Anda di halaman 1dari 30

KARYA TULIS ILMIAH

“Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Swamedikasi Diare pada


Anak di RW 012 Perumahan Bekasi Timur Permai Tambun
Selatan Bulan Juni 2015”

Disusun oleh :
Nama : Yedi Saputra S
NIM :1713201042
Progam Studi : Kesehatan Masyarakat
Semester 4
STIKes Harapan Ibu Jambi
Tahun Ajaran 2017-2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga akhirnya karya tulis ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam mudah-mudahan senantiasa tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW serta para pengikutnya yang setia menemani hingga
akhir zaman.
Karya tulis ilmiah yang diberi judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang
Swamedikasi Diare pada Anak di RW 012 Perumahan Bekasi Timur Permai
Tambun Selatan Bulan Juni 2015” ini merupakan sebuah karya tulis yang terbentuk
dimana tugas ini merupakan aspek penilaian mata kuliah Penulisan Ilmiah . Penulis
menyadari bahwa tugas karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu segala kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan untuk kemajuan
masa-masa mendatang.
Harapan penulis semoga tugas karya tulis ilmiah ini dapat diambil manfaaatnya oleh
pembaca.

Jambi, 14 Juli 2019

Penulis
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG SWAMEDIKASI DIARE
PADA ANAK DI RW 012 PERUMAHAN BEKASI TIMUR PERMAI
TAMBUN SELATAN BULAN JUNI 2015

ABSTRAK
Dewasa ini sudah semakin banyak beredar makanan dan jajanan yang tidak sehat
dan tentunya dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Salah satunya adalah
masalah pencernaan, khususnya diare. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran
tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Penyakit diare merupakan salah
satu penyebab utama kematian dan kesakitan anak-anak di negara ini. Oleh karena
itu, alasan penulis melakukan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran pengetahuan ibu di lingkungan tersebut tentang swamedikasi
diare pada anak, mengetahui alasan ibu melakukan swamedikasi, tempat ibu
memperoleh obat-obatan, sumber informasi bagi ibu melakukan swamedikasi serta
obat yang ibu gunakan untuk swamedikasi. Desain penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kuantitatif dilakukan di RW 012 perumahan Bekasi Timur Permai
Tambun Selatan selama bulan Juni 2015 dengan responden semua ibu yang
memiliki anak usia 5-11 tahun dan pernah melakukan swamedikasi diare pada anak.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 101 ibu. Hasil dari penelitian ini
adalah, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 62 responden (61,38%),
Jadi dapat disimpulkan gambaran pengetahuan ibu di lingkungan RW 012
perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan adalah baik. Alasan ibu untuk
melakukan swamedikasi sebanyak 48 responden (47,52%) menjawab karena hemat
biaya. Tempat ibu mendapatkan obat untuk swamedikasi adalah sebanyak 41
responden (40,60%) memilih toko obat. Dan yang menjadi sumber informasi bagi
ibu untuk melakukan swamedikasi adalah dari lingkungan sekitar dan teman yaitu
sebanyak 30 responden (29,70%). Serta obat yang ibu gunakan untuk swamedikasi
adalah sebanyak 47 responden (27,64%) memilih obat diare dengan golongan
khasiat adsorbensia.

Kata kunci : Swamedikasi, penyakit diare, pengetahuan, penyebab diar


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.……………………………...…………………………………i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...………………………………….ii
HALAMAN PERSETUJUAN.……………………………………………………..iii
HALAMAN PENGESAHAN..…………………………………………………..…iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………...……………….v
ABSTRAK………......………………………………………………………………vi
DAFTAR ISI..…….………………………………………………………………..vii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang…………………..……………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah………………….…………………………………………….2
1.3 Tujuan Penelitian…….…………………………………………………………..3
1.3.1 Tujuan Umum……………………………………………………………….…3
1.3.2 Tujuan Khusus…………………………………………………………………3
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………………….3
1.4.1 Bagi Penulis……………………………………………………3
1.4.2 Bagi Akademik………………………………………...............3
1.4.3 Bagi Masyarakat……………………………………………….3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………...……………………………………..4
2.1 Pengetahuan…………………………………………………..………………….4
2.1.1 Definisi Pengetahuan…………………………………………..4
2.2 Swamedikasi……………….…………………………………………………….6
2.2.1 Definisi Swamedikasi………………………………………….6
2.2.2 Manfaat Swamedikasi………………………………………….7
2.3 Diare…………….………………………………………………………………..7
2.3.1 Pengertian Diare………………………………………………..7
2.3.2 Penyebab Penyakit Diare………………………………………7
2.3.3 Diare pada Bayi dan Anak-anak……………………………….8
2.4 Obat-obat Diare…………………………………………………………………..9
2.4.1 Penggolongan Obat Diare………………………………………………….…10
2.4.2 Probiotik………………………………………………………11
2.4.3 Oralit………………………………………………………….11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………….……………………………….13
3.1 Desain Penelitian……………………………………………………………….13
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………………..13
3.3 Definisi Operasional……………..……………………………………………..13
3.4 Populasi Sampel………………………………………………………………...15
3.5 Teknik Pengumpulan Data………………………..…………………………….16
3.6 Pengolahan Data…………………..…………………………............................16
BAB IV HASIL DAN PENELITIAN……………………………………………...17
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………………………..……………. ………24
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………................25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini, sudah semakin banyak beredar makanan-makanan instan
serta makanan yang tidak lagi berasal dari bahan makanan yang alami atau
asli, melainkan sudah banyak mengandung bahan makanan maupun bahan
tambahan makanan sintetik, yang penggunaannya dapat memberikan dampak
negatif pada kesehatan tubuh, terutama pada kesehatan pencernaan, salah
satu dampak yang diakibatkan adalah timbulnya penyakit diare.
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal
atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan
volume, keenceran dan frekwensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti
lebih dari 3 kali dalam sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali dalam
sehari1. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab utama kematian dan
kesakitan anak-anak di negara sedang berkembang. Diperkirakan sekitar
1000 juta kejadian diare tiap tahun menyerang anak balita dengan perkiraan
5 juta kematian setiap tahun. Sekitar 80 % kematian ini terjadi pada dua
tahun pertama kehidupan anak2. Data nasional Depkes menyebutkan setiap
tahunnya di Indonesia 100.000 balita meninggal dunia karena diare,
sejumlah (1-2%) penderita jika tidak tertangani akan jatuh kedalam dehidrasi
dan jika tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal. Balita di
wilayah puskesmas Ponorogo bagian utara termasuk yang paling banyak
menderita diare yaitu sebanyak 167 balita. Oleh karena itu, faktor
pengetahuan ibu tentang diare sangatlah penting.3
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya diare adalah
mengkonsumsi makanan jajanan yang tidak terjamin kebersihannya,
lingkungan, peran keluarga, dan ekonomi. Makanan atau jajanan yang sering
dikonsumsi anak sekolah sangat sensitif terhadap pencemaran, yang
bersumber dari bahan tambahan pangan berupa pewarna tekstil, zat
pengawet, dan pemanis buatan. Pada umumnya murid sekolah tetap tergiur
untuk membeli jajanan tanpa menyadari bahayanya diantaranya adalah
diare.2
Diare dapat juga terjadi sebagai efek samping dari penggunaan obat
terutama antibiotik, selain itu bahan – bahan pemanis buatan seperti sarbitol
dan monitol yang ada dalam permen karet serta produk – produk bebas gula
lainnya menimbulkan diare. Hal ini terjadi pada anak – anak dan dewasa
muda yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, orang tua berperan besar
dalam menentukan penyebab anak terkena diare.4
Kuman penyebab diare tumbuh subur di lingkungan yang lembab dan
sanitasinya tidak baik, serta pada air minum yang tidak terpelihara
kebersihannya. Faktor lingkungan yang meliputi air bersih dan sanitasi ini
memiliki peranan sangat penting sebagai media penularan dan dominan
dalam siklus penularan penyakit diare. Maka jajanan yang kurang bersih
dapat menyebabkan berbagai penyakit infeksi terutama diare, batuk, pilek,
cacingan, mual, muntah, tifus. Selain itu, jajanan kaki lima juga dapat
menimbulkan kekurangan energi dan protein, sehingga akan berdampak pada
tumbuh kembang anak yang tidak bisa optimal.5
Biasanya anak-anak mudah dan sering terkena diare, klasifikasi usia
anak yang dimaksudkan adalah antara usia 5-11 tahun menurut Depkes RI
(2009)6. Dikarenakan anak-anak senang sekali jajan sembarangan yang
tentunya makanan tersebut tidak terjamin kebersihan serta keamanan
makanannya sehingga anak tersebut mengalami diare. Anak usia sekolah
pada umumnya juga belum paham betul akan arti kesehatan bagi tubuhnya
Oleh karena itu, alasan penulis melakukan penelitian mengenai
pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak untuk mengetahui
tingkat pengetahuan ibu dalam menangani diare pada anak sebelum
mendapatkan pertolongan yang lebih lanjut oleh tenaga kesehatan.
Semakin banyak pengetahuan seorang ibu tentang swamedikasi diare
anak, diharapkan dapat menurunkan tingkat mortalitas anak akibat diare serta
dapat menigkatkan kwalitas hidup anak di daerah tempat dilakukannya
penelitian.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak di
lingkungan RW 012 perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan
Bekasi.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu
tentang swamedikasi diare pada anak di lingkungan Rw 012 perumahan
Bekasi Timur Permai bulan Juni 2015.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian adalah penulis ingin mengetahui :
1. Persentase pengetahuan ibu mengenai diare pada anak.
2. Persentase obat yang digunakan untuk swamedikasi.
3. Persentase alasan ibu melakukan swamedikasi.
4. Persentase sumber informasi yang didapat.
5. Persentase tempat memperoleh obat.

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Manfaat bagi penulis :
Memberikan pengetahuan lebih bagi penulis tentang bagaimana
swamedikasi diare pada anak yang paling sering dilakukan di masyarakat
serta swamedikasi diare yang paling tepat.
1.4.2. Manfaat bagi akademik :
Sebagai referensi bacaan bagi mahasiswa serta memberikan
informasi kepada institut tentang bagaimana pengetahuan ibu mengenai
swamedikasi diare anak.
1.4.3. Manfaat bagi masyarakat :
Meningkatkan pengetahuan ibu di lingkungan Rw 012 perumahan
Bekasi Timur Permai tentang kesehatan pencernaan serta penyakit-penyakit
pada pencernaan, khususnya diare.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
2.1.1. Definisi Pengetahuan7
Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Tingkat Pengetahuan
Seorang ahli pendidikan, membuat klasifikasi (taxonomy)
pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipakai untuk merangsang proses berfikir
pada manusia. Menurut Bloom kecakapan berfikir pada manusia dapat dibagi
dalam 6 kategori yaitu :
1. Pengetahuan (knowledge)
Mencakup ketrampilan mengingat kembali faktor-faktor yang
pernah dipelajari.
2. Pemahaman (comprehension)
Meliputi pemahaman terhadap informasi yang ada.
3. Penerapan (application)
Mencakup ketrampilan menerapkan informasi atau pengetahuan
yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru.
4. Analisis (analysis)
Meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian atau
meneliti dan mencoba memahami struktur informasi.
5. Sintesis (synthesis)
Mencakup menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah
ada untuk menggabungkan elemen-elemen menjadi suatu pola
yang tidak ada sebelumnya.
6. Evaluasi (evaluation)
Meliputi pengambilan keputusan atau menyimpulkan berdasarkan
kriteria-kriteria yang ada biasanya pertanyaan memakai kata:
pertimbangkanlah, bagaimana kesimpulannya.
Cara untuk memperoleh pengetahuan ada 2 yaitu :
1. Cara Tradisional atau Non Ilmiah
a. Cara coba salah (Trial and error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan bahkan
mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila
menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan
coba-coba saja.
Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering dipergunakan,
terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu
dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
b. Cara kekuasaan atau otoritas
Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama
maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang
sama di dalam penemuan pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain
menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang mempunyai otoritas,
tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya baik
berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini
disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap
bahwa apa yang ditemukannya adalah sudah benar.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang
lalu.
d. Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara pikir
manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mempu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan
pikirannya.
2. Cara Modern atau Cara Ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah
2.2. SWAMEDIKASI
2.2.1. Definisi Swamedikasi
Swamedikasi, atau pengobatan sendiri adalah perilaku untuk
mengatasi sakit ringan sebelum mencari pertolongan ke petugas atau fasilitas
kesehatan, lebih dari 60% anggota masyarakat melakukan swamedikasi, dan
80% diantaranya mengandalkan obat modern.5
Swamedikasi adalah pengobatan diri sendiri yaitu penggunaan obat-
obatan atau menenangkan diri bentuk perilaku untuk mengobati penyakit
yang dirasakan atau nyata. Pengobatan diri sendiri sering disebut dalam
konteks orang mengobati diri sendiri, untuk meringankan penderitaan
mereka sendiri atau sakit. Dasar hokum permenkes
No.919/MENKES/PER/X/1993, secara sederhana swamedikasi adalah upaya
seseorangdalam mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi
dengan dokter terlebih dahulu. Namun bukan berarti asal mengobati, justru
pasien harus mencari informasi obat yang sesuai dengan penyakitnya dan
apoteker-lah yang bisa berperan disini. Apoteker bisa memberikan informasi
obat yang objektif dan rasional. Swamedikasi boleh dilakukan untuk kondisi
penyakit yang ringan, umum dan tidak akut. Setidaknya ada lima komponen
informasi yang diperlukan untuk swamedikasi yang tepat menggunakan obat
modern, yaitu pengetahuan tentang kandungan bahan aktif obat , indikasi
obat, dosis, efek samping serta kontra indikasinya.5
Golongan obat diare yang boleh digunakan dalam swamedikasi yaitu,
golongan adstringensia contohnya asam samak (tannin), tannalbumin, dan
garam-garam bismuth (bismuth karbonat, bismuth salisilat). Golongan obat
ini dapat digunakan dalam swamedikasi karena termasuk dalam daftar
OWA.7
Adapun dampak positif dari swamedikasi antara lain :
a. Pencegahan maupun pengobatan yang lebih dini.
b. Biaya yang lebih terjangkau dan cepat.
Ada pula dampak negative dari swamedikasi, yaitu pengobatan yang kurang
rasional.
2.2.2. Manfaat Swamedikasi
Swamedikasi bermanfaat dalam pengobatan penyakit atau nyeri
ringan, jika dilakukan berdasarkan pengetahuan yang cukup tentang obat
yang digunakan dan kemampuan nengenali penyakit atau gejala yang timbul.
Swamedikasi secara serampangan bukan hanya suatu pemborosan, namun
juga berbahaya.5
2.3. DIARE
2.3.1. Pengertian Diare9
Penyakit diare atau diarrhea adalah penyakit dimana penderita akan
mengalami rangsangan buang air besar yang terus menerus dengan tinja atau
feses yang masih memiliki kandungan air berlebih.
2.3.2. Penyebab Penyakit Diare
Diare bisa disebabkan karena alergi terhadap gula fruktosa atau
laktosa, memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan secara
berlebihan, kelebihan vitamin C, atau karena infeksi virus atau bakteri seperti
Escherichia coli, salmonella, dan vibrio cholera.
Penyakit diare ini juga dapat disebabkan dari beberapa faktor seperti :
1. Faktor infeksi.
a. Infeksi bakteri, infeksi pada tubuh yang diakibatkan dari adanya
bakteri seperti Vibrio coma, Escherichia coli, Salmonella, Shigella,
Compilobacter, Yersenia dan Acromonas.
b. Infeksi virus, virus yang mungkin jadi penyebab dari diare seperti
Entero virus (Virus echo,coxechasi dan poliomyelitis), Adeno virus,
Rata virus dan Astrovirus.
c. Infeksi parasit : cacing, protozoa dan jamur.
d. Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat
pencernaan, seperti otitis media akut, tonsilopharingitis dan
sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak dibawah 2
tahun.
2. Bukan faktor infeksi
a. Aleri makanan seperti susu dan protein atau makanan yang lain.
b. Gangguan metabolik atau malarbsorpsi.
c. Iritasi langsung yang mungkin terjadi pada saluran pencernaan oleh
makanan.
d. Obat-obat seperti antibiotic atau obat yang lainnya.
e. Penyakit usus
f. Faktor psikologis rasa takut dan cemas juga dapat menjadi salah satu
penyebab dari penyakit ini.
g. Kurang gizi
2.3.3. Diare pada bayi dan anak-anak
1. Gejala Penyakit Diare dan Penanganan Penyakit Diare3
Penyebab umum diare pada anak-anak adalah karena adanya
infeksi dalam tubuh, salah mengonsumsi makanan (makanan
kadaluwarsa), alergi terhadap jenis makanan tertentu dan keracunan.
Bila diare tidak terlalu parah dan anak masih mau minum
banyak air, tubuhnya tidak akan banyak kehilangan cairan. Namun
bila anak tidak mau minum dan sering muntah, pengganti cairan
mutlak diperlukan karena bila tidak ia akan terkena dehidrasi, bawa
segera ke rumah sakit jika diperlukan.
2. Gejala Penyakit Diare dan Penanganan Penyakit Diare :
a. Buang air besar cair setiap 4-6 jam sekali
b. Anak akan mengalami demam
c. Mulut menjadi kering
d. Buang air kecil berkurang (frekuensi dan volumenya)
e. Mengantuk, lemas, menangis lirih
f. Mata cekung
g. Muntah-muntah
h. Ada bercak darah pada tinja
3. Penanganan Penyakit Diare
a. Beri penderita minum untuk pengganti cairan tubuh yang
hilang, paling tidak setiap 2 jam sekali sebanyak 2 ons atau
dapat juga diberikan oralit atau air tajin sebagai pengganti
cairan yang hilang.
b. Hindari makanan padat dan berserat dengan mengurangi
pemberian sayur dan buah-buahan karena akan sulit dicerna
oleh sikecil.
c. Tetap berikan ASI untuk sikecil yang sedang terserang diare.
Biasanya anak-anak yang terserang diare adalah anak-anak
yang kemungkinana tidak mendapatkan ASI.
d. Apabila anak yang mengalami diare segera bawa ke dokter
agar langsung mendapatkan penanganan sedini mungkin oleh
dokter. Sebab beberapa diare butuh antibiotik tertentu untuk
mengatasinya.
2.4. Obat-obat Diare8
cairan dehidrasi oral, yang bisa disebut oralit merupakan salah satu pilihan
untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi. Oralit sudah dilengkapi dengan elektrolit,
sehingga dapat menggantikan elektrolit yang ikut hilang bersama cairan, jika oralit
tidak tersedia, sup atau air biasa cukup membantu untuk mencegah dehidrasi.
Selain memberikan cairan, ASI maupun makanan pengganti ASI harus tetap
diberikan agar anak tidak kekurangan gizi hingga pertumbuhannya terganggu.
Sebaliknya, larutan yang hiperosmoler karena kandungan gulanya tinggi jangan
diberikan. Misalnya the yang sangat manis, softdrink, atau minuman buah dalam
kaleng yang sangat manis.
Orang tua harus tahu tanda-tanda memburuknya diare. Bawa anak ke
fasilitas layanan kesehatan atau dokter, jika kondisi anak tidak membaik dalam tiga
hari atau buang air besar (BAB) cair bertambah sering, muntah berulang-ulang,
makan atau minum sedikit, demam dan tinja anak berdarah.
Untuk penyakit diare dan obatnya, saat ini pasien sering diberikan probiotik
yang dicampurkan dalam minuman atau makanan anak. Tujuan pemberian probiotik
adalah untuk memperbanyak bakteri baik sehingga dapat mempersingkat lamanya
diare.
Pemberian obat diare pada anak memang sebaiknya tidak boleh
sembarangan, karena dapat menimbulkan risiko efek samping yang cukup
berbahaya. Risiko tersebut dapat berupa mual, muntah bahkan yang cukup berat
timbul ileus paralitik (gangguan pada usus) yang dapat berakibat sangat fatal,
bahkan tidak jarang membutuhkan pembedahan.
Beri anak minum air putih sebanyak mungkin untuk menggantikan cairan
tubuh yang hilang. Karena saat anak diare semua cairan tubuh akan keluar bersama
kotoran yang ia keluarkan. Hal tersebut dapat membuat tubuh anak menjadi lemas
dan lesu. Selain dengan air putih juga dapat diberikan oralit untuk menghentikan
diare anak.
Jangan berikan anak makanan yang berserat, sebab mengkonsumsi makanan
yang lembek atau buah berserat justru akan membuat diare anak semakin parah.
Apabila anak menyukai buah, dapat diberikan buah salak karena buah salak dapat
membuat tinja anak menjadi tidak encer atau cair lagi.
Serta dapat juga diberikan yoghort karena yoghort banyak mengandung
bakteri baik yang dapat membantu menyehatkan pencernaan anak. Namun jangan
diberikan olahan susu lainnya selain yoghort karena dapat memperburuk keadaan
anak.

2.4.1. Penggolongan obat diare12


1. Kemoterapeutika, untuk terapi kausal, yakni memberantas bakeri
penyebab diare, seperti antibiotika, sulfonamida, kinolon dan furazolidin.
2. Obstipansia untuk terapi simtomatis, yang dapat menghentikan diare
dengan beberapa cara, yakni :
a. Zat-zat penekan peristaltic sehingga memberikan lebih banyak waktu
untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus : candu dan
alkaloidanya, derivate-deivat pethidin (difenoksilat dan loperamida)
dan antikolinergik (atropine, ekstrak belladonna).
b. Adstringensia, yang menciutkan selaput lender usus, misalnya asam
samak (tannin), dan tannalbumin, garam-garam bismuth, dan
aluminium.
c. Adsorbensia, misalnya carbo adsorbens yang pada permukaannya
dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) adakalanya
berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk di sini adalah juga
mucilagines, zat-zat lendir yang menutupi selaput lender usus dan
luka-lukanya dengan suatu lapisan pelindung, umpamanya kaolin,
pectin (suatu karbohidrat yang terdapat antara lain dalam buah apel)
dan garam-garam bismut, serta aluminium.
3. Spasmolitika, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot
yang sering kali mengakibatkan nyeri perut pada diare, antara lain
papaverin dan oksifenonium.
2.4.2. Probiotik
Probiotik adalah sebutan untuk bakteri menguntungkan yang
ditemukan dalam saluran pencernaan kita, yang keberadaannya membantu
memastikan kesehatan seluruh sistem pencernaan. Probiotik adalah bakteri
baik bagi usus, yang membantu menyeimbangkan ekosistem dalam tubuh
terutama saluran pencernaan. Perkembangan Probiotik dalam saluran
pencernaan sekaligus untuk menekan pertumbuhan jenis bakteri yang
berbahaya. Jadi jelas, tanpa probiotik, maka usus kita akan dipenuhi oleh
bakteri berbahaya yang menjadi penyebab utama diare dan sakit perut.10

2.4.3. Oralit
Oralit adalah larutan untuk merawat diare. Larutan ini sering disebut
rehidrasi oral. Larutan ini mempunyai komposisi campuran Natrium klorida,
Kalium klorida, glukosa anhidrat dan natrium bikarbonat. Larutan rehidrasi
oral ini mempunyai nama generik oralit dan larutan ini sekarang dijual
dengan berbagai merek dagang.11
Oralit tersedia dalam bentuk serbuk untuk dilarutkan dan dalam
bentuk larutan diminum perlahan-lahan.
Tabel II.1 Takaran Pemberian Oralit untuk Mengatasi Diare (1 jam pertama)

umur < 1 tahun 1 - 4 tahun 5 - 12 tahun dewasa


300 ml dalam 1,5 600 ml dalam 3 1,2 l dalam 6 gelas 2,4 l dalam 12
gelas gelas gelas
Tabel II.2 Takaran Pemberian Oralit untuk Mengatasi Diare (setiap habis buang air)

umur < 1 tahun 1 - 4 tahun 5 - 12 tahun dewasa


100 ml dalam 0,5 200 ml dalam 1 300 ml dalam 1,5 400 ml dalam 5
gelas gelas gelas gelas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode survey deskriptif
kuantitatif yaitu dengan penelitian yang menjelaskan data dan karakteristik populasi
atau fenomena yang dipelajari : menjawab beberapa pertanyaan mengenai penyakit
diare. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang
sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan
langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan atau analisis data,
membuat kesimpulan dan laporan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian ini akan dilakukan di lingkungan masyarakat RW 012
perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan
pada bulan Juni 2015.

3.3. Definisi Operasional


Tabel III.1 Definisi Operasional
Variable Definisi
No Alat Ukur Hasil Ukur Nilai Ukur
Dependen Operasional
1. Pengetahuan Pengertian dan Kuesioner 1. dikatakan Ordinal
baik jika
ibu tentang hal-hal lain no : 1-10
persentase
diare yang berkaitan ≥80%
2. dikatakan
dengan diare
cukup jika
yang diketahui persentase 60-
79%
oleh ibu
3. dikatakan
kurang jika
persentase
<60%
Variabel Definisi Alat
No Hasil Ukur Nilai Ukur
Independen Operasional Ukur
1. Tingkat Jenjang Kuesioner 1. SD Ordinal
Pendidikan Pendidikan 2. SMP
Responden 3. SMA
4.Perguruan
Tinggi
2. Alasan Alasan ibu Kuesioner 1. Hemat biaya Nominal
melakukan no : 11 2. Keraguan
swamedikasi terhadap tenaga
medis
3. Tempat
pelayanan
kesehatan yang
jauh
3. Tempat Tempat Kuesioner 1. Apotek Nominal
pembelian responden no : 12 2. Toko obat
obat mendapatkan 3. Warung
obat untuk
swamedikasi
4. Sumber Sumber Kuesioner 1. Tetangga Nominal
informasi informasi no : 13 2. Keluarga
untuk 3. Teman
melakukan 4. Media sosial
swamedikasi 5. Lain-lain
5. Obat yang Obat yang Kuesioner 1. Lacto B Nominal
digunakan digunkan no : 14 2. Entrostop
responden 3. Guanistrep
4. Oralit
5. Lodia
6. Lain-lain
3.4. Populasi Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak di RW
012 perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan. Sampel pada penelitian ini
adalah ibu yang mempunyai anak usia 5-11 tahun yang pernah melakukan
swamedikasi pada anaknya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis
dalam penelitian ini adalah cluster random sampling dengan sampel sebesar 20%
dari jumlah RT di RW 012 yaitu sebanyak 5 RT dengan jumlah responden sebanyak
101 responden.

Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria
menentukan dapat atau tidaknya sampel digunakan. Adapun kriteria inklusi dan
eksklusi sebagai berikut :

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili


dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Kriteria inklusi
dalam penelitian ini adalah :

a. Ibu yang tinggal di RT 18,19,20,21,22 di lingkungan RW 012 Bekasi


Timur Permai Tambun Selatan
b. Ibu yang pernah melakukan swamedikasi diare kepada anaknya
c. Memiliki anak usia 5-11 tahun
d. Bersedia untuk diwawancara
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah ibu yang tidak pernah
melakukan swamedikasi diare pada anaknya, ibu yang tidak memiliki anak
usia 5-11 tahun dan ibu yang tidak tinggal di wilayah RW 012 perumahan
Bekasi Timur Permai Tambun Selatan.
3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data dapat dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang
didapat melalui wawancara dengan menggunakan lembar pertanyaan (kuesioner)
yang merupakan suatu teknik pengambilan data yang dilakukan melalui serangkaian
pertanyaan yang ditujukan kepada responden adapun pengambilan atau
pengumpulan data dengan langkah-langkah yang dilakukan :

1. Penentuan lokasi penelitian.


2. Melakukan survey pendahuluan untuk mengetahui masalah.
3. Meminta izin kepada ketua rukun warga (RW) untuk melakukan penelitian.
4. Meminta persetujuan kepada responden.
5. Membagikan kuesioner kepada responden.
6. Memeriksa kelengkapan pengisian jawaban.
7. Memberikan tanda terimakasih berupa kenang-kenangan.

3.6. Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan


komputer dan adapun mekanisme pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Editing
Editing adalah proses yang dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data
yang diperoleh dari hasil kuesioner.
2. Scoring
scoring adalah suatu proses dimana data yang telah diperoleh dari jawaban
atau hasil kuesioner diberikan skor sebagai tolak ukur penilaian.
3. Entry
Entry adalah data yang telah diberikan skor dimasukan ke dalam alat
pengolah data (komputer) atau program pengelola data tertentu.
4. Cleaning
Cleaning adalah proses pembersihan data-data yang tidak cocok dengan
penelitian yang telah dilakukan sehingga siap untuk dilakukan analisis data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


Penelitian ini dilakukan di lingkungan perumahan Bekasi Timur Permai RW
012 Tambun Selatan, dengan responden yaitu semua ibu di lingkungan tersebut yang
memiliki anak usia 5-11 tahun dan pernah melakukan swamedikasi penanganan
diare pada anaknya. Data diperoleh dengan metode kuesioner yang terdiri dari 10
pertanyaan mengenai pengetahuan dan 4 pertanyaan lainnya merupakan pertanyaan
penunjang untuk mendapatkan data yang diperlukan.
Kemudian jawaban yang diberikan oleh responden menjadi data pada
penelitian ini. Setelah dilakukan perhitungan maka dapat diketahui gambaran
pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak, yaitu :

4.1.1. Pengetahuan Ibu Tentang Diare


Tabel IV.1 Gambaran pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak
perumahan Bekasi Timur Permai RW 012 Tambun Selatan

No. Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

1. Baik 62 61,38

2. Cukup 36 35,64

3. Kurang 3 2,97

Total 101 100

Berdasarkan data di atas dapat diketahui gambaran pengetahuan ibu tentang


swamedikasi diare pada anak di RW 012 perumahan Bekasi Timur Permai
Tambun Selatan dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 62 responden
(61,38%), pengetahuan cukup sebanyak 36 responden (35,64%), dan
pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (2,97%). Jadi gambaran tingkat
pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak di lingkungan tersebut
dapat dikategorikan baik yaitu sebanyak 62 responden (61,38%) dikarenakan
masyarakat di lingkungan tersebut rata-rata sudah mengetahui cara melakukan
swamedikasi diare pada anak sehingga memiliki pengetahuan yang baik.

100.00%

80.00% 61.38%
60.00%
35.64%
40.00%
20.00%
2.97%
0.00%
BAIK
CUKUP
KURANG

KATEGORI

Gambar IV.1 Grafik gambaran pengetahuan ibu

4.1.2. Obat yang digunakan oleh ibu


Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui obat yang digunakan oleh ibu
untuk melakukan swamedikasi. Dengan data sebagai berikut :

Tabel IV.2 Obat-obat yang digunakan

No Golongan Obat Jumlah Persentase (%)

1. Adstringensia 21 12,35

2. Adsorbensia 59 34,70

3. Kemoterapeutika 8 4,72

4. Penekan Peristaltik 13 7,64

5. Elektrolit 41 24,12

6. Probiotik 28 16,47

Total 170 100


Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat diketahui obat-obat yang
digunakan oleh ibu ibu di lingkungan RW 012 Perumahan Bekasi Timur Permai
Tambun Selatan. Obat digolongkan berdasarkan kelas terapinya, obat yang
diunakan ibu antara lain, golongan obat Adstringensia (Diapet) sebanyak 21
responden (12,35%), Adsorbensia (Neo kaolana, New diaform, New diatab, Neo
entrostop, dan Norit) sebanyak 59 responden (34,70%), Kemoterapeutika
(Nifural) 8 responden (4,72%), Penekan Peristaltik (Lopamid, Lodia) 13
responden (7,64%), Elektrolit (Oralit, Pedialit, Renalit, Pharolit) sebanyak 41
responden (24,12%), dan Probiotik (Lacto B, Probiokid) sebanyak 28 responden
(16,47%). Jadi golongan obat-obatan yang banyak digunakan ibu untuk
swamedikasi adalah golongan Adsorbensia yaitu sebanyak 59 responden
(34,70%). Golongan obat adsorbensia lebih banyak dipilih dikarenakan lebih
mudah mendapatkannya serta biasanya golongan obat tersebut memiliki harga
yang cenderung lebih murah.

100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
34.70%
40.00%
24.12%
30.00% 16.47%
20.00% 12.35%
4.72% 7.64%
10.00%
0.00%

Golongan Obat

Gambar IV.2 Grafik obat yang digunakan untuk swamedikasi


4.1.3. Alasan ibu melakukan swamedikasi
Pertayaan ini bertujuan untuk mengetahui alasan ibu melakukan
swamedikasi. Adapun data yang telah diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel IV.3 Alasan ibu melakukan swamedikasi

No. Alasan Jumlah Persentase (%)

1. Hemat biaya 48 47,52

2. Keraguan terhadap tenaga 22 21,78


medis

3. Tempat pelayanan
31 30,70
kesehatan yang jauh.

Total 101 100

Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat diketahui yang menjadi alasan
ibu melakukan swamedikasi, beberapa alasan tersebut adalah hemat biaya
sebanyak 48 responden (47,52%), keraguan terhadap tenaga medis sebanyak 22
responden (21,78%), tempat pelayanan kesehatan yang jauh sebanyak 31
responden (30,70%). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui yang menjadi
alasan mayoritas ibu melakukan swamedikasi adalah karena hemat biaya yaitu
sebanyak 48 responden (47,52%) ini dikarenakan masyarakat di lingkungan
penelitian lebih memilih untuk berhemat dengan melakukan swamedikasi
daripada harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak jika harus pergi ke dokter.
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00% 47.52%
50.00%
40.00%
30.70%
30.00% 21.78%
20.00%
10.00%
0.00%
Hemat
Keraguan
Biaya Tmpt
terhadap
Plyanan
tenaga
Jauh
medis

Alasan Swamedikasi

Gamabar IV.3 Grafik alasan ibu melakukan swamedikasi

4.1.4. Sumber informasi swamedikasi


Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui sumber informasi bagi ibu
melakukan swamedikasi dengan data sebagai berikut :

Tabel IV.4 Sumber informasi swamedikasi


No. Tempat mendapat informasi Jumlah Persentase (%)

1. Tetangga 30 29,70

2. Keluarga 21 20,80

3. Teman 30 29,70

4. Media sosial 8 7,92

5. Media cetak 12 11,88

Total 101 100


Berdasarkan data yang telah diperoleh diketahui lebih banyak ibu yang
mendapatkan informasi mengenai swamedikasi adalah bersumber dari teman yaitu
sebanyak 30 responden (29,70%) dan Tetangga sebanyak 30 responden (29,70%).
Adapula sumber informasi lainnya yaitu, keluarga sebanyak 21 responden (20,80%),
media sosial sebanyak 8 responden (7,92%) dan terakhir media cetak sebanyak 12
responden (11,88%). Jadi rata-rata para ibu mendapatkan sumber informasi untuk
melakukan swamedikasi adalah berasal dari Tetangga dan teman, karena teman dan
tetangga adalah orang terdekat yang biasanya adalah tempat berbagi cerita serta
berbagi informasi.

100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00% 29.70% 29.70%
30.00% 20.80%
20.00% 7.92% 11.88%
10.00%
0.00%

Sumber Informasi

Gambar IV.4 Grafik sumber informasi swamedikasi

4.1.5. Tempat ibu mendapatkan obat untuk swamedikasi


Pertanyaan bertujuan untuk mengetahui dimana ibu mendapatkan obat untuk
melakukan swamedikasi diare pada anak. Dengan data yang telah diperoleh
sebagai berikut :
Tabel IV.5 Tempat ibu mendapatkan obat untuk swamedikasi

Tempat memperoleh
No. Jumlah Persentase (%)
Obat

1. Apotek 35 34,65

2. Toko Obat 41 40,60

3 Warung 25 24,75

Total 101 100

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa semua ibu yang pernah
melakukan swamedikasi diare pada anak lebih banyak memperoleh obat dari
toko obat yaitu sebanyak 41 responden (40,60%), lainnya memperoleh obat dari
apotek yaitu sebanyak 35 responden (34,65%) dan juga warung yaitu sebanyak
25 responden (24,75%).
Jadi rata-rata ibu di lingkungan RW 012 lebih banyak memilih toko obat
sebagai tempat untuk mendapatkan obat untuk swamedikasi kemungkinan
dikarenakan tempatnya yang lebih dekat dan harga obat yang cenderung lebih
murah dibandingkan dengan membeli obat di apotek, akan tetapi meskipun lebih
murah, kualitas dan keaslian obat tetap terjamin jika dibandingkan dengan
membeli obat di warung.

100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00% 40.60%
34.65%
40.00% 24.75%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Apotek Toko Obat Warung

Tmpt Mndaptkn Obat

Gambar IV.5 Grafik tempat ibu mendapatkan obat


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. SIMPULAN
Penelitian ini mengambil judul “Gambaran pengetahuan ibu tentang
swamedikasi diare pada anak di RW 012 perumahan Bekasi Timur Permai Tambun
Selatan”. Gambaran pengetahuan responden dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Gambaran pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak di
lingkungan RW 012, kategori pengetahuan baik sebanyak 62 responden
(61,38%).
2. Alasan mayoritas ibu melakukan swamedikasi adalah hemat biaya dengan
jumlah responden sebanyak 48 responden (47,52%).
3. Tempat mendapatkan obat untuk swamedikasi yang banyak dipilih ibu
adalah toko obat yaitu sebanyak 41 responden (40,60%).
4. Sumber informasi ibu untuk melakukan swamedikasi adalah dari tetangga
dan teman yaitu sebanyak 30 responden (29,70%).
5. Golongan obat yang banyak dipilih ibu adalah golongan adsorbensia yaitu
sebanyak 59 responden (34,70%).

5.2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu :
1. RW 012 Perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan
Meningkatkan pengetahuan masyarakat di lingkungan RW 012, khususnya
pengetahuan tentang swamedikasi diare pada anak.
2. Responden
Meningkatkan pengetahuan agar lebih aktif mengikuti penyuluhan-
penyuluhan dan aktif mencari informasi baik dari media cetak atau media
elektronik.
3. Akademik
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian
selanjutnya atau dijadikan referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan
kefarmasian khususnya tentang swamedikasi diare pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anik Purwanti. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit
Diare pada Balita di Desa Nglebak Tawangmangu karanganyar.
2. Prasistyani Lartiana. 2006. Hubungan Sanitasi Lingkungan Keluarga Dengan
Frekuensi Diare dan Status Gizi pada Balita di Desa Segiri Kecamatan
Pabelan Kabupaten Semarang.
3. Dwi Mariastuti. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare pada
Balita Usia 1-5 Tahun.
4. Soekidjo. 2005. cara memperoleh pengetahuan.from
http://bungamasamba.blogspot.com/2010/10/karya-ilmiah-gambaran-
kejadian-penyakit.html
5. Wulandari Niken. 2010. from http://niken-
wulandari.blogspot.com/2010/01/swamedikasi.html
6. Ristiyanti Lia (2012).menurut depkes RI(2009) ilmu kesehatan
masyarakat.from http://ilmu-kesehatan-
masyarakat.blogspot.com/2012/05/kategori-umur.html
7. Notoadmodjo Soekidjo (2002).pengertian pengetahuan menurut para
ahli.from http://pengertian-definisi-
adalah.blogspot.com/2013/08/pengertian-pengetahuan-menurut-para-
ahli.html
8. Hasrul lukman (2014).ilmu farmasi: diare dan sembelit.from
http://lukmanhasrul.blogspot.com/2014/10/ilmu-farmasi-diare-dan-
sembelit.html?m=1
9. Tan Hoan Tjay & Kirana Rahardja(2007).obat-obat penting.alex media
komputindo,jakarta
10. S.sulaksono (2013). Cara khasiat manfaat.from
http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/probiotik-dan-manfaatnya-bagi-
kesehatan.html
11. Wikipedia(2013).oralit.from http://id.wikipedia.org/wiki/oralit
12. Tan Hoan Tjay & Kirana Rahardja(2007).obat-obat penting.alex media
komputindo,jakarta

Anda mungkin juga menyukai