Anda di halaman 1dari 22

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.

03
RUMAH SAKIT TK. IV 02. 07. 04

PANDUAN
PELAYANAN PASIEN

RUMAH SAKIT TK. IV 02.07.04


BANDAR LAMPUNG
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.03
RUMAH SAKIT TK. IV 02. 07. 04

SURAT KEPUTUSAN
Nomor: SK/ 002 / 4 /2016

TENTANG
PANDUAN PELAYANAN PASIEN

KEPALA RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Tk IV


02. 07. 04 maka diperlukan adanya panduan pelayanan pasien seragam
b. Bahwa agar pelayanan pasien di Rumah Sakit Tk IV 02. 07. 04 dapat
terlaksana dengan baik perlu adanya kebijakan Kepala Rumah Sakit Tk IV
02. 07.04 sebagai landasan dalam melaksanakan pelayanan pasien yang
seragam.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b
perlu di tetapkan dengan keputusan Kepala Rumah Sakit Tk IV 02. 07.04

Mengingat : 1. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
4. Permenkes No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5. Permenkes No. 1231 tahun 2007 tentang SDM Kesehatan
6. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk IV 02.07.04
Nomor:SK/001/4/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

Pertama : Rumah sakit harus mempunyai panduan pelayanan pasien.

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Bandar Lampung


Pada tanggal, 14 Maret 2016
Kepala Rumah Sakit TK IV 02. 07. 04

dr. Joko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An


Mayor Ckm NRP. 11000003530571
Lampiran
Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit
Nomor : SK / 002 / 4 / 2016
Tanggal : 14 Maret 2016

BAB I
DEFINISI

Pelayanan pasien adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung dari petugas kesehatan pada pasien secara fisik, dan menyediakan
kepuasan pasien.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan langsung dari petugas
kesehatan pada pasien secara fisik, dan memberikan kepuasan kepada pasien.

Pelayanan adalah sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan


melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan.
BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelayanan pasien di Rumah Sakit TK. IV 02.07.04 Bandar lampung
meliputi : Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, ICU, IGD, Unit farmasi, Unit
radiologi, Laboratorium, Fisioterapi, Pelayanan unit gizi, Pelayanan anastesi bedah.
BAB III
TATA LAKSANA

1. Pelayanan Unit Farmasi


Pada pelayanan unit farmasi RS. Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung diberikan
sesuai dengan protap dan formularium yang berlaku.(Formularium Rumah Sakit,
Formularium Nasional dan E-katalog).
Untuk perawatan pasien umum dapat diberikan obat-obat sesuai dengan therapy
dan instruksi dokter yang merawat.
Pelayanan kefarmasian sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
mempunyai peran penting dalam mewujudkan palayanan kefarmasian yang
berkualitas.
Tujuan pelayanan kefarmasian adalah menyediakan dan memberikan sediaan
farmasi dan alat kesehatan serta informasi terkait, agar masyarakat mendapatkan
manfaatnya yang terbaik.
Pelayanan kefarmasian yang menyeluruh meliputi aktivitas promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif kepada masyarakat. Untuk memperoleh manfaat terapi obat
yang maksimal dan mencegah efek yang tidak diinginkan, maka diperlukan
penjaminan mutu proses penggunaan obat. Hal ini menjadikan apoteker harus ikut
bertanggung jawab bersama-sama dengan profesi kesehatan lainnya dan pasien,
untuk tercapainya tujuan terapi yaitu penggunaan obat yang rasional.
Dalam rangka mencapai tujuan pelayanan kefarmasian tersebut maka diperlukan
pedoman bagi apoteker dan pihak lain yang terkait.

A. Tujuan
1) Sebagai pedoman bagi tenaga farmasi dalam melaksanakan praktek
kefarmasian.
2) Melindungi masyarakat / pasien dari penggunaan obat yang tidak rasional.

B. Manfaat
Tujuan akhir dari pelayanan kefarmasian yang bermutu adalah meningkatkan Mutu
hidup pasien.
C. Syarat-syarat pelayanan kefarmasian yang baik adalah :
1) Apoteker mengutamakan aktivitas yang ditujukan bagi kesejahteraan pasien.
2) Inti aktivitaas apoteker adalah penyediaan obat dan produk kesehatan.
3) Sasaran setiap unsur pelayanan terdefenisi dengan jelas, cocok,
terkomunikasi dengan efektif bagi semua pihak yang terlibat.

D. Cara pelayanan kefarmasian yang baik dilaksankan melalui penataan:


1) Sistim manajemen mutu.
2) Sumber daya manusia.
3) Sarana dan prasarana.
4) Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
5) Pelayanan farmasi klinik.
6) Dokumentasi.
7) Standar operasional prosedur.

2. Pelayanan Unit Laboratorium


Pelayanan pemeriksaan Laboratorium di RS. Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung
dilakukan sesuai dengan protap yang berlaku dibagian laboratorium RS. Tk IV 02. 07.
04 Bandar Lampung.
Cara penyelenggaraan laboratorium yang baik adalah pelaksanaan kegiatan untuk
meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium. Setiap laboratorium klinik harus
diselenggarakan secara baik dengan memenuhi kriteria organisasi, ruang dan fasilitas,
peralatan, bahan specimen, metode pemeriksaan mutu, keamanan, pencatatan dan
pelaporan.

A. Tujuan
Instalasi laboratorium Rumkit Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung bertujuan :
1) Memberikan pelayanan laboratorium secara prima yang bermutu, profesional
dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
2) Membantu dokter dalam menegakan diagnosa penyakit pasien rawat jalan
dan rawat inap.

B. Pelayanan laboratorium RS. Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung meliputi :


1) Pemeriksaan Hematologi
2) Pemeriksaan Kimia Klinik
3) Pemeriksaan Serologi
4) Pemeriksaan Mikrobiologi
5) Pemeriksaan Urine
6) Pemeriksaan Faeces

Instalasi laboratorium Rumkit Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung memberikan


pelayanan 24 jam untuk pasien instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap,
maupun rujukan dari praktek dokter luar rumah sakit.

C. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia yang bekerja di dalam pelayanan laboratorium
kesehatan cukup beragam, baik profesi maupun tingkat pendidikannya. Jenis
ketenagaan yang diperlukan dalam pelayanan laboratorium kesehatan adalah
sebagai berikut:
1) Staf Medis yang terdiri dari Dokter spesialis Patologi Klinik dan Anatomi
2) Tenaga teknis laboratorium yang terdiri dari analisa kesehatan
3) Tenaga Administrasi
4) Pekarya

D. Sistem Kerja
Unit laboratorium mempunyai 3 shif, antara lain:
1) Shif pagi : pukul 07.00 Wib s/d 15.30 Wib
2) Shif sore : pukul 15.30 Wib s/d 21.00 Wib
3) Shif malam : pukul 21.00 Wib s/d 07. 00 Wib

E. Landasan Hukum
1) Permenkes RI No 43 tahun 2013 tentang cara penyelenggaraan laboratorium
klinik yang baik.
2) Keputusan Menteri Kesehatan No 432 tahun 2007 tentang pedoman
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit.
3) Keputusan Menteri Kesehatan nomor 370 tentang standar ahli teknologi
laboratorium.
3. Pelayanan Unit Radiologi
Pelayanan pemeriksaan radiologi di RS Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung
dilakukan sesuai dengan protap yang berlaku dibagian Radiologi RS. Tk IV 02. 07. 04
Bandar Lampung.
Instalasi radiologi rumah sakit Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung
menyelenggarakan pelayanan penunjang diagnostik dengan berbagai modalitas, baik
pencitraan diagnostik dengan sinar X maupun diagnostik imaging dengan gelombang
suara frekuensi tinggi (USG, CT-SCAN,RONTGEN ) guna membantu menegakkan
diagnosa medis.

A. Tujuan umum :
Instalasi radiologi Rumkit Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung bertujuan :
1) Memberikan pelayanan radiologi secara prima yang bermutu, profesional dan
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
2) Membantu dokter dalam menegakan diagnosis penyakit pada pasien.

B. Pelayanan radiologi RS. Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung meliputi:


1) Sistem musculoskeletal
2) Traktus gastrointestinal
3) Straktus urogenital.
4) Straktus respiratori.
5) Sistim saraf dan organ-organ lain

C. Sistem pemeriksaan radiologi terdiri dari


1) Pemeriksaan radiodiagnostik sederhana Pemeriksaan radiodiagnostik sedang
2) Pemeriksaan radiodiagnostik canggih dengan menggunakan kontras
3) Pemeriksaan radiodiagnostik imaging berupa, USG, CT SCAN, Rontgen.

Instalasi radiologi RS. Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung memberikan pelayanan 24


jam untuk pasien instalasi gawat darurat , rawat jalan , maupun rujukan dari praktek
dokter luar rumah sakit.
D. Sistem Kerja
Unit radiologi mempunyai 3 shif, antara lain :
1) Shif pagi : Pukul 07.00 Wib s/d 15.30 Wib
2) Shif sore : Pukul 15.30 Wib s/d 21.00 Wib
3) Shif malam : Pukul 21.00 Wib s/d 07. 00 Wib

E. Dokumen pendukung
1) Jadwal piket / jaga radiografer dan staf instalasi radiologi.
2) Daftar hadir atau absen radiografer dan staf instalasi radiologi .

4. Pelayanan Instalasi Gizi


Pelaksanaan pelayanan Gizi di RS. Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung memerlukan
sebuah pedoman sebagai acuan untuk pelayanan mutu yang dapat mempercepat
proses penyembuhan.
A. Tujuan Umum :
Terciptanya sistem pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna sebagai bagian dari
pelayanan kesehatan RS. Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung

B. Tujuan Khusus :
1) Menegakan asuhan Gizi berstandar pada pelayanan gizi rawat inap dan
rawat jalan.
2) Memberikan makanan sesuai dengan standar kebutuhan gizi dan aman
dikonsumsi.
3) Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling gizi pada klien/pasien dan
keluarganya.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan gizi RS. Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung meliputi :
1) Pelayanan gizi rawat jalan
2) Pelayanan gizi rawat inap
3) Penyelenggaraan makanan
4) Penelitian dan pengembangan gizi

D. Landasan Hukum
SK Menkes No. 983 tahun 1998

5. Pelayanan Instalasi Anastesi dan Bedah


A. Tujuan:
Menerangkan pedoman dalam pemberian pelayanan anastesi dan bedah di Rumkit
Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung.

B. Ruang Lingkup:
Pelayanan medis dan opersional anastesi dan terapi interensif di Rumkit Tk IV
02.07.04 Bandar Lampung.

C. Kebijakan:
Mengatur pedoman pelayanan medis dan prosedur operasional berikut
penanggung jawab masing-masing kegiatan pelayanan anastesi.

D. Uraian Umum:
Pedoman pelayanan anastesi dan Bedah meliputi:
1) Pedoman Pelayanan Anastesi dan Bedah
a. Pelayanan dasar Anastesi
 Persiapan prabedah ( asesmen prabedah dan anastesi )
 Penatalaksanaan selama pembedahan
 Penatalaksanaan pasca bedah
 Penatalaksaan Nyeri

b. Pelayanan Anastesi pada :


 Bedah Umum,THT,Ortopedy,Obgyn,Mata
 Rawat Jalan
 Rawat Inap
 IGD
 Tindakan anastesi diluar kamar bedah
 ICU

c. Pelayanan Anastesi pada pasien dengan penyakit penyerta


 Hipertensi
 Diabetes Melitus
2) Prosedur Operasional :
a. Tata cara konsul pasien swasta dan pasien reguler (kelas 1 s/d kelas 3).
b. Prosedur Pelayanan Anastesi.
c. Penanggung jawab dari masing-masing kegiatan pelayanan.
d. Tatalaksana penentuan hari pembedahan.
e. Tatalaksana pembatalan pembedahan.
f. Tatalaksana konsultasi dengan bagian lain.
g. Tata cara serah terima pasien dari setiap peralihan tanggung jawab.

 Persiapan Pra-bedah Elektif :


i. Tujuan :
Mempersiapkan pasien pada kondisi Fisiologi dan mental yang optimal untuk
menurunkan angka kejadian morbiditas dan mortalitas yang dapat diakibatkan
oleh tindakan bedah dan anestesi.

ii. Ruang lingkup:


Melakukan kunjungan Pre-operatif untuk mengevaluasi ulang kelayakan
operasi pada pasien.

iii. Kebijakan :
Penjadwalan operasi hanya dilakukan pada pasien yang pada kunjungan pre-
operatif dinilai sudah optimal untuk dilakukan tindakan anastesi.

iv. Indikasi :
Semua pasien yang direncanakan untuk dilakukan tindakan pembedahan
dengan anestesi melalui kunjungan pre-operatif.

v. Prosedur :
a) Semua pasien yang direncanakan untuk dilakukan tindakan pembedahan
dengan anestesi harus melalui konsul
b) Saat menerima konsul, dokter anestesi harus mempelajari rekam medis
pasien terlebih dahulu
c) Kunjungan pre-operatif dimulai dengan memperkenalkan diri pemeriksa
pada pasien
d) Evaluasi rutin pada saat kunjungan pre-operatif adalah sebagai berikut:
 Identifikasi penderita
 Konfirmasi tindakan bedah yang akan dilakukan
 Anamnesa:
- Masalah medis saat ini
- Penyakit penyerta lainnya
- Riwayat pengobatan : obat-obatan yang diminum saat ini,
intoleransi/alergi obat
- Kebiasaan/minum alkohol, adiksi obat-obatan
- Riwayat operasi dan anestesi sebelumnya
- Riwayat penyakit dalam keluarga
- Tinjauan sistim organ
 Keseluruhan (termaasuk level aktifitas fisik)
 Sistem respirasi
 Kardiovaskuler
 Gastrointestinal
 Renal
 Hematologi
 Endokrin
 Muskuloskeletal
 Psikiatrik
 Dematologi

 Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum
- Tanda vital : Tekanan Darah, Laju Nadi, Laju Nafas, SpO2, Suhu
- Jalan nafas (look, listen, feel)
- Kardiovaskuler (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
- Paru-paru (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
- Sistem digestif (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
- Ekstremitas
- Pemeriksaan Neurologis
 Pemeriksaan laboratorium / penunjang
Pedoman untuk pemeriksaan rutin penunjang pre-anestesi adalah
sebagai berikut:
ANAK 0-18 TAHUN
Pemeriksaan Rekomendasi Penjelasan
Darah Ya Pemerikasaan darah lengkap Rutin (Hb, Ht,
Leukosit, Hitung Jenis, Trombosit, CT/BT)
dilakukan pada anak usia <5 tahun,
sedangkan pada anak usia >5 tahun
dilakukan atas indikasi, yaitu: pada pasien
dengan peyakit jantung, ginjal, saluran
nafas atau infeksi, serta tergantung jenis
dan derajat prosedur operasi
Kimia Darah Ya Pemeriksaan kimia darah seperti gula
darah sewaktu, ureum creatinin, SGOT/
SGPT
Urinalisis Ya Pemeriksaan urin rutin dilakukan pada
operasi yang melibatkan manipulasi saluran
kemih dan pasien dengan gejala infeksi
saluran kemih
Serologi Ya Pemeriksaan Hbsag
Foto Toraks Iya Untuk melihat fungsi paru
EKG Tidak Hanya dilakukan atas indikasi

DEWASA > 18 TAHUN


Pemeriksaan Rekomendasi Pejelasan
Darah Ya Pemerikasaan darah lengkap Rutin (Hb, Ht,
Leukosit, Hitung Jenis, Trombosit, CT/BT)
Urinalisis Ya Pemeriksaan urin rutin dilakukan pada
operasi yang melibatkan saluran kemih dan
pasien dengan gejala infeksi saluran kemih
Foto toraks Iya Pemeriksaan foto toraks dilakukan pada
pasien dengan usia ≥ 40 tahun kecuali
pada pasien dengan riwayat penyakit DM,
Hipertensi dan gagal ginjal.
EKG Tidak Pemeriksaan EKG dilakukan pada pasien ≥
40 tahun
Fungsi Paru Tidak Kecuali pada pasien dengan penyakit paru
sedang sampai berat, seperti PPOK, dll

 Mempelajari hasil-hasil pemeriksaan dan konsultasi dari bagian lain yang


diperlukan untuk melakukan tindakan anestesi
 Klasifikasi ASA
 Apabila dari hasil pemeriksaan didapatkan keadaan pasien yang belum
optimal atau pemeriksaan laboratorium / penunjang yang belum lengkap
yang akan mempengaruhi tindakan anestesi yang akan dilakukan maka
pemeriksaan harus terlebih dahulu diperlukan dilakukan konsultasi ke
bagian lain untuk mengoptimalkan keadaan pasien
 Pasien yang memerlukan optimalisasi atau pemeriksaan lainnya
disarankan untuk konsul ulang
 Penanggung jawab konsul harus selalu mengikuti perkembangan pasien
selama periode optimalisasi dan harus menyerahterimakan pasiennya
bila ia tidak lagi bertugas di bagian tersebut.
 Pasien yang dinilai sudah optimal disetujui untuk dijadwalkan untuk
kemudian dilakukan pemeriksaan ulang
 Semua hasil pemeriksaan pre-operatif harus dibuat kedalam status
anestesi pre-operatif

E. Unit terkait :
Dokter spesialis Anestesi, dan bagian lain yang terkait dilingkungan RS. Tk IV 02.
07. 04 Bandar Lampung.

F. Dokumen Terkait :
Status Pasien, status anestesi pre-operatif, surat izin operasi, surat izin anestesi.
 Prosedur Tata Laksana dan Alur Konsul Pre-Operatif Pasien Emergency
i. Tujuan :
Menerangkan langkah-langkah tatalaksana dan alur konsultasi pada pasien
calon operasi emergensi di bagian anestesiologi dan terapi intensif RS. Tk IV
02. 07.04 Bandar Lampung. agar dapat dilakukan tindakan pembedahan tepat
waktu.

ii. Ruang Lingkup :


Pelayanan anestesi/persiapan pre-operasi untuk pasien emergensi.

iii. Uraian umum :


pelayanan medis terhadap pasien calon operasi yang meliputi diagnostik dan
indikasi, penjelasan operasi dan informed consent, penilaian kelayakan operasi
dan anestesi, konsultasi antara bagian.

iv. Prosedur
a) Penerimaan Konsul
 Permintaan konsul pre-operatif harus dilakukan secara tertulis dengan
menyertakan dokumen pasien secara lengkap
 Leader konsul harus diterima langsung oleh residen anestesi, kemudian
pada lembar konsul dicatat jam saat konsul diterima dan kemudian dicatat
di buku penerimaan konsul disertai dengan nama pengirim dan penerima
konsul.
b) Alur Konsultasi
 Penerima konsul melaporkan permintaan konsul kepada leader jaga
 Leader jaga menunjuk salah satu anggota tim jaga untuk melakukan visite
pre-operatif
 Dokter DPJP melakukan visite pre-operatif dengan melakukan
pemeriksaan secara menyeluruh dan lengkap
 Hasil pemeriksaan harus dilaporkan kepada leader jaga, apabila dari
laporan didapatkan suatu masalah yang berat sehingga berpotensi
menimbulkan morbiditas dan mortalitas, maka leader jaga harus
melakukan konsultasi pasien ulang untuk konfirmasi
 Untuk kasus-kasus yang berisiko untuk menimbulkan morbiditas dan atau
mortalitas ( gagal organ > 1, gangguan keseimbangan asam basa,
gangguan elektrolit ) harus dikonsultasikan kepada konsulen konsultan
yang berkaitan dengan sepengetahuan konsulen jaga.
c) Optimalisasi :
 Untuk kasus-kasus yang tidak memenuhi kriteria true emergency (kasus
yang apabila di tunda untuk dilakukan tindakan akan menyebabkan
terjadinya mortalitas/morbiditas, seperti : syok karena perdarahan yang
tidak tertangani, gawat jalan, penurunan kesadaran) harus dilakukan
optimalisasi terlebih dahulu terhadap masalah yang masih mungkin
diperbaiki dalam waktu cepat dan mempengaruhi morbiditas dan
mortalitas pasien.
 Saran untuk perbaikan keadaan harus ditulis secara rinci dan jelas
dengan target yang diharapkan
 Perbaikan keadaan harus dilakukan sendiri oleh DPJP anestesi

v. Unit Terkait
Konsulen jaga anestesi, konsulen jaga bedah, obgyn, THT dan unit-unit
terkait lainnya.

vi. Dokumen Terkait :


Status pasien, lembar konsul, buku pencatatan konsul.

6. Pelayanan Unit fisiotherapi


Definisi
Fisiotherapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu
dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan
fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara
manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis),
pelatihan fungsi, komunikasi.

Unit Fisiotherapi adalah salah satu unit yang didirikan oleh RS. Tk IV 02. 07. 04
Bandar Lampung.. Fisiotherapi merupakan salah satu profesi kesehatan yang
dituntut untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional, efektif dan
efisien. Hal ini disebabkan oleh karena pasien/klien fisiotherapi secara penuh
mempercayakan problematik atau permasalahan gangguan gerak dan fungsi yang
dialaminya untuk mendapatkan pelayanan fisiotherapi yang bermutu dan
bertanggung jawab. Fisiotherapi sebagai profesi mempunyai wewenang dan
bertanggung jawab untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan lingkup
kegiatan profesi fisiotherapi.

A. Tujuan
Tujuan dari unit Pelayanan Fisioterapi :
1) Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan individu dan masyarakat
dengan menekankan pentingnya melakukan aktivitas fisik dan olahraga.
2) Mencegah kelemahan, keterbatasan aktivitas, keterbatasan partisipasi dan
disabilitas pada individu yang berisiko mengalami perubahan pola gerak.
3) Memberikan intervensi / penanganan untuk mengembalikan intergritas
sistem tubuh yang penting untuk bergerak, memaksimalkan fungsi dan
memulihkan kesehatan, meminimalkan ketidakmampuan dan meningkatkan
kualitas hidup, kehidupan yang mandiri dan kemampuan kerja pada individu
dan kelompok yang mengalami perubahab pola gerak akibat kelemahan,
keterbatasan aktivitas, keterbatasan partisipasi dan disablitas.
4) Menyesuaikan akses lingkungan, rumah dan lingkungan kerja serta
meminimalisir hambatan untuk menjamin partisipasi penuh seseorang dalam
menjalankan peran sosialnya sebagaimana biasa sesuai yang diharapkan.

B. Tata Laksana
Dalam hal tata laksana ini unit pelayanan Fisioterapi di Rumah Sakit TK IV
02.07.04 Bandar Lampung menggunakan alat dalam menangani beberapa kasus
penyakit.

Alat – alat yang digunakan antara lain yaitu:


1) SWD (Shortwave Diarthermy)
SWD adalah terapi panas penetrasi dalam dengan menggunakan gelombang
elektromagnetik frekuensi 27,12MHz, panjang gelombang 11m. Tujuan
pemberian SWD untuk mempelancar peredaran darah, mengurangi rasa
sakit, mengurangi spasme otot, membantu meningkatan kelenturan jaringan
lunak, mempercepat penyembuhan radang.
a. Indikasi SWD
 Kondisi peradangan dan kondisi sehabis trauma (trauma pada
musculoskeletal)
 Adanya keluhan nyeri pada sistem musculoskeletal (kondisi
ketegangan, pemendekan, perlengketan otot jaringan lunak)
 Persiapan suatu latihan/senam (untuk gangguan pada sistem
peredaran darah)

b. Kontra Indikasi SWD


 Keganasan
 Kehamilan
 Kecenderungan terjadinya pendarahan
 Gangguan sensabilitas
 Adanya logam didalam tubuh
 Lokasi yang terserang pembuluh darah arteri

Teknik aplikasi SWD yaitu Pre pemanasan alat 5 – 10 menit, jarak antara
elektroda dengan pasien 5 – 10 cm/sejengkal, durasi 15 – 30 menit,
intensitas sesuai dengan aktualitas patologi, posisikan pasien senyaman
mungkin, terbebas dari pakaian dan logam, tes sensabilitas, pasang
elektroda, pasien tidak boleh bergerak, intensitas dipertahankan sesuai
toleransi pasien.

2) US (Ultrasound)
Ultrasound adalah terapi dengan menggunakan suara tinggi dengan
frekuensi 1 atau 3 MHz (>20.000Hz). Tujuan pemberian US untuk
mengurangi ketegangan otot, mengurangi rasa nyeri.

a. Indikasi
 Kondisi peradangan dan traumatik sub akut dan kronik
 Adanya jaringan parut (scar tissue) pada kulit
 Kondisi ketegangan, pemendekan dan perlengketan jaringan lunak
(otot, tendon, ligament)
 Kondisi inflamasi kronis

b. Kontra Indikasi
 Jaringan yang lembut(mata, ovarium,testis,otak)
 Jaringan yang baru sembuh
 Jaringan / granulasi baru
 Kehamilan
 Pada daerah yang sirkulasi darahnya tidak adekuat
 Tanda – tanda keganasan
 Infeksi bakteri spesifik

3) IRR ( Infrared)
IRR adalah pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang 7.700 – 4 juta A.

a. Indikasi
 Kondisi peradangan setelah sub – acute: kontusio, muscle strain,
muscle sprain, trauma sinovitis.
 Arthritis : rheumathoid
 Gangguan sirkulasi darah
 Penyakit kulit
 Persiapan exercise dan massage

b. Kontra Indikasi
 Daerah dengan insufisiensi pada darah
 Gangguan sensabilita kulit
 Adanya kecendrungan terjadinya perdarahan.

c. Unit Terkait
 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Rawat Inap
BAB IV
DOKUMENTASI

Proses dan seluruh kegiatan yang dilakukan di Instalasi Farmasi, Unit


Laboratorium, Unit Radiologi, Instalasi Gizi, Instalasi Anastesi dan Bedah, Unit fisiotherapi
harus selalu di dokumentasikan ( harus seragam sesuai dengan kebutuhan tanpa
membedakan kelas/fasilitas pelayanan).

Kepala Rumah Sakit TK IV 02. 07. 04

dr. Joko Sulistyo Purwodarminto, Sp.An


Mayor Ckm NRP. 11000003530571
PROSEDUR
PELAYANAN PASIEN

No Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Tk IV
001/4/III/2016 1/1
02.07.04
Ditetapkan :
Kepala Rumah Sakit Tk IV 02.07.04

SPO
Tanggal Terbit
( STANDAR
15/04/2016
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto,Sp.An
Mayor Ckm NRP 11000003530571
Pelayanan pasien adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan
yang terjadi dalam interaksi langsung dari pertugas kesehatan
PENGERTIAN
pada pasien atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan
pasien.

Memberikan pelayanan kesehatan secara seragam sesuai


TUJUAN
dengan ketentuan dan Undang-undang yang berlaku.

Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk IV 02.07.04


KEBIJAKAN
Nomor:SK/001/4/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.

1. Setiap pasien berhak mendapatkan pelayanan yang sama di


Rumkit Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung. Tidak adanya
perbedaan dalam bidang pelayanan kesehatan pada setiap
kelas perawatan
PROSEDUR 2. Pelayanan pasien dilaksanakan oleh petugas kesehatan
sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional
3. Pelayanan kesehatan pada pasien mengacu pada peraturan
dan undang-undang yang berlaku

UNIT TERKAIT Seluruh instalasi pelayanan di Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai