Anda di halaman 1dari 27

Fenomena Mahasiswa Yang Kuliah Sambil Bekerja

Oleh : Mint Husen Raya Aditama

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas motif mahasiswa
yang kuliah sambil bekerja, apakah hambatan-hambatannya, dilema apa yang
dirasakan oleh mahasiswa yang menyambi bekerja, apakah ada perbedaan motivasi
menyelesaikan studi pada mahasiswa yang bekerja dengan mahasiswa yang tidak
bekerja dan bagaimanakah kiat-kiat yang yang dilakukan agar selalu memiliki motivasi
studi bagi mahasiswa yang bekerja untuk segera menyelesaikan studinya. Sehingga
nantinya akan dapat diketahui bagaimana kiat-kiat yang yang harus dilakukan untuk
menjadi seorang mahasiswa dengan status pengusaha atau mahasiswa bisnisman.

KATA KUNCI: Kuliah Sambil Bekerja, Pendidikan, Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan
Wirausaha..

PENDAHULUAN

Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang sangat diharapkan untuk dapat
berpartisipasi dalam pembangunan bangsa Indonesia yang harus menjadi bangsa yang
mampu bertahan dan mampu memenangkan persainagan yang semakin ketat. Dalam
kondisi sekarang ini dimana perubahan berlangsung sangat cepat dan penuh
ketidakpastian, mahasiswa sebagai insan berpendidikan sudah seharusnya memiliki
wawasan dan pandangan yang luas dalam melihat persoalan bangsa ini.

Salah satu permasalahan krusial bangsa Indonesia adalah masalah ketenagakerjaan


dimana tingkat permintaan tenaga kerja jauh lebih rendah dari pasokan tenaga kerja
yang ada. Lebih ironis lagi tingkat pertumbuhan pengangguran terdidik mengalami
lonjakan yang luar biasa. Belum lagi bila kita cermati tenaga kerja terdidik yang
menempati posisi pekerjaan saat ini cenderung lebih banyak lulusan sarjana yang
bekerja bukan pada bidang keahliannya.

Terkait dengan permasalahan tenaga kerja, mahasiswa saat ini dihadapkan pada suatu
pertanyaan penting yaitu: “apakah setelah lulus nanti menjadi bagian dari solusi, atau
bahkan menjadi bagian masalah baru dalam bidang ketenagakerjaan bangsa ini?”.
Ironis memang jika notabene mahasiswa yang setelah lulus nanti sangat diharapkan
menjadi solusi permasalahan bangsa ini, namun yang terjadi sebaliknya justru
menambah beban menjadi masalah baru.

Paparan ini diungkapkan dosen Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung (FISIP Unila), Hartono, Jumat (16/3). “Seiring
maraknya gerakan kewirausahaan yang semakin gencar dan diyakini akan menjadi
solusi bagi permasalahan ketenagakerjaan, kembali mahasiswa dihadapkan pada suatu
kondisi apakah akan turut mengambil peran untuk mengambil kesempatan
berwirausaha ataukah akan tetap fokus sebagai mahasiswa yang hanya menekuni
bidang keahliannya?” ungkapnya.

Sementara Dirjen Dikti tanpa ragu mendukung program pengembangan kewirausahan


di perguruan tinggi dengan menggulirkan program-program yang menstimulasi
tumbuhnya bibit-bibit wirausahawan dari kalangan perguruan tinggi. Salah satu
contohnya adalah Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang memberikan
kesempatan bagi mahasiswa untuk berwirausaha dengan dukungan permodalan start-
up bussiness dan pembimbingan yang diharapkan mampu menjadi embrio
wirausahawan baru dari kalangan kampus. Contoh lain yang juga digulirkan oleh Dirjen
Dikti adalah Program Kreativitas Mahasiswa Wirausaha (PKMK). Berbagai pihak juga
menggulirkan Beasiswa Wirausaha Mandiri yang diberikan kepada mahasiswa yang
memiliki usaha sebagaiman digulirkan oleh Bank Mandiri.
Mahasiswa memang memiliki keunikan tersendiri di sistem jenjang pendidikannya.
Sistem pembelajaran untuk mahasiswa kita biasa menemui istilah-istilah seperti IPK,
SKS, skripsi, dosen, dsb. Lama waktu pembelajarannya pun tak sepadat sekolah-
sekolah formal biasa, cukup dengan 3 hingga 4 jam perhari. Sementara itu, kerapkali
kita melihat mahasiswa itu seperti tak pernah kuliah. Datang ke kampus, kuliah
menunggu dosen, jika dosen tidak ada mereka akan pulang atau ke kantin. Mahasiswa
yang jeli melihat waktu-waktu kosong, tak ada dosen atau sehabis pulang kuliah tak
ada kegiatan, mereka akan memanfaatkan waktu itu untuk hal-hal yang berguna. Salah
satunya adalah kerja sambilan.

Dikutip dari Kompasiana.com Hafiz Al Huda, mahasiswa D3 Desain Komunikasi Visual


(DKV) Universitas Sebelas Maret yang bekerja di CV Nasuha, sebuah perusahaan
marketing milik orang tuanya. Hafiz memulai pekerjaannya sejak duduk di semester
satu. Bermula dari bantu – bantu jika ada waktu senggang membuatnya lama kelamaan
tertarik untuk menjalani pekerjaan tersebut. Motivasinya menggeluti pekerjaan ini
adalah untuk mencari pengalaman kerja dan membantu orang tua. Walaupun banyak
menyita waktu, selama ini kuliah dan prestasinya di kampus tidak terganggu. Kuncinya
adalah pandai–pandai mengatur waktu antara kuliah, bekerja, dan juga ber-freshing
dengan teman–teman. Sehari – hari ia bekerja pada pagi hari dan kuliah pada siang
hari.

Berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan pengertian dari tenaga kerja adalah


setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Lebih lanjut
dijelaskan pada Bab III Pasal 5, setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama
tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. Dalam hal ini mahasiswa adalah
termasuk salah satu individu yang berhak untuk bekerja dan memperoleh penghasilan
yang layak.

Pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh mahasiswa antara lain bekerja


sebagaipengajar les privat, SPG (Sales Promotion Girl), penyiar radio, penerjemah,
penulis, wirausaha,reporter freelance, pramuniaga, penjaga warnet dan rental, dan
tenaga administrasi (Tirta,2005). Mahasiswa yang bekerja diharapkan memiliki
kemampuan tertentu seperti penguasaanilmu dasar yang akan diajarkan dan
kemampuan berkomunikasi dengan siswa pada pengajar lesprivat, kemampuan
berbicara dan memiliki wawasan yang luas di bidang musik pada penyiarradio,
kemampuan berkomunikasi dan penampilan yang menarik pada SPG, kemampuan dan
bakat menulis pada penulis, ahli di bidang bahasa pada penterjemah, memiliki daya
kreativitas yang tinggi pada wirausaha, ketekunan dan keuletan pada pramuniaga,
kemampuan di bidang jurnalistik dan memiliki banyak jaringan kerja pada reporter
freelance, serta menguasai komputer dengan baik pada penjaga warnet dan rental.

Fenomena mahasiswa kerja sambilan kiranya bukan hal baru. Banyak dari mahasiswa
tersebut mencari tambahan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan kuliah yang
semakin menggunung. Kuliah sambil bekerja tidak lagi menjadi sesuatu hal yang langka
dan hanya dilakukan mahasiswa yang lemah dalam ekonomi, karena kenyataannya
biaya hidup sehari-hari seringkali tidak sebanding dengan uang saku yang diberikan
oleh orang tua. Fenomena ini sangat menarik. Apalagi, ditambah adanya peluang
berwirausaha bagi mahasiswa. Namun, seperti biasa suatu hal memiliki pengaruh
positif dan negatif. Pengaruh baik dan buruk tersebut dihadapkan pada prestasi kuliah.
Pada akhirnya timbul pertanyaan, apakah mahasiswa yang kuliah dengan kerja
sambilan mampu mengikuti kegiatan kuliah dengan baik atau malah kuliahnya
terabaikan ?.

Motivasi untuk menyelesaikan studi bagi mahasiswa yang sambil bekerja yang sudah
sampai kepada tahap akhir studi untuk menyelesaikan skripsinya bisa saja juga
mengalami penurunan karena mereka merasa pekerjaan yang mereka jalani saat ini
sudah cukup untuk bekal mereka hidup. Menurut Sya’ban (2006) bagi mahasiswa yang
tidak bekerja motivasi untuk menyelesaikan skripsi itu biasanya di latar belakangi oleh
tuntutan yang ada baik dari dalam diri mereka sendiri ataupun dari orang lain.
Menyelesaikan skripsi bagi mahasiswa yang tidak bekerja merupakan pilihan tunggal.
Motivasi yang mereka dapatkan terkadang hanya karena proses untuk menyelesaikan
studi yang harus mereka lalui.

Jacinta (2002). Yang mendasari seorang mahasiswa untuk bekerjadiantaranya adalah:

a. Kebutuhan Finansial

Kebutuhan finansial berupa kebutuhan yangberhubungan dengan faktor ekonomi.


Berupa upah, gaji dan penghasilan yang di dapat daribekerja.

b. Kebutuhan Sosial Relasional

Kebutuhan sosial-relasional berupa kebutuhan untukbergaul dengan banyak orang,


dapat bertukar pikiran.

c. Kebutuhan Aktualisasi Diri

AbrahamMaslow mengembangkan teori hirarki kebutuhan yang salah


satunyamengungkapkan bahwamanusia membutuhkan kebutuhan akan aktualisasi
diri,menemukan makna hidupnya melaluiaktivitas yang dijalani.

Menurut data dari Kompas Cyber Media dari mahasiswa bekerja ada beberapa manfaat
penting diantaranya:

a. Pertama, mahasiswa mampu berbuat praktis. Artinya, mahasiswa tidak lagi


terjebak pada wacana-wacana teoretis saja, tetapi juga mampu mengaplikasikan apa
yang telah dia dapatkan di kampus ke dalam pekerjaannya. Sebab, dalam dunia kerja
mahasiswa dihadapkan pada persoalan-persoalan riil yang harus mampu mereka
pecahkan secara tepat dan cepat.
b. Kedua, mahasiswa mampu bersikap lebih independen dan konsisten. Kenyataan
sering membuktikan, hanya karena diberi handphone, mendapat uang saku tambahan,
dan tercukupinya beberapa keperluan material lainnya, mahasiswa lantas mau
bertindak yang bertentangan dengan kepentingan yang lebih besar.

c. Ketiga, mahasiswa mampu berpikir lebih kreatif. Pengalaman yang didapat


mahasiswa pada saat bekerja di luar jam kuliah akan berpengaruh terhadap jiwa
kewirausahaannya.

d. Keempat, mahasiswa memiliki jiwa profesionalisme. Mahasiswa telah terbiasa


dalam lingkungan yang dinamis dan kompetitif, sehingga peluang untuk melakukan
praktik-praktik manipulatif tidak diberi ruang yang cukup. Kemudian yang muncul adalah
benih-benih profesionalisme dan lambat laun akan menjadi ciri khas sang mahasiswa
tersebut. Pada saatnya nanti, sang mahasiswa tersebut kelak mampu membawa
pengalamannya ke dunia riil.

Dengan demikian, tidak ada lagi cibiran bagi mahasiswa yang nyambikarena ternyata
justru memunculkan pengalaman-pengalaman tambahan yang dapat bermanfaat bagi
dirinya dan juga lingkungan sekitarnya.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Pendidikan:

Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter


sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang
di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai
lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam
segala aspek kehidupan.
Pengertian pendidikan menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan
mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara
atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia)


menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang.

Sedangkan pengertian pendidikan menurut H. Horne, adalah proses yang terus


menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah
berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti
termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari
manusia.

Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan
agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan
orang lain.

Fungsi Pendidikan

Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata
(manifes) berikut:

1. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.

2. Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi


kepentingan masyarakat.

3. Melestarikan kebudayaan.

4. Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.

Fungsi laten lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.

1. Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua


melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.

2. Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk


menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya
perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya
pendidikan seks dan sikap terbuka.

3. Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat


mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise,
privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi
saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai
dengan status orang tuanya.

4. Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat


masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang
tuanya.

Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:

Transmisi (pemindahan) kebudayaan, Memilih dan mengajarkan peranan sosial,


Menjamin integrasi sosial, Sekolah mengajarkan corak kepribadian, Sumber inovasi
sosial.

Perguruan Tinggi

Sistem Pendidikan Tinggi. Pendidikan tinggi terdiri dari (1). pendidikan akademik yang
memiliki fokus dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan (2). pendidikan vokasi yang
menitikberatkan pada persiapan lulusan untuk mengaplikasikan keahliannya.

Institusi Pendidikan Tinggi yang menawarkan pendidikan akademik dan vokasi dapat
dibedakan berdasarkan jenjang dan program studi yang ditawarkan seperti akademi,
politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.

Jenjang Pendidikan dan Syarat Belajar. Institusi pendidikan tinggi menawarkan


berbagai jenjang pendidikan baik berupa pendidikan akademis maupun pendidikan
vokasi. Perguruan tinggi yang memberikan pendidikan akademis dapat menawarkan
jenjang pendidikan Sarjana, Program Profesi, Magister (S2), Program Spesialis (SP)
dan Program Doktoral. Sedangkan pendidikan vokasi menawarkan program Diploma I,
II, II dan IV.

Untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1), seorang mahasiswa diwajibkan untuk


mengambil 144-160 Satuan Kredit Semester (SKS) yang diambil selama delapan
sampai dua belas semester. Pada jenjang S2 atau program Pasca Sarjana, seorang
mahasiswa harus menyelesaikan 39 sampai 50 SKS selama kurun waktu empat
sampai sepuluh semester dan 79 samapi 88 SKS harus diselesaikan dalam jangka
waktu delapan samapi empat belas semester bagi program doktoral.

Metode Pembelajaran dan Jadwal Akademik. Pendidikan tinggi dapat diterapkan dalam
beberapa bentuk: reguler atau tatap muka dan pendidikan jarak jauh. Pendidikan
reguler diterapkan dengan menggunakan komunikasi langsung diantara dosen dan
mahasiswa, sedangkan pendidikan jarak jauh dilaksanakan dengan menggunakan
berbagai jenis media komunikasi seperti surat menyurat, radio, audio/video, televisi,
dan jaringan computer.

Baik pendidikan reguler maupun pendidikan jarak jauh memulai aktivitas akademis atau
jadwal akademikpada bulan September setiap tahunnya. Satu tahun akademik terbagi
atas minimal dua semester yang terdiri dari setidak-tidaknya 16 minggu. Institusi
pendidikan tinggi juga dapat melangsungkan semester pendek diantara dua semester
reguler.

Mahasiswa

Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik
yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono
(1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti
pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.
Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya
karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual
atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat
dengan berbagai predikat.

Pengertian Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah


merupakan insane-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannyadengan perguruan
tinggi ( yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi
calon-clon intelektual.

Dari pendapat di atas bias dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang disandang
oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan
menjadi calon-calon intelektual.

Berwirausaha

Bagi mahasiswa yang ingin hidup mandiri dan mendapatkan penghasilan diperlukan
usaha untuk mendapatkannya. Banyaknya mahasiswa sukses karena mencoba
memulai usahanya sembari kuliah. Baik dari usaha jual beli pulsa, sampai jual beli
handphone. Dari menjajakan cemilan, sampai bisa buka restoran di pinggir jalan. Dari
reseller kaos dari produk orang lain, sampai bisa punya distro sendiri. Banyak
sebenarnya cara-cara untuk menjadikan wirausaha ini bagian dari kehidupan belajar
bekerja untuk diri sendiri. Apalagi kegiatan perkualiahan tentu dengan jelas
mempersiapkan mahasiswa untuk bisa mencari pekerjaan yang layak dengan dirinya
setelah lulus kuliah. Dengan berwirausaha, berbisnis, maka mahasiswa belajar untuk
bisa bekerja bagi dirinya sendiri dan mengajak orang lain juga menjadi produktif.

Tujuan Mahasiswa Berwirausaha


1) Meningkatkan kecakapan dan keterampilan mahasiswa khususnya sense of
business sehingga akan tercipta wirausaha-wirausaha muda potensial.

2) Menumbuhkembangkan wirausaha-wirausaha baru yang berpendidikan tingi.

3) Menciptakan unit bisnis baru berbasis IPTEKS.

4) Membangun jejaring bisnis antara pelaku bisnis wirausaha pemula dengan


pengusaha (terutama UKM) yang sudah mapan.

Manfaat Mahasiswa Berwirausaha

1) Bagi mahasiswa

Kesempatan mengasah jiwa wirausaha, meningkatkan soft skill dengan terlibat


langsung dalam dunia kerja, meningkatkan keberanian memulai usaha, mendapat
dukungan modal dan pendampingan secara terpadu.

2) Bagi UKM

Mendapatkan tenaga kerja terdidik walaupun dalam jangka pendek, adanya peluang
merekrut pekerja baru atau mitra bisnis dimasa mendatang, memberikan akses
terhadap informasi dan teknologi, mempererat hubungan UKM dengan dunia kampus,
terbantunya permasalahan usaha UKM karena adanya transfer of knowledge.

3) Bagi perguruan tinggi

Memungkinkan penyesuaian kurikulum yang lebih aplikatif pada dunia usaha,


menghasilkan wirausaha-wirausaha muda pencipta lapangan kerja dan calon
pengusaha sukses masa depan, mempererat hubungan dunia akademis dan dunia
usaha, penguatan kelembagaan perguruan tinggi dalam pengembangan
kewirausahaan.

Kiat – kiat yang perlu diperhatikan ketika ingin memulai berwirausaha sembari
melanjutkan pendidikan tinggi. Antara lain:

1. Sebagian besar mahasiswa pasti memikirkan modal untuk bisa memulai usaha.
Memang sebagian usaha memerlukan modal, tapi bukan yang utama. Salah satunya
meminjam dana. Jika orang tua tidak bisa meminjamkan dana, bisa membuat proposal
usaha. Proposal usaha ini bisa di ajukan ke kompetisi lomba bussiness plan. Atau bisa
mengajak beberapa teman kuliahmu untuk membangun bisnis bersama dengan
panduan proposal bisnis tersebut. Banyak hal yang bisa dilakukan memulai usaha
tanpa modal. Paling mudah adalah bisa menjadi makelar dari produk orang lain

2. Kebingungan membuka usaha apa biasanya terjadi saat mahasiswa itu berpikir
terlalu jauh bahwa bisnis yang akan digelutinya akan menghasilkan uang banyak
dengan mudah dan cepat. Jika berpikir demikian, maka memulai usaha akan sangat
sulit. Mulai dengan hal sederhana yang bisa di jual pada teman-teman kampus. Bisa
jualan pulsa, jualan kaos, jualan stiker, pernak pernik meja belajar, atau hal apapun
yang dianggap sepele untuk memulainya. Anggap saja itu sebagai batu loncat. Dimana
usaha itu adalah awal kamu untuk bisa memulai usaha lain yang lebih besar. Karena
dengan memulai yang mudah dulu, bisa mengerti bagaimana sistem wirausaha, bisnis
itu bekerja.

3. Pengalaman terbaik wirausaha atau bisnis itu memang banyak. Perlu visi ke
depan sehingga belajar berwurausaha itu tidaklah sekedar iseng atau main-main.
Sehingga perubahan perjalanan bisnis itu semakin terasa baik sedikit ataupun banyak.
Faktanya, jika visi itu meleset, karena adanya hambatan saat berbisnis, adalah hal
wajar. Namun kelolalah rasa bosan itu agar tidak segera berhenti belajar berwirausaha.
4. Mencari guru memang sulit apalagi untuk bisnis. Perlu diperhatikan memang guru
dalam wirausahamu itu tidaklah tetap. Kadang seorang teman bisa menemanimu untuk
memulainya, tapi tidak menjalankannya bersama. Kadang seorang yang baru kamu
kenal dalam organisasi di kampus malah sudah menjadi ahli dan baru kamu ketahui
sehingga bisa kamu minta untuk membimbingmu. Pengalaman dari team lowkeruniv
bahwa guru bisnis bisa dicari dari internet, dari forum-forum, bahkan organisasi internet
yang berkumpul bersama atau kopdar.

Kuliah Sambil Bekerja

Sangat sulit untuk menyatukan dua pikiran dimana sebagian kita harus memikirkan
urusan perkuliahan sebagian lagi kita memikirkan urusan pekerjaan. “Keuntungan
melanjutkan kuliah ke jenjang lebih tinggi adalah investasi jangka panjang untuk karir.
Memang stress bisa muncul saat menjalaninya. Tapi, dengan disiplin diri dan
kecermatan membagi waktu, Semua pasti bisa melewatinya dengan baik

Berikut hal yang harus dilakukan ketika kita memutuskan untuk terjun didunia kerja saat
masih menempuh pendidikan:

1) Kesiapan Diri. Cobalah bertanya pada diri sendiri, apakah temen-temen memiliki
keinginan untuk menjawab kebutuhan masa depan. Jika Anda yakin, go for it!

2) Cari Dukungan Lingkungan.Poin ini sangat penting dalam membantu temen-


temen ketika kuliah. Dukungan lingkungan di sini adalah dari lingkungan kerja temen-
temen. Sampaikan rencana temen-temen secara terbuka pada atasan/bos temen-
temen. Selain bisa mendapat dukungan moril, beberapa perusahaan juga ada yang
memberikan dukungan financial. Tentnunya, ada upaya tak and give. Misalnya,
perusahaan akan sangat diuntungkan bila karyawan memiliki kemampuan lebih,
memiliki pengetahuan unggul. Secara tidak langsung, hal ini dapat memajukan
perusahaan. Lantas bagaimana dengan orang tua, suami/istri atau anak? Asal tahu
saja, pengerian dan dukungan keluarga sangat membantu temen-temen untuk
menyelesaikan kuliah.

3) Dukungan Finansial. Yang harus dipenuhi bukan hanya biaya pendidikan, tapi
juga biaya lain, seperti buku, jurnal, bacaan pendukung, peralatan kuliah, laptop,
kalkulator. Jangan sampai kuliah putus di tengah jalan gara-gara anggaran tak
mencukupi. Ukur dulu kemampuan, tapi jangan pernah merasa rugi. Investasi ini yang
pasti akan kembali.

4) Siap Belajar. Ketika kembali kuliah, persiapan diri untuk kembali belajar dan
membuat tugas. Misalnya, bila ingin memilih bidang bisnis, tambahlah pengetahuan
temen-temen tentang bisnis dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bisnis sedini
mungkin. Jangan menunggu sampaik Anda masuk kuliah

5) Siapkan Mental. Pekerjaan dan kuliah sama-sama menguras waktu, tenaga, dan
pikiran. Apabila persiapa mental kurang, putus sekolah di tengah jaln sangat mungkin
terjadi. Mulailah pula belajar untuk trebuka terhadap argumentasi orang lain, bersaing
secara sehat, serta berbagi dan bekerja sama.

5. Bijak Membagi Waktu. Temen-temen perlu membuat rencana 2 atau 3 langkah ke


depan. Artinya, bila ada waktu, mulailah mencicil tugas-tugas Anda sebelum ‘jatuh
tempo’. Sehingga bila di tengah jlan menghadapi halangan (karena ada tugas luar kota
yang tak dapat ditinggalkan, atau ada keluarga yang sakit), tetap dapat menyelesaikan
tugas dengan baik dan tepat waktu. Bila Temen-temen bisa membaca buku dalam
perjalanan ke kantor atau mengerjakan latihan atau kuis sewaktu makan siang,
lakukanlah, atau Temen-temen mencari waktu untuk belajar, Hari-hari libur juga dapat
dimanfaatkan untuk menyelesaikan tugas. Prinsipnya, gunakan waktu seefektif mungkin
dan minta pengertian pada keluarga Temen-temen.
6. Cari teman belajar.Menetapkan tujuan dengan sesama mahasiswa bisa menjadi
cara untuk mengatasi hambatan kuliah dan meningkatkan motivasi. Menjalin
pertemanan dengan orang baru merupakan bonus tambahan dalam pembelajaran
orang dewasa.

7. Refreshing.Waktu libur pun sebaiknya dipikirkan dengan baik, Meski hari-hari


temen-temen dipadati oleh jadwal kuliah dan aktivitas kantor, sebisa mungkin, jangan
abaikan waktu untuk berisitirahat atau memanjakan diri Temen-temen dengan
Refreshing. Hal ini cukup efektif untuk meng-charge motivasi dan semangat Temen-
temen.

KESIMPULAN DAN PENUTUP

Kuliah maupun berwirausaha merupakan hal yang positif. Fakta yang ada banyak
mahasiswa yang prestasi akademiknya tetap baik dan sekaligus berwirausaha. Dan
justru saat ini permasalahan yang muncul adalah prestasi mahasiswa yang baik masih
kesulitan mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Ditambah lagi mahasiswa yang lulus
prestasinya kurang baik dan juga tidak berwirausaha. “Kedua tipe mahasiswa terakhir
ini sangat mengandalkan nasibnya pada perusahaan untuk menampung mereka,
padahal fakta menunjukkan jelas daya tampungnya jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan jumlah lulusan,”

Oleh karena itu kuliah sambil bekerja hendaknya harus memperhitungkan beberapa
aspek yang dapat saling berkesinambungan. Seperti bekerja tidak mengganggu
prioritas utama yaitu kuliah. Karena keuntungan melanjutkan kuliah ke jenjang lebih
tinggi dan menyelesaikannya tepat waktu adalah investasi jangka panjang untuk karir
seseorang.
DAFTAR PUSTAKA

Ir. Benny Lianto (Rabu, 7 Desember 2011). MMBAT Kuliah sambil Kerja? Kuliah sambil

Bisnis? Why not?. WEB Universitas Surabaya: http://www.ubaya.ac.id

Wisnu Renaldi (13 January 2012 | 15:37). Antara Kuliah dan Kerja Sambilan.WEB:
kompasiana.com

Putri, S. D. (2006). Cari Duit Ala Mahasiswa. Yogyakarta: Galang Press.

Sya’ban, H. (2006). Menyusun Skripsi Hanyalah Formalitas?.

Jacinta, R. F. (2002). Wanita Bekerja. WEB: Kompas Cyber Media

Dudija, N. (2011). Perbedaan Motivasi Menyelesaikan Skripsi Antara Mahasiswa yang


Bekerja dengan Mahasiswa yang tidak Bekerja. Bandung: Institut Manajemen Telkom

Haryanto, S.Pd ( 2012). Pengertian Pendidikan Menurut Ahli. WEB:


belajarpsikologi.com

Dikti (2011) Sistem Pendidikan Tinggi. WEB: dikti.go.id

Lowkeruniv (2012). Belajar Berwirausaha. WEB: lowkeruniv.com

Pe.Fe Akuntansi (2011). Sukses Kuliah Sambil Bekerja. WEB: bem.pefe.ui.ac.id

Hisna Cahaya, S.I.Kom. (2012). Mahasiswa Berwirausaha, Why Not?. WEB:


http://www.unila.ac.id
Proposal Skripsi : DAMPAK KULIAH SAMBIL BEKERJA TERHADAP INDEKS
PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kuliah sambil bekerja bukanlah sebuah pilihan tepat yang diinginkan oleh mahasiswa.
Semua mahasiswa membutuhkan ketenangan dalam belajar dan ingin memiliki banyak
waktu untuk belajar. Akantetapi keadaan berkehendak lain, mereka terpaksa berkerja
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan kuliahnya. Hanya tekat
keberanianlah mereka meninggalkan kampung halaman untuk menimba ilmu kejenjang
yang lebih tinggi yang pada akhirnya mereka bisa merubah diri dari sempitnya
pemikiran menjadi lebih berkembang, baik dari pengetahuan pendidikan maupun
pengalaman dalam perkerjaan.
Kebanyakan dari mahasiswa itu bekerja sebagai perkerja bangunan dan berkerja di
warung-warung kopi, kerena perkerjaan seperti inilah yang mudah mereka dapatkan.
Mereka akan berkerja ketika tidak ada jadwal untuk kuliah dan akan kembali bekerja
ketika sepulangnya dari kuliah. Seperti itulah proses hidup yang mereka jalani,
terkadang rasa sakit dan lapar sudah menjadi makanan sehari-hari. Kemudian yang
paling menyedihkan lagi peneliti juga melihat bahwa kebanyakan dari mahasiswa
perkerja itu tingkat kelulusannya paling lama dari mahasiswa lainnya.[1]
Peneliti pernah mewawancarai beberapa mahasiswa perkerja mengenai kehidupan
yang mereka jalani dengan menjadi mahasiswa sambil berkerja. Di antara mereka ada
yang mengatakan:
“sebenarnya tidaklah mudah ketika kami harus membagi waktu antara kuliah, belajar
dan berkerja dengan bijak, apalagi kami belum sering untuk melakukannya sehingga ini
menjadi sebuah kendala bagi kami dalam mengikuti perkuliahan dengan disiplin, baik
dan sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian, ketika kami sedang lagi tidak ada
pekerjaan dan pada saat itu kami tidak memiliki uang sedikitpun maka kami akan lebih
memilih untuk berdiam diri di kosan padahal pada saat itu kami harus kekampus untuk
mengikuti perkuliahan. Bukan karena malas untuk mengikuti perkuliahan, akantetapi
karna memang tidak bisa untuk mengikutinya. Coba bayangkan, kalaupun kami harus
pergi kuliah maka dengan apa kami harus membayar uang transportasi untuk pergi dan
pulang kembali. Bahkan kami juga akan tidak membuat tugas ketika kami mengalami
hal yang sama yakni sedang tidak memiliki uang. Bukan karena malas membuatnya
akantetapi alasan yang sama juga menghambat kami dalam melakukannya. Terkadang,
ketika kami sedang tidak memiliki uang, pada saat itu ada mata kuliah yang harus kami
ikuti dan pada saat itu pula ada kawan yang mengajak untuk berkerja, maka kami lebih
memilih untuk ikut berkerja karena dengan ikut berkerja, kami bisa mencukupi
kebutuhan sehari-hari dan untuk bisa mengikuti perkuliahan hari-hari selanjutnya.
seperti inilah kehidupan yang kami jalani”.[2]

Peneliti juga melihat transkrip nilai mereka yang kebanyakan dari mahasiswa perkerja
itu mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,00 ke bawah. Sebagian mereka
mengatakan kendalanya karena susah untuk mengatur waktu. Ketika mereka bisa
mengambil 22 SKS akantetapi mereka tidak sempat mengejar untuk mengikuti
perkuliahan, karena harus ada banyak waktu untuk bekerja. Maka ini akan menjadi
beban tersendiri bagi mereka.[3]
Memang, belajar sambil berkerja telah di lakukan oleh orang-orang yang ingin hidupnya
lebih maju dari yang lain. Mereka berkerja mati-matian untuk membiayai hidup dan
pedidikannya. Namun perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era
globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat
mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya
manusia melalui kegiatan pengajaran. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003, menyatakan, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.[4]
Dalam retorika dan wacana kependidikan kita sering didengar istilah “pendidikan
seumur hidup” dan “tiga pilar pendidikan nasional”. Hal ini berarti menunjukkan upaya
pengembangan SDM tidak terbatas pada jenjang pendidikan formal di sekolah, dan
pendidikan anak-anak bangsa merupakan tanggung jawab bangsa antara pemerintah,
orang tua dan masyarakat yang melingkupinya.[5] Dalam era yang penuh tantangan ini
diperlukan langkah serius dan teliti untuk mengembangkan diri seseorang sebagai
pembelajar mandiri sehingga dia dapat mengolah dirinya menjadi pembelajar seumur
hidup.[6]
Pada tingkat perguruan tinggi mahasiswa adalah orang-orang yang sedang mengikuti
pendidikan tentunya mempunyai harapan akan keberhasilan studi demi masa
depannya. Sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan mahasiswa adalah nilai yang
diperolehnya adalah tinggi yang dihitung dengan nilai rata-rata disebut IPK. IPK
merupakan angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa
secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai dengan semester paling akhir
yang telah ditempuh.
Dalam rangka meningkatkan pendidikan dan mengetahui keberhasilan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)-
Kosentrasi Kesejahteraan Sosial (Kesos) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry
sebagai pendidikan profesional yang saat ini telah berakreditasi “B” maka diantaranya
perlu dilakukan penilaian prestasi akademik mahasiswa selama menempuh pendidikan.
Syah mengemukakan bahwa prestasi akademik dalam mata kuliah tertentu yang relatif
bersifat permanen setelah melalui proses belajar dalam jangka waktu tertentu.[7]
Adapun standar ketetapan IPK mahasiswa dan kelulusan menurut Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) sebagai berikut :[8]
Tabel 1.1
Standar Aturan IPK BAN PT
Nilai
Standar Ketetapan IPK BAN PT
4
IPK > 3.00
3
2.75 < IPK ≤ 3.00
2
2.50 < IPK ≤ 2.75
1
2.25 < IPK ≤ 2.50
0
2.00 < IPK ≤ 2.25

Selain itu, mahasiswa juga harus memenuhi standar nilai dunia pasar kerja yang tentu
akan menyaring para calon pegawainya dengan menetapkan standar yang telah
ditetapkan pada masing-masing perusahaan sesuai dengan kebijakannya. Seperti
halnya dipenyaringan calon pegawai negeri sipil tingkat sarjana Kementerian Keuangan
Republik Indonesia yang mempunyai persyaratan khusus dengan menetapkan IPK
lulusan sarjana minimal 3,00.[9] Diharapkan mahasiswa yang akan lulus harus
mempunyai nilai prestasi belajar yang baik dan sesuai kriteria standar kelulusan IPK
yang ditetapkan oleh BAN PT dan permintaan pasar.
B. Rumusan Masalah
Mendasari hal tersebut itulah fokus utama penelitian ini adalah menjawab beberapa
pertanyaan berikut:
1. Apa dampak dari kuliah sambil berkerja terhadap indeks prestasi.?
2. Faktor apa saja yang membuat mereka harus berkerja sambil kuliah.?
3. Apa hambatan-hambatan yang mereka alami sehingga IPK mereka menjadi
rendah.?
C. Definisi Operasional
1) Dampak
Banyak pengertian tentang dampak, diataranya :
Dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat, baik negatif maupun
positif(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kemudian, Dampak juga merupakan sebuah
konsep pengawasan internal sangat penting, yang dengan mudah dapat diubah
menjadi sesuatu yang dipahami dan ditanggapi secara serius oleh manajemen(Hiro
Tugiman).[10] Defenisi lainnya dampak yaitu melanggar; memburuk; membentur.[11]
2) Mahasiswa Perkerja
a. Mahasiswa
Mahasiswa adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di
sebuah universitas atau perguruan tinggi.[12] Mahasiswa atau Mahasiswi adalah
panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas
atau perguruan tinggi. Sedangkan kalau diartikan dari katanya sendiri yaitu, Mahasiswa
adalah suatu kata yang tersusun dari dua unsur kata yaitu, “maha” dan “siswa”. Dimana
kata maha disini diartikan sesuatu yang lebih tinggi tingkatannya atau tidak merasa
cukup, sedangkan siswa sendiri adalah pelajar atau seorang yang menunutut ilmu.
b. Perkerja
Perkerja adalah orang yang berkerja; orang yang menerima upah atas hasil kerjanya;
buruh; kariawan.[13] Pekerjaan secara umum didefinisikan sebagai sebuah kegiatan
aktif yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk
suatu tugas atau kerja yang menghasilkan sebuah karya bernilai imbalan dalam
bentukuang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah pekerjaan dianggap
sama dengan profesi. Pekerjaan yang dijalani seseorang dalam kurun waktu yang lama
disebut sebagai karier.Seseorang mungkin bekerja pada beberapa perusahaan selama
kariernya tapi tetap dengan pekerjaan yang sama.[14]
Dari pengertian diatas maka dapat peneliti simpulkan bahwa Mahasiswa perkerja
adalah seorang pelajar yang masih aktif dalam perkuliahan namun juga berkerja untuk
mendapatkan upah.
Kemudian, mahasiswa pekerja yang ingin diteliti disini adalah mahasiswa Fakultas
Dakwah dan Komunikasi bidang studi PMI-KESOS.
Alasannya, selain karena jurusan peneliti sendiri, jurusan ini juga bidang studi yang
menuntut agar mahasiswa mampu untuk mengembangkan dirinya sendiri dan orang-
orang disekitarnya. Peneliti berharap, dengan adanya penelitian singkat terhadap
mahasiswa pekerja ini nantinya akan terlihat apa yang harus dirubah dalam sitem
belajar mengajar dan motivasi untuk mahasiswa perkerja agar nantinya permasalahan-
permasalahan yang ada pada mahasiswa perkerja bisa teratasi dengan baik.
3) Indeks Prestasi Kumulatif
a. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan angka yang menunjukkan prestasi atau
kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai
dengan semester paling akhir yang telah ditempuh.
b. IPK dihitung pada tiap akhir semester.
c. Rumus perhitungannya sebagai berikut (pembulatan ke bawah apabila kurang dari
0,05, pembulatan ke atas apabila sama/lebih dari 0,05) :
IPK = Jmlh ( AM x SKS ) seluruh semester yang ditempuh
Jmlh SKS seluruh semester yang ditempuh
d. IPK digunakan untuk menentukan beban studi semester berikutnya.
e. Rentang IPK dan jumlah SKS maksimum yang boleh diambil mahasiswa pada
semester berikutnya :
Rentang IPK
Jumlah SKS maksimum
3,50 - 4,00
22 – 24
3,00 - 3,49
19 – 21
2,50 - 2,99
15 – 18
2,00 - 2,49
12 – 14
< 2,00
11
Beban studi di atas diperhitungkan atas dasar perkuliahan yang kegiatannya minimal 1
- 3 tiap SKS (1 jam kegiatan terjadwal, ditambah 1 - 2 jam kegiatan terstruktur dan 1 - 2
jam kegiatan mandiri). Beban Studi yang diambil akan berkurang apabila mata kuliah
yang ditempuh berupa kegiatan praktikum, praktik kerja, praktik klinik, atau skripsi.[15]
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah penjabaran dari pertanyaan pokok
dalam uraian problematika di atas, yaitu sebagai berikut:
1. Memahami secara menyeluruh tentang efektifitas belajar mahasiswa kuliah sambil
berkerja.
2. Menelusuri secara mendalam tentang kesulitan atau hambatan mahasiswa perkerja
dalam mencari ilmu pengetahuan dan IPK yang diinginkan.
E. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, diharapkan hasil penelitian dapat digunakan untuk :
· Bagi Akademik
Dapat menjadi salah satu sumber informasi dan bahan pertimbangan untuk mengkaji
materi-materi yang berhubungan dengan motivasi belajar, gaya belajar dan pemikiran
kritis mahasiswa, sehingga akan didapatkan hasil yang optimal bagi proses belajar
mahasiswa.
· Bagi Peneliti
Memperoleh informasi tambahan dan pemahaman yang lebih baik tentang cara mereka
menjalani hidup, memanajemen waktu, motivasi belajar, gaya belajar dan cara berpikir
kritis masing-masing mahasiswa pekerja dalam mendapat IPK.
· Bagi Pembaca
Memberikan informasi kepada pembaca tentang cara belajar yang baik dan tepat serta
berpikir kritis untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dimiliki.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan
tampilan yang merupakan kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan
benda-benda yang diamati sampai detail agar dapat tertangkap makna yang tersirat
dalam dokumen atau bendanya.[16]
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada jurusan PMI-Kesos Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Ar-Raniry di Banda Aceh.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan atau pengamatan lapangan diartikan sebagai pengamatan
dan pencacatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek
penelitian. Observasi ini dilakukan dalam penelitian kualitatif dan kuntitatif dalam teknik-
teknik khusus.[17]
b. Kajian Literatur
Melakukan Pencarian informasi dan data terhadap teori, hasil penelitian yang dilakukan
oleh akademisi terhadap Dampak Kuliah Sambil Berkerja Terhadap Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) Mahasiswa.
c. Wawancara Mendalam Terstruktur
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan
dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Teknik wawancara mampu menggali pengetahuan, pendapat, dan pendirian seseorang
tentang suatu hal.[18]
G. Responden dan Sampel
Responden dari penelitian ini mencakup :
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang kuliah sambil
berkerja jurusam PMI-Kesos fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry di Kota
Banda Aceh.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purporsive sampling dengan menentukan
sampel yang dianggap representatif terhadap pertanyaan angket yang diedarkan. Yang
menjadi sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa yang kuliah sambil berkerja
jurusan PMI-Kesos Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, diambil 1 (satu)
mahasiswa yang kuliah sambil berkerja dari tiap-tiap unitnya.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisis data adalah
rangkaian kegiatan penalaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan
verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademisi dan ilmiah.[19]

DAFTAR PUSTAKA
Imam Suprayogo, Tobrani, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: Remaja
Rosda Karya).
Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Aneka
Cipta, 2002)
Drs. Rudin Pohan. Metodologi Penelitian Pendidikan. Ar-Rijal Institute 2008.
Umar, Husein. Riset Sumber Daya Manusia dalam Operasi. edisi revisi dan perluasan,
Cetakan ketujuh. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2005
Drs. Tri Rama Karya Agung. Kamuslengkap Bahasa Indonesi. Surabaya.
Mamoria.Pendidikan dan Pelatihan. Cetakan kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga
Arikunto, ,2006 Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
W.J.S. Poer Wadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia, edisi ke tiga.
DepartemenPendidikan Nasional, Balai Pustaka Jakarta 2007.

Internet :
https://sites.google.com/site/akademikfapertaunpad/akademik/pbm/indeks-prestasi-
kumulatif--ipk-
http://id.wikipedia.org/wiki/Pekerjaan
http://carapedia.com/pengertian_definisi_dampak_info2123.html
http://heritelon.blogspot.com/2012/02/arti-mahasiswa.html
http://ppcpns.depkeu.go.id/Persyaratan.asp

Anda mungkin juga menyukai