Analisis Kasus
Pada kasus kecelakaan ini penulis menggunakan model analisis kasusTeori Domino yang
berasal dari Heinrich (1930). Hal ini disebabkan karenakondisi kasus kecelakaan sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Heinrichini. Dalam Teori Domino Heinrich, kecelakaan terdiri atas
lima faktor yang salingberhubungan yaitu, kondisi kerja (environment), kelalaian manusia
(person),tindakan tidak aman (hazard), kecelakaan (accident) dan cedera/kematian(injury).
1. Identitas korban kecelakaan
Pada kasus ini dapat kita ketahui bahwa korban bernanma AgusIding. Ia adalah seorang
Pemimpin Konstruksi Lift dari proyekpembangunan Apartemen Panghegar di Jalan Merdeka,
Kota Bandung.Dari artikel tersebut dpat kita kategorikan bahwa korban berkerja padabidang
konstruksi bangunan dan sudah cukup berpengalaman karena iadiposisikan sebagai leader dalam
proyek pembangunan lift apartemen ini.
2. Identifikasi sumber bahaya
Dalam kasus ini korban melakukan tindakan yang tidak aman yaitutidak menggunakan
body harness/full body harness (Hazard yang berupaunsafe act). Sedangkan Menurut undang-
undang keselamatan kerja,bekerja di ketinggian ini memerlukan fix platform atau memakai
alatpelindung diri berupa full body harness. Selain itu, bila pekerjaandilakukan pada tempat yang
memiliki ketinggian lebih dari lima meter,diperlukan sebuah ijin khusus, yang mana ijin ini
diperlukan untukmenganalisa bahaya apa saja yang mungkin terjadi dan menyiapkan
alatpengaman yang cocok untuk meminimalisir resiko yang akan dihadapi bilabekerja pada
ketingian tersebut.Working at High atau sering disingkat WaH, memiliki arti dalambahasa
Indonesia adalah bekerja pada ketinggian. Kategori bekerja pada ketinggian adalah melakukan
pekerjaan yang memiliki ketinggian samadengan atau lebih dari 1,8 meter dari permukaan tanah.
Kemudian dapat kita ketahui pula bahwa kondisi kerja(environment) pada saat itu
mendukung terjadinya kecelakaan.Berdasarkan berita tersebut lift passanger biasanya berada di
lantai 20tempat korban berada, namun entah mengapa pada hari tersebut boxliftnya berada di GS
(Ground Floor). Dari deskripsi berita yang diberikandapat kita analisa bahwa korban melakukan
kesalahan (fault of person),selain tidak memakai alat pelindung diri, korban tidak berlaku hati-
hatiterhadap segala kemungkinan yang ada. Disini mungkin ia merasa amankarena seperti
biasanya box lift berada di lantai 20, namun kenyataannyatidak.
3. Kronologis kecelakaan kerja
Dalam kasus kecelakaan yang terjadi pada Agus Icing inimerupakan sebuah kasus
yang komplikatif. Artinya banyak penyebabyang dpat kita analisis didalamnya dan
membentuk sebuah kemungkinanterjadinya kecelakaan yang pada akhirnya menimbulkan
kerugian baiksecara langsung (direct cost) maupun tidak langsung (Indirect cost).
Pada kasus ini penulis akan menjelaskan kejadian berdasarkanteori yang dikemukaan
oleh Heinrich pada tahun 1930 yaitu teoriDomino. Teori domino merupakan visualitas
yang menggambarkanberbagai peluang dan sumber bahaya yang pada akhirnya
Feisal Achdiansyah Budiman (171121041)
Mohamad Syah Febi Pragiska (171121049)
mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Tahap-tahap kejadian pada kasus ini
berdasarkananalisa berita yaitu sebagai berikut.
A. Environment atau keadaan/kondisi kerja. Pada kasus inidigambarkan
kondisi kerja yang menimbulkan resiko terjadinyakecelakaan yaitu Working
at High atau WaH. Korban berada padaketinggian yang ditaksir lebih dari 40
meter karena berada pada lantai20 (estimasi 1 lantai = 2 meter).
B. Kemudian pada kartu yang kedua sesuai dengan teori DominoHeinrich
terdapat Fault of person (kelalaian manusia) yangbergerak/jatuh akibat dari
kondisi kerja yang memungkinkan (kartupertama). Pada kasus ini kesalahan
yang dilakukan korban adalahtidak berhati-hati pada setiap kondisi
lingkungan yang ada, sehinggakorban merasa jika dirinya sudah aman. Di
sumber berita disebutkan bahwa “Saat pintu terbuka, seketika itu korban
terdorong dan pintutertutup otomatis dengan cepat, sedangkan kotak lift
berada di lantai dasar” atau “Saat Agus memencet tombol, pintu lift terbuka
dengan cepat. Agus kaget sehingga terdorong ke dalam lift yang belum
adapassenger lift-nya”. Disini dapat kita pahami bahwa korban terkejutdengan
kondisi lift tidak berisi box-nya sehingga ia terdorong dan jatuh ke lantai
dasar. Penulis berpendapat bahwa korban setelahmembuka pintu, korban telah
bersiap dan segera memasuki box-lifttanpa melihat ada atau tidaknya box-lift
tersebut.
C. Kartu yang ketiga adalah Hazard. Hazard dalam model Heinrich inidapat
diartikan sebagai unsafe condition atau unsafe act. Berdasarkanberita selain
kondisi yang tidak aman karena berada pada ketinggianyang berisiko
menimbulkan kecelakaan, korban juga tidakmenggunakan APD seperti yang
telah diatur dalam undang-undangkeselamatan kerja, apabila melebihi
ketinggian 1,8 meter maka harus menggunakan alat pelindung diri yang
berupa body harness/full body harness.
D. Dari ketiga sumber bahaya tersebut yang saling berkolerasi dan
“menjatuhkan” kartu berdasarkan urutannya maka timbulah sebuah Accident
(kecelakaan) yang terjadi di Bandung pada tanggal 23 Maret2011 di Hotel
Panghegar pada pukul 14.15 WIB.
E. Dampak dari semua runtutan kartu di atas berdasarkan modelDomino
Heinrich menimbulkan sebuah kerugian (injury), dalam halini nyawa korban.
Kerugian ini dapat berupa biaya kompensasi untukkorban. Selain kerugian
langsung tersebut banyak lagi kerugian yangdi dapatkan pihak hotel
Panghegar yaitu kerugian tidak langsungseperti, kerugian jam kerja, kerugian
sosial, serta citra dankepercayaan pelanggan berkurang. Hal ini lebih
berdampak karenakorban adalah mekanik leader dalam proyek pembangunan
hoteltersebut