Anda di halaman 1dari 6

BUKU ACUAN

PREPARASI BED LUKA

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Setelah mengikuti sesi ini PPDS diharapkan mampu mengerti dan menguasai
penilaian, penegakan diagnosis berbagai macam luka, cara preparasi luka, dan
menentukan pemilihan dressing luka dengan baik dan benar.

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


1. Mampu menjelaskan proses penyembuhan luka
2. Mampu menjelaskan tentang penilaian luka, klasifikasi dan karakteristik luka
3. Mampu menjelaskan tentang preparasi bed luka dan menegakkan diagnosis
berdasarkan pemeriksaan klinis
4. Mampu menjelaskan tentang metode debridement
5. Mampu menjelaskan tentang macam-macam dressing luka
6. Mampu melakukan komunikasi dengan pasien dan keluarganya mengenai
segala sesuatu yang berkaitan dengan luka dan penanganannya serta hal-hal
yang mungkin terjadi selama dan sesudah penanganan
7. Mampu melakukan penanganan preparasi bed luka yang optimal pada luka
8. Mampu mengenali kasus-kasus yang perlu dirujuk ke spesialis bedah plastik
dan tata cara merujuknya

KOMPETENSI
Mampu mengerti dan menguasai batasan preparasi bed luka dan cara melakukannya.
 Semester I : mengamati (observer) dan asistensi
 Semester II : melakukan preparasi bed

REFERENSI
 Grabb and Smith’s Plastic Surgery 6th ed.
 McCarthy Plastic Surgery
 Plastic Surgery : Indications, Operations and Outcomes
 Mathes’s Plastic Surgery, 2nd eds, 2005, Saunders / Elsevier.

1
 Baranoski S, Ayello EA. Wound Care Essential Practice Principles. Philadelphia,
Lippincot Williams & Wilkins, 2004.
 Cohen IK, Diegelman RF, Limblad WJ, Wound Healing Biochemical and Clinical
Aspect. Philadelphia. WB Saunders Co.
 Journal Wound Repair and Regenerative
 Plastic and Reconstructive Surgery
 Journal of Plastic, Reconstructive and Aesthetic Surgery

GAMBARAN UMUM / INTRODUKSI


a. Definisi
Luka adalah suatu keadaan putusnya kontinuitas jaringan yang disebabkan oleh
berbagai hal. Kondisi ini akan segera disusul dengan proses penyembuhan luka.
b. Proses Penyembuhan Luka
Penyembuhan luka adalah suatu bentuk proses usaha untuk memperbaiki
kerusakan yang terjadi. Fisiologi penyembuhan luka melalui 3 fase, yaitu :
1. Fase inflamasi
Fase ini dimulai sejak terjadinya luka sampai hari 5. Segera
setelah terjadinya luka, pembuluh darah yang putus mengalami
konstriksi dan retraksi disertai reaksi hemostasis karena agregasi
trombosit yang bersama jala fibrin membekukan darah.
Komponen hemostasis ini akan melepaskan dan mengaktifkan
sitokin yang meliputi Epidermal Growth Factor (EGF), Insulin-
like Growth Factor (IGF), Plateled-derived Growth Factor
(PDGF) dan Transforming Growth Factor beta (TGF-β) yang
berperan untuk terjadinya kemotaksis netrofil, makrofag, mast
sel, sel endotelial dan fibroblas. Pada fase ini kemudian terjadi
vasodilatasi dan akumulasi lekosit Polymorphonuclear (PMN).
Agregat trombosit akan mengeluarkan mediator inflamasi
Transforming Growth Factor beta 1 (TGF 1) yang juga
dikeluarkan oleh makrofag. Adanya TGF 1 akan mengaktivasi
fibroblas untuk mensintesis kolagen.
2. Fase proliferasi atau fibroplasi
Pada fase ini fibroplasi mengalami proliferasi dan mensintesis
kolagen. Serat kolagen yang terbentuk menyebabkan adanya

2
kekuatan untuk bertautnya tepi luka. Pada fase ini mulai terjadi
granulasi, kontraksi luka dan epitelialisasi
3. Fase remodeling atau maturasi
Pada fase ini terjadi proses yang dinamis berupa remodelling
kolagen, kontraksi luka dan pematangan parut. Aktivitas sintesis
dan degradasi kolagen berada dalam keseimbangan. Fase ini
berlangsung mulai 3 minggu sampai 2 tahun. Akhir dari
penyembuhan ini didapatkan parut luka yang matang yang
mempunyai kekuatan 80% dari kulit normal.
c. Klasifikasi luka
Luka dapat terjadi pada trauma, pembedahan, neuropatik, vaskuler, penekanan
dan keganasan.
Luka diklasifikasikan menjadi 2 :
1. Luka akut : adalah luka baru, mendadak dan penyembuhannya sesuai
dengan waktu yang diperkirakan.
Contoh : Luka sayat, luka bakar, luka tusuk, crush injury, luka operasi.
2. Luka kronik : luka yang berlangsung lama atau sering timbul kembali
(rekuren) dimana terjadi gangguan pada proses penyembuhan yang
biasanya disebabkan oleh masalah multifaktor dari penderita. Luka kronik
luka yang gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan, tidak berespon
baik terhadap terapi dan punya tendensi untuk timbul kembali. Contoh :
Ulkus dekubitus, ulkus diabetik, ulkus venous, luka bakar dll.
d. Penanganan luka
Penanganan luka secara umum meliputi : penilaian luka, preparasi bed luka,
dressing dan penutupan luka.
1. Penilaian luka
 Ukuran dan dalam luka : tampak kulit, jaringan subkutan, fascia,
otot atau tulang
 Kulit sekitar luka : warna, kelembaban, flexibilitas
 Tepi luka : perlekatan ke dasar luka
 Bed luka : jaringan nekrotik, jaringan granulasi, fibrin, kolonisasi
bakteri, eksudat.
Karakteristik luka meliputi :

3
1. Luka akut
2. Luka nekrotik (kronis, hitam, kering)
3. Luka slough (kronis, kuning, basah)
4. Luka granulasi (merah, permukaan tidak rata)
5. Luka infeksi (merah, banyak eksudat)
6. Luka epithelisasi (kulit muda berwarna merah muda)
2. Dressing
Bertujuan melindungi luka dari trauma dan infeksi. Dalam kondisi
lembab (moist) penyembuhan luka lebih cepat 50% dibanding luka
kering dan peningkatan kecepatan reepitelialisasi.
Prinsip pemilihan balutan untuk keseimbangan cairan pada luka :
 Dapat mempertahankan kondisi luka tetap lembab dan kulit
sekitar luka tetap kering.
 Berdasarkan evaluasi klinis.
 Dapat mengontrol eksudat agar tidak mengakibatkan kekeringan
pada dasar luka. Kelebihan eksudat yang tidak terkontrol dapat
mengakibatkan maserasi disekitar luka dan membuat luka
semakin parah.
 Mudah digunakan dan tidak perlu sering diganti.
 Mengisi tiap rongga dalam luka yang dapat mencegah
peningkatan invasi bakteri.

3. Penutupan luka (akan dibahas di modul tersendiri).

e. Prosedur Perawatan Luka

4
f. Follow Up
Perawatan luka setiap 3 – 5 hari tergantung dari kondisi luka. Jika dressing sudah
basah dan kotor sebaiknya dibuka lebih cepat. Setiap kali melakukan perawatan
luka dilakukan penilaian kondisi luka.

5
ALGORITMA

Penilaian Pasien

Diagnosis

Luka

Luka Akut Preparasi bed luka Luka Kronik

Kontrol bakteri Pengelolaan jaringan non vital Pengelolaan eksudat

Antibiotik Debridement Produk Absorbtif

Luka telah terpreparasi

Penutupan luka

Primer Sekunder Graft Flap

Luka sembuh

Anda mungkin juga menyukai