Skip to content
Home
Bahan Kuliah TSF
Latihan Soal dan Quiz
Petunjuk Tugas Terstruktur TSF
Selamat Datang
← SANITASI DAN HYGINE PRODUKSI BETA LAKTAM DAN NON BETA LAKTAM
Penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk, dan prodduk kembalian →
5 Votes
METODE PENGERINGAN ROTARY DRYER
Disusun Oleh:
____________________________________________________
_________
Abstrak
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau
menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan penguapan
melalui pengunaan energi panas. Kandungan air tersebut dikurangi
sampai batas tertentu sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh
lagi didalamnya. Pengeringan pada industri biasanya menggunakan
suatau alat salah satunya dengan menggunakan rotary dryer. Rotary
dryer bekerja menggunakan aliran panas yang mengalir dimana
terjadi kontak dengan bahan yang akan dikeringkan. Pengering
rotary dryer digunakan untuk mengeringkan bahan yang berbentuk
bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar.
Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali-kali
sehingga tidak hanya permukaan atas yang mengalami proses
pengeringan, namun juga pada seluruh bagian yaitu atas dan bawah
secara bergantian, sehingga pengeringan menggunakan alat ini lebih
merata dan lebih banyak mengalami penyusutan.
Kata kunci : Pengeringan; Rotary Dryer; Aliran panas
Proses pengeringan terjadi melalui penguapan air karena perbedaan
tekanan dan potensial uap air antara udara dengan bahan yang
dikeringkan. Penguapan kandungan air yang terdapat dalam bahan juga
terjadi karena adanya panas yang dibawa oleh media pengering yaitu
udara. Uap air tersebut akan dilepaskan dari permukaan bahan ke udara
pengering. Penguapan air dari bahan meliputi empat tahap yaitu :
Rotary Dryer
Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering
berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan
dengan tungku atau gasifier. Alat pengering ini dapat bekerja pada
aliran udara melalui poros silinder pada suhu 1200-1800oF tetapi
pengering ini lebih seringnya digunakan pada suhu 400-900oF (Earle,
1969).
Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena
proses pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi
output kualitas maupun kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan
dan mahalnya bahan bakar minyak dan gas, maka teknologi rotary dryer
mulai dikembangkan untuk berdampingan dengan teknologi bahan
bakar substitusi seperti burner batubara, gas sintesis dan sebagainya
(Anonim, 2009).
Pada alat pengering rotary dryer terjadi dua hal yaitu kontak bahan
dengan dinding dan aliran uap panas yang masuk ke dalam drum.
Pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan dinding disebut
konduksi karena panas dialirkan melalui media yang berupa logam.
Sedangkan pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan
aliran uap disebut konveksi karena sumber panas merupakan bentuk
aliran. Pada pengeringan dengan menggunakan alat ini penyerapan
panas mudah dilakukan dan terjadi penyusutan bobot yang lebih tajam
dibandingkan dengan penurunan pembobotan yang dialami tray dryer.
Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali-kali
sehingga tidak hanya permukaan atas yang mengalami proses
pengeringan, namun juga pada seluruh bagian yaitu atas dan bawah
secara bergantian, sehingga pengeringan yang dilakukan oleh alat ini
lebih merata dan lebih banyak mengalami penyusutan. Selain itu rotary
ini mengalami pengeringan berturut-turut selama satu jam tanpa
dilakukan penghentian proses pengeringan. Pengering rotary ini terdiri
dari unit-unit silinder, dimana bahan basah masuk diujung yang satu
dan bahan kering keluar dari ujung yang lain (Jumari, A dan Purwanto
A., 2005).
Kontak yang terjadi antara padatan dan gas pada alat pengering rotary
dryer dilengkapi dengan flights, yang diletakkan di sepanjang silinder
rotary dryer. Volume material yang ditransport oleh flights antara 10
sampai 15 % dari total volume material yang terdapat di dalam rotary
dryer (Earle, 1969). Mekanismenya sebagai berikut, pada saat silinder
pengering berputar, padatan diambil keatas oleh flights, terangkat pada
jarak tertentu kemudian terhamburkan melalui udara. Kebanyakan
pengeringan terjadi pada saat seperti proses ini, dimana padatan
berkontak dengan gas. Flights juga berfungsi untuk mentransfer
padatan melalui silinder.
Proses yang terjadi di dalam rotary dryer sangat kompleks dan masih
sedikit dimengerti dengan baik sehingga menjadi obyek penelitian dari
banyak peneliti. Untuk dapat menganalisis dan mendesain
sistem rotary dryer secara benar dan meyakinkan, perlu difahami
fenomena perpindahan panas, perpindahan massa dan transportasi
partikel padat di dalam rotary dryer. Mula-mula panas dipindahkan
dari gas ke padatan basah, karena adanya driving force suhu, dan
temperatur padatan akan naik dan kehilangan uap air. Uap air
berpindah ke aliran gas karena adanya gradien tekanan uap. Hal ini
merupakan proses simultan dari perpindahan massa dan perpindahan
panas yang terjadi pada saat partikel padat bergerak secara kontinyu
membentuk pancaran berputar di seluruh silinder dari masukan sampai
keluaran (Earle,1989). Metoda perpindahan panas yang terjadi adalah
konveksi dan konduksi.
Pada umumnya kebanyakan alat pengering, panas dipindahkan dengan
lebih dari satu cara, tetapi pengering industri tertentu (misalnya
pengeringan makanan) mempunyai satu metoda perpindahan panas
yang dominan. Sedangkan pada rotary dryer, perpindahan panas yang
dominan adalah perpindahan panas konveksi, panas yang diperlukan
biasanya diperoleh dari kontak langsung antara gas panas dengan
padatan basah. Pengeringan dalam rotary dryer menggunakan suhu
tidak lebih dari 70oC dengan lama pengeringan 80-90 menit, dan
putaran rotary dryer 17-19 rpm. Untuk memperoleh hasil pengeringan
yang baik selain ditentukan oleh suhu dan putaran mesin juga
ditentukan oleh kapasitas mesin pengering. Kapasitas per batch mesin
pengering ditentukan oleh diameter mesin itu.
Rotary dryer diklasifikasikan sebagai direct, indirect-
direct, indirect dan special types. Istilah tersebut mengacu pada metode
transfer panasnya, istilah direct digunakan pada saat terjadi kontak
langsung antara gas dengan solid. (Perry, 1984). Peralatan rotary
dryer dapat diaplikasikan untuk pemrosesan material solid
secara batch maupun kontinyu. Material solid harus mempunyai sifat
dapat mengalir bebas dan berwujud granular (Jumari, A dan Purwanto
A., 2005).
Dalam merencanakan alat pengering rotary dryer hendaklah diketahui
kadar air input, kadar air output, densiti material, ukuran material,
maksimum panas yang diijinkan, sifat fisika atau kimia, kapasitas
output, dan ketersediaan jenis bahan bakar sehingga dapat ditentukan
dimensi rotary dryer, sistem pemanas (langsung atau tidak langsung),
arah gas panas (co-current atau counter current), volume dan tekanan
udara, kecepatan dan tenaga putar, dan dimensi siklon (Anonim, 2009).
Referensi :
Anonim, 2008, Rotary Dryer, http://www.zcrusher.com/rotary-
dryer.html, , diakses 11 Juni 2012.
Anonim, 2009, Rotary Dryer, http://www.artech.co.id, diakses 11
Juni 2012.
Earle, R. L. 1969. Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan.
Penerjemah Z. Nasution. Sastra Hudaya, Bogor.
Franky, 2010, Cara Kerja Rotary Dryer, http://fajareko-
fs.blogspot.com, diakses 11 Juni 2012.
Jumari, A dan Purwanto A., 2005, Design of Rotary Dryer for
Improving the Quality of Product of Semi Organic Phospate
Fertilizer, Jurusan Teknik Kimia F.T. UNS : Solo
Sumarsono, 2004, Kajian Perilaku Suhu Udara Dalam Ruang
Pengering, Jurnal Penelitian UNIB, Vol. X, No.1, Hlm. 20-25.
Share this:
Facebook
Related
TEKNIK PENGERINGAN SEDIAAN FARMASI ( DRYING METHOD OF
PHARMACEUTICAL FORM)In "TSF Mahasiswa 2009"
Inovasi Teknik ...In "TSF Mahasiswa 2010"
MENGENAL METODE PENGERINGAN DALAM BIDANG FARMASIIn "TSF
Mahasiswa 2009"
← SANITASI DAN HYGINE PRODUKSI BETA LAKTAM DAN NON BETA LAKTAM
Penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk, dan prodduk kembalian →
1. bagas says:
July 5, 2017 at 2:29 PM
Rate This
3. wahyudi says:
November 19, 2015 at 5:19 PM
0
Rate This
KAlo buat pengering bahan semacam kunyit slice gitu bisa gak pak…
Terimakasih pencerahan..
4. Nurhafis says:
August 28, 2014 at 3:24 AM
Rate This
5. ClickSini says:
October 7, 2013 at 3:12 PM
Rate This
M T W T F S S
« May Jul »
M T W T F S S
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30
June 2012
VoteView ResultsCrowdsignal.com
Categories
TSF 2009-B
TSF 2010-B
TSF Mahasiswa 2009
TSF Mahasiswa 2010
Uncategorized
Posting Terkini
Pengumuman Rekapitulasi Nilai Akhir Tugas Terstruktur I TSF 2012
DAFTAR ARTIKEL TUGAS 2 YANG MASUK DALAM NOMINASI PENILAIAN
dokumentasi dalam CPOB
BEBERAPA KASUS PENGEMBALIAN OBAT
CPOB BANGUNAN DAN FASILITAS
Halaman dan Artikel Tertinggi Dikunjungi
CPOB BANGUNAN DAN FASILITAS