Anda di halaman 1dari 10

A.

PENGERTIAN
Hiperglikemia Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa
darah rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non
puasa sekitar 140 – 160 mg /100 ml darah (Waspadji, 2007)

B. ETIOLOGI
Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui
kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang
memegang peranan penting. Yang lain akibat pengangkatan pancreas,
pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau langerhans. Tujuan utama terapi
Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar
glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta
neuropati.

C. PATOFISIOLOGI
Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan
oleh proses autoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin
yang menurun mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel. Hal
itu bisa menyebabkan lemas dengan kadar glukosa dalam darah meningkat.
Kompensasi tubuh dengan meningkatkan glucagon sehingga terjadi proses
glukoneogenesis. Selain itu tubuh akan menurunkan penggunaan glukosa
oleh otot, lemak dan hati serta peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan
pemecahan lemak terhadap kelaparan sel. Hiperglikemia dapat meningkatkan
jumlah urin yang mengakibatkan dehidrasi sehingga tubuh akan
meningkatkan rasa haus (polydipsi). Penggunaan lemak untuk menghasilkan
glukosa memproduksi badan keton yang dapat mengakibatkan anorexia (tidak
nafsu makan), nafas bau keton dan mual (nausea) hingga terjadi asidosis.
Dengan menurunnya insulin dalam darah asupan nutrisi akan meningkat
sebagai akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa intrasel menyebabkan sel
mudah terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan penimbunan
glukosa pada dinding pembuluh darah yang membentuk plak sehingga
pembuluh darah menjadi keras (arterisklerosis) dan bila plak itu telepas akan
menyebabkan terjadinya thrombus. Thrombus ini dapat menutup aliran darah
yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit lain (tergantung letak
tersumbatnya, missal cerebral dapat menyebabkan stroke, ginjal dapat
menyebabkan gagal ginjal, jantung dapat menyebabkan miocard infark, mata
dapat menyebabkan retinopati) bahkan kematian.

D. MENIFESTASI KLINIK
Gejala awal umumnya yaitu ( akibat tingginya kadar glukosa darah) :
1. Polipagi
2. Polidipsi
3. Poliuri
4. Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering
5. Rasa kesemutan, kram otot
6. Visus menurun
7. Penurunan berat badan
8. Kelemahan tubuh
9. Luka yang tidak sembuh-sembuh

E. KOMPLIKASI HIPERGLIKEMIA

Dibagi menjadi 2 kategori yaitu :

1. Komplikasi akut
a. Ketoasidosis diabetic
b. Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik
c. Hipoglikemia
d. Asidosis lactate
e. Infeksi berat
2. Komplikasi kronik
a. Komplikasi vaskuler
Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer
Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
b. Komplikasi neuropati
Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare
diabetik, buli-buli neurogenik, impotensi, gangguan refleks
kardiovaskuler.
c. Campuran vascular neuropati: Ulkus kaki

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala diatas + GDS > 200 mg%
(Plasmavena).
Bila GDS 100-200 mg% → perlu pemeriksaan test toleransi glukosa oral.
Kriteria baru penentuan diagnostik DM menurut ADA menggunakan GDP >
126mg/dl.
Pemeriksaan lain yang perlu diperhatikan pada pasien hiperglikemi adalah :

1. Glukosa darah :Meningkat 200 – 100 mg/dl, atau lebih


2. Aseton plasma :Positif secara mencolok.
3. Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat.
4. Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l.
5. Elektrolit :
6. Natrium :Mungkin normal, meningkat atau menurun.
7. Kalium :Normal atau peningkatan semu (perpindahan seluller),
selanjutnya akan menurun.
8. Fospor : Lebih sering menurun.
9. Hemoglobin glikosilat :Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal
yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir (
lama hidup SDM ) dan karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan
DKA dengan kontrol tidak adekuat Versus DKA yang berhubungan
dengan insiden.
10. Glukosa darah arteri :Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan
pada HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis
respiratorik.
11. Trombosit darah :Ht mungkin meningkat ( dehidrasi ), leukositiosis,
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
12. Ureum / kreatinin : Mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/
penurunan fungsi ginjal).
13. Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya
pankretitis akut sebagai penyebab dari DKA.
14. Insulin darah :Mungkin menurun / bahkan sampai tidak ada (pada tipe 1)
atau normal sampai tinggi ( tipe II ) yang mengindikasikan insufisiensi
insulin/gangguan dalam penggunaannya ( endogen /eksogen ). Resisiten
insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibodi.
(auto antibodi).
15. Pemeriksaan fungsi tiroid : Peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
16. Urine :Gula dan aseton positif; berat jenis dan osmolalitas mungkin
menigkat.
17. Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran
kemih, infeksi pernapasan dan infeksi pada luka.
18. Ultrasonografi

G. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropati.

Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia :

1. Diet
a. Komposisi makanan :
1. Karbohidrat = 60 % – 70 %
2. Protein = 10 % – 15 %
3. Lemak = 20 % – 25 %
b. Jumlah kalori perhari
1. Antara 1100 -2300 kkal
2. Kebutuhan kalori basal :
Laki – laki : 30 kkal / kg BB
Perempuan : 25 kkal / kg BB
2. Latihan jasmani
Manfaat latihan jasmani :
Menurunkan kadar glukosa darah (mengurangi resistensi insulin,
meningkatkan sensitivitas insulin)
Menurunkan berat badan
Mencegah kegemukan
Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik, gangguan
lipid darah, peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi darah
Prinsip : Continuous, Rhytmic, Interval, Progressive, Endurance (CRIPE)
:
Continuous : berkesinambungan, terus-menerus tanpa henti, misal 30
menit jogging tanpa henti
Rhytmic : berirama yaitu kontraksi dan relaksasi secara teratur (jalan
kaki, jogging, berlari, berenang, bersepeda, mendayung. Main golf, tenis,
atau badminton tidak memenuhi syarat karena banyak berhenti))
Interval : selang-seling antara gerak cepat dan lambat (jalan cepat
diselingi jalan lambat, jogging diselingi jalan)
Progressive : bertahap sesuai kemampuan dari intensitas ringan sampai
sedang hingga mencapai 30-60 menit
Sasaran Heart Rate : 75-85 % dari maksimum Heart Rate
Maksimum Heart Rate : 220-umur
Endurance : latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan
kardiorespirasi, seperti jalan (jalan santai/cepat, sesuai umur), jogging,
berenang, dan bersepeda.
3. Penyuluhan
Dilakukan pada kelompok resiko tinggi :
Umur diatas 45 tahun
Kegemukan lebih dari 120 % BB idaman atau IMT > 27 kg/m
Hipertensi > 140 / 90 mmHg
Riwayat keluarga DM
Dislipidemia, HDL 250 mg/dl
Parah TGT atau GPPT ( TGT : > 140 mg/dl – 2200 mg/dl), glukosa
plasma puasa derange / GPPT : > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl)
4. Obat berkaitan Hipoglikemia
a. Obat hipoglikemi oral :
1) Sulfoniluria : Glibenglamida, glikosit, gliguidon, glimeperide,
glipizid.
2) Biguanid ( metformin )
3) Hon su insulin secretagogue ( repakglinide, natliglinide )
4) Inhibitor glucosidase
5) Tiosolidinedlones
b. Insulin
1) Insulin reaksi pendek disebut juga sebagai clear insulin, ia adalah
jenis obat insulin yang memiliki sifat transparan dan mulai bekerja
dalam tubuh dalam waktu 30 menit sejak ia dimasukkan ke dalam
tubuh. Obat insulin ini bekerja secara maksimal selama 1 sampai 3
jam dalam aliran darah penderita, dan segera menghilang setalah 6-
8 jam kemudian.
2) Insulin reaksi panjang merupakan jenis insulin yang mulai bekerja
1 hingga 2 jam setelah ia disuntikkan ke dalam tubuh seseorang.
Tetapi obat insulin ini tidak memiliki masa reaksi puncak, sehingga
ia bekerja secara stabil dalam waktu yang lama yaitu 24 sampai 36
jam di dalam tubuh penderita diabetes, contohnya Levemir dan
Lantus.
3) Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin yang mulai efektif
bekerja menurunkan gula darah sejak 1 sampai 2 jam setelah
disuntikkan ke dalam tubuh. Obat ini bereaksi secara maksimal
selama 6-10 jam, dan berakhir setelah 10-16 jam setelahnya,
contohnya Humulin m3, Hypurin, dan Insuman.
4) Insulin reaksi cepat akan langsung bekerja 5-15 menit setelah
masuk ke dalam tubuh penderita. Ia memiliki tingkat reaksi
maksimal selama 30-90 menit, dan pengaruhnya akan segera
menghilang setelah 3-5 jam kemudian. Contoh obat insulin ini
berupa Lispro, Actrapid, Novorapid, dan Velosulin.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang sering muncul :

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic (dari


hiperglikemia), kehilangan gastric berlebihan : diare, muntah, masukan
dibatasi : mual, kacau mental.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral; anoreksia, mual,
lambung penuh, nyeri abdomen, perubahan kesadaran.
3. Risiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan kadar glukosa
tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi, infeksi
pernafasan yang ada sebelumnya, atau ISK.
4. Risiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori.
5. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolic,
insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolik/
infeksi.
6. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/ progresif
yang tidak dapat diobati.
7. Kurang pengetahuan (belajar) mengenai penyakit, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan/
mengingat, kesalahan interpretasi, informasi, tidak mengenal sumber
informasi.
8. Resiko terhadap cedera berhubungan dengan penurunan sensasi taktil,
pengurangan ketajaman pandangan dan hipoglikemia.

I. INTERVENSI
1. Diagnose 1
a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam
diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi.
b. KH :
1) Vital sign dalam batas normal
a. TD 100-130/70-90)
b. RR 16-20 x/ menit)
c. Nadi 60-100 x/ menit)
d. Suhu 36-37°C
2) Intake output seimbang
3) Turgor kulit baik
4) Mukosa bibir lembab
5) Kapilari refill < 2 detik

c. Intervensi
1) Ukur vital sign tiap 8 jam.
Rasional: Hipovolemi dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan
takikardia.
2) Ukur berat badan tiap pagi.
Rasional: Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status
cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan
cairan pengganti.
3) Observasi turgor kulit tiap pagi, observasi mukosa bibir.
Rasional: Merupakan indicator dari dehidrasi.
4) Observasi adanya muntah.
Rasional: Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas
lambung, yang seringkali akan menimbulkan muntah.
5) Pantau intake-output tiap 24 jam.
Rasional: Membantu dalam memperkirakan kekurangan volume
cairan tubuh.
6) Kolaborasi pemberian cairan sesuai indikasi.
Rasional: Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat
kekurangan cairan dan respon pasien secara individual.
7) Kolaborasi pemeriksaan
a) Hamatokrit
Rasional: Mengkaji tingkat dehidrasi dan seringkali meningkat
akibat hemokonsentrasi yang terjadi setelah diuresis.
b) BUN/ kreatinin
Rasional: Peningkatan nilai dapat mencerminkan kerusakan sel
karena dehidrasi atau tanda awitan kegagalan ginjal.
c) Natrium
Rasional: Mungkin menurun yang dapat mencerminkan
perpindahan cairan dari intrasel (dieresis osmotik). Kadar natrium
yang tinggi mencerminkan kehilangan cairan/ dehidrasi berat atau
reabsorbsi natrium dalam berespons terhadap sekresi aldosteron.
d) Kalium
Rasional Awalnya akan terjadi hiperkalemia dalam berespons
pada asidosis, namun selanjutnya kalium ini akan hilang melalui
urine, kadar kalium absolute tubuh berkurang.

2. Diagnose 2
a. Tujuan : Setelah dilakukan tidakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan
kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
b. Kriteria Hasil :
1. Berat badan ideal
2. Mual tidak ada
3. Muntah tidak ada
4. LLA dalam batas normal
5. TSF dalam batas normal
6. Bising usus 4-12 x/ menit
7. Hb dalam batas normal
8. Vital sign dalam batas normal
a) TD 100-130/70-90
b) RR 16-20 x/ menit
c) Nadi 60-100 x/ menit
d) Suhu 36-37°C

c. Intervensi
1. Ukur vital sign tiap 8 jam.
Rasional: Mengetahui keadaan umum klien.
2. Timbang berat badan tiap pagi.
Rasional: Mengetahui pemasukan makanan yang adekuat.
3. Ukur bising usus tiap pagi,
Rasional: Hiperglikemi dapat meningkatkan motilitas dan fungsi
lambung.
4. Observasi tanda-tanda hipoglikemia (tingkat kesadaran, kulit
lembab/ dingin, nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit
kepala, pusing, sempoyongan)
Rasional: Saat proses metabolisme terjadi dan insulin tetap diberikan
maka hipoglikemi dapat terjadi.
5. Observasi adanya mual dan muntah.
Rasional: Mengetahui pemasukan yang adekuat.
6. Ukur LLA dan TSF tiap pagi.
Rasional: Mengetahui status nutris klien.
7. Pantau hasil laboratorium gula darah dan Hb.
Rasional: Hb yang rendah dapat mengindikasikan asupan nutrisi
yang tidak adekuat. Peningkatan gula daran mengindikasikan asupan
nutrisi sel tidak terpenuhi.
8. Kolaborasi pemberian actravid insulin atau obat oral sesuai indikasi.
Rasional: Meningkatkan pemasukan nutrisi yang adekuat.

Anda mungkin juga menyukai