Anda di halaman 1dari 26

Departemen Keperawatan Anak

BAB I
KONSEP MEDIS

A. Definisi
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangakan
perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap
dan tingkat yang paling rendah dan kompleks melalui proses maurasi dan
pembelajaran.
Tumbuh kembang adalah suatu proses, dimana seseorang anak tidak hanya
tumbuh menjadi besar tetapi berkembang menjadi lebih terampil yang
mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan
sulit dipisahkan.
Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalalm
jumlah besar, ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa
diukur berat, panjang, umur tulang dan keseimbangan elektrolit.
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam
struktur dan fungsi tibuh yang lebih kompleks, dalam pola teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil antara lain proses pematangan termasuk
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah lau sebagai hasil dengan
lingkungan. Untuk terciptanya tumbuh kembang yang optimal tergantung
pada potensi biologis, psikosoisal dan perilaku yang merupakan proses yang
unik dan hasil akhir berbeda- beda yang member ciri tersendiri pada setiap
anak.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

1
Departemen Keperawatan Anak

B. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak

Dalam peristiwa pertumbuhan dan perkembangan anak memiliki

berbagai ciri khas yang membedakan komponen satu dengan yang lain.

1. Pertumbuhan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalani hal

bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar

kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lain- lain.

b. Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat

terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari

masa konsepsi hingga dewasa.

c. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama

yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus,

lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu.

d. Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti

proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis,

atau dada.

2. Perkembangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari

perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti

perubahan pada fungsi alat kelamin.

b. Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu

perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal

atau dari bagian proksimal ke bagian distal.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

2
Departemen Keperawatan Anak

c. Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan

melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal

yang sempurna.

d. Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian

perkembangan yang berbeda.

e. Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, di

mana tahapan perkembangan harus melewati tahap demi tahap

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


1. Faktor keturunan (herediter)
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbang anak
melalui instruksi genetic dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan, gangguan pertumbuhan selain disebabkan leh kelainan
kromosom (contoh : syndrome Down, Syndrom Turner) juga disebabkan
oleh factor lingkungan yang kurang memadai.
a. Seks : kecukupan dan perkembangan pada anak lai-laki berbeda
dengan perempuan
b. Ras : ras/suku nbangsa dapat mempengaruhi tumbang anak, beberapa
suku bangsa memiliki karakteristik.
2. Factor lingkungan
a. Lingkungan internal
1) Intelegensi
Pada umumnya intelegensi tinggi, perkembangan lebih baik
dibandingkan jika intelegensi rendah.
2) Hormon
Ada 3 hormon yang mempengaruhi anak yaitu somatotropik untuk
pertumbuhan tinggi badan terutama pada masa kanak-kanak,
hormone tiroid menstimulasi pertumbuhan sel inerstitiil testis,

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

3
Departemen Keperawatan Anak

memproduksi testosterone dan ovarium, memproduksi estrogen


yang mempengaruhi perkembangan alat reproduksi.
3) Emosi
Hubungan yang hangat dengan orang tua, saudara, teman sebaya
serta guru berpengaruh terhadap perkembangan emosi, social,
intelektual anak, cara anak berinteraksi dengan keluarga akan
mempengaruhi interaksi anak di luar rumah.
b. Lingkungan eksternal
1) Kebudayaan
Budaya keluarga/masyarakat mempengaruhi bagaimana anak
mempersepsikan dan memahami kesehatan berperilaku hidup
sehat.
2) Status social ekonomi
Anak yang berbeda dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga
yang social ekonomi yang rendah serta banyak punya keterbatasan
untuk memenuhi kebutuhan primernya.
3) Nutrisi
Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi adekuat
yang didapat dari makanan bergizi.
4) Iklim/cuaca
Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak.
5) Olahraga/latihan fisik
Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan
psikososial anak.
6) Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung, anak tengah, anak
bungsu akan mempengaruhi pola anak setelah diasuh dan dididik
dalam keluarga.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

4
Departemen Keperawatan Anak

D. Periode Perkembangan
Menurut Donna, L Wong (2000) perkembangan anak secara umum terdiri
dari :
1. Periode prenatal
Terjadi pertumbuhan yang cepat dan sangat penting karena terjadi
pembetukan organ dan system orga anak, selain itu hubungan antara
kondisi itu member dampak pada pertumbuhannya.
2. Periode bayi
Periode ini terdiri dari neonates (0-28 hari) dan bayi (28-12 hari). Pada
periode ini, pertumbuhan dan perkembangan yang cepata terutama pada
aspek kognitif, motorik dan social.
3. Periode kanak-kanak awal
Terdiri atas usia anak 1-3 tahun yang disebut toddler dan prasekolah (3-6
tahun). Toddler menunjukkan perkembangan motorik yang lebih lanjut
pada usia prasekolah. Perkembangan fisik lebih lambat dan menetap.
4. Periode kanak-kanak pertengahan
Periode ini dimulai pada usia 6-11 tahun dan pertumbuhan anak laki-laki
sedikit lebih meningkat dari pada perempuan dan perkembangan motorik
lebih sempurna.
5. Periode kanak-kanak akhir
Merupakan fase transisi yaitu anak mulai masuk usia remaja pada usia
11-18 tahun. Perkembangannya yang mencolok pada periode ini adalah
kematangan identitas seksual dengan perkembangannya organ
reproduksi.
E. Perkembangan Anak Balita
Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita. Perkembangan
kemampuan berbahasa, kreativitas, keadaan social emosional dan intelegensi
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral erta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa-
masa ini. Sehingga setiap kelainan/penyimpangan seksual apapun, apabila
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI
Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

5
Departemen Keperawatan Anak

tidak terdeteksi dan tidak ditangani dengan baik maka akan mengurangi
kualitas perkembangan.
Krasenburg,dkk (1981) melalui DDST (Denver Development Screening
Test) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai
perkembangan anak balita yaitu :
1. Personal social (kepribadian/tingkah laku social)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan.
2. Fine Motor Adaptif (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan
gerakan yang melibatkan bagian tubuh dan dilakukan otot-otot kecil
memerlukan koordinasi yang cermat, missal : keterampilan menggambar.
3. Language (bahasa)
Kemampuan untuk member respon terhadap suara, mengikuti perintah
berbicara spontan.
4. Gross Motor (Motorik Kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Beberapa
“milestone” pokok yang harus diketahui dalam mengikuti taraf
perkembangan secara awal. Milestone adalah tingkat perkembangan yang
harus dicapai anak umur tertentu, misalnya :
a. 4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2
minggu kemudian
b. 10-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke
arah suara.
c. 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya
d. 26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan
lainnya
e. 9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan
dengan jaritelunjuk dan ibu jari
f. 13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI
Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

6
Departemen Keperawatan Anak

F. Tahap Perkembangan Anak

Perkembangan anak-anak dapat dibagi menjadi 5 area sebagai berikut :

(Nursalam, 2002)

1. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kemampuan anak untuk mempelajari dan memecahkan

masalah. Misalnya :

a. Bayi usia 2 bulan yang menjelajahi lingkungannya dengan

menggunakan tangan atau matanya

b. Anak usia 5 tahun yang belajar memecahkan persoalan matematika

sederhana

2. Perkembangan Sosial dan Emosional

Perkembangan kemanpuan anak untuk berinteraksi dengan orang lain

termasuk upayanya untuk mengendalikan diri. Misalnya :

a. Bayi usia 6 minggu belajar tersenyum

b. Bayi usia 10 bulan belajar untuk melambai

c. Anak usia 5 tahun belajar untuk menentukan gilirannya dalam bermain

bersama.

3. Perkembangan Berbicara dan Berbahasa

Perkembangan kemampuan anak untuk memhami dan menggunakan

bahasa. Misalnya :

a. Bayi usia 12 bulan mengucapkan kata pertamanya

b. Anak usia 2 tahun menyebutkan nama anggota tubuhnya

c. Anak usia 5 tahun mulaimenggunakan istilah banyak, sedikit, tinggi,

dan lain-lain

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

7
Departemen Keperawatan Anak

4. Perkembangan Motorik Halus

Perkembangan kemampuan anak untuk menggunakan otot halusnya

terutama tangan dan jarinya. Misalnya : mengambil mainan, memegang

sendok, membalikkan halaman buku, menggunakan crayon untuk

menggambar.

5. Perkembangan Motorik Kasar

Perkembangan kemampuan anak untuk menggunakan otot kasarnya.

Misalnya

a. Bayi usia 6 bulan belajar untuk bangkit dari posisi terlentang

b. Bayi usia 12 bulan belajar berdiri dengan berpegangan pada kursi

c. Anak usia 5 tahun belajar melakukan lompat tali

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

8
Departemen Keperawatan Anak

BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEHAT


(TUMBUH KEMBANG)

A. Pengkajian
Pengkajian Identitas dan Riwayat Keperawatan
1. Identitas Anak dan/atau Orang Tua
a. Nama
b. Alamat
c. Telepon
d. Tempat dan tanggal lahir
e. Ras/kelompok entries
f. Jenis kelamin
g. Agama
h. Tanggal wawancara
i. Informan
2. Keluhan Utama (KU)
Untuk menjalani suatu imunisasi anak diharapkan dalam kondisi
sehat jasmani dan rohani karena akan dipenetrasikan antigen dalam
imunisasi yang akan memicu fungsi imunnya, namun seiring dengan
kondisi anak yang rentan terhadap kontak infeksi dari lingkungan, tidak
menutup kemungkinan jika saat memasuki jadwal imunisasi ia berada
dalam kondisi sakit . Maka dari itu, perlu ditanyakan apakah anak
memiliki keluhan kesehatan baik secara langsung pada anak ataupun
orang tua/pengasuhnya beberapa saat sebelum diimunisasi. Keluhan ini
dapat dijadikan indikator apakah imunisasi harus dilanjutkan, ditunda
sementara waktu, atau tidak diberikan sama sekali.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

9
Departemen Keperawatan Anak

3. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)


Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan
keluhan utama. Jika saat ini kesehatan anak baik, riwayat penyakit
sekarang mungkin tidak terlalu menjadi acuan, akan tetapi jika anak
dalam kondisi tidak sehat, hal ini dapat dijadikan kajian lebih lanjut
untuk mengetahui status kesehatan anak saat ini, selain untuk
kepentingan imunisasi, hal ini juga dapat dijadikan panduan apakah anak
harus mendapat perawatan lebih lanjut mengenai penyakitnya.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)
Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau
pembedahan sebelumnya yang pada kesempatan ini akan digunakan
sebagai petunjuk yang berarti dalam pemberian imunisasi.
a. Riwayat kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan, dan perinatal).
b. Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya.
c. Alergi.
d. Pengobatan terbaru.
e. Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta pengalaman/reaksi
terhadap imunisasi yang pernah didapat sebelumnya.
f. Pertumbuhan dan perkembangan anak (Sebelum melakukan
imunisasi dapat pula dikaji pertumbuhan dan perkembangan anak
sehingga dapat mengidentifikasikan indikasi imunisasi serta
pendidikan kesehatan yang sesuai dengan usia serta pola perilaku
anak baik ditujukan secara langsung pada anak ataupun
keluarganya).
g. Kebiasaan anak yang dapat memengaruhi kesehatannya.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

10
Departemen Keperawatan Anak

5. Tinjauaan Sistem (TS)


Untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya
kemungkinan masalah kesehatan pada anak, walau tampak jarang
dilakukan saat akan diimunisasi, namun tinjauan ini akan menjadi pilihan
yang lebih baik selain pengkajian riwayat kesehatan anak karena dalam
pengkajian cenderung hanya berfokus pada informasi yang diberikan
anak/keluarga sedangkan kemungkinan terhadap kondisi kelainan yang
ada pada tubuh anak belum disadari olehnya dan juga keluarga, sehingga
alangkah baik jika sebelum diimunisasi anak mendapatkan tindakan
pemeriksaan fisik untuk peninjauan terhadap sistem tubuhnya. Tinjauan
sistem meliputi:
a. Menyeluruh/umum
b. Integument
c. Kepala
d. Mata
e. Telinga
f. Hidung
g. Mulut
h. Tenggorokan
i. Leher
j. Dada
k. Respirasi
l. Kardiovaskuler
m. Gastrointestinal
n. Genitourinaria
o. Ginekologik
p. Muskuluskeletal
q. Neurologik
r. Endokrin
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI
Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

11
Departemen Keperawatan Anak

6. Riwayat pengobatan keluarga


Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit yang
memiliki kecenderungan terjadi dalam keluarga dan untuk mengkaji
pajanan terhadap penyakit menular pada anggota keluarga dan kebiasaan
keluarga yang dapat memengaruhi kesehatan anak, seperti merokok dan
penggunaan bahan kimia lain, serta tingkat kewaspadaan keluarga saat
anak mengalami sakit.
7. Riwayat Psikososial
Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak, terutama
terfokus pada riwayat imunisasi yang pernah ia dapatkan, apabila riwayat
sebelumnya menyisakan kerisauan pada anak maka akan lebih baik jika
saat imunisasi berikutnya hal ini diperbaiki untuk mengubah konsep anak
terrhadap imunisasi, menanamkan padanya bahwa hal ini penting untuk
mencegah penyakit yang mungkin mendatanginya, serta diperlukan
keterlibatan keluarga yang dapat memberikan dukungan mental pada
anaknya sehingga anak tidak risau dalam menghadapi imunisasi.
8. Riwayat Keluarga
Untuk mengembangkan pemahaman tentang anak sebagai individu
dan sebagai anggota keluarga dan komunitas. Pengkajian juga berfokus
pada sejauh mana keluarga memahami tentang imunisasi yang akan
diberikan pada anak, meliputi jenis imunisasi, alasan diimunisasi,
manfaat imunisasi, dan efek sampingnya. Hal ini akan sangat membantu
jika keluarga telah memahami pentingnya imunisasi sebagai langkah
penting yang diperlukan untuk mencegah penyakit pada anaknya. Untuk
beberapa keluarga yang belum begitu memahami imunisasi, hal ini dapat
dijadikan patokan untuk memberikan pendidikan kesehatan dalam
pemahaman terhadap imunisasi.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

12
Departemen Keperawatan Anak

9. Pengkajiaan Nutrisi
Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan dan
kebutuhan nutrisi anak dalam kaitannya dengan kesehatan anak saat ini
sebelum ia mendapatkan imunisasi dan dapat dijadikan bahan untuk
pendidikan kesehatan pasca imunisasi anak. Pengkajian nutrisi meliputi
pengkajian terhadap asupan diet dan pemeriksaan klinis.
Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pengkajiaan pertumbuhan dan perkembangan anak bertujuaan
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak,
sehingga dengan data yang ada, dapat diketahui mengenai keadaan anak yang
dapat membantu proses imunisasi dan juga pendidikan kesehatan seputaran
imunisasi anak. Dalam melaksanaakan pengkajiaan atas pertumbuhan dan
perkembangan anak, hal penting yang harus diperhatikan adalah bagaimana
mempersiapkan anak agar pemeriksaan berjalan lancar. Sebelum melakukan
pengkajiaan, prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan dan dapat diterapkan di
lapangan adalah:
a. Lingkungan/ruangan pemeriksaan tidak menakutkan, misalnya
memberikan warna dinding netral, cukup ventilasi, menjauhkan peralatan
yang menakutkan bagi anak, dan menyediakan makanan.
b. Sebelum pengkajiaan sebaiknya disediakan waktu untuk bermain agar
anak menjadi kooperatif. Dalam hal ini, bukan berarti mengabaikan tugas
utama, tetapi untuk pendekatan agar anak tidak takut sehingga
memudahkan pemeriksaan.
c. Pemeriksaan dapat dimulai dari bagian tubuh yang mudah dan tidak
menakutkan anak.
d. Jika ada beberapa anak, mulailah dengan anak yang kooperatif sehingga
akan mengurangi rasa takut dari anak yang lain.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

13
Departemen Keperawatan Anak

e. Libatkan anak dalam proses pemeriksaan. Kita bisa menjelaskan pada


anak mengenai hal-hal yang perlu dilakukan pada dirinya. Apabila
mungkin, beri kesempatan anak untuk membantu proses pemeriksaan.
f. Buat posisi pemeriksaan senyaman mungkin. Anak dapat berbaring di
pangkuaan orang tua.
g. Berikan pujiaan kepada anak yang kooperatif. Hal ini dapat merangsang
anak yang lain agar tidak takut untuk diperiksa.
h. Berikan pujian pada orang tua apabila anak maju dan ibunya mengetahui
nasehat petugas.
Prinsip-prinsip tersebut hendaknya dipahami oleh setiap perawat
sehingga memudahkannya dalam melaksanakan pemeriksaan dan
meminimalkan kecemasan pada anak. Setelah memahami prinsip-prinsip ini,
berikutnya adalah melakukan pengkajiaan pada anak. Hal-hal yang perlu
dikaji adalah
a. Riwayat Pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat
hamil, seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi,
dan lain-lain, serta apakah ehamilannya dipantau berkala. Kehamilan
risiko tinggi yamg tidak ditangani dengan benar dapat mengganggu
tumbuh kembang anak. Dengan mengetahui riwayat prenatal maka
keadaan anaknya dapat diperkirakan.
b. Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya,
apakah secara normal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak
yang dalam kandungan terdeteksi sehat, apabila kelahirannya mengalami
gangguan (cara kelahiran dengan tindakan seperti forceps, partuss lama,
atau kasep), maka gangguan tersebut dapat mempengaruhi keadaan
tumbuh kembang anak.
c. Pertumbuhan Fisik

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

14
Departemen Keperawatan Anak

Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu


diperlakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik.
Sebagaimana dalam pembahasan sebelumnya, pengukuran antropometri
yang sering digunakan di lapangan untuk memantau tumbuh kembang
anak adalah TB, BB, dan lingkar kepala. Sedangkan lingkar lengan dan
lingkar dada baru digunakan bila dicurigai adanya gangguan pada anak.
Apabila petugas akan mengkaji pertubuhan fisik anak, maka petugas
tersebut cukup mengukur BB, TB, dan lingkar kepala. Meskipun tidak
semua ukuran antropometri digunakan, berikut ini akan dijelaskan cara
pengukuran dari masing-masing ukuran antropometri:
1. Berat Badan (BB)
Untuk menentukan berat badan anak, hal yang perlu diperhatikan
adalaah sebagai berikut:
a) Pengukuran dilakukan dengan memakai alat timbangan yang
telah ditera (distandardisasi/dikalibrasi) secara berkala.
Timbangan yang digunakan dapat berupa dacin atau timbangan
injak.
b) Untuk menimbang anak yang berusia kurang 1 tahun, maka hal
tersebut dilakukan dengan posisi berbaring. Untuk anak yang
berusia 1-2 tahun, dilakukan dengan posisi duduk dengan
menggunakan dacin. Untuk anak yang berusia lebih dari 2
tahun, penimbangan berat badan dapat dilakukan dengan posisi
berdiri.
Sedangkan cara pengukuran berat badan anak adalah:
a) Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran.
Apabila perlu, cukup pakaian dalam saja.
b) Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan
timbangan dacin, masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitkan
gendongan ke timbangan.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

15
Departemen Keperawatan Anak

Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri di atas


timbangan injak tanpa dipegangi.
a) Ketika menimbang berat badn bayi, tempatkan tangan petugas di
atas tubuh bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh
saat ditimbang.
b) Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk
menimbang berat badannya lebih dulu, kemudian anak
digendong oleh ibu dan ditimbang.
Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu
sendiri menjadi berat badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat
dilihat rumus berikut.
BB anak = (BB ibu dan anak) – BB ibu
c) Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada
timbangan.
d) Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan
standar yang berlaku, yaitu apakah status gizi anak normal,
kurang, atau buruk. Untuk menentukan berat badan ini juga dapat
dilakukan dengan melihat pada kurva KMS, apakah berat badan
anak berada pada kurva berwarna hijau, kuning, atau merah.
2. Tinggi Badan (TB)
Untuk menentukan tinggi badan, cara pengukurannya
dikelompokkan menjadi untuk usia kurang dari 2 tahun dan usia 2
tahun atau lebih. Pengukuran tinggi badan pada anak usia kurang
dari 2 tahun adalah sebagai berikut :
a) Siapkan papan atau meja pengukur. Tidak ada, dapat digunakan
pita pengukur (meteran).
b) Baringkan anak terlentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut
sampai menempel pada meja (posisi ekstensi).

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

16
Departemen Keperawatan Anak

c) Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak


kaki tegak lurus dengan meja pengukur), lalu ukur sesuai
dengan skala yang tertera.
d) Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan
dengan cara memberi tanda pada tempat tidur (tempat tidur
harus rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian puncak
kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua
tanda tersebut dengan pita pengukur.
Sedangkan cara pengukuran tinggi badan pada anak usia 2 tahun
atau lebih adalah sebagai berikut :
a) Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit
rapat, sedangkan bokong, punggung, dan bagian belakang
kepala berada dalam satu garis vertikal dan menempel pada alat
pengukur.
b) Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan
sebilah papan dengan posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu
ukur sesuai dengan skala yang tertera.
3. Lingkar Kepala
Ukuran kepala dinyatakan normal bila berada di antara batas
tertinggi dan terendah dari kurva lingkar kepala. Bila ukuran kepala
berada di atas kurva normal, berarti ukuran kepala besar
(macrocephali), sedangkan bila ukuran kepala di bawah kurva
normal, berarti ukuran kepala kecil (microcephali). Kurva lingkar
kepala ini dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Adapun cara
pengukuran lingkar kepala :
a) Siapkan pita pengukur (meteran)
b) Lingkakan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau
supraorbita bagian antrior menuju oksiput pada bagian posterior
kemudian tentukan hasilnya.
c) Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI
Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

17
Departemen Keperawatan Anak

4. Lingkar Lengan Atas (lila)


Meskipun pengukuran lila jarang dilakukan, namun cara
pengukurannya perlu diketahui :
a) Tentukan lokasi lengan yang akan diukur. Pengukuran
dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal
lengan dengan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan
pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dari pada
lengan kanan, sehingga ukurannya lebih stabil.
b) Lingkarkan alat pengukur pada lengan bagian atas (dapat
digunakan pita pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang
diukur saat pengukuran.
c) Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera
pada pita pengukur.
d) Catat hasil pengukuran pada Kartu Menuju Sehat (KMS) atau
status anak.
5. Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada
jarang dilakukan. Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa
(mid respirasi) pada tulang Xifoidius (incisura subternalis).
Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada
anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring.
Cara pengukuran lingkar dada adalah sebagai berikut :
a) Siapkan pita pengukur
b) Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada.
c) Catat hasil pengukuran pada KMS anak atau kartu yang
disediakan.
d. Pemeriksaan fisik
Meskipun pemeriksaan fisik tidak dilakukan apabila dilapangkan,
namun petugas perlu mengetahui bahwa pemeriksaan fisik perlu
dilakukan agar keadaan anak dapat diketahui secara keseluruhan.
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI
Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

18
Departemen Keperawatan Anak

Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari rambut, kepala, leher, dada, perut,
genetalia, ekstremitas. Selain itu, tanda-tanda vital dan keadaan umum
perlu dikaji. Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan perkembangan ini
adalah sama seperti cara pemeriksaan fisik pada bayi dan anak. Oleh
karena itu, pemeriksaan fisik tidak dibahas secara khusus pada bagian ini.

e. Perkembangan anak
Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku
Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita sebagaimana telah
dibahas sebelumnya. Dari pedoman ini dapat diketahui mengenai
keadaan perkembangan anak saat ini, apakah anak berada dalam keadaan
normal, meragukan, atau memerlukan rujukan.
f. Data lain
Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas anak, data
penunjang lainnya, seperti pemeriksaan laboratorium, serta data yang
diperlukan terutama apabila anak berada di klinik.
Interpretasi Hasil Pengukuran dan Tindakan yang Diperlukan
Setelah dilakukan pengkajian terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada
bayi dan balita, terdapat interpretasi hasil sebagai berikut:
a. Pertumbuhan dan perkembangan normal
Pertumbuhan anak dikatakan normal apabila grafik berat badan
anak berada pada jalur berwarna hijau pada kalender balita (KMS) atau
sedikit di atasnya. Arah grafik harus naik dan sejajar mengikuti
lengkungan jalur (kurva) berwarna hijau. Sementara, pertumbuhan anak
dikatakan ideal jika pertumbuhan yang ditetapkan dengan pengukuran
antropometri adalah BB/U; BB/M, dan lingkar kepala/U.
Perkembangan anak tergolong normal apabila umur dan
kemampuan/kepandaian anak sesuai dengan patokan yang berlaku.
Berdasarkan Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang Balita, skor yang
diperoleh saat pemeriksaan harus berjumlah 9-10. Apabila menggunakan
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI
Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

19
Departemen Keperawatan Anak

kalender balita (KMS), maka kemampuan anak sesuai usia yang terdapat
pada gambar. Sementara apabila menggunakan tes DDST, anak dapat
melewati tugas-tugas perkembangannya sesuai usia. Demikian juga
untuk pemeriksaan lainnya.
b. Pertumbuhan dan perkembangan tidak normal
Pertumbuhan anak mengalami penyimpangan apabila grafik berat
badan anak berada jauh di atas warna hijau atau berada dibawah jalur
hijau, khususnya pada jalur merah. Ukuran antropometri lain yang
mengikuti biasanya adalah lingkar lengan atas dan lingkar lengan dada.
Perkembangan anak mengalami penyimpangan apabila kemampuan
kepandaian anak tidak dicapai sesuai dengan usianya, sehingga anak
mengalami keterlambatan. Pada tes DDST, anak tidak dapat mencapai
tugas-tugas perkembangannya, atau pada gambar kalender balita (KMS),
kemampuan anak tidak sesuai dengan usianya.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan situasi yang terjadi di lingkungan
2. Potensial tumbuh kembang yang optimal
3. Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang peran sebagai orangtua baru
4. Risiko cedera fisik pada anak dengan b/d ketidakmampuan pendidik
memodifikasi lingkungan
5. Potensial orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak berdasarkan
tumbuh kembangnya.
6. Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurang pengetahuan ibu tentang
tumbang anak
7. Potensial peningkatan hubungan dalam keluarga

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

20
Departemen Keperawatan Anak

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan situasi yang terjadi di lingkungan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan perubahan
pertumbuhan dan perkembangan yang negative tidak terjadi
Kriteria hasil: pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usia anak,
hasil DDST mendukung
a. Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan
kelompok usia
Rasional: agar orang tua mampu melakukan tugas tumbang pada
anak
b. Tingkatkan rangsangan dengan menggunakan berbagai mainan
dalam tempat tidur anak.
Rasional: mainan dapat meningkatkan rangsangan anak dalam
tumbang
c. Berikan tindakan nyaman setelah prosedur yg menyebabkan rasa
takut.
Rasional: mengurangi rasa ketidaknyamanan
d. KIE orang tua untuk kontrol setiap bulan.
Rasional: mengetahui adanya keluhan dalam tumbang anak
2. Potensial tumbuh kembang yang optimal
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tumbuh
kembang anak optimal
a. Kaji perkembangan tumbuh kembang anak
Rasional: mengetahui perkembangan tumbuh kembang, menentukan
masalah yang dihadapi.
b. Observasi faktor – faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak
Rasional: menentukan intervensi selanjutnya

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

21
Departemen Keperawatan Anak

c. Anjurkan orang tua untuk memperhatikan masa pertumbuhan dan


perkembangan fisiologis anak
Rasional: memudahkan orang tua mengetahui tahap tumbuh
kembang anak
d. Anjurkan untuk konsultasi dengan tim medis (dokter spseialis anak
dan perawat) saat terjadi masalah tumbuh kembang anak.
Rasional: member penenganan yang sesuai
3. Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang peran sebagai orangtua baru.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan orangtua
memiliki pengetahuan mengenai tumbuh kembang anaknya
Hasil: orangtua mengerti mengenai hal-hal yang sudah dapat dilakukan
anak pada usianya, orangtua mengerti mengenai keadaan anaknya
a. Jelaskan pada orang tua tentang perawatan anak seperti makanan
yang baik sesuai umur anak, cara menggendong, cara memberikan
ASI yang baik dan bagaimana menyendawakan bayi.
Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap perawatanan
anak.
b. Jelaskan bahwa keberadaan kedua orang tua sangat penting sebagai
role model anaknya.
Rasional: memberi pemahaman orang tua supaya bias memberi
contoh yang baik bagi anaknya
c. Jelaskan pada orang tua tentang tahapan tumbuh kembang yang harus
dilewati anak sesuai dengan umurnya
Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap tumbang
4. Risiko cedera fisik pada anak dengan b/d ketidakmampuan pendidik
memodifikasi lingkunga.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan cedera fisik
tidak terjadi.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

22
Departemen Keperawatan Anak

Kriteria Hasil: anak bermain dengan tertib, lingkungan aman untuk


bermain anak-anak
a. Kaji jenis permainan yang sering dilakukan anak
Rasional: untuk mengidentifikasi aktivitas atau permainan yang
membahayakan anak
b. Observasi keadaan anak saat bermain
Rasional: untuk melihat keaktifan atau permainan yang
membahayakan anak dalam bermain
c. Identifikasi faktor lingkungan yang memungkinkan resiko jatuh
Rasional: melihat faktor resiko cidera
d. Klaborasi dengan wali kelas untuk memberikan pembatasan tempat
bermain bagi anak
Rasional: mengurangi risiko cedera jatuh
5. Potensial orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak berdasarkan
tumbuh kembangnya.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan oangtua
dapat menjaga kesehatan anaknya sesuai tumbuh kembangnya
Kriteria hasil: orangtua mengerti mengenai pentingnya tumbuh kembang
anaknya
a. Jelaskan pada orang tua tentang proses tumbang yang terjadi
Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap tumbang
b. Bantu ibu/ orang tua untuk mengerti dan mengetahui tentang tahapan
tumbang yang dilewati anak dengan masa pertumbuhandan
perkembangan
Rasional: agar orang tua mengetahui tentang tumbuh kembang
anaknya
c. Anjurkan ibu membaca berbagai tips perawatan anak
Rasional: meningkatatkan pemahaman tentang perawatan anaknya

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

23
Departemen Keperawatan Anak

6. Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurang pengetahuan ibu tentang


tumbang anak
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan cemas ibu
hilang atau berkurang
Kriteria hasil: ibu mengerti mengenai tumbuh kembang anakya, ibu
tampak rileks, ibu dapat menjelaskan mengenai keadaan tumbuh
kembang anaknya
a. Bantu ibu mengetahui tahapan yang seharusnya terjadi pada anak saat
ini sesuai umur
Rasional: agar ibu paham tentang tumbang anaknya
b. Bantu menurunkan tingkat kecemasan dengan informasi yang
diberikan
Rasional: mengurangi kecemasan ibu
c. Beri dukungan pada ibu untuk tetap menjaga kesehatan anaknya dan
tetap memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
Rasional: agar kesehatan anak tetap terjaga
7. Potensial peningkatan hubungan dalam keluarga
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan hubungan
dalam keluarga dapat meningkat
Kriteria hasil: anggota keluarga meluangkan waktu berkumpul bersama,
berekreasi diwaktu libur
a. Kaji tingkat hubungan dalam keluarga
Rasional: untuk mengetahui sejauh mana masalah yang dihadapi
keluarga anak.
b. Observasi faktor yang mempengaruhi tingkat hubungan dalam
keluarga
Rasional: meminimalkan terjadinya penurunan tingkat hubungan
dalam keluarga
c. Healt education tentang pentingnya hubungan keluarga dalam
perkembangan anak usia pra sekolah
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI
Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

24
Departemen Keperawatan Anak

Rasional: memberikan informasi tambahan pengaruh pentingnya


hubungan keluarga dengan perkembangan anak usia pra sekolah
d. Anjurkan keluarga meluangkan waktu bersama
Rasional: meluangkan waktu dapat mengetahui tingkat pertumbuhan
dan perkembangan masalah yang dihadapi anggota keluarga.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

25
Departemen Keperawatan Anak

DAFTAR PUSTAKA

Berhrman, Kliegman, & Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta. Buku
Kedokteran EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.Jakarta:
EGC
Hidayat, A.Z. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika.
Kriteria Hasil NOC. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Muscari, Mary.E. 2005. Keperawatan Pediatrik. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Supartini. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta. Buku Kedokteran
EGC.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Wong, D.L,dkk. 2004. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta. Buku
Kedokteran EGC

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XI


Andi Rahmayani, S.Kep (70900116030)

26

Anda mungkin juga menyukai