Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKHIR MODUL 2

Nama : Anggra Okthora


No peserta PPG : 10604433184001

1. Kompetensi Guru meliputi,


1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi
dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut;
 Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial: memahami peserta
didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta
didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekal ajar
awal peserta didik.
 Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami landasan kependidikan; menerapkan
teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan
karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun
rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
 Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar (setting)
pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
 Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial:
merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil
belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan
memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program
pembelajaran secara umum.
 Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki
indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi
akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi
nonakademik.
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia. Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
 Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan
norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki
konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
 Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam
bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
 Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan
pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan
dalam berpikir dan bertindak.
 Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang
berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
 Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai
dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku
yang diteladani peserta didik.
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator
esensial sebagai berikut:
 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki indikator
esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan.
 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar.
4) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan
metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai
berikut:
 Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial:
memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan
metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan
konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam
kehidupan sehari-hari.
 Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-
langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
2. Keterampilan belajar yang harus dimiliki oleh guru dan siswa

Keterampilan yang dimiliki guru :

1. Keterampilan pedagogis; mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir


kritis, kebiasaan mencipta, dan menyelesaikan persoalan kompleks di kehidupannya.
Upaya harus sekuat kemauan guru dalam usaha menmfasilitasi peserta didik
menguasai materi.

2. Keterampilan melakukan penilaian terhadap dampak pembelajaran menggunakan


beragam pendekatan dan metode. Penilaian mencakup kemajuan belajar didasarkan
standar kompetensi nasional dalam kurikulum, pencatatan sistematis pencapaian
belajar, melaksanakan penilaian otentik, merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk
mengukur kemajuan belajar peserta didik, dan mengelola umpan balik dari hasil
penilaian. Pembelajaran abad 21 banyak dimediasi teknologi karena itu dalam
penilaian bisa menggunakan bantuan teknologi. Contoh; dalam penerapan e-
learning berbasis moodle guru dapat menggunakan learning management system
(LMS) termasuk dalam penilaian atas tugas-tugas belajar, memberikan umpan balik,
mengolah nilai dan fitur lain yang memudahkan aspek pengelolaan dan pengolahan
nilai.

3. Keterampilan mengelola suasana pembelajaran; proses pembelajaran adalah


respon budaya dimana pada konteks tatap muka langsung guru mengelola kelas
yang menjamin adanya motivasi, saling berkomunikasi langsung, dan disiplin belajar.
Pada konteks pembelajaran berbasis teknologi (dimediasi teknologi) guru perlu
mengembangkan keterampilan cara menjaga motivasi dan menghindarkan perilaku-
perilaku menyimpang. Contoh; pada pembelajaran e-learning guru harus mampu
mengelola forum diskusi online atau yang sederhana forum diskusi melalui
whatsapp.

4. Keterampilan profesional; guru dihadapkan pada tuntutan mengantarkan peserta


didik memiliki kecakapan abad 21 (konsep 4C), di era dimana keterampilan tingkat
medium tergantikan keterampilan tingkat tinggi yang mengutamakan kreativitas.
Menghadapi situasi ini guru perlu melengkapi diri dengan rentang keterampilan
yang memadai, penguasaan materi, dan pengalaman praktis. Keterampilan ini
membawa peserta didik memenuhi kualifikasi di bidang pekerjaan dan kehidupan
era ekonomi berbasis pengetahuan atau ekonomi era inovasi. Perkembangan masif
mode pembelajaran dan jaringan komunikasi membawa konsekwensi perubahan
cara bekerja dan cara berinteraksi para guru, khususnya dalam menggunakan
perangkat (tool) berbasis ICT dan penerapan paradigma baru pembelajaran.
Keterampilan yang dimiliki siswa :

Menurut Pak Wahono, abad 21 sangat memerlukan keterampilan terutama dalam hal-hal
berikut :
1. Creativity and Innovation
Manusia yang akan sukses di abad 21 adalah orang-orang yang kreatif dan memiliki
keberagaman ide. Sehingga, dalam dimensi kreatif ini, gurunya pun harus kreatif. Tidak lagi
hanya mengharapkan kemampuan siswa pada level mendeskripsikan sesuatu, namun
bagaimana siswa mampu mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-
gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru
dan berbeda.
2. Critical Thinking and Problem Solving
Yang dimaksud masalah di sini ada dua macam, masalah yang sifatnya akademis dan
otentis. Masalah akademis tentu saja masalah yang terkait pada ranah kognisi yang mereka
jalani. Masalah otentis lebih kepada masalah yang sering mereka jumpai sehari-hari di
sekitar mereka. Siswa dituntut mampu menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk
berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, siswa juga
memiliki kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan
menyelesaikan masalah.
3. Communication
Di abad 21, siswa yang mampu bertahan adalah yang bisa berkomunikasi dengan berbagai
cara, baik tertulis maupun verbal. Siswa dituntut untuk memahami, mengelola, dan
menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan,
dan multimedia. Siswa diberikan kesempatan menggunakan kemampuannya untuk
mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan teman-temannya maupun
ketika menyelesaikan masalah dari gurunya. Siswa tidak boleh lagi anti ICT, mereka harus
biasa dengan komunikasi yang bertekhnologi. Demikian juga gurunya.
4. Collaboration
Ternyata juga, hidup di abad 21 tidak tergantung lagi pada persaingan. Justru, orang-orang
sukses di abad ini adalah orang-orang yang bisa bekerja sama atau berkolaborasi dengan
berbagai kepentingan. Siswa harus mampu kemampuannya dalam kerjasama berkelompok
dan kepemimpinan; beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab; bekerja secara
produktif dengan yang lain; menempatkan empati pada tempatnya; menghormati
perspektif berbeda. Siswa juga menjalankan tanggung jawab pribadi dan fleksibitas secara
pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat; menetapkan dan mencapai standar
dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain; memaklumi kerancuan.
3. Strategi Pengembangan Guru Berkelanjutan

Pengembangan keprofesional berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi guru yang


dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan secara bertahap berkelanjutan untuk meningkatkan
profesionalitas guru. Dengan demikian guru dapat memeliharanya, meningkatkan' dan
memperluas pengetahuan dan ketrampilannya untuk melaksanakan proses pembelajaran
secara professional. Pembelajaran yang berkualitas diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan keterampilan dan sikap peserta didik melalui siklus evaluasi, refleksi, pengalaman
belajar, perencanaan dan implementasi kegiatan pengembangan keprofesian guru secara
berkelanjutan maka diharapkan guru akan mampu mempercepat pengembangan kompetensi
pedagogic professional sosial' dan kepribadian untuk kemajuan karirnya.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru.


pelaksanaannya didasarkan pada unsur-unsur pengembangan keprofesian berkelanjutan.
prinsip pelaksanaan dan lingkup pelaksanaan kegiatan. Menurut Permenneg PAN dan RB nomor
/7 Tahun 4550 unsur kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi : (1)
Pengembangan diri (2) Publikasi ilmiah dan (3) karya inovatif. Masing-masing unsur tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Strategi Pengembangan diri adalah upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri


agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau
kebijakan pendidikan nasional serta perkembnagan ilmu pengetahuant eknologi.
Dan/atau seni. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan melaluidiklat fungsional
danDatau kegiatan kolektif guru Yang meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian
guru.
2. Strategi Publikasi Ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada
masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses
pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan secara umum.
Daryanto (2011) menyebutkan bahwa publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang
telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap
peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia
pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah meliputi 3 kelompok yaitu: 1) presentasi pada
forum ilmiah, 2) publikasi ilmiah berupa hasil penelitian atau gagasan ilmu bidang
pendidikan formal, 3) publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan atau
pedoman guru. Dalam presentasi forum ilmiah guru menjadi narasumber dalam
kegiatan seminar, lokakarya, koloqium, diskusi ilmiah baik tingkat regional, nasional,
maupun internasional. Dalam publikasi ilmiah, guru menghasilkan penelitian atau
makalah sesuai bidang pendidikan yang telah dipublikasikan dalam bentuk jurnal ilmiah.
Selain itu, guru juga membuat buku pelajaran, modul pembelajaran, buku dalam bidang
pendidikan, karya terjemahan, dan buku pedoman guru. Buku tersebut harus tersedia di
perpustakaan sekolah tempat guru bertugas. Dalam penelitian satyarini (2013)
disebutkan rancangan kegiatan PKB kaitannya dengan publikasi ilmiah dapat
dilaksanakan dengan beberapa cara yaitu: 1) presentasi pada forum ilmiah, 2)
melaksanakan publikasi ilmiah, 3) membuat artikel ilmiah populer di bidang pendidikan
forma, 4) membuat artikel ilmiah dalam bidang pendidikan formal, 5) melaksanakan
publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan pedoman guru, dicetak dan
diterbitkan, 6) membuat modul/diktat SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) 2016,
ISSN: 2503Ͳ4855 17 pembelajaran per semester, 7) membuat karya hasil terjemahan
yang disahkan oleh kepala sekolah, 8) membuat buku pedoman guru. Syamsul Arifin dan
Adi Kusrianto (2009) menerangkan bahwa menulis buku adalah sebuah keniscayaan bagi
guru karena: 1) guru adalah salah satu sumber ilmu, 2) guru dalam melaksanakan
tugasnya terbiasa dengan membaca, bertutur, menerangkan sesuatu sehingga
seharusnya menulis buku akan bisa jadi gampang, dan 3) disediakan insentif baik dalam
bentuk grant-grant maupun promosi kenaikan pangkat bagi guru jika ia menulis buku
yang diterbitkan. Dengan menulis guru dapat menuangkan ide dan pemikirannya secara
konsepsional. Selain itu, mempublikasikan karya tulis guru dapat menunjukkan
kredibilitas atu reputasinya sebagai pekerja yang profesional.
3. Strategi Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan modifikasi
atau penemuan baru sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan
kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan,
sains/teknologi dan seni. Karya inovatif ini dapat berupa penemuan teknologitepat guna
penemuan/peciptaan atau pengembangan karya seni pembuatan/modifikasi alat
pelajaran/peraga/praktikum atau penyusun standar, pedoman, soal dan sejenisnya
pada tingkat nasional maupun provinsi.
Seorang guru dapat membangun program pembelajaran yang unik, mengembangkan
software e-learning dan aplikasi terkait pembelajaran hal tertentu sebagai bentuk karya
inovatif dalam strategi pengembangan keprofesian berkelanjutan. Guru sebagai individu
yang selalu harus berinovasi dan meningkatkan kapasitas pembelajaran akan
menjadikan guru kreatif, inovatif, dan produktif.

Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang mencakup ketiga unsur


tersebut harus dilaksanakan secara berkelanjutan agar guru dapat selalu menjaga dan
meningkatkan profesionalismenya tidak sekedar untuk pemenuhan angka kredit. Oleh
sebab itu, meskipun angka kredit seorang guru diasumsikan telah memenuhi
persyaratan untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional tertentu, guru tetap wajib
melakukan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Peningkatan profesionalisme pada dasarnya guru bukan hanya menjadi tanggung jawab
guru, melainkan pula menjadi tanggung jawab pemerintah, masyarakat, sekolah dan
organisasi yang terkait dengan pendidikan. Oleh karena itu, pihak-pihak terkait harus
mendukung secara nyata ketika menuntut guru menjadi pekerjaan yang profesional.
Penyediaan sarana dan prasana untuk peningkatan kompetensi guru haruslah ada,
karena guru di tuntut untuk selalu update terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Selain itu, pentingnya dukungan kepala sekolah atau dinas pendidikan
dalam memberikan ruang dan waktu bagi guru untuk melaksanakan kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan akan menjadikan guru lebih terpacu
meningkatkan profesionalismenya. Sekolah bisa bekerja sama dengan perguruan tinggi
dalam mengadakan workshop atau pelatihan di sekolah. Sehingga, guru tidak perlu
keluar sekolah dan bisa melanjutkan pembelajaran di kelas setelah kegiatan workshop
atau pelatihan selesai.

Anda mungkin juga menyukai