Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh mutu pendidikan,
karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting untuk pembinaan, pendidikan
juga merupakan usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui bimbingan, pengajaran, dan
latihan bagi perannya dimasa yang akan datang. Pendidikan dapat berlangsung dalam
masyarakat, sekolah, dan keluarga
Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting yang diberikan di
sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa dengan
kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta mempunyai
kemampuan bekerja sama. Matematika merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di
sekolah-sekolah dengan frekuensi jam pelajaran yang lebih banyak dibandingkan dengan
mata pelajaran lainnya.
Pada dasarnya keberhasilan belajar, dalam hal ini prestasi belajar dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan faktor yang berasal dari
luar diri siswa (eksternal). Faktor internal antara lain : kedisiplinan, motivasi, sikap terhadap
mata pelajaran, bakat, dan lain-lain, sedangkan faktor eksternal meliputi cara mengajar guru,
pola asuh orang tua, pergaulan dengan teman sebaya, dan sebagainya. Kedua faktor tersebut
saling mempengaruhi satu sama lain, jadi tidak ada faktor tunggal yang berdiri sendiri secara
otomatis yang menentukan prestasi belajar siswa.
Pola asuh orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Hal
ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo(dalam Slameto,2010:61) dengan
pernyataannya yang menyatakan bahwa: Keluarga adalah lembaga pendidikan yang
pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran besar
yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Melihat pernyataan di atas, dapat dipahami
betapa pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya. Pola asuh orang tua akan
berpengaruh terhadap belajarnya.
Kenyataan yang terjadi di masyarakat tidak sesuai dengan harapan, masih banyak orang
tua yang menganggap bahwa anak dianggap belum tahu apa-apa dan mereka harus
memenuhi keinginan orang tua. Banyak orang tua beranggapan bahwa anak harus menjaddi
seperti yang diharapkan dari kedua orang tuanya karena orang tualah yang berkuasa dalam
rumah dan orang tua yang berhak menetapkan aturan-aturan yang harus ditaati oleh setiap
anggota dalam rumah tersebut.
Menurut Slameto (2010: 61) orang tua yang kurang/ tidak memperhatikan anaknya,
misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan kepentingan
dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak
menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak mau tahu kesulitan-kesulitan yang dialami
dalam belajarnya dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam
prestasi belajarnya. Mungkin anak sendiri sebetulnya pandai, tetapi karena pola asuh orang
tua yang tidak tepat, belajarnya tidak teratur, akhirnya kesulitan-kesulitannya menumpuk
sehingga mengalami ketinggalan dalam belajar karena malas belajar. Sehingga hasil yang
didapatkan nilai/prestasi belajar tidak memuaskan.
Di samping faktor keluarga masih ada faktor lain yang turut menentukan keberhasilan
siswa dalam belajar, yaitu kedisiplinan belajar. Di dalam pengelolaan pengajaran, disiplin
merupakan suatu masalah penting. Tanpa adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan
aturan yang sudah ditentukan sebelum pengajaran tidak akan berjalan baik.
Disiplin merupakan perangkat peraturan tata tertib yang berlaku untuk menciptakan
kondisi tertib dan teratur (Ningsih dan Widiharto, 2014). Disiplin belajar pada siswa ikut
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar yang dicapainya. Siswa yang memiliki disiplin
belajar yang tinggi akan dapat belajar dengan baik, terarah dan teratur, sehingga
dimungkinkan akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Prestasi belajar siswa akan
meningkat jika siswa dapat disiplin dalam sekolah, dan dalam belajarnya. Tetapi banyaknya
siswa yang melanggar aturan yang dibuat sekolah, sehingga siswa kurang tertib dan kurang
teratur belajar.
Disiplin sekolah apabila dikembangkan dan diterapkan oleh siswa dengan baik,
konsisten dan konsekuen akan berdampak positif bagi kehidupan dan perilaku siswa dalam
sekolah. Disiplin dapat mendorong belajar secara konkret dalam praktik hidup di sekolah
tentang hal-hal positif, sehingga akan muncul sikap interaksi dengan orang lain secara
positif.
Kedisiplinan merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat
mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa di sekolah. Siswa yang memiliki disiplin
tinggi, ia akan bersedia memenuhi peraturan yang diberikan padanya dan larangan-larangan
tanpa adanya paksaan, sehingga disiplin menjadi kesadaran dalam diri siswa (Prasojo,
2014). Dengan tingkat disiplin yang tinggi yang dibuat oleh pihak sekolah, diharapkan
memperoleh prestasi belajar siswa yang meningkat. Semakin tinggi tingkat kedisiplinan
belajar siswa, maka akan semakin baik hasil belajar yang diraihnya.
Salah satu faktor internal yang juga mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah sikap
pada diri siswa yaitu sikap siswa terhadap matematika, sebagai reaksi afektif pada diri siswa
yang merupakan hasil belajar dan diketahui sebagai kecenderungan mendekati atau
menghindar dari matematika, dan diwarnai oleh unsur senang atau tidak senang terhadap
matematika. Menurut Haris dalam Mar’at (1981: 19) menyatakan bahwa sikap adalah
sebagai suatu konstruk psikologik atau variabel tersembunyi yang perlu ditafsirkan dari
reaksi yang dapat diawasi dan memiliki konsistensi. Reaksi tersebut diketahui sebagai
kecenderungan mendekati atau menghindar dari obyek, disamping diwarnai oleh unsur
senang atau tidak senang sesuai dengan identitasnya. Selanjutnya Shaver dalam Mar’at
(1981: 21) menyatakan untuk bertindak senang atau tidak senang terhadap obyek tertentu
mencakup komponen kognisi, afeksi, dan konasi. Komponen kognisi akan menjawab
pertanyaan apa yang dipikirkan atau dipersepsikan tentang obyek. Kompnen afeksi
menjawab pertanyaan tentang apa yang dirasakan (senang/ tidak senang) terhadap obyek.
Komponen konasi akan menjawab pertanyaan bagaimana kesediaan/kesiapan untuk
bertindak terhadap obyek.
Sikap siswa terhadap matematika merupakan faktor yang mempengaruhi dalam prestasi
belajar matematika siswa. Dengan demikian, pembelajaran yang berlangsung hendaknya
dapat menumbuhkan sikap positif terhadap matematika, sehingga akan diperoleh hasil
optimal.
Selain itu, motivasi belajar siswa juga berperan penting dalam pencapaian prestasi
belajar matematika. Karena motivasi merupakan suatu dorongan yang menggerakkan siswa
untuk mau mengikuti proses pembelajaran atau tidak. Motivasi berprestasi merupakan daya
penggerak dalam diri seseorang untuk memperoleh keberhasilan dan melibatkan diri dalam
kegiatan dan keberhasilannya tergantung pada usaha pribadi dan kemampuan yang dimiliki.
Pernyataan tersebut dapat diartikan siswa yang tidak memiliki motivasi akan cenderung
bermalas-malasan untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh
guru di kelas. Berbeda dengan siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, mereka biasanya
cenderung rajin, dan selalu memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Dari uraian tersebut dapat dimengerti bahwa motivasi belajar
siswa sangat penting dan berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran matematika.
Dengan tidak mengurangi peran faktor-faktor lain, peneliti memilih pola asuh orang
tua, kedisiplinan, sikap terhadap matematika dan motivasi belajar siswa yang selanjutnya
ditetapkan sebagai variabel penelitian. Keempat hal tersebut peneliti tetapkan sebagai
variabel karena diduga paling dominan dalam pencapaian prestasi belajar mata pelajaran
matematika.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua, Kedisiplinan, Sikap terhadap
Matematika, dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Matematika pada Siswa
Kelas X SMA”

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar matematika
siswa?
2.

Anda mungkin juga menyukai