Anda di halaman 1dari 6

Ikatan Mahasiswa Temanggung (IMATA) UGM:

Kilas Balik dan Sejarah

Oleh:

R. Firman Santoso (Kehutanan 2011)

Ikatan Mahasiswa Temanggung UGM atau sering disingkat dengan IMATA


UGM merupakan gabungan mahasiswa asal Temanggung yang kuliah di UGM.
Universitas Gadjah Mada memang menjadi salah satu tujuan favorit para alumnus
SMA/SMK sederajat di Temanggung yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang
perkuliahan. Selain karena pertimbangan kualitas dari UGM sendiri, jarak
Temanggung- Jogja juga menjadi pertimbangan siswa dan tentunya orang tua karena
relatif dekat. Jarak Temanggung-Jogja kurang lebih sejauh 80 km yang dapat ditempuh
dengan kendaraan roda dua selama 90- 120 menit.
Pada paragraf awal tadi telah disebutkan bahwa IMATA UGM merupakan
gabungan mahasiswa asal Temanggung yang kuliah di UGM. Kenapa disebut dengan
„gabungan mahasiswa‟ ? Kenapa tidak/ belum disebut Organisasi Mahasiswa Daerah
(Ormada) seperti mahasiswa daerah yang lain? Ya, semenjak diadakan inisiasi
pertemuan mahasiswa UGM asal Temanggung yang pertama kali pada 10 November
2011 sampai sekarang (Februari 2016), memang belum terbentuk suatu bentuk wadah
resmi yang mengikat anggota di dalamnya. Kegiatan yang sering dilakukan pun hanya
sebatas kumpul dan ngobrol santai membicarakan hal apapun. Pertemuan pertama pada
2011 ini diinisiasi dan diikuti oleh kebanyakan mahasiswa angkatan 2010 dan 2011,
walaupun selain itu juga ada yang bergabung. Beberapa nama yang mengikuti antara
lain Nirma Yunita (Kehutanan 2010), Mira Ratnawati (Agribisnis 2010), Woro Setyo
(Kehutanan 2010), Yona Bramantya (Kehutanan 2010), Faisal (Teknik 2010), Dritta
Anies (Kimia 2010), Brilyan (Geodesi 2010), Anisa (Geografi 2010), Alfaniza Firdaus
(Elins 2010), Tubagus (Rekam Medis 2010), Wahyu Dwi Widayanti (Kimia 2011),
Andani (Kimia 2011), Rinto Felly (Perikanan 2011), R. Firman Santoso (Kehutanan
2011), M. Akbar (Perikanan 2011), Anggoro Bakti (Kehutanan 2011), dll. Berbekal dari
hubungan antar teman satu sekolah, akhirnya terkumpullah sekitar 20-25 orang pada
pertemuan tersebut. Pertemuan pertama ini menjadi titik terbentuknya Ikatan
Mahasiswa Temanggung (IMATA) yaitu 10 November 2011.
Topik dari obrolan pertama tersebut adalah adanya opini membentuk wadah
kemahasiswaan daerah sebagai ajang silaturahmi, koordinasi adanya kegiatan sosialisasi
UGM ke SMA yang ada di Temanggung, dan tentunya obrolan santai dan saling
mengenal satu sama lain. Tempat ngobrol santai saat itu adalah di halaman rumput
sebelah utara Gedung Pusat UGM (Balairung). Pertemuan dibuka oleh mbak Nirma
yang kemudian memaparkan maksud dan tujuan dari adanya kegiatan kumpul tersebut.
Mbak Nirma menuturkan bahwa sebenarnya sudah sejak lama mahasiswa asal
Temanggung ini ingin berkumpul, namun baru bisa merealisasikan keinginan itu pada
pertemuan yang berlangsung sore hari tersebut. Pertemuan berakhir menjelang maghrib
dengan menghasilkan beberapa poin, antara lain adanya kemauan dan kesepakatan
untuk membentuk suatu wadah perkumpulan bernama Ikatan Mahasiswa Temanggung
(IMATA), penetapan jadwal sosialisasi UGM ke SMA di Temanggung, dan penetapan
jadwal pertemuan selanjutnya. Setelah ditutup, beberapa nama yang ikut memutuskan
untuk makan bersama.
Semenjak pertemuan pertama dilakukan, sering dilakukan pertemuan lanjutan
dan pada bulan Januari- Februari, dilakukan sosialisasi UGM ke SMA/SMK sederajat di
Temanggung. Selain itu, dibentuk grup di beberapa media sosial sebagai sarana
penghubung dan komunikasi. Setelah kegiatan sosialisasi, nampaknya masing- masing
mempunyai kesibukan yang berimbas pada jarangnya kegiatan „ngumpul dan ngobrol
santai‟. Hal ini dirasa wajar karena memang belum adanya kesepakatan yang tercapai
mengenai pembentukan suatu wadah, sehingga tidak ada aturan yang mengikat untuk
berkumpul kepada anggotanya.
Berbulan- bulan tak ada
kegiatan, akhirnya di akhir tahun
2012 ada inisiasi pertemuan yang
direncanakan oleh Arsha (Hukum
2011), Tubagus (Rekam Medis
2010), Alfaniza (Elins 2010),
Wahyu Dwi (Kimia 2011), Andani
(Kimia 2011), Rinto (Perikanan
2011), Firman (Kehutanan 2011), M. Akbar (Perikanan 2011), Masitoh (Kimia 2011)
mengenai bagaimana keberlanjutan obrolan tersebut. Setelah dilakukan beberapa
obrolan, disepakati mengadakan pertemuan yang pada saat itu mahasiswa angkatan
2012 sudah mulai masuk. Dari beberapa kali pertemuan tersebut, topik yang dibahas
masih sama yaitu adanya opini pembentukan wadah kemahasiswaan daerah, sosialisasi,
dll. Di sela- sela pembahasan jadwal sosialisasi kala itu, dibahas pula bagaimana bentuk
perkumpulan mahasiswa ini. Hasil pertemuan tersebut masih belum banyak
menghasilkan keputusan yang berpengaruh besar pada perkumpulan mahasiswa ini.
Dari beberapa opini yang didapat ketika pertemuan, banyak yang mengatakan
bahwa perkumpulan ini belum siap untuk menjadi suatu organisasi yang rigid, hal ini
karena salah satunya kemauan SDM yang ada. Namun, mereka juga sadar bahwa
apabila perkumpulan ini dibiarkan seperti itu saja tanpa ada „kerangka‟ yang menopang,
maka kedepan tidak akan banyak terjadi kemajuan. Pada salah satu pertemuan akhirnya
disepakati terpilihnya koordinator IMATA UGM pertama yaitu Arsha Nurul H (Hukum
2011) yang berfungsi sebagai pemegang koordinasi IMATA dalam menajalankan
kegiatan. Koordinator IMATA di sini memang beda dengan ketua sebuah organisasi,
mengingat IMATA belum mempunyai AD/ART. Dalam menjalankan koordinasi,
koordinator IMATA ini dibantu oleh satu orang koordinator masing- masing angkatan.
Koordinator angkatan ini dipilih dengan pertimbangan alur komunikasi saat itu yang
masih semrawut. Selain koordinator angkatan, koordinator IMATA juga dibantu oleh 3
bidang yang di awal pembentukan disepakati sebagai „kaki dan tangan‟ IMATA dalam
perjalanan mencari „jati diri‟. Ketiga bidang tersebut adalah Jaringan, Internal, dan
Media Komunikasi. Seluruh mahasiswa asal Temanggung dipersilahkan untuk
bergabung pada salah satu dari ketiga bidang tersebut. Selain itu, mulai dirancang dan
disepakati logo IMATA seperti yang digunakan sampai saat ini. Dalam penentuan logo
IMATA, saat itu dilakukan sayembara pembuatan desain logo, dan akhirnya disepakati
logo yang didesain oleh Masitoh (Kimia 2011).
Mulai adanya „kerangka‟ di tubuh IMATA nampaknya mulai bisa membantu
dalam perjalanan IMATA. Terjadi perkembangan yang cukup signifikan dari segi
intensitas pertemuan dan kegiatan. Pada kepengurusan pertama ini berhasil
dilaksanakan Malam Keakraban (makrab) yang betujuan untuk mempererat tali
silaturahmi antar IMATA. Pada tahun 2013 dilaksanakan Makrab di Gunung Api Purba
Nglanggeran yang diikuti 15-20 orang. Kebetulan teman- teman mempercayai saya
sebagai koordinator penyelanggara Makrab tersebut. Di tahun pertama adanya kerangka
di tubuh IMATA ini memang banyak tantangan yang dihadapi. Diantaranya adalah
belum adanya bentuk yang jelas dari IMATA, belum dikenalnya IMATA di kalangan
mahasiswa daerah lain, bahkan
masyarakat Temanggung sendiri,
minimnya partisipasi IMATA dalam
kegiatan- kegiatan di Temanggung,
serta belum terhubungnya koneksi
dengan alumni, dan tantangan yang
lain.
Masih rendahnya minat
mahasiswa untuk berjuang bersama
membangun IMATA di kala itu juga menjadi penghalang bagi kemajuan IMATA
sendiri. Jumlah mahasiswa yang berpartisipasi secara aktif dan rutin pada kegiatan yang
diselenggarakan bisa dihitung dengan hitungan jari. Namun, semangat berjuang untuk
berkarya bagi Temanggung
tercinta masih tertanam di dalam
diri beberapa mahasiswa. Dengan
semangat tersebut, tongkat
kepemimpinan di tubuh IMATA
dapat diteruskan walaupun masih
belum terbentuk suatu wadah
yang jelas. Terpilihlah Aris Jani
Pamungkas (Manajemen 2012)
sebagai suksesor Arsha.
Pada masa
kepemimpinan Aris ini
terselenggara beberapa
kegiatan. Usaha untuk
meningkatkan eksistensi
IMATA terus digalakkan,
diantaranya keikutsertaan
dalam acara „Cultural Festival‟ yang diikuti berbagai Ormada di UGM. Acara yang
dihelat di PKKH UGM ini cukup menyita perhatian publik. Antusiasme anggota
IMATA sendiri dalam keikutsertaan acara ini cukup tinggi, terbukti dengan banyaknya
anggota IMATA yang ikut dalam persiapan stand. IMATA didapuk untuk menampilkan
kesenian dan kebudayaan Temanggung dalam stand yang sudah disiapkan panitia.
Setelah menjadi nahkoda selama 1,5 tahun, Aris menyerahkan estafet kepemimpinan
kepada Dika Sotyasakti (Farmasi 2014) hingga saat ini (Februari 2016).
Kabar kegiatan terbaru dari IMATA adalah terselenggaranya kegiatan Try Out
SBMPTN bertajuk “Gadjah Mada Extraordinary Try Out 2016” bagi siswa SMA di
Temanggung, dan tentunya sosialisasi masih menjadi kultur bagi IMATA. Kegiatan Try
Out yang dilaksanakan pada 31 Januari 2016 ini merupakan pertama kalinya bagi
IMATA sejak awal diadakan pertemuan. Suatu kemajuan tentunya apabila menilik ke
belakang seperti apa „rupa‟ IMATA di awal masa pembentukan. Antusiasme dari
IMATA angkatan 2015 juga sangat positif, terbukti dengan suksesnya penyelenggaraan
acara Try Out ini. Sebelum
kegiatan Try Out, sudah dilakukan
pula acara „University Fair‟ yang
dihelat di Gedung Pemuda
Temanggung pada tanggal 31
Desember 2015. Acara ini diikuti
oleh berbagai universitas yang ada
di Indonesia, diantaranya UNY,
STAN, STIS, ITB, TELKOM,
UIN, UNNES, dll. Besar harapan dari alumni kepada mahasiswa yang masih aktif
berkecimpung di IMATA untuk terus berkarya, bagi UGM dan bagi Temanggung
pastinya. Namun, tantangan- tantangan klasik tetap menjadi tantangan bagi IMATA
generasi 2014, 2015 ini. Bagaimana bentuk IMATA menjadi pertanyaan paling krusial
yang nampaknya harus segera dijawab. Arak digawe piye IMATA?

4 Februari 2016

Direview oleh : Rinto Felly H, Wahyu Dwi Widayanti

Anda mungkin juga menyukai