Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN

DENGAN MASALAH GANGGUAN JIWA: PERILAKU KEKERASAN

Disusun oleh:

FERRA LUSIANA TESTAROSSA


106116027

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN 2019
STRATEGI PELAKSANAAN RESIKO PRILAKU KEKERASAN

SP I RESIKO PRILAKU KEKERASAN


A. KONDISI KLIEN
Mudah tersinggung, Tidak sabar, Frustasi, Ekspresi wajah Nampak tegang,
Merasa tidak nyaman, Merasa tidak berdaya, Jengkel, Dendam, Ingin
memukul orang lain, dan Menyalahkan dan menuntut

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perilaku Kekerasan

C. TUJUAN KHUSUS
1. Pasien mampu mengenali penyebab, tanda gejala, perilaku dan akibat
marah
2. Pasien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan cara menggunakan
obat.
3. Pasien mampu mengontrol perilaku kekerasan fisik : tarik nafas dalam dan
pukul kasur/bantal
4. Pasien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal.
5. Pasien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan cara melakukan
spiritual .
D. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum bapak. Apakah bapak masih ingat dengan saya? Sesuai
janji saya kemarin saya datang lagi.
b. Evaluasi / validasi :
Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Apakah ada yang menyebabkan
bapak marah? Apakah bapak sudah minum obat dengan teratur?
c. Kontrak :
1) Topik :
Bagaimana kalau sekarang kita berbincang- bincang tentang cara
mengontrol rasa marah denga cara yang kedua yaitu latihan fisik
dengan tarik nafas dalam dan pukul bantal atau kasur?
2) Waktu :
Berapa lama bapak mau berbincang-bincang tentang hal tersebut?
Bagaiman kalau 30 menit?
3) Tempat :
Bapak mau dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini
saja
2. Fase kerja
Baik, sekarang kita akan belajar mengontrol perasaan marah dengan
cara kedua yaitu kegiatan fisik dengan tarik nafas dalam dan pukul bantal.
Jadi kalau bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata
melotot, bapak dapat melakukan tarik nafas dalam dan pukul kasur dan
bantal. Pertama kita akan mencoba latihan tarik nafas dalam. Carannya
berdiri, tarik nafas secara perlahan dari hidung, tahan sebentar, kemudian
keluarkan perlahan-lahan melalui mulut.caba lihat saya ya bapak. apakah
bapak sudah mengerti? Sekarang coba bapak yang melakukannya? Bagus,
coba ulangi bapak? bagus bapak sudah melukannya dengan baik.
Latihan kedua yaitu pukul bantal atau kasur. Dimana kamar bapak?
jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung kekamar dan
lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur atau bantal. Jadi
caranya seperti ini bu. sekarang coba bapak yang melakukannya?. Ya
bagus sekali bapak melakukannya dengan baik.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi objektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang tentang perasaan
marah dan cara mengontrol rasa marah dengan tarik nafas dalam dan
memukul kasur dan bantal.
Evaluasi subjektif :
Coba bapak lakukan lagi cara mengontrol marah dengan latihan tarik
nafas dalam dan memukul bantal, bagus bapak melakukannya dengan
baik, jadi kalau ada keinginan marah bapak bisa gunakan kedua cara
itu.
b. Rencana Tindak lanjut
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal. Berapa kali bapak mau
latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur atau bantal?
c. Kontrak :
a) Topik :
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melihat sejauh mana w
melaksanakan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur atau
bantal,serta apakah hal tersebut dapat mencegah rasa marah. Saya
juga akan melatih bapak dengan cara mengontrol perasan marah
dengan cara bicara yang baik.
b) Waktu :
Bapak mau jam berapa kita bebincan-bincang besok, bagaimana
kalau jam 10?
c) Tempat :
Bapak mau dimana? Bagaimana kalau kita ketemu lagi disini,
Assalamualaikum wr wb.

SP II RESIKO PRILAKU KEKERASAN


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya Irma Amalia senang
dipanggil Irma, saya mahasiswa keperawatan dari STIKES Al Irsyad
Cilacap, saya akan merawat bapak dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang
nanti. Nama bapak siapa?, senang dipanggil apa?.
b. Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana perasaan bapak pada pagi hari ini?,
c. Kontrak :
1) Topik :
Baik lah bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang penyebab
marah bapak dan cara mengontrol rasa marah yang dirasakan.
2) Waktu :
Mau berapa lama kita berbicang-bincang bu? bagaimana kalau 30
menit?
3) Tempat :
Dimana bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini
saja.
2. Fase Kerja
Apa yang menyebabkan bapak marah? pada saat penyebab marah itu
ada, apa yang bapak rasakan? Jadi saat bapak marah bapak merasakan dada
bapak berdebar-debar. Ada lagi bapak? Kalau mata melotot, rahang terkatup
rapat, dan tangan mengepal, apakah bapak merasakannya? Setelah itu apa
yang bapak lakukan agar rasa marah itu hilang? Jadi bapak memecahkan
piring ? apakah dengan memecahkan piring rasa marah bapak bisa hilang?.
Menurut bapak apa kerugian yang bapak lakukan? Betul, piring jadi pecah
dan bapak mertua bapak tambah marah dengan bapak. menurut bapak adakah
cara lain yang lebih baik? Bagaimana kalau kita belajar cara mengontol
kemarahan tanpa menimbulkan kerugian? Jadi cara mengontrol marah itu ada
4 yang pertama dengan patuh minum obat, kedua kegiatan fisik seperti tarik
nafas dalam dan pukul bantal, ketiga cara sosial atau verbal dan yang terakhir
cara spiritual.
Baik, sekarang kita akan belajar mengontrol perasaan marah dengan
cara pertama yaitu tentang pentingnya minum obat dan tentang cara minum
obat yang benar. Apakah bapak sudah mendapatkan obat dari dokter? Obatnya
ini bu, bapak perlu minum obat ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang
dan tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga macam bapak, yang
warnanya orange namanya CPZ, yang warna putih namanya THP, dan yang
warna merah jambu ini namanya HLP. Semua obat ini harus w minum 3 kali
sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam.
Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk
membantu mengatasinya dengan mengisap-isap es batu atau dengan minum
air putih, dan jika bapak merasa mata bapak berkunang-kunang, bapak
sebaiknya istirahat dan jangan beraktifitas dulu.
Sebelum minum obat ini bapak harus lihat dulu label yang menempel
di bungkus obat, apakah nama w yang benar tertulis disitu, berapa dosis yang
harus diminum, jam berapa obanya diminum dan cara minum obatnya.
Bapak harus secara teratur minum obat dan jangan pernah
menghentikan minum obat sebelum konsultasi dengan dokter.
3. Fase Terminasi
a. Eavaluasi subjektif :
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara
mengontrol rasa marah dengan cara minum obat yang benar? Iya jadi yang
menyebabkan bapak marah adalah karena tidak dianggap sama mertua
bapak dan bapak memecahkan piring kalau itu terjadi, sehingga akibatnya
mertua bapak jadi tambah marah.

b. Evaluasi objektif :
Coba bapak sebutkan lagi cara minum obat yang benar? Bagus.
c. Rencana Tindak Lanjut
Sekarang mari kita masukan minum obat dalam jadwal.
d. Kontrak
1) Topik :
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melihat sejauh mana bapak
melaksanakan minum obat dengan teratur,serta apakah hal tersebut
dapat mencegah rasa marah. Besok saya akan kemari lagi dan kita
akan latihan mengontrol marah kegiatan fisik yaitu tarik nafas dalam
dan pukul bantal atau kasur.
2) Waktu :
Bapak mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.
3) Tempat :
Tempatnya dimana bapak? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita
ketemu lagi disin jam 10 ya w. Assalamualaikum bapak.
SP III RESIKO PRILAKU KEKERASAN
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik :
Assaalamualaikum bapak, masih ingat dengan saya?, sesuai dengan janji
saya kemarin saya datang lagi
b. Evaluasi / validasi :
Bagaimana perasaan bapak pagi ini?, apakah bapak sudah melakukan
latihan tarik napas dalam dan pukul bantal.
c. Kontrak :
1) Topik :
Bagaimana sekarang kita melanjutkan berbicang-bincang tentang cara
mengontrol rasa marah dengan cara bicara yang baik untuk mencegah
rasa marah?
2) Waktu :
Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30
menit?
3) Tempat :
Dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini saja bapak?
2. Fase Kerja
Baiklah kita akan latihan cara bicara yang baik untuk mencegah
perasaan marah. Sekarang saya akan menjelaskan tentang cara bicara yang
baik bila bapak sedang marah, ada 3 caranya bapak :
1) Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara rendah serta tidak
menggunakan kata- kasar, misalnya bu saya mau minta makanan, coba
bapak praktekkan? Bagus bapak.
2) Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin
melakukannya karena sedang ada pekerjaan, katakan maaf saya tidak bisa
melalukannya karena sedang ada pekerjaan, coba bapak praktekkan ?
bagus bapak.
3) Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal bapak dapat mengatakan saya menjadi marah karena
perkataanmu itu coba bapak praktekkan? Bagus bapak.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif :
Bagaimana perasan bapak setelah kita necakap-cakap tentang cara
mengendalikan marah dengan cara bicara yang baik?
b. Evaluasi objektif
Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari.
Bagus sekali.
c. Rencana Tindak Lanjut :
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal, berapa kali bapak mau
melakukan latihan bicara yang baik?

d. Kontrak :
1) Topik
Besok kita akan membicarakan cara mengatasi rasa marah bapak yaitu
dengan cara ibadah
2) Waktu :
Bapak mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.
3) Tempat :
Tempatnya dimana bapak? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita
ketemu lagi disin jam 10 ya bapak. Assalamualaikum bapak

SP IV RESIKO PRILAKU KEKERASAN


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik :
Assaalamualaikum bapak, apakah bapak masih ingat dengan saya?, sesuai
dengan janji saya kemarin, saya datang lagi
b. Evaluasi / Validasi :
Bagaimana perasaan bapak pada pagi hari ini?. apakah bapak sudah
melakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur atau bantal?
Bagaimana dengan minum obatnya? bagaimana dengan cara berbicara
yang baik, apakah bapak sudah melakukannya.
c. Kontrak :
1) Topik
Bagaimana sekarang kita melanjutkan berbicang-bincang tentang cara
mengontrol rasa marah dengan cara ibadah?
2) Waktu
Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit?
3) Tempat
Dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini saja bapak?

2. Fase Kerja
Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan? Bagus,
baik yang mana yang bapak mau coba? Nah kalau w sedang marah coba
bapak langsung duduk dan tarik nafas dalam, jika tidak reda juga marahnya
rebahakan badan agar rileks. Jika tidak reda juga bapak bisa melakukan
kegiatan ibadah, ibadah mana yang mau bapak coba selama dirumah sakit?
Mari kita cobakan?bagus sekali. bapak bisa lakukan kegiatan ibadah secara
teratur untuk meredakan kemarahan ya bu.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara
mengendalikan marah dengan cara melakuakn kegiatan ibadah?
b. Evaluasi objektif
Coba bapak sebutkan lagi berapa cara mengendaliakan marah yang sudah
kita pelajari?. Bagus sekali.
c. Rencana Tindak Lanjut
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal, berapa kali bapak mau
melakukan kegiatan ibadah?.
d. Kontrak
1) Topik
Besok saya akan datang lagi, nanti kita akan bicarakan kemampuan
bapak yang telah kita latih selama ini dan apakah bapak sudah
mengontrol rasa marahnya,
2) Waktu
Bapak mau jam berapa ?
3) Tempat
Bapak mau dimana? bagaimana Disini lagi? baik jadi besok kita
ketemu lagi disini jam 10 ya w assalamualaikum.

Anda mungkin juga menyukai