Anda di halaman 1dari 9

NAMA : Anggra Okthora, S.P.

d
NO PESERTA : 10604433184001
PROGRAM STUDI : MATEMATIKA

TUGAS AKHIR MODUL 4


KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

Di suatu kelas terdapat 30 siswa dengan rincian :


1. Jumlah laki-laki 20 orang, jumlah perempuan 10 orang
2. Status sosial 50% adalah anak dari pekerja buruh pabrik, 20 % PNS, dan 10 % adalah
pedagang, 10% adalah pegawai swasta/BUMN
3. Minat siswa 50% pada kegiatan olahraga, 10% pada aspek akademis, 20% pada kegiatan
seni, dan 20% pada aspek ketrampilan
4. Kemampuan siswa 40% pada batas bawah, 40% pada batas menengah, dan 20% pada
batas tinggi
5. Preferensi belajar 40% kinestetik, 30% visual, 30% auditory

Pertanyaan
1. Bagaimana cara mengelola kelas dan mengakomodasi pembelajaran dengan
karakteristik tersebut diatas (ambil 1sub tema pembelajaran/ 1 mapel)
2. Bagaimana mengembangkan kecerdasan majemuk dengan karakteristik diatas (ambil
1sub tema pembelajaran/ 1 mapel)

Jawaban :
1. Cara mengelola kelas dan mengakomodasi pembelajaran dengan karakteristik –
karakteristik tersebut.
a. Untuk Karakteristik Gender
Pada saat pembelajaran Matematika yang membutuhkan diskusi kelompok, maka
pengelompokkan peserta didik terutama ketika akan berdiskusi, saya mencoba untuk
membagi kelompok dengan jumlah yang seimbang baik siswa laki-laki maupun
perempuan, dengan tujuan agar diskusi tidak didominasi oleh satu gender saja dan
kegiatan diskusi akan lebih berjalan dengan baik dan terkontrol.Selain itu dengan cara
ini, maka siswa akan lebih menghargai pendapat yang diberikan oleh masing-masing
kelompok.
Namun ketika pemberian tugas, terkadang saya akan memperhatikan perbedaan
gender tersebut. Biasanya ketika saya memberikan tugas perkelompok yang dapat
dikerjakan pada saat pembelajaran saya akan membagi sesuai dengan kelompok tempat
duduk mereka, yang sudah saya atur pembagiannya. Namun ketika memberi tugas
berupa Project dan Product terkadang saya akan memperhatikan perbedaan gender
tersebut. Karna saya mengajar di tingkat SMA, dimana peserta didik saya sudah
memasuki fase remaja, pada fase ini mereka sudah memiliki rasa ketertarikan pada
lawan jenis, dan juga kebiasaan kerja laki-laki dan perempuan berbeda. Dimana
untuk tugas berupaProject dan Product ini terkadang harus diselesaikan di luar
sekolah/kelas.

b. Untuk Status Sosial


Dalam proses pembelajaran saya tidak akan membeda-bedakan atau diskriminatif
dalam memberikan pelayanan dan pendidikan kepada peserta didik saya. Dan juga
dalam memberikan tugas-tugas saya akan memperhatikan apakah tugas tersebut
mampu diselesaikan oleh semua peserta didik dengan latar belakang ekonomi sosial
yang sangat beragam. Contohnya ketika tugas yang saya berikan berupa hasil Product,
seperti pembuatan powerpoint tentang sistem persamaan linear tiga variabel dalam
kehidupan sehari –hari dimana di dalam powerpoint tentang aplikasi dalam kehidupan
sehari-hari , maka saya akan memperhatikan apakah dengan tugas tersebut semua siswa
memiliki kamera atau laptop untuk merekam dan mengedit vidio tersebut. Peserta didik
dengan bervariasi status ekonomi dan sosialnya menyatu untuk saling berinteraksi dan
saling dan saling melakukan proses pembelajaran. Perbedaan ini hendaknya tidak
menjadi penghambat dalam belajar secara kelompok. Oleh karena itu pendidik dituntut
untuk mengakomodasi hal-hal tersebut.

c. Untuk Status Minat


Untuk minat siswa di kelas ini kita melihat bahwa minat siswa 50% pada kegiatan
olahraga, 10% pada aspek akademis, 20% pada kegiatan seni, dan 20% pada aspek
ketrampilan, Maka dari keberagaman minat yang ada di kelas tersebut, strategi saya
sebagai guru dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan menggunakan media
pembelajaran dan model pembelajaran yang menarik para siswa untuk belajar sehingga
proses pembelajaran berjalan dengan menyenangkan sehingga dapat diterima dengan
baik oleh semua peserta didik. Misalnya dari data diatas hampir 50 % anak lebih
berminat pada kegiatan olahraga, maka saya akan lebih sering mengaitkan materi
dengan perlengkapan olahraga atau apa yang berkaitan dengan olahraga seperti
melaksanakan pembelajaran di luar kelas dan metode-metode yang dapat membuat
anak aktif bergerak, atau saya memberikan soal-soal dengan menggunakan pemain bola
atau yang berkaitan dengan piala dunia.
d. Untuk kemampuan Siswa
Kemampuan siswa 40% pada batas bawah, 40% pada batas menengah, dan 20% pada
batas tinggi. Berdasarkan data ini maka tekhnik pembelajaran yang akan saya pakai
adalah sebagai berikut :
1. Menyampaikan materi yang mudah terlebih dahulu, seperti materi-meteri dasar
yang masih sebagian besar belum dipahami anak-anak, kemudian ke materi yang
lebih sulit.
2. Melibatkan pembelajaran Kooperatif (tutor sebaya), yaitu dimana siswa yang
memiliki batas tinggi untuk dapat berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas dan
tanggung jawab kepada teman-temannya yang masih berada pada batas bawah dan
batas menengah.

e. Untuk Preferensi Belajar


Preferensi belajar 40% kinestetik, 30% visual, 30% auditory.
Untuk mengahadapi preferensi belajar peserta didik yang berbeda, maka ada
beberapa cara yang akan saya laksanakan dalam pelaksanaan pengelolaan kelas dan
pembelajaran sistem persamaan linear tiga variabel
1. Pada saat kegiatan pendahuluan saya akan menyampaikan motivasi melalui video
tentang aplikasi dalam kehidupan sehari-hari tentang sistem persamaan linear tiga
variabel . Sehingga untuk siswa yang memiliki gaya belajar visual dan gaya belajar
auditori akan lebih termotivasi. Kemudian saya akan memberikan pertanyaan dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel .
Dan menyuruh siswa untuk menjawab dengan berdiri terlebih dahulu. Biasanya
siswa yang memiliki gaya kinestetik akan menjawab dengan menggerakan
tubuhnya. Dengan begitu siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik akan
termotivasi untuk belajar materi tersebut.
2. Penyampaian materi mengenai kegiatan sehari-hari melalui slide gambar / power
poin dengan gaya belajar kinestetik harus mengucap ulang kosakata dengan gerakan.
3. Kemudian siswa melatih percakapan dan bermain peran secara berpasangan di depan
kelas untuk menerapkan materi sistem persamaan linear tiga variabel , dengan cara
ini dapat melibatkan siswa audio dan visualdan kinestetik.Misalkan siswa 1 membeli
2 pena , 3 buku tulis dan 3 pensil dengan harga Rp. 19.000,- sedangkan siswa B
membeli 4 pena , 1 buku tulis dan 2 pensil dengan harga Rp.14.000,-.Jika siswa C
membeli 2 pena , 2 pensil, dan 2 buku tulis maka berapa siswa C harus
membayarnya. Jadi disini siswa dilatih untuk bermain peran.

2. Cara mengembangkan kecerdasan majemuk dengan karakteristik diatas dalam


mata pelajaran Matematika .

Teori Kecerdasan Majemuk merupakan teori karya Howard Gardner pakar psikologi
perkembangan, yang menjelaskan ada delapan macam kecerdasan manusia. Kecerdasan
tersebut meliputi kecerdasan Logis Matematis, Kecerdasan Bahasa, Kecerdasan Musikal,
Kecerdasan Visual Spasial, Kecerdasan Kinestetis, Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan
Intrapersonal, dan Kecerdasan Naturalis. Ketika dihadapkan dengan situasi di kelas, guru
pasti akan menghadapi individu dengan karakter yang berbeda. Maka disinilah perlunya
seorang pengajar memahamai kecerdasan majemuk dan bagaimana penerapannya di
dalam kelas, agar pembelajaran dapat berjalan baik dan mencapai hasil yang diinginkan.
Dengan latar belakang seperti itu, maka dalam pelaksanaan pembelajaran guna
mengembangkan kecerdasan majemuk, maka dapat dikembangkan melalui beberapa
strategi seperti berikut ini:

Jenis Kecerdasan Metode


Kecerdasan Logis Matematis  Menggunakan ketrampilan berpikir dari
tingkat rendah hingga berpikir tingkat tinggi
untuk menyelesaikan masalah.( membuat
model matematika dari soal-soal Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel hingga
menyelesaikan Sistem Persamaan linear tiga
variabel )
 Mengkategorikan fakta – fakta yang
dipelajari sesuai sifat dan jenisnya untuk
memudahkan mengingat.( Fakta-fakta yang
ada pada sistem Persamaan Linear tiga
Variabel )
 Merancang suatu pola atau kode, atau simbol
untuk mengetahui obyek yang ingin
dipelajari. ( Pola dan symbol dalam membuat
model matematika dalam menyelesaikan
sistem persamaan linear tiga variabel )
Kecerdasan Bahasa  Bercerita ( Menceritakan tentang kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear tiga variabel )
 Diskusi (berdiskusi dan menyampaikan
teman –teman sekelompok dalam cara –cara
menyelesaikan soal –soal yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear tiga variabel)
 Merekam dengan tape recorder ( Dialog –
dialog tentang cara menyelesaikan sistem
persamaan linear tiga variabel yaitu metode
eliminasi, substitusi , dan gabungan )
 Menulis (Siswa menulis strategi yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga
variabel )
 Publikasi
Publikasi dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Tulisan peserta didik dapat difotocopi
dan disebarkan. Tulisan – tulisan dapat dijilid
dalam bentuk buku dan ditempatkan khusus
dikelas atau perpustakaan, dan dipublikasikan
di web site sekolah.
Kecerdasan Musikal  Irama dan senandung
Mengambil inti materi pelajaran dan dikemas
secara berirama misalnya untuk menghafalkan
metode apa saja dalam menyelesaikan sistem
persamaan linear tiga variabel ( eleminasi,
substitusi, dan gabungan ) . Peserta didik
diminta untuk menciptakan sendiri lagu untuk
merangkum materi yang sudah dipelajari
 Lagu
Menafsirkan fungsi sosial dan unsur
kebahasaan dalam lirik lagu
Menangkap makna secara kontekstual terkait
dengan fungsi sosial dan unsur kebahasaan
lirik lagu
Kecerdasan Visual Spasial  Visualisasi
Penerapan metode ini dengan menciptakan
“layar lebar” di benak peserta didik, guru
dapat membimbing dengan memejamkan
mata dan membayangkan apa yang baru saja
mereka pelajari dan diminta untuk
menceritakan kembali.( Misalnya mereka
mengingat tentang metode apa saja yang
digunakan untuk menyelesaikan SPLTV )
 Penggunaan warna
Penggunaan warna untuk memberi penekanan
pada pola peraturan atau klasifikasi selama
proses pembelajaran, misal warna merah pada
semua metode yang digunakan dalam
menyelesaikan SPLTV yang harus dipahami
peserta didik. Warna juga sebagai penghilang
stress peserta didik ketika menghadapi hal
sulit menemukan makna.
 Metafora gambar
Metafora gambar adalah pengekspresian
gagasan melalui pencitraan visual. Nilai
pendidikan metafora ada pembentukan
hubungan hal yang sudah diketahui peserta
didik dan yang diajarkan.
 Sketsa gagasan
Strategi sketsa gagasan ini meminta peserta
didik menggambarkan poin kunci, gagasan
utama, tema sentral, atau konsep yang
diajarkan, agar cepat dan mudah sketsa tidak
harus rapi menyerupai kenyataan.
Kecerdasan Kinestetis  Respon tubuh
Meminta peserta didik menanggapi pelajaran
menggunakan tubuh sebagai media respon
misalnya mengangkat tangan, mengangguk,
atau tersenyum jika memahami penjelasan
guru.
 Teater kelas ( Drama)
Memainkan peran sebagai siswa A, siswa B ,
dan siswa C yang membeli alat tulis dengan
berbeda harga
 Konsep kinestetis (Permainan tebak –
tebakan)
Guessing Words / Profession
 Hands on thinking / Create a product
Kecerdasan Interpersonal  Berbagi rasa dengan teman sekelas
Mengajari teman sebaya kepada teman lain,
berbagi pengalaman dengan teman yang
berbeda-beda.
 Kerja kelompok
Kelompok akan efektif jika terdiri atas tiga
sampai delapan orang untuk mengerjakan
tugas dengan cara yang berbeda-beda dengan
diskusi, menganalisis video, menyusun
laporan dan lain sebagainya.
 Simulasi
Simulasi melibatkan sekelompok orang yang
bias bersifat spontan atau improvisasi
memainkan skenario yang dibuat guru
Kecerdasan Intrapersonal  Sesi refleksi satu menit
Sesi ini memberikan waktu pada peserta didik
untuk mencerna informasi yang mereka
terima, atau menghubungkan informasi
dengan peristiwa dalam kehidupan mereka.
 Moment mengekspresikan perasaan
Selama proses pembelajaran peserta didik
harus bisa menciptakan momen dimana
peserta didik untuk tertawa, merasa marah,
mengungkapkan pendapat dengan membuat
peserta didik merasa nyaman
mengekspresikan emosi di kelas.
 Sesi perumusan tujuan
Sesi perumusan tujuan yang realistis pada
peserta didik baik tujuan jangka pendek atau
panjang dengan bimbingan guru.
Kecerdasan Naturalis  Jalan – jalan di alam terbuka
Cara ini untuk menguatkan materi yang akan
dipelajari, misalnya, menyelesaikan soal –soal
cerita yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear tiga variabel di jalan – jalan
atau di tempat – tempat umum.

 Melihat keluar jendela


Untuk mengurangi kebosanan peserta didik di
kelas, metode ini dapat dilakukan oleh guru
dengan observasi diluar kelas, melakukan
pengamatan, dan mencatatat hasilnya yang
terkait dengan sistem persamaan linear tiga
variabel

 Ekostudi
Strategi ini mengintegrasikan kepedulian

peserta didik pada kelangsungan bumi untuk


semua mata pelajaran.

Sumber : Jurnal Karakteristik Umum Pendidik dan Peserta Didik oleh D.Hardianto

https://media.neliti.com/media/.../222202-karateristik-pendidik-dan-peserta-didik.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131568300/pendidikan/KARAKTERISTIK+SISWA.pdf

Anda mungkin juga menyukai