Anda di halaman 1dari 21

TEORI STRUKTUR MODAL

Disusun Oleh:

Kelompok 10 dan 12

1. Nur Indah Sari (90400118039)


2. Nurul Hikmatussyarah (90400118018)
3. Ira Nadira (90400118035)
4. Muh Chaerullah Burhan (90400118015)
5. Indra Farawansyah (90400118026)
6. Syarifudin (90400118031)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penulis mengucapkan syukur kepada
Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Manajemen
Keuangan dengan judul “Teori Struktur Modal”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Samata, 27 Juni 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................................................. i

Kata Pengantar .............................................................................................................................. ii

Daftar Isi ....................................................................................................................................... iii

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Tujuan Penulisan.............................................................................................................. 1

BAB 2 Pembahasan

2.1 Teori Struktur Modal ....................................................................................................... 4

2.1.1 Pendekatan Laba Bersih, Pendekatan Laba Operasi, dan Pendekatan Tradisional . 4

2.1.2 Pendekatan Modigliani-Miller ................................................................................ 5

2.1.3 Teori Trade-Off dalam Struktur Modal ................................................................... 10

2.1.4 Teori Pecking Order ................................................................................................. 11

2.1.5 Teori Keagenan (Agency Approach) ....................................................................... 11

2.2 Nilai Perusahaan, Biaya Modal dan Agency Costs ......................................................... 12

2.3 Leverage Keuangan, Struktur Modal dan Laba Perlembar Saham .................................. 13

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 16

Daftar Pustaka

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Struktur modal perusahaan merupakan bagian dari struktur keuangan perusahaan yang
mengulas tentang cara perusahaan mendanai aktivanya struktur modal mengarah pada pendanaan
perusahaan yang menggunakan utang jangka panjang, saham preferen ataupun modal pemegang
saham. Pada hakikatnya, struktur modal merupakan kombinasi utang dan ekuitas dalam struktur
keuangan jangka panjang perusahaan lebih menggambarkan target komposisi utang dan ekuitas
dalam jangka panjang pada suatau perusahaan.

Struktur modal yang efektif mampu menciptakan perusahaan dengan keuangan yang kuat
dan stabil. Bersamaan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat di bidang pasar modal dan
tersedianya dana dari para calon investor yang berinat menginvestasikan modalnya,struktur
modal telah menjadi salah satu faktor pertimbangan yang cukup penting.

Hal ini terkait dengan risiko dan pendapatan yang akan diterima. Dalam melihat struktur
modal perusahaan, investor tidak dapat dipisahkan dari informasi perusahaan berupa laporan
keuangan yang di keluarkan setiap tahunnya. Para investor akan melakukan berbagai analisis
terkait dengan kepputusan menanamkan modal pada perusahaaan melauiinformasi yang salah
satunya berasal dari laporan keuangan perusahaan.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui teori struktur modal


2. Untuk nilai perusahaan, biaya modal dan agency costs
3. Untuk mengetahui leverage keuangan, struktur modal dan laba per lembar saham

1
BAB 2

PEMBAHASAN

Salah satu isu paling penting yang dihadapi oleh pada manejer keuangan yang dihadapi
oleh para manajer keuangan adalah hubungan antara struktur modal dan nilai perusahaan.
Beberapa teori tentang struktur modal telah dikembangkan dan pada bagian ini akan dibahas
secara mendalam beberapa teori struktur modal. Struktur modal adalah merupakan perimbangan
jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham prefen dan
saham biasa. Sementara itu struktur modal adalah perimbangan anatar total utang dengan modal
sendiri.dengan kata lain struktur modal merupakan bagian dari struktur modal.

Dalam bagian ini akan dibahas lima teori struktur modal yaitu, pendekatan laba bersih
atau net income (NI), pendekatan laba operasi atau net operasi income (NOI), pendekatan
tradisional. Selanjutnya akan dibahas pendekatan klasik oleh Modiglani dan Miller (MM) yang
menandai permulaan teori struktur modal modern. Kemudian akan dibahas perkembangann teori
MM dengan memasukkan pengaruh pajak perusahaan, peroangan dan agency costs atau konflik
antarpihak dalam perusahaan. Dan akan dibahas juga teori-teori struktur modal lainnya.

Adapun kesimpulan sementara dari teori ini adalah: pertama, terdapat struktur modal
yang optimal atau paling tidak terletak ddalam satu rentang tertentu untuk setiap perusahaan.
Kedua, meskipun hingga saat ini masih sulit untuk menentukan secara pasti satu struktur modal
yang optimal. Ketiga, faktor utama yang mempengaruhi struktur modal yang optimal. Beberapa
teori struktur modal telah dikembangkan khususnya terhadap nilai perusahaan dan biaya modal.
Dalam pembahasan selanjutnya perlu ingat beberapa termonologi yang akan dipergunakan dalam
berbagai formula.

E = nilai pasar saham biasa peusahaan yaitu sebesar harga per lembar saham diklaikan
dengan jumlah saham beredar.

D = nilai pasar utang perusahaan, dan untuk menyerdahanakan dianggap perusahaan hanya
mengguanakn satu kelas utang.

V = total nilai perusahaan yang tidak lain adalah merupakan penjualan modal sendiri
(E) dan nilai utang (D).

2
EBIT = adalah laba sebelum bunga dan pajak atau disebut juga dengan laba operasi bersih
(NOI). Perlu diingat bahwa diasumsikan bahwa EBIT yang diharapkan di masa datang
adalah konstan, meskipun dalam kenyataannya EBIT ini dapat berubah.

kd = tingkat bunga utang perusahaan atau biaya utang

ke = biaya modal sendiri atau tingkat keuntungan yang diisyaratkan atas saham biasa

ko = biaya modal rata- rata tertimbang

T = tingkat pajak perusahaan

Pertama diasumsikan bahwa perusahaan tidak mengalami pertumbuhan sehingga EBIT


diharapkan konstan dan seluruj keuntungan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk
pembayaran deviden. Oleh karena itu nilai total saham biasa (E) dapat ditentukan dengan
menggunakan formula :

Deviden Laba Bersih (NI) D


E= EE = Vs =
ke ke ke

(EBIT-kdD)(1-T)
E=
ke

3
2.1 Teori Struktur Modal

2.1.1 Pendekatan Laba Bersih, Pendekatan Laba Operasi, dan Pendekatan Tradisional

1. Teori Pendekatan Laba Bersih (Net Income) NI

Pendekatan ini dapat diasumsikan investor mengkapitalisasi atau menilai laba


perusahaan dengan tingkat kapitalisasi ( ke ) yang konstan dan perusahaan dapat
meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang ( kd ) yang juga konstan. Hal ini
juga dapat diartikan karena tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya utang konstan atau tetap
maka semakin besar jumlah utang perusahaan maka biaya modal rata-rata tertimbang akan
semakin kecil

2. Teori Pendekatan Laba Operasi Bersih ( Operating Net Income ) NOI

Teori ini diasumsikan biaya modal rata-rata tertimbang ( ko ) konstan, berapapun


jumlah utang perusahaan tetap. Dalam teori ini para investor mempunyai sudut pandang
yang berbeda-beda

a. Biaya utang konstan sama seperti pendekatan laba bersih

b. Utang perusahaan meningkat, resiko perusahaan ikut meningkat. Oleh karena itu
manajemen menuntut agar keuntungan perusahaan jg harus meningkat, konsekuensinya
biaya modal rata-rata tertimbang konstan dan keputusan struktur modal menjadi tidak
penting

3. Teori pendekatan tradisional

Teori ini diasumsikan bahwa dalam satu leverage tertentu, resiko perusahaan tidak
mengalami perubahan ( kd & ke konstan ), dan setelah leverage atau resiko utang tertentu
biaya utang dan biaya modal sendiri naik atau meningkat. Biaya modal yang besar bahkan
lebih besar dari penurunan biaya dikarenakan penggunaan utang yang murah akibatnya
biaya modal rata-rata tetimbang yang tadinya menurun, setelah leverage menjadi naik
dengan kata lain nilai perusahaan yang awalnya naik menjadi turun akibat dari utang yang
semakin besar.

4
2.1.2 Pendekatan Modigliani-Miller

Selama ini teori struktur modal didasarkan atas perilaku investor dan bukannya secara
matematis. Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) memperkenalkan model teori struktur
modal secra matematis, scientific dan atas dasar penelitian yang terus menerus. MM
memperkenalkan teori struktur modal dengan beberapa asumsi sebagai berikut :

a. Resiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar deviasi laba sebelum benga pajak
dan pajak ( EBIT ) dan perusahaan yang memiliki resiko bisnis sama dikatakan berada dalam
kelas yang sama

b. Semua investor dan investor potensial memiliki estimasi sama terhadap EBIT perusahaan
dimasa datang atau homogeneous expectation tentang laba perusahaan dan tingkat resiko
perusahaan.

c. Saham dan oblligasi diperdagangkan dalam pasar modal yang sempurna atau perfect
capital market. Kriteria pasar modal yang efisien adalah:

i. Informasi selalu tersedia bagi semua investor ( symmetric information ) dan dapat
diperoleh tanpa biaya ;

ii. tidak ada biaya tranksaksi dan investor bersikap rasional

iii. investor dapat melakukan diversifikasi investasi secra sempurna

iv. tidak ada pajak pendaptan perorangan

v. investor baik individu maupun institusi dapat meminjam dengan tingkat bunga yang
sama seperti halnya perusahaan sebesar tingkat bunga bebas risiko

5
1. Pendekatan teori MM tanpa pajak

Pertama kali MM memperkenalkan teori struktur modal dengan asumsi tidak ada
pajak pendapatan perusahaan. Dengan asumsi ini maka MM secara matematis mengajukan
tiga preposisi:

a. Preposisi I

Proposisi I Modigliani & Miller menyatakan bahwa “Nilai pasar dari setiap
perusahaan tidak tergantung pada struktur modalnya dan diberikan dengan
mengkapitalisasi pengembalian yang diharapkan pada tingkat yang sesuai dengan
kelasnya ”. Dengan kata lain, nilai perusahaan ditentukan dengan mengkapitalisasi
pendapatan bersih operasional (EBIT) pada suatu tingkat pengembalian atau rate yang
konstan. Tingkat pengembalian atau rate (pk) yang digunakan harus sesuai dengan
tingkat risiko perusahaan, dimana nilai perusahaan bersifat independen terhadap tingkat
leverage yang digunakan perusahaan tersebut. Seperti yang telah diungkapkan
sebelumnya, bahwa Proposisi I MM menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh
kapitalisasi Net Operating Income dan rate yang digunakan dalam kapitalisasi tersebut.
Dengan kata lain tingkat leverage yang digunakan perusahaan tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.

b. Preposisi II

Proposisi II MM menyatakan bahwa "Hasil yang diharapkan dari bagian yang


macet sama dengan tingkat kapitalisasi yang tepat, pk, untuk aliran ekuitas murni di
kelas, ditambah premi yang terkait dengan risiko keuangan sama dengan rasio utang
terhadap ekuitas dikalikan selisih antara pk dan r.

Dengan kata lain, proposisi II (MM) ingin menyatakan bahwa cost of capital dari
perusahaan yang levered adalah sama dengan tingkat pengembalian perusahaan yang
unlevered pada tingkat kelas risiko yang sama, ditambah dengan suatu premium yang
besamya tergantung pada rasio debt to equity dan selisih antara cost of equity dan debt.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bahwa expected return atas ekuitas
perusahaan yang levered merupakan fungsi linier dari rasio debt to equity perusahaan

6
tersebut. Dari kedua proposisi yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller ini, dapat
ditarik kesimpulan bahwa nilai perusahaan dipengaruhi oleh net operating income
perusahaan tersebut yang dihasilkan dari penggunaan seluruh asset perusahaan. Dan
dengan demikian nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal atau kombinasi
utang dan ekuitas perusahaan. Dengan kata lain, nilai dari perusahaan bergantung pada
aktivitas operasional dan investasinya, bukan pada aktivitas pendanaannya.

c. Preposisi III

MM berpendapat bahwa perusahaan seharusnya melakukan investasi proyek baru


sepanjang nilai perusahaan meningkat paling tidak sebesar biaya investasi.

2. Pendekatan teori MM bila ada pajak

Dalam kondisi ada pajak penghasilan, perusahaan yang memiliki leverage akan
memiliki nilai lebih tinggi jika di bandingkan dengan perusahaan tanpa leverage. Kenaikan
nilai perusahaan terjadi karena pembayaran bunga atas utang merupakan pengurang pajak
oleh karena itu laba operasi mengalir kepada investor menjadi semakin besar.

a. Preposisi I

MM berpendapat bahwa nilai perusahaan yang memiliki leverage sama dengan


nilai perusahaan yang tidak memiliki leverage ditambah dengan nilai perlindungan pajak.
Adapun nilai perlindungan pajak ini adalah sebesar pajak penghasilan perusahaan
dikalikan dengan utang perusahaan

b. Preposisi II

Biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya hutang, tetapi
penghematan pajak akan lebih besar dibandingkan dengan penurunan nilai karena
kenaikan biaya modal saham. Implikasi dari preposisi II ini adalah penggunaan hutang
yang semakin banyak akan meningkatkan biaya modal saham.

Teori yang dilontarkan tahun 1963 ini mendapat beberapa kritikan, kendati MM
sudah memperlonggar asumsinya dengan menambahkan unsur pajak, tetapi MM lupa

7
mempertimbangkan faktor risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan jika memperbesar
hutang. Artinya semakin besar hutang yang digunakan, akan mengakibatkan semakin
besar risiko tidak terbayarkan. Teori ini kemudian disebut tax saving financial costs trade
off theory. Walaupun hutang akan menghemat pembayaran pajak, tetapi di lain pihak
hutang juga akan memperbesar risiko tidak terbayar. Sehingga model MM yang
dimodifikasi ini mengajarkan agar perusahaan sangat baik untuk berhutang, tetapi setelah
sampai batasnya (struktur modal optimal) berhutang terlalu banyak justru tidak akan
menguntungkan lagi.

c. Preposisi III

Sama seperti dalam kondisi tidak ada pajak, perusahaan seharusnya melakukan
investasi sepanjang memenuhi syarat

3. Pendekatan Miller dengan Adanya Pajak Penghasilan Perusahaan dan Pajak


Pendapatan Perseorangan

Pada tahun 1976 Merton Miller memperkenalkan model tentang pengaruh leverage
terhadap nilai perusahaan jika terdapat pajak perusahaan dan pajak perseorangan. Perhatikan
jika,

Tc adalah Pajak Perusahaan

Tp adalah Pajak Pendapatan peraseorangan dari saham

Td adalah Pajak Pendapatan dari utang

Nilai Perusahaan yang tidak memiliki laverage :

EBIT(1−Tc)(1−Tp)
𝑉𝑢 = keU

Nilai Perusahaan yang memiliki laverage :

(1−Tc)(1−Tp)
𝑉𝑙 = vu + (1 − (1−Td)
)𝐷

Contoh :

8
Pendapatan
Utang Modal Sendiri
Pendapatan sebelum pajak Rp. 100.000 Rp. 100.000
Pajak Perusahaan Tc = 34% 34.000
Pendapatan setelah Tc Rp . 100.000 Rp. 66.000
Pajak Perseorangan Tp = Td = 28% 28.000 18.480
Pendapatan setelah pajak Rp. 72.000 Rp. 47.520

Beberapa titik terhadap pendekatan Modigliani Miller adalah jika semua asumsi
dipenuhi, maka cenderung akan membaiknya apabila menggunakan utang semakin besar. Dalam
kenyataanya tentu hal semacam ini tidak terjadi. Karena pendekatan ini memiliki beberapa
kelemahan :

1. Pendekatan Modigliani Miller mengonsumsi bahwa tidak ada biaya transaksi, maka
proses arbitrase boleh tanpa biaya. Sedangkan dalam kenyataanya komisi broker ini
cukup besar
2. Modigliani Miller pada awalnya mengonsumsi bahwa investor dan perusahaan
memiliki akses yang sama terhadap lembaga keuangan. Artinya, Kedua pihak dapat
meminjam dengan tingkat bunga sebesar tingkat keuntungan bebas risiko. Dalam
kenyataanya investor besar dapat meminjam utang dengan bunga yang lebih rendah,
sedangkan individu akan mendapat utang dengan bunga yang lebih tinggi.
3. Modigliani Miller juga mengonsumsi bahwa tidak ada konflik antarpihak dalam
perusahaan atau agency problem yang dapat menimbulkan biaya yang sangat besar.
4. Tidak mempertimbangkan financial distress yang mungkin dihadapi perusahaan.
Akibatnya semakin besar financial distress, maka tingkat keuntungan yang
disyaratkan oleh pemilik utang akan semakin besar. Akhirnya semakin besar proporsi
utang yang digunakan, berarti semakin besar risiko perusahaan.

9
2.1.3 Teori Trade-Off dalam Struktur Modal

Menurut trade-off theory yang diungkapkan oleh Myers (2001), “Perusahaan akan
berutang sampai pada tingkat utang tertentu, di mana penghematan pajak (tax shields) dari
tambahan utang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress)” .

Biaya kesulitan keuangan (financial distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy


costs) atau re-organization, dan biaya keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari
turunnya kredibilitas suatu perusahaan. Trade-off theory dalam menentukan struktur modal
yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs)
dan biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi
pasar dan symmetric information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan utang. Tingkat
utang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak (tax shields) mencapai jumlah yang
maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan (costs of financial distress).

Trade-off theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam kerangka
trade-off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam penentuan struktur
modal. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tentu akan berusaha
mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan rasio utangnya, sehingga tambahan utang
tersebut akan mengurangi pajak. Dalam kenyataannya jarang manajer keuangan yang berpikir
demikian.
Donaldson (1961) melakukan pengamatan terhadap perilaku struktur modal perusahaan
di Amerika Serikat. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan dengan
tingkat profitabilitas yang tinggi cenderung rasio utangnya rendah. Hal ini berlawanan dengan
pendapat trade-off theory. Trade-off theory tidak dapat menjelaskan korelasi negatif antara
tingkat profitabilitas dan rasio utang.

10
3.1.4 Teori Pecking Order

Teori Pecking order theory melihat bahwa perusahaan cenderung memilih pendanaan
sesuai dengan urutan risiko. Hal ini dilakukan untuk dapat memaksimumkan nilai perusahaan
atau dengan kata lain memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan. Teori ini
menyebutkan bahwa perusahaan cenderung terlebih dahulu mempergunakan sumber pendanaan
internal (retained 11 earning) sebanyak mungkin untuk membiayai proyek-proyek di
perusahaan sebelum berhutang.

Kemudian jika sumber dana internal tidak mencukupi dan perusahaan membutuhkan
sumber dana eksternal, maka perusahaan akan memilih utang sebelum eksternal equity.
Pecking Order Theory menyatakan bahwa bila perusahaan membutuhkan dana, maka prioritas
utama adalah menggunakan dana internal, yaitu laba ditahan. Namun apabila dibutuhkan dana
pendanaan eksternal maka utang akan menjadi prioritas perusahaan

2.1.5 Teori Keagenan (Agency Approach)

Teori keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih principal (pemilik)
menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa untuk kepentingan mereka dengan
mendelegasikan beberapa wewenang untuk membuat keputusan agen.

Prinsip utama teori ini adalah adanya kontrak kerjasama antara agen dengan prinsipal,
dimana agen diberikan wewenang penuh untuk mengelola aset ekonomis prinsipal guna
mencapai kemakmuran.

Teori keagenan dalam manajemen keuangan membahas adanya hubungan agency, yaitu
hubungan mengenai adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan yang dilakukan
oleh manajer.

11
2.2 Nilai Perusahaan, Biaya Modal dan Agency Costs

Jika Modigliani Miller dalam kondisi ada pajak penghasilan perusahaan benar, maka nilai
perusahaan akan meningkat terus menerus karena penggunaan utang yang semakin besar. Tapi
perlu diketahui jika nilai sekarang financial distress dan nilai sekarang agency costs dapat
mengakibatkan menurunya nilai perusahaan yang memiliki leverage.

Struktur modal yang maksimal dapat dicapai dengan menyeimbangkan keuntungan


perlindungan pajak dengan beban biaya sebagai akibat penggunaan utang yang semakin besar.
Semakin besar proporsi utang akan semakin besar perlindungan pajak yang diperoleh tetapi
semakin besar pula biaya kerugian yang mungkin akan muncul.

Faktor penting untuk menentukan struktur modal secara optimal yaitu :

1. Tingkat Penjualan, Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil maka akan meiliki
aliran kas yang juga stabil. Contohnya, perusahaan yang bergerak dibidang agrobisnis
yang harga produknya sangat tidak stabil sehingga sebaiknya tidak dibiayai dengan utang
yang berjumlah besar.
2. Struktur asset, Perusahaan yang memiliki asset tetap dalam jumlah banyak maka dapat
menghutang dalam jumlah besar. Karena besarnya asset tetap dapat dijadikan jaminan
dalam utang.
3. Tingkat Pertumbuhan perusahaan, semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin
besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi.
4. Profitabilitas, Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang
menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan utang.
5. Variabel laba dan perlindungan pajak, Jika laba perusahaan kecil maka perusahaan
mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menanggung beban tetap dari utang.
6. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro, perusahaan perlu mengetahui waktu yang
tepat untuk menjual saham dan obligasi.

12
2.3 Leverage Keuangan, Struktur Modal dan Laba Perlembar Saham

Leverage keuangan adalah suatu ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana hutang
dan saham preferen digunakan dalam struktur modal perusahaan. Leverage keuangan terjadi
akibat penggunaan sumber dana yang berasal dari hutang, sehingga menyebabkan perusahaan
harus menanggung hutang serta biaya bunga. Penggunaan hutang yang tinggi atau rendah dapat
mempengaruhi naik turunnya keuntungan per lembar saham. Harapanya dengan menggunakan
dana tersebut, perusahaan dapat memperoleh pendapatan yang lebih besar daripada beban bunga
yang dibayarkan. Artinya dengan pendapatan yang besar tersebut tingkat penghasilan pemilik
perusahaan juga akan besar. Artinya leverage keuangan akan berpengaruh positif apabila
perusahaan yang dibiayai oleh hutang tersebut mampu menghasilkan laba untuk menutupi beban
tetap yang timbul akibat penggunaan hutang tersebut dan nantinya dapat menciptakan
keuntungan bagi pemilik perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut leverage keuangan yang
diproksikan denagan degree of financial leverage berpengaruh positif terhadap laba per lembar
saham.

Sebagai contoh, PT Alaska memiliki struktur yang terdiri atas saham bisa sebanyak
3.500.000 lembar. Anggaplah bahwa perusahaan sedang mempertimbangkan untuk melakukan
ekspansi yang memerlukan tambahan dana sebesar Rp30.000.000.000,-. Perusahaan menghadapi
dua pilihan pemenuhan kebutuhan dana; alternative pertama adalah menjual saham sebanyak
1.500.000 lembar. Alternative kedua adalah mengeluarkan obligasi dengan kupon 10% sebsar
Rp30.000.000.000,-.

Anggaplah bahwa kemungkinan pertama laba sebelum bunga dan pajak setelah ekspansi
adalah Rp7.500.000.000,- sedangkan kemungkinan kedua adalah sebesar Rp12.500.000.000,-.
Tarif pajak perusahaan adalah sebesar 40%. Untuk menganalisis alternative nama yang terbaik
kita dapat menggunakan analisis EBIT-EPS. Maka titik tak acuh atau indifference point dapat
ditentukan dengan menggunakan formula :

(EBIT−𝐼𝑑 )(1−T)−𝑃 (EBIT−𝐼𝑒 )(1−T)−𝑃


(𝑁𝑑 )
= (𝑁𝑒 )

Dimana Id adalah bunga atas alternative utang, Ie adalah bunga alternative modal sendiri,
Nd adalah jumlah saham untuk alternative utang, Ne adalah jumlah sahan untuk alternative modal

13
sendiri, T adalah tarif pajak dan P adalah deviden saham preferen. Apabila nilai yang tersedia
kita masukkan dalam persamaan, maka akan diperoleh laba sebelum bunga dan pajak sebesar:

(EBIT−3.000.000.000)(1−40%)−0 (EBIT−0)(1−40%)−0
=
3.500.000 5.000.000

5.000.000(60% EBIT - 1.300.000.000) = 3.500.000(60%EBIT)

3.000.000EBIT - 9(1015) = 2.100.000EBIT

3.000.000EBIT – 2.100.000EBIT = 9(1015)

900.000EBIT = 9(1015)

EBIT = Rp10.000.000.000,-

Dengan demikian apabila laba sebelum bunga dan pajak yang diperoleh sebesar
Rp10.000.0000.000,- maka penggunaan utang dan modal sendiri memiliki pengaruh yang sama
tetapi jika laba sebelumnya bunga dan pajak lebih tinggi dari Rp10.000.000.000,- maka
penggunaan uang akan lebih baik karena laba perlembar saham menjadi tinggi. Sebaliknya jika
lebih kecil maka penggunaan modal sendiri akan lebih baik. Masalahnya sekarang sangat
tergantung pada ketepatan dalam mengestimasi laba sebelum bunga dan pajak setelah ekspansi.

Akhirnya kita setuju bahwa pendekatan Modiglani dan Miller merupakan awal teori
struktur modal. Secara grafik dapat di rangkum seperti dalam grafik dibawah. Bagian pertama,
menunjukkan hubungan antara rasio utang dengan biaya utang, biaya modal sendiri dan biaya
rata-rata tertimbang. Kedua, biaya teresebut ke dan kd(1-T) meningkat karena meningkatnya
proporsi utang. Tetapi tingkat kenaikan kedua biaya tersebut semakin besar setelah proporsi
utang tertentu, ini mencerminkan adanya financial distress dan agency costs. Dengan demikian
biaya modal rata-rata tertimbang mula-mula menurun, dan kemudian dengan tingkat kenaikan
yang semakin tinggi. Pada saat biaya modal rata-rata tertimbang mencapai titik terendah, maka
struktur modal perusahaan optimal. Tampaknya grafik tersebut mirip dengan pendekatan
tradisional. Hanya bedanya pendekatan tradisiomal tidak menjelaskan secara implisit adanya
biaya kebagrukan dan agency cost.

Meskipun disadari bahwa sangat sulit mengkuantifikasi manfaat dan biaya penggunaan
utang sehingga tidak munngkin dipastikan secara pasti atau struktur modal yang optimal. Namun

14
paling baik dalam satu range tertentu. Dalam Pratik manajer keuangan umumnya akan
menentukan target struktur modal perusahaan dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Selain
itu juga dipertimbangkan kondisi ekonomi dengan tingkat bunga.

Biaya modal
(%)

ke

ko= WACC

Kd(1-T)

0 D/V Rasio D/V(%)


Nilai (%)
Perusahaan
(
(V=Rp)%
)

VL

D/V Rasio D/V(%)


(%)

15
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yangm bersifat
permanen, utang jangka panjang, saham prefen dan saham biasa. Terdapat beberapa teori
struktur modal yaitu; Teori Pendekatan Laba Bersih (Net Income) NI, Pendekatan ini dapat
diasumsikan investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi
( ke ) yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya
utang ( kd ) yang juga konstan. Teori Pendekatan Laba Operasi Bersih ( Operating Net Income )
NOI, Teori ini diasumsikan biaya modal rata-rata tertimbang ( ko ) konstan, berapapun jumlah
utang perusahaan tetap. Teori pendekatan tradisional, Teori ini diasumsikan bahwa dalam satu
leverage tertentu, resiko perusahaan tidak mengalami perubahan ( kd & ke konstan ), dan setelah
leverage atau resiko utang tertentu biaya utang dan biaya modal sendiri naik atau meningkat.

Pendekatan Modigliani-Miller, dalam pendekatan ini terbagi lagi menjadi 3 yaitu; yang
pertama, Pendekatan teori MM tanpa pajak yang memiliki 3 proposisi yaitu; Preposisi I,
Proposisi I Modigliani & Miller menyatakan bahwa “Nilai pasar dari setiap perusahaan tidak
tergantung pada struktur modalnya dan diberikan dengan mengkapitalisasi pengembalian yang
diharapkan pada tingkat yang sesuai dengan kelasnya ”. Preposisi II, Proposisi II MM
menyatakan bahwa "Hasil yang diharapkan dari bagian yang macet sama dengan tingkat
kapitalisasi yang tepat, pk, untuk aliran ekuitas murni di kelas, ditambah premi yang terkait
dengan risiko keuangan sama dengan rasio utang terhadap ekuitas dikalikan selisih antara pk
dan r". Preposisi III, MM berpendapat bahwa perusahaan seharusnya melakukan investasi
proyek baru sepanjang nilai perusahaan meningkat paling tidak sebesar iaya investasi. Kedua,
Pendekatan teori MM bila ada pajak yang memiliki 3 proporsi yaitu; Preposisi I, MM
berpendapat bahwa nilai perusahaan yang memiliki leverage sama dengan nilai perusahaan yang
tidak memiliki leverage ditambah dengan nilai perlindungan pajak. Preposisi II, Biaya modal
saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya hutang, tetapi penghematan pajak akan
lebih besar dibandingkan dengan penurunan nilai karena kenaikan biaya modal saham.

16
Preposisi III, Sama seperti dalam kondisi tidak ada pajak, perusahaan seharusnya melakukan
investasi sepanjang memenuhi syarat. Ketiga, Pendekatan Miller dengan Adanya Pajak
Penghasilan Perusahaan dan Pajak Pendapatan Perseorangan, Pada tahun 1976 Merton Miller
memperkenalkan model tentang pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan jika terdapat pajak
perusahaan dan pajak perseorangan. pendekatan ini memiliki beberapa kelemahan salah satunya
yaitu: Tidak mempertimbangkan financial distress yang mungkin dihadapi perusahaan.
Akibatnya semakin besar financial distress, maka tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh
pemilik utang akan semakin besar. Akhirnya semakin besar proporsi utang yang digunakan,
berarti semakin besar risiko perusahaan.

Teori Trade-Off dalam Struktur Modal, Menurut trade-off theory yang diungkapkan oleh
Myers (2001), “Perusahaan akan berutang sampai pada tingkat utang tertentu, di mana
penghematan pajak (tax shields) dari tambahan utang sama dengan biaya kesulitan keuangan
(financial distress)”. Teori Pecking Order, Teori ini menyebutkan bahwa perusahaan cenderung
terlebih dahulu mempergunakan sumber pendanaan internal (retained 11 earning) sebanyak
mungkin untuk membiayai proyek-proyek di perusahaan sebelum berhutang. Teori Keagenan
(Agency Approach), Prinsip utama teori ini adalah adanya kontrak kerjasama antara agen dengan
prinsipal, dimana agen diberikan wewenang penuh untuk mengelola aset ekonomis prinsipal
guna mencapai kemakmuran.

Nilai Perusahaan, Biaya Modal dan Agency Costs, Faktor penting untuk menentukan
struktur modal secara optimal yaitu: Tingkat Penjualan, Struktur asset, Tingkat Pertumbuhan
perusahaan, Profitabilitas, Variabel laba dan perlindungan pajak, Kondisi intern perusahaan dan
ekonomi makro. Leverage Keuangan, Struktur Modal dan Laba Perlembar Saham, leverage
keuangan akan berpengaruh positif apabila perusahaan yang dibiayai oleh hutang tersebut
mampu menghasilkan laba untuk menutupi beban tetap yang timbul akibat penggunaan hutang
tersebut dan nantinya dapat menciptakan keuntungan bagi pemilik perusahaan.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-penjelasan-lengkap-6-teori-struktur-modal/

https://sharingpengetahuanbermanfaat.wordpress.com/tag/teori-mm-tanpa-pajak/

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/5740/F.%20BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllo
wed=y

Buku cetak manajenem keuangan, teori dan aplikasi edisi 4

18

Anda mungkin juga menyukai