Anda di halaman 1dari 28

BAB III

PENATALAKSANAN UMUM

3.1 Indentitas Pasien

Nama : GWP

Jenis Kelamin : Laki-Laki

RM : 01.06.74.XX

Tanggal Lahir/ Umur : 15/11/1941/ 76 tahun

Berat Badan/ Tinggi Badan : 65 kg/ 160 cm

Agama : Protestan

Masuk RS : 25 September 2018

Keluar RS : 03 Oktober 2018

Ruangan/ kelas : XXI / Asoka I/ kelas III

Diagnosa : Acute Kidney Injury (AKI) + anemia defisiensi +

stomatitis + dispepsia

3.2 Riwayat Penyakit dan Pengobatan

3.2.1 Riwayat penyakit terdahulu

Tidak ada

3.2.2 Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada

3.2.3 Riwayat alergi

Tidak ada

3.2.4 Riwayat pengobatan

Tidak ada

30
3.3 Ringkasan Pada Waktu Pasien Masuk RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

Pasien masuk RSUD Dr. Pirngadi pada tanggal 25 September 2018 pukul

20.35 WIB dari Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pasien datang dengan keluhan

lemas, mual, muntah dengan frekuensi lebih dari 5 kali sejak pagi hari.

Pasien melakukan pemeriksaan fisik awal di Intalasi Gawat Darurat (IGD):

 Sensorium : Compos Mentis

 Blood Preasure (BP) : 130/80 mmHg;

 Heart Rate (HR) : 86x/menit;

 Respitarory Rate (RR) : 22x/menit;

 Temperature (T) : 36,9°C.

Pasien Menerima penanganan awal dari tenaga medis dan mendapat terapi

obat saat di IGD yaitu :

- IVFD NaCl 0,9 % (20 gtt/menit)

- Jnj. Furosemide (1 amp/ 12 jam)

- Jnj. Ondansentron (1 amp/8 jam)

- Omeprazole (2x1/ hari)

- Asam Folat (2x1/ hari)

3.4 Hasil Pemeriksaan

Selama dirawat di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan, pasien telah menjalani

pemeriksaan yaitu pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium patologi klinik

yang meliputi pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan kimia klinik, Pemeriksaan

hematologi, pemeriksaan urin rutin, pemeriksaan feses rutin, pengukuran urin

output, serta melakukan USG ginjal.

31
3.4.1 Pemerikasan Fisik

Selama dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan, pasien telah menjalani

pemeriksaan fisik.

Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Fisik

Tanggal Sensorium BP HR RR T (°C)


Pemeriksaan (mmHg) (x/menit) (x/menit)
25/09/2018 Compos Mentis 130/80 80 22 36,5
26/09/2018 Compos Mentis 130/80 80 20 37
27/09/2018 Compos Mentis 110/70 80 20 36
28/09/2018 Compos Mentis 120/70 80 20 36.3
29/09/2018 Compos Mentis 120/70 80 20 36.3
30/09/2018 Compos Mentis 120/80 80 20 37
01/10/2018 Compos Mentis 130/80 80 20 36
02/10/2018 Compos Mentis 110/70 80 20 36.8
03/10/2018 Compos Mentis 120/70 80 20 36.3
Keterangan: BP= blood preasure, HR= heart rate, RR= respiratory rate, T=
temperature.

3.4.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik


A. Pemeriksaan Darah Rutin (Hematologi)
Rentang Hasil Laboratorium
No Parameter Satuan
Normal 25/09/2018
1. WBC 4.0-11.0 [103/uL] 6.66
2. RBC 4.00-5.40 6
[10 /µL] 3.61
3. HGB 12.0-16.00 [g/dL] 8.9
4. HCT 36.0-48.00 [%] 25.70
5. MCV 80.0-97.00 [fL] 81.30
6. MCH 27.0-33.7 [pg] 28.20
7. MCHC 31.5-35.0 [g/dL] 34.90
3
8. PLT 150-440 [10 /uL] 301
9. RDW-CV 10.0-15.0 [%] 12.80
10. RDW-SD 35-47 [fL] 36.20
11. PDW 10.0-18.0 [fL] 7.5
12. MPV 6.5-11.0 [%] 7.9
13. P-LCR 15.0-25.0 [%] 9.4
14. PCT 0.2-0.5 [%] 0.24
3
15. Neutrofil 5.0-7.0 [10 /uL] 4.98
16. Limfosit 1.0-4.0 [103/uL] 0.51
3
17. Monosit 0.10-0.80 [10 /uL] 0.45
3
18 Eosinofil 0.00-0.50 [10 /uL] 0.68
19 Basofil 0.00-0.10 [103/uL] 0.03

32
B. Pemerikasaan Kimia Klinik
Hasil Laboratorium
Rentang Satuap
No Parameter
Normal n 25/09/ 01/09/
2018 2018
1. SGOT 0.00-40.00 U/L 17.00
2. SGPT 0.00-40.00 U/L 15.00
3. Alkaline Phospatase 30.00-142.00 U/L 106.00
4. Total Billirubbin 0.00-1.20 mg/dL 0.22
5. Direct Billirubbin 0.05-0.30 mg/dL 0.12
6. Ureum 26.00 mg/dL 52.00 76.00
7. Creatinin 0.60-1.20 mg/dL 2.38 3.35
8. Urin acid 3.50-7.00 mg/dL 7.00
9. Glukosa Adrandom <140 mg/dL 139.00
Natrium, Kalium, Chlorida
10. Natrium 136.00-155.00 mmol/L 130.00
Kalium 3.50-5.50 mmol/L 5.10
Chloride 95.00-103.00 mmol/L 106.00

C. Pemeriksaan Urin Rutin


Hasil Pemeriksaan
Nilai
No Parameter 26/09/
Normal
2018
1. Warna Kuning Kuning
2. Kekeruhan Jernih Jernih
3. Protein Negatif Negatif
4. Reduksi <3/lpb 0-/lpb
5. Sedimen-Eritrosit <5/lpb 2-3/lpb
6. Sedimen-Leukosit Negatif Negatif
7. Sedimen-Renal Epitel Negatif Negatif
8. Sedimen-Blass Epitel <5/Ipb 0-1/lpb
9. Sedimen- Negatif Negatif
Vag/Urether.Ep
10. Kristal-Ca.oksalat Negatif Negatif
11. Kristal-T.Phospat Negatif Negatif
12. Kristal-Urat Negatif Negatif
13. Slinder Negatif Negatif
14. Billirubin Negatif Negatif
15. Uribillinogen Positif Positif
16. pH 4.6-8.0 6.5
17. Berat Jenis 1.001-1.025 1.000
18. Nitrit Negatif Negatif

33
D. Pemeriksaan Urine Output
No Tanggal Jam Diuresis
1. 26/10/2018 07.00 500 mL
2. 27/10/2018 07.00 550 mL
3. 28/10/2018 07.00 650 mL
4. 29/10/2018 - -
5. 30/10/2018 - -
6. 31/10/2018 - -
7. 01/11/2018 - -
8. 02/11/2018 - -
9. 03/11/2018 - -

D. Pemeriksaan Feses Rutin


Nilai Hasil Pemeriksaan
No Parameter
Normal 02/10/2018
1. Mikroskopis –warna - Coklat
2. Mikroskopis – konsistens - Padat
3. Mikroskopis – lender Negatif Negatif
4. Mikroskopis –Darah Negatif Negatif
5. Mikroskopis – Aauba Negatif Negatif
6. Mikroskopis – kista Negatif Negatif
7. Mikroskopis – telur Negatif Negatif
8. Mikroskopis – aucaris Negatif Negatif
9. Mikroskopis – heokware Negatif Negatif
10. Mikroskopis – telur oxyuria Negatif Negatif
11. Mikroskopis – telur trichuris Negatif Negatif

3.4.3 Pemeriksaan Instalasi Radiologi


27/09/2018
Hasil Pemeriksaan USG Ginjal
- Kedua ginjal ukuran normal ( kanan : 8.1 cm x 4.3 cm, kiri : 8.5 cm x 4.5 cm).
Batas cortex-sinus tegas dan tidak tampak dilatasi selvi- calyces kanan/kiri.
Tebal cortex kedua ginjal juga masih dalam batas normal. Tidak tampak
eschostone di sinus ginjal kanan/kiri.
- Uraian Vesica-urinaria dindingnya licin dan tidak tampak batu/massa
didalamnya.
Kesimpulan Radiologis : Saat ini ukuran dan antomi ginjal dengan pemeriksaan
ultrasografi (USG) masih normal tidak tampak kelainan vesica-urinaria

34
3.4.4 Interpretasi Hasil Laboratorium

1. Nilai Eritrosit berada di bawah normal menunjukkan bahwa pasien mengalami

kekurangan sel darah marah atau bisa juga sebagai marker pada pasien yang

mengalami anemia (DirJen Kes RI, 2011).

2. Nilai HGB berada di bawah normal menunjukkan bahwa pasien mengalami

kekurangan hemoglobin atau bisa juga sebagai marker pada pasien yang

mengalami anemia (DirJen Kes RI, 2011)..

4. Nilai Hematokrit (HCT) menunjukkan persentase sel darah merah terhadap

volume darah total. Penurunan nilai Hct merupakan indikator anemia. Hasil

laboratorium HCT berada di bawah normal, maka dapat dikatakan pasien

mengalami anemia (DirJen Kes RI, 2011).

5. Nilai P-LCR merupakan salah satu penanda aktivasi trombosit. Nilai P-LCR

berbanding terbalik dengan jumlah trombosit. Apabila didapatkan rasio

terbalik dari P-LCR maka menggambarkan fungsi trombosit yang tidak normal

(Lorenza, 2018).

6. Nilai neutrofil persentase menurun dapat disebabkan oleh penurunan produksi

neutrofi l, peningkatan kerusakan sel, infeksi bakteri, infeksi virus, penyakit

hematologi, gangguan hormonal dan infeksi berat (DirJen Kes RI, 2011).

7. Nilai limfosit presentase menurun dapat terjadi pada penyakit virus, penyakit

bakteri dan gangguan hormonal (DirJen Kes RI, 2011).

8. Nilai Eosinofil presentase menurun dapat disebab kan Penyebabnya antara lain:

respon tubuh terhadap neoplasma, penyakit Addison, reaksi alergi, penyakit

collagen vascular atau infeksi parasit (DirJen Kes RI, 2011).

35
9. Creatinin, pengukuran creatinin berguna untuk mendiagnosa fungsi ginjal

karena nilainya mendekati glomerular filtration rate (GFR). Penurunan fungsi

ginjal akan menurunkan ekskresi creatinin. Konsentrasi creatinin serum

meningkat pada gangguan fungsi ginjal, dari hasil lab diatas nilai creatinin

pasien jauh di atas normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien

mengalami gangguan fungsi ginjal (DirJen Kes RI, 2011).

10. Ureum merupakan hasil akhir katabolisme protein yang akan diekskresikan

oleh ginjal bersama urin. Apabila kadar ureum dalam darah meningkat itu

menandakan bahwa fungsi ginjal sudah menurun dalam mengekskresikan

ureum dan hal ini dikenal dengan istilah uremia (Verdiansah, 2016).

11. Konsentrasi serum natrium diatur oleh ginjal, sistem saraf pusat (SSP) dan

istem endokrin. Dari hasil lab diatas nilai natrium pasien sedikit berada

dibawah normal, itu menandakan bahwa pasien mengalami Hiponatremia.

Hiponatremia bisa disebabkan karena kekurangan cairan tubuh, yang dapat

terjadi pada penggunaan diuretik, muntah, dll (DirJen Kes RI, 2011).

12. Klorida, perubahan konsentrasi klorida dalam serum jarang menimbulkan

masalah klinis, tetapi tetap perlu dimonitor untuk mendiagnosa penyakit atau

gangguan keseimbangan asam-basa. Peningkatan konsentrasi klorida dalam

serum dapat terjadi karena dehidrasi, hipervntilasi, asidosis metabolik dan

penyakit ginjal (DirJen Kes RI, 2011).

36
3.5 Riwayat Pemakaian Obat

Tanggal & 25/09/


26/09/2018 27/09/2018 28/09/2018 29/09/2018
No Nama Obat Signa Rute Jam 2018
Mulai Stop IGD I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1. IVFD NaCl 20 tetes/ IV 26/09/ 03/10/ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menit 2018 2018
2. Inj. Furosemide 1 amp/ IV 26/09/ 03/10/ 23.00 07. 15. 04. 16. 04. 16. 04. 16.
12 jam 2018 2018 00 00 00 00 00 00 00 00
3. Inj. Ondansetron 1 amp/ IV 26/09/ 28/10/ 23.00 07. 15. 23. 07. 15. 23. 07. 15. 23.
8 jam 2018 2018 00 00 00 00 00 00 00 00 00
5. Omeprazole 2x1 PO 26/09/ 03/10/ 23.00 07. 19. 07. 19. 07. 19. 07. 19.
(OMZ) tab/hari 2018 2018 00 00 00 00 00 00 00 00
6. Asam Folat 2x1 PO 26/09/ 03/10/ 23.00 07. 19. 07. 19. 07. 19. 07. 19.
tab/hari 2018 2018 00 00 00 00 00 00 00 00
8. Betadine Gargel 2x1/ hari PO 27/09/ 30/09/ 07. 19. 07. 19. 07. 19.
2018 2018 00 00 00 00 00 00
9. Amoxicillin 3x1 tab/ PO 27/09/ 03/10/ 07. 19. 23. 07. 19. 23. 07. 19. 23.
500 mg tablet hari 2018 2018 00 00 00 00 00 00 00 00 00

37
3.5 Riwayat Pemakaian Obat (lanjutan)
Tanggal &
30/09/2018 01/09/2018 02/10/2018 03/10/2018
No Nama Obat Signa Rute Jam
Mulai Stop I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1. IVFD NaCl 20 tetes/ IV 26/09/ 03/10/ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menit 2018 2018
2. Inj. Furosemide 1 amp/ IV 26/09/ 03/10/ 04. 16. 04. 16. 04. 16. 04.
12 jam 2018 2018 00 00 00 00 00 00 00
3. Inj. Ondansetron 1 amp/ IV 26/09/ 28/10/
8 jam 2018 2018
4. Omeprazole 2x1 PO 26/09/ 03/10/ 07. 19. 07. 19. 07. 19. 07.
(OMZ) tab/hari 2018 2018 00 00 00 00 00 00 00
5. Asam Folat 2x1 PO 26/09/ 03/10/ 07. 19. 07. 19. 07. 19. 07.
tab/hari 2018 2018 00 00 00 00 00 00 00
6. Betadine Gargel 2x1/ hari PO 27/09/ 30/09/ 07. 19. 07. 19. 07. 19. 07.
2018 2018 00 00 00 00 00 00 00
7. Amoxicillin 3x1 tab/ PO 27/09/ 03/10/ 07. 19. 23. 07. 19. 23. 07. 19. 23. 07.
500 mg tablet hari 2018 2018 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00

38
3.6 Pencatatan dan Pemantauan Perkembangan Pasien Terintegrasi

Pencatatan dan Pemantauan SOAP pada tanggal 25 September 2018 – 03

September 2018

SOAP FARMASI

HARI ke-1 tanggal 25 September 2018

Subjek lemas,mual, muntah, pusing

Objek TD : 130/80 mmHg; HR : 80x/menit; RR : 22x/menit;

T : 38.5°C; HGB : 8,9 RBC : 3,61; Klirens : 2,38; Ureum

: 52.00; Natrium : 130.00; klorida : 106.00

Assesment A. Terapi obat yang akan diberikan di IGD :

- IVFD NaCl 0.9% (20 tetes/ menit)

- Jnj. Furosemide (1 amp/ 12 jam)

- Jnj. Ondansentron (1 amp/8 jam)

- Omeprazole (2x1/ hari)

- Asam Folat (2x1/ hari)

B. Interaksi Obat

Tidak ada interaksi obat

Plan - Pantau TD, HR, RR, T pasien secara berkala

39
SOAP FARMASI

HARI ke-2 tanggal 26 September 2018

Subjek Lemas, mual, muntah, luka di mulut (sariawan)

Objek TD : 130/80 mmHg; HR : 80x/menit; RR : 20x/menit;

T : 37°C

Assesment A. Terapi obat yang akan diberikan :

- IVFD NaCl 0.9% (20 tetes/ menit)

- Jnj. Furosemide (1 amp/ 12 jam)

- Jnj. Ondansentron (1 amp/8 jam)

- Omeprazole (2x1/ hari)

- Asam Folat (2x1/ hari)

B. Interaksi Obat

Tidak ada interaksi obat

Plan - Pantau TD, HR, RR, T pasien secara berkala

- Rekomendasi untuk melakukan pemeriksaan kadar

kalium untuk pemantauan efek penggunaan furosemide

40
SOAP FARMASI

HARI ke-3 tanggal 27 September 2018

Subjek Lemas, sariawan

Objek TD : 110/80 mmHg; HR : 80x/menit; RR : 20x/menit;

T : 36.3°C

Assesment A. Terapi obat yang akan diberikan :

- IVFD NaCl 0.9% (20 tetes/ menit)

- Jnj. Furosemide (1 amp/ 12 jam)

- Jnj. Ondansentron (1 amp/8 jam)

- Omeprazole (2x1/ hari)

- Asam Folat (2x1/ hari)

- Betadine Gargel (2x1/ hari)

- Amoxicillin 500 mg (3x1 tab/hari)

B. Interaksi Obat

Tidak ada interaksi obat

Plan - Pantau TD, HR, RR, T pasien secara berkala

- Rekomendasi untuk melakukan pemeriksaan kadar

kalium untuk pemantauan efek penggunaan furosemide

41
SOAP FARMASI

HARI ke-4 tanggal 28 September 2018

Subjek Lemas sudah berkurang, sariawan pada bibir atas dan

bawah

Objek TD : 120/70 mmHg; HR : 80x/menit; RR : 20x/menit;

T : 36.3°C

Assesment A. Terapi obat yang akan diberikan :

- IVFD NaCl 0.9% (20 tetes/ menit)

- Jnj. Furosemide (1 amp/ 12 jam)

- Jnj. Ondansentron (1 amp/8 jam)

- Omeprazole (2x1/ hari)

- Asam Folat (2x1/ hari)

- Betadine Gargel (2x1/ hari)

- Amoxicillin 500 mg (3x1 tab/hari)

B. Interaksi Obat

Tidak ada interaksi obat

Plan - Pantau TD, HR, RR, T pasien secara berkala

- Rekomendasi untuk melakukan pemeriksaan kadar

kalium untuk pemantauan efek penggunaan furosemide

- Rekomendasi untuk perawat mengukur dan mencatat

urine output

42
SOAP FARMASI

HARI ke 5 tanggal 29 September 2018

Subjek Lemas sudah berkurang,

Objek TD : 120/70 mmHg; HR : 80x/menit; RR : 20x/menit;

T : 36.3°C

Assesment A. Terapi obat yang akan diberikan :

- IVFD NaCl 0.9% (20 tetes/ menit)

- Jnj. Furosemide (1 amp/ 12 jam)

- Omeprazole (2x1/ hari)

- Asam Folat (2x1/ hari)

- Betadine Gargel (2x1/ hari)

- Amoxicillin 500 mg (3x1 tab/hari)

B. Interaksi Obat

Tidak ada interaksi obat

Plan - Pantau TD, HR, RR, T pasien secara berkala

- Rekomendasi untuk melakukan pemeriksaan kadar

kalium pemantauan efek penggunaan furosemide

- Rekomendasi untuk perawat mengukur dan mencatat

urine output

43
SOAP FARMASI

HARI ke-6 tanggal 30 September 2018

Subjek Lemas sudah membaik

Objek TD : 120/80 mmHg; HR : 86x/menit; RR : 20x/menit;

T : 37°C

Assesment A. Terapi obat yang akan diberikan :

- IVFD NaCl 0.9% (20 tetes/ menit)

- Jnj. Furosemide (1 amp/ 12 jam)

- Omeprazole (2x1/ hari)

- Asam Folat (2x1/ hari)

- Betadine Gargel (2x1/ hari)

- Amoxicillin 500 mg (3x1 tab/hari)

B. Interaksi Obat

Tidak ada interaksi obat

Plan - Pantau TD, HR, RR, T pasien secara berkala

- Rekomendasi untuk melakukan pemeriksaan kadar

kalium untuk efek penggunaan furosemida

- Rekomendasi untuk perawat mengukur dan mencatat

urine output

44
SOAP FARMASI

HARI ke-7 tanggal 01 Oktober 2018

Subjek Lemas

Objek TD : 130/80 mmHg; HR : 80x/menit; RR : 20x/menit;

T : 36°C; ureum 76.00; kreatinin 3.35

Assesment A. Terapi obat yang akan diberikan :

- IVFD NaCl 0.9% (20 tetes/ menit)

- Jnj. Furosemide (1 amp/ 12 jam)

- Omeprazole (2x1/ hari)

- Asam Folat (2x1/ hari)

- Betadine Gargel (2x1/ hari)

- Amoxicillin 500 mg (3x1 tab/hari)

B. Interaksi Obat

Tidak ada interaksi obat

Plan - Pantau TD, HR, RR, T pasien secara berkala

- Rekomendasi untuk melakukan pemeriksaan kadar

kalium untuk pemantauan efek penggunaan furosemida

- Rekomendasi untuk perawat mengukur dan mencatat

urine output

45
SOAP FARMASI

HARI ke-8 tanggal 02 Oktober 2018

Subjek lemas sudah berkurang

Objek TD : 110/70 mmHg; HR : 80x/menit; RR : 20x/menit;

T : 36.8°C

Assesment A. Terapi obat yang akan diberikan :

- IVFD NaCl 0.9% (20 tetes/ menit)

- Jnj. Furosemide (1 amp/ 12 jam)

- Omeprazole (2x1/ hari)

- Asam Folat (2x1/ hari)

- Betadine Gargel (2x1/ hari)

- Amoxicillin 500 mg (3x1 tab/hari)

B. Interaksi Obat

Tidak ada interaksi obat

Plan - Pantau TD, HR, RR, T pasien secara berkala

- Rekomendasi untuk melakukan pemeriksaan kadar

kalium untuk pemantauan efek penggunaan furosemida

- Rekomendasi untuk perawat mengukur dan mencatat

urine output

46
SOAP FARMASI

HARI ke-9 tanggal 03 Oktober 2018

Subjek Lemas sudah berkurang

Objek TD : 120/70 mmHg; HR : 80x/menit; RR : 20x/menit;

T : 36.3°C

Assesment A. Terapi obat yang akan diberikan :

- IVFD NaCl 0.9% (20 tetes/ menit)

- Jnj. Furosemide (1 amp/ 12 jam)

- Omeprazole (2x1/ hari)

- Asam Folat (2x1/ hari)

- Betadine Gargel (2x1/ hari)

- Amoxicillin 500 mg (3x1 tab/hari)

B. Interaksi Obat

Tidak ada interaksi obat

Plan - Pantau TD, HR, RR, T pasien secara berkala

Keterangan : Pasien pulang pada tanggal 03 Oktober 2018 karena kondisi sudah

stabil dan membawa obat pulang :

- Omeprazol 20 mg (2x1 tab/hari)

- Asam Folat (2x1 tab/hari)

47
BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien masuk RSUD Dr. Pirngadi pada tanggal 25 September 2018 pukul

07.50 WIB dari Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pasien datang dengan keluhan

lemas, mual, muntah dengan frekuensi lebih dari 5 kali sejak pagi hari.

Pasien masuk pada tanggal 24 September 2018 dengan keadaan:

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan Darah (TD) : 130/80 mmHg

Heart Rhythm (HR) : 86x/menit

Pernafasan (RR) : 22x/menit

Temperatur (T) : 36.90C

Diagnosa awal pasien yaitu AKI dan Stomatis. Selama dirawat di RSUD

Dr. Pirngadi, pasien telah menjalani beberapa pemeriksaan, seperti pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan Laboratorium Patologi Klink. Pemeriksaan fisik pasien

mengalami mual, muntah, mengalami nyeri pada perut menunjukkan diduga

mengalami dispepsia, serta masalah pada mulut seperti teradapat lesi pada mulut

diduga mengalami stomatitis. Pemeriksaan Laboratorium meliputi pemeriksaan

hematologi (darah rutin); pemeriksaan kimia klinik; pemeriksaan imunologi;

pemeriksaan urin rutin; pemeriksaan radiologi.

Pemeriksaan kimia klinik terdapat nilai tidak normal yaitu nilai ureum 52.00

[mg/dL]; nilai kreatinin 2.36 [mg/dL]; nilai LFG 24,28 [mL/menit]; urine output

yaitu 500 mL ≥ 24 jam atau 20.83 mL/jam mengalami oliguria menunjukkan ada

gangguan pada ginjal yang didukung pemeriksaan radiologi dengan kesimpulan

48
radiologis saat ini ukuran dan antomi ginjal dengan pemeriksaan ultrasografi (USG)

masih normal tidak tampak kelainan vesica-urinaria menunjukkan diagnosis Acute

Kidney Injury (AKI) Akut kidney injury (AKI) ditandai dengan penurunan

mendadak fungsi ginjal yang terjadi dalam beberapa jam sampai hari. Diagnosis

AKI saat ini dibuat atas dasar adanya kreatinin serum yang meningkat dan blood

urea nitrogen (BUN) dan urine output yang menurun, meskipun terdapat

keterbatasan. Perlu dicatat bahwa perubahan BUN dan serum kreatinin dapat

mewakili tidak hanya cedera ginjal, tetapi juga respon normal dari ginjal ke deplesi

volume ekstraseluler atau penurunan aliran darah ginjal (KDIGO, 2012; Markum,

2009).

Hasil pemeriksaan darah rutin dengan nilai tidak normal yaitu nilai RBC

3,61 [106/µL] dan nilai HGB 8.9 [g/dL] menunjukkan anemia. Anemia

didefinisikan sebagai berkurangnya 1 atau lebih parameter sel darah merah:

konsentrasi hemoglobin, hematokrit atau jumlah sel darah merah. Menurut kriteria

WHO anemia adalah kadar hemoglobin di bawah 13 [g/dL] pada pria dan di bawah

12 [g/dL] pada wanita (Schrier, 2011).

Pada rongga mulut pasien terdapat lesi ketika melakukan pemeriksaan fisik

artinya mengalami stomatitis. Radang mukosa mulut atau stomatitis adalah radang

yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan. Bercak

ini dapat berupa bercak tunggal maupun berkelompok. Radang mukosa mulut dapat

menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi serta

langit–langit dalam rongga mulut (Scully, 2006). Nilai neutrofil yang rendah yaitu

4.98 [103/µL], nilai limfosit yang diatas normal yaitu 0.51 [103/µL] dan nilai

49
eosinofil yang diatas normal yaitu 0.69 [103/µL] dapat disebabkan adanya infeksi

bakteri yang terjadi pada pasien.

Kondisi pada pasien ketika awal dirawat mengalami lemas, mual, muntah

dan nyeri pada perut menunjukkan adanya gelaja dari dispepsia. Dispepsia

merupakan isitilah yang digunakan untuk suatu sindrom (kumpulan gejala atau

keluhan) yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati (daerah lambung),

kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut terasa penuh

(Sofro dan Anurogo, 2013).

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium patologi

klinik dan pemeriksaan radiologi dokter mendiagnosa pasien yaitu Acute Kidney

Injury (AKI) + anemia defesiensi + stomatitis + dispepsia.

Penulis melakukan pemantauan terapi obat dan konseling dengan pasien

untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap penggunaan obat mulai dari tanggal

25 September 2018 – 03 September 2018. Pemantauan terapi obat dilakukan untuk

melihat apakah penggunaan obat untuk terapi pasien diberikan secara rasional.

Rasionalitas penggunaan obat meliputi tepat pasien, tepat indikasi, tepat

obat, tepat dosis, waspada efek samping obat. Pemantauan terapi obat dilakukan

setiap hari sesuai dengan obat yang diberikan. Penyampaian informasi obat

disampaikan secara langsung kepada pasien atau keluarganya untuk meningkatkan

pemahaman pasien mengenai obat.

4.1 Pengkajian Tepat Pasien

Pasien masuk ke RSUD dr. Pirngadi dengan rencana perbaikan kondisi

pasien. Berdasarkan pengamatan, gelang yang dipakai pasien telah sesuai dengan

50
nama, tanggal lahir, serta nomor Rekam Medis (RM) pasien. Obat yang diberikan

kepada pasien juga sesuai dengan nama dan nomor Rekam Medis yang tertera pada

etiket, serta pasien telah diidentifikasi dengan cara meminta menyebutkan nama

dan tanggal lahirnya.

4.2 Pengkajian Tepat Indikasi

Pemberian terapi obat yang diterima pasien selama di rawat di RSUD Dr.

Pirngadi Kota Medan cukup rasional, yaitu diberikan IVFD NaCl 0,9 %, Injeksi

Furosemide 40 mg, Injeksi Ondansetron 8 mg, Omeprazole 20 mg, Amoxicillin 500

mg dan Betadine Gargel.

Pemberian NaCl 0.9% ditujukan untuk memperbaiki keseimbangan cairan

dan elektrolit serta terapi pemulihan untuk mengganti jumlah cairan yang hilang.

Berdasarkan pemeriksaan kimia klinik yaitu natrium sebesar 130 mmol/dL yang

berkurang dan klorida sebesar 106 mmol/dL. Natrium merupakan kation utama dari

cairan ekstraseluler dan berfungsi terutama dalam kontrol distribusi air,

keseimbangan cairan dan elektrolit serta tekanan osmotik cairan tubuh. Klorida

merupakan anion ektraseluler, erat mengikuti disposisi fisiologis natrium kation

dalam pemeliharaan keseimbangan asam-basa, isotonisitas, dan karakteristik

elektrodinamik sel. Pemberian IVFD NaCl 0,9% berfungsi sebagai sumber air dan

elektrolit pada tubuh (Aviva, 2015).

Pasien menerima terapi injeksi furosemide untuk mengatasi terkait AKI

tepat indikasi. Diuretik sering digunakan pada pasien yang berisiko AKI, karena

kelebihan beban cairan adalah salah satu gejala utama AKI, diuretik sering

digunakan untuk pasien dengan AKI untuk memfasilitasi manajemen cairan. Studi

51
observasional terbaru menunjukkan bahwa 59-70% dari pasien dengan AKI

diberikan diuretik pada saat konsultasi nefrologi. Diuretik juga digunakan untuk

mengontrol keseimbangan cairan dan pemberian nutrisi dan obat-obatan.

Selanjutnya, beberapa diuretik memiliki potensi efek renoprotektif yang mungkin

mencegah pengembangan AKI dan mempercepat kesembuhannya. Namun,

Diuretik juga bisa berbahaya, dengan mengurangi sirkulasi volume berlebihan dan

menambahkan kerusakan prerenal, memburuk keadaan AKI. Oleh karena itu,

penting untuk mengevaluasi kegunaan diuretik untuk meningkatkan hasil pasien

dengan AKI, bukan hanya untuk manajemen cairan (KNIGO, 2012).

Hasil pemeriksaan darah rutin dengan nilai tidak normal yaitu nilai RBC

3,61 [106/µL] dan nilai HGB 8.9 [g/dL] menunjukkan anemia Pemeberian Asam

folat sudah tepat indikasi untuk menambah asupan asam folat yang kurang ditandai

dengan hemoglobin dan sel darah merah menurun dari normal (MIMS, 2018).

Berdasarkan pemeriksaan fisik pada pasien terdapat lesi pada rongga mulut

pasien dan pemeriksaan labororatorium menunjukkan nilai neutrofil yang rendah

yaitu 4.98 [103/µL], nilai limfosit yang diatas normal yaitu 0.51 [103/µL] dan nilai

eosinofil yang diatas normal yaitu 0.69 [103/µL] dapat disebabkan adanya infeksi

bakteri pemeriaan antibiotika. Pengunaan amoxicillin dan betadine gargle sudah

tepat indikasi (SDCEP, 2011).

Bedasarkan keluhan pasien mengalami muntah lebih dari 5 kali dapat diatasi

dengan pemberian ondansetron sebagai antimuntah. Pemberian Injeksi

Ondansetron sudah tepat indikasi untuk mengatasi muntah yang dialami pada

kondisi tertentu (MIMS, 2018). Pasien juga mengalami keluhan nyeri pada bagian

perut atau rasa tidak nyaman pada perut dan muak, untuk mengatasi hal tesebut

52
diberikan omeprazole sudah tepat indikasi untuk mengatasi gejala asam lambung

meningkat yang ditandai dengan nyeri pada perut serta mual. Pengobatan dengan

omeprazole menunjukkan efikasi untuk meredakan gejala perut bagian atas pada

pasien perawatan primer H.pylori-negatif dengan dispepsia yang tidak

diinvestigasi. Secara khusus, omeprazol 20 mg lebih efektif untuk pengobatan

regurgitasi asam, kenyatan postprandial, muntah, dan kembung dari pada

omeprazol 10 mg. Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan antara omeprazol

20 mg dan terapi sesuai permintaan (Kamada, et al., 2013).

4.3 Pengkajian Tepat Obat

Pemberian IVFD Natrium Klorida sudah tepat indikasi untuk memperbaiki

keseimbangan cairan dan elektrolit serta terapi pemulihan untuk mengganti jumlah

cairan yang hilang. Injeksi furosemide diberikan sudah tepat untuk mengatasi

edema. Ondansetron diberikan sudah tepat untuk mengasatasi muntah. Omeprazole

diberikan sudah tepat untuk mengurangi gejala simtomatik pada pasien yang

mengalami peningkatan asam lambung. Asam folat diberikan sudah tepat untuk

menambah asupan asam folat yang ditandai rendahnya hemoglobin dan sel darah

merah. Amoxicillin digunakan untuk infeksi dan betadine gargle telah tepat obat

untuk kodisi akibat lesi yang terjadi pada mulut atau stomatitis.

Pengkajian tepat indikasi dan tepat dosis secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut

53
Tabel 4.1 Pengkajian tepat indikasi dan tepat obat
Pengkajian Pengkajian
Anamnesa Obat Yang Anjuran / Anjuran /
Pasien Tepat Tepat
/ Diagnosa Diberikan Intervensi Intervensi
Indikasi Obat
IVFD NaCl
Lemas Tepat - Tepat -
0,9 %
Injeksi
Oliguria Tepat - Tepat
Furosemide
G.W.P Injeksi
Muntah Tepat - Tepat -
(Pria) Ondansetron
01.06. Mual/
74.XX Omeprazole Tepat - Tepat -
Dispepsia
15-
Nov- Anemia
Asam folat Tepat - Tepat -
1941 defisiensi
Lesi pada
rongga
Amoxillin Tepat - Tepat -
mulut/
infeksi

4.4 Pengkajian Tepat Dosis


Tabel 4.2 Pengkajian tepat dosis
Bentuk Dosis Dosis Keter
Nama Obat Signa Intervensi
Sediaan Lazim Pasien angan
IVFD NaCl 20 20-30
30 mg/ml
0.9 % tetes/ mg/ml Dosis Terapi
Infus per 4-6
menit per 8 sesuai dilanjutkan
jam
jam
Furosemide Ampul 1 amp/ 40 mg/ 20 mg/ Dosis Terapi
(2 mL) 12 jam Hari 12 jam sesuai dilanjutkan
Ondansetron 1 amp/ 4 mg/ 4 mg/ Dosis Terapi
Ampul
8 jam 8 jam 8 jam sesuai dilanjutkan
Omeprazole 2x1 40 mg/ 20 mg/ Dosis Terapi
Tablet
tab/hari hari 12 jam sesuai dilanjutkan
Asam Folat 1x1 1x1-2 1x1 tab/ Dosis Terapi
Tablet
tab/hari tab/ hari hari sesuai dilanjutkan
Amoxicillin 3x1 tab
3x1 tab 3x1 tab Dosis Terapi
Tablet per
per hari per hari sesuai dilanjutkan
hari

54
4.5 Pengkajian Waspada Efek Samping dan Interaksi Obat
Tabel 4.3 Efek Samping dan Interaksi Obat
Manifestasi Efek Samping Efek Samping
No. Nama Obat Interaksi Obat Anjuran
Klinik Umum Pada pasien
1. IVFD NaCl 0.9% - - - -
Inj. Furosemide Gangguan saluran
cerna minor,
2. - hipotensi ortostatik, Tidak terjadi
pusing, dan sakit
kepala
Inj. Ondansetron Mayor : Diare
3. - Tidak terjadi -
Minor :
Tidak ada interaksi
Mual, Muntah
Omeprazole gangguan gastritis,
4. - sakit kepala, ruam Tidak terjadi
kulit
Asam Folat Reaksi alergi dan
5. - Tidak terjadi
hipersensitivitas
Amoxicillin reaksi
6. - hipersensitivitas Tidak terjadi
dan gangguan GI.

55
4.6 Rekomendasi Untuk Dokter

Menyarankan kepada dokter untuk memantau hematologi (terutama pada

nilai eritrosit, leukosit dan trombosit), fungsi ginjal terkait terapi yang diberikan

dengan diagnosa Acute Kidney Injury (AKI).

4.7 Rekomendasi Untuk Perawat

Rekomendasi untuk perawat adalah memberi obat dengan tepat baik jenis

obat maupun waktu pemberiannya kepada pasien, mengisi lembar pemberian tepat

waktu, melakukan pengkuran urine output setiap hari pada pasien.

4.8 Edukasi Pasien

Edukasi kepada pasien oleh Apoteker dimaksudkan agar pasien

menggunakan obat dengan tepat, baik jenis obat maupun waktu pemberiannya serta

menjaga pola makan dan gaya hidup untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Adapun edukasi yang dilakukan meliputi:

1. Menanyakan apakah pasien menerima terapi obat atau tidak

2. Memeriksa ketepatan penggunaan obat pasien

3. Memantau indikasi dari pengobatan yang diterima pasien

4. Memantau apakah ada reaksi efek samping yang timbul dari obat yang

digunakan pasien.

5. Memberikan anjuran kepada pasien untuk menjaga pola makan dan gaya

hidup sehat

56
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Telah dilakukan rasionalitas penggunaan obat pada pasien terhadap

pemilihan obat untuk pasien GWP dengan diagnosa Acute Kidney Injury, Anemia

defisiensi, Stomatitis dan Dispepsia dengan pemberian terapi: Furosemide, Asam

folat, Ondansetron, Betadine Gargel, Amoxicillin tergolong cukup rasional.

5.2 Saran

Kepada apoteker untuk melakukan visite dan lebih meningkatkan pelayanan

farmasi klinis secara berkesinambungan untuk memantau pemakaian obat oleh

pasien rawat inap demi meningkatkan rasionalitas penggunaan obat dirumah sakit

sesuai dengan diagnosis dokter dan memantau efek samping serta interaksi pada

terapi pasien.

57

Anda mungkin juga menyukai