03
RUMAH SAKIT TK. IV 02. 07. 04
PANDUAN
PELAYANAN PASIEN
SURAT KEPUTUSAN
Nomor: SK/ 002 / 4 /2016
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN PASIEN
Menetapkan :
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya
BAB I
DEFINISI
Pelayanan pasien adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung dari petugas kesehatan pada pasien secara fisik, dan menyediakan
kepuasan pasien.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan langsung dari petugas
kesehatan pada pasien secara fisik, dan memberikan kepuasan kepada pasien.
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan pasien di Rumah Sakit TK. IV 02.07.04 Bandar lampung
meliputi : Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, ICU, IGD, Unit farmasi, Unit
radiologi, Laboratorium, Fisioterapi, Pelayanan unit gizi, Pelayanan anastesi bedah.
BAB III
TATA LAKSANA
A. Tujuan
1) Sebagai pedoman bagi tenaga farmasi dalam melaksanakan praktek
kefarmasian.
2) Melindungi masyarakat / pasien dari penggunaan obat yang tidak rasional.
B. Manfaat
Tujuan akhir dari pelayanan kefarmasian yang bermutu adalah meningkatkan Mutu
hidup pasien.
C. Syarat-syarat pelayanan kefarmasian yang baik adalah :
1) Apoteker mengutamakan aktivitas yang ditujukan bagi kesejahteraan pasien.
2) Inti aktivitaas apoteker adalah penyediaan obat dan produk kesehatan.
3) Sasaran setiap unsur pelayanan terdefenisi dengan jelas, cocok,
terkomunikasi dengan efektif bagi semua pihak yang terlibat.
A. Tujuan
Instalasi laboratorium Rumkit Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung bertujuan :
1) Memberikan pelayanan laboratorium secara prima yang bermutu, profesional
dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
2) Membantu dokter dalam menegakan diagnosa penyakit pasien rawat jalan
dan rawat inap.
D. Sistem Kerja
Unit laboratorium mempunyai 3 shif, antara lain:
1) Shif pagi : pukul 07.00 Wib s/d 15.30 Wib
2) Shif sore : pukul 15.30 Wib s/d 21.00 Wib
3) Shif malam : pukul 21.00 Wib s/d 07. 00 Wib
E. Landasan Hukum
1) Permenkes RI No 43 tahun 2013 tentang cara penyelenggaraan laboratorium
klinik yang baik.
2) Keputusan Menteri Kesehatan No 432 tahun 2007 tentang pedoman
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit.
3) Keputusan Menteri Kesehatan nomor 370 tentang standar ahli teknologi
laboratorium.
3. Pelayanan Unit Radiologi
Pelayanan pemeriksaan radiologi di RS Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung
dilakukan sesuai dengan protap yang berlaku dibagian Radiologi RS. Tk IV 02. 07. 04
Bandar Lampung.
Instalasi radiologi rumah sakit Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung
menyelenggarakan pelayanan penunjang diagnostik dengan berbagai modalitas, baik
pencitraan diagnostik dengan sinar X maupun diagnostik imaging dengan gelombang
suara frekuensi tinggi (USG, CT-SCAN,RONTGEN ) guna membantu menegakkan
diagnosa medis.
A. Tujuan umum :
Instalasi radiologi Rumkit Tk IV 02. 07. 04 Bandar Lampung bertujuan :
1) Memberikan pelayanan radiologi secara prima yang bermutu, profesional dan
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
2) Membantu dokter dalam menegakan diagnosis penyakit pada pasien.
E. Dokumen pendukung
1) Jadwal piket / jaga radiografer dan staf instalasi radiologi.
2) Daftar hadir atau absen radiografer dan staf instalasi radiologi .
B. Tujuan Khusus :
1) Menegakan asuhan Gizi berstandar pada pelayanan gizi rawat inap dan
rawat jalan.
2) Memberikan makanan sesuai dengan standar kebutuhan gizi dan aman
dikonsumsi.
3) Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling gizi pada klien/pasien dan
keluarganya.
D. Landasan Hukum
SK Menkes No. 983 tahun 1998
B. Ruang Lingkup:
Pelayanan medis dan opersional anastesi dan terapi interensif di Rumkit Tk IV
02.07.04 Bandar Lampung.
C. Kebijakan:
Mengatur pedoman pelayanan medis dan prosedur operasional berikut
penanggung jawab masing-masing kegiatan pelayanan anastesi.
D. Uraian Umum:
Pedoman pelayanan anastesi dan Bedah meliputi:
1) Pedoman Pelayanan Anastesi dan Bedah
a. Pelayanan dasar Anastesi
Persiapan prabedah ( asesmen prabedah dan anastesi )
Penatalaksanaan selama pembedahan
Penatalaksanaan pasca bedah
Penatalaksaan Nyeri
iii. Kebijakan :
Penjadwalan operasi hanya dilakukan pada pasien yang pada kunjungan pre-
operatif dinilai sudah optimal untuk dilakukan tindakan anastesi.
iv. Indikasi :
Semua pasien yang direncanakan untuk dilakukan tindakan pembedahan
dengan anestesi melalui kunjungan pre-operatif.
v. Prosedur :
a) Semua pasien yang direncanakan untuk dilakukan tindakan pembedahan
dengan anestesi harus melalui konsul
b) Saat menerima konsul, dokter anestesi harus mempelajari rekam medis
pasien terlebih dahulu
c) Kunjungan pre-operatif dimulai dengan memperkenalkan diri pemeriksa
pada pasien
d) Evaluasi rutin pada saat kunjungan pre-operatif adalah sebagai berikut:
Identifikasi penderita
Konfirmasi tindakan bedah yang akan dilakukan
Anamnesa:
- Masalah medis saat ini
- Penyakit penyerta lainnya
- Riwayat pengobatan : obat-obatan yang diminum saat ini,
intoleransi/alergi obat
- Kebiasaan/minum alkohol, adiksi obat-obatan
- Riwayat operasi dan anestesi sebelumnya
- Riwayat penyakit dalam keluarga
- Tinjauan sistim organ
Keseluruhan (termaasuk level aktifitas fisik)
Sistem respirasi
Kardiovaskuler
Gastrointestinal
Renal
Hematologi
Endokrin
Muskuloskeletal
Psikiatrik
Dematologi
Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum
- Tanda vital : Tekanan Darah, Laju Nadi, Laju Nafas, SpO2, Suhu
- Jalan nafas (look, listen, feel)
- Kardiovaskuler (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
- Paru-paru (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
- Sistem digestif (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
- Ekstremitas
- Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan laboratorium / penunjang
Pedoman untuk pemeriksaan rutin penunjang pre-anestesi adalah
sebagai berikut:
ANAK 0-18 TAHUN
Pemeriksaan Rekomendasi Penjelasan
Darah Ya Pemerikasaan darah lengkap Rutin (Hb, Ht,
Leukosit, Hitung Jenis, Trombosit, CT/BT)
dilakukan pada anak usia <5 tahun,
sedangkan pada anak usia >5 tahun
dilakukan atas indikasi, yaitu: pada pasien
dengan peyakit jantung, ginjal, saluran
nafas atau infeksi, serta tergantung jenis
dan derajat prosedur operasi
Kimia Darah Ya Pemeriksaan kimia darah seperti gula
darah sewaktu, ureum creatinin, SGOT/
SGPT
Urinalisis Ya Pemeriksaan urin rutin dilakukan pada
operasi yang melibatkan manipulasi saluran
kemih dan pasien dengan gejala infeksi
saluran kemih
Serologi Ya Pemeriksaan Hbsag
Foto Toraks Iya Untuk melihat fungsi paru
EKG Tidak Hanya dilakukan atas indikasi
E. Unit terkait :
Dokter spesialis Anestesi, dan bagian lain yang terkait dilingkungan RS. Tk IV 02.
07. 04 Bandar Lampung.
F. Dokumen Terkait :
Status Pasien, status anestesi pre-operatif, surat izin operasi, surat izin anestesi.
Prosedur Tata Laksana dan Alur Konsul Pre-Operatif Pasien Emergency
i. Tujuan :
Menerangkan langkah-langkah tatalaksana dan alur konsultasi pada pasien
calon operasi emergensi di bagian anestesiologi dan terapi intensif RS. Tk IV
02. 07.04 Bandar Lampung. agar dapat dilakukan tindakan pembedahan tepat
waktu.
iv. Prosedur
a) Penerimaan Konsul
Permintaan konsul pre-operatif harus dilakukan secara tertulis dengan
menyertakan dokumen pasien secara lengkap
Leader konsul harus diterima langsung oleh residen anestesi, kemudian
pada lembar konsul dicatat jam saat konsul diterima dan kemudian dicatat
di buku penerimaan konsul disertai dengan nama pengirim dan penerima
konsul.
b) Alur Konsultasi
Penerima konsul melaporkan permintaan konsul kepada leader jaga
Leader jaga menunjuk salah satu anggota tim jaga untuk melakukan visite
pre-operatif
Dokter DPJP melakukan visite pre-operatif dengan melakukan
pemeriksaan secara menyeluruh dan lengkap
Hasil pemeriksaan harus dilaporkan kepada leader jaga, apabila dari
laporan didapatkan suatu masalah yang berat sehingga berpotensi
menimbulkan morbiditas dan mortalitas, maka leader jaga harus
melakukan konsultasi pasien ulang untuk konfirmasi
Untuk kasus-kasus yang berisiko untuk menimbulkan morbiditas dan atau
mortalitas ( gagal organ > 1, gangguan keseimbangan asam basa,
gangguan elektrolit ) harus dikonsultasikan kepada konsulen konsultan
yang berkaitan dengan sepengetahuan konsulen jaga.
c) Optimalisasi :
Untuk kasus-kasus yang tidak memenuhi kriteria true emergency (kasus
yang apabila di tunda untuk dilakukan tindakan akan menyebabkan
terjadinya mortalitas/morbiditas, seperti : syok karena perdarahan yang
tidak tertangani, gawat jalan, penurunan kesadaran) harus dilakukan
optimalisasi terlebih dahulu terhadap masalah yang masih mungkin
diperbaiki dalam waktu cepat dan mempengaruhi morbiditas dan
mortalitas pasien.
Saran untuk perbaikan keadaan harus ditulis secara rinci dan jelas
dengan target yang diharapkan
Perbaikan keadaan harus dilakukan sendiri oleh DPJP anestesi
v. Unit Terkait
Konsulen jaga anestesi, konsulen jaga bedah, obgyn, THT dan unit-unit
terkait lainnya.
Unit Fisiotherapi adalah salah satu unit yang didirikan oleh RS. Tk IV 02. 07. 04
Bandar Lampung.. Fisiotherapi merupakan salah satu profesi kesehatan yang
dituntut untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional, efektif dan
efisien. Hal ini disebabkan oleh karena pasien/klien fisiotherapi secara penuh
mempercayakan problematik atau permasalahan gangguan gerak dan fungsi yang
dialaminya untuk mendapatkan pelayanan fisiotherapi yang bermutu dan
bertanggung jawab. Fisiotherapi sebagai profesi mempunyai wewenang dan
bertanggung jawab untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan lingkup
kegiatan profesi fisiotherapi.
A. Tujuan
Tujuan dari unit Pelayanan Fisioterapi :
1) Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan individu dan masyarakat
dengan menekankan pentingnya melakukan aktivitas fisik dan olahraga.
2) Mencegah kelemahan, keterbatasan aktivitas, keterbatasan partisipasi dan
disabilitas pada individu yang berisiko mengalami perubahan pola gerak.
3) Memberikan intervensi / penanganan untuk mengembalikan intergritas
sistem tubuh yang penting untuk bergerak, memaksimalkan fungsi dan
memulihkan kesehatan, meminimalkan ketidakmampuan dan meningkatkan
kualitas hidup, kehidupan yang mandiri dan kemampuan kerja pada individu
dan kelompok yang mengalami perubahab pola gerak akibat kelemahan,
keterbatasan aktivitas, keterbatasan partisipasi dan disablitas.
4) Menyesuaikan akses lingkungan, rumah dan lingkungan kerja serta
meminimalisir hambatan untuk menjamin partisipasi penuh seseorang dalam
menjalankan peran sosialnya sebagaimana biasa sesuai yang diharapkan.
B. Tata Laksana
Dalam hal tata laksana ini unit pelayanan Fisioterapi di Rumah Sakit TK IV
02.07.04 Bandar Lampung menggunakan alat dalam menangani beberapa kasus
penyakit.
Teknik aplikasi SWD yaitu Pre pemanasan alat 5 – 10 menit, jarak antara
elektroda dengan pasien 5 – 10 cm/sejengkal, durasi 15 – 30 menit,
intensitas sesuai dengan aktualitas patologi, posisikan pasien senyaman
mungkin, terbebas dari pakaian dan logam, tes sensabilitas, pasang
elektroda, pasien tidak boleh bergerak, intensitas dipertahankan sesuai
toleransi pasien.
2) US (Ultrasound)
Ultrasound adalah terapi dengan menggunakan suara tinggi dengan
frekuensi 1 atau 3 MHz (>20.000Hz). Tujuan pemberian US untuk
mengurangi ketegangan otot, mengurangi rasa nyeri.
a. Indikasi
Kondisi peradangan dan traumatik sub akut dan kronik
Adanya jaringan parut (scar tissue) pada kulit
Kondisi ketegangan, pemendekan dan perlengketan jaringan lunak
(otot, tendon, ligament)
Kondisi inflamasi kronis
b. Kontra Indikasi
Jaringan yang lembut(mata, ovarium,testis,otak)
Jaringan yang baru sembuh
Jaringan / granulasi baru
Kehamilan
Pada daerah yang sirkulasi darahnya tidak adekuat
Tanda – tanda keganasan
Infeksi bakteri spesifik
3) IRR ( Infrared)
IRR adalah pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang 7.700 – 4 juta A.
a. Indikasi
Kondisi peradangan setelah sub – acute: kontusio, muscle strain,
muscle sprain, trauma sinovitis.
Arthritis : rheumathoid
Gangguan sirkulasi darah
Penyakit kulit
Persiapan exercise dan massage
b. Kontra Indikasi
Daerah dengan insufisiensi pada darah
Gangguan sensabilita kulit
Adanya kecendrungan terjadinya perdarahan.
c. Unit Terkait
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Rawat Inap
BAB IV
DOKUMENTASI
SPO
Tanggal Terbit
( STANDAR
15/04/2016
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto,Sp.An
Mayor Ckm NRP 11000003530571
Pelayanan pasien adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan
yang terjadi dalam interaksi langsung dari pertugas kesehatan
PENGERTIAN
pada pasien atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan
pasien.