Anda di halaman 1dari 3

SOP

RS. BHAYANGKARA PENANGANAN HENTI JANTUNG


HASTA BRATA BATU
NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN

/03/X/2O16 1/1

Ditetapkan oleh
KARUMKIT BHAYANGKARA HASTA
BRATA BATU

Tanggal terbit
Oktober 2016
STANDAR
PROSEDUR drg. WAHYU ARI PRANANTO, MARS
OPERASIONAL KOMISARIS POLISI NRP 76030927
Penanganan pada suatu keadaan dimana jantung tidak
Pengertian mempunyai aktivitas listrik yang adekuat untuk dapat
berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh (henti
jantung).

1. Sebagai acuan dalam dalam kegiatan penanganan


Tujuan pasien dengan henti jantung.
2. Mengembalikan aktivitas listrik jantung pasien
sehingga jantung dapat kembali memompa darah.
3. Agar prosedur terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten, atau seragam dan aman dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan
standart yang berlaku.

1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


519/MENKES/Per/III/2011 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Anestesi Dan Terapi
Intensif di Rumah Sakit
2. Keputusan Direktur RS Bhayangkara Hasta Brata
Kebijakan Batu Nomor 000/5/0000/000/ tentang
Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Intensif di RS
Bhayangkara Hasta Brata Batu
3. Keputusan Direktur RS Bhayangkara Hasta Brata
Batu Nomor 000/5/000/000/ tentang Kebijakan
Pelayanan Anestesi dan Rawat Intensif di RS
Bhayangkara Hasta Brata Batu.
SOP

PENANGANAN HENTI JANTUNG


RS. BHAYANGKARA
HASTA BRATA BATU NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN

/03/X/2O16 1/2

Persiapan alat :
Prosedur 1. Emergency trolley lengkap.
2. Obat-obatan untuk resusitasi, seperti epinephrine,
atropine dan lain-lain.

Rincian prosedur :
1. Pastikan pasien tidak sadar.
2. Pastikan pasien tidak bernafas. Buka jalan nafas,
nilai lagi ada atau tidaknya usaha nafas.
3. Pastikan pasien henti jantung dengan cara meraba
palpasi arteri besar (karotis).
4. Aktifkan “code blue”.
5. Segera lakukan RJP 30 : 2.
6. Nilai ritme pada EKG.
7. Jika EKG menunjukkan VF/VT :
- Lakukan defibrilasi tunggal 150-360 joule
(bifasik) atau 360 joule (monofasik).
- Jika EKG kembali sinus, stabilkan pasien, beri
oksigen dan bila perlu bantuan nafas. Cari
penyebab henti jantung.
- Jika EKG belum kembali sinus, lakukan RJP 30 :
2 selama 2 menit. Lakukan defibrilasi tunggal.
Pasang akses vena, berikan adrenalin setiap 3-5
menit.
- Lakukan intubasi endotrakeal dan bantuan nafas
mekanik.
- Ulangi proses RJP, defibrilasi dan pemberian
adrenalinm berulang-ulang, hingga berhasil atau
memenuhi syarat penghentian RJP.
8. Jika EKG menunjukka asistole atau PEA :
- Lakukan RJP 30 : 2.
- Pasang akses intravena, berikan adrenalin
setiap 3-5 menit.
- Intubasi endotrakeal, berikan bantuan nafas
mekanik.
- Lakukan terus hingga berhasil atau telah masuk
kriteria penghentian RJP
SOP

PENANGANAN HENTI JANTUNG


RS. BHAYANGKARA
HASTA BRATA BATU NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN

/03/X/2O16 1/3

Unit Terkait 1. IGD


2. High Care Unit
1. Depkes RI. 2011 Permenkes RI Nomer
519/MENKES/Per/III/2011 tentang Pedoman
penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan
Terapi Intensif di Rumah Sakit. Jakarta
2. Depkes RI. 2011 Keputusan Direktur Jendral Bina
Upaya Kesehatan No HK.03.05/I/2063/11 tentang
Petunjuk Tehnik Penyelenggaraan Pelayanan High
Care Unit (HCU) di Rumah Sakit. Jakarta
3. Depkes RI. 2011 Keputusan Direktur Jendral Bina
Upaya Kesehatan NO HK.02.04/I/1966/11 tentang
Referensi Petunjuk Tehnik Penyelenggaraan Pelayanan
Intensif Care Unit (ICU) di Rumah Sakit. Jakarta
4. Morgan. 2007. TextBook of Anestesiologi , Third
Ed, USA
5. Peter F Dunn 2007. Guideline Of Practical
Anestesiologi Massachusette Hospital, Third Ed,
USA
6. Chynthia Wong. 2007. Spinal and Epidural
Anesthesia. USA Brunner and Sundart. 2006.
TextBook Medical Surgical Nursing, Third Ed, USA

Anda mungkin juga menyukai