Anda di halaman 1dari 64

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 gambaran umum

4.1.1 SEJARAH MADRASAH

Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam dan bersifat formal

telah berkembang lama dalam masyarakat Indonesia.

Perkembangan madrasah di Indonesia didorong oleh keinginan

masyarakat dalam rangka mengembangkan ajaran-ajaran agama Islam

sekaligus memberikan wadah bagi masyarakat untuk bisa mengenal

sistem pendidikan nasional(madrasah formal) tidak terkecuali lembaga

formal yang ada di Jl. Darussalam RT 04 di desa Leran kecamatan

Manyar kabupaten Gresik, yang semula hanya ada lembaga formal

setingkat kanak-kanak(TK) dan Madrasah Ibtidaiyyah (MI) yang berada

di bawah naungan yayasan lembaga pendidikan “Nurul Huda”.

Melihat perkembangan dan tuntutan masyarakat, maka pada tahun

1998 penurus yayasan Nurul Huda merencankan untuk memberikan

Madrasah Tsanawiyah sebagai lembaga lanjutan sekaligus merupakan

lembaga yang dapat menampung alumni dari lembaga yang jenjangnya

berada di bawahnya yaitu MI Nurul Huda yang berada di bawah naungan

yayasan pendidikan Nurul Huda. Maka pada tahun pelajaran 1998 -1999

Mts. Nurul Huda resmi didirikan sekaligus membuka pendaftaran murid

baru untuk pertama kalinya.


Adapun dasar pemikiran pengurus yayasan Nurul Huda mendirikan

MTs. Nurul Huda adalah :

 Tuntutan masyarakat

 Menampung alumni dari MI setempat

 Banyaknya alumni dari Madrasah Ibtidaiyyah setempat yang rata-rata di

atas 70 siswa per tahun

 Wajib belajar 9 tahun yang telah ditentukan oleh pemerintah.

PERKEMBANGAN MTs. NURUL HUDA

Periode 1 (1998-2001)

Hamdan Faqih, S.Ag, kepala madrasah pertama. Madrasah

tsanawiyah “Nurul Huda” mulai kiprahnya dengan membuka

pendaftaran siswa baru tahun pelajaran 1998-1999, dimana siswa yang

mendaftar pada saat itu sebanyak 59 siswa.

Semasa kepemimpinan kepala madrasah pertama Hamdan Faqih,

S.Ag perkembangan madrasah sebagaimana umumnya, hal itu

disebabkan adanya sarana dan prasarana yang kurang memadai gayung

pun bersambut perjalanan madrasah tambah tahun semakin emmiliki

srana sesuai apa yang diharapkan, sehingga pada tahun kedua tahun

pelajaran 1999-2000 siswa yang mendaftar sebanyak 59 siswa.

Pada tahun pelajaran 2000-2001 siswa yang mendaftar sebanyak

51 siswa dan perjalanan madrasah tsanawiyah Nurul Huda sudah

menanjak pada tahun ketiga, bearti sudah harus menyiapkan siswa

didiknya khususnya yang sudah duduk d kelas tiga karena harus


mengikuti ujian ahir nasional (EBTANAS), dan alhamdulillah hasilnya

memuaskan karena siswanya lulus 100 persen. Dan sampai pada tahun

ke tiga itu status madrasah masih terdaftar dan pada saat itu pula

pergantian kepala madrasah dilakukan

Periode II (2001-2004)

Abdul Manan, S.Ag (kepala madrasah ke 2). Pada periode ke II ini

perkembangan madrasah tsanawiyah nurul Huda mulai mengembangkan

sayapnya , diaman pada tahu itu pula setelah terjadi perombakan

administrasi yag cukup mendasar sehingga pada tahun 2001 telah

terakreditasi (status diakui)

Perkembangan madrasah pun telah diikuti adanya kepercayaan

dengan bukti penerimaan siswa baru yang menunjukan grafik yang cuku

berarti, sehingga pada tahun ajaran 2002-2003 sejumlah 58 siswa dan

pada tahun pelajaran 2003-2004 sebanyak 70 siswa.Sedangkan

perkembangan kelulusan siswa kelas tiga alhamdulillah selama

pelaksanaan ujian akhir nasional semuanya telah lulus 100 persen.

Pada masa kepemimpinan kepala madrasah Abdul Manan,S.Ag ini

madrasah tsanawiyah Nurul Huda telah diupayakan terhadap

pelaksanaan dan perencanaaan sistem manajemen madrasah yang

terbuka (open management) dan manajemen terpadu dengan tujuan

transparansi dan kerja bersama antar semua komponen madrasah

sehingga MTs. Nurul Huda dengan konsep terbuka telah berhsil

mempelopori adanya laporan pertanggung jawaban setiap akhir tahun


dan alhamdulillah hasilnya dapat dibuktikan dengan semakin

lemngkapnya pemenuhan sarana dan tercapaiya program madrasah.

Periode III (2004-2016)

Abdul Manan,S.Ag, M.Si (kepala madrasah periode perpanjangan)

Dalam perjalanan selanjutnya, mulai tahun 2004-2005 terdapat

perubahan kurikulum karena pada tahun itu didirikan madrasah diniyah

Nurul Huda dengan Tuuan menambah wawasan siswa di bidang agama

sehingga kurikulum lokal yang mencpai 25 % menjadi 10%. Begitu juga

dengan dimulainya pembangunan gedung baru MTs. Nurul Huda yang

menempati bekas gedung TKM 36 Nurul Huda yang diharapkan pada

tahun pelajaran 2006-2007 sudah selesai dan alhamdulillah dengan usaha

keras dari semua unsur madrasah, pembangunan gedung madrasah dapat

dilaksanakan dengan lancar, dan diharapkan setelah selesainya

pembangunan gedung madrasah proses beljar mengajar dapat

dilaksanakan sesuai harapan kita semua.

Dilanjutkan dari perpanjangan Bapak Abdul Manan,S.Ag, M.Si

dalam periode ketiga yakni tahun 2004-2007 dengan jabatan kepala

madrasah. Selanjutnya yakni dari tahun 2007 hingga sekarang ini tahun

2016, beliau masih menjabat menjadi kepala sekolah merangkap

sekaligus kepala desa. Dengan merangkapnya jabatan beliau, kini beliau

mulai dibantu oleh Bapak Mahsun yang nantinya Bapak Mahsun ini akan

dikukuhkan menjadi kepala madrasah, namun untuk saat ini Bapak

Mahsun kedudukan masih membantu Bapak Abdul Manan,S.Ag, M.Si.


Periode IV (2016-2019)

Dilanjutkan oleh Bapak Mahsun, S.Pd yang sebelumnya menjabat Waka

Kurikulum.

4.1.2 PROFI, VISI DAN MISI MADRASAH

1) Identitas Madrasah

a. Nama madrasah : MTs. Nurul Huda

b. Alamat

1) Jalan/Desa : Jl. Darussalam RT 04 RW 01

2) Kecamatan/kab./kota : Manyar/Gresik/Gresik

3) Propinsi : Jawa Timur

4) No. Telpon : 085105122678

c. Nama Yayasan : Nurul Huda

d. Status Sekolah : Swasta

e. NSS/NSM/NDS : 1212 352 5011 1

f. Jenjang Akreditasi : Terakreditasi ‘B’

g. Tahun didirikan : 1998

h. Tahun beroperasi : 1998

i. Kepemilikan tanah :

1) Status tanah : Waqaf bersertifikat

2) Luas tanah : 921 m2

j. Luas seluruh bangunan : 450 m2

k. Nomor rekening sekolah :

Rekening Bank Jatim : 0272948585


Rekening Bank BRI : 621001000374503

2) visi dan misi

Visi :

Mewujudkan keterpaduan lembaga pendidikan atara iman – taqwa

(IMTEQ) dan ilmu pengetahuan dan tektologi (IPTEQ).

Misi :

Menyelenggarakan keterpaduan pendidikan antara IMTAQ dan

IPTEQ yang berakhlaq untuk beramal.


4.1.3 STRUKTUR ORGANISASI

STRUKTUR ORGANISASI MTs. NURUL HUDA LERAN

MANYAR GRESIK

TERAKREDITASI B

KEPALA
MADRASAH
KA. Ur. TU
WAKA UR. WAKA UR.
KURIKULUM KESISWAAN
UR. ADMINISTRA
WAKA UR. WAKA UR. TABUNGAN SI

HUMAS SARPRAS Ka.


PERPUSTAKA
URS. LAB. URS. LAB. URS. LAB. IPA
AN
BAHASA KOMPUTER
BENDAHARA
BOS

BK

WALI WALI WALI WALI WALI WALI WALI WALI


KELAS KELAS KELAS KELAS KELAS KELAS KELAS KELAS IX
VII A VII B VII C VIII A VIII B VIII C IX A B

G u r u
TUGAS DAN PERANAN SETIAP KOMPONEN DALAM

ORGANISASI MADRASAH

Adapun fungsi dan tugas masing-masing bagian struktur

organisasi adalah sebagai berikut :

KEPALA SEKOLAH

Kepala Sekolah berfungsi sebagai Edukator, Manager,

Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan Motivator

(EMASLIM).

1. Kepala Sekolah selaku educator bertugas melaksanakan proses

pengajaran secara efektif dan efisien.

2. Kepala Sekolah selaku manajer mempunyai tugas :

a) Menyusun perencanaan

b) Mengorganisasikan kegiatan

c) Mengarahkan / mengendalikan kegiatan

d) Mengkoordinasikan kegiatan

e) Melaksanakan pengawasan

f) Menentukan kebijaksanaan

g) Mengadakan rapat mengambil keputusan

h) Mengatur proses belajar mengajar

i) Mengatur administrasi Katatausahaan, Kesiswaan, Ketenagaan,

Sarana prasarana, Keuangan


3. Kepala Sekolah selaku administrator bertugas menyelenggarakan

administrasi :

a) Perencanaan

b) Pengorganisasian

c) Pengarahan dan pengendalian

d) Pengkoordinasian

e) Pengawasan

f) Evaluasi

g) Kurikulum

h) Kesiswaan

i) Ketatausahaan

j) Ketenagaan

k) Kantor

l) Keuangan

m) Perpustakaan

n) Laboratorium

o) Ruang keterampilan – kesenian

p) Bimbingan konseling

q) UKS

r) OSIS

s) Serbaguna

t) Media pembelajaran

u) Gudang
v) 7K

w) Sarana / prasarana dan perlengkapan lainnya

4. Kepala Sekolah selaku Supervisor bertugas menyelenggarakan

supervise mengenal :

a) Proses belajar mengajar

b) Kegiatan bimbingan

c) Kegiatan ekstrakulikuler

d) Kegiatan kerjasama dengan masyarakat / instansi lain

e) Kegiatan ketatausahaan

f) Sarana dan prasarana

g) Kegiatan OSIS

h) Kegaitan 7K

i) Perpustakaan

j) Laboratorium

k) Kantin / warung sekolah

l) Koperasi sekolah

m) Kehadiran guru, pegawai, dansiswa

WAKIL KEPALA SEKOLAH

Wakil Kepala Sekolah membantu Kepala Sekolah dalam

kegiatan-kegiatan sbb:

1. Penyusunan rencana, pembuatan program kegiatan dan program

pelaksanaan

2. Pengorganisasian
3. Pengarahan

4. Ketenagakerjaan

5. Pengkoordinasian

6. Pengawasan

7. Penilaian

8. Identifikasi dan pengumpulan data

9. Pengembangan keunggulan

10. Penyusunan laporan

URUSAN KURIKULUM

1. Menyusun dan menjabarkan Kalender Pendidikan

2. Menyusun Pembagian Tugas Guru dan Jadwal Pelajaran

3. Mengatur Penyusunan Program Pengajaran (Program Semester,

Program Satuan Pelajaran, dan Persiapan Mengajar, Penjabaran

dan Penyesuaian Kurikulum)

4. Mengatur pelaksanaan program penilaian Kriteria Kenaikan Kelas,

Kriteria Kelulusan dan Laporan Kemajuan Belajar Siswa serta

pembagian Raport dan STTB

5. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan

6. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar

7. Mengatur Pengembangan MGMP dan Koordinator mata pelajaran

8. Mengatur Mutasi Siswa

9. Melaksanakan supervise administrasi dan akademis

10. Menyusun Laporan


URUSAN KESISWAAN

1. Mengatur pelaksanaan Bimbingan Konseling

2. Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7K (Keamanan,

Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesehatan dan

Kerindangan)

3. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi:

Kepramukaan, Palang Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah

Remaja (KIR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Patroli Keamanan

Sekolah (PKS) Paskibra

4. Mengatur pelaksanaan Kurikuler dan EkstraKurikuler

5. Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan

sekolah

6. Menyelenggarakan Cerdas Cermat, Olah Raga Prestasi

7. Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa

URUSAN SARAN DAN PRASARANA

1. Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang

proses belajar mengajar

2. Merencanakan program pengadaannya

3. Mengatur pemanfaatan Sarana Prasarana

4. Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian

5. Mengatur pembakuannya

6. Menyusun laporan
URUSAN HUBUNGAN MASYARAKAT

1. Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan komite dan

peran komite

2. Menyelenggarakan bakti social, karya wisata

3. Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah (gebyar

seni)

4. Menyusun laporan

GURU MATA PELAJARAN

1. Membuat Perangkat Pembelajaran

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

3. Melaksanakan kegiatan Penilaian Proses Belajar, Ulangan Harian,

UlanganUmum, UjianAkhir

4. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian

5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

6. Mengisi daftar nilai siswa

7. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan)

kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar

8. Membuat alat pelajaran / alat peraga

9. Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni

10. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan

kurikulum

11. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah


12. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi

tanggung jawabnya

13. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar

14. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai

pelajaran

15. Mengatur keberhasilan ruang kelas dan pratikum

16. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan

perangkatnya

WALI KELAS

1. Pengelolaan kelas

2. Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi : Denah tempat duduk

siswa, Papan absensi siswa, Daftar pelajaran kelas, Daftar piket

kelas,Buku absensi siswa, Buku kegiatan pembelajaran/buku kelas,

Tata tertib siswa, pembuatan statistic bulanan siswa

3. Pengisian daftar kumpulan nilai (legger)

4. Pembuatan catatan khusus tentang siswa

5. Pencatatan mutasi siswa

6. Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar

7. Pembagian buku laporan hasil belajar

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling

2. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-

masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar


3. Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih

berprestasi dalam Kegiatan belajar

4. Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam

memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan

pekerjaan yang sesuai

5. Mengadakan penilaian pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

6. Menyusun Satatistik hasil penilaian B.K

7. Melaksanakan kegiatanan alisis hasil evaluasi belajar

8. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut Bimbingan

dan Konseling

9. Menyusun laporan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

PUSTAKAWAN SEKOLAH

1. Perencanaan pengadaan buku/bahan pustaka/media elektronik

2. Pengurusan pelayanan perpustakaan

3. Perencanaan pengembangan perpustakaan

4. Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku / bahan pustaka / media

elektronika

5. Inventarisasi dan pengadministrasian buku-buku / bahan pustaka /

media elektronika

6. Melakukan layanan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan

lainnya, serta masyarakat

7. Penyimpanan buku perpustakaan / media elektronika

8. Menyusun Tata tertib perpustakaan


9. Menyusun Laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara

berkala

PENGELOLA LABORATORIUM

1. Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium

2. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium

3. Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium

4. Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium

5. Inventarisasi dan pengadministrasian peminjam alat-alat

laboratorium

6. Menyusun laporan pelaksanaan kagiatan laboratorium

KEPALA TATA USAHA

1. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah

2. Pengelolaan keuangan sekolah

3. Pengurus administrasi ketenagaan dan siswa

4. Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah

5. Penyusunan administrasi perlengkapan

6. Penyusunan dan penyajian data/statistic sekolah

7. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K

8. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan

ketatausahaan secara berkala

4.2 waktu penelitian

Waktu yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian skripsi ini

pada bulan Maret 2019 sampai dengan bulan April 2019 dengan judul
Pengaruh motivasi kerja dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan

di madrasah tsanawiyah nurul hudal leran manyar gresik.

4.3 hasil penelitian

4.3.1 Deskripsi karakteristik Responden

a) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

karakteristik responden apabila dilihat dari jenis kelaminnya

dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah Presentase %

Permpuan 15 42,86 %

Laki – laki 20 57,14 %

Total 35 100 %

Sumber : Data dioleh peneliti

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebesar dari total

responden berjenis kelamin laki-laki 20 orang atau 57,14 % dan dari

total responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 15 orang atau

42,86 %. Lebih banyak yang berjenis kelamin laki – laki karena

kebanyakan didaerah sekitar madrasah lebih dominan laki – laki

dibandin permepuan karena perempuan lebih fokus sebagai ibu rumah

tangga.
b) Karakteristik Responden berdasarkan Umur

karakteristik responden apabila dilihat dari umur dapat dilihat

pada tabel 4.2 berikut :

tabel 4.2

karakteristik responden berdasarkan umur

Frekuensi karyawan
Umur Presentase %

< 17 tahun 0 0%

17-25 tahun 2 5,71 %

26-35 tahun 5 14,29 %

36-45 Tahun 15 42,86 %

>45 tahun 13 37,14 %

Jumlah 35 100 %

Sumber : Data dioleh peneliti

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa responden terbanyak

adalah usia 36-45 tahun yaitu sebanyak 15 responden atau sebesar

42,86. Disusul responden berusia >45 tahun yaitu sebanyak 13

responden atau 37,14 % sedangkan responden terkecil adalah usia

kurang dari 17 tahun atau % dan 17-25 tahun sebanyak 2 responden

atau 5,71 %, karena di usia ini kebanyakan pengalaman belum begitu

banyak.

c) karakteristik responden berdasarkan pendidikan


karakteristik responden apabila dilihat dari pendidikan dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut :

tabel 4.3
karakteristik responden berdasarkan umur

Pendidikan Frekuensi Presentase %

SLTA
9 25,71 %
/sederajat

Akademik /
0 0%
sederajat

Sarjana (S-1) 21 60 %

Pasca sarjana
5 14,29 %
(S-2)

Lainnya 0 0%

Total 35 100 %

Sumber : data diolah oleh peneliti

Pada tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa yang paling banyak karyawan

di madrasah tsnawiyah nurul huda adalah pendidikan terakhirnya S1

sebanyak 21 orang atau 60% .kemudian disusul denagn SLTA / sederajat

sebanyak 9 orang atau 25,71 % . dan yang terkecil adalah dengan

pendidikan terakhirnya S2 sebanyak 5 orang atau dengan presentase

14,29 %.

4.3.2 deskripsi variabel penelitian berdasarkan krakteristik responden


Gambaran statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan

jawaban responden tentang indikator - indikator dari variabel penelitian

yang meliputi motivasi kerja, kepemimpinan dan kinerja karyawan.

Berdasarkan data yang diperoleh daari hasil jawaban responden, maka

dapat ditentukan nilai skor rata-rata masing-masing indikator dari

variabel penelitian sebagai dasar untuk mengidentifikasi bagaimana

kecenderungan dan variasi tanggapan atau penilaian responden

terhadap item-item dalam kuesioner yang telah diajukan untuk masing-

masing variabel penelitian.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner,

jumlah pertanyaan berupa 10 butir pertanyaan untuk variabel x1 dan 10

butir pertanyaan untuk variabel x2 serta 10 butir pertanyaan untuk

variabel y,jumlah seluruhnya pertanyaan adalah 30 butir. Berikut

ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan deskriptif

penelitian berdasarkan pernyataan yang telah diberikan.

Kecenderungan dari variasi jawaban responden terhadap variabel-

variabel penelitian dapat ditentukan berdasarkan distribusi frekuensi,

dimana terlebih dahulu dapat ditentukan nilai interval untuk

menentukan kategori jawaban dengan formulasi sebagai berikut:

nilai tertinggi − nilai terendah


Interval Kelas =
5 kriteria

Dimana :
a. Nilai tertinggi adalah 5 dan nilai terendah adalah 1.

b. Jumlah kriteria adalah 5 yaitu : sangat tidak setuju, kurang setuju,

netral, setuju, sangat setuju.

c. Mengingat skor nilai untuk masing-masing alternatif jawaban dari

masing-masing variabel adalah minimal dan maksimal 5,

sedangkan variasi indikator untuk tiap variabel juga berbeda, maka

dapat dihitung interval dengan menggunakan rumusan diatas.

d. Distribusi frekuensi dapat dikelompokkan (dikategorikan) seperti

ditujukan pada tabel berikut :

Tabel 4.4

Dasar Interpretasi Skor Rata-rata

No. Nilai Skor Interprestasi

1. 1.00 < rata-rata 1.8 Sangat Tidak Setuju

2. 1.81 < rata-rata 2.60 Tidak Setuju

3. 2.61 < rata-rata 3.40 Netral

4. 3.41 < rata-rata 4.20 Setuju

5. 4.21 < rata-rata 5.00 Sangat Setuju

Sumber : Sugiyono, (2015:145)

Hasil perhitungan mean (rata-rata) tanggapan (jawaban)

responden terhadap item-item pertanyaan-pertaanyaan dan

mean vaariabel dijelaskan secara rinci berikut ini :


1) Variabel motivasi kerja (X1)

Penilaian responden terhadap variabel motivasi kerja menurut

klasifikasi tingkatan skor dari masing-masing pernyataan tentang

motivasi kerja dijelaskan sebagai berikut :

a) Deskripsi jawaban responden berdasarkan indikator Selalu berusaha

memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kinerjanya.

Tabel 4.5

Deskripsi jawaban responden berdasarkan indikator

Alternatife Jawaban

Indikator Daftar Pertanyaan SS S N TS STS presentase

5 4 3 2 1

Saya bekerja untuk

Selalu memenuhi kebutuhan


9 13 13 - - 3,89 %
berusaha hidup.

memenuhi

kebutuhan Atasan selalu

hidup dan menghargai kinerja 13 10 12 - - 4,03 %

kebutuhan saya

kinerjanya. Saya bertanggung

jawab atas suatu tugas 8 8 19 - - 3,67 %

yang saya kerjakan


Tanggung jawab yang

diberikan pada

karyawan memotiavsi
2 12 21 - - 3,46 %
karyawan dalam giat

bekerja.

Total 3,76 %

Sumber : data yang diolah oleh peneliti

Pada tabel 4.5 diatas bisa diketahui bahwa penilaian

responden terhadap indikator “Selalu berusaha memenuhi

kebutuhan hidup dan kebutuhan kinerjanya.” adalah sebesar 3,76

dengan rata-rata tersebut bisa dibilang responden setuju dengan

pertanyaan di atas, dengan pengertian motivasi para karyawan

dalam kinerjanya.

b) Deskripsi responden berdasarakan indikator Senang memperoleh

pujian dari apa yang telah dikerjakan.

Tabel 4.6

Deskripsi responden berdasarkan indikator

Alternatife Jawaban Presentase


Daftar
Indikator SS S N TS STS
Pertanyaan
5 4 3 2 1
Saya senang

mendapat pujian

Senang untuk apa yang


7 12 16 - - 3,74 %
memperoleh telah saya

pujian dari kerjakan.

apa yang

telah Saya bekerja

dikerjakan. dengan baik dan

atasan 9 11 15 - - 3,84 %

memperhatikan

saya.

Total 3,79 %

Sumber : data yang diolah oleh peneliti

Dilihat dari indikator Senang memperoleh pujian dari apa

yang telah dikerjakan.terlihat bahwa pernyataan yang diberikan

kepada responden sebagian besar responden setuju. Responden

menunjukkan bahwa mereka merasa bahwa diberikan pujian

terhadap hasil kinerjanya Hal ini bisa dilihat rata-rata sebesar 3,79

%.

c) Deskripsi responden berdasarkan indikator Bekerja dengan ingin

memperoleh insentif

Tabel 4.7

Deskripsi responden berdasarkan indikator


Alternatife Jawaban Presentase

Indikator Daftar Pertanyaan SS S N TS STS

5 4 3 2 1

Dengan adanya

insentif karyawan

akan lebih semnagat 3 18 14 - - 3,69 %

Bekerja dengan bekerja

ingin memperoleh

insentif Saya selalu fokus

menyelesaikan
9 13 13 - - 3,89 %
pekerjaan, walaupun

tidak ada atasan.

Total 3,79 %

Sumber : data diolah oleh peneliti

Dilihat dari indikator Bekerja dengan ingin memperoleh

insentif.terlihat bahwa pernyataan yang diberikan kepada responden

sebagian besar responden setuju. Responden menunjukkan bahwa

mereka merasa setuju bahwa diberikan insentif terhadap hasil

kinerjanya Hal ini bisa dilihat rata-rata indikator sebesar 3,79 %.

d) Deskripsi responden berdasarkan indikator Bekerja dengan harapan

ingin memperoleh perhatian dari teman dan atasan.

Tabel 4.8

Deskripsi responden berdasarkan indikator


Alternatife Jawaban Presentase

Indikator Daftar Pertanyaan SS S N TS STS

5 4 3 2 1

Kedekatan hubungan
Bekerja
antara karyawan dan
dengan
memberikan rasa nyaman 8 12 15 - - 3,8 %
harapan ingin
dalam bekerja
memperoleh

perhatian dari
Saya berusaha
teman dan
bersosialisasi dengan 9 15 11 - - 3,94 %
atasan
seluruh karyawan

Total 3,87 %

Sumber : data diolah oleh peneliti

Pada tabel 4.7 diatas bisa diketahui bahwa penilaian

responden terhadap indikator “Bekerja dengan harapan ingin

memperoleh perhatian dari teman dan atasan.” adalah sebesar 3,87

dengan rata-rata tersebut bisa dibilang responden setuju dengan

pertanyaan di atas, dengan pengertian motivasi para karyawan

dalam kinerjanya.

e) Rata – rata variabel motivasi kerja

Tabel 4.9

Deskripsi variabel motivasi kerja


Rata rata
Variabel motivasi kerja

Selalu berusaha memenuhi

1. kebutuhan hidup dan kebutuhan 3,76 %

kinerjanya.

Senang memperoleh pujian dari apa


2. yang telah dikerjakan. 3,79 %

Bekerja dengan ingin memperoleh


3. insentif 3,79 %

Bekerja dengan harapan ingin

4. memperoleh perhatian dari teman 3,87 %

dan atasan.

Total rata – rata 3,80 %

Sumber : data diolah oleh peneliti

Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa rata-

rata motivasi kerja yang yang diterapkan dalam

madrasah tsanawiyan nurul huda leran adalah sebesar

3,80 %. Hal ini dapat di kategorikan responden setuju.

2) Variabel kepemimpinan
Penilaian responden terhadap variabel kepemimpinan menurut

klasifikasi tingkatan skor dari masing-masing pernyataan tentang

kepemimpinan dijelaskan sebagai berikut :

a) Deskripsi kepemimpinan berdasarkan indikator kepemimpinan

transaksional

Tabel 4.10

Deskripsi responden berdasarkan indikator kepemimpinan

transaksional

ALTERNATIF

JAWABAN
INDIKATOR DAFTAR PERTANYAAN presentase
SS S N TS STS

5 4 3 2 1

Pemimpin saya meberikan

penghargaan (pujian, pengakuan,


11 14 10 - - 4,03 %
dsb) untuk kinerja saya yang
Kepemimpinan
mencapai target.
Transaksional
Pemimpin saya memberikan

koreksi, kritik untuk kinerja saya 11 14 10 - - 4,03 %

yang belum mencapai target.


Pimpinan saya memberik

kesempatan karyawan untuk 15 11 9 - - 4,17 %

berpendapat

Pemimpin saya selalu meberi

umpan balik yang positif saat 9 14 12 - - 3,92%

kinerja saya baik.

Pimpinan saya selalu memberikan

bimbingan, dorongan dan arahan 5 15 15 - - 3,17 %

kepada bawahannya

Total
3,86 %

Sumber : data diolah oleh peneliti

Pada tabel 4.10 diatas bisa diketahui bahwa penilaian

responden terhadap indikator “kepemimpinan transaksional” adalah

sebesar 3,86 dengan rata-rata tersebut bisa dibilang responden

setuju dengan pertanyaan di atas.

b) Deskripsi responden berdasarkan indikator kepemimpinan

transformation

Tabel 4.11

Deskripsi responden berdasarkan indikator kepemimpinan

transformasional
ALTERNATIF

JAWABAN
INDIKATOR DAFTAR PERTANYAAN presentase
SS S N TS STS

5 4 3 2 1

Pemimpin memberikan gambaran

menarik tentang apa yang bisa 14 11 10 - - 4,12 %

karyawan lakukan

pemimpin dapat menedelegasikan


5 18 12 - - 3,8 %
wewenang dengan baik.

pemimpin menjelaskan tujuan

yang ingin dicapai organisasi 13 17 5 - - 4,22 %

dengan jelas.
Kepemimpinan
pemimpin membuat rasa nyaman
Transformasional
ketika berdiskusi dalam setiap 8 12 15 - - 4,08 %

permasalahan.

pemimpin memungkinkan para

karyawan untuk memikirkan


9 15 11 - - 3,94 %
tentaang permasalahan yang

dihadapi dengan cara baru.

Total
4,03 %

Sumber : data yang diolah oleh peneliti


Pada tabel 4.11 diatas bisa diketahui bahwa

penilaian responden terhadap indikator “kepemimpinan

transformasional.” adalah sebesar 4,03 dengan rata-rata tersebut bisa

dibilang responden setuju dengan pertanyaan di atas.

c) Rata – rata variabel kepemimpinan

Tabel 4.12

Deskripsi variabel kepemimpinan

Variabel kepemimpinan Rata – rata

1. Kepemimpinan transaksional 3,86

Kepemimpinan
2. 4,03
transformasional

Total rata – rata 3,95

Sumber : data diolah oleh peneliti

Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa rata-

rata kepemimpinan yang yang diterapkan dalam

madrasah tsanawiyan nurul huda leran adalah sebesar

3,95 %. Hal ini dapat di kategorikan responden setuju.

3) Variabel kinerja karyawan (Y)

Penilaian responden terhadap variabel kepemimpinan menurut

klasifikasi tingkatan skor dari masing-masing pernyataan tentang

kepemimpinan dijelaskan sebagai berikut :


a) Deskripsi responden berdasarkan indikator Kuantitas Pekerjaan

Tabel 4.13

Deskripsi responden berdasarkan indikator Kuantitas

Pekerjaan

ALTERNATIF

JAWABAN
INDIKATOR DAFTAR PERTANYAAN PRESENTASE
SS S N TS STS

5 4 3 2 1

Saya selalu bekerja sesuai

dengan standar mutu yang 3 18 14 - - 3,69 %

telah ditetapkan.
Kuantitas
Saya melakukan perkerjaan
Pekerjaan
sesuai dengan keahlian dan 9 13 13 - - 3,89 %

kemampuaan saya.

TOTAL 3,79 %

Sumber : data yang diolah oleh peneliti

Dilihat dari indikator Kuantitas Pekerjaan.terlihat bahwa

pernyataan yang diberikan kepada responden sebagian besar

responden setuju. Hal ini bisa dilihat rata-rata sebesar 3,79 %.

b) Deskripsi responden berdasarkan indikator Kualitas Pekerjaan

Tabel 4.14
Deskripsi responden berdasarkan indikator kualitas

pekerjaan

ALTERNATIF

DAFTAR JAWABAN
INDIKATOR PRESENTASE
PERTANYAAN SS S N TS STS

5 4 3 2 1

Saya berusaha untuk

mengerjakan tugas yang


8 7 20 - - 3,65 %
diberikan dengan hati –

hati
Kualitas
Berusaha menjalankan
Pekerjaan
dengan baik Tanggung
8 11 16 - - 3,77 %
jawab yang diberikan

kepada saya

TOTAL 3,71 %

Sumber : data yang diolah oleh peneliti

Dilihat dari indikator Kualitas Pekerjaan.terlihat bahwa

pernyataan yang diberikan kepada responden sebagian besar

responden setuju. Hal ini bisa dilihat rata-rata sebesar 3,71%.

c) Deskripsi responden berdasarkan indikator Kemandirian

Tabel 4.15

Deskripsi responden berdasarkan indikator kemandirian


ALTERNATIF

DAFTAR JAWABAN
INDIKATOR PRESENTASE
PERTANYAAN SS S N TS STS

5 4 3 2 1

Saya selalu berusaha

untukmengerjakan tugas
23 11 1 - - 4,64 %
Kemandirian dengan benar tanpa

diberitahu.

Total 4,64 %

Sumber : data yang diolah oleh peneliti

Dilihat dari indikator Kemandirian terlihat bahwa

pernyataan yang diberikan kepada responden sebagian besar

responden sangat setuju. Hal ini bisa dilihat rata-rata sebesar

4,64 %.

d) Deskriptif responden berdasarkan indikator Inisiatif

Tabel 4.16

Deskriptif responden berdasarkan indikator inisiatif

ALTERNATIF

DAFTAR JAWABAN
INDIKATOR PRESENTASE
PERTANYAAN SS S N TS STS

5 4 3 2 1
Saya berusaha untuk

meberikan inisiatif yang

baik untuk melaksanakan 24 8 3 - - 4,6 %

tugas – tugas dan tanggung

Inisiatif jawab saya.

Saya berusaha untuk

meberikan ide kreatif untuk 5 18 12 - - 3,8 %

kemajuan organisasi

TOTAL 4,2 %

Sumber : data yang diolah oleh peneliti

pada tabel 4.16 di atas, terlihat bahwa rata-rata indikator dari

inisiatif yang menunjukkan hasil 4,2 %. Hal ini responden dapat

di kategorikan setuju.

e) Deskripsi responden berdasarkan indikator Adaptabilitas

Tabel 4.17

Deskripsi responden berdasarkan indikator adaptabilitas

ALTERNATIF

DAFTAR JAWABAN
INDIKATOR PRESENTASE
PERTANYAAN SS S N TS STS

5 4 3 2 1

Saya selalu berusaha untuk


Adaptabilitas 13 17 5 - - 4,23 %
beradaptasi dan
menyesuaikan diri dengan

lingkungan saya bekerja

Saya selalu menjaga

hubungan kerja yang baik 8 12 15 - - 3,8 %

dengan teman kerja saya

TOTAL 4,01 %

Sumber : data yang diolah oleh peneliti

pada tabel 4.17 di atas, terlihat bahwa rata-rata indikator dari

adaptabilitas yang menunjukkan hasil 4,01 %. Hal ini responden

dapat di kategorikan setuju.

f) Deskripsi responden berdasarkan indikator kerjasama

Tabel 4.18

Deskripsi responden berdasarkan indikator kerjasama

ALTERNATIF

DAFTAR JAWABAN
INDIKATOR PRESENTASE
PERTANYAAN SS S N TS STS

5 4 3 2 1

Saya selalu bekerja sama

dengan sesama karyawan 9 15 11 - - 3,94 %


KerjaSama
atau atasan

Total 3,94 %

Sumber : data yang diolah oleh peneliti


pada tabel 4.18 di atas, terlihat bahwa rata-rata indikator dari

kerjasama yang menunjukkan hasil 3,94 %. Hal ini responden

dapat di kategorikan setuju.

g) Rata – rata variabel kinerja karyawan

Tabel 4.19

Deskripsi variabel kinerja karyawan

Variabel kinerja karyawan Rata – rata

1. Kuantitas pekerjaan 3,79 %

2. Kualitas pekerjaan 3,71 %

3. Inisiatif 4,64 %

4. Kemandirian 4,2 %

5. adaptabilitas 4,01 %

6. Kerjasama 3,94 %

Total rata – rata 4,05%

Sumber : data yang diolah oleh peneliti

Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa rata-rata

jawaban responden adalah sebesar 4,05 . Hal ini membuktikan

bahwa responden yang ada di madrasah tsanawiyah nurl huda

leran ini setuju terhadap pernyataan-pernyataan yang telah

diberikan pada kuesioner.


4.3.3 statistik deskriptif

Menurut Sugiyono (2015 : 147), Statistik deskriptif

adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi motivasi kerja, kepemimpinan dan kinerja karyawan

dilihat dari statistik deskriptif adalah sebagai berikut:

Tabel 4.20
Hasil statistic descriptive
Statistic

Descriptive Statistics
Minimu Maximu Std.
N m m Mean Deviation
Motivasi 35 30 45 37.66 3.780
Kepemimpinan 35 29 41 35.71 3.618
Kinerja 35 32 46 39.97 3.944
Valid N 35
(listwise)
Sumber : data diolah oleh peneliti
Dari output pada tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel

motivasi kerja dengan jumlah data (N) sebanyak 35

mempunyai nilai minimum 30 dan maksimum 45, dengan

standar deviasi sebesar 3,780. Pada kepemimpinan mempunyai

nilai minimum 29 dan maksimum 41, dengan standar deviasi


sebesar 3,618. Dan pada variabel kinerja karyawan dengan

nilai minimum 32 dan maksimum 46, dengan standar deviasi

sebesar 3,944.

4.3.4 Uji validitas

Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk

mengumpulkan data, maka perlu diadakannya pengujian

validitas. Instrumen yang valid berarti berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid

berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur. Hasil penelitian yang valid bila terdapat

kesamaan data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada obyek yang diteliti. (Sugiyono, 2015 : 121).

Dalam uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan

antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan

mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap

faktor tersebut diatas rtabel atas maka faktor tersebut merupakan

valid. Dan jika korelasi di bawah rtabel, maka dapat disimpulkan

bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus

diperbaiki atau dibuang.

Tabel 4.21

Hasil uji validitas variabel motivasi kerja


Koefesien
Item Nilai r tabel Keterangan
korelasi

X1.1 0,338 0,334 Valid

X1.2 0,475 0,334 Valid

X1.3 0,442 0,334 Valid

X1.4 0,350 0,334 Valid

X1.5 0,428 0,334 Valid

X1.6 0,388 0,334 Valid

X1.7 0,447 0,334 Valid

X1.8 0,641 0,334 Valid

X1.9 0,630 0,334 Valid

X1.10 0,667 0,334 Valid

Sumber : data diolah oleh peneliti

Tabel analisis uji validitas diatas menunjukkan bahwa

semua butir pernyataan variabel motivasi kerja dikatakan

valid, karena nilai-nilai dari setiap butir pernyataan lebih

besar dari r tabel (0,334).

Tabel 4.22

Hasil uji validitas variabel kepemimpinan


Item Koefesien Nilai r tabel Keterangan

korelasi

X2.1 0,696 0,334 Valid

X2.2 0,696 0,334 Valid

X2.3 0,551 0,334 Valid

X2.4 0,491 0,334 Valid

X2.5 0,460 0,334 Valid

X2.6 0,607 0,334 Valid

X2.7 0,420 0,334 Valid

X2.8 0,510 0,334 Valid

X2.9 0,490 0,334 Valid

X2.10 0,493 0,334 Valid

Sumber : hasil data diolah oleh peneliti

Tabel analisis uji validitas diatas menunjukkan bahwa

semua butir pernyataan variabel kepemimpinan dikatakan

valid, karena nilai-nilai dari setiap butir pernyataan lebih

besar dari r tabel (0,334).

Tabel 4.23

Hasil uji validitas variabel kinerja karyawan

Koefesien
Item Nilai r tabel Keterangan
korelasi
Y1 0,516 0,334 Valid

Y2 0,617 0,334 Valid

Y3 0,664 0,334 Valid

Y4 0,635 0,334 Valid

Y5 0,363 0,334 Valid

Y6 0,511 0,334 Valid

Y7 0,559 0,334 Valid

Y8 0,370 0,334 Valid

Y9 0,438 0,334 Valid

Y10 0,701 0,334 Valid

Sumber : hasil data diolah oleh peneliti

Tabel analisis uji validitas diatas menunjukkan bahwa

semua butir pernyataan variabel kinerja karyawan dikatakan

valid, karena nilai-nilai dari setiap butir pernyataan lebih

besar dari r tabel (0,334).

4.3.5 Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu ukuran dari variabilitas jawaban

lewat pengulangan percobaan konseptual. Reliabilitas

menekankan pertanyaan apakah responden konsisten dan stabil

dalam jawabannya. Dengan kata lain, satu instrumen ukuran

disebut reliabel atau andal jika pengukuran dilakukan berulang

kali terhadap konsep menghasilkan nilai konstan atau tidak


berubah. Dari pengolahan data yang telah diolah penulis

didapatkan hasil reliabilitas sebagai berikut :

Tabel 4.24

Hasil uji reliabilitas

VARIABEL ALPHA Nilai kritis KETERANGAN

X1 0,635 0,6 Reliabel

X2 0,742 0,6 Reliabel

Y 0,734 0,6 Reliabel

Sumber : data yang diolah oleh peneliti

Keterangan dari tabel tersebut diatas adalah sebagai berikut :

1) Variabel motivasi kerja ( X1 ) dengan nilai Alpha 0,635

lebih besar dari 0,60. Jadi variabel motivasi kerja terbukti

reliable atau bisa di pakai.

2) Variabel kepemimpinan (X2) dengan nilai Alpha 0,742

lebih besar dari 0,60. Jadi variabel kepemimpinan terbukti

reliable atau bisa di pakai.

3) Variabel kinerja karyawan (Y) dengan nilai Alpha 0,734

lebih besar dari 0,60. Jadi variabel kinerja karyawan

terbukti reliable atau bisa di pakai.

4.3.6 uji asumsi klasik


1) Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas dimana variabel bebas dalam penellitian ini

adalah motivasi kerja dan kepemimpinan. Model regresi

yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

a. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai toleransi

adalah: jika nilai toleransi > 0.10 maka tidak terjadi

multikolinieritas, sebaliknya jika nilai toleransi < 0.10

terjadi multikolinieritas.

b. Dasar pengambilan keputusan berdasarakan nilai VIF

adalah: jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinieritas, jika nilai VIF > 10 terjadi

multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.25
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa

Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient Collinearity
Coefficients s Statistics
Toleran
Model B Std. Error Beta t Sig. ce VIF
1 (Constant) 3.135 4.249 .738 .466
Motivasi .632 .121 .606 5.240 .000 .684 1.463
Kepemimpi .365 .126 .334 2.891 .007 .684 1.463
nan
a. Dependent Variable: kinerja
Sumber : data diolah oleh peneliti

Dari hasil uji multikolinieritas diatas dapat dilihat setiap

variabel bebas motivasi kerja dan kepemimpinan diperoleh nilai

toleransi 0,684 > 0.10 dan nilai VIF 1,463 < 10. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel

bebas dalam model regresi ini. Hal ini berarti bahwa model

regresi ini tidak ditemukan korelasi antar variabel independen

yakni motivasi kerja dan kepemimpinan.

2) Uji autokorelasi

“Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya).

1) Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.


2) Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. (Ghozali,

2016:107).

Tabel 4.26

Uji autokorelasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of Durbin-

Model R R Square Square the Estimate Watson

1 .841a .707 .689 2.200 2.208

a. Predictors: (Constant), kepemimpinan, motivasi

b. Dependent Variable: kinerja

Sumber : data diolah oleh peneliti

Nilai Durbin-Watson yang tertera pada output SPSS

disebut dengan DW hitung. Angka ini akan dibandingkan

dengan kriteria penerimaan atau penolakan yang akan dibuat

dengan nilai dL dan dU ditentukan berdasarkan jumlah

variabel bebas dalam model regresi (k) dan jumlah sampelnya

(n). Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel DW dengan

tingkat signifikansi (error) 5% (α = 0.005)

Jumlah variabel bebas : k = 2

Jumlah sampel : n = 35
Tabel Durbin-Watson menunjukkan bahwa nilai dL =

1,3433 dan nilai dU = 1,5838 sehingga dapat ditentukan

kriteria terjadi atau tidaknya autokorelasi.

Autokorelasi Ragu- Tidak ada Ragu- Autokorelasi


Positif ragu Autokorelasi ragu Negatif
dL dU 4-dU 4-dL

0 1,5838 2,4162 2,6567 4


1,3433
Nilai DW hitung sebesar 2,208 lebih besar dari 1,5838 dan lebih

kecil dari 2,4162 yang artinya berada pada daerah titik tidak ada

Autokorelasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model

regresi linier tidak terjadi autokorelasi. Hal ini berarti bahwa model

regresi linear tidak terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya).

3) Uji Heteroskedastisitas.

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan

Uji Glejser.
Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara

variabel independen dengan nilai absolut residualnya

(ABS_RES). Jika nilai signifikansi antara variabel

independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka

tidak terjadi maslah Heteroskedastisitas.berikut adalah hasil

uji Heteroskedastisitas dengan menggunakan uji glesjser.

Tabel 4.27

Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 4.078 2.433 1.676 .103

Motivasi -.036 .069 -.110 -.523 .604

kepemimpinan -.028 .072 -.082 -.389 .700

a. Dependent Variable: RES2

Sumber : data yang diolah oleh peneliti

Berdasarkan hasil output diatas dapat diketahui bahwa

nilai signifikansi variabel X1 sebesar 0,604 (lebih besar

dari 0,05) dan nilai signifikansi variabel X2 sebesar

0,700 (lebih besar dari 0,05). Dengan demikian dapat


disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah

heteroskedastistas pada model regresi. Hal ini berarti

tidak terjadi korelasi antara variabel independen dengan

residualnya.

Gambar 4.1

Analisis heteroskedastistas

Dasar analisis :

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengidikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas

dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

4) Uji Normalitas
Uji normalitas di dalam uji asumsi klasik bertujuan untuk

mengetahui apakah nilai residual berdistribusi normal atau

tidak, dimana dalam penelitian ini untuk menguji variabel

independen yaitu motivasi kerja (X1) dan kepemimpinan (X2)

terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan (Y)

keduanya memiliki distribusi normal atau tidak,. Model regresi

yang baik adalah memiliki nilai residual yang berdistribusi

normal.

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan

uji statistik Kolmogorov-Smirnov dan statistik grafik

Histogram dan Normal Probability Plot. Hasil output dari uji

normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov, grafik Histogram

dan Normal P-P Plot adalah sebagai berikut:

Tabel 4.28
Kolmogrov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardi
zed Residual
N 35
Normal Mean .0000000
Parameters(a,b) Std. Deviation 2.13402726
Most Extreme Absolute .085
Differences Positive .085
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z .503
Asymp. Sig. (2-tailed) .962
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sumber : data yang diolah oleh peneliti

Dari tabel di atas diperoleh nilai sig. dari Unstandardized

Residual sebesar 0,962. Maka nilai sig. 0,962 lebih besar dari

0.05, dalam dasar pengambilan keputusan jika nilai sig lebih besar

dari 0,05 artinya data berdistribusi normal.

b. Analisis Grafik Histogram

Uji normalitas dengan grafik histogram dikatakan data

berdistribusi normal, jika sebaran data histogram mengikuti pola

kurva normal. Hasil uji nomalitas dengan grafik histogram adalah

sebagai berikut:

Sumber : data yang diolah oleh peneliti

Gambar 4.2

Grafik Histogram
Hasil dari output SPSS versi 25 pola dari grafik histogram

tampak mengikuti kurva normal, sehingga dapat disumpulkan

bahwa data berdistribusi normal.

c. Analisis Grafik Normal P-P Plot

Hasil uji nomalitas dengan grafik Normal P-P Plot adalah sebagai

berikut:

Sumber : data yang diolah oleh peneliti

Gambar 4.3

Grafik Normal P-P Plot

Hasil uji normalitas dengan grafik Normal P-P Plot di atas

terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta

penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik ini


menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena asumsi

normalitas.

5) Uji Linieritas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui hubungan antara

vaiabel bebas dan variabel terikat bersifat linier atau tidak.

Regresi dikatakan linier jika Fhitung < Ftabel, selain itu data

dapat dikatakan linier jika nilai signifikansi lebih besar dari

alpha yang ditentukan yaitu 5% (0,05). Berikut hasil uji

linieritas :

a. Motivasi kerja terhadap kinerja karyawan

Tabel 4.29
Uji Linieritas

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
kinerja * Between (Combined) 386.971 14 27.641 3.893 .003
motivasi Groups Linearity 333.685 1 333.685 46.99 .000
8
Deviation from 53.286 13 4.099 .577 .844
Linearity
Within Groups 142.000 20 7.100
Total 528.971 34
Sumber : data yang dioalah oleh peneliti

Dapat disimpulkan bahwa data yang dipergunakan diatas

dapat dijelaskan oleh regresi linier dengan cukup baik karena

nilai sig. Linearity sebesar 0,000 ( lebih kecil dari 0,05). Dan
nilai dari deviation from linearity sebesar 0,844 (lebih besar

dari 0.05). Artinya bahwa hubungan motivasi kerja terhadap

kinerja karyawan bersifat linier. Artinya bahwa terdapat

hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan di

madrasah tsanawiyah nurul hudal leran.

b. Kepemimpinan terhdap kinerja karyawan

Tabel 4.30
Uji linieritas

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
kinerja * Between (Combined) 289.888 11 26.353 2.535 .029
kepemimpinan Groups Linearity 241.263 1 241.263 23.21 .000
0
Deviation from 48.625 10 4.862 .468 .894
Linearity
Within Groups 239.083 23 10.395
Total 528.971 34
Sumber : data yang diolah oleh peneliti
Dapat disimpulkan bahwa data yang dipergunakan diatas

dapat dijelaskan oleh regresi linier dengan cukup baik karena

nilai sig. Linearity sebesar 0,000 ( lebih kecil dari 0,05). Dan

nilai dari deviation from linearity sebesar 0,894 (lebih besar

dari 0.05). Artinya bahwa hubungan motivasi kerja terhadap

kinerja karyawan bersifat linier. Artinya bahwa terdapat

hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja karyawan di

madrasah tsanawiyah nurul hudal leran.


4.3.7 analisis regresi linier berganda

Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini

digunakan untuk mengetahui apakah motivasi kerja (X1) dan

kepemimpinan (X2) berpengaruh terhadap kinerja karyawan

(Y) Dalam penelitian ini, analisis dilakikan dengan

menggunakan bantuansoftware komputer SPSS (Statistic

Program for Social Science) 25 for Windows, hasil dari

analisis dengan menggunakan SPSS tersebut ditampilkan

dalam tabel di bawah ini.:

Tabel 4.31
Analisis regresi linier berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.135 4.249 .738 .466
motivasi .632 .121 .606 5.240 .000
kepemimpinan .365 .126 .334 2.891 .007
a. Dependent Variable: kinerja
Sumber : data diolah oleh peneliti
Berdasarkan tabel 4.31 dapat diperoleh rumus regresi sebagai

berikut :

Y = 3,135 + 0,632 X1 + 0,365 X2

Persamaan regresi tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Konstanta.
Jika variabel motivasi kerja dan kepemimpinan

dianggap sama dengan nol, maka variabel keputusan

pembelian sebesar 3,135

2) Koefisien motivasi kerja

Jika variabel motivasi kerja mengalami kenaikan

sebesar 1 satuan, sementara harga dianggap tetap, maka

akan menyebabkan kenaikan keputusan pembelian

sebesar 0,632.

3) Koefisien kepemimpinan (X2).

Jika variabel kepemimpinan mengalami kenaikan

sebesar 1 satuan, sementara motivasi kerja dianggap

tetap, maka akan menyebabkan kenaikan kepuasan

kerja sebesar 0,365.

4.3.8 uji hipotesis

1) Uji t

Uji t bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh secara parsial antara variabel independen (X)

terhadap variabel dependen (Y) secara signifikan atau tidak.

Hasil hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.32

Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.135 4.249 .738 .466
motivasi .632 .121 .606 5.240 .000
kepemimpinan .365 .126 .334 2.891 .007
a. Dependent Variable: kinerja
Sumber : data yang olah oleh peneleti

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu varaiabel

independen secara induvidual dalam menerangkan variasi

variabel dependen kriteria pengujian .

a.Variabel motivasi kerja

Jika t hitung > t tabel = H0 ditolak dan H1 diterima, artinya

variabel motivasi kerja (X1) berpengaruh secara parsial terhadap

kinerja karyawan (Y). Jika t hitung < t tabel = H0 diterima dan

H1 ditolak, artinya variabel motivasi kerja (X1) tidak

berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan (Y).

b. Variabel kepemimpinan.

Jika t hitung > t tabel = H0 ditolak dan H1 diterima, artinya

variabel kepemimpinan (X2) berpengaruh secara parsial

terhadap kinerja karyawan(Y). Jika t hitung < t tabel = H0

diterima dan H1 ditolak, artinya variabel kepemimpinan (X2)

tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan

(Y).
Tingkat signifikansi α = 5% dengan menggunakan

sistem ( uji dua sisi) α = 5% (0,05) dengan derajat kebebasan

(df) n-k

a. pengaruh Sales Promotion (Promosi Penjualan) terhadap

Keputusan Pembelian.

Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung sebesar

5,240 lebih besar dari t tabel yaitu 1,69236. Dan nilai t

signikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, karena t

hitung (5,240) > t tabel (1,69236) sehingga variabel

motivasi kerja (X1) berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan (Y). Hasil tersebut membuktikan bahwa

H0 ditolak dan H1 diterima. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh dan

signifikan terhadap kinerja karyawan di madrasah

tsanawiyah nurul huda. Artinya semakin sering terjadi

motivasi kerja maka semakin tinggi pula kinerja para

karyawannya.

-5,24 -1,69236 1,69236 5,24


Gambar 4.4
Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji t
Motivasi kerja

b. Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan

Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung sebesar 2,891

lebih besar dari t tabel sebesar 1,69236 Diperoleh nilai t

signifikansi = 0,007 lebih kecil dari α = 0,05. Karena t hitung

(2,891) > t tabel (1,69236) maka variabel kepemimpinan (X2)

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y),

semakin bagus kepemimpinan maka akan semakin tinggi pula

kinerja karyawannya. Hasil tersebut membuktikan bahwa H0

ditolak dan H1 diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa kepemimpinan berpengaruh dan signifikan terhadap

kinerja karyawan di madrasah tsanawiyah nurul huda. Artinya

semakin baik kepemimpinan, maka semakin tinggi pula kinerja

karyawannya.
Gambar 4.5
Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji t
Kepemimpinan
2) Uji F

Menurut Sugiyono (2015 : 193) menjelaskan bahwa

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel

bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Apakah koefisien korelasi itu dapat digeneralisasikan

atau tidak, maka harus diuji signifikansinya. Berikut

hasil yang telah di uji :

Tabel 4.33
Hasil Uji F

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 374.133 2 187.066 38.660 .000b
Residual 154.838 32 4.839
Total 528.971 34
a. Dependent Variable: kinerja
b. Predictors: (Constant), kepemimpinan, motivasi

sumber : data yang diolah oleh peneliti

Dari tabel diatas diperoleh nilai F hitung sebesar

38,660 dengan nilai signifikansi = 0,000 lebih kecil dari

α = 0,05. Nilai F hitung (38,660) > F tabel (3,09), maka

H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti bahwa

motivasi kerja dan kepemimpinan secara bersama-sama

mempengaruhi kinerja karyawan di madrasah

tsanawiyah nurul huda leran.

Gambar 4.6

Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji F

4.3.9 analisis korelasi

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk

dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat atau derajat hubungan

antara variabel x dan y, terdapat pedoman dalam

menginteprestasikan nilai koefisien sebagai berikut :


Tabel 4.34
Interprestasi Koefisien korelasi
Interval koefesien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1000 Sangat kuat

Sumber :sugiyono (2015:184)

Untuk mengetahui kuatnya hubungan antara kedua

variabel motivasi kerja dan kepemimpinan terhadap

kinerja karyawan maka akan dilakukan perhitungan

analisis korelasi dengan alat bantu komputer progam

SPSS versi 25 dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk

tabel (summary out put). Berikut hasil tabel dari analisa

korelasi

Tabel 4.35
Analisa korelasi

Correlations
Kepemimpin
Motivasi an Kinerja
**
motivasi Pearson 1 .562 .794**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 35 35 35
kepemimpinan Pearson .562** 1 .675**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 35 35 35
**
kinerja Pearson .794 .675** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : data yang diolah oleh peneliti

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa variabel motivasi

kerja (X1) menunjukkan hasil sebesar 0,562 dengan arti

bahwa variabel X1 memiliki tingkat keeratan hubungan

sedang. Sedangkan variabel kepemimpinan (X2)

menujukkan hasil sebesar 0,562 dengan arti bahwa

variabel X2 memiliki tingkat keeratan hubungan sedang.

Dan variabel kinerja karyawan (Y) menujukkan hasil

sebesar 0,794 dan 0,675 yang artinya bahwa variabel Y

memiliki tingkat hubungan kuat.

4.3.10 alaisa determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh yang diberikan variabel independen

secara keseluruhan terhadap variabel dependen, dan dapat

dilihat pada tabel model summary berikut:

Tabel 4.36
Analisa Determinasi

Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .841a .707 .689 2.200
a. Predictors: (Constant), kepemimpinan, motivasi
Ssumber : data yang diolah oleh peneliti

Berdasarkan output SPSS tampak bahwa dari hasil

perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi berganda (R)

antara faktor motivasi kerja dan kepemimpinan terhadap

kinerja karyawan adalah sebesar 0,841 yang berarti terdapat

pengaruh yang kuat antara variabel motivasi kerja dan

kepemimpina terhadap kinerja karyawan sebesar 84,1%.

Nilai koefisien Detereminasi (R2) sebesar 0,707. Dengan

kata lain hal ini menunjukkan bahwa besar presentase kinerja

karyawan yang bisa dijelaskan oleh variasi dari variabel bebas

yaitu motivasi kerja dan kepemimpinan sebesar 70,7%.

Sedangkan sisanya 29,3% dijelaskan oleh faktor atau variabel

lain yang tidak terdapat dalam model regresi penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai