Anda di halaman 1dari 4

Ringkasan Catatan Kuliah Analisis 2

Pustaka: Kreyszig, E., Introductory Functional Analysis with Application, John Wiley & Sons, Bab 2

Sebelum membahas bab ini, sebaiknya diingat kembali definisi dan sifat-sifat pokok ruang vektor
atau ruang linear, dan ruang metrik. Dalam pembahasan di sini, dipandang ruang vektor dengan skalar
real (R) atau kompleks (C), kecuali ada penjelasan yang khusus.

1 Ruang Bernorma, Ruang Banach


Definisi 1.1 Norma pada ruang vektor X adalah fungsi k·k : X → R, yang memenuhi sifat-sifat
berikut (untuk setiap x, y ∈ X dan α skalar):

(N1) kxk ≥ 0

(N2) kxk = 0 ⇐⇒ x = 0

(N3) kαxk = |α| kxk

(N4) kx + yk ≤ kxk + kyk (ketaksamaan-segitiga)

Ruang vektor X yang dilengkapi dengan suatu norma disebut ruang bernorma, dan dinotasikan
dengan (X, k·k).

Notasi (X, k·k) untuk ruang bernorma kadang disingkat dengan X saja apabila dianggap jelas norma
yang digunakan. Dengan norma k·k di X dapat dibangun metrik d di X dengan

d(x, y) = kx − yk (1)

yang disebut metrik yang dibangun (diinduksi) oleh norm. Dengan metrik ini, dapat digunakan di
ruang bernorma untuk menguraikan sifat-sifat yang didefinisikan menggunakan metrik, seperti limit,
konvergensi, dan kekontinuan.
Ruang Banach adalah ruang bernorma yang lengkap, dalam metrik yang didefinisikan dari norma
yang digunakan, seperti pada (1). Suatu norma adalah kontinu, yakni x 7→ kxk merupakan pemetaan
kontinu dari (X, k·k) ke R.

Contoh 1.2 Ruang Euclid Rn dan ruang uniter Cn adalah contoh-contoh ruang Banach, dengan norma
yang didefinisikan sebagai
n
!1/2
X 2
kxk = |xj | . (2)
j=1

Dalam hal ini, Rn dan Cn adalah lengkap dengan metrik


q
d(x, y) = kx − yk = |x1 − y1 |2 + |x2 − y2 |2 + · · · + |xn − yn |2 J

1
n P∞ o
p
Contoh 1.3 Ruang `p = (x1 , x2 , . . .) : j=1 |x j | < ∞ merupakan ruang Banach dengan norma


!1/p
X
kxk = |xj |p . (3)
j=1

Sedangkan kelengkapannya adalah atas metrik


!1/p
X
d(x, y) = kx − yk = |xj − yj |p J
j=1

 

Contoh 1.4 Ruang ` = (x1 , x2 , . . .) : sup{|xj |} < ∞ merupakan ruang Banach dengan norma
j∈N

kxk = sup {|xj |} , (4)


j∈N

dan kelengkapannya adalah atas metrik

d(x, y) = kx − yk = sup {|xj − yj |} J


j∈N

Contoh 1.5 Ruang C[a, b] = {f : [a, b] → C : f kontinu} merupakan ruang Banach dengan norma

kxk = max {|x(t)| : t ∈ [a, b]} J (5)

Contoh 1.6 (Contoh ruang bernorma tidak lengkap)


Ruang C[0, 1] dari semua fungsi kontinu pada [0, 1] adalah ruang bernorma, dengan norma yang dide-
finisikan dengan Z 1
kxk = x(t) dt. (6)
0

Akan tetapi ruang tersebut tidak lengkap, sebab terdapat barisan Cauchy di C[0, 1] yang tidak konver-
gen di C[0, 1].

Latihan: Lengkapilah contoh-contoh yang diberikan di atas dengan bukti detailnya.


Tulislah dengan tahapan-tahapan berikut (minimal):

• Tunjukkan bahwa k·k pada (2), (3), (4), (5), dan (6) adalah norma, yaitu memenuhi sifat (N1)–
(N4) pada Definisi 1.1.

• Tunjukkan bahwa setiap barisan Cauchy di masing-masing ruang pada Contoh 1.3–1.5 konvergen
ke suatu titik di ruang yang sama.
Untuk Contoh 1.6: tunjukkan bahwa terdapat barisan Cauchy di C[0, 1] tetapi tidak konvergen
di C[0, 1].

2
2 Beberapa Sifat Ruang Bernorma
Subruang bernorma Y dari ruang bernorma X didefinisikan sebagai subruang vektor dari X, dengan
norma dari X yang dibatasi pada subhimpunan Y . Apabila Y tertutup di X, maka Y disebut juga
subruang tertutup dari X.

Teorema 2.1 Subruang Y dari ruang Banach X adalah lengkap jika dan hanya jika Y himpunan
tertutup di X.

Bukti. Misal Y lengkap, dan (xn ) barisan Cauchy di Y . Karena Y lengkap, berarti (xn ) konvergen
ke suatu x ∈ Y . Dengan demikian titik limit dari Y termuat di Y , dan akibatnya Y tertutup.
Sebaliknya, misal Y tertutup di X dan (xn ) barisan Cauchy di Y . Karena (xn ) ⊆ Y ⊆ X dan X
lengkap maka (xn ) konvergen, yaitu xn → x ∈ X. Sedangkan Y tertutup menjamin x berada di Y .
Jadi Y lengkap. J

 Konvergensi
Dengan definisi metrik di ruang bernorma X, yaitu d(x, y) = kx − yk untuk setiap x, y ∈ X:

(i) Suatu barisan (xn ) di ruang bernorma X adalah konvergen jika terdapat x ∈ X sedemikian
sehingga
lim kxn − xk = 0.
n→∞
Hal ini dinotasikan dengan xn → x dan x disebut limit dari (xn ).

(ii) Suatu barisan (xn ) di ruang bernorma X adalah Cauchy jika untuk setiap ε > 0 terdapat n0 ∈ N
sedemikian sehingga
kxm − xn k < ε, untuk semua m, n ≥ n0 . (7)

 Deret Tak-hingga
Suatu deret tak-hingga, atau dengan singkat disebut deret, di ruang bernorma X:

X
xk = x1 + x2 + x3 + · · · (8)
k=1
Pn
dikatakan konvergen jika barisan jumlahan parsial (sn ), dengan sn = k=1 xk , konvergen; yaitu

sn → s, atau ksn − sk → 0.

Dalam hal ini s disebut jumlah dari deret (8).


Jika deret ∞
P
k=1 kxk k konvergen, maka deret (8) dikatakan konvergen absolut. Perlu diperhatikan
bahwa di ruang bernorma X, konvergensi absolut akan berakibat konvergen jika dan hanya jika X
lengkap. (Untuk latihan: buktikan pernyataan tersebut.).
Konsep konvergensi deret dapat digunakan untuk mendefinisikan suatu “basis.” Jika ruang bernorma
X memuat barisan (en ) dengan sifat bahwa untuk setiap x ∈ X terdapat secara tunggal barisan skalar
(αn ) sedemikian sehingga

kx − (α1 e − 1 + · · · + αn en )k → 0, untuk n → ∞ (9)

3
maka (en ) disebut basis Schauder (atau basis) untuk X. Untuk selanjutnya, deret

X
αk ek
k=1

dengan jumlah x disebut ekspansi untuk x atas (en ), dan hal ini dapat ditulis

X
x= αk e k .
k=1

Contoh 2.2 Perhatikan bahwa ruang `p (lihat Contoh 1.3) mempunyai basis Schauder, yaitu (en ),
dengan en = (δnj ), yakni en merupakan barisan dengan suku ke-n adalah 1 dan yang lainnya 0;

e1 = (1, 0, 0, 0, 0, . . .)
e2 = (0, 1, 0, 0, 0, . . .)
e3 = (0, 0, 1, 0, 0, . . .)
..
.

 Soal Latihan:

1. Didefinisikan c ⊂ `∞ sebagai ruang dari semua barisan di `∞ yang konvergen; dan c0 sebagai ruang
dari semua barisan di `∞ yang konvergen ke 0. Tunjukkan bahwa c dan c0 merupakan subruang
vektor dari `∞ .

2. Tunjukkan bahwa c0 merupakan subruang tertutup dari `∞ , dan c0 lengkap.

3. Diketahui Y sebagai subruang di ruang bernorma X. Tunjukkan bahwa Y (closure dari Y ) juga
merupakan subruang vektor di X.

4. Tunjukkan bahwa jika (xn ) barisan yang konvergen absolut di suatu ruang Banach, maka (xn ) kon-
vergen.

5. Tunjukkan bahwa (en ), dengan en = (δnj ), merupakan basis Schauder untuk `p , 1 ≤ p < +∞

Anda mungkin juga menyukai