Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Dialisis.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat
dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan
terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah
membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang
benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski
begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada
tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami
dan bagi pembaca lain pada umumnya.
Penyusun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada 1861, ahli kimia Thomas Graham menggunakan proses dialisis, suatu
proses yang digunakan untuk memisahkan partikel koloid dari ion terlarut atau
molekul. Thomas Graham juga bertanggung jawab untuk mengembangkan Hukum
Graham dan memisahkan partikel ke dalam dua kelas:koloid dan kristaloid.
Graham : - larutan NaCl (kristaloid) dapat menembus membran
Proses pemisahan
- Larutan pati (koloid) tidak dapat menembus membran
Koloid : - ukuran partikel, 1 – 100 mµ
- Kecepatan difusi melalui membran sangat rendah
- Cenderung membentuk massa gelatinous
Kristaloid: - kecepatan difusi tinggi,
- Cenderung mengkristal,
- Ukuran partikel <1 mµ
2.2 Pengertian Dialisis
Dialisis juga dapat diartikan sebagai pemisahan koloid dari ion terlarut
atau molekul berukuran kecil, atau kristaloid, dalam suatu larutan. Koloid adalah
setiap zat yang terbuat dari partikel-partikel yang dari ukuran kecil yang sangat:
lebih besar dari atom, tetapi umumnya memiliki ukuran 10 -7 cm berkisar sampai
10 3 cm. Kristaloid adalah zat yang memiliki beberapa atau semua properti dari
kristal atau zat yang membentuk solusi yang benar dan berdifusi melalui membran
oleh dialisis. Dialisis adalah proses yang seperti osmosis.
1.1.Ciri-ciri Dialisis
a. Solute menembus membran, ada migrasi spontan partikel solute dari larutan
ke dalam pelarut murni,
b. Gaya yang menentukan difusi pada dasarnya sama dengan yang menentukan
tekanan osmosis,
c. Selektivitas membran dialisis tidak hanya tergantung pada ukuran pori-pori.
1.2.Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat dialisis
a. dialisis volume buffer,
b. komposisi buffer,
c. jumlah,
d. perubahan buffer,
e. waktu,
f. suhu dan,
g. ukuran partikel vs ukuran pori-pori.
membran
Dialisat (water)
Homodialisis adalah terapi pengganti ginjal pada pasien gagal ginjal akut,
gagal ginjal kronis, dan gagal ginjal terminal melalui mesin. Hemodialisis
termasuk jenis membrane dialysis selain cangkok ginjal. Prinsip hemodialysis
sama seperti metoda dialysis. Melibatkan difusi zat terlarut ke seberang suatu
selaput semipermeable. Prinsip pemisahan dengan menggunakan membrane ini
terjadi pada dialyzer. Darah yang mengandung sisa sisa metabolisme dengan
konsentrasi yang tinggi dilewatkan pada membrane semipermeable yang terdapat
dalam dialyzer, dimana dalam dialyzer tersebut dialirkan dialysate dengan arah
yang berlawanan (counter current).
Gambar 2.1 Aliran counter current antara darah dan dialysate pada
dialyzer
Gambar 2.2 Proses difusi partikel racun dari darah ke dialysate melalui
membrane semipermeable pada mesin hemodialisis
Selain itu, untuk memisahkan yang terlarut dalam darah digunakan prinsip
ultrafiltrasi. Driving force yang digunakan pada ultrafiltrasi ini adalah perbedaan
tekanan hidrostatik antara darah dan dialyzer. Tekanan darah yang lebih tinggi
dari dialyzer memaksa air melewati membrane. Jika tekanan dari dialyzer
diturunkan maka kecepatan ultrafiltrasi air dari darah akan meningkat.
Gambar 2.3 Proses ultrafiltrasi partikel air dari darah ke dialysate melalui
membrane semipermeable pada mesin hemodialisis
Jika kedua proses digabungkan maka akan didapatkan darah yang bersih
setelah dilewatkan melalui dialyzer. Prinsip inilah yang digunakan pada mesin
hemodialysis modern, sehingga keefektifitasannya dalam menggantikan peran
ginjal sangatlah tinggi.
Peritoneal Dialysis merupakan salah satu terapi pengganti ginjal yang fungsinya
sama dengan hemodialisa, tetapi dengan metode yang berbeda. Peritoneal dialysis
adalah metode cuci darah dengan bantuan membran peritoneum (selaput rongga perut),
jadi darah tidak perlu dikeluarkan dari tubuh untuk dibersihkan dan disaring oleh mesin
dialysis.
Dalam proses peritoneal dialysis sendiri dilakukan pergantian cairan setiap hari
tanpa menimbulkan rasa sakit. Proses mengeluarkan cairan tersebut dalam jangka
waktu tertentu dan kemudian menggantikannya dengan cairan baru. Proses ini terjadi
dalam tiga langkah, yaitu :
1. Mengeluarkan cairan, proses pengeluaran cairan dari rongga peritoneal
berlangsung dengan bantuan gaya gravitasi dan memerlukan waktu sekitar
20 menit.
2. Memasukkan cairan, cairan dialysis ke dalam rongga peritoneal melalui
kateter dan memerlukan proses 10 menit.
3. Waktu tinggal, tahap cairan disimpan di dalam rongga peritoneal selama 4
sampai 6 jam. Pergantian cairan diulang setiap 4 atau 6 jam, dengan maksud
minimla 4 kali sehari, 7 hari dalam seminggu.