Anda di halaman 1dari 11

JOURNAL READING

Influence of Antipsychotic and Anticholinergic Loads on Cognitive Functions in


Patients with Schizophrenia

Michael R, Marina B, Katlehn B, Dagmar R,


Matthias W and Daniela R

Disusun Oleh :
Brillianda Yulita Putridita
030.14.034

Pembimbing :
dr. Fransisca Drie, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT TNI AL DR. MINTOHARDJO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 25 MARET –27 APRIL 2019
JAKARTA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..2
ABSTRAK JURNAL……………………………………………………………………….4
RINGKASAN JURNAL……………………………………………………………………5
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………10

1
BAB I
PENDAHULUAN

Disamping gejala positif dan negatif dari skizofrenia, gejala kognitif merupakan gejala
yang tidak kalah penting pada penderita skizofrenia. Beberapa pasien mengalami defisit fungsi
kognitif seperti gangguan atensi, memori dan beberapa gangguan pada fungsi eksekutif. Gejala
dari gangguan dari kognitif dapat timbul sebelum atau bersamaan dengan timbulnya gejala
positif dari skizofrenia dan kemudian akan menetap secara stabil selama pasien mengalami
gangguan. Penatalaksanaan dari gangguan kognitif pada pasien skizofrenia saat ini menjadi
fokus dari beberapa penelitian, terdapat beberapa bukti penggunaan antipsikotik memiliki efek
positif terhadap gangguan kognitif. Walaupun dikatakan antipsikotik memiliki efek positif
terhadap gangguan kognitif, namun antipsikotik memiliki efek samping pada fungsi kognitif.
Generasi pertama dari antipsikotik dikatakan mempengaruhi fungsi memori dan pemahaman
terutama apabila diberikan dalam dosis tinggi. Terdapat juga beberapa bukti yang menyatakan
penggunaan dosis tinggi pada mono atau politerapi dari antipsikotik dapat mempengaruhi
fungsi kognitif seseorang secara signifikan, walaupun beberapa penelitian terkadang gagal
untuk mengulangi penelitian ini. Kemudian, penggunaan antipsikotik dapat menyebabkan
hilangnya jaringan di otak ketika digunakan dalam jangka waktu yang lama dan dengan dosis
yang tinggi.

Terdapat dua mekanisme yang menjelaskan mengenai terjadinya disfungsi kognitif


pada pasien yang sedang menggunakan antipsikotik. Yang pertama adalah, blokade dari
Dopamine reseptor. Ketidakseimbangan blokade Dopamine reseptor menyebabkan
berkurangnya aktivitas dari striatal dan telencefali sehingga menyebabkan gangguan pada
kecepatan memproses informasi dan gangguan pada atensi. Variasi individu dalam kerentanan
terhadap mekanisme ini mungkin ditunjukkan oleh kadar dopamin awal endogen yang berbeda-
beda. Studi lainnya mendapatkan penggunaan antipsikotik selama 7 hari pada orang yang sehat
memberikan efek negatif pada kemampuan memproses informasi dan atensi dibandingkan
dengan pemberian plasebo.

Mekanisme kedua terjadinya disfungsi kognitif pada pasien dengan antipsikotik adalah
blokade dari kolinergik. Penjelasan ini didukung pada tingkat biologis dari pengamatan profil
pengikatan obat ke muskarinik serebral reseptor yang ditemukan di hampir semua sistem
kolinergik yang ada di otak. Secara ringkas, antipsikotik hanya memiliki efek relevan yang

2
kecil pada fungsi kognitif, dan terdapat beberapa bukti yang menyatakan penggunaan
antipsikotik yang melebihi dosis harian akan menyebabkan gangguan pada fungsi kognitif dan
kehilangan jaringan di otak pada beberapa pasien, hal ini juga sejalan dengan beberapa
penelitian yang menyatakan dosis yang tinggi dari kolinergik dapat menyebabkan gangguan
pada fungsi kognitif.

3
ABSTRAK JURNAL

Banyak pasien skizofrenia yang mengalami gangguan kognitif. Terdapat beberapa


bukti yang menyatakan penggunaan antipsikotik yang melebihi dosis harian akan
menyebabkan gangguan kognitif. Oleh karena antipsikotik merupakan antagonis D2 reseptor
sehingga antipsikotik akan berikatan dengan kolinergik muskarinik reseptor. Terapi dengan
menggunakan dosis tinggi obat kolinergik akan menyebabkan gangguan memori dan atensi.
Untuk mengetahui hubungan antara kognitif individu dengan penggunaan antipsikotik dan obat
kolinergik, dilakukan analisis retrospektif dengan n= 104 dari pasien yang didiagnosa
menderita skizofrenia dan sudah melakukan neuropsikologikal komprehensif tes. Untuk
menghitung dosis harian antipsikotik dan obat kolinergik, pada saat tes dilakukan obat
dikonversi sesuai dengan kesetaraan model. Setelah dilakukan lima prinsipal komponen
kognitif, kemudian dilakukan pemeriksaan pengaruh dosis harian antpsikotik dan obat
kolinergik terhadap fungsi kognitif pada sampel penelitian dan subgroup menggunakan analisis
regresi multiple. Terakhir, dilakukan weighted scatterplot smoothing untuk meneliti lebih jauh
pengaruh pada fungsi kognitif dengan dosis obat yang ditingkatkan. Hasil menunjukkan efek
negatif yang signifikan dari dosis harian antipsikotik pada kecepatan memproses informasi dan
memori verbal. Tidak didapatkan efek pada penggunaan obat kolinergik.

4
BAB II
RINGKASAN JURNAL

Isi Jurnal
Jurnal ini memaparkan pengaruh antipsikotik dan obat kolinergik terhadap fungsi
kognitif yang diteliti pada pasien skizofrenia. Hubungan antara keduanya diteliti secara
keseluruhan pada pasien yang hanya mengkonsumsi antipsikotik dan pada pasien yang
menkonsumsi antipsikotik dan obat antikolinergik, serta menilai dasar fungsi kognitif dari
pasien skizofrenia. Penelitian ini dilakukan pada akhir tahun 2015 dengan mengumpulkan
artikel antara tahun 1978-2015. Untuk mengukur defisit kognitif pada pasien skizofrenia
digunakan tes neuropsikologikal berdasarkan MATRICS yang untuk menilai verbal memori,
atensi, fungsi eksekutif dan kecepatan memproses informasi dan sudah dilakukan informed
consent untuk mengevaluasi data dengan tujuan untuk dilakukan penelitian.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini untuk mengetahui fungsi kognitif pasien skizofrenia yang dihubungkan
dengan dosis harian antipsikotik dan obat antikolinergik dan kombinasi keduanya, fungsi
kognitif dilihat dari memori, kecepatan memproses informasi, fungsi eksekutif dan atensi.
Sebelumnya didapatkan penggunaan antipsikotik dan obat antikolinergik dapat menyebabkan
gangguan kognitif yang penelitiannya dilakukan secara terpisah antara kedua obat tersebut, dan
pada penelitian ini dilakukan kombinasi terapi pada kedua obat tersebut untuk mengetahui
lebih lanjut apakah kombinasi kedua obat tersebut dapat mempengaruhi fungsi kognitif pada
pasien skizofrenia.

Subjek Penelitian
Subjek penelitian diambil dari 458 pasien psikiatrik antara tahun 2004-2010 yang sudah
menjalani tes neuropsikologikal pada 2 jam sesi pagi hari yang sudah merupakan kegiatan rutin
di Psychiatric Outpatient Unit for Cognitive Training of the Psychiatric Department at the
Heidelberg University Hospital yang berada di Jerman. Dari 458 pasien, n= 126 memenuhi
kriteria skizofrenia pada ICD-10. Pasien dengan diagnose skizoafektif tidak dimasukkan dalam
penelitian ini.

5
HASIL
1. Baseline Cognitive Performance
Angka rata-rata dari kontrol populasi digunakan untuk dibandingkan dengan sampel
pada penelitian ini. Hasil baseline dari parameter fungsi kognitif pada sampel penelitian
didapatkan angka rata-rata yang lebih rendah dari angka kontrol populasi (<50). Hasil dari
sampel pada subgroup A dan B menunjukkan hasil yang sama dan pada pasien yang sehat
didapatkan hasil yang lebih baik.

2. Efek dari dosis harian antipsikotik dan antikolinergik.


Pengaruh dosis harian antipsikotik dan antikolinergik pada fungsi kognitif diteliti
dengan menggunakan analisis multiple regresi di beberapa bagian pada sampel penelitian,
kontrol dilakukan pada usia, jenis kelamin, edukasi dan lama menderita penyakit. Pada
tahap analisis, hanya pasien yang minum obat yang masuk dalam analisis ini n=104.

Multiple Regression Analyses in the Medicated Sample n=104, didapatkan efek


signifikan pada pemberian dosis harian antipsikotik dengan penurunan fungsi kognitif (𝐵 =
.242, 𝑝 < .05) dan tidak ditemukan efek pada pemberian dosis harian antikolinergik.

Multiple Regression Analyses in the Subgroups of ADD Only versus ADD + CDD
Receivers, kemudian pasien dikelompokkan menjadi group A dan group B. Group A terdiri
dari pasien yang hanya meminum obat antipsikotik tanpa antikolinergik (ADD only; 𝑛 = 41),
dan group B terdiri dari pasien yang meminum obat antipsikotik dan atau antikolinergik (n=
63). Pertama, kedua group ini dibandingkan menggunakan ANOVA dan tabel analisis
kontingensi. Tidak didapatkan perbedaan yang signifikan pada group yang diobservasi
berdasarkan demografi, klinikan dan variabel kognitif. Efek kecenderungan untuk umur (p<
.10), waktu dari pertama kali onset muncul (p< .10), dan kemudian dilakukan analisis efek

6
pengobatan pada group A dan group B secara terpisah, dengan menggunakan analisis regresi
multiple. Pada group A didapatkan tidak ada hasil yang signifikan pada faktor kognitif di semua
variabel. Bagaimanapun, pada hubungan preliminary group A didapatkan hubungan yang
signifikan antara dosis harian antipsikotik dengan verbal memori (𝑟 = −.344, 𝑝 < .05), efek
yang hilang dari model regresi kemungkinan dikarenakan data statistik yang kurang baik. Pada
group B, didapatkan hasil signifikan antara dosis harian antipsikotik (𝐵 = .292, 𝑝 < .05), dan
didapatkan hasil yang tidak signifikan antara pemberian dosis harian antikolinergik (p< .10).

Locally Weighted Scatterplot Smoothing (Loess). Untuk meneliti lebih lanjut dari
analisis regresi multiple yang telah dilakukan sebelumnya, digunakan LOESS untuk meneliti
pengaruh dosis yang dinaikkan dengan fungsi kognitif pada semua sampel dan subgroup.
Dilihat dari semua sampel (n=104), didapatkan peningkatan verbal memori kemudian terjadi
penurunan mendadak dari angka rata-rata ketika dosis dinaikkan 4.53 mg/d RIS-Eq.

DISKUSI
Seperti yang telah diduga sebelumnya, pasien dengan skizofrenia memiliki baseline
kognitif yang lebih rendah dari populasi kontrol. Dikatakan pasien tanpa obat memiliki fungsi
kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan pasien yang meminum obat. Pemberian dosis
harian antipsikotik yang tinggi berhubungan dengan lambatnya memproses informasi,
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pasien yang meminum obat antipsikotik dengan
antikolinergik seperti olanzapine memiliki kecepatan informasi yang lebih lambat, hasil ini
tidak sejalan dengan pasien yang hanya meminum antipsikotik tanpa antikolinergik seperti
aripiprazole. Hal ini menandakan penggunaan antikolinergik dan antipsikotik akan
memperlambat kecepatan memproses informasi pada pasien skizofrenia.
Terdapat penelitian lain yang mengatakan, penggunaan polifarmasi dan atau dosis yang
terlalu tinggi (chlorpromazine equivalents of 1000mg/d) dihubungkan dengan kemampuan
visual memori yang buruk, delayed recall, IQ yang rendah, dan penurunan pada fungsi
eksekutif. Dikatakan pengurangan dosis akan meningkatkan fungsi kognitif pasien.
Efek dari antikolinergik terhadap fungsi kognitif pasien skizofrenia sudah banyak
diketahui. Terdapat bukti yang kuat bahwa pemberian antikolinergik akan mengganggu fungsi
kogntitif, terutama fungsi memori dan atensi, dan terdapat perbaikan fungsi memori dengan
dosis antikolinergik yang diturunkan. Didapatkan juga gangguan fungsi kognitif juga dapat
terjadi dengan pemberian dosis antikolinergik yang meningkat. Namun pada penelitian ini

7
tidak didapatkan efek yang signifikan pada sampel yang meminum obat anti kolinergik, hal ini
mungkin terjadi karena kalkulasi dari dosis ekuivalen.
Kemudian, analisis kognitif menggunakan LOESS mendapatkan efek negative yang
sama pada fungsi kognitif setelah sampel dipisahkan kedalam subgroup. Pada group B
(antipsikotik+antikolinergik) kemampuan memproses informasi menjadi terganggu seiring
dengan peningkatan dosis dari antikolinergik, dan kemampuan verbal memori terganggu
dengan peningkatan dosis antipsikotik 4.26mg Ris-Eq.

KETERBATASAN PENELITIAN
Terdapat beberapa keterbatasan pada penelitian ini. Pertama, hasil dari penelitian ini
harus diintepretasikan secara teliti karena analisis diambil dari data retrospektif korelatif, yang
menandakan hubungan antara keduanya tidak bisa terlihat dengan begitu baik. Kemudian
sampel pada penelitian ini rata-rata berusia masih muda dan durasi menderita penyakit yang
relatif singkat, kedua faktor ini akan menampilkan fungsi kognitif yang baik pada tes
MATRICS. Lalu pada penelitian ini, pasien dengan skizoafektif tidak dimasukkan dalam
sampel penelitian, hal ini dikarenakan fungsi neurokognitif pasien skizoafektif berbeda dengan
pasien skizofrenia.

8
Kesimpulan
Penelitian ini mendukung literatur yang menunjukkan bahwa obat antipsikotik
memiliki efek samping pada fungsi kognitif, khususnya pada pasien skizofrenia. Diketahui
antipsikotik memiliki efek negative pada fungsi kognitif, sedangkan pemberian antikolinergik
atau bersama antikolinergik tidak didapatkan gangguan fungsi kognitif yang signifikan.
Pentingnya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih jauh tentang hubungan antara
keduanya, sebagai contoh, implikasi klinik dari penelitian ini dan efek perbedaan pada berbagai
fungsi kognitif dari clozapine antikolinergik dan hubungannya dengan neurotransmitter
lainnya.

9
BAB III
PEMBAHASAN

1. Penulis
Critical apprasial :
Penulis dalam jurnal ini adalah : Pengajar bagian psikiatri University of Heidelberg,
Jerman; Dokter pada bagian psikiatri dan psikoterapi di SRH Hospital Karlsbad-
Langensteinbach, Jerman; Psikiater di Psychiatrisches Zentrum Nordbaden, Jerman.
2. Penerbit
Hindawi Publishing Coorporation, Schizophrenia Research and Treatment
Tebusan:
Judul : http:/downloads.hindawi.com/journals/schizort/2016/8213165
Influence of Antipsychotic and Anticholinergic Loads on Cognitive Functions in
Patients with Schizophrenia
3. Abstrak :
Critical Apprasial :
Abtsrak jurnal sudah lengkap dengan terdiri dari tujuan, metode, hasil dan kesimpulan.
4. Pendahuluan/Latar Belakang :
Critical apprasial :
Penelitian pada jurnal ini memiliki tujuan untuk menambah pengetahuan terhadap
hubungan pemberian antipsikotik dan antikolinergik terhadap fungsi kognitif pada
pasien skizofrenia. Penelitian dilakukan dengan memperhatikan beberapa variabel
fungsi kognitif seperti verbal memori, atensi, kemampuan memproses informasi dan
fungsi eksekutif.
5. Metode Penelitian
Critical apprasial :
Desain penelitian dalam jurnal ini sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitian.
6. Referensi Jurnal
Referensi yang dipakai dalam jurnal ini berjumlah 38 jurnal mempunyai rentang tahun
1978-2015.

10

Anda mungkin juga menyukai