Anda di halaman 1dari 66

PENGERINGAN

Created by
Elfi Nur Rohmah ST.,MT
Sultan Ageng Tirtayasa, Banten
2015
Pengeringan

Operasi pemisahan air dari suatu bahan,


yang jumlahnya relative kecil,
dengan menggunakan panas.

Operasi dilakukan dengan cara


menghembuskan udara panas yang tidak jenuh
pada bahan yang akan dikeringkan
Fungsi Udara Panas

medium pengering menyediakan panas

1. untuk penguapan air


2. membawa uap air keluar

jumlah air yang diuapkan


evaporasi dan cara penguapannya
 jenis alatpun berbeda
diuapkan jauh lebih besar
dan tidak ada medium yang membawa uap airnya.
7-an Operasi pengeringan

1. Memudahkan penanganan
selanjutnya
2. Mengurangi biaya trasportasi
dan pengemasan
3. Mengawetkan bahan
4. Meningkatkan nilai guna suatu
bahan atau agar dapat
memberikan hasil yang baik
5. Mengurangi biaya korosi
PROSES PENGERINGAN

Perpindahan Massa dan Panas


perhitungan
Mekanika Fluida alat
Sifat dan bentuk zat padat
pengering

Gejala fisika dan kimia secara teoritis dan kwantitatif

menggunakan data percobaan


Data untuk merencanakan alat
pengering

1. Laju Pengeringan
2. Koefisien-koefisien perpindahan
massa dan panas
3. Sifat bahan dalam menahan
cairan
4. Kurva kesetimbangan uap-cairan
dalam bahan
5. Sifat fisik  panas laten,
kapasitas panas
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh
suatu bahan:

1. Bahan kristal dengan struktur yang


tidak boleh rusak
2. Bahan tidak boleh terkotori (bahan
farmasi)
3. Bahan tidak boleh retak atau
mengkerut
4. Aroma tidak boleh hilang
Kandungan Air Dalam Bahan

basis basah

kgH 2O
X .100
kgH 2O  Kg bahan % massa

basis kering

kg H 2O
X .100
kgbahan Bahan= bahan kering bebas air
Bahan tidak mengalami
1 perubahan kandungan air

tekanan uap yang tekanan uap


diberikan bahan diudara

tidak ada gaya dorong


keadaan setimbang
untuk perpindahan air

Kandungan air dalam bahan disebut


kandungan air kesetimbangan.
Kandungan Air menurun
2 karena penguapan

tekanan uap yang


diberikan bahan > tekanan uap
diudara

Kandungan Air bahan


3
akan bertambah
tekanan uap yang
diberikan bahan < tekanan uap
diudara
Kandungan Air Dalam Bahan
Air tak
Air teriakat teriakat

1,0 1,0

YR A Air kesetimbangan
B Air bebas
A C
A 0,5

X2* X1

X*, kandungan air kesetimbangan X, kandungan air


(a) (b)

kurva kandungan air


kesetimbangan untuk kurva kandungan air
bahan yang berbeda.
Laju Pengeringan
jumlah air yang menguap
persatuan waktu persatuan luas

untuk merencanakan
waktu pengeringan harus diamati dan
7an ditentukan dengan
percobaan.
untuk memperkirakan
ukuran alat

STOP
dilangsungkan hingga bahan tidak
lagi mengalami perubahan massa.
Percobaan Pengeringan

Neraca
untuk
mengamati
Udara perubahan
T,Y,G’ massa
tetap

Hasil Pengamatan
Waktu,Ө (jam) Massa,W(kg)
Ө0 W0
Ө1 W1 kurva Massa Vs Waktu
. .
. .
Ө* W*
A A
Wo Wo
B

C
D E
W*
W* E
Ө* Ө*
(a) (b)

Wo

W*

Ө*
(c)

a) Bentuk terdapat bagian linier (BC) dan


bagian lengkung (CDE)
b) Seluruh kurva berbebtuk lengkung
c) Seluruh kurva linier
Laju pengeringan (R)

Apabila berat bahan (tanpa air) adalah Wp (kg),


maka kandungan airnya adalah :

W  Wp
X  (kg air/kg bahan)
Wp
Xo = kandungan air pada waktu nol
X* = kandungan air kestimbangan
X = kandungan air bebas

X = Xo – X*
W WP .X
Maka : R   A. R
A.

Catatan:
Bila kurva W vs Ө lurus (linier)
A = luas bidang yang mengalami pengeringan (m2)

Apabila kurva W vs Ө tidak lurus

1 lim W
R
A   0  1 dW WP dX
R 
WP lim X A d A d
R
A   0 
Kurva laju pengeringan seringkali
terdiri dari dua bagian:
1. Periode pengeringan dengan laju tetap (BC)
2. Periode pengeringan dengan laju menurun (CDE)

Laju menurun Laju tetap


C B
R A
Laju
Pengeringan

E
X* XK XO
X (kg air/kg bahan)
.

bahan berkontak dengan


udara pengering

2.Constant Rate Periode (BC) 1.keadaan steady (AB)

•Air yang menguap adalah air tak terikat


•suhu bahan = suhu bola basah udara pengering

perpindahan panas dari udara


kebahan hanya berlangsung STOP
secara konveksi

perpindahan panas secara radiasi dan konduksi,


suhu bahan sedikit lebih tinggi
daripada suhu bola basah udara pengering. XK
3.Falling Rate Periode

Setelah XK, laju pengeringan akan turun


sampai akhirnya akan berhenti (R= 0)

tercapainya kandungan air kesetimbangan (X*).

Air yang menguap adalah air terikat


Perhitungan Laju Pengeringan

WP dX N A .M A
R 
A d A
NA = jumlah air yang dipindahkan (mol/jam)
MA = Berat molekul air

waktu pengeringan
 x1
WP dX WP dX WP dX
R d   0 d   A x R
A d A R 2

X0= kandungan air mula-mula


X1= kandungan air pada akhir pengeringan (Ө = Ө1)
Periode Laju Tetap

Laju pengeringan = RK

1
WP
WP
 d   A.RK X   0   K   X K  X 0 
0
A.RK

XK= kandunagan air kritik


K= waktu pengeringan selama laju tetap
Harga RK tergantung pada
koefisien perpindahan panas dan massa

N A .M A
perpindahan massa RK   k G .PI  PG .M A
A

q=perd panas/A. RK .  q

q  hTG  Ti 

q  qC  q r  q K
Perpindahan Panas dalam pengeringan

qC R Udara
Laju alir (G)
qr Suhu (TG)
Kelembaban (Y)

qK

Tray (non drying


surface)

RK  k G Pi  PG .M A  TG  Ti 


h
i
Bila konveksi berperan, Ti=Tw
maka Pi=Pw dan i=w

kG,Pi dan PG dapat diganti


dengan ky,YW dan YG

RK  k y YW  YG M B

 k G PW  PG M B


h
TG  TW 
W
Faktor-faktor yang mempengaruhi RK

1.Suhu Udara Pengering

TG naik, (TG-Ti) naik juga dan RK makin besar

2.Kelembaban Udara

makin besar kelembaban udara maka driving force Pi-PG


atau Ti-YG menjadi lebih kecil sehinga RK juga makin kecil

3.Laju alir Udara

Laju alir udara mempengaruhi harga kG dan hG


Hubungan hG dengan laju alir

Pengeringan dengan aliran udara sejajar permukaan bahan


Untuk suhu udara 45-1500C dan
Untuk laju alir udara 2450-29300 kg/jam.m2
(500-6000 lb/jam.ft2)

hG  0,0204.G 0 ,8

hG= Btu/jam.ft2.oF
G = lb/jam.ft2
Untuk aliran udara tegak lurus permukaan
laju alir 3900-19500 kg/jam.m2 (800-4000 lb/jam.ft2)

hG  1,17.G 0 , 37

Dimana:
hG= W/m2.K
G = kg/jam.m2

satuan Inggris

hG  0,37.G 0 , 37
MB
Bila: NA  ky YW  YG 
MA

Hubungan  dengan Xk

WP .W  X K  X 0  WP  X K  X 0 
  
A.h.TG  TW  A.k y .M B YW  YG 
Periode Dengan Laju Menurun
kandungan air lebih kecil dari
kandungan air kritiknya

berhenti pada saat kandungan kesetimbangan tercapai.

Hal Umum

•kurva laju pengeringan sembarang


•Integrasi dilakukan secara grafik, buat kurva 1/R vs X

X2
W dX
  P
A X R
0
Beberapa hal dlm Laju Menurun :

1. bentuk kurva laju pengeringan menurun


tidak dapat diperkirakan.
2. Bentuknya bergantung pada struktur
bahan dan diperoleh data percobaan.
3. Laju pengeringan pada periode ini lebih
dikuasai oleh diffuse massa dan panas
didalam pori-pori bahan.
4. Pada periode ini laju alir udara pengering
kurang berpengaruh.
Hal Khusus

R fungsi linier X
R  mX  b
X2
W dX
  P
A X mX  b
1

WP mX 2  b R1  R2
 ln m
Am mX 1  b X1  X 2

W p  X 1  X 2  R2 W p  X 1  X 2  R1
  ln  ln
A R1  R2  R1 A R1  R2  R2
Rm= rata-rata logaritmik laju pengeringan antara X1 dan X2

Rm 
R1  R2 Wp X 1  X 2 
R 
ln 1 A Rm
R2
laju pengeringan menurun secara linier
sejak dari X1 = Xk (kandungan air kritik)

RK RK

R
R

X* X XK X’ X’K

Kandungan air,X Kandungan air bebas,X’

R XX* RK
 Slope garis m
RK XK  X * XK  X *
WP X K  X * R K
 ln
A RK R

WP X K  X X K  X *
 ln
A RK XX*

Apabila kurva dibuat antara R dengan


kandungan air bebas X’, maka:

WP X ' K X ' K
 ln
A RK X'

X
R  RK
XK
Contoh soal 1:
500 kg bahan basah yang mengandung 40% air
dikeringkan dalam sebuah pengering batch.
Laju pengeringan menurun terhadap kadar air merupakan garis lurus.
Kandungan air kritik pada kondisi pengeringan ini adalah 0,5 kg air/kg bahan kering.
Kandungan air kesetimbangan 0,04 kg air/kg bahan kering (tanpa air)

1.Berapakah waktu pengeringan yang diperlukan


untuk mendapatkan hasil kandungan air 0.08 kg
ai/kg bahan
2.Perkirakan harga koefisien perpindahan panas
dari udara kepermukaan bahan bila pada
pengeringan tersebut digunakan udara dengan
Tdb=2000F dan Twb=1100F. Konduksi dan radiasi
diabaikan
Penyelesaian:
Diketahui:
RK
500 kg bahan basah
Wp = bahan kering (tanpa air)
= 6% x 500 R3

= 300 kg
Air = 500 – 300 = 200 kg 0,04 0,08 0,5
A = 250 cm2/kg x 300 kg = 75.103 cm2 Kandungan air,X

300 kg
RK 
jam 1 jam  6,67.10 6 kg / cm 2 menit
75.103 cm 2 60menit

Pengeringan Laju Tetap (Constant Rate Periode)

200
X0   0,67kgair / kgbahan
300

X K  0,5kgair / kgbahan
WP  X 0  X K 
K 
A.RK

3000,067  0,5

75.10 3 x6,67.10 6
 102menit

Pengeringan Laju Menurun

Kurva laju pengeringan lurus R1=RK pada


X1=XK=0,5
Untuk:
R2=0 pada X2= 0,04
R3=… pada X3=0,08

RK X K  X 2 6,67.10 6 0,5  0,04  0,04 


  R3  6,67.10 6  
R3 X3  X2 R3 0,08  0,04  0,46 
Maka :

300 0,5  0,08 0,46


WP X K  X 3 RK  ln
 674menit
 turun  ln 75.10 3     0,04
 6,67.10 6   6,67.10 6  0,04   
A RK  R3 R3 




 0,46   

Waktu yang diperlukan hingga X=0,08


= K+turun
= 674 + 102
= 776 menit
= 12 jam 56 menit

hG t G  tW 
Harga RK 
W

Diketahui:
W=1100F=1031,6 Btu/lb
=572,6 kkal/lb
RK .W
hG 
t G  tW

6,67.10 6 x572,6

5
200  110  76,388kkal / cm 2 .0 C.menit
9
Contoh soal 2:
Suatu bahan basah yang tidak larut dikeringkan dalam sebuah baki
berukuran 0,457 x 0,457 m dan dalamnya 25,4 m. Bahan diisikan
penuh pada baki tersebut. Bagian bawah dan samping diisolasi.
Panas dipindahkan secara konveksi dari udara yang mengalir sejajar
permukaan atas bahan dengan kecepatan 6,1 m/dt. Suhu udara
65,60C dan kelembaban 0,01 kg H2O/kg udara kering.

Perkirakan besarnya laju penguapan total


laju pengeringan tetap

RK 
h
TG  TW  Laju Penguapan = RK.A
W
Penyelesaian:
Diketahui:
Udara tG = 65,60C
Y=0,01
Dari psikometrik chart twb=28,90C
Untuk P operasi= 1 atm, maka volum lembab udara pengering

1 T 1 1 
VH  22,4 x x x  Y 
P 273  29 18 

 
 2,83.10  4,56.10 .0,01 273  65,6
3 3

 0,974m3 / kgudara ker ing


Kerapatan Udara (udara)

1  0,01
  1,037kg / m3
0,974

Laju alir Massa Udara G  v. =6,1 x 1,037 x3600


= 22770 kg/jam.m2

Harga h : h= 0,0204 .(G)0,8 Twb= 28,90C


= 0,0204.(22770)0,8 W=2433 KJ/kg
= 62,45 W/m2.K

Laju pengeringan tetap: Laju Penguapan = Rk.A


1 W= 1 joule/dt ; 1 jam= 3600 dt =3,39 x (0,457x0,457)
=0,708 kg/jam

RK 
h
TG  TW 
W
62,45W / m2 .K 3600dt
x65,6  28,9K
1J
RK  x
2433.103J / kg 1W
x
1dt. jam
 3,39kg / jam.m 2
Penggunaan Udara
untuk sekali lewat (batch)

Udara Udara
Pemanas dibuang
Udara Ruang Pemanas Ruang Pengering

Kadang kala dalam pengeringan perlu dilakukan


pengendalian suhu bola basah udara
yang masuk ruang pengering. Ini dimaksudkan
agar laju pengeringan rendah dan hemat panas
Contoh soal

Udara pemanas yang boleh digunakan pada suhu pengeringan


adalah 900C. Udara masuk ruang pemanas pada suhu 250C
dan kelembaban 0,04 kg H2O/kg udara kering. Operasi pada
tekanan 1 atm, berlangsung secara adiabtik

1. Panas yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg


air bila udara buang bekas bersuhu 500C,
tanpa daur ulang

2. Panas yang diperlukan untuk pengupan 1 kg air


apabila udara pada soal (1) digunakan dua kali lagi
setelah dilakukan pemanasan ulang. Udara bekas
pada daur ulang pertama adalah 510C dan pada
daur ulang kedua dibuang pada suhu 550C
Penyelesaian:
maka kondisi udara bekas (setelah
Asumsi Proses Adiabtik digunakan untuk pengeringan)
terletak pada garis penjenuhan
adiabatic

A= Udara mula-mula
B= Udara setelah dipanaskan
C= Udara bekas (500C)
G Y
D= Udara setelah pemanasan
ulang ke 1
E= Udara bekas keluar pada
E F
510C
C D
F= Udara setelah pemanasan
ke 2
G= Udara bekas keluar pada
A B 550C

25 90

T(0C)
Udara masuk:

T= 250C
Y1= 0,04 kg air/kg udara kering
HY1 = (1,005+1,885 (0,04)(25)+2502(0,04))
=127,1 Kj/kg udarakering

Setelah dipanaskan
HY2 = (1,005+1,885 (0,04)(90)+2502(0,04))
=197 Kj/kg udarakering

Udara pada titik C Untuk udara bekas (titik C)


diketahui terletak pada garis
T = 250C pemjenuhan adiabatic maka
TW=43,50C HYB=HYC
(dari psikometrik chart)

HYC= (1,005+1,885Y)(50)+2502Y
197= 50,25+94,25Y+2502Y
146,75= 2596,25Y
Y=0,057
Kebutuhan Udara (G kg) untuk 1 kg air

G (0,057-0,04) = 1 Kebutuhan panas


0,017G = 1 Q= 58,8 (197-127)
G = 28,8 kg =4117 KJ

Pemanasan Ulang ke 1

HY2= (1,005+1,885 (0,04)(90)+2502(0,04))


=197 Kj/kg udarakering

Udara di E T = 510C
YE = 0,04 kg air/kg udara kering
TW= 470C

Harga HYF
HYF= (1,005+1,885 (0,074)(90)+2502(0,074))
=288,1 Kj/kg udarakering
Pemanasan ulang ke 2 dilanjutkan dengan proses
penjenuhan adiabatic.

HYG= HYF
HYG = (1,005+1,885Y)(55)+2502Y
288,1 = 55,275+2605,565Y
Y = (288,1-55,275)
2605,565
=0,0894

TG= 550C ;Y=0,0894 Dengan psikometrik


chart TW= 520C

Kebutuhan G’:
G’(0,0894-0,04)=1
G’=20,243 kg
Kebutuhan panas per kg udara kering

Tahap mula-mula= 197-127 = 70 KJ


Pemanasan Ulang ke 1= 242,7 – 197= 45,7 KJ
Pemanasan ulang ke 2= 288,1 – 242,7= 45 4 KJ

Maka kebutuhan panas total


=70 + 45,7 + 45,4 = 161,2 KJ/kg udara kering

Kebutuhan panas untuk pengupan 1 kg air


Q= 18,87 (161,1) = 3039 KJ

Catatan: terlihat bahwa kebutuhan panas untuk (2) 26%


lebih rendah begitu pula untuk kebutuhan udara juga jauh
lebih kecil
Pengeringan Berkesinambungan

1. Alat yang digunakan lebih kecil


(untuk mendapatkan jumlah dan
K- hasil yang sama)
Untungan 2. Hasil yang seragam
3. Biaya operasional lebih rendah
4. Dapat diintegrasikan dalam proses
berkesinambungan tanpa perlu
gudang antara
Dalam pengeringan berkesinambungan bahan digerakkan
dalam ruang pengering dan berkontak dengan aliran udara
pengering
Arah aliran udara pengering dapat
berlawanan ataupun searah dengan gerakan
bahan.

I II III
tG1
Suhu

tP1
tG2

A B
tP2

Jarak sepanjang pengeringan

(a) Berlawanan Arah

tG1 I II III
Suhu

tG2
Operasi ini cocok tP1
untuk bahan yang
peka terhadap panas tP2
A B

Jarak sepanjang pengeringan

(b) Searah
Dalam grafik tersebut ada 3 daerah :

Daerah Pemanasan Pendahuluan


(Preheating Zone)
1 Selama didaerah ini bahan dipanasi sampai suhu bola
basah udara. Penguapan didaerah ini sangat sedikit

Daerah Penguapan (Evaporating Zone)


2 Pada daerah ini bagian terbesar air menguap dengan
laju tetap. Suhu bahan tetap pada tW

Daerah pemanasan lanjut (Superheating Zone)


3 Setelah mencapai titik B, kandungan air telah mencapai
keadaan kritik. Laju pengeringan mulai menurun dan
suhu bahan naik. Suhu bahan mendekati suhu gas
Neraca Massa dan Panas Untuk Aliran
Berlawanan Arah Untuk Siatem
Kontinue

Q
Gas (G) Gas (G)(kg gaskrg/j.m2)
Y1 Y2(kg H2O/kg gas krg)
tG1 tG2(oC)
HG1 HG2(kalori/kg gas krg)

1
2

Bahan Padat dz Hasil Pengeringan


Wp (kg/j. m2) Wp
X1 (kg H2O/kg bahan) X2
t1(oC) t2
Hp1(kalori/kg bahan krg) Hp2
1.Neraca Massa Uap Air

W p x1  G.Y2  W p .x2  G.Y1

W p x1  x 2   G Y1  Y2 
Catatan:
X dan y diatas merupakan basis kering
Wp, G adalah bahan dan gas kering tanpa air

2.Neraca Panas
W p H p1  G.H G 2  W p H p 2  GH G1  Q

Q= negative bila panas dimasukkan kepengering dan


lebih besar dari pada panas yang hilang
pada suatu rak (tunnel dryer) panas sensible rak harus
diperhitungkan

Perpindahan Untuk suatu unsur dengan panjang pengering


panas dz, panas yang dipindahkan dari gas kebahan
Hanya dari gas padat

A dqG  G.S .C h dt G  W p .S .C p .dt

Ch = panas lembab (kal/kg udara kering)


S = luas penampang alat (m2)
Cp = kapasitas panas bahan padat (kal/ kg bahan kering)
dtG,dt = perubahan suhu gas dan bahan padat sepanjang dz
Persamaan perpindahan panas secara umum:

B dqG  U a .S t G  t dz
Ua= koefisien perpindahan panas volumetric (kal/j.Km3)
U= Koefisien perpindahan panas total (kal/j.oC.m2),m2= luas
bahan
A= luas permukaan bahan padat yang terkena gas (m2/m3
volum pengering)

Dari persamaan A dan B :

 G.S.Ch .dt G  Ua.S.t G  t dz


tG 2
Bila Ch dan Ua tetap dt G Ua z U a .z
   dz 
t  t  G.Ch 0
tG 1 G
G.C h
Pada daerah penguapan (II) suhu bahan padat tetap pada
suhu bola basah pengering (tW) maka :
tG 1
dt G t G1  tW 
t tG  tW   ln tG 2  tW 
G2

U a .z tG1  tW 
 ln
G.Ch tG 2  tW 
Bila suhu bahan (t) tidak tetap, maka persamaan A:

G.C h
dt  dt G dt  b.dt G
W p .C p

t merupakan fungsi linier tG


t G1  t G 2
tG 1
dt G
maka t t G  t  t G  t m
G2

t G1  t1   t G 2  t 2  t1  t 2
Dimana:
t G  t m  Atau
t m 
 t 
 t G1  t1  ln  1 
ln  
  t 2 
 G2 2 
t t

Persamaan Penentuan Panjang


Alat:

t G1  t G 2 U a .z
 z = panjang alat pengering
t G  t m G.Ch
Catatan:

Persamaan ini dapat digunakan untuk


menghitung panjang pengering atau tG1 (udara
panas yang keluar) untuk daerah I dan daerah
III.
Panjang alat pengering yang diperlukan adalah
jumlah panjang yang diperoleh dari perhitungan
untuk masing-masing daerah.
Satuan Perpindahan (Transfer Unit)

Nt= jumlah satuan perpindahan (Number of transfer Unit)


tG1
dt G

tG 2
tG  t
 Nt

untuk perpindahan panas. U a .z G.Ch


Nt   z  Nt
G.Ch Ua
Untuk t bahan yang tetap, t = tW Untuk t bahan berubah

 t G1  t w  t G1  t G2
N t  ln   Nt 
 tG  t w  t G  t m
 2 
Hubungan panjang yang diperlukan (untuk satu daerah)
dengan jumlah satuan perpindahan dan kondisi operasi yang
dipilih.

Lt ( length of transfer unit)= panjang satuan perpindahan

G.C h
z  N t Lt Ua
 Lt

Untuk Pengeringan dengan Tunnel dryer (Rak)

Lt  19,5b.G 0, 2

Dimana:
b = ruang bebas antara tray (ft)
G = laju alir udara (lb udara kering/j.ft2)
Untuk Rotary Dryer
Paling ekonomis bila Nt= 1,5-2

0,1.C p .G 0,84
Lt 
D
Dimana:
Cp= kapasitas panas gas pengering (Btu/lb.oF)
D = diameter pengering putar (ft)

Cttn:

Kecepatan udara dibatasi oleh Misalnya:


kemungkinan timbulnya debu Pasir, Gmax= 100 lb/j.ft2
berterbangan Serbuk gergaji, Gmax= 250 lb/j.ft2
Harga Ua
Dari hasil percobaan Rotary dryer 1 ft x 6 ft
(Friedman & Marshall)
Ua dapat diperkirakan dengan menggunakan
persamaan

10.G 0,16
Ua 
D

G= laju alir udara total lb/j.ft2


D= diameter pengering (ft)
Ua= Koefisien perpindahan panas volumetric
(Btu/j.ft3vol dryer.oF)
Perpindahan Panas Total

qt  U a .S t G  t m z  U aV t G  t m

qt= panas total yang dipindahkan dari gas kepengering ke


bahan padat
V= volum pengering
(tG-t)m atau (∆t)m= perbedaan shu rata-rata antara gas
pengering dan bahan padat, dihitung rata-rata logaritmik
untuk masing-masing daerah

1 qp qv qs
  
t m qt t  p qt t v qt t s
Dimana:

qp= jumlah panas yang dipindahkan dari gas ke zat


padat didaerah pemanasan pendahuluan (daerah
I)
qv= Jumlah panas yang dipindahkan dari gas ke zat
padat di daerah 2
gs= Jumlah panas yang dipindahkan dari gas ke zat
padat di daerah 3
(∆t)p= perbedaan suhu rata-rata antara gas dan
bahan sepanjang daerah pemanasan pendahuluan
(daerah I)
(∆t)v dan (∆t)s= perbedaan suhu rata-rata antara gas
dan bahan sepanjang daerah I dan daerah 2
(pemanasan lanjut)
“Jadilah Orang yang paling bijaksana
dalam mengambil keputusan”

Anda mungkin juga menyukai