Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ia- Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ia-
lah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka lah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, ka- penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, ka-
rena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan rena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan
peri-keadilan. peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan
Indonesia telah sampailah kepada saat yang Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa meng- berbahagia dengan selamat sentausa meng-
antarkan rakyat Indonesia ke depan pintu ger- antarkan rakyat Indonesia ke depan pintu ger-
bang kemerdekaan Negara Indonesia, yang mer- bang kemerdekaan Negara Indonesia, yang mer-
deka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. deka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa
dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,
maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya. kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk Kemudian dari pada itu untuk membentuk
suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melin- suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melin-
dungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh dungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipim- Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipim-
pin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusya- pin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusya-
waratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu waratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. [#]
BATANG TUBUH UNDANG-UNDANG BATANG TUBUH UNDANG-UNDANG
DASAR DASAR
BAB I BAB I
BENTUK DAN KEDAULATAN BENTUK DAN KEDAULATAN
Pasal 1 Pasal 1
(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, (1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan,
yang berbentuk Republik. yang berbentuk Republik. [#]
(2) Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan (2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan di-
dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permus- laksanakan menurut Undang-Undang Dasar.[3]
yawaratan Rakyat. (3) Negara Indonesia adalah negara hukum. [3]
BAB II BAB II
MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN
RAKYAT RAKYAT
Pasal 2 Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri
atas anggota-anggota Dewan Perwakilan atas anggota-anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, ditambah dengan utusan-utusan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Da-
dari daerah-daerah dan golongan-golong- erah yang dipilih melalui pemilihan umum
an, menurut aturan yang ditetapkan dengan dan daitur lebih lanjut dengan undang-
undang-undang. undang. [4]
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang (2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang
sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu
kota negara. kota negara. [#]
(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan (3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan
Rakyat ditetapkan dengan suara yang Rakyat ditetapkan dengan suara yang
terbanyak. terbanyak. [#]
Pasal 3 Pasal 3
Pasal 4 Pasal 4
(1) Presiden Republik Indonesia memegang (1) Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undang- kekuasaan pemerintahan menurut Undang-
Undang Dasar. Undang Dasar. [#]
(2) Dalam melakukan kewajibannya Presiden (2) Dalam melakukan kewajibannya Presiden
dibantu oleh satu orang Wakil Presiden. dibantu oleh satu orang Wakil Presiden.[#]
Pasal 5 Pasal 5
(1) Presiden memegang kekuasaan memben- (1) Presiden berhak mengajukan rancangan
tuk undang-undang dengan persetujuan undang-undang kepada Dewan Perwakilan
Dewan Perwakilan Rakyat. Rakyat. [1]
(2) Presiden menetapkan peraturan pemerintah (2) Presiden menetapkan peraturan pemerintah
untuk menjalankan undang-undang seba- untuk menjalankan undang-undang seba-
gaimana mestinya. gaimana mestinya. [#]
Pasal 6 Pasal 6
(1) Presiden ialah orang Indonesia asli. (1) Calon Presiden dan calon Wakil Presiden
(2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh harus seorang warga negara Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan sejak kelahirannya dan tidak pernah mene-
suara yang terbanyak. rima kewarganegaraan lain karena kehen-
daknya sendiri, tidak pernah mengkhianati
negara, serta mampu secara rohani dan
jasmani untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Pre-
siden. [3]
(2) Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan
Wakil Presiden diatur lebih lanjut dengan
undang-undang. [3]
Pasal 6A
Pasal 7 Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang Presiden dan Wakil Presiden memegang
jabatannya selama masa lima tahun, dan jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya
sesudahnya dapat dipilih kembali. dapat dipilih kembali dalam jabatan yang
sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. [1]
Pasal 7A
Pasal 7B
Pasal 7C
Pasal 8 Pasal 8
Jika Presiden mangkat, berhenti, atau tidak (1) Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhen-
dapat melakukan kewajibannya dalam masa tikan, atau tidak dapat melakukan kewajib-
jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden annya dalam masa jabatannya, ia diganti-
sampai habis waktunya. kan oleh Wakil Presiden sampai habis masa
jabatannya. [3]
(2) Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Pre-
siden, selambat-lambatnya dalam waktu
enam puluh hari, Majelis Permusyawaratan
Rakyat menyelenggarakan sidang untuk
memilih Wakil Presiden dari dua calon yang
diusulkan oleh Presiden. [3]
(3) Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat,
berhenti, diberhentikan atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya secara bersamaan, pelaksana
tugas kepresidenan adalah Menteri Luar
Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri
Pertahanan secara bersama-sama. Selam-
bat-lambatnya tiga puluh hari setelah itu,
Majelis Permusyawaratan Rakyat menye-
lenggarakan sidang untuk memilih Presiden
dan Wakil Presiden dari dua pasangan
calon Presiden dan Wakil Presiden yang
diusulkan oleh partai politik yang pasangan
calon Presiden dan Wakil Presidennya
meraih suara terbanyak pertama dan………
kedua dalam pemilihan umum sebelumnya,
sampai akhir masa jabatannya. [4]
Pasal 9 Pasal 9
Pasal 10 Pasal 10
Presiden memegang kekuasaan yang ter- Presiden memegang kekuasaan yang ter-
tinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut tinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut
dan Angkatan Udara. dan Angkatan Udara. [#]
Pasal 11 Pasal 11
Presiden dengan persetujuan Dewan Per- (1) Presiden dengan persetujuan Dewan Per-
wakilan Rakyat menyatakan perang, mem- wakilan Rakyat menyatakan perang, mem-
buat perdamaian dan perjanjian dengan buat perdamaian dan perjanjian dengan
negara lain. negara lain. [4]
(2) Presiden dalam membuat perjanjian inter-
nasional lainnya yang menimbulkan akibat
yang luas dan mendasar bagi kehidupan
rakyat yang terkait dengan beban keuangan
negara, dan/atau mengharuskan……………
perubahan atau pembentukan undang-
undang harus dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat. [3]
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian
internasional diatur dengan undang-undang.[3]
Pasal 12 Pasal 12
Pasal 13 Pasal 13
(1) Presiden mengangkat duta dan konsul. (1) Presiden mengangkat duta dan konsul. [#]
(2) Presiden menerima duta negara lain. (2) Dalam hal mengangkat duta, Presiden
memperhatikan pertimbangan Dewan Per-
wakilan Rakyat. [1]
(3) Presiden menerima penempatan duta negara
lain dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat. [1]
Pasal 14 Pasal 14
Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi (1) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi
dan rehabilitasi. dengan memperhatikan pertimbangan Mah-
kamah Agung. [1]
(2) Presiden memberi amnesti dan abolisi
dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat. [1]
Pasal 15 Pasal 15
Presiden memberi gelaran, tanda jasa dan Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan
lain-lain tanda kehormatan. lain-lain tanda kehormatan yang diatur
dengan undang-undang. [1]
Pasal 16
BAB IV BAB IV
DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG
Pasal 16 --- dihapus ---[4]
(1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri ne- (1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri ne-
gara.P gara. [#]
(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diperhenti- (2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhenti-
kan oleh Presiden. kan oleh Presiden. [1]
(3) Menteri-menteri itu memimpin departemen (3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu
pemerintah. dalam pemerintahan. [1]
(4) Pembentukan, pengubahan, dan pembu-
baran kementerian negara diatur dalam
undang-undang. [3]
BAB VI BAB VI
PEMERINTAH DAERAH PEMERINTAH DAERAH
Pasal 18 Pasal 18
Pembagian daerah Indonesia atas daerah (1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi
besar dan kecil, dengan bentuk susunan atas daerah-daerah provinsi dan daerah
pemerintahannya ditetapkan dengan undang- provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,
undang, dengan memandang dan meng- yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota
ingati dasar permusyawaratan dalam sistem itu mempunyai pemerintahan daerah, yang
pemerintahan negara, dan hak-hak asal- diatur dengan undang-undang. [2]
usul dalam daerah-daerah yang bersifat (2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah
istimewa. kabupaten, dan kota mengatur dan meng-
urus sendiri urusan pemerintahan menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan. [2]
(3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah ka-
bupaten, dan kota memiliki Dewan Perwa-
kilan Rakyat Daerah yang anggota-ang-
gotanya dipilih melalui pemilihan umum. [2]
(4) Gubernur, Bupati dan Walikota masing-
masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah
Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara
demokratis. [2]
(5) Pemerintah daerah menjalankan otonomi
seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintah-
an yang oleh undang-undang ditentukan
sebagai urusan Pemerintah Pusat. [2]
(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan
peraturan daerah dan peraturan-peraturan
lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan. [2]
(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan
pemerintahan daerah diatur dalam undang-
undang. [2]
Pasal 18A
(1) Hubungan wewenang antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah provinsi,
kabupaten, dan kota atau antara provinsi
dan kabupaten dan kota, diatur dengan
Undang-undang dengan memperhatikan
kekhususan dan keragaman daerah. [2]
(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum,
pemanfatan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah diatur dan dilaksana-
kan secara adil dan selaras berdasarkan
undang-undang. [2]
Pasal 18B
(1) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditetap- (1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih
kan dengan undang-undang. melalui pemilihan umum. [2]
(2) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedi- (2) Susunan Dewan Perwakilan rakyat diatur
kitnya sekali dalam setahun. dengan undang-undang. [2]
(3) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedi-
kitnya sekali dalam setahun. [2]
Pasal 20 Pasal 20
(1) Tiap-tiap undang-undang menghendaki (1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang ke-
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. kuasaan membentuk undang-undang. [1]
(2) Jika sesuatu rancangan undang-undang (2) Setiap rancangan undang-undang dibahas
tidak mendapat persetujuan Dewan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presi-
Perwakilan Rakyat, maka rancangan tadi den untuk mendapat persetujuan bersama. [1]
tidak boleh dimajukan lagi dalam persi- (3) Jika rancangan undang-undang itu tidak
dangan Dewan Perwakilan Rakyat masa mendapat persetujuan bersama, rancangan
itu. undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi
dalam persidangan Dewan Perwakilan Rak-
yat masa itu. [1]
(4) Presiden mengesahkan rancangan undang-
undang yang telah disetujui bersama untuk
menjadi undang-undang. [1]
(5) Dalam hal rancangan undang-undang yang
telah disetujui bersama tersebut tidak disah-
kan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh
hari semenjak rancangan undang-undang
tersebut disetujui, rancangan undang-un-
dang tersebut sah menjadi undang-undang
dan wajib diundangkan. [2]
Pasal 20A
Pasal 21 Pasal 21
(1) Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rak- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak
yat berhak memajukan rancangan un- mengajukan usul rancangan undang-un-
dang-undang. dang.[1]
(2) Jika rancangan itu, meskipun disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat, tidak
disahkan oleh Presiden, maka rancangan
tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam
persidangan Dewan Perwakilan Rakyat
masa itu.
Pasal 22 Pasal 22
(1) Dalam hal ihwal kegentingan yang me- (1) Dalam hal ihwal kegentingan yang me-
maksa, Presiden berhak menetapkan per- maksa, Presiden berhak menetapkan per-
aturan pemerintah sebagai pengganti un- aturan pemerintah sebagai pengganti un-
dang-undang. dang-undang. [#]
(2) Peraturan pemerintah itu harus mendapat (2) Peraturan pemerintah itu harus mendapat
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
dalam persidangan yang berikut. dalam persidangan yang berikut. [#]
(3) Jika tidak mendapat persetujuan, maka per- (3) Jika tidak mendapat persetujuan, maka per-
aturan pemerintah itu harus dicabut. aturan pemerintah itu harus dicabut. [#]
Pasal 22A
Pasal 22B
BAB VIIA
DEWAN PERWAKILAN DAERAH [3]
Pasal 22C
Pasal 22D
BAB VIIB
PEMILIHAN UMUM [3]
Pasal 23E
(1) Pemilihan umum dilaksanakan secara lang-
sung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
setiap lima tahun sekali. [3]
(2) Pemilihan umum diselenggarakan untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan
Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah. [3]
(3) Peserta pemilihan umum untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
adalah partai politik. [3]
(4) Peserta pemilihan umum untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Daerah adalah
perseorangan. [3]
(5) Pemilihan umum diselenggarakan oleh
suatu komisi pemilihan umum yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri. [3]
(6) Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan
umum diatur dengan undang-undang. [3]
(1) Anggaran pendapatan dan belanja dite- (1) Anggaran pendapatan dan belanja negara
tapkan tiap-tiap tahun dengan undang- sebagai wujud dari pengelolaan keuangan
undang. Apabila Dewan Perwakilan negara ditetapkan setiap tahun dengan
Rakyat tidak menyetujui anggaran yang undang-undang dan dilaksanakan secara
diusulkan pemerintah, maka pemerintah terbuka dan bertanggung jawab untuk
menjalankan anggaran tahun yang lalu. sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. [3]
(2) Segala pajak untuk keperluan negara (2) Rancangan undang-undang anggaran pen-
berdasarkan undang-undang. dapatan dan belanja negara diajukan oleh
(3) Macam dan harga mata uang ditetapkan Presiden untuk dibahas bersama Dewan
dengan undang-undang. Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
(4) Hal keuangan negara selanjutnya diatur pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah. [3]
dengan undang-undang. (3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak
(5) Untuk memeriksa tanggung jawab ten- menyetujui rancangan anggaran penda-
tang keuangan negara diadakan suatu patan dan belanja negara yang diusulkan
Badan Pemeriksa Keuangan, yang pera- oleh Presiden, Pemerintah menjalankan
turannya ditetapkan dengan undang- Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
undang. Hasil pemeriksaan itu diberita- tahun yang lalu. [3]
hukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Pasal 23A
Pasal 23B
Pasal 23C
BAB VIIIA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN [3]
Pasal 23E
Pasal 23F
Pasal 23G
BAB IX BAB IX
KEKUASAAN KEHAKIMAN KEKUASAAN KEHAKIMAN
Pasal 24 Pasal 24
(1) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh (1) Kekuasaan kehakiman merupakan kekua-
sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain saan yang merdeka untuk menyelenggara-
badan kehakiman menurut undang-un- kan peradilan guna menegakkan hukum
dang. dan keadilan. [3]
(2) Susunan dan kekuasaan badan-badan (2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
kehakiman itu diatur dengan undang- sebuah Mahkamah Agung dan badan
undang. peradilan yang berada di bawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan…….
militer, lingkungan peradilan tata usaha
negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi. [3]
(3) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan
dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam
undang-undang. [3]
Pasal 24A
Pasal 24B
Pasal 24C
Pasal 25 Pasal 25
Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk
diperhentikan sebagai hakim ditetapkan diperhentikan sebagai hakim ditetapkan
dengan undang-undang. dengan undang-undang. [#]
BAB IXA
WILAYAH NEGARA [2]
BAB X BAB X
WARGA NEGARA WARGA NEGARA DAN PENDUDUK [2]
Pasal 26 Pasal 26
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang- (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-
orang bangsa Indonesia asli dan orang- orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara. undang-undang sebagai warga negara. [#]
(2) Syarat-syarat yang mengenai kewarga- (2) Penduduk ialah warga negara Indonesia
negaraan ditetapkan dengan undang- dan orang asing yang bertempat tinggal di
undang. Indonesia. [2]
(3) Hal-hal mengenai warga negara dan
penduduk diatur dengan undang-undang. [2]
Pasal 27 Pasal 27
(1) Segala warga negara bersamaan kedu- (1) Segala warga negara bersamaan kedu-
dukannya di dalam hukum dan pemerin- dukannya di dalam hukum dan pemerin-
tahan dan wajib menjunjung hukum dan tahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada ke- pemerintahan itu dengan tidak ada ke-
cualinya. cualinya. [#]
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pe- (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pe-
kerjaan dan penghidupan yang layak bagi kerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. kemanusiaan. [#]
(3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara. [2]
Pasal 28 Pasal 28
BAB XA
HAK ASASI MANUSIA [2]
Pasal 28A
Pasal 28B
Pasal 28C
Pasal 28D
Pasal 28E
Pasal 28F
Pasal 28G
Pasal 28H
Pasal 28I
Pasal 28J
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa. Maha Esa. [#]
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya ma- penduduk untuk memeluk agamanya ma-
sing-masing dan untuk beribadat menurut sing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu. agamanya dan kepercayaannya itu. [#]
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pembelaan negara. ikut serta dalam usaha pertahanan dan
(2) Syarat-syarat tentang pembelaan diatur keamanan negara. [2]
dengan undang-undang. (2) Usaha pertahanan dan keamanan negara
dilaksanakan melalui sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Indonesia Republik Indonesia, sebagai
kekuatan utama, dan rakyat, sebagai ke-
kuatan pendukung. [2]
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas
Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Ang-
katan Udara sebagai alat negara bertugas
mempertahankan, melindungi, dan memeli-
hara keutuhan dan kedaulatan negara. [2]
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia
sebagai alat negara yang menjaga kea-
manan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyara-
kat, serta menegakkan hukum. [2]
(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional
Indonesia, Kepolisian Negara Republik In-
donesia, hubungan kewenangan Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia di dalam menjalankan
tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga
negara dalam usaha pertahanan dan ke-
amanan diatur dengan undang-undang. [2]
Pasal 31 Pasal 31
(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat (1) Setiap warga negara berhak mendapat
pengajaran. pendidikan. [4]
(2) Pemerintah mengusahakan dan menye- (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pen-
lenggarakan satu sistem pengajaran nasio- didikan dasar dan pemerintah wajib mem-
nal, yang diatur dengan undang-undang. biayainya. [4]
(3) Pemerintah mengusahakan dan menye-
lenggarakan satu sistem pendidikan………
nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
diatur dengan undang-undang. [4]
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendi-
dikan sekurang-kurangnya dua puluh per-
sen dari anggaran pendapatan dan belanja
negara serta dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional. [4]
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban serta kesejah-
teraan umat manusia. [4]
Pasal 32 Pasal 32
Pasal 34 Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar (1) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipeli-
dipelihara oleh negara. hara oleh negara. [4]
(2) Negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan member-
dayakan masyarakat yang lemah dan…….
tidak mampu sesuai dengan martabat ke-
manusiaan.[4]
(3) Negara bertanggung jawab atas penye-
diaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak. [4]
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksa-
naan pasal ini diatur dalam undang-
undang.[4]
BAB XV BAB XV
BENDERA DAN BAHASA BENDERA, BAHASA, DAN
LAMBANG NEGARA, SERTA
LAGU KEBANGSAAN [2]
Pasal 35 Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Bendera Negara Indonesia ialah Sang
Merah Putih. Merah Putih. [#]
Pasal 36 Pasal 36
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia. Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia. [#]
Pasal 36A
Pasal 36B
Pasal 36C
Pasal II Pasal I
Segala badan negara dan peraturan yang Semua lembaga negara yang ada masih
ada masih langsung berlaku, selama tetap berfungsi sepanjang untuk melak-
belum diadakan yang baru menurut sanakan ketentuan Undang-Undang Dasar
Undang-Undang Dasar ini. dan belum diadakan yang baru menurut
Undang-Undang Dasar ini. [4]
Untuk pertama kali Presiden dan Wakil Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-
Presiden dipilih oleh Panitia Persiapan lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan
Kemerdekaan Indonesia. sebelum dibentuk segala kewenangannya
dilakukan oleh Mahkamah Agung. [4]
Pasal IV
Keterangan:
[#]
Tidak diubah
[1]
Perubahan Pertama
[2]
Perubahan Kedua
[3]
Perubahan Ketiga
[4]
Perubahan Keempat
19 Oktober 1999:
Perubahan Pertama UUD 1945
18 Agustus 2000:
Perubahan Kedua UUD 1945
9 November 2001:
Perubahan Ketiga UUD 1945
10 Agustus 2002:
Perubahan Keempat UUD 1945