Anda di halaman 1dari 14

DIALISIS

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teknologi Membran

Dr. Rahmayetti, ST.MT

Disusun Oleh :

1. Vikka Amelia Suryadi (3335150031)


2. Taufik (3335150036)
3. Dian Eko Wardoyo (33351500)
4. Fitri Agisna Dwi Putri (3335150077)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Dialisis.

Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat
dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan
terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah
membantu terselesaikannya tugas ini.

Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang
benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski
begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada
tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami
dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Cilegon, Desember 2017

Penyusun
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Dialisis

Dr Willem Kolff, seorang dokter Belanda, dibangun pada dialyzer kerja


pertama pada 1943 selama pendudukan Nazi di Belanda . Karena kelangkaan sumber
daya yang tersedia, Kolff harus berimprovisasi dan membangun mesin awal
menggunakan selubung sosis , kaleng minuman , sebuah mesin cuci dan berbagai
barang lainnya yang tersedia pada saat itu. Selama dua tahun berikutnya, Kolff
menggunakan mesin untuk mengobati 16 pasien yang menderita gagal ginjal akut ,
tetapi hasilnya tidak berhasil. Kemudian, pada tahun 1945, wanita 67 tahun koma
uremic sadar kembali setelah 11 jam hemodialisis dengan dialyzer, dan tinggal selama
tujuh tahun sebelum meninggal dari kondisi yang tidak berhubungan. Dia adalah pasien
pertama yang pernah berhasil diobati dengan dialisis.

Pada 1861, ahli kimia Thomas Graham menggunakan proses dialisis, suatu
proses yang digunakan untuk memisahkan partikel koloid dari ion terlarut atau
molekul. Thomas Graham juga bertanggung jawab untuk mengembangkan Hukum
Graham dan memisahkan partikel ke dalam dua kelas:koloid dan kristaloid.
Graham : - larutan NaCl (kristaloid) dapat menembus membran
Proses pemisahan
- Larutan pati (koloid) tidak dapat menembus membran
Koloid : - ukuran partikel, 1 – 100 mµ
- Kecepatan difusi melalui membran sangat rendah
- Cenderung membentuk massa gelatinous
Kristaloid: - kecepatan difusi tinggi,
- Cenderung mengkristal,
- Ukuran partikel <1 mµ
2.2 Pengertian Dialisis

Dialisis adalah salah satu teknik pemisahan cair-cair yang berdasarkan


kepada proses pemisahan yang melibatkan sempadan atau membran. Pemisahan
analit yang beralainan bergantung pada perbedaan kadar pergerakannya melewati
membran semipermeabel yang memisahkan dua fasa cair terlibat. Dialisis adalah
pergerakan molekul oleh difusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
melalui membran semipermeabel. Fungsi dari membran semipermeabel adalah
untuk mencegah pelarut dan larutan dan untuk melewatkan pelarut dan
solute(kecil). Saat mendialisis konsentrasi solut tinggi melawan dialisis buffer
encer, maka terdapat perpindahan net dari air dan garam ke unit dialisis. Dengan
kata lain, molekul yang dipindahkan berasal dari larutan hipertonik menuju
hipotonik seperti gambar di bawah.

Dialisis juga dapat diartikan sebagai pemisahan koloid dari ion terlarut
atau molekul berukuran kecil, atau kristaloid, dalam suatu larutan. Koloid adalah
setiap zat yang terbuat dari partikel-partikel yang dari ukuran kecil yang sangat:
lebih besar dari atom, tetapi umumnya memiliki ukuran 10 -7 cm berkisar sampai
10 3 cm. Kristaloid adalah zat yang memiliki beberapa atau semua properti dari
kristal atau zat yang membentuk solusi yang benar dan berdifusi melalui membran
oleh dialisis. Dialisis adalah proses yang seperti osmosis.
1.1.Ciri-ciri Dialisis
a. Solute menembus membran, ada migrasi spontan partikel solute dari larutan
ke dalam pelarut murni,
b. Gaya yang menentukan difusi pada dasarnya sama dengan yang menentukan
tekanan osmosis,
c. Selektivitas membran dialisis tidak hanya tergantung pada ukuran pori-pori.
1.2.Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat dialisis
a. dialisis volume buffer,
b. komposisi buffer,
c. jumlah,
d. perubahan buffer,
e. waktu,
f. suhu dan,
g. ukuran partikel vs ukuran pori-pori.

2.3 Dasar Fisiologi Dialisis


a. Difusi adalah pergerakan zat-zat terlarut dari larutan berkonsentrasi tinggi
ke larutan berkonsentrasi rendah melalui membran semipermeabel.
Mekanisme difusi dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi dalam kedua
larutan tersebut, berat molekul zat terlarut dan resistensi membran
semipermeabel.
b. Ultrafiltrasi adalah proses perpindahan air dan zat-zat terlarut yang
permeabel melalui membran semipermeabel, karena adanya perbedaan
antara tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik.
 Ultrafiltrasi hidrostatik. Pergerakan air terjadi dari kompartemen
bertekanan hidrostatik tinggi ke kompartemen yang bertekanan
hidrosatik rendah. Ultrafiltrasi hidrostatik tergantung pada tekanan
transmembran (transmembran pressure/TMP) dan koefisien
ultrafiltrasi (KUF).
 Ultrafiltasi osmotik. Perpindahan air terjadi dari kompartemen yang
bertekanan osmotik rendah ke kompartemen yag bertekanan osmotik
tinggi, sampai tercapai keadaan tekanan osmotik di dalam kedua
kompartemen tersebut seimbang.
c. Konveksi adalah gerakan molekul-molekul lainnya akibat perbedaan
tekanan hidrostatik, yang terlarut dalam air, melalui membran
semipermeabel. Akibat adanya tekanan hidrostatik, molekul-molekul kecil
dan besar cenderung berpindah hingga tercapai keadaan keseimbangan,
sesuai dengan ukuran yang dapat dilalui oleh membran semipermeabel.
Molekul besar tidak dapat berpindah.
2.4 Proses Dialisis

Skema Proses Dialisis:

membran

feed Purified feed

Dialisat (water)

 Pelarut dari larutan berkonsentrasi rendah akan berdifusi ke larutan yang


berkonsentrasi tinggi dengan cara osmosis,
 Solute (yang kecil) berdifusi dari larutan yang berkonsentrasi tinggi berdifusi
ke laritan yang berkonsentrasi rendah secara dialisis,
 Osmosis dan dialisis terjadi sampai konsentrasi solute dan pelarut menjadi
sama,
 Solute yang berdifusi disebut difusat,
 Larutan tempat asal solute yang berpindah disebut dairan yang didialisis atau
disebut juga dengan dialisat,
 Jika larutan yang berkonsentrasi rendah secara berkala diganti dengan pelarut
murni, maka difusat akan terekstraksi secara sempurna dari dialisat.

2.5 Aplikasi dialisis


1. Di laboratorium, misalnya pada pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu,
dialisis pada penyakit gagal ginjal (pencucian darah), dan lain-lain,
2. Dalam industri, misalnya pemisahan garam dari zat memiliki berat molekul
tinggi,dan lain-lain,
3. Pemrosesan sampel,
4. Recovery dan pemurnian bahan kimia, bidang makanan, biologi, farmasi,
dan lain-lain, misalnya: recovery NaOH dari limbah industri, recovery
asam-asam mineral dari limbah proses metalurgi,
5. Pemisahan azeotrop,
6. Pemisahan zat anorganik.

2.6 Aplikasi Dialysis Di Rumah Sakit

Ada dua macam dialisis yang digunakan, yaitu :

2.2.1 Hemodialysis (HD)

Homodialisis adalah terapi pengganti ginjal pada pasien gagal ginjal akut,
gagal ginjal kronis, dan gagal ginjal terminal melalui mesin. Hemodialisis
termasuk jenis membrane dialysis selain cangkok ginjal. Prinsip hemodialysis
sama seperti metoda dialysis. Melibatkan difusi zat terlarut ke seberang suatu
selaput semipermeable. Prinsip pemisahan dengan menggunakan membrane ini
terjadi pada dialyzer. Darah yang mengandung sisa sisa metabolisme dengan
konsentrasi yang tinggi dilewatkan pada membrane semipermeable yang terdapat
dalam dialyzer, dimana dalam dialyzer tersebut dialirkan dialysate dengan arah
yang berlawanan (counter current).

Gambar 2.1 Aliran counter current antara darah dan dialysate pada
dialyzer

Driving force yang digunakan adalah perbedaan konsentrasi zat terlarut


berupa racun seperti partikel partikel kecil, seperti urea, kalium, uric acid, fosfat
dan kelebihan klorida pada darah dan dialysate. Semakin besar beda konsentrasi
racun tersebut di dalam darah dan dialysate maka proses difusi akan semakin
cepat. Berlawanan dengan peritoneal dialysis, dimana pengangkutan adalah antar
kompartemen cairan yang statis, hemodialysis bersandar pada pengangkutan
adalah antar konvektif dan menggunakan konter mengalir, dimana jika diasylate
mengalir berlawanan arah dengan mengalir extracorporeal sirkuit. Metode ini
dapat meningkatkan efektifitas dialysis.

Gambar 2.2 Proses difusi partikel racun dari darah ke dialysate melalui
membrane semipermeable pada mesin hemodialisis

Dialysate yang digunakan adalah larutan ion mineral yang sudah


disterilkan. Urea dan sisa metabolism lainnya, seperti kalium dan fosfat, berdifusi
ke dalam dialysate.

Selain itu, untuk memisahkan yang terlarut dalam darah digunakan prinsip
ultrafiltrasi. Driving force yang digunakan pada ultrafiltrasi ini adalah perbedaan
tekanan hidrostatik antara darah dan dialyzer. Tekanan darah yang lebih tinggi
dari dialyzer memaksa air melewati membrane. Jika tekanan dari dialyzer
diturunkan maka kecepatan ultrafiltrasi air dari darah akan meningkat.
Gambar 2.3 Proses ultrafiltrasi partikel air dari darah ke dialysate melalui
membrane semipermeable pada mesin hemodialisis

Jika kedua proses digabungkan maka akan didapatkan darah yang bersih
setelah dilewatkan melalui dialyzer. Prinsip inilah yang digunakan pada mesin
hemodialysis modern, sehingga keefektifitasannya dalam menggantikan peran
ginjal sangatlah tinggi.

Gambar 2.4 Proses yang terjadi didalam dialyzer pada mesin


hemodialysis

Gambar 2.5 Beberapa modul membran yang biasa dipakai untuk


hemodialysis
Prinsip dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses osmotis dan
ultrafiltrasi pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh.
Pada hemodialisis, darah dipompa keluar dari tubuh lalu masuk kedalam mesin
dialiser ( yang berfungsi sebagai ginjal buatan ) untuk dibersihkan dari zat-zat
racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh cairan khusus untuk dialisis
(dialisat).

Tekanan di dalam ruang dialisat lebih rendah dibandingkan dengan tekanan


di dalam darah, sehingga cairan, limbah metabolik dan zat-zat racun di dalam
darah disaring melalui selaput dan masuk ke dalam dialisat. Proses hemodialisis
melibatkan difusi solute (zat terlarut) melalui suatu membrane semipermeable.
Molekul zat terlarut (sisa metabolisme) dari kompartemen darah akan berpindah
kedalam kompartemen dialisat setiap saat bila molekul zat terlarut dapat
melewati membran semipermiabel demikian juga sebaliknya. Setelah
dibersihkan, darah dialirkan kembali ke dalam tubuh.

2.2.2 Peritoneal Dialysis (PD)

Peritoneal Dialysis merupakan salah satu terapi pengganti ginjal yang fungsinya
sama dengan hemodialisa, tetapi dengan metode yang berbeda. Peritoneal dialysis
adalah metode cuci darah dengan bantuan membran peritoneum (selaput rongga perut),
jadi darah tidak perlu dikeluarkan dari tubuh untuk dibersihkan dan disaring oleh mesin
dialysis.

Dalam proses peritoneal dialysis sendiri dilakukan pergantian cairan setiap hari
tanpa menimbulkan rasa sakit. Proses mengeluarkan cairan tersebut dalam jangka
waktu tertentu dan kemudian menggantikannya dengan cairan baru. Proses ini terjadi
dalam tiga langkah, yaitu :
1. Mengeluarkan cairan, proses pengeluaran cairan dari rongga peritoneal
berlangsung dengan bantuan gaya gravitasi dan memerlukan waktu sekitar
20 menit.
2. Memasukkan cairan, cairan dialysis ke dalam rongga peritoneal melalui
kateter dan memerlukan proses 10 menit.
3. Waktu tinggal, tahap cairan disimpan di dalam rongga peritoneal selama 4
sampai 6 jam. Pergantian cairan diulang setiap 4 atau 6 jam, dengan maksud
minimla 4 kali sehari, 7 hari dalam seminggu.

Anda mungkin juga menyukai