PENATALAKSANAN UMUM
Nama : GWP
RM : 01.06.74.XX
Agama : Protestan
stomatitis + dispepsia
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
30
3.3 Ringkasan Pada Waktu Pasien Masuk RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
Pasien masuk RSUD Dr. Pirngadi pada tanggal 25 September 2018 pukul
20.35 WIB dari Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pasien datang dengan keluhan
lemas, mual, muntah dengan frekuensi lebih dari 5 kali sejak pagi hari.
Pasien Menerima penanganan awal dari tenaga medis dan mendapat terapi
Selama dirawat di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan, pasien telah menjalani
31
3.4.1 Pemerikasan Fisik
Selama dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan, pasien telah menjalani
pemeriksaan fisik.
32
B. Pemerikasaan Kimia Klinik
Hasil Laboratorium
Rentang Satuap
No Parameter
Normal n 25/09/ 01/09/
2018 2018
1. SGOT 0.00-40.00 U/L 17.00
2. SGPT 0.00-40.00 U/L 15.00
3. Alkaline Phospatase 30.00-142.00 U/L 106.00
4. Total Billirubbin 0.00-1.20 mg/dL 0.22
5. Direct Billirubbin 0.05-0.30 mg/dL 0.12
6. Ureum 26.00 mg/dL 52.00 76.00
7. Creatinin 0.60-1.20 mg/dL 2.38 3.35
8. Urin acid 3.50-7.00 mg/dL 7.00
9. Glukosa Adrandom <140 mg/dL 139.00
Natrium, Kalium, Chlorida
10. Natrium 136.00-155.00 mmol/L 130.00
Kalium 3.50-5.50 mmol/L 5.10
Chloride 95.00-103.00 mmol/L 106.00
33
D. Pemeriksaan Urine Output
No Tanggal Jam Diuresis
1. 26/10/2018 07.00 500 mL
2. 27/10/2018 07.00 550 mL
3. 28/10/2018 07.00 650 mL
4. 29/10/2018 - -
5. 30/10/2018 - -
6. 31/10/2018 - -
7. 01/11/2018 - -
8. 02/11/2018 - -
9. 03/11/2018 - -
34
3.4.4 Interpretasi Hasil Laboratorium
kekurangan sel darah marah atau bisa juga sebagai marker pada pasien yang
kekurangan hemoglobin atau bisa juga sebagai marker pada pasien yang
volume darah total. Penurunan nilai Hct merupakan indikator anemia. Hasil
5. Nilai P-LCR merupakan salah satu penanda aktivasi trombosit. Nilai P-LCR
terbalik dari P-LCR maka menggambarkan fungsi trombosit yang tidak normal
(Lorenza, 2018).
hematologi, gangguan hormonal dan infeksi berat (DirJen Kes RI, 2011).
7. Nilai limfosit presentase menurun dapat terjadi pada penyakit virus, penyakit
8. Nilai Eosinofil presentase menurun dapat disebab kan Penyebabnya antara lain:
35
9. Creatinin, pengukuran creatinin berguna untuk mendiagnosa fungsi ginjal
meningkat pada gangguan fungsi ginjal, dari hasil lab diatas nilai creatinin
10. Ureum merupakan hasil akhir katabolisme protein yang akan diekskresikan
oleh ginjal bersama urin. Apabila kadar ureum dalam darah meningkat itu
ureum dan hal ini dikenal dengan istilah uremia (Verdiansah, 2016).
11. Konsentrasi serum natrium diatur oleh ginjal, sistem saraf pusat (SSP) dan
istem endokrin. Dari hasil lab diatas nilai natrium pasien sedikit berada
terjadi pada penggunaan diuretik, muntah, dll (DirJen Kes RI, 2011).
masalah klinis, tetapi tetap perlu dimonitor untuk mendiagnosa penyakit atau
36
3.5 Riwayat Pemakaian Obat
37
3.5 Riwayat Pemakaian Obat (lanjutan)
Tanggal &
30/09/2018 01/09/2018 02/10/2018 03/10/2018
No Nama Obat Signa Rute Jam
Mulai Stop I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1. IVFD NaCl 20 tetes/ IV 26/09/ 03/10/ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menit 2018 2018
2. Inj. Furosemide 1 amp/ IV 26/09/ 03/10/ 04. 16. 04. 16. 04. 16. 04.
12 jam 2018 2018 00 00 00 00 00 00 00
3. Inj. Ondansetron 1 amp/ IV 26/09/ 28/10/
8 jam 2018 2018
4. Omeprazole 2x1 PO 26/09/ 03/10/ 07. 19. 07. 19. 07. 19. 07.
(OMZ) tab/hari 2018 2018 00 00 00 00 00 00 00
5. Asam Folat 2x1 PO 26/09/ 03/10/ 07. 19. 07. 19. 07. 19. 07.
tab/hari 2018 2018 00 00 00 00 00 00 00
6. Betadine Gargel 2x1/ hari PO 27/09/ 30/09/ 07. 19. 07. 19. 07. 19. 07.
2018 2018 00 00 00 00 00 00 00
7. Amoxicillin 3x1 tab/ PO 27/09/ 03/10/ 07. 19. 23. 07. 19. 23. 07. 19. 23. 07.
500 mg tablet hari 2018 2018 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00
38
3.6 Pencatatan dan Pemantauan Perkembangan Pasien Terintegrasi
September 2018
SOAP FARMASI
B. Interaksi Obat
39
SOAP FARMASI
T : 37°C
B. Interaksi Obat
40
SOAP FARMASI
T : 36.3°C
B. Interaksi Obat
41
SOAP FARMASI
bawah
T : 36.3°C
B. Interaksi Obat
urine output
42
SOAP FARMASI
T : 36.3°C
B. Interaksi Obat
urine output
43
SOAP FARMASI
T : 37°C
B. Interaksi Obat
urine output
44
SOAP FARMASI
Subjek Lemas
B. Interaksi Obat
urine output
45
SOAP FARMASI
T : 36.8°C
B. Interaksi Obat
urine output
46
SOAP FARMASI
T : 36.3°C
B. Interaksi Obat
Keterangan : Pasien pulang pada tanggal 03 Oktober 2018 karena kondisi sudah
47
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien masuk RSUD Dr. Pirngadi pada tanggal 25 September 2018 pukul
07.50 WIB dari Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pasien datang dengan keluhan
lemas, mual, muntah dengan frekuensi lebih dari 5 kali sejak pagi hari.
Diagnosa awal pasien yaitu AKI dan Stomatis. Selama dirawat di RSUD
mengalami dispepsia, serta masalah pada mulut seperti teradapat lesi pada mulut
Pemeriksaan kimia klinik terdapat nilai tidak normal yaitu nilai ureum 52.00
[mg/dL]; nilai kreatinin 2.36 [mg/dL]; nilai LFG 24,28 [mL/menit]; urine output
yaitu 500 mL ≥ 24 jam atau 20.83 mL/jam mengalami oliguria menunjukkan ada
48
radiologis saat ini ukuran dan antomi ginjal dengan pemeriksaan ultrasografi (USG)
Kidney Injury (AKI) Akut kidney injury (AKI) ditandai dengan penurunan
mendadak fungsi ginjal yang terjadi dalam beberapa jam sampai hari. Diagnosis
AKI saat ini dibuat atas dasar adanya kreatinin serum yang meningkat dan blood
urea nitrogen (BUN) dan urine output yang menurun, meskipun terdapat
keterbatasan. Perlu dicatat bahwa perubahan BUN dan serum kreatinin dapat
mewakili tidak hanya cedera ginjal, tetapi juga respon normal dari ginjal ke deplesi
volume ekstraseluler atau penurunan aliran darah ginjal (KDIGO, 2012; Markum,
2009).
Hasil pemeriksaan darah rutin dengan nilai tidak normal yaitu nilai RBC
3,61 [106/µL] dan nilai HGB 8.9 [g/dL] menunjukkan anemia. Anemia
konsentrasi hemoglobin, hematokrit atau jumlah sel darah merah. Menurut kriteria
WHO anemia adalah kadar hemoglobin di bawah 13 [g/dL] pada pria dan di bawah
Pada rongga mulut pasien terdapat lesi ketika melakukan pemeriksaan fisik
artinya mengalami stomatitis. Radang mukosa mulut atau stomatitis adalah radang
yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan. Bercak
ini dapat berupa bercak tunggal maupun berkelompok. Radang mukosa mulut dapat
menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi serta
langit–langit dalam rongga mulut (Scully, 2006). Nilai neutrofil yang rendah yaitu
4.98 [103/µL], nilai limfosit yang diatas normal yaitu 0.51 [103/µL] dan nilai
49
eosinofil yang diatas normal yaitu 0.69 [103/µL] dapat disebabkan adanya infeksi
Kondisi pada pasien ketika awal dirawat mengalami lemas, mual, muntah
dan nyeri pada perut menunjukkan adanya gelaja dari dispepsia. Dispepsia
merupakan isitilah yang digunakan untuk suatu sindrom (kumpulan gejala atau
keluhan) yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati (daerah lambung),
kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut terasa penuh
klinik dan pemeriksaan radiologi dokter mendiagnosa pasien yaitu Acute Kidney
untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap penggunaan obat mulai dari tanggal
melihat apakah penggunaan obat untuk terapi pasien diberikan secara rasional.
obat, tepat dosis, waspada efek samping obat. Pemantauan terapi obat dilakukan
setiap hari sesuai dengan obat yang diberikan. Penyampaian informasi obat
pasien. Berdasarkan pengamatan, gelang yang dipakai pasien telah sesuai dengan
50
nama, tanggal lahir, serta nomor Rekam Medis (RM) pasien. Obat yang diberikan
kepada pasien juga sesuai dengan nama dan nomor Rekam Medis yang tertera pada
etiket, serta pasien telah diidentifikasi dengan cara meminta menyebutkan nama
Pemberian terapi obat yang diterima pasien selama di rawat di RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan cukup rasional, yaitu diberikan IVFD NaCl 0,9 %, Injeksi
dan elektrolit serta terapi pemulihan untuk mengganti jumlah cairan yang hilang.
Berdasarkan pemeriksaan kimia klinik yaitu natrium sebesar 130 mmol/dL yang
berkurang dan klorida sebesar 106 mmol/dL. Natrium merupakan kation utama dari
keseimbangan cairan dan elektrolit serta tekanan osmotik cairan tubuh. Klorida
elektrodinamik sel. Pemberian IVFD NaCl 0,9% berfungsi sebagai sumber air dan
tepat indikasi. Diuretik sering digunakan pada pasien yang berisiko AKI, karena
kelebihan beban cairan adalah salah satu gejala utama AKI, diuretik sering
digunakan untuk pasien dengan AKI untuk memfasilitasi manajemen cairan. Studi
51
observasional terbaru menunjukkan bahwa 59-70% dari pasien dengan AKI
diberikan diuretik pada saat konsultasi nefrologi. Diuretik juga digunakan untuk
Diuretik juga bisa berbahaya, dengan mengurangi sirkulasi volume berlebihan dan
Hasil pemeriksaan darah rutin dengan nilai tidak normal yaitu nilai RBC
3,61 [106/µL] dan nilai HGB 8.9 [g/dL] menunjukkan anemia Pemeberian Asam
folat sudah tepat indikasi untuk menambah asupan asam folat yang kurang ditandai
dengan hemoglobin dan sel darah merah menurun dari normal (MIMS, 2018).
Berdasarkan pemeriksaan fisik pada pasien terdapat lesi pada rongga mulut
yaitu 4.98 [103/µL], nilai limfosit yang diatas normal yaitu 0.51 [103/µL] dan nilai
eosinofil yang diatas normal yaitu 0.69 [103/µL] dapat disebabkan adanya infeksi
Bedasarkan keluhan pasien mengalami muntah lebih dari 5 kali dapat diatasi
Ondansetron sudah tepat indikasi untuk mengatasi muntah yang dialami pada
kondisi tertentu (MIMS, 2018). Pasien juga mengalami keluhan nyeri pada bagian
perut atau rasa tidak nyaman pada perut dan muak, untuk mengatasi hal tesebut
52
diberikan omeprazole sudah tepat indikasi untuk mengatasi gejala asam lambung
meningkat yang ditandai dengan nyeri pada perut serta mual. Pengobatan dengan
omeprazole menunjukkan efikasi untuk meredakan gejala perut bagian atas pada
omeprazol 10 mg. Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan antara omeprazol
keseimbangan cairan dan elektrolit serta terapi pemulihan untuk mengganti jumlah
cairan yang hilang. Injeksi furosemide diberikan sudah tepat untuk mengatasi
diberikan sudah tepat untuk mengurangi gejala simtomatik pada pasien yang
mengalami peningkatan asam lambung. Asam folat diberikan sudah tepat untuk
menambah asupan asam folat yang ditandai rendahnya hemoglobin dan sel darah
merah. Amoxicillin digunakan untuk infeksi dan betadine gargle telah tepat obat
untuk kodisi akibat lesi yang terjadi pada mulut atau stomatitis.
Pengkajian tepat indikasi dan tepat dosis secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut
53
Tabel 4.1 Pengkajian tepat indikasi dan tepat obat
Pengkajian Pengkajian
Anamnesa Obat Yang Anjuran / Anjuran /
Pasien Tepat Tepat
/ Diagnosa Diberikan Intervensi Intervensi
Indikasi Obat
IVFD NaCl
Lemas Tepat - Tepat -
0,9 %
Injeksi
Oliguria Tepat - Tepat
Furosemide
G.W.P Injeksi
Muntah Tepat - Tepat -
(Pria) Ondansetron
01.06. Mual/
74.XX Omeprazole Tepat - Tepat -
Dispepsia
15-
Nov- Anemia
Asam folat Tepat - Tepat -
1941 defisiensi
Lesi pada
rongga
Amoxillin Tepat - Tepat -
mulut/
infeksi
54
4.5 Pengkajian Waspada Efek Samping dan Interaksi Obat
Tabel 4.3 Efek Samping dan Interaksi Obat
Manifestasi Efek Samping Efek Samping
No. Nama Obat Interaksi Obat Anjuran
Klinik Umum Pada pasien
1. IVFD NaCl 0.9% - - - -
Inj. Furosemide Gangguan saluran
cerna minor,
2. - hipotensi ortostatik, Tidak terjadi
pusing, dan sakit
kepala
Inj. Ondansetron Mayor : Diare
3. - Tidak terjadi -
Minor :
Tidak ada interaksi
Mual, Muntah
Omeprazole gangguan gastritis,
4. - sakit kepala, ruam Tidak terjadi
kulit
Asam Folat Reaksi alergi dan
5. - Tidak terjadi
hipersensitivitas
Amoxicillin reaksi
6. - hipersensitivitas Tidak terjadi
dan gangguan GI.
55
4.6 Rekomendasi Untuk Dokter
nilai eritrosit, leukosit dan trombosit), fungsi ginjal terkait terapi yang diberikan
Rekomendasi untuk perawat adalah memberi obat dengan tepat baik jenis
obat maupun waktu pemberiannya kepada pasien, mengisi lembar pemberian tepat
menggunakan obat dengan tepat, baik jenis obat maupun waktu pemberiannya serta
menjaga pola makan dan gaya hidup untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
4. Memantau apakah ada reaksi efek samping yang timbul dari obat yang
digunakan pasien.
5. Memberikan anjuran kepada pasien untuk menjaga pola makan dan gaya
hidup sehat
56
BAB V
5.1 Kesimpulan
pemilihan obat untuk pasien GWP dengan diagnosa Acute Kidney Injury, Anemia
5.2 Saran
pasien rawat inap demi meningkatkan rasionalitas penggunaan obat dirumah sakit
sesuai dengan diagnosis dokter dan memantau efek samping serta interaksi pada
terapi pasien.
57