PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui pengertian adab dan peradaban.
2. Mengetahui pengertian manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
3. Mengetahui pengertian evolusi dan tahapan-tahapan peradaban.
4. Mengetahui pengertian dan cakupan kebudayaan sosial.
5. Mengetahui wujud dari peradaban.
6. Mengetahui pengertian tradisi, modernisasi dan masyarakat madani.
7. Mengetahui ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna
hakiki manusia beradab.
8. Mengetahui tentang problematika peradaban bagi kehidupan manusia
2
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Adab dan Peradaban
Menurut Damono sebagaimana dikutip oleh Oman Sukmana, kata “adab” berasal dari
bahasa Arab yang berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti.
Adab erat hubungannya dengan:
Moral yaitu nilai – nilai dalam masyarakat yang hubungannya dengan kesusilaan
Norma yaitu aturan, ukuran atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu
yang baik atau salah.
Etika yaitu nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi
pegangan dalam mengatur tingksh laku manusia.
Estetika yaitu berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, kesatuan,
keselarasan dan kebalikan.
Menurut Bierens De Hans “peradaban” adalah seluruh kehidupan sosial, ekonomi,
politik dan teknik. Jadi, peradaban adalah bidang kehidupan untuk kegunaan yang praktis,
sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih murni
diatas tujuan yang praktis hubungannya dengan masyarakat.
3
2.3 Evolusi dan Tahapan-tahapan Peradaban
Evolusi diajukan sebagai faktor kebudayaan pada sekitar pertengahan abad ke – 19 dan
dengan segera pula menjadi kategori budaya yang sangat populer. Mereka yang menerapkan
gagasan evolusi pada pertumbuhan kebudayaan tidak begitu melukiskan proses yang
sungguh-sungguh terjadi, melainkan hanya menyusun sebuah artificial selection diantara
ratusan peristiwa dan kejadian yang laludiurutkan menurut skema evolusi. Menurut JWM
Baker SJ, mereka tidak sampai menerangkan jalan kebudayaan dengan teori evolusi, tetapi
mencoba membuktikan evolusi dengan data budaya yang ada.
Proses evolusi kebudayaan hanya dipandang dari jauh, yakni dengan mengambil jangka
waktu yang panjang, misalnya beberapa ribu tahun yang lalu, maka akan menampakkan
perubahan-perubahan besar yang seolah menentukan arah (directional) dari sejarah
perkembangan kebudayaan yang bersangkutan. Perubahan – perubahan tersebut
direkonstruksi dengan menganalisa sisa-sisa dari benda hasil kebudayaan manusia pada
jaman dahulu yang antara lain digali dari lapisan bumi diberbagai tempat.
Menurut Alfin Tofler tahapan peradaban dapat dibagi atas tiga tahapan, yaitu :
1. Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru
dari budaya meramu ke bercocok tanam (revolusi agraris).
2. Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik,
mesin untuk mobil dan pesawat terbang (revolusi industri).
3. Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan teknologi informasi
dan komunikasi (ICT) dengan komputer atau alat komunikasi digital.
Menurut John Naisbitt mengemukakan bahwa era informasi menimbulkan gejala
mabuk teknologi, yang ditandai dengan beberapa indikator, yaitu :
1. Masyarakat lebih menyukai penyelesaian masalah secara kilat.
2. Masyarakat takut sekaligus memuja teknologi.
3. Masyarakat mengaburkan perbedaan antar yang nyata dan yang semu.
4. Masyarakat menerima kekerasan sebagai sesuatu yang wajar.
5. Masyarakat mencintai teknologi dalam bentuk mainan, dan
6. Masyarakat menjalani kehidupan yang berjarak dan terenggut.
4
2.4 Peradaban dan Perubahan Sosial
1. Pengertian dan cakupan kebudayaan sosial
Perubahan sosial merupakan gejala yang akan menimbulkan ketidaksesuaian antara
unsur-unsur yang ada didalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan
yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Willbert Moore memandang perubahan sosial sebagai “perubahan struktur sosial,
pola perilaku, dan interaksi sosial”. Perubahan sosial berbeda dengan perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur kebudayaan yang ada.
Menurut Selo Sumardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada
lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosial,
termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku diantaranya kelompok dalam
masyarakat. Menurutnya antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan memiliki satu
aspek yang sama, yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara –cara baru
atau suatu perbaikan cara masyarakat memenuhi kebutuhannya.
Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam
hubungan interaksi yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Cara yang paling sedderhana
untuk memahami terjadinya perubahan sosial dan budaya adalah membuat rekapitulasi dari
semua perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebelumnya. Perubahan yang terjadi dalam
masyarakat yang dianalisis dari berbagai segi :
a. Kearah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (derection of change) bahwa
perubahan tersebut meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan
faktor tersebut, mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu yang baru sama sekali, akan
tetapi mungkin pula bergerak kearah suatu bentuk yang sudah adda pada waktu yang lampau.
b. Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi
dalam masyarakat.
2. Teori dan Bentuk Perubahan Sosial
a. Teori Sebab – Akibat (Causation Problem)
Beberapa faktor dikemukakan oleh para ahli untuk menerangkan sebab – sebab
perubahan sosial yang terjadi, beberapa pendekatan sebagai berikut :
1) Analisis Dialektika
Analisis perubahan sosial yang menelaah syarat – syarat dan keadaan yang
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam suatu sistem masyarakat. Hal ini dirumuskan
oleh Hegell Marx sebagai dialektika artinya thesis antisynthesis.
2) Teori Tunggal Mengenai Perubahan Sosial
5
Teori tunggal menerangkan sebab – sebab perubahan sosial, atau pola kebudayaan
dengan menunjukkan kepada satu faktor penyebab. Teori tunggal maupun deterministik
menurut Soerjono Soekanto (1983) tidak bertahan lama, timbulnya pola analisis yang lebih
cermat dan lebih didasarkan fakta.
b. Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial
Kebudayaan teori – teori mengenai arah perubahan sosial mempunyai kecenderungan
yang bersifat kumulatif atau evolusioner.
1) Teori Evolusi Unilinier (Garis Lurus Tunggal)
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai
dengan tahapan tertentu semula dari bentuk sederhana kemudian yang kompleks sampai pada
tahap yang sempurna. Pelopor teori ini adalah Agust Comte dan Hebert Spenser.
2) Teori Multilinier
Teori ini pada artinya menggambarkan suatu metodologi didasarkan pada suatu asumsi
yang menyatakan bahwa perubahan sosial atau kebudayaan yang didapatkan gejala
keteraturan yang nyata dan signifikan. Teori ini tidak mengenal hukum atau skema apriori,
tetapi teori ini lebih memperhatikan tradisi dalam kebudayaan dan dari berbagai daerah
menyeluruh meliputi bagian – bagian tertentu.
6
a. Faktor intern
1) Bertambah dan berkurangnya penduduk menyebabkan terjadinya perubahan dalam
struktur masyarakat. Berkurangnya penduduk mungkin dapat disebabkan karena
perpindahan penduduk dari desa ke kota.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi berbagai proses
3) Konflik dalam masyarakat, yaitu konflik antara individu dalam masyarakat, antara
kelompok dan lain-lainnya
4) Pemberontakan dalam masyarakat
Misalnya: Revolusi Indonesia 17 Agustus 1945 mengubah struktur pemerintah
kolonial menjadi pemerintahan nasional.
b. Faktor Ekstern
1) Faktor alam yang ada di sekitar masyarakat yang berubah
2) Pengaruh kebudayaan lain dengan melalui adanya kontrak kebudayaan antara dua
masyarakat atau lebih yang memiliki kebudayaan yang berbeda.
3. Keseimbangan
Robert Mclver mengatakan perubahan-perubahan sosial merupakan perubahan dalam
hubungan-hubungan sosial atau perubahan terhadap kesimbangan hubungan sosial.
Pengertian ini dapat ditegaskan bahwa perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dapat
menimbulkan ketidakseimbangan hubungan-hubungan soaial. Misalnya, karena ada unsur-
unsur dalam masyarakat yang berubah cepat, tetapi ada juga unsur-unsur dalam masyarakat
yang terkait dengan unsur-unsur yang berubah jadi cepat namun tetap berubah jadi lambat.
7
b. Ciri-ciri Modernisasi
Modernisasi merupakan salah satu modal yang ditandai dengan ciri – ciri :
Keutuhan materi dan ajang kebutuhan manusia.
Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensasi, dan
akulturasi.
Modernisasi banyak menberikan kemudahan bagi manusia.
Berkat jasanya, hampir senua keinginan manusia terpenuhi.
2. Masyarakat Madani
Menurut Wirutomo (2002), di Indonesia kata “civil society” diterjemahkan sebagai
masyarakat sipil, masrakat warga, masyarakat madani, atau masyarakat adab. Apapun bentuk
tindakannya yang pasti konsep itu menyangkut sutu ruang gerak masyarakat yang berada di
luar negara.
Karena bidang politik pada masa lalu selalu dikaitkan dengan negara, maka muncul konsep
civil society sebagai arena bagi warga negara yang aktif dalam politik. Tetapi lebih luas lagi
konsep ini sering juga dikaitkan dengan peradaban masyarakat, yaitu suatu kualitas
kebudayaan masyarakat yang ditandai oleh supremasi hukum.
8
yang sebelumnya dianggap melanggar norma tunggal masyarakat. Selain itu juga terjadinya
diorientasi atau alienasi.
Kemajuaan bidang teknologi, komunikasi dan informasi yang demikian pesat sebagai
sebuah perkembangan peradaban manusia kadang kala menimbulkan problematika bagi
kehidupan manusia. Sebagai contoh (handphone) dengan berbagai fasilitas yang ada
didalamnya, dapat memberikan manfaat yang sangan besaar kalau digunakan secara baik,
tetapi sebaliknya jika digunakan secara tidak baik akan menimbulkan dampak negatif.
Pertumbuhan dan perkembangan demografi, juga berpotensi menimbulkan
problematika bagi adab dan peradaban manusia. Jumlah penduduk yang berkembang, dengan
cepat jika tidak diimbangi dengan tersediannya lapangan pekerjaan yang cukup justru akan
menciptakan gelombang pengangguran.
Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan agar kita mampu membangunan bangsa
agar tetap eksis di tengah – tengah arus modernisasi dan globalisasi yang semakin kuat,
adalah dengan meningkat peran lembaga pendidikan untuk terus mengali ilmu pengetahuan
dan teknologi serta informasi tanpa menghilangkan jati diri Indonesia melalui pelestarian
nilai – nilai dan moral bangsa Indonesia.
9
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kata “adab” berasal dari bahasa Arab yang berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan
budi pekerti. Peradaban adalah tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula,
yang telah mencapai kebudayaan tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang
dicirikan oleh tingkat ilmu pngetahuan, teknologi dan seni yang telah maju.
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus menjunjung tinggi
aturan – aturan, norma – norma, adat – istiadat, ugeran dan wejangan atau nilai – nilai
kehidupan yang ada di masyarakat yang diwujudkan dengan menaati berbagai pranata sosial
atau aturan sosial, sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan,
kenyamanan, ketentraman dan kedamaian.
Peradaban sebagai wujud kebudayaan yang bersifat non – materiil, seperti adat sopan
santun pergaulan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini manusia senantiasa memegang
teguh nilai-nilai yang ada, baik berupa moral, norma, etika, dan estetika.
3.2 Saran
Dengan pengertian adab dan peradaban yang disampaikan diatas bahwa adab dan
peradaban di masyarakat memiliki peran yang sangat setral dalam kehidupan masyarakat dan
sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dari makalah ini diharapkan kita bisa belajar
dan mengerti akan peradaban, sehingga bisa diterapkan di kehidupan sehari – hari.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_16.htm
http://indonetasia.com/definisionline/?p=974
http://ojs.lib.unair.ac.id/index.php/JID/article/view/2154
http://www.google=pengaruhglobalisasiterhadapeksistensikebudayaandaerah.com
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar oleh Suratman, SH., M.Hum, Drs. MBM Munir, MH dan Umi
Salamah, S.Pd.
11