4.2 Pembahasan
keperawatan selama 4 hari sejak tanggal 23 Juli 2015 sampai 26 Juli 2015.
4.2.1 Pengkajian
mengalami DM pada kasus 1 dengan nama Tn. W berusia 63 tahun dengan jenis
kelamin laki laki, sementara pada kasus 2 bernama Ny. H usia 65 tahun. Dari data
ini penulis mendapatkan perbedaan kasus klien yaitu pada jenis kelamin yang
paling banyak menderita diabetes mellitus adalah kelompok umur 45-52 (47,5%).
Hal ini disebabkan karena pada usia tersebut mulai terjadi peningkatan
identitas klien ini dapat dikatakan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus
nyata.
70
seringnya BAK dimalam hari, sering haus dan sering merasa kesemutan pada
kaki. Pada kasus 2 ditemukan keluhan nafsu makan menurun dan berat badanya
kencing (poliuria), banyak minum (polidipsi) bila keadaan tersebut tidak diatasi
segera, maka akan timbulnya gejela yang disebabkan oleh kemunduran insulin
maka keluhan yang muncul nafsu makan mulai berkurang dan disusul dengan
mual, banyak minum, banyak kencing, mudah capek atau lelah, berat badan
Pada pola nutrisi pada klien 1 dan 2 memiliki kesamaan yaitu keduanya
suka mengkonsumsi makanan dan minuman yang manis. Sedangkan pada pola
aktivitas ditemukan kesamaan antara klien 1 dan 2 yaitu klien jarang berolahraga
dan klien lebih sering terlihat tiduran saja di. Dari pengkajian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kedua klien mengetahui jika mengkonsumsi gula berlebih dan
Namun, ketidak patuhan akan diit DM dan ketidaktahuan akan komplikasi yang
terjadi jika kebiasaan buruk itu diteruskan. Menurut penelitian Zimmet (1998)
bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dan bermakna
Pada pemeriksaan fisik pada kedua klien didapatakan hasil tanda vitalnya
pada klien 1 : Nadi : 80x/menit, RR : 20x/menit, suhu : 36ºC ,TD : 120/70 mmHg.
tidak dapat melihat sejak 2 tahun yang lalu karena trauma benda asing sedangkan
teori dan kasus dalam menegakkan diagnosis DM. Pemeriksaan dilakukan adalah
yang didapatkan untuk klien 1 adalah 217 mg/dl sedangkan klien 2 adalah 143
mg/dl dalam pemeriksaan gula darah puasa. Hal ini menunjukkan bahwa klien 1
Diabetes Association bahwa batasan kadar gula darah puasa tidak normal
Dari data hasil pengkajian pada kasus 1 dan 2 didapatkan data subjektif
dan data objektif yang dianalisa untuk menentukan masalah keperawatan yang
muncul. Dari kasus 1 dan 2 muncul yaitu Defisiensi Pengetahuan yang menjadi
masalah prioritas yang harus segera ditangani. Hal ini jika diabaikan maka akan
beresiko bertambah penyakit Diabetes mellitus sehingga jatuh pada keadaan yang
& Noorkasiani, 2009). Menurut penelitian Zimmet (1998) bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dan bermakna daripada perilaku
Keperawatn Geriatri terdapat dua diagnosa utama pada lansia yaitu risiko cedera
Pada kasus dilapangan yang saya temukan adalah kasus 1 memiliki tiga
kurangnya informasi mengenai penyakit dan terapi dan ganggguan pola tidur
berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal. Untuk kasus yang kedua mendapat
kurangnya informasi mengenai penyakit dan terapi dan ganggguan pola tidur
dilakukan asuhan keperawatan selama 4x2 jam diharapkan klien akan menyatakan
mampu melaksakan prosedur yang dijelaskan secara benar, dan klien mampu
akan penulis rencanakan kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan
disusun oleh penulis berpedoman pada MOEK yaitu M (Mandiri) dimana rencana
direncanakan dengan bantuan tenaga medis lain. (Rohmah & Wahid, 2012).
tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit DM, Jelaskan pengertian dan proses
penyakit DM kepada klien, gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
penyakit, dengan cara yang tepat, mendiskusikan perubahan gaya hidup untuk
74
berjemur di pagi hari), menjelaskan tentang diit bagi orang DM, diskusikan
klien untuk rutin memeriksakan gula darahnya dan meminta obat utuk penurun
tanda vital dan tes lab sederhana, memberikan penilaian tentang tingkat
penyakkit DM kepada klien, menggambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul
pada penyakit, dengan cara yang tepat, mendiskusikan perubahan gaya hidup
jumat, berjemur di pagi hari), menjelaskan tentang diit bagi orang DM karena
yaitu dengan evluasi medis secara berkala yakni dengan melakukan pemeriksaan
keperawatan. Untuk tahap evaluasi ini pada prinsipnya antara teori dan kasus
defisiensi keperawatan berhenti pada tanggal 26 Juli 2015 karena klien mengalami
penegetahuan dan kadar gula darah mulai turun. Didapatkan data subyektif : klien
dengan penyakit DM dan diit untuk orang DM, klien mengatakan akan mengikuti
kegiatan yang dijadwalkan panti seperti berjemur dipagi hari dan berolahraga
setiap hari jumat dan klien mengatakan akan mencoba mengurangi konsumsi
makanan dan minuman yang manis dan mengurangi porsi makannya sesuai diit
yang dianjurkan. Sedangkan untuk data objektif didapatkan data klien tampak
sudah paham tentang penyakit DM dan diit untuk DM, tanda-tada vital dalam
mmHg dan untuk pemeriksaan kadar gula darah puasa mengalami penurunan
defisiensi pengetahuan evaluasi berhenti pada tanggal 26Juli 2015 didapatkan data
objektif : nadi : 80x/menit, RR: 20x/menit, suhu : 36ºC, TD : 120/80 mmHg, GDP
: 133 mg/dl. Untuk data subjektif didapatkan bahwa klien sudah memahami
disimpulkan bahwa secara umum tujuan dan kriteria hasil dari rencana
dengan baik.
Faktor pendukung pada evaluasi ini adalah kerjasama yang baik antara
penulis, klien, dan tim kesehatan lainnya. Sedangkan faktor penghambat adalah
pemeriksaan fisik yang dilakuakan setiap bulan saat ada posyandu lansia.
Alternatif pemecahan masalah adalah memodifikasi masalah yang ada pada kasus
BAB V
5.1 Simpulan
poliuria, polidipsi dan sering kesemutan pada kaki dengan tanda-tanda vital
nadi : 80x/menit, RR : 20x/menit, suhu : 36ºC ,TD : 120/70 mmHg dan GDP :
217 mg/dl. Sedangkan klien 2 (Ny. H) berusia 65 tahun memiliki keluhan berat
badan menurun, nafsu makan menurun dan sering terbangun dimalam hari
2. Dari analisa data yang telah didapatkan antara klien 1 dengan klien 2
spesifik, gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit dengan
cara yang tepat, sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara
yang tepat, diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
77
78
mencegah komplikasi dimasa yang akan datang dan atau proses pengontrolan
gejala yang biasa muncul pada penyakit dengan cara yang tepat,
menjelaskan tentang diit bagi orang DM, mendiskusikan tentang rencana diet,
5. Evaluasi keperawatan ini pada prinsipnya antara teori dan kasus menggunakan
mengungkapkan pengertian DM, tanda gejala serta diit bagi orang DM.
dihentikan pada tanggal 26 Juni 2015 karena kriteria hasil yang diharapkan
sudah tercapain.
79
5.2 Saran
5.2.1 Penulis
5.2.2 Klien
Diharapkan bagi klien senantiasa untuk menjaga pola hidup sehat dengan
menjaga pola makan, ikut serta dalam kegiatan dan dapat memanfaatkan fasilitas
Bagi instansi panti tempat penulis melakukan studi kasus, agar pelayanan
perawatan klien lebih ditingkatkan. Meskipun dengan sarana dan prasarana yang
pemahaman presepsi dari berbagai pihak perlu dikaji kembali, sehingga ketika
5.2.5 Pembaca
Diharapakan hasil penelitian ini dapat sebagai acuan dan bahan masukan
dalam penelitian sejenis, sehingga diperoleh hasil yang lebih untuk menyelidiki