Anda di halaman 1dari 5

RMK

AKUNTANSI KEPRILAKUAN

CHAPTER 6
PENGENDALIAN KEUANGAN

THEOBALDO WILYANTARA
A31114317

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017

THEOBALDO WILYANTARA
NIM: A31114317
1

AKUNTANSI KEPRILAKUAN

RMK BAB 6
PENGENDALIAN KEUANGAN

A. DEFINISI PENGENDALIAN KEUANGAN


1. Umpan Balik Mekanik Versus Respon Perilaku
Secara umum pengendalian didefinisikan sebagai inisiatif pilihan karena
kepercayaan bahwa probabilitas mendapatkan hasil yang diinginkan akan meningkat.
Perhatian utama pada subsistem pengendalian keuangan adalah perilaku dari orang-orang
yang ada dalam perusahaan, bukan alat-alat keuangannya. Tidak semua bentuk
pengendalian memberi perhatian pada perilaku manusia. Aplikasi tekhnik dari kontrol,
seperti alat pengatur panas yang mengntrol suhu ruangan, memberi tekanan pada respon
mekanis (mechanical feedback) daripada respon prilaku (behavioral responses). Tentu
saja, peralatan tekhnik dan elektrik juga dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku
manusia.

2. Perluasan Konsep-konsep Tradisional


Konsep pengendalian tradisional dalam akuntansi telah mengasumsikan bahwa
pembuatan informasi akuntansi adalah langkah terakhir dari peranan akuntan. Dalam
pendekatan keperilakuan terhadap desain dan implementasi subsistem pengendalian
keuangan, pembuatan informasi bukanlah sebagai langkah akhir dari keterlibatan seorang
akuntan melainkan sebuah langkah (tahap) menengah dari pembuatan informasi.
Ketika membuat sistem pengendalian yang sesuai dengan informasi akuntansi yang
akurat dan andal, maka harus memperhatikan tujuh faktor berikut:
Melibatkan anggota yang akan menyelesaikan tanggung jawabnya dengan segenap
kemampuan dan penuh integritas
Menghindarkan fungsi-fungsi yang incompatible dengan pemisahan tugas dan
tanggung jawab
Menjelaskan otoritas yang berhubungan dengan posisi mereka sehingga kebenaran
transaksi dapat dievaluasi
Menetapkan metode yang sistematik untuk memberi keyakinan bahwa transaksi
dicatat secara akurat

1
2

Menjamin bahwa dokumentasi telah memadai


Perlindungan aset dengan merancang prosedur untuk membatasi akses terhadap aset
Merancang pengecekan independen untuk meningkatkan akurasi.

B. PENGENDALIAN KOMPREHENSIF

Pengendalian sistem yang komprehensi adalah kesatuan subsistem formal yang


mendukung proses administratif. Dalam perumusan, subsistem pengendalian disusun terlebih
dahulu dan ditetapkan sebagai proses yang tepat untuk pencapaian tujuan tertentu. Kemudian
untuk menjadi komprehensif, sistem pengendalian harus mencakup aktivitas perencanaan,
operasi, dan fungsi umpan balik.

1. Perencanaan.
Proses ini identik dengan istilah penyusunan tujuan perilaku. Aspek penting dari proses
penetapan tujuan merupakan perhatian mendasar dari organisasi dan komunikasi. Jika
struktur organisasi kurang baik, hal ini harus diselesaikan selama proses perencanaan
berlangsung.
2. Operasi.
Operasi mengacu pada pelaksanaan aktivitas-aktivitas organisasi, termasuk provisi atas
jasa pelayanan dan produksi produk yang sama pentingnya dengan menjaga fungsi
operasi. Pengendalian operasi merupakan suatu proses implementasi atas rencana-
rencana manajemen.
3. Umpan Balik.
Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal maupun informal dan tersusun
dari komunikasi nonverbal ke tabulasi statistik yang rutin. Umpan balik dibutuhkan dan
dicari sebagai dasar untuk membuat evaluasi yang akan mempengaruhi pembagian
reward, penilaian pinalti dan pergantian antara proses perencanaan dengan operasi yang
akan menghasilkan umpan balik.
4. Interaksi Pengendalian.
Organisasi dapat menciptakan kumpulan yang besar jika menghubungkan sub-subsistem
pengendalian secara baik guna mendukung perencanaan, operasi, dan fungsi umpan
balik. Perencanaan lebih dahulu ada dibandingkan dengan operasi dan ukuran umpan
balik berasal dari rencana-rencana operasi serta tujuan-tujuan yang diterapkan.

2
3

C. FAKTOR-FAKTOR KONTEKSTUAL
Konteks dapat menjadi bagian yang sangat penting agar sukses dalam merancang dan
melaksanakan sistem pengendalian keuangan. Konteks merujuk pada kumpulan karakteristik
yang mengukur pengaturan empiris dimana sistem pengendalian akan ditetapkan.

1. Ukuran.
Ukuran dapat dianggap sebagai peluang dan hambatan. Ukuran dianggap sebagai peluang
jika berfungsi sebagai pemberi manfaat ekonomi dan bukan sebagai strategi
pengendalian. Ukuran dapat menjadi suatu hambatan jika pertumbuhan ekonomi
menyebabkan terjadinya eliminasi terhadap strategi pengendalian.
2. Stabilitas Lingkungan.
Stabilitas dalam lingkungan eksogen dapat dinilai dari kekuatan gerakan yang secara
eksternal menghasilkan produk-produk yang memerlukan suatu tanggapan.Derajat
stabilitas lingkungan dapat ditingkatkan dengan memilih alat yang tepat terhadap
perubahan lingkungan.
3. Motif Keuangan.
Keberadaan dari motif keuntungan tentunya bukanlah penghalang dalam menggunakan
ukuran-ukuran penilaian akuntansi terhadap produktivitas. Pada sisi lain, jelas bahwa
sistem pengendalian yang didasarkan pada motif dan ukuran-ukuran profitabilitas sering
kali tidak bisa diterjemahkan secara langsung pada konteks nirlaba (nonprofit).
4. Faktor-Faktor Proses.
Faktor proses yang penting dalam pegendalian biaya-biaya yang tidak dapat dihindari dan
biaya-biaya untuk melakukan rekayasa adalah biaya variabel. Strategi pengendalian biaya
untuk proses strategi biaya variabel sering kali berbeda dalam hal substansi dengan
startegi pengendalian biaya yang disesuaikan, seperti aplikasi biaya tetap.

D. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN RANCANGAN
Pengendalian adalah inisiatif pilihan karena kepercayaan bahwa probabilitas untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan akan meningkat. Pengendalian yang digunakan dalam
perusahaan harus dirancang dengan pemahaman tentang konsekuensi perilaku yang ingin
dihasilkan dan apresiasi untuk kebutuhan mengakomodasi perubahan.

1. Antisipasi terhadap Konsekuensi Logis.

3
4

Kondisi ini penting bagi manajer keuangan untuk membuat pertimbangan berdasarkan
pada hasil, baik atau pun buruk. Pengendalian lebih merefleksikan konsekuensi perilaku
dari strategi pengendalian yang ditetapkan.
2. Relevansi dengan Teori Agensi.
Agen adalah orang yang terlibat oleh prinsipal untuk melaksanakan tugas-tugas yang
ditunjuk oleh prinsipal tersebut. Agen diperbolehkan untuk memiliki satu set tujuan yang
berbeda dari prinsipal. Kelebihan teori agensi adalah pemahaman mendalam dalam
menyediakan sistem pengendalian yang menguntungkan bagi kedua pihak. Pengalaman
dan kepekaan terhadap perubahan lingkungan menjadi pondasi untuk dapat menyediakan
konsekuensi logis.
3. Pengelolaan Perubahan.
Mengelola perubahan merupakan pertimbangan penting dalam merancang pengendalian.
Pengendalian yang ada di perusahaan seringkali dihadapkan pada dilema. Manajer
khawatir bila pengendalian berubah akan mengeluarkan biaya berlebih pada gangguan
status quo daripada nilai keuntungan perusahaan. Yang lebih mengkhawatirkan apabila
manajer menyimpulkan bahwa pengendalian baru adalah biaya yang dibenarkan pada
waktu organisasi tidak mampu untuk berubah. Beberapa organisasi menggunakan jasa
konsultan eksternal dan auditor internal untuk mendorong pembaharuan sistem
pengendalian.

---------------------

Anda mungkin juga menyukai