LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
a. Belajar
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yaitu mengalami. Hasil
10
11
b. Matematika
ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang
telah diperoleh dari hasil tes belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor.
2. Kedisiplinan Belajar
dan hukum yang berlau. Pengikutan dan ketaatan tersebut muncul Karen
aadanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna untuk kebaikan dan
pembinaan dari keluarga dalam hal ini orang tua, dan guru di sekolah
untuk mengikuti dan menaati peraturan, nilai, hukum atau tata tertib yang
menaati peraturan dan tata tertib yang telah dibuat oleh pihak sekolah c)
bersikap hormat dan santun pada semua warga sekolah. 3) Ketaatan pada
secara rutin untuk dapat disiplin dalam belajar sesuai jadwal yang dibuat
oleh guru.
Sejak anak masih usia balita orang tua sudah sering berinteraksi dengan
anak. Baik atau buruk keteladanan yang diberikan serta kebiasaan hidup
perilaku yang diterapkan pada anak yang bersifat relatif konsisten dari
orang tua adalah suatu keseluruhan interaksi orang tua dan anak, orang
laku, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dianggap paling tepat bagi orang
tua agar anak bisa mandiri, tumbuh serta berkembang secara sehat dan
optimal, memiliki rasa percaya diri, memiliki sifat rasa ingin tahu,
2017) pola asuh orang tua terhadap anak-anaknya sangat menentukan dan
tua terhadap anak bukan hanya berpengaruh pada perilaku serta sikap
manusia.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua
psikomotorik anak.
orang tua menjadi 3 yaitu: pola asuh otoriter, permisif, dan demokratis.
menggolongkan tipe pola asuh orang tua dalam tiga pola yaitu pola asuh
yang tidak pernah habis. Orang tua bertindak sebagai bos dan
orang tua harus ditaati oleh anaknya, anak tidak boleh membantah,
orang tua. Sisi negatif lainnya, jika anak tidak terima dengan
perlakuan orang tua maka anak dapat tumbuh menjadi orang yang
sebagai sesuatu yang harus ditakuti dan bersifat magi. Ini mungkin
asuh tipe permisif adalah membiarkan, tidak ambil pusing, tidak atau
kurang peduli, acuh tak acuh, tidak atau kurang memberi perhatian
orang tua harus diikuti baik anak setuju maupun tidak, sedangkan
dalam pola asuh permisif orang tua harus mengikuti keinginan anak
baik orang tua setuju maupun tidak. Strategi komunikasi dalam pola
asuh ini sama dengan strategi parent oriented yaitu bersifat win-lose
anaknya. Menurut Shochib (Saputro, 2017) ciri dari pola asuh ini
anaknya.
Dampak negatif dari pola asuh ini adalah anak cenderung bertindak
itu sesuai dengan nilai-nilai atau norma yang berlaku atau tidak. Sisi
negatif lainnya dari pola asuh ini adalah kurang disiplin dengan
Saputro, 2017). Ciri lain dari pola asuh ini yaitu: orang tua bersikap
sehari-hari
anak
anak
untuk merespon suatu objek, situasi, konsep, atau orang lain secara
positif atau negatif. Fishbein dan Azjen (Dewi, 2017) mengartikan sikap
atau situasi yang relatif tetap, yang disertai adanya perasaan tertentu dan
berikut:
seseorang (Azwar dalam Dewi, 2017). Aspek ini meliputi meliputi emosi
5. Motivasi Belajar
sehingga tujuan dari belajar tersebut dapat tercapai. Siswa yang memiliki
25
Motivasi Belajar dapat diartikan sebagai pengaruh dari energi dan arahan
Hasil belajar akan tinggi jika terdapat Motivasi Belajar yang kuat
dalam diri siswa. Pengertian Motivasi Belajar yang tidak jauh berbeda
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik dapat berupa hasrat
Motivasi Belajar yang ada pada diri setiap orang itu memiliki
siswa, siswa dapat dikatakan tekun jika dalam belajar dapat bekerja
selesai. Tidak lekas putus asa serta tidak memerlukan dorongan dari luar
untuk berprestasi sebaik mungkin, tidak cepat puas dengan prestasi yang
belajar yang besar. Motivasi Belajar juga terlihat pada seseorang yang
suka akan tantangan, teguh dan yakin terhadap pendapatnya, bukan hal-
waktu yang relatif lama dan bersifat tetap menandakan bahwa dalam
hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya
Penghargaan dalam belajar dapat berupa rasa puas akan hasil atau nilai
dan ilmu yang diperoleh. Kegiatan belajar akan terasa menarik jika
28
berkaitan yaitu,
diri, pola asuh orang tua, dan minat belajar terhadap prestasi belajar
positif secara langsung terhadap prestasi belajar sebesar 0,205 tetapi tidak
asuh orang tua, motivasi belajar, dan sikap siswa pada pelajaran matematika
tidak terdapat pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar
terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP; (3) tidak terdapat pengaruh
siswa SMP
C. Kerangka Pikir
matematika siswa
prestasi belajar yang lebih baik. Sedangkan siswa yang tidak memiliki
kedisiplinan dalam belajar. Oleh karena itu, setiap siswa harus memiliki
Matematika Siswa
anak antara lain cara orang tua mendidik anak. Apakah ia ikut mendorong,
mengerjakan tugas rumah dengan tuntas dan selesai pada waktunya, dan
Hal ini menunjukkan bahwa siswa itu bersikap positif pada pelajaran
pelajaran matematika itu sulit dimengerti, sehingga sering kali putus asa,
tidak atau kurang disukai. Hal ini menunjukkan siswa itu bersikap negatif
Siswa
Motivasi yang dimiliki setiap siswa juga berbeda satu dengan yang
keadaan dari dalam diri siswa itu sendiri, misalnya perasaan senang
terhadap sesuatu hal dan kedisiplinan dalam belajar. Selain itu juga
keadaan eksternal atau keadaan yang bearasal dari luar diri siswa itu
rumah.
diri siswa, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
juga siswa semakin rajin, kreatif dan aktif dalam belajarnya. Kemudian
sendirinya ia juga akan memiliki sikap disiplin belajar yang tinggi pula,
juga akan rendah bahkan sama sekali tidak ada. Ini semua dikarenakan
adanya interaksi antara motivasi belajar dan sikap disiplin belajar yang
berasal dari dalam diri siswa serta motivasi ekstrinsik atau yang berasal
33
dari luar diri siswa. Motivasi timbul bahkan dari hal-hal yang kecil
keluarga (orang tua). Orang tua sebagai orang terdekat bagi siswa,
dengan karakter anak.Pola asuh orang tua adalah cara mengasuh dan
pula.
belajar matematika siswa dapat dipengaruhi oleh faktor internal dalam hal ini
eksternalnya yaitu pola asuh orang tua. Pengaruh tersebut dapat berupa
itu, pada penelitian ini juga akan dilihat pengaruh tidak langsung dari
kedisiplinan belajar, sikap terhadap matematika dan pola asuh orang tua
perantaranya.
Kedisiplinan
D. Hipotesis Penelitian
matematika siswa.
matematika siswa.
matematika siswa
35
siswa.
7. Terdapat pengaruh positif melalui motivasi belajar antara pola asuh orang