KOMPETENSI
Mampu mengerti dan menguasai batasan preparasi bed luka dan cara melakukannya.
Semester I : mengamati (observer) dan asistensi
Semester II : melakukan preparasi bed
REFERENSI
Grabb and Smith’s Plastic Surgery 6th ed.
McCarthy Plastic Surgery
Plastic Surgery : Indications, Operations and Outcomes
Mathes’s Plastic Surgery, 2nd eds, 2005, Saunders / Elsevier.
1
Baranoski S, Ayello EA. Wound Care Essential Practice Principles. Philadelphia,
Lippincot Williams & Wilkins, 2004.
Cohen IK, Diegelman RF, Limblad WJ, Wound Healing Biochemical and Clinical
Aspect. Philadelphia. WB Saunders Co.
Journal Wound Repair and Regenerative
Plastic and Reconstructive Surgery
Journal of Plastic, Reconstructive and Aesthetic Surgery
2
kekuatan untuk bertautnya tepi luka. Pada fase ini mulai terjadi
granulasi, kontraksi luka dan epitelialisasi
3. Fase remodeling atau maturasi
Pada fase ini terjadi proses yang dinamis berupa remodelling
kolagen, kontraksi luka dan pematangan parut. Aktivitas sintesis
dan degradasi kolagen berada dalam keseimbangan. Fase ini
berlangsung mulai 3 minggu sampai 2 tahun. Akhir dari
penyembuhan ini didapatkan parut luka yang matang yang
mempunyai kekuatan 80% dari kulit normal.
c. Klasifikasi luka
Luka dapat terjadi pada trauma, pembedahan, neuropatik, vaskuler, penekanan
dan keganasan.
Luka diklasifikasikan menjadi 2 :
1. Luka akut : adalah luka baru, mendadak dan penyembuhannya sesuai
dengan waktu yang diperkirakan.
Contoh : Luka sayat, luka bakar, luka tusuk, crush injury, luka operasi.
2. Luka kronik : luka yang berlangsung lama atau sering timbul kembali
(rekuren) dimana terjadi gangguan pada proses penyembuhan yang
biasanya disebabkan oleh masalah multifaktor dari penderita. Luka kronik
luka yang gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan, tidak berespon
baik terhadap terapi dan punya tendensi untuk timbul kembali. Contoh :
Ulkus dekubitus, ulkus diabetik, ulkus venous, luka bakar dll.
d. Penanganan luka
Penanganan luka secara umum meliputi : penilaian luka, preparasi bed luka,
dressing dan penutupan luka.
1. Penilaian luka
Ukuran dan dalam luka : tampak kulit, jaringan subkutan, fascia,
otot atau tulang
Kulit sekitar luka : warna, kelembaban, flexibilitas
Tepi luka : perlekatan ke dasar luka
Bed luka : jaringan nekrotik, jaringan granulasi, fibrin, kolonisasi
bakteri, eksudat.
Karakteristik luka meliputi :
3
1. Luka akut
2. Luka nekrotik (kronis, hitam, kering)
3. Luka slough (kronis, kuning, basah)
4. Luka granulasi (merah, permukaan tidak rata)
5. Luka infeksi (merah, banyak eksudat)
6. Luka epithelisasi (kulit muda berwarna merah muda)
2. Dressing
Bertujuan melindungi luka dari trauma dan infeksi. Dalam kondisi
lembab (moist) penyembuhan luka lebih cepat 50% dibanding luka
kering dan peningkatan kecepatan reepitelialisasi.
Prinsip pemilihan balutan untuk keseimbangan cairan pada luka :
Dapat mempertahankan kondisi luka tetap lembab dan kulit
sekitar luka tetap kering.
Berdasarkan evaluasi klinis.
Dapat mengontrol eksudat agar tidak mengakibatkan kekeringan
pada dasar luka. Kelebihan eksudat yang tidak terkontrol dapat
mengakibatkan maserasi disekitar luka dan membuat luka
semakin parah.
Mudah digunakan dan tidak perlu sering diganti.
Mengisi tiap rongga dalam luka yang dapat mencegah
peningkatan invasi bakteri.
4
f. Follow Up
Perawatan luka setiap 3 – 5 hari tergantung dari kondisi luka. Jika dressing sudah
basah dan kotor sebaiknya dibuka lebih cepat. Setiap kali melakukan perawatan
luka dilakukan penilaian kondisi luka.
5
ALGORITMA
Penilaian Pasien
Diagnosis
Luka
Penutupan luka
Luka sembuh