NAMA ANGGOTA :
1. MARIA IMACULATA PARERA (13117015)
2. AGUSTINA CARMEINITA KANTUR (13117023)
3. PETRUS GELANG (13115102)
A. DESKRIPSI MATERI
B. PERMASALAHAN MATERI
Masalah yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal fungsi kuadrat, masalah
tersebut adalah:
1) Kesulitan memahami soal yaitu ketidakmampuan siswa dalam memahami maksud
soal, baik yang sudah diketahui informasinya maupun yang sedang ditanyakan
dalam soal;
2) Kesulitan menerapkan konsep yaitu siswa belum mampu menerapkan prinsip
tentang sumbu simetris dan menggambar grafik fungsi kuadrat pada diagram
kartesius;
3) Kesulitan dalam perhitungan yaitu siswa tidak dapat melakukan operasi hitung
dengan benar. Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan siswa dalam
menyelesaikan soal fungsi kuadrat meliputi:
Siswa tidak mengerti dengan maksud dari soal yang diberikan;
Siswa kurang memahami materi;
Siswa tidak dapat mengubah soal ke dalam bentuk kalimat matematika;
4) Siswa kurang berlatih dalam menyelesiakan soal-soal tentang fungsi kuadrat;
5) Siswa kurang teliti dalam menghitung.
SOAL OLIMPIADE
Nomor 9 :
Jika salah satu akar persamaan kuadrat 2x2 + (c – 2015)x + 168 = 0 adalah bilangan
prima, maka nilai c terbesar yang mungkin adalah ....
Pembahasan:
Diketahui persamaan kuadrat 2x2 + (c – 2015)x + 168 = 0 Jika x1 dan x2 adalah
memiliki akar-akar penyelesian dari persamaan tersebut, maka berlaku hubungan
antara x1
dan x2 adalah sebagai berikut.
𝑏 𝑐
x1+ x2= 𝑎 dan x1. x2 = 𝑎
Oleh karena a = 2 dan c = 168, maka akar prima 2 tidak mungkin terpenuhi.
Sehingga akar prima yang mungkin adalah bilangan prima selain 2, yakni sebagai
berikut:
168
1) Untuk salah satu akarnya bilangan 3, maka 3 = 56, sehingga persamaannya
menjadi
2x2 + (c – 2015)x + 168 = 0 => (2x – 56)(x – 3) = 2x2 – 62x + 168 = 0
Sehingga (c – 2015) = – 62 => c = 2015 – 62 = 1953
218
2) Untuk salah satu akarnya 5, maka 5 , sehingga persamaannya menjadi
168 218
2x2 + (c – 2015)x + 168 = 0 => (2x – )(x – 5) = 2x2 – x + 168 = 0
5 5
218 218 9857
Sehingga (c – 2015) = – => c = 2015 – = = 1971,4
5 5 5
168
3) Untuk salah satu akarnya 7, maka 7 = 24, sehingga persamaannya menjadi
2x2 + (c – 2015)x + 168 = 0 => (2x – 24)(x – 7) = 2x2 – 38x + 168 = 0
Sehingga (c – 2015) = – 38 => c = 2015 – 38 = 1977
168
4) Untuk salah satu akarnya 11, maka 11 , sehingga persamaannya menjadi
168 410
2x2 + (c – 2015)x + 168 = 0 => (2x – )(x – 11) = 2x2 – x + 168 = 0
11 11
410 410 21755
Sehingga (c – 2015) = – 11 => c = 2015 – 11 = 11 = 1977,727
5) Untuk salah satu akarnya 13, maka, sehingga persamaannya menjadi
168 506
2x2 + (c – 2015)x + 168 = 0 => (2x – 13 )(x – 13) = 2x2 – 13 x + 168 = 0
506 506 25689
Sehingga (c – 2015) = – 13 => c = 2015 – 13 = 13 = 1976,077
6) Untuk salah satu akarnya 17, maka, sehingga persamaannya menjadi
168 746
2x2 + (c – 2015)x + 168 = 0 => (2x – 17 )(x – 17) = 2x2 – 17 x + 168 = 0
746 746 33509
Sehingga (c – 2015) = – 17 => c = 2015 – 17 = 17 = 1971,117
Dengan demikian, dari uraian ke-6 bilangan prima di atas didapat bahwa nilai c
terbesar ketika bilangan prima bernilai 11
21755
Jadi, nilai c terbesar yang mungkin adalah 11 atau 1977,727
SOAL OSN TAHUN 2015
Nomor 10 :
Pembahasan:
Diketahui persamaan parabola y = x2 + 4x–5 kemudian dicermenkan terhadap garis y =
x artinya kurvanya menjadi x = y2 + 4y – 5
kemudian digeser ke arah sumbu-X positif sejauh 2 satuan, artinya titik potong pada sumbu-X
menjadi di titik (–5 + 2, 0) : (–3, 0) sehingga persamaannya menjadi x = y2 + 4y + (– 5 + 2)
x = y2 + 4y – 3
SOAL OSN TAHUN 2016
Nomor 6 :
Pembahasan: m = 2
Diketahui persamaan garis y = mx + 1 dan persamaan parabola y = x2 – 2x + 1
Karena kedua persamaan tersebut saling berpotongan, sehingga didapat
mx + 1 = x2 – 2x + 1
x – (m + 2)x = 0
2
(𝑚+2)±√(𝑚+2)2 (𝑚+2)±(𝑚+2)
x1.2 = => x1.2 =
2 2
(𝑚+2)−(𝑚+2)
=> x1 = 2
x1 = 0
(𝑚+2)+(𝑚+2)
=> x2 = 2
x2 = m +2