prosedur ini mengatur tentang pelaksanaan kerja pemakaian
PENGERTIAN
sinar elektromagnetik infra merah mulai dari persiapan alat,
pengoperasian infra merah sampai selesai penggunaan infra
merah.
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
b. Penderita
PROSEDUR
- Posisi penderita senyaman mungkin (comfortable) dan
disesuaikan dengan daerah yang akan diterapi, dapat
duduk, setengah duduk, tidur terlentang, tidur tengkurap
- Daerah yang akan diterapi harus bebas dari pakaian
- Dilakukan tes sensibilitas
2. Pelaksanaan
a. Jarak antara lampu ke jaringan kulit yang diterapi 30-60
cm. Jarak ini bukan merupakan jarak yang mutlak tapi
masih dipengaruhi oleh voltase lampu serta toleransi
pasien
b. Penyinaran dilakukan dari bagian proksimal menuju
bagian distal
c. Setelah penyinaran selesai, dilakukan evaluasi
3. Dosis
- 15-20 menit,
- Interval: 3x seminggu
- Evaluasi : setelah 10 kali
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
2. Pelaksanaan
a. Menjelaskan kepada pasien tujuan, manfaat dan tindakan
PROSEDUR
yang akan diberikan
b. Pada area tubuh yang akan mendapat tindakan faradic
harus terbebas dari pakaian dan accesoris.
c. Posisi otot yang akan diberikan stimulasi ini diletakkan
pada posisi serileks mungkin
d. Pemasangan elektroda dilakukan dengan cara yaitu:
pemasangan katode dan anode
e. Lama stimulasi diberikan berkisar antara 15 menit dan
masing-masing otot berkontraksi sebanyak 20-30
kontraksi kemudian berpindah pada otot yang lain.
f. Setelah selesai pemberian galvanic semua kontrol pada
mesin dikembalikan pada posisi nol, kemudian mesin
dimatikan
3. Dosis
- 15 menit
- Interval: 3x seminggu
- Evaluasi : setelah 10 kali
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
2. Pelaksanaan
a. Dijelaskan kepada pasien tujuan dan manfaat
PROSEDUR
Interferential serta dampaknya selama pengobatan
dilakukan.
b. Sebelum pemasangan Interferential dinyalakan sponge
harus dibasahi terlebih dahulu, electrode disesuaikan
c. Metode pemasangan electrode dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain:
Countinous, keempat electrode bekerja secara bersamaan
terus menerus pada daerah yang diobati.
Intermitten, keempat electrode bekerja diselingi fase rileks/
istirahat pada daerah yang diobati
Cross, keempat electrode bekerja selang seling antar
electrode.
Shift cross, keempat electrode bekerja tidak bersamaan
tetapi bersamaan pada saat rileks atau istirahat
d. Intensitas dinaikkan secara pelan-pelan sampai
didapatkan intensitas yang sesuai dengan kondisi pasien
e. Setelah pengobatan selesai semua tombol dikembalikan
pada posisi nol kemudian power dimatikan.
3. Dosis
- 10 – 15 menit
- Interval: 3x seminggu
- Evaluasi : setelah 10 kali
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit : Ditetapkan :
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
serta dampaknya selama pengobatan dilakukan
b. Sebelum pemasangan TENS dinyalakan sponge harus
PROSEDUR
dibasahi terlebih dahulu
c. Pilih posisi vacum cable dan vacum electrode sesuai
dengan kondisi/area yang diobati, setelah itu mesin
dinyalakan.
d. Metode pemasangan vacuum cable dan vacuum electrode
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1) Countinous
Keempat electrode bekerja secara bersamaan terus
menerus pada daerah yang diobati
2)Intermitten
Keempat electrode bekerja diselingi fase rileks/istirahat
pada daerah yang diobati
3)Cross
Keempat electrode bekerja selang seling antara vacum
cable dan vacum electrode.
4)Shift cross
Keempat electrode bekerja tidak bersamaan tetapi
bersamaan pada saat rileks atau istirahat.
e. Intensitas dinaikkan secara pelan-pelan sampai
didapatkan intensitas yang sesuai dengan kondisi pasien
4. Dosis
- 10 – 15 menit sesuai kondisi atau penyakit pasien
- Interval: 3x seminggu
- Evaluasi : setelah 10 kali
1. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Medical Record
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit : Ditetapkan :
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Prosedur ini mengatur tentang proses kerja penggunaan alat
PENGERTIAN
micro wave diathermy mulai dari persiapan alat, pengoperasian
alat kepada pasien sampai selesai penggunaan micro wave
diathermy.
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
2. Pelaksanaan
a. Area yang disinari Micro Wave Diathermy harus terbebas
PROSEDUR
dari pakaian
b. Menjelaskan ke pasien tujuan dan manfaat dilakukan
penyinaran micro wave diathermy serta dampak yang
timbul selama penyinaran.
c. Pasien senantiasa diberikan penjelasan kalau timbul
perasaan tidak enak atau terlalu panas segera memberi
tahukan petugas fisioterapi.
d. Senantiasa dilakukan kontrol pasien untuk mencegah
terjadinya kepanasan/burn
e. Pemasangan electrode harus sejajar dengan daerah yang
di obati dan jarak electrode ke area yang di obati kira-kira
15 cm setelah itu alat dioperasikan
f. Intensitas dinaikkan sedikit demi sedikit sampai
didapatkan dosis yang tepat sesuai dengan kondisi pasien
yaitu rasa hangat
3. Dosis
- 10 – 20 menit sesuai kondisi atau penyakit pasien
- Interval: 3x seminggu
- Evaluasi : setelah 10 kali
4. Setelah pengobatan selesai semua tombol dikembalikan
pada posisi nol kemudian power dimatikan.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Medical Record
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit : Ditetapkan :
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit : Ditetapkan :
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat
- Voltase peralatan nebulaizer harus sesuai dengan
voltase arus listrik yang digunakan
- Periksa keadaan alat, kabel-kabel, dalam keadaan baik
b. Penderita
- Posisi penderita senyaman mungkin (comfortable)
- Dapat duduk, setengah duduk, tidur terlentang
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
2. Pelaksanaan
a. Menjelaskan kepada pasien tujuan dan manfaat inhalasi
PROSEDUR
serta proses yang akan terjadi saat dilakukan inhalasi
b. Fisioterapi selalu mengontrol/mengawasi pasien selama
proses inhalasi berlangsung
c. Fisioterapi menjelaskan kepada pasien apabila ada rasa
tidak enak/tidak nyaman segera memberi tahukan
fisioterapis
d. Inhalasi dilakukan dengan cara memasukkan obat-obatan
ke dalam tabung obat sesuai dengan umur dan penyakit
atau kondisi pasien
e. Nebulizer dinyalakan kemudian out put dinaikkan pelan-
pelan sampai uap keluar
f. Inhalasi dilakukan dengan cara inspirasi melalui hidung
dan ekspirasi melalui mulut atau sebaliknya tergantung
kondisi/penyakit pasien
3. Dosis
- 10 – 15 menit sesuai kondisi atau penyakit pasien
- Interval: setiap hari atau 3x seminggu
- Evaluasi : setelah 10 kali
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit : Ditetapkan :
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
c. Pada area tubuh yang akan mendapat tindakan parafin
bath harus terbebas dari pakaian dan accesoris, dan
PROSEDUR
sebelumnya area yang akan diparafin sebaiknya dicuci
terlebih dahulu
d. Metode pemberian paraffin bath bisa dilakukan dengan 2
cara, yaitu :
1). Dicelup yaitu pada area tubuh yang diterapi dicelup
pada cairan parafin sebanyak 8 – 12 kali celupan
hingga terbentuk suatu lapisan parafin yang tebal.
Setiap kali dilakukan dicelup, lakukan pendinginan
selama beberapa saat sampai terlihat cairan parafin
berwarna putih kemudian dilakukan celupan berikutnya
2). Disiram yaitu pada area tubuh yang diterapi disiram
dengan cairan parafin sebanyak 8 – 12 kali siraman
hingga terbentuk suatu lapisan parafin yang tebal.
Setiap kali dilakukan siraman, lakukan pendinginan
selama beberapa saat sampai terlihat cairan parafin
berwarna putih kemudian dilakukan dengan siraman
berikutnya
e. Pada area tubuh yang disiram atau dicelup dengan parafin
tadi dibungkus dengan plastik satu lapis sehingga lapiran
parafin tertutup semua, kemudian dibungkus kembali
menggunakan handuk kering.
f. Pada area tubuh yang dibungkus tadi, diamkan selama 15
menit agar tetap hangat.
g. Pada area tubuh yang dibungkus tadi, diamkan selama 15
menit agar rasa hangat tetap berada di dalam bungkus
handuk kering. Kemudian lepaskan handuk dan plastik
tersebut di atas.
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
h. Lepaskan lapisan parafin pada area tubuh yang diterapi,
hal ini dilakukan pengulangan sebanyak 8-12 kali
PROSEDUR
i. Pada akhir tindakan paraffin bath, area tubuh yang diterapi
dibersihkan
3. Dosis
- 10 – 15 menit sesuai kondisi atau penyakit pasien
- Interval: setiap hari atau 3x seminggu
- Evaluasi : setelah 10 kali
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
1. Persiapan
PROSEDUR
a. Alat
- Voltase peralatan nebulaizer harus sesuai dengan
voltase arus listrik yang digunakan
- Periksa keadaan alat, kabel-kabel, dalam keadaan baik
b. Penderita
- Posisi penderita senyaman mungkin (comfortable)
- Dapat duduk, tidur terlentang
PROSEDUR PENGGUNAAN TRAKSI CERVICAL
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
2. Pelaksanaan
a. Pada daerah leher harus terbebas dari accessories pasien
b. Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan,manfaat dan
PROSEDUR
tindakan traksi cervical yang akan diberikan
c. Sebelum traksi cervical diberikan, harus diperhatikan
adanya rasa nyeri, status neurology dan hasil radiology
d. Metode Traksi cervical yang digunakan ada 2 cara, yaitu :
(Intermittent Traction dan Continous Traction)
e. Posisi : pasien duduk tegak lurus dengan kepala
menghadap ke depan atau sedikit fleksi kepala 0-30
derajat, beban tarikan 1/5 berat badan atau disesuaikan
f. Sebelum alat mulai dioperasikan, pasien diberikan tombol
pengaman (safety patient)
g. Lama traksi cervical berkisar antara 10 – 15 menit
tergantung dari indikasi penyakit
h. Selama terapi, fisioterapis harus selalu mengontrol
keadaan umum pasien
i. Setelah Traksi cervical selesai, Cervical harness dilepas
dari kepala pasien lalu wire dikembalikan pada posisi
semula
j. Pasien dianjurkan untuk istirahat beberapa saat setelah
dilakukan Traksi cervical
3. Dosis
- Interval: setiap hari atau 3x seminggu
- Evaluasi : setelah 10 kal
1. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Medical Record
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
b. Pada daerah pinggang/ lumbal harus terbebas dari
pakaian
PROSEDUR
c. Metode traksi lumbal yang digunakan ada dua cara yaitu
1) Intermitten traksi
Sangat efektif digunakan apabila ada keluhan ketegangan
otot dan ligamen daerah paralumbal serta mengurangi
kompresi atau iritasi akar syaraf.
2) Countinous traksi
Sangat efektif digunakan pada pasien yang immobilisasi
lama. Posisi pasien dalam keadaan lurus sesuai posisi
anatomis
d. Metode pemasangan traksi lumbal dengan cara shoulder
harness pada kedua bahu dan lumbal harness dipasang
pada kedua sacroiliaca anterior superior
e. Beban tarikan disesuaikan dengan berat badan pasien
yaitu ½ dari berat badan pasien
f. Sebelum alat-alat dioperasikan, pasien diberikan tombol
pengamanan atau safety patient
g. Setelah traksi selesai shoulder harness dilepas dari kedua
sendi bahu dan lumbal harness dilepas dari pinggang
kemudian wire dikembalikan pada posisi awal dan arus
listrik dimatikan.
h. Setelah semua alat traksi dilepas pasien dianjurkan untuk
istirahat beberapa saat. Menanyakan : apakah ada
keluhan, seperti nyeri atau pusing
1. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Medical Record
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
b. Pada area tubuh yang akan mendapat tindakan ultra
sound harus terbebas dari pakaian dan accesoris
PROSEDUR
a. Mesin ultrasound dinyalakan kemudian area tubuh yang
akan diterapi diberi gel atau dicelup ke dalam air
tergantung indikasi penyakit dan kondisi pasien
b. Metode pemberian ultrasound dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu :
1) Kontak langsung
Area tubuh yang diterapi diberi gel dan tranduser
digerakkan secara horizontal dan sirkuler
2) Metode Under Water Bath
Area yang diterapi dan tranduser dimasukkan ke
dalam bak air pada jarak antara 1 – 2,5 cm.
Permukaan tranduser diusahakan tegak lurus dengan
permukaan area yang diterapi
c. Tindakan terapi mulai dilakukan setelah tranduser kontak
langsung dengan bagian tubuh yang diberi gel atau
tranduser dimasukkan ke dalam bak air
d. Selama tindakan terapi tranduser harus selalu digerakkan
e. Lama pemberian ultrasound tergantung dari luasnya area
penyakit dan diameter area
3. Dosis
a. Waktu diseuaikan dengan luas area yang diterapi
b. Interval setiap hari atau 3x/minggu
c. Evalusi setelah 10 kali
1. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Medical Record
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
1. Kaki
Mulailah memijat bayi Anda dari kaki. Pegang pergelangan
PROSEDUR
kaki dengan satu tangan dan usapkan kaki dengan tangan
yang lainnya dari pergelangan hingga pangkal paha. Pijat
perlahan dari bawah hingga atas tanpa putus.
Manfaat: Bagi anak-anak yang sedang belajar berjalan,
pijatan di bagian ini berguna untuk menguatkan otot dan
saraf motorik di bagian kaki. Selain itu, pijat kaki juga bisa
meredakan rasa pegal usai bayi belajar berjalan.
2. Perut
Buat gerakan pijat “I Love You “ dengan membentuk huruf
“I”, “L”, dan “U”.
Gerakan “I” dimulai tegak lurus dari rusuk bawah sebelah
kiri hingga ke bawah perut.
Gerakan “L”, tangan Ibu bergeser dari rusuk bawah
sebelah kanan ke kiri lalu turun ke perut bawah.
Sedangkan gerakan "U" dimulai dari perut bawah bagian
kanan naik ke atas lalu ke rusuk kiri dan berakhir di perut
bawah sebelah kiri.
Manfaat : Gerakan ini akan membantu bayi yang sulit
buang air besar dan mengatasi perut kembung
3. Dada
Lakukan gerakan butterfly (kupu-kupu), di mana kedua
telapak tangan ibu berdampingan di tengah dada bayi.
Pijat dada dengan gerakan memutar dari dalam ke luar.
Manfaat : Gerakan ini baik untuk membantu pernapasan
bayi, terutama jika bayi sedang flu atau batuk.
PROSEDUR PELAKSANAAN PIJAT BAYI
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
4. Telapak Kaki
- Pijat punggung kaki dengan gerakan memutar dari
pangkal jari hingga ke pergelangan kaki.
- Pijat telapak kaki dengan gerakan memutar dimulai dari
tumit hingga ke pangkal jari.
Manfaat: Sama seperti kegunaan pada pijat di bagian kaki,
pijat di bagian telapak kaki juga bisa menyembuhkan rasa
pegal usai belajar berjalan. Pasalnya, beban tubuh bayi
ditopang telapak kaki.
5. Dosis
a. Waktu disesuaikan dengan luas area yang diterapi
b. Interval setiap hari atau 3x/minggu
c. Evalusi setelah 10 kali
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
d. Pasien diminta untuk menarik nafas dalam secara
pelan-pelan, kemudian menghembuskan nafas
perlahan-lahan.
e. Pasien diminta menarik nafas melalui hidung dan
menghembuskan nafas melalui mulut.
f. Berikan instruksi kepada pasien selama latihan
breathing exercise.
g. Berikan tapotement pada regio/ lobus yang diterapi
h. Perhatikan apabila ada tanda-tanda kelelahan pasien
PROSEDUR (sehingga pasien tidak kelelahan).
i. Setelah latihan selesai, anjurkan pasien untuk
beristirahat sebentar, periksakan kembali tanda-tanda
vital dan keadaan umum pasien.
j. Rapikan kembali alat dan tempat yang telah digunakan.
3. Dosis
a. Waktu 20 – 30 menit
b. Interval setiap hari atau 3x/minggu
c. Evalusi setelah 10 kali
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Teknik latihan gerak aktif
1) Active-assisted exercise
PROSEDUR
Latihan aktif yang dilakukan secara rileks dengan
gerakan yang teratur yang merupakan perpaduan
antara kekuatan otot pasien sendiri dan bantuan
kekuatan dari fisioterapis sampai pada batas lingkup
gerak sendi
2) Free exercise
Latihan aktif yang dilakukan oleh pasien sendiri atas
dasar instruksi dan pengawasan fisioterapis serta home
program exercise.
3) Active resisted exercise
Latihan aktif yang dilakukan dengan memberikan
tahanan dari luar terhadap otot-otot yang sedang dilatih
dalam melakukan suatu gerakan
4) Active-assisted exercise
Latihan aktif yang dilakukan secara rileks dengan
gerakan yang teratur yang merupakan perpaduan
antara kekuatan otot pasien sendiri dan bantuan
kekuatan dari fisioterapis sampai pada batas lingkup
gerak sendi
5) Free exercise
Latihan aktif yang dilakukan oleh pasien sendiri atas
dasar instruksi dan pengawasan fisioterapis serta home
program exercise.
d. Lakukan latihan aktif pada setiap
gerakan baik anggota gerak atas maupun anggota gerak
bawah sebanyak 10 kali hitungan atau tergantung kondisi
pasien.
PROSEDUR PELAKSANAAN LATIHAN GERAK AKTIF
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
e. Setelah latihan aktif selesai, periksa
kembali tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien.
f. Setelah latihan aktif selesai rapikan
kembali alat dan tempat yang telah digunakan
3. Dosis
a. Waktu 20 – 30 menit sesuai denganb kondisi pasien
b. Interval setiap hari atau 3x/minggu
c. Evalusi setelah 10 kali
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
d. Teknik gerakan yang digunakan dalam gerakan pasif
1) Pasif rileksasi
PROSEDUR
Harus dilakukan pada saat pasien rileks dan
sebatas rasa nyeri otot atau sendi. Latihan ini
bertujuan untuk mempertahankan jarak gerak sendi
yang ada.
2) Pasif disertai penguluran
Harus dilakukan saat pasien rileks disertai
penguluran otot selama gerakan dilakukan dan
pada akhir gerakan lakukan penguluran sebatas
toleransi pasien.
e. Lakukan latihan pasif pada satu sendi atau lebih baik
sendi anggota gerak atas maupun anggota gerak
bawah, dilakukan 10 kali hitungan setiap gerakan atau
tergantung kondisi umum pasien.
f. Lakukan latihan pasif selama 30-60 menit tergantung
kondisi pasien.
g. Setelah latihan pasif selesai periksa kembali tanda-
tanda vital dan keadaan umum pasien.
h. Rapikan kembali alat dan tempat yang telah digunakan.
3. Dosis
d. Waktu 30-60 menit tergantung kondisi pasien.
e. Interval setiap hari atau 3x/minggu
f. Evalusi setelah 10 kali
1. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Medical Record
PROSEDUR PELAKSANAAN LATIHAN JALAN
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
e. Pada pasien dengan ketahanan yang kurang maka
berikan periode istirahat lebih sering (tergantung kondisi
PROSEDUR
pasien)
f. Rapikan alat dan tempat yang telah digunakan untuk
latihan jalan.
3. Dosis
a. Waktu 30-60 menit tergantung kondisi pasien.
b. Interval setiap hari atau 3x/minggu
c. Evalusi setelah 10 kali
1. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Medical Record
PROSEDUR PELAKSANAAN LATIHAN LINGKUP GERAK
SENDI (RANGE OF MOTION)
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
b. Teknik latihan lingkup gerak sendi
PROSEDUR
1) Posisikan diri dengan memperhatikan biomekanika
tubuh pasien
2) Kontrol gerakan dengan menggunakan tangan yang
dipangkal sendi sebagai fiksasi dan tangan di ujung
sebagai penggerak yang menentukan arah gerakan
3) Berikan kekuatan yang tidak melebihi lingkup gerak
sendir yang ada (anggota gerak yang digerakkan
sepanjang lingkup gerak sendi bebas nyeri)
4) Lakukan gerakan dengan arah gerakan halus dan
ritmik dengan pengulangan sebanyak 5 – 10
gerakan, jumlah pengulangan tergantung, kondisi
pasien
c. Lakukan teknik lingkup gerak sendi dalam
1) Bidang anatomik lingkup gerak sendi
2) Arahkan gerakan sesuai dengan gerakan (frontal,
sagital, transversal) bertujuan untuk menjaga
lingkup gerak sendi dan kordinasi gerakan.
3) Batas pemanjangan otot (antagonis terhadap garis
tarikan otot)
4) Lakukan pada pasien dengan keterbatasan gerakan
baik yang disebabkan oleh pemendekan otot atau
ligament bertujuan untuk menambah jarak gerak
sendi.
5) Pola kombinasi, merupakan gabungan dari gerakan
bidang anatomic dan pemanjangan otot.
6) Pola fungsional, lakukan pada pasien dengan
kekuatan minimal nilai 3 bertujuan untuk melatih
gerakan fungsional dan menambah kekuatan otot.
PROSEDUR PELAKSANAAN LATIHAN LINGKUP GERAK
SENDI (RANGE OF MOTION)
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
b) Letakkan tangan pasien pada pinggang
PROSEDUR
dengan jari-jari mengarah ke belakang/
punggung.
c) Kemudian, tuntunlah pasien melakukan
ekstensi punggung / bungkuk ke belakang
(dari pinggang) sejauh mungkin, memakai
tangan sebagai fulkrum. Pertahankan lutut
tetap lurus.
d) Pertahankan posisi tersebut selama 1-2 detik,
kemudian pasien kembali ke posisi semula
2) Side-Gliding :
a) Posisikan pasien berdiri tegak dengan kaki
sedikit terbuka.
b) Letakkan tangan pasien pada pinggang
dengan jari-jari mengarah ke belakang /
punggung
c) Kemudian, arahkan pasien untuk melakukan
fleksi lateral ke kiri (dari pinggang) sejauh
mungkin, memakai tangan sebagai fulcrum.
Pertahankan lutut lurus.
d) Pertahankan posisi tersebut selama 1-2 detik,
kemudian pasien kembali ke posisi semula.
e) Lakukan juga fleksi lateral ke kanan
3) Passive Extension While Prone
a) Baringkan pasien dengan muka menghadap
ke bawah (tengkurap), dengan tangan
diposisikan di bawah bahu.
b) Kemudian lakukan “pushes up” perlahan-lahan
dengan cara mengekstensikan siku, dng tetap
mempertahankan pelvis, hip & tungkai rileks.
PROSEDUR PELAKSANAAN Mc. KENZIE EXERCISE
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
2) Lakukan pelvic tilt dan angkat kepala, pasien
PROSEDUR
diposisikan telentang, angkat kepala, tahan 5 detik,
rileks.
3) Pelvic tilt dengan angkat kepala dan lutut satu tungkai
ke arah dada, tahan 5 detik, rileks. Kemudian lakukan
dengan tungkai yang lain.
4) Pelvic tilt dengan angkat kepala dan kedua lutut ke
dada, tahan 5 detik, rileks.
5) Ulangi setiap latihan 10 (sepuluh) kali 2 (dua) kali
sehari, sampai dapat melakukan 50 (lima puluh)
repetisi setiap kali latihan, 2 (dua) kali sehari.
Fase 2 (Dua) :
1) Membungkuk dari kursi.
2) Tungkai bawah dibuka, bungkuk ke depan, lengan di
antara tungkai, tapak tangan pada lantai, tahan 5
detik, rileks .
3) Bicycling :
Pelvic tilt dengan angkat kepala, kedua lutut ke dada
dan posisi seperti mengayuh sepeda, tahan 10 detik,
rileks .
4) Postur untuk mengoreksi berdiri dan berjalan.
Arahkan pasien untuk berdiri dengan punggung
menghadap dinding, tekan tumit, bahu dan kepala
melawan dinding.
Gerakan kaki ke depan, tekuk lutut sehingga
punggung bergeser ke bawah beberapa inci.
Kencangkan otot abdominal sehingga punggung
bawah mendatar terhadap dinding, rileks .
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
5) Koreksi “sway back”
PROSEDUR
Arahkan pasien untuk berdiri tegak, menjauhi dinding,
lengan diregang ke arah luar, kaki terbuka kira-kira
1(satu) feet.
6) Arahkan pasien untuk berjongkok, Tahan 5 detik, rileks.
3. Dosis
a. Waktu 10 menit tergantung kondisi pasien.
b. Interval setiap hari atau 3x/minggu
c. Evalusi setelah 10 kali
1. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Medical Record
PROSEDUR PEMAKAIAN AXILLA CRUTCHES
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
e. Khusus pada pasien dengan ketahanan yang kurang
PROSEDUR
maka berikan periode istirahat lebih sering.
f. Setelah latihan jalan dengan crutches selesai dilakukan,
periksa kembali tanda-tanda vital dan keadaan umum
pasien.
g. Rapikan kembali tempat dan peralatan yang telah
dipergunakan.
3. Dosis
a. Waktu 10 menit tergantung kondisi pasien.
b. Interval setiap hari atau 3x/minggu
c. Evalusi setelah 10 kali
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
yaitu :
PROSEDUR
1) Penguatan otot, sebelum latihan penguatan
dilakukan, carilah terlebih dahulu repetisi maksimal
sebagai patokan untuk latihan penguatan. Untuk
latihan penguatan otot, berikan pembebanan
maksimal berdasarkan pengulangan maksimal yang
telah didapatkan, dengan pengulangan 10 kali
hitungan tanpa terikat dengan waktu.
2) Ketahanan otot, latihan ketahanan sangat berbeda
caranya dengan latihan penguatan. Untuk latihan
ketahanan otot, berikan pembebanan minimal tanpa
batasan waktu dan banyaknya pengulangan.
d. Selalu dampingi pasien selama untuk memberikan
instruksi latihan.
e. Perhatikan dan ketahui tanda-tanda kelelahan pasien,
sehingga pasien tidak kelelahan
f. Setelah latihan selesai anjurkan pasien untuk
beristirahat sebentar, fisioterapis memeriksa kembali
tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien.
g. Rapikan kembali alat dan tempat yang telah digunakan
3. Dosis
a. Waktu 15 menit tergantung kondisi pasien.
b. Interval setiap hari atau 3x/minggu
c. Evalusi setelah 10 kali
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Yaitu :
PROSEDUR
1) Penguatan otot, sebelum latihan penguatan
dilakukan carilah terlebih dahulu repetisi maksimal
sebagai patokan untuk latihan penguatan. Untuk
latihan penguatan otot, berikanlah pembebanan
maksimal berdasarkan pengulangan maksimal yang
telah didapatkan dengan pengulangan 10 kali
hitungan tanpa terikat dengan waktu
2) Ketahanan otot, latihan ketahanan berbeda caranya
dengan latihan penguatan. Untuk latihan ketahanan
otot, berikanlah pembebanan minimal tanpa
batasan waktu dan tanpa memperhitungkan
banyaknya pengulangan.
3) Keseimbangan, untuk latihan keseimbangan
berikan gerakan-gerakan tertentu dari level ringan
sampai dengan berat sesuai dengan kondisi pasien
tanpa batasan waktu dan banyaknya pengulangan
d. Selama latihan, selalu dampingi
pasien untuk memberikan instruksi.
e. Perhatikan dan ketahui tanda-tanda
kelelahan pasien, sehingga pasien tidak kelelahan.
f. Setelah latihan selesai anjurkan
pasien untuk beristirahat sebentar, dan periksalah
kembali tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien.
3. Dosis :
Waktu 15 menit tergantung kondisi pasien
1. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Medical Record
PROSEDUR PEMAKAIAN SAND BAG
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Yaitu :
PROSEDUR
1) Penguatan otot, sebelum latihan penguatan
dilakukan carilah terlebih dahulu repetisi maksimal
sebagai patokan untuk latihan penguatan. Untuk
latihan penguatan otot, berikanlah pembebanan
maksimal berdasarkan pengulangan maksimal yang
telah didapatkan (RM Dutta) dengan pengulangan
10 kali hitungan tanpa terikat dengan waktu.
2) Ketahanan otot, latihan ketahanan berbeda caranya
dengan latihan penguatan. Untuk latihan ketahanan
otot, berikanlah pembebanan minimal tanpa
batasan waktu dan tanpa memperhitungkan
banyaknya pengulangan
d. Selama latihan, selalu dampingi
pasien untuk memberikan instruksi
e. Perhatikan dan ketahui tanda-tanda
kelelahan pasien, sehingga pasien tidak kelelahan.
f. Setelah latihan selesai anjurkan
pasien untuk beristirahat sebentar, fisioterapis
memeriksa kembali tanda-tanda vital dan keadaan
umum pasien.
g. Rapikan kembali alat dan tempat
yang telah digunakan
3. Dosis
a. Waktu 15 menit tergantung kondisi pasien.
b. Interval setiap hari atau 3x/minggu
c. Evalusi setelah 10 kali
1. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Medical Record
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
e. Setelah selesai latihan jalan
PROSEDUR
dengan menggunakan tripod, periksa kembali tanda-
tanda vital dan keadaan umum pasien
f. Rapikan kembali tempat dan
peralatan yang habis digunakan
3. Dosis
a. Waktu 15 menit tergantung kondisi pasien.
b. Interval setiap hari atau 3x/minggu
c. Evalusi setelah 10 kali
1. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Medical Record
PROSEDUR PEMAKAIAN WALKER
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
SPO (STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
e. Fase latihan dan fase istirahat disesuaikan dengan
PROSEDUR
kondisi/ keadaan umum pasien
f. Rapikan kembali tempat dan peralatan yang habis
digunakan
3. Dosis
a. Waktu 15 menit tergantung kondisi pasien.
b. Interval setiap hari atau 3x/minggu
c. Evalusi setelah 10 kali
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Medical Record
PROSEDUR PELAYANAN FISIOTERAPI
PASIEN RAWAT JALAN
Rumah Sakit Tk IV
02.07.04
7. Setiap pasien yang membutuhkan pelayanan Rehabilitasi
Medik harus melalui pemeriksaan Dokter Penggung Jawab
PROSEDUR
Pelayanan
8. Pasien yang telah diberikan program Rehabilitasi Medik
oleh Dokter Penggung Jawab Pelayanan dapat langsung
menuju meja administrasi untuk menyerahkan surat konsul
fisioterapi
9. Petugas administrasi menyerahkan surat konsul fisioterapi
ke fisioterapis, selanjutnya pasien ke ruangan fisioterapi
untuk diberikan tindakan fisioterapi
10. Setelah pasien selesai menjalani tindakan Fisioterapi maka
pasien ke counter untuk mengambil charge bill. Bila pasien
ingin membuat perjanjian untuk kunjungan selanjutnya,
maka petugas administrasi akan membantu menentukan
jadwal kunjungan selanjutnya
11. Setelah menerima charge bill, pasien ke kasir untuk
menyelesaikan administrasi
12. Pasien kembali untuk menyerahkan kwitansi bukti
pembayaran pelayanan fisioterapi
13. Jika pasien memerlukan evaluasi / konsultasi Dokter atas
beberapa kali tindakan fisioterapi sebelumnya yang telah
dilakukan fisioterapi, maka fisioterapis akan memberikan
surat rujukan ke Dokter Penggung Jawab Pelayanan atau
dokter lain yang merujuk
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Medical Record