Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

OKSIGENASI

Nama : Aan Efendi


Nim : J230195018

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
LAPORAN PENDAHULUAN

I. PENGERTIAN
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar.Keberadaan
oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh ( Andarmoyo,
sulistyo, 2012). Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Oksigen akan
digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang merupakan
sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal. Terapi oksigen merupakan
salah satu terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi
oksigen adalah untuk memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil
menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium( Potter & Perry,
2006).
II. ANATOMI FISIOLOGI
1. Sistem pernapasan Atas
a. Hidung
Pada hidung, udara yang masuk akan mengalami proses penyaringan,
humidifikasi dan penghangatan.
b. Faring
Faring merupakan saluran yang terbagi dua, untuk udara dan makanan. Faring
terdiri atas nasoraing dan orofaring yang kaya akan jaringan limfoid yang
berfungsi menangkap dan menghancurkan kuman patogenyang masuk bersama
udara.
c. Laring
Laring merupakan struktur menyerupai tulang rawan yang biasa disebut jakun.
Selain berperan dalam menghasilkan suara, laring berfungsi mempertahankan
kepatenan jalan napas dan melindungi jalan napas bawah dari air dan makanan
yang masuk.
2. Sistem Pernapasan Bawah
a. Trakea
Merupakan pipa membran yang disokong oleh cincin-cincin kartilago yang
menghubungkan laring dan bronkus utama kanan dan kiri. Di dalam paru,
bronkus utama terbagi menjadi bronku-bronkus yang lebih kecil dan berakhir di
bronkiolus terminal. Keseluruhan jalan napas tersebut membentuk pohon brokus.
b. Paru-paru
Terdapat 2 buah, terletak di sebelah kanan dan kiri. Masing-masing paru
terdiri atas beberapa lobus (patu kanan 3 lobus dan paru kiri 2 lobus) dan dipasok
oleh 1 bronkus. Jaringan paru sendiri terdiri atas serangkaian jalan napsa yang
bercababg-cabang, yaitu alveolus, pembuluh darah paru dan jaringan ikat elastis.
Permukaan luar paru dilapisi oleh kantong tertutuup berdinding ganda yang
disebut pleura. Pleura parietal membatasi toraks dan permukaan diafragma,
sedangkan pleura viseral membatasi permukaan luar paru. Di antara ertutuup
berdinding ganda yang disebut pleura. Pleura parietal membatasi toraks dan
permukaan diafragma, sedangkan pleura viseral membatasi permukaan luar paru.
Di antara kedua lapisan tersebut terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai
pelumas guna mencegah friksi selama gerakan bernapas, (Brunner & Suddart,
2012)
3. Fisiologi pernapasan
1. Pernapasan Eksternal
Pernapasan ekstrenal ( pernapasan pulmoner) mengacu pada
keseluruhan pertukaran O₂ dan CO₂ antara lingungan ekstrenal dan sel tubuh.
Secara umum, proses ini berlangsung dalam langkah, yakni ventilasi pulmoner,
pertukaran gas alveolar, serta transpor oksigen dan karbondioksida.
a. Ventilasi pulmoner
Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses
ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan
alveolus. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jalan napas
yang bersih, sistem saraf pusat dan sistem pernapasan yang utuh, rongga toraks
yang mampu mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplian paru
yang adekuat.
b. Pertukaran gas alveolar
Setelah oksigen memasuki alveolus, proses pernapasan berikutnya
adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah
pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area
berkonsentrasi atau bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveollus dan
membran kapiler dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta perbedaan
tekanan gas.
c. Transport oksigen dan karbondioksida
Tahap ketiga pada proses pernafasan adalah transport gas-gas
pernafasan pada proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan
karbondioksida diangkut dari jaringan kembali menuju paru.
- Transport O₂
Proses ini berlangsung pada sistem jantung dan paru-paru. Normalnya,
sebagian besar oksigen (97%) berikatan lemah dengan Hb dan diangkut keseluruh
jaringan dalam bentuk oksihemmoglobin (HbO₂), dan sisanya terlarut dalam plasma.
Proses ini dipengaruhi oleh ventilasi (jumlah oksigen yang masuk dalam ke paru) dan
perfusi (aliran darah ke paru dan jaringan). Kapasitas darah yang membawa oksigen
dipengaruhi oleh jumlah O₂ dalam plasma, jumlah hemoglobin dan ikatan oksigenasi
dengan hemoglobin.
- Transport CO₂
Karbondioksida sebagai hasil metabolisme sel terus menerus produksi dan
diangkut menuju paru dalam 3 cara:
1. Sebagian besar karbondioksida (70%) diangkut dalam sel darah merah dalam
bentuk bikarbonat
2. Sebanyak 23% karbondoksida berikata
3. n dengan Hb membentuk karbaminohemoglobin
4. Sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma dan dalam
bentuki asam karbonat.
2. Pernapasan Sistemik
Pernapasan internal mengacu pada proses metabolisme intrasel yang
berlangsung dalam mitokondria , yang menggunakan oksigen dan menghasilkan
karbondioksida selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini,
darah yang banyak mengandung oksigen dibawa keseluruh tubuh hingga mencapai
kapiler sistemik, (Mubarak, Wahid Iqbal & Nurul Chayatin, 2007)
III. NILAI – NILAI NORMAL
Nilai nilai normal pernapasan
Usia frekuensi
Bayi baru lahir dan bayi 30-60
1-5 tahun 20-30
6- 10 tahun 18-26
10 tahun - dewasa 12-20
Dewasa tua ( 60 keatas) 16-25

IV. PATOFISIOLOGI DAN PATWAY


Gangguan-Gangguan pada Fungsi Pernafasan
 Perubahan Pola nafas
a. Takipnea
Frekuensi pernafasan yang cepat. Biasanya ini terlihat pada kondisi demam,
asidosis metabolic, nyeri dan pada kasus hiperkapnia atau hipoksemia.
b. Bradipnea
Frekuensi pernapasan yang lambat dan abnormal. Biasanya terlihat pada orang
yang baru menggunakan obat-obatan seperti morfin dan pada kasus alkalosis
metabolic, dan lain-lain.
c. Apnea
Biasanya juga disebut dengan henti napas.
d. Hiperventilasi
Peningkatan jumlah udara yang memasuki paru-paru. Kondisi ini terjad saat
kecepatan ventilasi melebihi kebutuhan metabolic untuk pembuangan
karbondioksida.
e. Hipoventilasi
Penurunan jumlah udara yang memasuki paru-paru. Kondisi ini terjadi saat
ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolic untuk
penyaluran oksigen dan pembuangan karbondioksida.
f. Orthopnea
Ketidakmampuan untuk bernapas, kecuali dalam posisi tegak atau berdiri.
g. Dispnea
Kesulitan atau ketidaknyamanan saat bernapas.
Pathway
Pernapasan

Oksigenasi

Ventilasi Transportasi

Gangnguan Batuk Adanya sumbatan


pada jalan napas Difusi

ketidakefektifan
Obstruksi jalan napas
jalan napas

Ketidakefektifan
pola napas

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara efisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar x dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing
yang menghambat jalan nafas.
VI. PENATALAKSANAAN
a. Pemantauan Hemodinamika
b. Pengobatan bronkodilator
c. Penggunaan ventilator mekanik
d. Fisoterapi dada
VII. KOLABORATIF
Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, misal:
nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen jika diperlukan
VIII. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Meliputi pengkajian tentang masalah pernapasan dulu dan sekarang , gaya hidup,
adanya batuk, sputum, nyeri, dan adanya faktor resiko untuk gangguan status
oksigenasi.
1. Masalah pada pernapasan (dahulu dan sekarang)
2. Riwayat penyakit
a. Nyeri
b. Paparan lingungan
c. Batuk
d. Bunyi nafas
e. Faktor resiko penyakit paru
f. Frekuensi infeksi pernapasan
g. Masalah penyakit paru masa lalu
h. Penggunaan obat
3. Adanya batuk dan penanganan
4. Kebiasaan merokok
5. Masalah pada fungsi kardiovaskuler
6. Faltor resiko yang memperberat masalah oksigenasi
7. Riwayat penggunaan medikasi’
8. Stressor yang dialami
9. Status atau kondisi kesehatan
 Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi
Mengamati tingkat kesadaran pasien, keadaan umum, postur tubuh,
kondisi kulit, dan membran mukosa, dada (kontur rongga interkosta, diameter
anteroposterior, struktur toraks, pergerakan dinding dada), pola napas
(frekuensi dan kedalaman pernapasann, durasi inspirasi dan ekspirasi)
 Palpasi
Dilakukan dengaan menggunakan tumit tangan pemeriksa mendatar
diatas dada pasien. Saat palpasi perawat menilai adanya fremitus taktil pada
dada dan punggung pasien dengan memintanya menyebutkan “tujuh-tujuh”
secara ulang. Normalnya, fremitus taktil akan terasa pada individu yang sehat
dan meningkat pada kondisi konsolidasi.
 Perkusi
Perkusi dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam
sertamengkaji adanya abnormalitas , cairan /udara dalam paru. Normalnya,
dada menghasilkan bunyi resonan / gaung perkusi.
 Auskultasi
Dapat dilakukan langsung / dengan menggunakan stetoskop. bunyi
yang terdengar digambarkan berdasarkan nada, intensitas, durasi dan
kualitasnya. Untuk mendapatkan hasil terbaik , valid dan akurat, sebaiknya
auskultasi dilakukan lebih dari satu kali.
 Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk mengkaji status, fungsi dan
oksigenasi pernapasan pasien. Beberapa jenis pemeriksaan diagnostik antara
lain :
1. Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah
arteri, oksimetri, pemeriksaan darah lengkap.
2. Tes struktur sistem pernapasan : sinar- x dadabronkoskopi, scan paru.
3. Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernapasan : kultur
kerongkongan, sputum, uji kulit toraketensis.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan utama untuk klien dengan masalah oksigenasi adalah :
1. Ketidakefektifan bersiihan jalan nafas yang berhubungan dengan gangguan
batuk.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa
Tujuan Keperawatan
Keperawatan Rencana Tindakan
No. DX dan Kriteria Hasil
(NANDA) (NIC )
( NOC )

1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan Asuhan - Jaga kepatenan jalan


keperawatan selama …. napas: buka jalan
pola nafas
x 24 jam napas, suction,
berhubungan - Klien mampu fisioterapi dada
mengidentifikasi dan sesuai indikasi
dengan obstruksi
mencegah faktor yang - Monitor pemberian
jalan napas dapat menghambat oksigen, vital sign
jalan napas tiap .... jam
- Menunjukan jalan - Monitor status
napas yang paten: respirasi: adanya
klien tidak merasa suara tambahan
tercekik, tidak terjadi - Ajarkan teknik batuk
aspirasi, frekuensi napas efektif
napas dalam rentang - Kolaborasi dengan
normal tim medis pemberian
- Tidak ada suara napas o2
abnormal - Catat tipe dan jumlah
- Mampu mnegeluarkan sekret pencegahan
sputum dari jalan aspirasi
napas - Tinggikan posisi
kepala tempat tidur
30-45 derajat setelah
makan untuk
mencegah aspirasi
dan mengurangi
dispnea
Diagnosa
Tujuan Keperawatan
Keperawatan Rencana Tindakan
No. DX dan Kriteria Hasil
(NANDA) (NIC )
( NOC )

2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan Asuhan - Pantau addanya pucat


bersiihan jalan keperawatan selama …. dan sianosis
nafas yang x 24 jam - Pantau efek obat pada
- Pasien akan status respirasi
berhubungan
menunjukan - Pantau bunyi
dengan pernapasan optimal respirasi, pola
gangguan batuk pada saat terpasang respirasi, dan vital
ventilator sign
makanis’mempunyai Informasikan kepada
kecepatan dan irama klien dan keluarga
respirasi dalam batas tentang teknik
normal relaksasi
- Mempunyai - Ajarkan cara batuk
dalamfunsi paru efektif
dalam batas normal - Catat tipe dan jumlah
sekret pencegahan
aspirasi

D. Evaluasi
1. Klien mengatakan dapat bernapas dengan normal
2. Tidak adanya hambatan pada pola napas
DAFTAR PUSTAKA

Wilkinson, Judith. M. 2006. Diagnosa Keperawatan NIC dan NOC, Edisi 7.Jakarta: EGC

Mubarak,Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : EGC.

Arief mansjoer. 2011. Kapita Selekta kedokteran. Edisi 3, jakarta FKUI.

Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah. Edisi 8, Vol. 3, jakarta,
EGC.

Doengoes. E. marlynn, dkk. 2010. Rencana Asuhan keperawatan, jakarta, EGC.

Elisabeth j.corwin, 2011 buku saku patofisiologi.jakarta EGC.

Anda mungkin juga menyukai