Disusun Oleh:
Pokja PAP (Pelayanan Asuhan Pasien)
A. TEMA
“Pelatihan Pelayanan Pasien untuk Mengatasi Nyeri”
B. WAKTU PELAKSANAAN
25 April 2019
C. TEMPAT
Aula Lantai 2 Rumah Sakit Ar-Royyan
Jl. Lintas Timur KM. 33 Samping RM. Sederhana Kelurahan Timbangan
D. TUJUAN
1. Meningkatkan kemampuan staf klinis dalam Pelayanan Pasien untuk Mengatasi Nyeri
E. MATERI
1. Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensoris subyektif dan emosional yang tidak
menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan yang nyata, berpotensi
rusak, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Manajemen berasal dari bahasa prancis kuno management, yaitu memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan
universal yang dapat diterima secara universal. Marry Parker Follet misalnya
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
Jadi, Manajemen nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan, berkaitan dengan kerusakan yang nyata atau yang berpotensi untuk
menimmbulkan kerusakan jaringan, pada oran lain ataupun diri sendiri.
2. Penyebab nyeri
Nyeri bisa disebabkan karena beberapa hal,antara lain :
a. Trauma
1) Mekanik
Rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas menalami kerusakan, misalnya
akibat benturan, gesekan, dan lain-lain
2) Thermis
Nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas,
dingin, misal karena air dan api.
3) Khemis
Timbul karena kontak dengan zat kimia yang besifat asam atau basa kuat.
4) Elektrik
Timbul karenapengaruh aliran listrik yang kuat yang mengenai reseptor rasa
nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.
b. Neoplasma
1) Jinak
2) Ganas
c. Peradangan
Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya
peradangan atau terjepit oleh pembekakan, misalnya abses.
d. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah
e. Trauma psikologis
3. Sifat-sifat nyeri
a. Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi
b. Nyeri bersifat subjektif dan induvidual
c. Nyeri tidak dapat dinilai secara objektif seperti sinar x atau lab darah
d. Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis
tingkah laku dan dari pernyataan pasien.
e. Hanya pasien yang tau kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya.
f. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
g. Nyeri merupakan tanda adanya kerusakan jaringan
h. Nyeri mengawali ketidakmampuan
i. Perspsi yang salah mengenai nyeri menyebabkan manajemen nyeri jika tidak
optimal
4. Macam-macam nyeri
Berdasarkan sumbernya, nyeri dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Custaneus superficial yaitu nyeri yang mengenai jaringan sub kutan, biasanya
bersifat burning seperti terbakar.
b. Deepsomatic (nyeri dalam) yaitu nyeri yang muncul dari ligamen, pembuluh darah,
tendon dan syaraf, menyebar contoh : sprain sendi
c. Viseral ( pada orgaan dalam) yaitu stimulasi reseptor nyeri didalam rongga
abdomen,cranium, thorax. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia.
5. Fisiologi nyeri
Banyak teori yang berusaha menjelaskan dasar neurology dari nyeri. Komponen
nyeri diantaranya :
a. Reaksi : respon setelah mempersepsikan nyeri
b. Resepsi : proses perjalanan nyeri
c. Persepsi : kesadaran seseoran terhadap nyeri
b. Jenis kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak berbeda secara signifikan
dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya contohnya tidak pantas
kalau laki-laki mengeluh nyeri,wanita tidak boleh.
c. Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya merespon terhadap nyeri
misalnya seperti suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang
harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika
ada nyeri.
d. Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan
bagaimana mengatasinya.
e. Perhatian
Tingkat seorang pasien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990) perhatian meningkat
dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan
dengan respon nyeri yang menurun.
f. Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan menyebabkan seseorang cemas.
g. Pengalaman masa lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengalami nyeri di masa lampau, dan saat ini
nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah
tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam
mengatsi nyeri.
h. Pola koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan
sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi
nyeri.
i. Support keluarga dan sosial
Individu yang mengalami nyeri sering kali bergantung kepada anggota keluarga
atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindungan.
j. Intensitas nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh
individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan induvidual dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda.Pengukuran nyeri dengan
pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik
tubuh terhadap nyeri itu sendiri.
Skala nyeri adalah sebagai berikut :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara objektif dapat berkomunikasi dengan baik
4-6 :Nyeri sedang : secara obyektif pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyejtif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi
masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan
distraksi.
10 : Nyeri sangat berat. : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.
8. Penanganan nyeri
Dalam penanganan nyeri, perawat terlebih dahulu mengkaji tingkat nyeri yang
diraskan pasien. Hal ini dikarenakan nyeri merupakan pengalaman interpersonal,
sehingga perawat harus menyanyakan secara langsung kepada pasien karakteristik
nyeri dengan P,Q,R,S,T
Provoking : Penyebab
Quality : kualitas
Region : lokasi
Severate : Skala
Time : waktu
a. Tindakan Farmakologis
1). Analgesik narkotik
2). Analgesik lokal
3). Analgesik yang dikontrol pasien
4). Obat-obatan nonsteroid
b. Tindakan non farmakologis
1). Stimulasi kulit
a) Kompres dingin’
b) Plester hangat
c) Massage kulit
2). Stimulasi elektrik
TENS merupakan stimulasi pada kulit dengan menggunakan arus listrik ringan
yang dihantarkan melalui elktroda dari luar
3). Akupuntur
Akupuntur merupakan pengobatan yang sudah lama dilakukan untuk
mengobati nyeri, jarum-jarum kecil yang ditusakkan pada kulit bertujuan
menyentuh titik-titik tertentu, tergantung pda lokasi nyeri yang dapat memblok
trasmisi ke otak.
5) Plasebo
Plasebo merupakan jenis dari tindakan, seperti pada intervensi keperawatan
yang menghasilkan efek pada klien dikarenakan adanya suatu kepercayaan dari
pada kandungan fisik atau kimianya.
F. TINDAK LANJUT
1. Terselenggaranya pelatihan dalam rangka Meningkatkan kemampuan staf klinis dalam
Pelayanan Pasien untuk Mengatasi Nyeri.
2. Mengimplementasikan bagaimana cara Pelayanan Pasien untuk Mengatasi Nyeri.
G. DAMPAK
Dampak pelatihan ini terhadap peningkatan pengetahuan staf Rumah Sakit Ar-Royyan
antara lain sebagai berikut.
1. Secara umum pelatihan ini berdampak pada meningkatnya kemampuan staf klinis
dalam Pelayanan Pasien untuk Mengatasi Nyeri.
2. Secara khusus pelatihan ini berdampak pada meningkatnya kemampuan staf klinis
dalam praktik Pelayanan Pasien untuk Mengatasi Nyeri.
H. PENUTUP
Demikian pelatihan ini kami buat sebagai pertanggung jawaban kami atas tugas yang
diberikan. Mohon maaf atas segala kekurangan dan terimakasih atas semua dukungan.
Semoga bermanfaat.
Dilaporkan kepada
Direktur Utama Rumah Sakit Ar-Royyan, Yang Diberi Tugas,
Kuisioner ini dipergunakan untuk perbaikan berkelanjutan, mohon diisi dengan sungguh-
sungguh. Jika anda lupa atau ragu, sebaiknya dikosongkan saja.
PELAKSANAAN PELATIHAN
1 2 3 4 5
Tema Pelatihan
Ketepatan Waktu
Kelengkapan Materi
Alat Bantu
Nilai keseluruhan
PEMBICARA :
Penguasaan Masalah
Cara Penyajian
Nilai keseluruhan
NARASUMBER :
Penguasaan Masalah
Cara Penyajian
Interaksi dengan Peserta
Penggunaan Alat Bantu
Nilai keseluruhan
KOMENTAR POSITIF
SARAN