Alfatih Muda
Dialah Muhammad Alfatih Timur yang memiliki ide untuk mendirikan Kitabisa. Pria
kelahiran Bukittinggi, 27 Desember 1991 silam ini dilahirkan dari keluarga belatar belakang
dokter. Dikutip dari laman Indonesiaraya, pria yang akrab disapa Timmy ini mengaku
sewaktu SMA adalah orang yang nerd alias culun punya. Hal ini lantaran semasa sekolah ia
mengikuti kelas akselerasi dua kali ketika di bangku SMP dan SMA. Tidak heran jika di usia
yang masih sangat muda, yaitu 15 tahun, ia telah menimba ilmu di Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia dan tentunya bergaul serta berdampingan dengan siswa-siswa yang
rata-rata usianya dua tahun lebih tua daripada dirinya.
Pesan kedua orang tuanya sewaktu ia pindah ke Depok dari kampung halamannya di
Padang, ia harus memperbanyak teman dan mengikuti organisasi untuk mengasah
kemampuan bersosialnya. Hal tersebut benar dilakukannya setelah ia resmi menyandang
status mahasiswa Universitas Indonesia. Ia aktif di beberapa organisasi kampus, termasuk
bergabung dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Hari-harinya banyak diisi dengan
diskusi bertema isu sosial dan politik. Ia juga tak segan turun ke jalan untuk menyuarakan
aspirasi rakyat. Setidaknya setiap dua kali dalam sebulan, dia dan teman-temannya melakukan
aksi demonstrasi. Dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya selama menjadi aktivis kampus,
baginya itu adalah masa-masa dimana ia mencari makna hidup yang sesungguhnya. Dia pun
semakin menyadari bahwa sebenarnya masyarakat, terutama di lapisan bawah yang
mengalami berbagai tekanan hidup, yang tidak memiliki kemampuan untuk menyuarakan
aspirasinya. Pria yang semasa kuliah dikenal sangat cerdas dan dewasa ini juga cukup
pemberani dalam mengambil resiko. Ia sempat memulai bisnis percetakan dengan skala yang
sangat besar. Namun bisnis tersebut tidak bertahan lama sehingga harus ditutup. Diluar
aktivitasnya sebagai aktivis “tukang demo”, prestasi akademiknya di kampus tak kalah
moncer. Ia beberapa kali mewakili UI dalam acara di luar negeri serta menjadi lulusan terbaik
di tahun 2011 untuk kategori mahasiswa dari jurusan rumpun sosial.
Rumah Perubahan
Setelah lulus dari Universitas Indonesia, Timmy memiliki rencana untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang S-2. Ia pun mulai melakukan persiapan dengan mengirimkan email
kepada dosennya untuk meminta rekomendasi kuliah S-2. Namun siapa sangka, dosen
tersebut malah menawarinya untuk menjadi asisten dosen tersebut dengan bergabung di
Rumah Perubahan. Dosennya adalah Rhenald Kasali, guru besar manajemen dari Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
Rumah Perubahan yang digagas oleh Rhenald Kasali ini adalah suatu tempat bertemu dan
juga pelatihan bagi agen-agen perubahan, calon para wirausaha, para pelaku perubahan,
serta top executive dunia bisnis, aktivis lingkungan, dan masih banyak lagi latar belakang
profesi lainnya. Lingkungan kerja di Rumah Perubahan sangatlah kental dengan
aura sociopreneurship. Dari sini ketertarikan Timmy terhadap dunia bisnis di bidang social
entrepreneurship mulai tumbuh.
Di bawah bimbingan guru besar manajemen tersohor, ia mendapatkan banyak ilmu,
termasuk ilmu bisnis untuk wirausaha sosial. Disini ia mendapatkan pengalaman ketika pergi
ke Pulau Buru selama hampir tiga minggu dan menjalani kehidupan seperti penduduk lokal,
dengan segala keterbatasan dan penuh dengan perjuangan. Hal itu mengetuk hati nuraninya
untuk dapat melakukan sesuatu kontribusi yang bermanfaat untuk masyarakat. Ia pun mulai
mencari sebuah terobosan baru untuk dapat menghimpun potensi sosial yang sangat besar
sekali di Indonesia. Alfatih mulai menyadari kenyataan bahwa banyak aksi sosial yang akan
sangat kuat jika ada dana lebih untuk mendukung ide-ide hebat mereka itu. Disisi lain, banyak
orang yang ingin turun tangan secara langsung untuk membantu, tapi tidak mengetahui
caranya dan bagaimana untuk menyalurkannya.
Sejak kecil, Alfatih telah terinspirasi dari ayahnya yang bekerja sebagai dokter di
pedalaman Sumatera Barat. Ia sering melihat sang ayah mengobati orang tanpa meminta
imbalan, kadang dibayar dengan sayur. Minat bersosial itu semakin besar ketika ia tumbuh
dewasa. Tapi ia tidak ingin seperti ayahnya. Selain karena bukan lulusan sekolah kedokteran,
ia menyadari jika ia tidak akan bisa melakukan kegiatan sosial dengan cara ayahnya.
Dikutip dari Kompas Muda, ia menggambarkan ayahnya sebagai lilin yang
mengorbankan diri untuk menerangi lingkungan di sekitarnya. Sementara dia ingin punya
energi untuk menolong lebih tahan lama. Karena itulah ia memilih wirausaha sosial, yang
mana dapat memberikan dampak sosial sekaligus menciptakan profit sehingga tetap
berkelanjutan untuk jangka panjang. Dengan begitu, ia pun tidak harus mengorbankan dirinya
demi menolong banyak orang.
Dari ilmu yang didapat di Rumah Perubahan, ia semakin tertarik untuk tahu lebih dalam
dan bisa mempraktekkan model bisnis sosial. Untuk memperkaya wawasannya, dia sering
menonton berbagai video di YouTube, termasuk video tentang penggalangan dana
(crowdfunding). Dari sana ia mendapatkan ide untuk membuat sebuah situs sebagai tempat
untuk melakukan kegiatan penggalangan dana. Motivasinya semakin bertambah oleh
perkataan Moh. Hatta bahwa jiwa masyarakat desa Indonesia adalah jiwa gotong royong. Jiwa
tersebut coba disesuaikan dengan kemajuan zaman.
Di luar negeri, aksi penggalangan dana secara online sudah marak dilakukan. Tapi di
Indonesia saat itu belum ada. Akhirnya Alfatih pun merancang konsep bisnisnya pada 26
Desember 2012.
Kitabisa.com dibuat sebagai wadah untuk membuat kampanye penggalangan dana
secara online dan bisa disebarkan melalui media sosial. Untuk meyakinkan bahwa donasi
tersebut tidak disalah gunakan, maka tugas campaigner-lah yang mensosialisasikan kampanye
yang dibuatnya.
Untuk menjaga keamanan donasi dan kepercayaan masyarakat akan uang donasinya,
Kitabisa.com memiliki rekening perusahaan untuk penggalangan dana para campaigner ini.
Kitabisa memotong 5% dari total donasi yang berhasil dikumpulkan oleh campaigner dalam
sekali kampanye untuk biaya operasional. Pengecualian ini berlaku untuk penggalangan dana
zakat dan donasi bencana alam, dimana tidak ada pemotongan 5% sama sekali.
Di awal pembentukannya, pria yang hobi bermain seruling ini hanya dibantu oleh satu orang
admin. Kemudian, rekannya yang baru kembali dari New Zealand bernama Vikra Ijas,
bergabung sekaligus menjadi co-founder Kitabisa.com.
Setelah situs Kitabisa.com berhasil dibuat dan dibuka untuk publik di tahun 2013, ia mulai
melakukan sosialisasi ke berbagai kampus, dengan harapan situsnya bisa cepat dikenal publik
dan mulai dimanfaatkan.
Usaha inovatifnya tersebut tidak langsung membuahkan hasil. Dia mengaku situsnya sempat
mengalami stagnansi pada dua tahun pertama karena tidak adanya donasi yang berhasil
dihimpun.
Dalam wawancaranya dengan Jawa Pos, bagian tersulit dari membangun kitabisa.com adalah
membangun kepercayaan di masyarakat. Masyarakat tidak mudah untuk langsung percaya
terhadap sesuatu yang asing dengan mereka, terlebih sebagai wadah untuk berdonasi. Meski
sulit, semangatnya tidak langsung luntur begitu saja.
Berbekal sisa uang hadiah pernikahan yang dimilikinya, ia terus melakukan perbaikan dan
peningkatan pada situsnya. Usahanya tidak sia-sia. Ia pun berhasil menggandeng investor
untuk mengembangkan bisnisnya lebih besar.
Salah satu hal yang dibuktikan dengan dibentuknya badan hukum dan mendirikan Perseroan
Terbatas (PT) bernama PT. Kita Bisa Indonesia dari Kementerian Sosial dan rutin diaudit oleh
kantor akuntan publik.
Titik Kesuksesan Kitabisa
2015 menjadi salah satu tahun bersejarah bagi Alfatih, dimana titik balik kesuksesan
Kitabisa.com mulai meroket tajam. Saat itu, donasi yang berhasil dikumpulkan Kitabisa.com
mampu menembus angka Rp 7,2 miliar. Melonjak drastis dari tahun 2014 yang hanya mampu
mengumpulkan Rp 892 juta.
Berbagai orang-orang terkenal di Indonesia dari kalangan selebriti, social media influencer,
politikus, dll. juga pernah menggalang dana di Kitabisa.com. Seperti kampanye pembuatan
pesawat R-80 oleh B.J. Habibie.
Kampanye yang paling sering adalah keluarga muda yang punya anak baru lahir, kemudian
sakit dan membutuhkan dana besar. Tapi mereka tidak punya uang dan membuat kampanye
penggalangan dana.
Kitabisa.com menjadi situs yang paling sering digunakan masyarakat Indonesia untuk
melakukan kegiatan penggalangan dana. Dihimpun dari situs Kitabisa.com, hingga saat ini
sebanyak 14.714 kampanye donasi telah terdanai dan Rp 416.751.928.022 donasi dan zakat
telah tersalurkan.
Dari usahanya mengembangkan Kitabisa.com, tidak heran jika suami dari Puti Ara Zena ini
pernah diganjar beberapa penghargaan wirausaha bergengsi seperti Top 5 Social Entrepreneur
dari US Embassy & Jolkona Foundation di tahun 2015, 30 Under 30 Forbes Asia 2016, dan
Ernst & Young Social Entrepreneur of the Year 2017.
Kitabisa tidak ingin berhenti sebagai perusahaan crowdfunding semata. Kini, Kitabisa
meluncurkan lini bisnis baru yang bernama sumbangin, yang mana mengajak masyarakat
untuk mengumpulkan barang yang sudah tidak dipakai untuk nantinya dijual lalu didonasikan
kepada yang membutuhkan.
Muda, berjiwa sosial, memiliki segudang prestasi dan pencapaian. Perkenalkan, dialah
Muhammad Iman Usman atau yang kerap dipanggil Iman Usman, pendiri Ruangguru.com.
Jika melihat keberhasilan yang ia capai dengan segudang prestasi akademik bahkan hingga
mendapatkan beasiswa S2 ke Amerika Serikat, nampaknya Iman Usman adalah anak seorang
yang berada dan berpendidikan dengan segala fasilitas serta kenyamanan yang ia dapatkan.
Namun, anggapan itu salah sepenuhnya. Iman Usman merupakan anak laki-laki bungsu satu-
satunya, dimana orangtua Iman Usman tidak pernah mengenyam pendidikan hingga bangku
kuliah. Lingkungan masa kecilnya bahkan pendidikan yang ia peroleh di kota Padang,
Sumatera Barat, tergolong tradisional dan sederhana.
Pemuda asli kelahiran kota Padang ini memiliki jiwa sosial yang tinggi sejak ia masih
berusia sangat kecil. Tak disangka, Iman Usman adalah anak yang unik. Anak bungsu dari 6
bersaudara ini mengawali tulisan blog-nya sejak ia masih duduk di bangku SD. Jiwa sosialnya
yang tinggi muncul sejak kecil, ketika ia meluncurkan sebuah organisasi nirlaba pertamanya
di usia 10 tahun. Organisasi itu bertujuan mengajar teman sebaya tanpa memungut biaya.
Sungguh anak yang langka bukan?
Berbagai penghargaan serta pencapaian yang ia raih selama di bangku sekolah dan kuliah,
diantaranya adalah:
Penghargaan sebagai Pemimpin Muda Indonesia tahun 2008 dari Presiden Republik
Indonesia.
Penghargaan United Nations Youth Assembly Recognition on Humanitarian
Development.
Penghargaan Mandialogo Junior Ambassador for Intercultural Dialogue oleh DAIMLER
dan UNESCO.
Peraih nilai Ujian Nasional tertinggi jurusan IPS di kota Padang.
Siswa berprestasi di provinsi Sumatera Barat pada tahun 2008.
Mahasiswa Berprestasi Utama Universitas Indonesia tahun 2012.
Mahasiswa Berprestasi Utama Tingkat Nasional tahun 2012.
Torehan prestasi dan semangat membara untuk menggapai ilmu seakan tak kunjung padam.
Setelah lulus dari pendidikan di FISIP jurusan Ilmu Hubungan Internasional di Universitas
Indonesia, Iman Usman melanjutkan pendidikan magister di Columbia University dan meraih
IPK tinggi, yaitu 3,99.
Sambil menyelesaikan kuliah S2 nya yang dirampungkan hanya dalam waktu 10 bulan,
Iman Usman juga bekerja aktif sebagai perwakilan Amerika Serikat pada Yayasan Cinta Anak
Bangsa Internasional.
Berawal dari kesenangannya pada tokoh Harry Potter, perjalanan hidup Iman Usman di
dunia nyata nampaknya dipengaruhi oleh film yang mendunia karya J.K. Rowling ini. Iman
Usman kecil merupakan penggemar berat Harry Potter. Demi membaca buku novel Harry Potter,
ia memaksa dirinya untuk belajar Bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan ia tidak sabar menunggu
buku terjemahan novel tersebut dalam Bahasa Indonesia. Selain itu, Iman Usman juga
memanfaatkan internet untuk browsing dan juga melakukan chatting dengan komunitas Harry
Potter di berbagai belahan dunia serta memainkan game yang merupakan adaptasi dari novel
Harry Potter.
Layaknya film dan novel Harry Potter, game tersebut mengisahkan tentang sekolah
bernama Hogwarts yang berisi para penyihir fiksi. Game tersebut mengharuskan pemainnya
untuk meningkatkan level permainannya. Dalam game tersebut, Iman Usman yang tadinya
memiliki level seorang murid, kemudian meningkatkan level-nya hingga pengajar bergelar
professor Astronomi. Melalui game inilah, Iman Usman menemukan passion sebagai seorang
pengajar.
Berdirinya Ruangguru.com
Ruangguru.com menawarkan varian paket bimbingan belajar. Salah satu paket yang
ditawarkan adalah paket regular berisi 8 jam dengan biaya Rp100 ribu per jamnya. Siswa yang
terdaftar diberikan kesempatan untuk mencoba free trial untuk pertemuan pertama. Dengan
adanya free trial tersebut, siswa dapat memutuskan apakah mereka akan melanjutkan pelajaran
dengan pengajar yang telah ia pilih atau beralih kepada pengajar lainnya. Kebanyakan siswa
yang terdaftar di Ruangguru.com memiliki minat les privat di bidang mata pelajaran matematika
dan Bahasa Inggris. Tak tanggung-tanggung, setidaknya 65% pasar Ruangguru.com didominasi
oleh permintaan les privat 2 mata pelajaran tersebut.
Dari harga paket Rp800 ribu yang ditawarkan kepada siswa, sebesar 20% dari setiap nilai
transaksi akan dimasukkan ke dalam kas Ruangguru.com. Jika siswa membayar Rp800 ribu,
maka Ruangguru.com akan mengambil Rp160 ribu saja dan sisanya akan diserahkan sebagai
honor bagi guru privat yang bersangkutan. Retention rate Ruangguru.com terbilang tinggi,
sebesar 70%.
Dengan kata lain, para siswa yang mendaftarkan diri dan mencoba paket bimbingan
belajar merasa sangat cocok dengan kualitas pembelajaran yang diberikan oleh guru
privat online dari Ruangguru.com. Oleh sebab itu, mereka memutuskan untuk berlangganan.
Iman Usman memang salah satu anak bangsa yang mengharumkan negeri dan
berdedikasi untuk mengembangkan pendidikan di Tanah Air. Tekad, semangat, jiwa sosial dan
rasa kepeduliaannya memang patut untuk diacungi jempol.