0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
56 tayangan6 halaman
Ikatan Mahasiswa Temanggung (IMATA) UGM didirikan pada 10 November 2011 sebagai wadah perkumpulan mahasiswa asal Temanggung yang kuliah di UGM. Meskipun awalnya belum berbentuk organisasi resmi, IMATA mulai aktif mengadakan pertemuan dan sosialisasi ke SMA di Temanggung. Pada 2012 dibentuk struktur kepengurusan dengan mengangkat koordinator dan bidang-bidang untuk memperkuat eksistensi IMATA.
Ikatan Mahasiswa Temanggung (IMATA) UGM didirikan pada 10 November 2011 sebagai wadah perkumpulan mahasiswa asal Temanggung yang kuliah di UGM. Meskipun awalnya belum berbentuk organisasi resmi, IMATA mulai aktif mengadakan pertemuan dan sosialisasi ke SMA di Temanggung. Pada 2012 dibentuk struktur kepengurusan dengan mengangkat koordinator dan bidang-bidang untuk memperkuat eksistensi IMATA.
Ikatan Mahasiswa Temanggung (IMATA) UGM didirikan pada 10 November 2011 sebagai wadah perkumpulan mahasiswa asal Temanggung yang kuliah di UGM. Meskipun awalnya belum berbentuk organisasi resmi, IMATA mulai aktif mengadakan pertemuan dan sosialisasi ke SMA di Temanggung. Pada 2012 dibentuk struktur kepengurusan dengan mengangkat koordinator dan bidang-bidang untuk memperkuat eksistensi IMATA.
Ikatan Mahasiswa Temanggung UGM atau sering disingkat dengan IMATA
UGM merupakan gabungan mahasiswa asal Temanggung yang kuliah di UGM. Universitas Gadjah Mada memang menjadi salah satu tujuan favorit para alumnus SMA/SMK sederajat di Temanggung yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Selain karena pertimbangan kualitas dari UGM sendiri, jarak Temanggung- Jogja juga menjadi pertimbangan siswa dan tentunya orang tua karena relatif dekat. Jarak Temanggung-Jogja kurang lebih sejauh 80 km yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua selama 90- 120 menit. Pada paragraf awal tadi telah disebutkan bahwa IMATA UGM merupakan gabungan mahasiswa asal Temanggung yang kuliah di UGM. Kenapa disebut dengan „gabungan mahasiswa‟ ? Kenapa tidak/ belum disebut Organisasi Mahasiswa Daerah (Ormada) seperti mahasiswa daerah yang lain? Ya, semenjak diadakan inisiasi pertemuan mahasiswa UGM asal Temanggung yang pertama kali pada 10 November 2011 sampai sekarang (Februari 2016), memang belum terbentuk suatu bentuk wadah resmi yang mengikat anggota di dalamnya. Kegiatan yang sering dilakukan pun hanya sebatas kumpul dan ngobrol santai membicarakan hal apapun. Pertemuan pertama pada 2011 ini diinisiasi dan diikuti oleh kebanyakan mahasiswa angkatan 2010 dan 2011, walaupun selain itu juga ada yang bergabung. Beberapa nama yang mengikuti antara lain Nirma Yunita (Kehutanan 2010), Mira Ratnawati (Agribisnis 2010), Woro Setyo (Kehutanan 2010), Yona Bramantya (Kehutanan 2010), Faisal (Teknik 2010), Dritta Anies (Kimia 2010), Brilyan (Geodesi 2010), Anisa (Geografi 2010), Alfaniza Firdaus (Elins 2010), Tubagus (Rekam Medis 2010), Wahyu Dwi Widayanti (Kimia 2011), Andani (Kimia 2011), Rinto Felly (Perikanan 2011), R. Firman Santoso (Kehutanan 2011), M. Akbar (Perikanan 2011), Anggoro Bakti (Kehutanan 2011), dll. Berbekal dari hubungan antar teman satu sekolah, akhirnya terkumpullah sekitar 20-25 orang pada pertemuan tersebut. Pertemuan pertama ini menjadi titik terbentuknya Ikatan Mahasiswa Temanggung (IMATA) yaitu 10 November 2011. Topik dari obrolan pertama tersebut adalah adanya opini membentuk wadah kemahasiswaan daerah sebagai ajang silaturahmi, koordinasi adanya kegiatan sosialisasi UGM ke SMA yang ada di Temanggung, dan tentunya obrolan santai dan saling mengenal satu sama lain. Tempat ngobrol santai saat itu adalah di halaman rumput sebelah utara Gedung Pusat UGM (Balairung). Pertemuan dibuka oleh mbak Nirma yang kemudian memaparkan maksud dan tujuan dari adanya kegiatan kumpul tersebut. Mbak Nirma menuturkan bahwa sebenarnya sudah sejak lama mahasiswa asal Temanggung ini ingin berkumpul, namun baru bisa merealisasikan keinginan itu pada pertemuan yang berlangsung sore hari tersebut. Pertemuan berakhir menjelang maghrib dengan menghasilkan beberapa poin, antara lain adanya kemauan dan kesepakatan untuk membentuk suatu wadah perkumpulan bernama Ikatan Mahasiswa Temanggung (IMATA), penetapan jadwal sosialisasi UGM ke SMA di Temanggung, dan penetapan jadwal pertemuan selanjutnya. Setelah ditutup, beberapa nama yang ikut memutuskan untuk makan bersama. Semenjak pertemuan pertama dilakukan, sering dilakukan pertemuan lanjutan dan pada bulan Januari- Februari, dilakukan sosialisasi UGM ke SMA/SMK sederajat di Temanggung. Selain itu, dibentuk grup di beberapa media sosial sebagai sarana penghubung dan komunikasi. Setelah kegiatan sosialisasi, nampaknya masing- masing mempunyai kesibukan yang berimbas pada jarangnya kegiatan „ngumpul dan ngobrol santai‟. Hal ini dirasa wajar karena memang belum adanya kesepakatan yang tercapai mengenai pembentukan suatu wadah, sehingga tidak ada aturan yang mengikat untuk berkumpul kepada anggotanya. Berbulan- bulan tak ada kegiatan, akhirnya di akhir tahun 2012 ada inisiasi pertemuan yang direncanakan oleh Arsha (Hukum 2011), Tubagus (Rekam Medis 2010), Alfaniza (Elins 2010), Wahyu Dwi (Kimia 2011), Andani (Kimia 2011), Rinto (Perikanan 2011), Firman (Kehutanan 2011), M. Akbar (Perikanan 2011), Masitoh (Kimia 2011) mengenai bagaimana keberlanjutan obrolan tersebut. Setelah dilakukan beberapa obrolan, disepakati mengadakan pertemuan yang pada saat itu mahasiswa angkatan 2012 sudah mulai masuk. Dari beberapa kali pertemuan tersebut, topik yang dibahas masih sama yaitu adanya opini pembentukan wadah kemahasiswaan daerah, sosialisasi, dll. Di sela- sela pembahasan jadwal sosialisasi kala itu, dibahas pula bagaimana bentuk perkumpulan mahasiswa ini. Hasil pertemuan tersebut masih belum banyak menghasilkan keputusan yang berpengaruh besar pada perkumpulan mahasiswa ini. Dari beberapa opini yang didapat ketika pertemuan, banyak yang mengatakan bahwa perkumpulan ini belum siap untuk menjadi suatu organisasi yang rigid, hal ini karena salah satunya kemauan SDM yang ada. Namun, mereka juga sadar bahwa apabila perkumpulan ini dibiarkan seperti itu saja tanpa ada „kerangka‟ yang menopang, maka kedepan tidak akan banyak terjadi kemajuan. Pada salah satu pertemuan akhirnya disepakati terpilihnya koordinator IMATA UGM pertama yaitu Arsha Nurul H (Hukum 2011) yang berfungsi sebagai pemegang koordinasi IMATA dalam menajalankan kegiatan. Koordinator IMATA di sini memang beda dengan ketua sebuah organisasi, mengingat IMATA belum mempunyai AD/ART. Dalam menjalankan koordinasi, koordinator IMATA ini dibantu oleh satu orang koordinator masing- masing angkatan. Koordinator angkatan ini dipilih dengan pertimbangan alur komunikasi saat itu yang masih semrawut. Selain koordinator angkatan, koordinator IMATA juga dibantu oleh 3 bidang yang di awal pembentukan disepakati sebagai „kaki dan tangan‟ IMATA dalam perjalanan mencari „jati diri‟. Ketiga bidang tersebut adalah Jaringan, Internal, dan Media Komunikasi. Seluruh mahasiswa asal Temanggung dipersilahkan untuk bergabung pada salah satu dari ketiga bidang tersebut. Selain itu, mulai dirancang dan disepakati logo IMATA seperti yang digunakan sampai saat ini. Dalam penentuan logo IMATA, saat itu dilakukan sayembara pembuatan desain logo, dan akhirnya disepakati logo yang didesain oleh Masitoh (Kimia 2011). Mulai adanya „kerangka‟ di tubuh IMATA nampaknya mulai bisa membantu dalam perjalanan IMATA. Terjadi perkembangan yang cukup signifikan dari segi intensitas pertemuan dan kegiatan. Pada kepengurusan pertama ini berhasil dilaksanakan Malam Keakraban (makrab) yang betujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar IMATA. Pada tahun 2013 dilaksanakan Makrab di Gunung Api Purba Nglanggeran yang diikuti 15-20 orang. Kebetulan teman- teman mempercayai saya sebagai koordinator penyelanggara Makrab tersebut. Di tahun pertama adanya kerangka di tubuh IMATA ini memang banyak tantangan yang dihadapi. Diantaranya adalah belum adanya bentuk yang jelas dari IMATA, belum dikenalnya IMATA di kalangan mahasiswa daerah lain, bahkan masyarakat Temanggung sendiri, minimnya partisipasi IMATA dalam kegiatan- kegiatan di Temanggung, serta belum terhubungnya koneksi dengan alumni, dan tantangan yang lain. Masih rendahnya minat mahasiswa untuk berjuang bersama membangun IMATA di kala itu juga menjadi penghalang bagi kemajuan IMATA sendiri. Jumlah mahasiswa yang berpartisipasi secara aktif dan rutin pada kegiatan yang diselenggarakan bisa dihitung dengan hitungan jari. Namun, semangat berjuang untuk berkarya bagi Temanggung tercinta masih tertanam di dalam diri beberapa mahasiswa. Dengan semangat tersebut, tongkat kepemimpinan di tubuh IMATA dapat diteruskan walaupun masih belum terbentuk suatu wadah yang jelas. Terpilihlah Aris Jani Pamungkas (Manajemen 2012) sebagai suksesor Arsha. Pada masa kepemimpinan Aris ini terselenggara beberapa kegiatan. Usaha untuk meningkatkan eksistensi IMATA terus digalakkan, diantaranya keikutsertaan dalam acara „Cultural Festival‟ yang diikuti berbagai Ormada di UGM. Acara yang dihelat di PKKH UGM ini cukup menyita perhatian publik. Antusiasme anggota IMATA sendiri dalam keikutsertaan acara ini cukup tinggi, terbukti dengan banyaknya anggota IMATA yang ikut dalam persiapan stand. IMATA didapuk untuk menampilkan kesenian dan kebudayaan Temanggung dalam stand yang sudah disiapkan panitia. Setelah menjadi nahkoda selama 1,5 tahun, Aris menyerahkan estafet kepemimpinan kepada Dika Sotyasakti (Farmasi 2014) hingga saat ini (Februari 2016). Kabar kegiatan terbaru dari IMATA adalah terselenggaranya kegiatan Try Out SBMPTN bertajuk “Gadjah Mada Extraordinary Try Out 2016” bagi siswa SMA di Temanggung, dan tentunya sosialisasi masih menjadi kultur bagi IMATA. Kegiatan Try Out yang dilaksanakan pada 31 Januari 2016 ini merupakan pertama kalinya bagi IMATA sejak awal diadakan pertemuan. Suatu kemajuan tentunya apabila menilik ke belakang seperti apa „rupa‟ IMATA di awal masa pembentukan. Antusiasme dari IMATA angkatan 2015 juga sangat positif, terbukti dengan suksesnya penyelenggaraan acara Try Out ini. Sebelum kegiatan Try Out, sudah dilakukan pula acara „University Fair‟ yang dihelat di Gedung Pemuda Temanggung pada tanggal 31 Desember 2015. Acara ini diikuti oleh berbagai universitas yang ada di Indonesia, diantaranya UNY, STAN, STIS, ITB, TELKOM, UIN, UNNES, dll. Besar harapan dari alumni kepada mahasiswa yang masih aktif berkecimpung di IMATA untuk terus berkarya, bagi UGM dan bagi Temanggung pastinya. Namun, tantangan- tantangan klasik tetap menjadi tantangan bagi IMATA generasi 2014, 2015 ini. Bagaimana bentuk IMATA menjadi pertanyaan paling krusial yang nampaknya harus segera dijawab. Arak digawe piye IMATA?
4 Februari 2016
Direview oleh : Rinto Felly H, Wahyu Dwi Widayanti