Disusun oleh :
Nama : Yedi Saputra S
NIM :1713201042
Progam Studi : Kesehatan Masyarakat
Semester 4
STIKes Harapan Ibu Jambi
Tahun Ajaran 2017-2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga akhirnya karya tulis ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam mudah-mudahan senantiasa tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW serta para pengikutnya yang setia menemani hingga
akhir zaman.
Karya tulis ilmiah yang diberi judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang
Swamedikasi Diare pada Anak di RW 012 Perumahan Bekasi Timur Permai
Tambun Selatan Bulan Juni 2015” ini merupakan sebuah karya tulis yang terbentuk
dimana tugas ini merupakan aspek penilaian mata kuliah Penulisan Ilmiah . Penulis
menyadari bahwa tugas karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu segala kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan untuk kemajuan
masa-masa mendatang.
Harapan penulis semoga tugas karya tulis ilmiah ini dapat diambil manfaaatnya oleh
pembaca.
Penulis
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG SWAMEDIKASI DIARE
PADA ANAK DI RW 012 PERUMAHAN BEKASI TIMUR PERMAI
TAMBUN SELATAN BULAN JUNI 2015
ABSTRAK
Dewasa ini sudah semakin banyak beredar makanan dan jajanan yang tidak sehat
dan tentunya dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Salah satunya adalah
masalah pencernaan, khususnya diare. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran
tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Penyakit diare merupakan salah
satu penyebab utama kematian dan kesakitan anak-anak di negara ini. Oleh karena
itu, alasan penulis melakukan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran pengetahuan ibu di lingkungan tersebut tentang swamedikasi
diare pada anak, mengetahui alasan ibu melakukan swamedikasi, tempat ibu
memperoleh obat-obatan, sumber informasi bagi ibu melakukan swamedikasi serta
obat yang ibu gunakan untuk swamedikasi. Desain penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kuantitatif dilakukan di RW 012 perumahan Bekasi Timur Permai
Tambun Selatan selama bulan Juni 2015 dengan responden semua ibu yang
memiliki anak usia 5-11 tahun dan pernah melakukan swamedikasi diare pada anak.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 101 ibu. Hasil dari penelitian ini
adalah, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 62 responden (61,38%),
Jadi dapat disimpulkan gambaran pengetahuan ibu di lingkungan RW 012
perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan adalah baik. Alasan ibu untuk
melakukan swamedikasi sebanyak 48 responden (47,52%) menjawab karena hemat
biaya. Tempat ibu mendapatkan obat untuk swamedikasi adalah sebanyak 41
responden (40,60%) memilih toko obat. Dan yang menjadi sumber informasi bagi
ibu untuk melakukan swamedikasi adalah dari lingkungan sekitar dan teman yaitu
sebanyak 30 responden (29,70%). Serta obat yang ibu gunakan untuk swamedikasi
adalah sebanyak 47 responden (27,64%) memilih obat diare dengan golongan
khasiat adsorbensia.
HALAMAN JUDUL.……………………………...…………………………………i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...………………………………….ii
HALAMAN PERSETUJUAN.……………………………………………………..iii
HALAMAN PENGESAHAN..…………………………………………………..…iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………...……………….v
ABSTRAK………......………………………………………………………………vi
DAFTAR ISI..…….………………………………………………………………..vii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang…………………..……………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah………………….…………………………………………….2
1.3 Tujuan Penelitian…….…………………………………………………………..3
1.3.1 Tujuan Umum……………………………………………………………….…3
1.3.2 Tujuan Khusus…………………………………………………………………3
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………………….3
1.4.1 Bagi Penulis……………………………………………………3
1.4.2 Bagi Akademik………………………………………...............3
1.4.3 Bagi Masyarakat……………………………………………….3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………...……………………………………..4
2.1 Pengetahuan…………………………………………………..………………….4
2.1.1 Definisi Pengetahuan…………………………………………..4
2.2 Swamedikasi……………….…………………………………………………….6
2.2.1 Definisi Swamedikasi………………………………………….6
2.2.2 Manfaat Swamedikasi………………………………………….7
2.3 Diare…………….………………………………………………………………..7
2.3.1 Pengertian Diare………………………………………………..7
2.3.2 Penyebab Penyakit Diare………………………………………7
2.3.3 Diare pada Bayi dan Anak-anak……………………………….8
2.4 Obat-obat Diare…………………………………………………………………..9
2.4.1 Penggolongan Obat Diare………………………………………………….…10
2.4.2 Probiotik………………………………………………………11
2.4.3 Oralit………………………………………………………….11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………….……………………………….13
3.1 Desain Penelitian……………………………………………………………….13
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………………..13
3.3 Definisi Operasional……………..……………………………………………..13
3.4 Populasi Sampel………………………………………………………………...15
3.5 Teknik Pengumpulan Data………………………..…………………………….16
3.6 Pengolahan Data…………………..…………………………............................16
BAB IV HASIL DAN PENELITIAN……………………………………………...17
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………………………..……………. ………24
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………................25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini, sudah semakin banyak beredar makanan-makanan instan
serta makanan yang tidak lagi berasal dari bahan makanan yang alami atau
asli, melainkan sudah banyak mengandung bahan makanan maupun bahan
tambahan makanan sintetik, yang penggunaannya dapat memberikan dampak
negatif pada kesehatan tubuh, terutama pada kesehatan pencernaan, salah
satu dampak yang diakibatkan adalah timbulnya penyakit diare.
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal
atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan
volume, keenceran dan frekwensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti
lebih dari 3 kali dalam sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali dalam
sehari1. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab utama kematian dan
kesakitan anak-anak di negara sedang berkembang. Diperkirakan sekitar
1000 juta kejadian diare tiap tahun menyerang anak balita dengan perkiraan
5 juta kematian setiap tahun. Sekitar 80 % kematian ini terjadi pada dua
tahun pertama kehidupan anak2. Data nasional Depkes menyebutkan setiap
tahunnya di Indonesia 100.000 balita meninggal dunia karena diare,
sejumlah (1-2%) penderita jika tidak tertangani akan jatuh kedalam dehidrasi
dan jika tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal. Balita di
wilayah puskesmas Ponorogo bagian utara termasuk yang paling banyak
menderita diare yaitu sebanyak 167 balita. Oleh karena itu, faktor
pengetahuan ibu tentang diare sangatlah penting.3
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya diare adalah
mengkonsumsi makanan jajanan yang tidak terjamin kebersihannya,
lingkungan, peran keluarga, dan ekonomi. Makanan atau jajanan yang sering
dikonsumsi anak sekolah sangat sensitif terhadap pencemaran, yang
bersumber dari bahan tambahan pangan berupa pewarna tekstil, zat
pengawet, dan pemanis buatan. Pada umumnya murid sekolah tetap tergiur
untuk membeli jajanan tanpa menyadari bahayanya diantaranya adalah
diare.2
Diare dapat juga terjadi sebagai efek samping dari penggunaan obat
terutama antibiotik, selain itu bahan – bahan pemanis buatan seperti sarbitol
dan monitol yang ada dalam permen karet serta produk – produk bebas gula
lainnya menimbulkan diare. Hal ini terjadi pada anak – anak dan dewasa
muda yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, orang tua berperan besar
dalam menentukan penyebab anak terkena diare.4
Kuman penyebab diare tumbuh subur di lingkungan yang lembab dan
sanitasinya tidak baik, serta pada air minum yang tidak terpelihara
kebersihannya. Faktor lingkungan yang meliputi air bersih dan sanitasi ini
memiliki peranan sangat penting sebagai media penularan dan dominan
dalam siklus penularan penyakit diare. Maka jajanan yang kurang bersih
dapat menyebabkan berbagai penyakit infeksi terutama diare, batuk, pilek,
cacingan, mual, muntah, tifus. Selain itu, jajanan kaki lima juga dapat
menimbulkan kekurangan energi dan protein, sehingga akan berdampak pada
tumbuh kembang anak yang tidak bisa optimal.5
Biasanya anak-anak mudah dan sering terkena diare, klasifikasi usia
anak yang dimaksudkan adalah antara usia 5-11 tahun menurut Depkes RI
(2009)6. Dikarenakan anak-anak senang sekali jajan sembarangan yang
tentunya makanan tersebut tidak terjamin kebersihan serta keamanan
makanannya sehingga anak tersebut mengalami diare. Anak usia sekolah
pada umumnya juga belum paham betul akan arti kesehatan bagi tubuhnya
Oleh karena itu, alasan penulis melakukan penelitian mengenai
pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak untuk mengetahui
tingkat pengetahuan ibu dalam menangani diare pada anak sebelum
mendapatkan pertolongan yang lebih lanjut oleh tenaga kesehatan.
Semakin banyak pengetahuan seorang ibu tentang swamedikasi diare
anak, diharapkan dapat menurunkan tingkat mortalitas anak akibat diare serta
dapat menigkatkan kwalitas hidup anak di daerah tempat dilakukannya
penelitian.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak di
lingkungan RW 012 perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan
Bekasi.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu
tentang swamedikasi diare pada anak di lingkungan Rw 012 perumahan
Bekasi Timur Permai bulan Juni 2015.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian adalah penulis ingin mengetahui :
1. Persentase pengetahuan ibu mengenai diare pada anak.
2. Persentase obat yang digunakan untuk swamedikasi.
3. Persentase alasan ibu melakukan swamedikasi.
4. Persentase sumber informasi yang didapat.
5. Persentase tempat memperoleh obat.
2.4.3. Oralit
Oralit adalah larutan untuk merawat diare. Larutan ini sering disebut
rehidrasi oral. Larutan ini mempunyai komposisi campuran Natrium klorida,
Kalium klorida, glukosa anhidrat dan natrium bikarbonat. Larutan rehidrasi
oral ini mempunyai nama generik oralit dan larutan ini sekarang dijual
dengan berbagai merek dagang.11
Oralit tersedia dalam bentuk serbuk untuk dilarutkan dan dalam
bentuk larutan diminum perlahan-lahan.
Tabel II.1 Takaran Pemberian Oralit untuk Mengatasi Diare (1 jam pertama)
Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak di RW
012 perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan. Sampel pada penelitian ini
adalah ibu yang mempunyai anak usia 5-11 tahun yang pernah melakukan
swamedikasi pada anaknya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis
dalam penelitian ini adalah cluster random sampling dengan sampel sebesar 20%
dari jumlah RT di RW 012 yaitu sebanyak 5 RT dengan jumlah responden sebanyak
101 responden.
Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria
menentukan dapat atau tidaknya sampel digunakan. Adapun kriteria inklusi dan
eksklusi sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
Data dapat dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang
didapat melalui wawancara dengan menggunakan lembar pertanyaan (kuesioner)
yang merupakan suatu teknik pengambilan data yang dilakukan melalui serangkaian
pertanyaan yang ditujukan kepada responden adapun pengambilan atau
pengumpulan data dengan langkah-langkah yang dilakukan :
1. Editing
Editing adalah proses yang dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data
yang diperoleh dari hasil kuesioner.
2. Scoring
scoring adalah suatu proses dimana data yang telah diperoleh dari jawaban
atau hasil kuesioner diberikan skor sebagai tolak ukur penilaian.
3. Entry
Entry adalah data yang telah diberikan skor dimasukan ke dalam alat
pengolah data (komputer) atau program pengelola data tertentu.
4. Cleaning
Cleaning adalah proses pembersihan data-data yang tidak cocok dengan
penelitian yang telah dilakukan sehingga siap untuk dilakukan analisis data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Baik 62 61,38
2. Cukup 36 35,64
3. Kurang 3 2,97
100.00%
80.00% 61.38%
60.00%
35.64%
40.00%
20.00%
2.97%
0.00%
BAIK
CUKUP
KURANG
KATEGORI
1. Adstringensia 21 12,35
2. Adsorbensia 59 34,70
3. Kemoterapeutika 8 4,72
5. Elektrolit 41 24,12
6. Probiotik 28 16,47
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
34.70%
40.00%
24.12%
30.00% 16.47%
20.00% 12.35%
4.72% 7.64%
10.00%
0.00%
Golongan Obat
3. Tempat pelayanan
31 30,70
kesehatan yang jauh.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat diketahui yang menjadi alasan
ibu melakukan swamedikasi, beberapa alasan tersebut adalah hemat biaya
sebanyak 48 responden (47,52%), keraguan terhadap tenaga medis sebanyak 22
responden (21,78%), tempat pelayanan kesehatan yang jauh sebanyak 31
responden (30,70%). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui yang menjadi
alasan mayoritas ibu melakukan swamedikasi adalah karena hemat biaya yaitu
sebanyak 48 responden (47,52%) ini dikarenakan masyarakat di lingkungan
penelitian lebih memilih untuk berhemat dengan melakukan swamedikasi
daripada harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak jika harus pergi ke dokter.
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00% 47.52%
50.00%
40.00%
30.70%
30.00% 21.78%
20.00%
10.00%
0.00%
Hemat
Keraguan
Biaya Tmpt
terhadap
Plyanan
tenaga
Jauh
medis
Alasan Swamedikasi
1. Tetangga 30 29,70
2. Keluarga 21 20,80
3. Teman 30 29,70
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00% 29.70% 29.70%
30.00% 20.80%
20.00% 7.92% 11.88%
10.00%
0.00%
Sumber Informasi
Tempat memperoleh
No. Jumlah Persentase (%)
Obat
1. Apotek 35 34,65
3 Warung 25 24,75
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa semua ibu yang pernah
melakukan swamedikasi diare pada anak lebih banyak memperoleh obat dari
toko obat yaitu sebanyak 41 responden (40,60%), lainnya memperoleh obat dari
apotek yaitu sebanyak 35 responden (34,65%) dan juga warung yaitu sebanyak
25 responden (24,75%).
Jadi rata-rata ibu di lingkungan RW 012 lebih banyak memilih toko obat
sebagai tempat untuk mendapatkan obat untuk swamedikasi kemungkinan
dikarenakan tempatnya yang lebih dekat dan harga obat yang cenderung lebih
murah dibandingkan dengan membeli obat di apotek, akan tetapi meskipun lebih
murah, kualitas dan keaslian obat tetap terjamin jika dibandingkan dengan
membeli obat di warung.
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00% 40.60%
34.65%
40.00% 24.75%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Apotek Toko Obat Warung
5.2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu :
1. RW 012 Perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan
Meningkatkan pengetahuan masyarakat di lingkungan RW 012, khususnya
pengetahuan tentang swamedikasi diare pada anak.
2. Responden
Meningkatkan pengetahuan agar lebih aktif mengikuti penyuluhan-
penyuluhan dan aktif mencari informasi baik dari media cetak atau media
elektronik.
3. Akademik
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian
selanjutnya atau dijadikan referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan
kefarmasian khususnya tentang swamedikasi diare pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anik Purwanti. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit
Diare pada Balita di Desa Nglebak Tawangmangu karanganyar.
2. Prasistyani Lartiana. 2006. Hubungan Sanitasi Lingkungan Keluarga Dengan
Frekuensi Diare dan Status Gizi pada Balita di Desa Segiri Kecamatan
Pabelan Kabupaten Semarang.
3. Dwi Mariastuti. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare pada
Balita Usia 1-5 Tahun.
4. Soekidjo. 2005. cara memperoleh pengetahuan.from
http://bungamasamba.blogspot.com/2010/10/karya-ilmiah-gambaran-
kejadian-penyakit.html
5. Wulandari Niken. 2010. from http://niken-
wulandari.blogspot.com/2010/01/swamedikasi.html
6. Ristiyanti Lia (2012).menurut depkes RI(2009) ilmu kesehatan
masyarakat.from http://ilmu-kesehatan-
masyarakat.blogspot.com/2012/05/kategori-umur.html
7. Notoadmodjo Soekidjo (2002).pengertian pengetahuan menurut para
ahli.from http://pengertian-definisi-
adalah.blogspot.com/2013/08/pengertian-pengetahuan-menurut-para-
ahli.html
8. Hasrul lukman (2014).ilmu farmasi: diare dan sembelit.from
http://lukmanhasrul.blogspot.com/2014/10/ilmu-farmasi-diare-dan-
sembelit.html?m=1
9. Tan Hoan Tjay & Kirana Rahardja(2007).obat-obat penting.alex media
komputindo,jakarta
10. S.sulaksono (2013). Cara khasiat manfaat.from
http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/probiotik-dan-manfaatnya-bagi-
kesehatan.html
11. Wikipedia(2013).oralit.from http://id.wikipedia.org/wiki/oralit
12. Tan Hoan Tjay & Kirana Rahardja(2007).obat-obat penting.alex media
komputindo,jakarta