https://medium.com/@yokobomb_50310/tentang-4-kuadran-profesi-b36c28a32660
Bismillah..
“Orang kaya tidak bekerja untuk uang, tapi uang yang bekerja untuk
mereka”
Jika ya, sama, saya juga bingung ketika pertama kali mendengarnya.
Hehee
Begini..
1. Kuadran Employee
2. Kuadran Self-employed
Jika sekarang anda full time sebagai freelancer, maka anda termasuk
di kuadran ini.
4. Kuadran Investor
Anda tidak lagi butuh sistem aplalagi bekerja, karena uang anda sudah
bekerja untuk anda.
Namun yang saya tau, supaya anda kuat, cobalah berdiri di minimal
dua kuadran.
Contoh :
Atau jika sekarang anda full time seorang freelancer, mulailah bangun
bisnis anda.
Atau boleh juga misal sekarang anda sebagai pekerja, mulailah bangun
bisnis anda.
Kebayang, ya?
4 Kuadran Mahasiswa Indonesia
https://www.qureta.com/post/4-kuadran-mahasiswa-indonesia
Ishak Okta Sagita
Mahasiswa : Diam diluar, berisik didalam|Mahasiswa Eksakta yang suka berimajinasi
Membahas mahasiswa memang tidak ada habisnya—walau saya pribadi tidak setuju
dengan pemakaian kata "mahasiswa" di Indonesia. Tetapi ya sudahlah, toh sudah
melekat di masyarakat kita. Jadi yang bisa saya lakukan hanyalah menerima dengan
seperlunya saja.
Selama saya kuliah 10 semester (termasuk kuliah vokasi), membuat saya dapat
menyimpulkan kelompok mahasiswa dengan pendekatan kuadran. Pendekatan kuadran
ini dibuat karena beragamnya bentuk-bentuk mahasiswa di Indonesia yang dari dulu
sampai sekarang tidak ada yang berubah, hanya sekarang semua terbantu karena
teknologi.
Hal ini bukan bermaksud untuk memojokkan satu kelompok dengan lainnya, atau
membandingkan satu dengan lainnya. Intinya, saya hanya ingin membuka mata bahwa
semasa kuliah, kalian bisa menjadi apa pun dan siapa pun tanpa harus menjadi orang
lain. Dan semua punya peluang yang sama untuk sukses.
Fo to: Pexels/@lorentzworks
Secara umum, mahasiswa akademis adalah mereka yang semasa kuliah menghabiskan
banyak waktu berkutat dengan aspek akedemik. Gampangnya adalah mereka yang
selalu belajar dan tidak jarang menjadi idola profesor.
Walau mereka sering dipandang rendah karena tidak aktif kegiatan mahasiswa, tetapi
mereka punya jasa besar terhadap universitas. Setiap ada seminar ilmiah, lomba karya
ilmiah, publikasi karya ilmiah, mereka selalu ada di depan.
Hal ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, mereka yang dekat dengan dosen dan dapat
kepercayaan untuk bikin proyek bareng atau lanjutin proyek yang sudah ada.
Sekadar informasi saja, salah satu indikator akreditasi perguruan tinggi adalah
produktivitas produksi karya ilmiah. Jadi, kalau kampus kalian rankingnya tidak ke
mana-mana, berarti publikasi karya ilmiahnya masih rendah.
Baca Juga: Jadilah Mahasiswa, Bukan Anak Kuliahan!
Menjadi mahasiswa akademis memiliki banyak keuntungan. Antara lain ialah banjir
tawaran beasiswa dan mendapat banyak peluang kerja, khususnya kalau mendapat
rekomendasi dari dosen.
Tak jarang mahasiswa akademik diam-diam sudah bisa mandiri. Pasalnya, sistem
pendidikan di Indonesia yang masih memakai ujian nasional sebagai standar kelulusan
membuat berbagai lembaga bimbingan belajar mencari tenaga pengajar muda.
Foto: Catholic
Mahasiswa Event Organizer (EO) adalah mereka yang semasa kuliah jarang absen jadi
panitia acara kampus. Mulai dari tingkat universitas sampai prodi, semuanya disikat
habis. Agenda mereka setelah kuliah pastinya ya rapat di kampus sampai diusir satpam.
Derajat mahasiswa EO ada di kelas dua setelah mahasiswa organisasi, namun mereka
punya andil pada universitas. Bayangkan jika universitas tidak ada rangkaian acara,
baik untuk umum atau pribadi, maka universitas tersebut bakal sepi. Kalau sepi, siapa
yang mau kuliah di sana?
Foto: Pexels/@mentatdgt
Mahasiswa ini merupakan mahasiswa idaman seluruh civitas akademik tempat dia kuliah,
khususnya yang menjabat posisi tertinggi. Mereka terkenal kritis dan tiap kesempatan selalu
mengatasnamakan rakyat. Walau sikap kristisnya saya bilang macam anak pubertas.
Walau begitu, mereka memiliki porsi sendiri untuk kampus. Jika ada pertemuan
antarmahasiswa, siapa perwakilannya? Ya mahasiswa organisasi. Kalau ada perusahaan
atau lembaga mau melakukan kerja sama dengan kampus, siapa yang dicari? Tentu saja
mahasiswa organisasi.
Saya memprediksi, hanya sedikit dari mereka yang masih membawa semangat aktivis.
Karena setelah lulus, mereka sudah melupakan apa yang pernah terjadi.
Kalaupun ada, mentok-mentoknya adalah masuk dunia politik. Karena di dunia politik
harus punya kemampuan berorganisasi. Banyak politisi di Indonesia yang dulunya
adalah mahasiswa aktivis.
Sama dengan ketiga kuadran sebelumnya, mahasiswa yang berkarya juga memiliki
banyak peluang, antara lain adalah dapat kerja sama dengan perusahaan,
lembaga, brand, atau pemerintah.
Ketika selesai kuliah, mahasiswa seperti ini sudah punya tujuan jelas. Banyak
pendiri startup yang dulunya waktu kuliah mereka berkarya dan membuat sesuatu. Bagi
saya, itu masuk akal mengingat mereka selalu menghabiskan waktu untuk membuat
sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.
Konklusi
Bagi kalian yang masih kuliah atau akan kuliah tahun ini, menjadi mahasiswa adalah
soal pencarian dan pembentukan jati diri. Tidak ada aturan tertulis bahwa mahasiswa
harus aktif berorganisasi, aktif ikut kegiatan kampus, kepanitaan, atau cuma tidak boleh
diam di kamar. Semua itu hanyalah hukum sosial yang sudah terbentuk dari masa lalu.
Setiap kampus punya standar kelulusan yang berbeda-beda, satu dengan lainnya tidak
sama. Tetapi ada satu hal yang tidak berubah, yaitu menjadi diri sendiri. Karena lulus
perguruan tinggi tidak seperti lulus sekolah. Tidak ada ceritanya satu angkatan lulus
bareng. Semua keputusan ada di kalian sendiri.
Kalau ada dosen, rektor, presiden BEM yang membaca ini, pesan saya hanyalah biarkan
setiap mahasiswa memilih jalan hidupnya sendiri. Karena dari ribuan orang yang
menjadi mahasiswa, tidak semuanya ingin menjadi seperti kalian.
Jikalau kalian masih bersikeras atas nama tri dharma, biarkan mereka membuat jalannya
sendiri. Tidak semua orang memiliki jiwa sosial yang tinggi dan tidak semua orang mau
terjun ke masyarakat kalau urusan dapur masih sulit.
Jika usia muda sudah keluar jiwa sosialnya, itu bagus. Kalaupun mulai terjun ke
masyarakat ketika sudah mapan, itu juga tidak buruk.
1. E untuk Employee
Kuadran E merupakan kuadran dari kelompok orang yang bekerja sebagai seorang
karyawan. Orang-orang di kuadran ini memiliki pendapatan tetap berupa gaji bulanan
yang diberikan oleh perusahaan atau bisnis yang bukan milik orang tersebut. Orang yang
terdapat di dalam kuadran ini bisa saja memiliki jabatan sekuriti hingga direktur utama
suatu perusahaan.
Biasanya, orang-orang yang terdapat di dalam kuadran ini lebih memperhatikan aspek
kepastian dan jaminan dalam mencari sebuah pekerjaan. Tidak jarang mereka memiliki
cara pandang berikut ini: saya mencari pekerjaan yang aman dan terjamin dengan
berbagai macam tunjangan.
2. S untuk Self-Employed
Kuadran S merupakan kuadran dari kelompok orang yang memiliki usaha kecil dan
kegiatan operasi perusahaan dijalankan oleh mereka sendiri. Jadi, orang-orang di
kuadran ini mendapatkan pendapatan sebesar usaha atau kerja keras yang mereka
lakukan.
Semakin banyak waktu dan usaha yang dilakukan maka akan semakin besar pula
pendapatan yang mereka terima. Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit waktu dan
usaha yang dikerjakan maka akan semakin kecil pendapatan yang diterima.
Sebagian besar orang di kuadran ini merupakan pengusaha kecil seperti pemilik rumah
makan, bisnis keluarga, perusahaan konsultan ataupun mereka yang menjual jasa seperti
pembersih halaman dan rumah.
Selain itu, para pekerja atau karyawan yang mendapatkan penghasilan berdasarkan
komisi juga masuk ke dalam kuadran ini. Misal, para agen real estate ataupun dokter dan
pengacara. Mereka kerap menyampaikan hal berikut ini: tarif saya sekian rupiah per jam
atau honor saya sekian rupiah untuk pekerjaan tersebut.
Biasanya, orang-orang yang terdapat di dalam kuadran ini merupakan orang yang ulet
dan senang mengerjakan segala sesuatu sendiri. Tidak jarang mereka memiliki cara
pandang berikut ini: jangan pernah bekerja untuk orang lain, tetapi harus bekerja untuk
diri sendiri. Atau cara pandang yang lain adalah: kalau mau hasil pekerjaan yang benar,
kerjakanlah sendiri.
3. B untuk Business Owner
Kuadran B merupakan kuadran dari kelompok orang yang mendapatkan penghasilan
tanpa harus terlibat langsung dalam kegiatan operasi perusahaan yang mereka miliki.
Poin dari tanpa harus terlibat langsung merupakan pembeda antara orang-orang di
kuadran B dengan mereka yang terdapat di kuadran S.
Jadi, orang-orang di kuadran B biasanya seorang pengusaha besar yang memiliki
kemewahan dapat meninggalkan perusahaan mereka selama periode waktu tertentu
karena sudah dijalankan secara profesional oleh orang-orang dari kuadran E. Bahkan,
bukan tidak mungkin ketika kembali maka perusahaan mereka akan semakin lancar dan
profit.
Adapun, orang-orang di kuadran S seringkali tidak bisa meninggalkan pekerjaan atau
usaha mereka. Dalam banyak kasus, apabila kelompok dari kuadran S berhenti bekerja
maka otomatis penghasilan mereka juga terhenti.
4. I untuk Investor
Kuadran I merupakan kuadran dari kelompok orang yang mendapatkan penghasilan dari
hasil investasi di suatu perusahaan. Mirip dengan kuadran B, orang-orang di kuadran I
tak perlu terlibat langsung dalam kegiatan operasi suatu perusahaan yang mereka
investasikan.
Kebebasan Finansial
Robert Kiyosaki menganjurkan kepada orang-orang yang ingin mencapai kebebasan
finansial untuk masuk ke dalam kuadran B atau I. Ia menjelaskan banyak orang yang
telah mencapai kebebasan finansial karena mereka memiliki sebuah usaha, bukan
bekerja untuk usaha atau di sebuah usaha milik orang lain.
Mereka yang terdapat di kuadran B dan I memiliki waktu luang yang banyak karena
mereka memperkerjakan orang-orang dari kuadran E dan S untuk menjalankan dan
mengelola usaha mereka. Ia mengatakan: kalau kamu ingin bebas, sebaiknya kamu
mengurus bisnismu sendiri. Hal yang perlu digarisbawahi adalah bisnis yang dimaksud
oleh Robert Kiyosaki ialah bisnis di dalam kuadran B dan bukan bisnis kuadran S.
Ia memperingatkan bahwa semakin seseorang mencari keamanan kerja atau menjadi
tenaga profesional berlisensi seperti dokter, pengacara, akuntan, atau pialang saham
maka semakin mereka "kehilangan kebebasan".
Bagi Anda yang ingin melakukan perubahan besar dengan pindah dari sisi kiri (kuadran E
dan S) ke sisi kanan (kuadran B dan I), hal yang perlu diperhatikan adalah perpindahan
kuadran merupakan proses panjang yang membutuhkan waktu lama. Ia mengingatkan
perpindahan kuadran ini juga membutuhkan bimbingan.
"Ayah kaya saya menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk membimbing saya,
mengajari saya, kadang-kadang memarahi saya untuk menjadi seorang B dan I," ujarnya.