BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaannya:
- 0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets,
screws, nails.
- 0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings
b. Baja karbon menengah (medium carbon steel )
kandungan karbonnya: 0,3 – 0,6%C
dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas austenitizing,
quenching, dan tempering
banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur mikronya
martensit
lebih kuat dari baja karbon rendah
aplikasi :poros, roda gigi, crankshaft
Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.
Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.
Penggunaan:
0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits,
screwdrivers.
0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges
c. Baja karbon tinggi (high carbon steel)
Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % – 1,50 %
C
Penggunaan :
screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise
jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for turning
hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters
kandungan karbonnya: 0,6 < % C ≤ 1,7
dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas austenitizing,
quenching, dan tempering
7
Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan
sebagainya)
Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan
reduksi)
Untuk membuat sifat-sifat spesial
Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:
Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus (special
alloy steel) &high speed steel.
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan sewaktu konvertor
dalam posisi horizontal (kemiringannya sekitar 30°). Sementara itu, udara
diembuskan dalam posisi vertikal disebut juga kedudukan proses.
Dalam metode ini, ke dalam Conventer Bassemer ditambahkan senyawa lain
seperti dolomite (MgCO3 dan CaCO3), untuk mengikat zat pengotor di dalam besi.
Sambil diputar terus dibawah tanur, melalui lubang-lubang dibawah tanur
dimasukan gas oksigen agar bereaksi dengan karbon, silikon, fosfor dan belerang
menjadi oksida-oksidanya. Oksida-oksida ini akan diikat oleh oksida-oksida
magnesium dan kalsium (MgO dan CaO) sebagai hasil penguraian MgCO3 dan
CaCO3 yang sebelumnya dimasukan, menjadi kerak yang mengapung diatas cairan
besi. Selanjutnya besi cair yang sudah mendekati murni dikeluarkan melalui
lubang pada converter. Dan kerak yang tertinggal dalam converter dapat dibuang.
Dalam konvertor, yang pertama terjadi adalah proses oksidasi unsur silikon
yang menghasilkan oksida silikon. Kemudian diikuti oleh proses oksidasi unsur
fosfor dan mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan oksida mangan, ditandai
dengan adanya bunga api yang berwarna kehijau-hijauan.
Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon. Proses ini
berlangsung disertai dengan suara gemuruh dan nyala api berwarna putih dengan
panjang sekitar 2 meter, kemudian nyala api mengecil. Sebelum nyala api padam,
ditambahkan besi kasar yang banyak mengandung mangan, kemudian baja cair
dituangkan ke dalam panci-panci tuangan dan dipadatkan dalam bentuk batang-
batang baja.
Secara umum proses kerja Bassemer adalah:
a) Dipanaskan dengan kokas sampai suhu 1500oC.
b) Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (+1/8 dari volume konverter).
c) Konverter ditegakkan kembali.
d) Dihembuskan udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dengan kompresor.
e) Setelah 20 – 25 menit konverter dijungkirkan untuk mengeluarkan hasilnya
15
Proses pembuatan baja melalui proses bessemer dan perapian terbuka, tahapan,
kimia - baja merupakan paduan (alloy) yang digolongkan sebagai baja karbon
(kandungan karbon di atas 1,5 %) yang mengandung logam lain, seperti Cr, Co,
Mn, dan Mo. Sifat-sifat mekanik baja ditentukan oleh komposisi kimianya.
Pengolahan besi dari bijihnya merupakan proses reduksi. Akan tetapi, pengubahan
besi menjadi baja merupakan proses oksidasi untuk mengeluarkan pengotor.
Oksidasi besi dilakukan dengan berbagai cara, tetapi dua cara umum yang biasa
digunakan pada pembuatan baja adalah proses perapian terbuka (open hearth) dan
proses Bessemer (basic oxygen). Pada proses ini, besi cair hasil dari tanur sembur
16
Persamaannya :
∆
C(s) + O2(g) → CO2(g)
∆
Si(l) + O2(g) → SiO2(l)
∆
2Fe(l) + O2(g) → 2FeO(l)
∆
Mn(l) + FeO(l) → (Fe–MnO)(l)
Feromangan
Baja jenis feromangan mutunya kurang baik dan harganya relatif murah. Baja
feromangan biasanya dipakai untuk membuat kerangka beton bangunan, pipa
ledeng, dan kawat pagar.
17
∆
MnO(s) + SiO2(s) → MnSiO3(l)
Jika pengotor silikon atau fosfor (asam) maka fluks yang bersifat basa
ditambahkan (CaO atau MgO):
∆
SiO2(s) + MgO(s) → MgSiO3(l)
∆
P4O10(s) + 6CaO(s) → 2Ca3(PO4)2(l)
Sebelum dikeluarkan dari tanur, logam lain, seperti Co, Cr, Ni, V, atau W dapat
ditambahkan pada baja agar menghasilkan paduan yang memiliki sifat-sifat
tertentu.
19
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Amanto, Hari dan Daryanto. 2003. Ilmu Bahan. Jakarta: Bumi Aksara.