No.Dokumen : SPO/III.PPN/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : Januari 2017
Halaman :
Puskesmas Juwana Ttd Ka Puskesmas
dr. HERIANI R
NIP. 197603122005012008
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Ruang persalinan
2. KIA
3. pustu
10. Dokumen
Terkait
11. Rekaman
Historis Yang Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Perubahan diubah Diberlakukan
ASFIKSIA
No. Dokumen : SOP/IX/C/336/2016
SOP No. Revisi :1 Maret 2016
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Juwana Ttd Ka Puskesmas dr. HERIANI R
NIP. 197603122005012008
1. Pengertian Kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir
atau beberapa saat setelah lahir
2. Tujuan Agar bayi bisa bernafas spontan
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Juwana
No.440/107/SK/2016 Tentang pelayanan klinis Puskesmas
Juwana
4. Referensi 1. Saifudin, AB. 2002. Buku Panduan Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2. Modul Pelatihan PONEK Kemenkes RI 2012
8. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
9. Unit Terkait
10. Dokumen Terkait
11. Rekaman Historis
Perubahan Yang Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
diubah Diberlakukan
EPISIOTOMI MEDIO LATERAL
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Juwana Ttd Ka Puskesmas
dr. HERIANI R
NIP. 197603122005012008
6. Langkah-langkah
7. Bagan Alir
Visite Visite
Anamnesisi, Membuat
dilakukan dilakukan
pemeriksaan diagnosis,pengobatan,
setiap pada semua
fisik pemeriksaan penunjang
hari pasien
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait KIA KB
10. Dokumen Terkait
11. Rekaman Historis
Perubahan Yang Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
diubah Diberlakukan
PERSALINAN DENGAN ATONIA UTERI
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Juwana Ttd Ka Puskesmas dr. HERIANI R
NIP. 197603122005012008
1. Pengertian Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana myometrium
tidak dapat berkontraksi setelah plasenta lahir dalam
15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil (masase)
fundus uteri.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
tindakan Persalinan Dengan Atonia Uteri
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas NOMOR : tentang Persalinan
Dengan Atonia Uteri bahwa untuk mendapatkan layanan di
puskesmas pasien / keluarga berhak memperoleh informasi
tentang layanan yang akan diberikan
4. Referensi Buku Panduan Peserta Pelatihan Asuhan Persalinan
Normal Dan Inisiasi Menyusu Dini, Jakarta, JNPK-
KR 2008
5. Prosedur 1. Petugas mencuci tangan
2. Prtugas memberi tahu pasien dan keluarga
3. Petugas memastikan kandung kemih kosong jika
penuh petugas melakukan kateterisasi
4. Petugas memakai sarung tangan steril dan dengan
lembut masukkan secara obstretik ( menyatukan
kelima ujung jari ) melalui introitus vagina ibu.
5. Petugas memeriksa dan membersihkan vagina
dan serviks dari bekuan darah dan selaput
ketuban.
6. Petugas melakukan Kompresi Bimanual Interna (
KBI ) selama 5 menit : mengepalkan tangan
dalam dan menempatkan di forniks anterior,
menekan dinding anterior uterus ke arah tangan
luar yang menahan dan mendorong dinding
posterior uterus ke arah depan sehingga uterus
ditekan dari arah depan dan belakang.
7. Petugas meneruskan KBI selama 2 menit bila
uterus berkontraksi, mengeluarkan tangan
perlahan-lahan, memantau kala empat dengan
ketat.
8. Petugas mengajarkan keluarga untuk membantu
melakukan Kompresi Bimanual Eksterna bila
uterus tidak berkontraksi
9. Petugas mengeluarkan tangan perlahan-lahan.
10. Petugas memberikan ergometrin 0,2 mg IM ( Ibu
dengan hipertensi tidak boleh diberi ergometrin )
11. Petugas memasang infus menggunakan jarum
ukuran 16 atau 18 dan berikan 500 cc Ringer
Laktat + 20 unit oksitosin. menghabiskan 500 cc
pertama secepat mungkin.
12. Petugas mengulangi KBI ( Kompresi Bimanual
Interna )
13. Petugas memantau kala empat dengan seksama
bila uterus berkontraksi
14. Petugas segera merujuk ibu bila uterus tidak
berkontraksi
15. Petugas mencuci tangan
16. Petugas mendampingi ibu ke tempat rujukan
17. Petugas melanjutkan pemberian infus Ringer
Laktat + 20 unit oksitosin dalam 500 cc dengan
kecepatan 500 cc/jam hingga tiba di tempat
rujukan
18. Petugas mencatat hasil tindakan
6. Langkah-
langkah
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Pelayanan Persalinan
2. Pelayanan KIA/KB
10. Dokumen
Terkait
11. Rekaman
Historis Yang Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Perubahan diubah Diberlakukan
PERAWATAN METODE KANGURU (PMK)
1. Pengertian Suatu metode asuhan khusus bagi bayi berat lahir rendah
atau bayi premature dengan melakukan kontak langsung
antara kulit ibu dan kulit bayi
2. Tujuan Menghangatkan bayi
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas no 440/107/SK/2016
Tentang pelayanan klinis Puskesmas Juwana
4. Referensi Saifuddin, AB. 2002. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
5. Prosedur 1. Melakukan konseling kepada ibu mengenai tindakan
yang akan dilakukan.
2. Petugas melakukan cuci tangan
3. Mengukur tanda vital
4. Bayi telanjang (hanya menggunakan popok dan topi)
5. Melekatkan bayi ke dada ibu, diantara kedua payudara
ibu sehingga terjadi kontak kulit dengan kulit, pinggul
bayi dalam posisi fleksi (frog position) kemudian sangga
dengan kain penggendong
6. Memposisi kepala bayi sedikit ekstensi sehingga jalan
napas bayi tetap terbuka dan memungkinkan terjadinya
kontak mata antara orang tua/ibu dengan bayi
7. Mempertahankan posisi bayi seperti ini kecuali bayi
mau dimandikan
6. Langkah-
langkah
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait KIA
10. Dokumen
Terkait
11. Rekaman
Historis Yang Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Perubahan diubah Diberlakukan
PEMBERIAN OKSITOSIN IM
No. Dokumen : /SPO/III.PPN/2016
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 2 Juni 2016
Halaman :
Puskesmas Ttd Ka Puskesmas dr. HERIANI R
Juwana NIP. 197603122005012008
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait Ruang persalinan
10. Dokumen
Terkait
11. Rekaman
Historis Yang Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Perubahan diubah Diberlakukan
PEMBERIAN MgSO4 20%
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Ttd Ka Puskesmas dr. HERIANI R
Juwana NIP. 197603122005012008
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait KIA
10. Dokumen
Terkait
11. Rekaman
Historis Yang Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Perubahan diubah Diberlakukan
PENANGANAN PERDARAHAN ANTEPARTUM
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Ttd Ka Puskesmas dr. HERIANI R
Juwana NIP. 197603122005012008
8. Melakukan dokumentasi
6. Langkah-langkah
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait KIA KB
10. Dokumen Terkait
11. Rekaman Historis
Perubahan Yang Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
diubah Diberlakukan
RUJUKAN PATOLOGIS BUMIL, BULIN
DAN BUFAS
No. Dokumen : SOP/IX/C/338/2016
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :1 Maret 2016
Halaman :
Puskesmas Juwana Ttd Ka Puskesmas dr. HERIANI R
NIP. 197603122005012008
6. Langkah-
langkah
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait
10. Dokumen
Terkait
11. Rekaman
Historis Yang Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Perubahan diubah Diberlakukan
PERSALINAN SUNGSANG DENGAN METODE
BRACHT
10. Dokumen
Terkait
11. Rekaman
Historis Yang Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Perubahan diubah Diberlakukan
SOP PERDARAHAN POST PARTUM
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Ttd Ka Puskesmas
Juwana dr. HERIANI R
NIP. 197603122005012008
1. Pengertian Perdarahan postpartum adalah perdarahan melebihi 500 mL yang
terjadi setelah bayi lahir
2. Tujuan Agar tidak terjadi syok atau komplikasi lainnya pada pasien
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas no 440/107/sk/2016
4. Referensi Buku pelayanan obsteri neonatal emergensi dasar
5. Prosedur 1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Mengatur pasien dengan posisi litotomi
3. Dokter dan Bidan mencuci tangan
4. Memakai sarung tangan steril kemudian membuka labia mayora
dengan tangan kiri dan mengusap vulva dengan kapas sublimat
(untuk melicinkan)
5. Memasang speculum dan menyesuaikan pencahayaan untuk
mendapatkan gambaran terbaik dari serviks.
6. Gunakan lidi kapas untuk membersihkan darah, mucus, dan
kotoran lain pada serviks.
7. Mengidentifikasi daerah sambungan scuamo-columnar (zona
transformasi) dan area di sekitarnya.
8. Mengoleskan larutan asam asetat secara merata pada serviks,
tunggu 1-2 menit untuk terjadinya perubahan warna. Mengamati
setiap perubahan pada serviks dan memperhatikan dengan
cermat daerah di sekitar zona transformasi
9. Lihat dengan cermat SSK dan yakinkan area ini dapat semuanya
terlihat. Catat bila serviks mudah berdarah.
10. Lihatadanya plak warna putih dan tebal (epitel acetowhite).
Bersihkan segala darah dan debris pada saat pemeriksaan.
11. Bersihkan sisa larutan asam asetat dengan lidi kapas atau kassa
bersih.
12. Lepaskan speculum dengan hati-hati.
13. Catat hasil pengamatan dan gambar denah temuan.
14. Hasil tes harus dibahas bersama pasien dan pengobatan harus di
berikan setelah konseling
6. Langkah-
langkah
7. Bagan alir
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait
10. Dokumen
Terkait
11. Rekaman
Historis Tanggal Mulai
Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PENANGANAN KETUBAN PECAH DINI
No. Dokumen : SOP/IX/C/545/2016
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :1 Maret 2016
Halaman :
Puskesmas Juwana Ttd Ka Puskesmas dr. HERIANI R
NIP. 197603122005012008
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait
10. Dokumen Terkait KIA
11. Rekaman Historis
Perubahan Yang Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
diubah Diberlakukan
JUDUL SOP
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Juwana Ttd Ka Puskesmas dr. HERIANI R
NIP. 197603122005012008
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah-langkah
7. Bagan Alir