Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

Hendaklah memperbanyak mengingat mati dan bertobat dari segala dosa,


terlbih bagiorang sakit,agar lebih giat beramal kebaikan dan menjauhi larangan Allah
SWT.

Firman Allah SWT:

“tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati . dan sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan amalanmu.” (Ali imran: 185)

A. Menjenguk orang sakit


Menjengukk orang sakit “ hukumnya sunnah, guna menghibur kesedihannya
karena kegembiraan orang sakit itu dapat juga menjadi obat. Sabda rasulullah
saw:
Dari abu hurairah nabi saw berkata, “ hak seorang islam atas orang yang
lain ada lima yaitu: (1) menjawab salam, (2) menjenguk orang sakit, (3)
menggentarkan jenazah, (4)memenuhi undangan, (5) mendoakan orang yang
bersin.” (riwayat bukhari dan muslim).
Orang yang menjenguk orang sakit hendaknya mendoakan agar orang
sakitnya lekas sembuh dan mengajarkan supaya dia tobta dari segala dosa ,
membayar utang-jika ada-dan berwasiat. Sisakit hendaklah berbaik sangka
kepada Allah karena ia mengetahui bahwa allah bersifat pengasih, penyayang,
dan pengampun.
Sabda rasulullah saw:
Dari abu hurairah,”rasulullah saw bersabda ‘allah swt telah berfirman: aku
menuntut bagaimana persangkaan hambaku kepadaku”. (HR. Bukhari dan
muslim).
Hal-hal yang harus dilakukkan terhadap orang sakit
1. Orang yang sakit parah sehingga sehingga hamper menghembuskan nafas
penghabisan hendaklah dihadapkan kekiblat.
2. Orrang sakit parah hendaklah diasjarkan membaca kalimat tauhid (la ilaha
illallah) yang artinya tidak ada tuhan selain Allah)”.
3. Orang yang sakit parah hendaknya dibacakan surat yasiin. Sabda
rasulullah saw:
Dari ma’qal bin yasar. Nabi saw berkata, “bacakanlah olehmu surat yasin
kepada orang sakit parah (hamper mati)”, (riwayat abu daud dan nasai)
B. Hal-hal yang harus dilakukan terhadap orang mati.
1. Matanya hendaklah dipejamkan (ditutup), menyebut nama yang baik-baik,
mendoakan, dan memintakan ampun atas dosanya. Sabda rasulullah saw:
“dari syaddah bin aus. Rassulullah saw. Berkata, “apabila kamu
menghadapi orang mati, hendaklah kamu tutupkan matanya karena
sesungguhnya mati itu mengikutkan ro.hendaklah kamu mengucapkan
yang baik (umpamanya mendoakannya), karena sesungguhnya ia
dipercayai menurut apa yang diucapkan oleh ahlinya.” (riwayat muslim)
2. Seluruh badannya hendaklah ditutup dengan kain. Hal ini dilakukan
sebagai penghormatan kepaddanya dan supaya tidak terbuka auratnya.
3. Tidak ada ha;angan untuk mencium mayat bagi keluarganya atau sahabat-
sahabatnya yang sangat sayang dan berduka cita terhadap kematiannya.
4. Ahli mayat yang mampu hendaklah segera membayar utang simayat jika
ia bergabung, baik dibayardari harta peninggalannya ataupun dari
pertolongan keluarga sendiri.
Adapun bagi orang yang tidak mampu maka berserah dirilah kepada Allah
yang naha pemurah, menurut keadaan tujuan dan maksud orang-orang itu
sewaktu berhutang, sebagainama diterangkan allah dalam hadis dibawah
ini:
Sabda rrasulullah saw:
“dari ibnu umarr, rasulullah saw. Berkata: “utang itu dua macam barang
siapa yang mati meninggalkan utang, sedangkan ia berniat akan
membayarnya maka saya yang akan mengurusnya. Dan barang siapa
yang mati sedangkan ia tidak berniat akan membayarnya maka
pembayaran itu diamblkan dari kebaikannya, karena diwaktu itu tidak
ada eemas dan perak (sebagai pembayarnya).” (riwayat tabrani)
C. Beberapa yang berhubungan dengan mayat.
1. Memandikan mayat
Kewajiban yang pertama-tama adalah memandikannya, yang
melakukan adalah keluarga terdekat, yaitu suami, atau istri, termasuk
muhrim. Apabila dari keluarga yang terdekat tidak ada yang mampu, baru
diserahkan kepada orang lain yang dapat dipercaya, sehingga dapat
menjaga aib atau keganjilan-keganjilan yang ada pada si mayat. Untuk
jenazah laki-laki, maka yang memandikan juga laki-laki, jika mayat
perempuan yang memandikan juga perempuan.
Syarat wajib mandi
a) Mayat orang islam
b) Ada tubuhnya walaupun sedikit
c) Mayat itu bukan mati syahid (mati dalam peperangan untuk membela
agama allah swt.
Mandi untuk melepaskan kewajiban itu sekurang-kurangny satu kali,
merata keseluruh badannya Sebbaiknya mayat itu diletakkan ditempat
yang tinggi seperti ranjang atau balai-balaiditempat yang sunyi berarti
tidak ada orang yang masuk ketempat itu kecuali orang yang memandikan
atau orang yang menolong mengurus keperluan yang bersangkutan dengan
mandi itu. Pakaiannya diganti dengan kain basah (kain mandi) sebaiknya
kain sarung supaya auratnya tidak terlihat.sesudah diletakkan diatas
ranjang kemudian didudukkan dan punggungnya disandarkan pada
sesuatu lalu perutnya disapu dengan tangan dan ditekankan sedikit supaya
keuar kotorannya.
Air untuk mandi mayat inisebaiknya air dingin kecuali jika berhajat
pada air panas karena sangat dingin karna susah menghilangkkan
kotorannya. Baik juga memakai sabun atau yang sejenisnya kecuali untuk
membasuh yang penghabisan. Air pembasuh penghabisan itu sebaiknya
dicampur dengan sedikit kapur barus atau wangi-wangian yang lain.1

Hal yang harus diperhatikan dalam memandikan jenazah

1) Memandikannya tiga kali atau lebih, bila dipandang orang-orang perlu


oleh orang-orang yang memandikannya.
2) Memandikannya dengn bilangan yang ganjil
3) Hendaklah air yang digunakan dicampur denagn air bidara atau yang
lainnya yang dipergunakan untuk membersihkan misalnya sabun.
4) Pada bagian akhir dari proses pemandian tersebut hendaklah airnya
dicampur wewangian dan kapur barus llebih diutamakan.
5) Melepaskan jalinan atau kepangan rambut dan mencucinya dengan
sebaik-baiknya.
6) Menyisir rambutnya.
7) Bagi jenazah wanita, rambutnya dibuat tiga kepang dan diletakkan
disebeelah kanan dan dibelakangnya.
8) Memulai dengan anggota tubuh sebelah kanan dan anggota-anggota
tubuh yang biasa dibasuh saat berwudhu
9) Hendaklah laki-laki yang memandikan jenazah laki-llaki dan wanita
yang meemandikan jenazah wanita kecuali yang dikecualikan.

1
Rasjid Sulaiman, Fiqh Islam,( Bandung: sinar baru algesindo), 2013, hal.160-165
10) Hendaklah jenazah diamandikan deengan menggunakan selembar kain
atau yang semisalnya dibawah tutupan kainpenutup bagi tubuhnya
setelah sebelumnya semua pakaian dilepas.

11) Pada poin ke empat dikecualikan kepada orang yang mati dalam
keadaan berihram yang tidak diperbolehkan untuk memberinya wangi-
wangian.
12) Diberikan pengecualian Pada poin kesembilan terhadap suami istri,
yakni diperbolehkan bagi tiap-tiap suami istri untuk memandikan
pasangannya karena tidak ada satu dalilpun yang melarang hal
tersebut.
13) Hendaklah yang memandikan jenazah ialah orang yang lebih
mengetahui sunnahnya apalagi jika jenazah itu dari keluarga aau
krabatnya sendiri.2

cara memandiakan jenazah yaitu:

Memandikan mayat, hukumnya fardhu kifayah. Memandikan mayat


dengan cara sebagai berikut:

a) Meletakkan mayat diatas dipan, siram dengan air sabun dan gosok-
gosok sambil mengurut-urut perutnya agar kotoran keluar. Untuk
membersihkan najis dari kubul dan dubur, sebaiknya mayat itu
didudukkan sambil menekan dan memijit sedikit perutnya, agar sisa
najis di dubur dan kubulnya keluar.
b) Membersihkan segala kotoraan dari mulut, hidung dan telinga hingga
bersih.

2
Syaikh Muhammad Nashirudin al-Bani, hukum dan tata cara mengurus jenazah menurut al-quran
dan sunnah, Bogor: Pustaka Imam Syafii, 2005, hal.130-136.
c) Untuk membersihkan belakang mayat dimiringkan kekiri dan kanan
hingga seluruh badan menjadi bersih.
d) Siraman air yang terakhir dicampur dengan kapur barus agar steril
dari kuman-kuman dan demikian pula perintah Rasulullah kepada para
shahabiyat yang memandikan jenazah puteri beliau (tepatnya cucu
perempuan beliau bernama Umaimah binti Zaenab RA), beliau
bersabda: “Siramlah di akhir pencucian dengan air yang dicampur
dengan kapur barus atau sedikit campur kapur barus” (H.R. Muslim
dari Ummu Athiyyah Radiyallahu Anha)
e) Selesai dimandikan dubur mayat disumbat dengan kapas untuk
menjaga agar kotoran yang mungkin masih ada dalam perutnya tidak
keluar lagi.
f) Setelah selesai dimandikan, tubuh mayat dikeringkan dengan handuk
lalu dibaringkan di atas kain kafannya. 3
2. Mengafani mayat.
Mengafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan
sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum
mengafani jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardlu kifayah.
1) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengafani jenazah adalah
sebagai berikut:
a) Kain kafan harus dalam keadaan baik, tetapi tidak boleh
berlebihan, tidak dari jenis bahan yang mewah dan mahal
harganya.
b) Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak
wangi.
c) Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan
perempuan dengan lima lapis, sebagaimana hadis berikut ini. Dari

3
H.M. Ali Hassan dan H. Syafi’i, Pendidikan Pengamalan Ibadah (Cet. II; Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Dan Universitas Terbuka, 1993), h. 118
Aisyah, Rasulullah saw. dikafani dengan tiga lapis kain putih
bersih yang terbuat dari kapas, tanpa baju, dan tanpa serban
didalamnya. (H.R. al-Bukhari: 1563)
2) Adapun Cara mengafani jenazah di antaranya sebagai berikut:
a) Sediakan terlebih dahulu kain kafan: untuk pria 3 lembar dan
wanita 5 lembar. Kain kafan perempuan terdiri atas lima lembar
kain kafan putih, yaitu:
 Lembar pertama yang paling bawah untuk menutupi seluruh
badannya yang lebih
 Lembar kedua untuk kerudung kepala.
 Lembar ketiga untuk baju kurung.
 Lembar keempat untuk menutup pinggang hingga kaki.
 Lembar kelima untuk pinggul dan pahanya.
b) Potong-potonglah kain kafan tersebut menjadi:
 Untuk tali kecil-kecil 7 utas.
 Untuk pria siapkan 2 helai kafan, dan 1 helai izar (sarung).
 Untuk wanita siapkan 2 helai kafan, 1 helai baju, 1 helai izar.
 Sediakan itu semua dalam keadaan siap terbentang di tempat
untuk mengafani.
 Selesai dimandikan dan dibersihkan langsung diletakkan di
atas kain yang telah terbentang.
 Berilah kapur barus pada bagian tubuh yang memerlukan.
Tutuplah mata, mulut, telinga, dubur, hidung, dan sebagainya
dengan kapas.
 Berilah harum-haruman
 Bungkuslah dengan rapi dan menutup ke samping kiri
kemudian tarik ujung atas dan bawah baru diikat. 4

3. Menyalatkan mayat
Cara Menyalatkan Jenazah
Mensholatkan jenazah orang Islam adalah fardhu kifayah. Orang yang
menyalatkan mayat harus memenuhi syarat-syarat, yaitu: suci dari hadas
dan menutup aurat dan menghadap qiblat sabda rasulullah saw:
Artinya: Salatkanlah olehmu orang-orang yang sudah mati. (Riwayat Ibnu
Majah)
1) Syarat-syarat shalat jenazah, adalah:
a) Suci dari hadats besar dan kecil.
b) Menghadap kiblat dan menutup aurat.
c) Waktu menshalatkan, jenazah sudah dimandikan dan dikafani.
d) Jenazah diletakkan di depan orang yang menshalatkan, kecuali
shalat ghaib.
2) Sunnah shalat jenazah

Ada beberapa sunah di dalam mengerjakan shalat jenazah, di antaranya


adalah sebagai berikut;
a) Mengangkat tangan pada tiap-tiap takbir
b) Merendahkan bacaan shalat
c) Membaca ta’awudz sebelum mengerjakan shalat.
d) Memperbanyak shaf, tapi ganjil.
e) Disunahkan banyak pengikutnya.
Kemudian imam takbir empat kali. Setelah takbir pertama, membaca
taawudz, kemudian surat al-fatihah. Pada takbir kedua, membaca shalawat
nabi seebagaimana yang biasa dibaca dalam tasyahud.

4
Rasjid Sulaiman, Fiqh Islam,( Bandung: sinar baru algesindo), 2013, hal.167-167
Kemudian setelah takbir ketiga, membaca doa. Setelah takbir keempat
juga membaca doa lalu mengucapkan sekali salam kekanan. Pada setiap
takbir mengangkat kedua tangan.
4. Menguburkan mayat

Anda mungkin juga menyukai