Anda di halaman 1dari 107

ANATOMI KARYA ILMIAH

Insan ilmiah sudah seharusnya mampu menyajikan karya ilmiah dalam bentuk tulisan. Oleh
sebab itu, setiap mahasiswa perlu berlatih menuliskan hasil penelitiannya atau kegiatan ilmiah lainnya
sehingga hasilnya dapat memberikan informasi yang baik bagi pembaca. Dalam bab ini akan
diuraikan teknik menyusun laporan praktik lapangan, skripsi, tesis dan disertasi dengan format yang
berlaku di IPB. Keempat karya tulis ini berturut-turut merupakan tugas akhir dari program diploma,
sarjana, magister dan doktor. Pedoman ini dilengkapi dengan bab tentang cara menulis artikel ilmiah
untuk dimuat dijurnal ilmiah sebab publikasi berupa artikel ilmiah sudah menjadi keharusan bagi
mahasiswa pascasarjana di negeri maju. Setiap bentuk karya ilmiah tersebut terdiri atas beberapa
bagian dan setiap bagian itu akan diperinci dan diberi contohnya. Beberapa teknik yang universal
yang menyangkut kebahasaan, angka dan satuan, tata nama ilmiah, kepustakaan dan ilustrasi akan
diuraikan dalam bab-bab tersendiri.

Pengetikan

Karya ilmiah, kecuali naskah artikel jurnal, diketik menggunakan kertas fotocopi HVS putih 80
g berukuran A4. Huruf yang dianjurkan ialah Times New Roman dengan fonta 12 (atau arial 11)
untuk teks. Judul bab menggunakan huruf dengan fonta Times New Roaman 14 sedangkan judul
subbab dan sub-sub bab dengan fonta seperti teks, yaitu fonta 12. Sesuaikan ukuran untuk tipe Arial.
Semua judul dicetak tebal. Naskah diketik dengan spasi 1.5 pada halaman dengan pias 4 cm dari tepi
kiri dan pias 3 cm dari kanan, atas, serta bawah kertas dari ukuran final. Ketikkan catatan kaki dan
entri dalam tabel atau gambar tidak lebih kecil dari fonta 8. Kutipan verbatim diketik dengan spasi 1,
dengan seluruh blok kutipan menjorok 1 cm. Bila diperlukan, gunakan huruf miring, bukan garis
bawah. Naskah diketik pada satu atau dua muka halaman.
Setiap awal paragraf dimulai dengan menjorok 1 cm. naskah diketik dalam satu kolom kecuali
untuk beberapa fakultas yang menghendaki pengetikan dalam dua kolom. Dalam penulisan dua
kolom, jarak antar kolom ialah 0.8 cm dan gunakan ukuran fonta 10 untuk teks dan 12 untuk judul;
awal paragraf dimulai dengan menjorok 0.5 cm, setiap halaman diberi nomor. Nomor berurut dan
tidak menggunakan sub nomor, misalnya 34A, atau nomor berdasarkan bab, misalnya II,3. Nomor
halaman diletakkan disebelah kanan bagian atas dengan tidak melanggar batas pias dan memiliki jarak
1.5 spasi dari garis pertama teks. Nomor halaman tidak ditampilkan pada halaman yang memuat judul
bab dan judul ditulis tetap 3 cm dari batas tepi atas.
Gunakan pencetak dengan hasil cetak grafis bermutu tinggi, seperti tipe laser atau inkjet. Mutu
fotokopi harus menghasilkan huruf-huruf yang lengkap dan berwarna gelap.

Pola Umum
Secara umum, karya tugas akhir yang dijelaskan dalam bab ini terdiri atas 3 bagian, yaitu
bagian pembuka, tubuh tulisan dan bagian akhir.

Bagian Pembuka
Setelah sampul, bagian pembuka dapat terdiri atas urutan (1) halaman pernyataan , (2) abstrak ,
(3) ringkasan ,(4) halaman hak cipta ,(5) halaman judul,(6) halaman pengesahan, (7) halaman
persembahan , (8) prakata, (9) riwayat hidup, (10) daftar isi, (11) daftar tabel, (12) daftar gambar, dan
(13) daftar lampiran. Unsur lain yang mungkin ada ialah daftar singkatan atau glosari. Nomor
halaman mulai dihitung dari halaman pernyataan atau abstrak dan halaman ini dibberi nomor i.
halaman selanjutnya diberi ii, iii, dan seterusnya, tetapi tidak semua nomor tersebut dimunculkan.
Nomor halaman dengan romawi kecil ini baru benar-benar dimunculkan di bagian bawah-kanan mulai
halaman Daftar Isi. Nomor halaman dengan angka arab tidak dimunculkan pada halaman memuat
judul bab, atau nomor dapat dimunculkan di bagian bawah-kanan. Contoh bagian pembuka dapat
dilihat pada Lampiran 1 sampai 25. Di antara sampul luar dan abstrak (atau halaman pernyataan )
tidak perlu lagi ada halaman yang sama dengan sampul luar. Demikian pula, tidak diperlukan halaman
penyekat (flyleaf) antara sampul dan abstrak , maupun di antara bab.
Daftar tabel diperlukan bila terdapat dua atau lebih tabel; demikian pula halnya gambar dan
lampiran hanya perlu dibuatkan daftarnya bila terdapat dua atau lebih gambar dan lampiran dalam
karya tugas akhir tersebut. Halaman persembahan tidak lazim terdapat dalam karya tugas akhir. Untuk
halaman persembahan, buatlah ungkapan dengan kalimat sederhana, tidak lebih dari satu kalimat,
tanpa hiasan berupa gamar atau foto.

Halaman Sampul. Warna sampul skripsi dan laporan praktik lapangan beragam bergantung
pada fakultasnya. Warna sampul tesis merah disertasi hitam. Sampul skripsi dan laporan praktik
lapangan dibuat dari kertasa jenis linen yang dilaminasi plastik. Pada sampul dicetak karya judul
karya tugas akhir, nama lengkap penulis tanpa nomor induk mahasiswa, logo IPB, nama departemen,
fakultas. Institut, kota, dan tahun lulus (Lampiran 1 dan 2), bukan tahun wisuda. Tesis dan disertasi
dapat dibuat dengan sampul keras (hard cover) dan diberi cetakan pada punggungnya (Lampiran3).
Judul karya tugas akhir harus menarik, poitif, singkat, spesifik, tetapi cukup jelas untuk
menggambarkan penelitian atau kegiatan yang dikerjakan. Judul sebaiknya tidak lebih dari 12 kata
(tidak termasuk kata sambung dan kata depan) yang mengandung beberapa kata kunci untuk
memudahkan pemayaran pustaka. Dalam judul hindari kata-kata klise seperti penelitian pendahuluan,
studi, penelaahan, pengaruh, dan kata kerja pada awal judul. Judul (lebih tepatnya “topik”) yang
menggunakan kata-kata seperti itu masih dapatditerima usul penelitian. Setelah penelitian selesai,
judul dapat diganti bila perlu. Nama latin untuk makhluk yang sudah umum jangan digunakan dalam
judul. Hindari singkatan yang tidak perlu. Berikut ini contoh judul yang kurang baik:

Pengaruh Berbagai Kerapatan Populasi Tanam (KPT) Genotipe Kacang Tanah (Arachis hypogea L)
terhadap Seleksi
sebaiknya:
Seleksi Kacang Tanah pada Berbagai Kerapatan Populasi Tanam

Pada umumnya, judul cenderung bersifat indikatif, artinya merujuk pada pokok bahasan dan bukan
pada simpulan. Walaupun demikian, kadang-kadang judul dapat juga informatif, berupa berupa
ringkasan simpulan dalam beberapa kata. Bila sukar meringkasnya, pertimbangkan penggunaan
subjudul. Contoh:
Studi Pengaruh Suhu, Pelarut, dan Garam pada Degradasi Fenol oleh Khamir
menjadi:
Degradasi Fenol oleh Khamir: Pengaruh Suhu, Pelarut, dan Garam
Judul informatif memang sulit dibuat untuk karya tugas akhir, ini berbeda dengan judul artikel di surat
kabar. Contohnya:

Penerapan Kebijakan XXX Tidak Menurunkan Angka Kematian Bayi

Halaman Pernyataan. Plagiarisme jelas bukan tindakan terpuji. Halaman pernyataan


menegaskan bahwa karya tugas akhir Anda bebas dari tindakan tercela ini, atau apakah Anda dapat
memberi izin karya Anda dirujuk atau diperbanyak dengan fotokopi. Dengan tidak mengurangi
kreativitas Anda, contoh halaman pernyataan dapat dilihat pada Lampiran 4.

Abstrak. Abstrak merupakan bagian dari skripsi dan ditulis dalam bahasa Indonesia
sedangkan Abstrak dalam tesis dan disertasi harus ditulis dalam bahasa Inggris.
Abstrak merupakan ulasan singkat mengapa penelitian dilakukan, bagaimana penelitian
dilakukan, hasil-hasil yang penting, dan simpulan utama dari hasil kegiatan. Abstrak disusun dalam
satu paragraf dan panjangnya tidak lebih dari satu halaman serta diketik dengan spasi satu (Lampiran
5). Jangan menggunakan singkatan dalam bagian ini kecuali akan disebutkan sekurang-kurangnya
satu kali lagi. Contohnya, pada awal teks “infrared” ditulis lengkap. Akan tetapi, bila istilah “infrared”
ini masih diperlukan dalam teks abstrak, tulislah dulu “infrared (IR)”, selanjutnya gunakan singkatan
IR.
Dalam menyusun abstrak, tempatkan diri Anda sebagai pembaca. Mereka ingin mengetahui
dengan cepat garis besar pekerjaan Anda. Jika sesudah membaca bagian ini pembaca ingin
mengetahui perincian lain, mereka akan membaca karya Anda selengkapnya. Penyajian abstrak selalu
informatif dan faktual. Untuk meningkatkan informasi yang diberikan, tonjolkan temuan dan
keterangan lain yang baru bagi ilmu pengetahuan dan suguhkan angka-angka. Abstrak hanya memuat
teks, tidak ada pengacuan pada pustaka, gambar, dan tabel. Contoh yang kurang baik ialah pernyataan
seperti berikut:

Hasil yang diperoleh dibahas seperti pada penelitian yang sudah dipublikasikan (Badu 1998).

Abstrak yang pendek akan diambil sepenuhnya oleh jasa layanan abstrak (kadang-kadang
disebut jurnal sari atau abstracting journal). Abstrak yang terlalu panjang akan disunting ulang oleh
lembaga seperti ini dan mungkin saja Anda akan kehilangan hal-hal yang menurut Anda paling
penting.
Abstrak diketik dengan spasi satu, termasuk judul. Kata “Abstrak” ditulis dalam huruf kapital
dan diletakkan di tengah. Nama lengkap penulis diketik dengan huruf kapital dua spasi di bawah judul
dan dimulai dari bats kiri, kemudian disusul judul penelitian. Huruf pertama setiap kata pada judul
diketik dengan huruf kapital kecuali kata depan dan kata sambung. Selanjutnya, “Dibimbing oleh
xxx” (nama lengkap pembimbing, tanpa gelar) yang ditulis dalam huruf kapital. Teks abstrak disusun
dalam satu paragraf. Abstrak terletak pada halaman setelah sampul atau halaman pernyataan, tidak
diberi nomor halaman, dan tidak dimasukkan dalam Daftar Isi.

Ringkasan. Ringkasan merupakan bagian dari karya tulis tesis dan disertasi yang ditulis
dalam bahsa Indonesia.
Ringkasan merupakan ulasan mengapa penelitian dilakukan, bagaimana penelitian
dilaksanakan, hasil-hasil yang penting, dan simpulan utama dari hasil kegiatan yang disusun dalam
beberapa paragraf diuraikan lebih terperinci daripada abstrak dan panjangnya dua sampai tiga
halaman serta diketik dengan spasi satu (Lampiran 6).
Ringkasan terletak ada halaman setelah halaman abstrak, tidak diberi nomor halaman, dan
tidak dimasukkan dalam Daftar Isi.

Halaman Hak Cipta. Bagian pembuka yang tidak wajib ini dimaksudkan apabila mahasiswa
sudah mendaftarkan hak cipta atas seluruh atau bagian dari karya tugas akhirnya. Untuk mengetahui
lebih lanjut mengenai perolehan hak cipta, silakan menghubungi Kantor Hak dan Kekayaan
Intelektual di Gedung Rektorat IPB. Cara pencantuman pernyataan untuk melindungi hak cipta tertera
pada Lampiran 7.

Halaman Judul. Sama halnya dengan pada halaman sampul dan abstrak, nama penulis harus
lengkap, tanpa singkatan apapun. Kalimat-kalimat yang ditulis pada halaman judul harus simetri,
dengan kata lain harus diletakkan di tengah-tengah daerah pengetikan (Lampiran 8, 9, dan 10). Jarak
antar barissatu spasi dan upayakan agar judul tidak melebihi tiga baris.

Halaman Keterangan Penguji Luar Komisi. Halaman ini mencantumkan nama penguji luar
komisi untuk ujian tesis (Lampiran 12) atau disertasi (Lampiran 14).
Halaman Pengesahan. Halaman ini memuat judul, nama mahasiswa, nomor induk
mahasiswa, nama departemen, nama dan tanda tangan para pembimbing, nama dan tanda tangan
ketua departemen dan atau dekan (Lampiran 11, 13, 15, 16). Hanya gelar akademik yang ditulis
menyertai nama. Beberapa fakultas mensyaratkan pula pengesahan dari wakil dekan I.

Prakata. Prakata dapat memuat informasi kapan dan lama penelitian dilakukan, lokasi, dan
sumber dana penelitian bila biaya bukan berasal dari dana sendiri. Pada masa sekarang ini sering kali
penelitian melibatkan pihak lain. Nyatakan terima kasih atas bantuan teknis dan saran profesional
yang Anda terima. Bila seseorang telah membantu dalam hal-hal tertentu, nyatakan ini secara spesifik,
misalnya saja kepada teknisi dan laporan yang telah membantu penelitian Anda (Lampiran 17). Dekan
dan ketua departemen dalam kapasitasnya sebagai pejabat, tidak perlu diberi ucapan terima kasih
seandainya bantuan yang diberikan memang sudah menjadi kewajibannya. Hindari penomoran dan
ungkapan berlebihan seperti
Tanpa bantuan dan perhatian yang terus menerus dari Bapak xxx, tidaklah mungkin
penelitian ini dapat diselesaikan.

Selain itu, persantu nan ini perlu diungkapkan dengan serius, wajar, dengan tutur kata yang
beradab, dalam gaya bahsa yang tetap dijaga lugas, tanpa memuji-muji siapa pun, dan tidak terkesan
main-main, misalnya “kepada mbak Ani, thanks.” Prakata sebaiknya tidak melebihi satu halaman.

Riwayat Hidup. Riwayat hidup penulis dituliskan tidak lebih dari satu halaman. Di dalamnya
diuraikan tempattempat dan tanggal penulis dilahirkan, nama kedua orng tua, pendidikan sejak
sekolah menenngah umum (untuk skripsi) atau riwayat singkat pendidikan sejak sarjana (untuk tesis
dan disertasi), riwayat studi di IPB, dan pengalaman kerja (bila ada, dengan menyebutkan secara
singkat jabatan yang oernah dipangkunya), informasi mengenai publikasi ilmiah yang penting,
penghargaan akademik, beasiswa, keanggotaan dalam himpunan profesi (Lampiran 18, 19). Jadi,
riwayat hidup ini memuat riwayat profesional, bukan personal.

Daftar Isi. Daftar isi disusun secar teratur menurut nomor halaman yang memuat daftar tabel,
daftar gambar, daftar lampiran, judul bab serta subbab, daftar pustaka, dan lampiran. Keterangan
halaman yang mendahului daftar isi tidak perlu dimuat dalm Daftar Isi. Bab maupun subbab dapat
tidak diberi nomor (Lampiran 20 – 22) atau dinomori dengan angka arab (Lampiran 23,24).
Judul Daftar Isi diketik dengan huruf capital dan ditempatkan di tengah-tengah, dua spasi di
bawah nomor halaman. Kata “Halaman” untuk menunjukkan nomor halaman daftar tabel, gambar,
dan lampiran serta setiap baba tau subbab diketik di pinggir halaman kanan yang berakhir pada batas
pinggir kanan, dua spasi di bawah kata “Daftar Isi”. Susunan daftar isi menyusul dua spasi di
bawahnya. Bila daftar isi memerlukan lebih dari satu halaman, pengetikan diteruskan pada halaman
berikutnya (lihat Lampiran 23). Pengetikan antarbab dan antarsubbab di antarai oleh dua spasi,
sedangkan antaranak-bab satu spasi. Judul bab diketik dengan huruf kapital semua, tetapi untuk judul
subbab hanya huruf pertama setiap kata yang diketik dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan
kata sambung.

Daftar Tabel dan Daftar Gambar. Daftar tabel dan daftar gambar tidak selalu diperlukan,
kecuali bila lebih dari dua tabel dan dua gambar dipakai dalam menyusun karya tulis. Daftar tabel dan
daftar gambar diketik pada halaman tersendiri dengan format seperti daftar isi. Kata “Halaman”
diketik di sebelah kanan, berakhir pada batas tepi kanan. Nomor tabel atau nomor gambar
menggunakan angka arab. Nomor diketik tepat pada permulaan batas tepi kiri, dua spasi di bawah
“Daftar Tabel” atau “Daftar Gambar”. Judul tabel atau gambar dalam daftar tersebut harus sama
dengan judu gambar menggunakan angka arab. Nomor diketik tepat pada permulaan batas tepi kiri,
dua spasi di bawah “Daftar Tabel” atau “Daftar Gambar”. Judul tabel atau gambar dalam daftar
tersebut harus sama dengan judul tabel atau judul gambar dalam teks. Legenda atau keterangan
gambar tidak perlu ditulis dalam Daftar Gambar. Judul tabel dan judul gambar diawali dengan huruf
kapital, lalu nomor halaman ditulis sesuai dengan yang dijumpai dalam teks (Lampiran 25, 26). Di
dalam teks, judul yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi satu. Antara judul tabel
dan tabel diberi
jarak dua spasi.

Daftar Lampiran. Sama seperti daftar tabel dan gambar, lampiran tidak perlu dibuat daftarnya bila
hanya ada satu dalam karya tulis Anda. Tata cara pengetikannya sama dengan Daftar Tabel dan Daftar
Gambar (Lampiran 27). Tidak perlu ada pembedaan antara tabel lampiran atau gambar lampiran.
Lampiran dapat berupa tabel, gambar, atau teks, dan semuanya disusun dengan nomor urut sesuai
dengan urutan penyebutannya dalam tubuh tulisan.

Tubuh Tulisan
Tubuh tulisan terdiri atas (1) pendahuluan, (2) tinjauan pustaka, (3) bahan dan metode, (4)
hasil, (5) pembahasan, dan (6) simpulan. Beberapa departemen tidak menginginkan bab khusus
Tinjauan Pustaka. Ini tidak berarti penelusuran pustaka tidak diperlukan; pengacuan pustaka dapat
dilakukan dalam bab Pendahuluan dan Pembahasan. Bergantung pada jenis penelitiannya, misalnya
dalam bidang matematika, ilmu computer, dan statiska, mungkin tidak diperlukan bab Bahan dan
Metode. Bab Hasil dapat dipisahkan dari bab Pembahasan. Bila memang ada saran, judul bab terakhir
dapat diubah menjadi Simpulan dan Saran. Setiap bab dimulai pada halaman baru (tidak perlu kalau
penulisannya dua kolom). Judul setiap bab diketik dengan huruf kapital dan ditempatkan di tengah-
tengah kertas dua spasi di bawah nomor halaman.
Merancang bab merupakan hal yang tidak mudah. Batasi dua atau tiga tingkat dalam bab dan
usahakan merata sehingga tidak ada subbab yang menempati terlalu banyak halaman, sementara
subbab lain terlalu pendek.

Pendahuluan. Bab pendahuluan biasanya memuat latar belakang yang dengan singkat
mengulas alsan mengapa penelitian dilakukan, tujuan, dan hipotesis jika ada. Berikan alasan yang
kuat, termasuk kasus yang di pilih dan alasan memilih kasus tersebut, perumusan atau pendekatan
masalah, metode yang akan digunakan dan manfaat hasil penelitian. Bab ini seyogianya membimbing
pembaca secara halus, tetapi tepat lewat pemikiran logis yang berakhir dengan pernyataan mengenai
apa yang diteliti dan apa yang diharapkan dari padanya. Berikan kesan bahwa apa yang Anda teliti
benar-benar bermanfaat bagi ilmu pengetahuan atau pembangunan. Berikut ini adalah contoh
pendahuluan yang kurang baik.
Penggunaan bentonit di Indonesia mulai berkembang dengan pesat, yang di mulai dari
pemanfaatannya sebagai bahan perekat pasir cetak pada pabrik pengecoran logam, bahan penjernih
minyak, bahan pengisi (filler) di pabrik cat, sampai dengan bahan untuk lumpur pengeboran.
Bentonit di Indonesia terbagi menjadi 2 jenis, yaitu bentonit jenis natrium yang
dikenal sebagai bentonit natrium dan bentonit jenis kalsium yang dikenal sebagai bentonit kalsium.
Kedua ajenis bentonit ini memiliki sifat yang berbeda dan penggunaannya pun berbeda. Bentonit asal
Lampung termasuk jenis bentonit kalsium (xxx, 1980).
Bentonit kalsium lebih banyak terdapat di wilayah Indonesia dibandingkan bentonit
natrium. Walaupun demikian kebutuhan akan bentonit terus meningkat sehingga sampai saat ini
Indonesia masih mendatangkan bentonit kasium dan natrium dari Jerman, Amerika, Singapura, dan
Jepang. Bentonit kalsium yang terdapat di Lampung terdapat di Desa Pagelaran Pringsewu,
Tanggamus Lampung.
Secara ekonomis yang mahal harganya adalah bentonit jenis natrium. Namun,
bentonit natrium dapat dibuat dari bentonit kalsium. Untuk mendapatkan hasil yang benar-benar
murni masih dicari kation utama apakah yang mudah ditukar dengan medium natrium. Oleh karena itu
perlu diketahui sifat pertukaran kation utama penyusun bentonit kalsium asal Lampung.

Contoh yang lebih baik:

Kebutuhan Indonesia akan bentonit sebagai bahan pengisi dalam pengecoran logam,
cat, lumpur pengeboran, dan sebagai penjernih minyak pangan, semakin meningkat. Yang terbaik
digunakan untuk keperluan ini adalah bentonit natrium. Di lain pihak, bentonit yang tersebar di
Idonesia ialah bentonit kalsium, termasuk yang dijumpai di Desa Pagelaran, Kecamatan Pringsewu,
Kabupaten Tanggamus Lampung. Deposit bentonit kalsim sebanyak xxx ton di desa tersebut sampai
saat ini belum dimanfaatkan sama sekali. [Kalimat lebih bernas dan keberadaan bertonit lebih
ditonjolkan. Upayakan mencari informasi lebih lengkap mengenai deposit tersebut agar lebih jelas
terlihat manfaat penelitian Anda.]
Bentonit kalsium dapat diubah menjadi bentonit natrium dengan cara penukaran kation. Konversi
menjadi bentonit natrium murni dapat menaikkan harga dari Rp xxx menjadi Rp xxx per ton. Hal
yang perlu dilakukan terlebih dahulu dalam upaya konversi ini ialah menyelidiki sifat pertukaran
kation dalam bentonit kalsium asal Desa Pagelaran dan teknik konversinya menjadi bentonit natrium.
[Kemukakan berapa harganya, sebab “murah” dan “mahal” sangat relatif sifatnya, selain itu, manfaat
penelitian akan lebih nyata lagi.]

Bagian Tujuan Penelitian mengakhiri bab pendahuluan yang berisi pernyataan singkat
mengenai tujuan penelitian. Dalam menuliskan tujuan, gunakan kata kerja yang hasilnya dapat diukur
atau dilihat, seperti menjajaki, menguraikan, menerangkan, menguji, membuktikan, atau menerapkan
suatu gejala, konsep, atau dugaan, atau bahkan membuat suatu prototipe. Dengan demikian, kata
“mengetahui” tidak layak dituliskan untuk tujuan penelitian. Tujuan penelitian tidak selalu perlu
merupakan subbab tersendiri.

Tinjauan Pustaka. Tinjauan Pustaka memuat tinjauan dan ulasan singkat dan jelas atas
pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian. Pustaka yang digunakan sebaiknya
berupa pustaka terbaru yang relevan dengan bidang yang diteliti. Untuk itu, pustaka primer (buku ajar
tidak termasuk pustaka primer) diutamakan. Bab khusus mengenai Tinjauan Pustaka sudah mulai
ditinggalkan di banyak perguruan tinggi. Jika bab ini ada, usahakan jumlah halamannya tidak
melebihi bab Hasil dan Pembahasan.
Uraian dalam tinjauan pustaka merupakan dasar untuk menyusun kerangka atau konsep yang
digunakan dalam penelitian. Kumpulan pustaka yang relevan dan mutakhir membantu Anda
mengetahui dengan jelas status atau garis depan penelitian di bidang tersebut. Kumpulan pustaka yang
memadai pasti akan meningkatkan kepercayaan diri Anda sewaktu memilih metode, melaksanakan
penelitian, dan menyusun argumentasi dalam bab Pembahasan. Pengacuan pada pustaka yang diacu
harus sesuai dengan yang tercantum dalam Daftar Pustaka.

Metode atau Bahan dan Metode. Bab ini dapat diawali dengan kerangka pendekatan studi.
Metode penelitian yang digunakan dapat berupa analisis suatu teori, metode percobaan, atau
kombinasi keduanya. Metode yang dipakai diuraikan terperinci (peubah, model yang digunakan,
rancangan penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data, serta cara penafsiaran). Hal lain yang
perlu diperinci ialah identifikasi tumbuhan, hewan atau mikroorganisme menurut spesies atau
galurnya. Pemasok bahan adakalanya perlu diutarakan terutama kalau sumbernya tidak lazim. Untuk
penelitian yang menggunakan metode kualitatif, pendekatan yang digunakan, proses pengumpulan
dan analisis informasi, serta proses penafsiran hasil penelitian harus dijelaskan. Akan tetapi, jika
metode penelitian yang digunakan sepenuhnya mengikuti metode yang telah dipublikasikan, uraian
yang sangat lengkap tidak diperlukan. Sebagai gantinya, sebutkan saja sumber pustakanya. Bahan,
alat, perubahan atau modifikasi terhadap metode yang dipublikasikan perlu dijelaskan.
Tempat dan waktu penelitian dituliskan pada prakata saja, kecuali apabila tempat atau waktu ini
berkait langsung dengan metode, misalnya penanaman diketinggian tertentu dan dimusim tertentu.
Untuk penelitian yang sifatnya bukan eksperimen, bab Bahan dan Metode tidak diperlukan (Lampiran
20).
Jika jenis bahan tidak banyak, uraiannya dapat disatukan dengan metode sehingga tidak
diperlukan subbab khusus. Sumber bahan berupa perusahaan atau individu maupun lembaga dapat
dituliskan sepanjang hal itu sangat spesifik. Penyebutan nama dagang perlu dihindari sebab karya
ilmiah akan tampak sebagai media iklan cuma-Cuma. Merek instrument analisis utama seringkali
perlu ditulis, misalnya “alat kocok Gyrorotary” atau dapat ditulis lengkap “alat kocok Gyrorotary
(New Brunswick Scientific)”. Penyebutan nama pembuat alat atau tipe alat sering dimaksudkan untuk
menunjukkan kecanggihan atau ketelitian alat. Disisi lain, jenis perkakas dan alat seperti cangkul,
emrat, erlenmayer, tidak perlu diperinci, tetapi dengan sendirinya akan terungkapkan ketika Anda
menjelaskan prosedur kerja. Perincian dalam bentuk daftar seperti yang lazim tertera pada penuntun
praktikum sebaiknya dihindari. Ada baiknya Anda menggunakan bagan alir kalau cara penelitian
dianggap rumit dan dapat membingungkan pembaca.
Kegiatan yang dilakukan ditulis sesuai dengan urutan pengoperasiannya dengan menggunakan
kalimat pasif dan bukan kalimat perintah. Pernyataan “timbang daun sesudah dikeringkan” sebaiknya
ditulis “daun dikeringkan lalu ditimbang”.

Hasil. Hasil penelitian sewajarnya disajikan secara bersistem. Untuk memperjelas dan
mempersingkat uraian, berikan tabel, gambar, grafik, atau alat penolong lain. Data yang terlalu
ekstensif perlu dibuat ikhtisarnya dan diulas dengan kata-kata. Data yang terlalu rumit akan
menurunkan keterbacaan dan sebaiknya dilampirkan saja. Nomor tabel dan gambar harus disebut
dalam teks dan diletakkan tidak jauh dari teks yang bersangkutan. Kiat membuat dan menampilkan
ilustrasi ini dipaparkan pada bab tersendiri. Hasil yang diperoleh ditafsirkan dengan memperhatikan
dan menyesuaikannya dengan masalah atau hipotesis yang diungkapkan dalam pendahuluan.
Adakalanya hasil penelitian digabungkan dengan pembahasan menjadi bab yang dinamakan
Hasil dan Pembahasan. Pemisahan atau penggabungan kedua bagian ini sangat bergantung pada
keadaan data dan kedalaman pembahasannya.
Bila kedua bagian ini digabung, pembaca sulit membedakan mana hasil pekerjaan peneliti dan mana
hasil dari pemayaran pustaka. Keuntungan penyajian hasil secara terpisah ialah format akan lebih rapi
dan pembaca dipersilakan mengambil simpulan terlebih dahulu untuk kemudian membandingkannya
dengan simpulan penulis.

Pembahasan. Sebelum menentukan apa yang harus ditulis dalam pembahasan, penulis
hendaknya membaca sekali lagi hipotesis atau tujuan penelitiannya. Cocokkan harapan itu dengan
hasil utama. Dalam bagian inilah dituntut kemampuan analisis Anda sebagai seorang calon ilmuwan.
Jangan buang kesempatan ini dengan menciptakan alur yang berputar-putar. Membahas tidak berarti
sekadar menarasikan hasil penelitian. Sewaktu mengumpulkan data, mengolahnya, dan menyusunnya
dalam tabel, dengan sendirinya Anda telah memiliki sejumlah gagasan yang dapat dikembangkan
dalam pembahasan. Pengembangan gagasan ini disebut ‘argumen’ , sebab Anda harus membenarkan
gagasan tersebut di hadapan segala sesuatu yang telah diketahui dalam bidang yang diteliti. Anda pun
diminta mengemukakan keterbatasan yang ada dengan sejujurnya. Anda harus membandingkan
dengan hasil peneliti terdahulu, kemudian membuat pertimbangan teoretisnya. Dengan demikian,
pembahasan merupakan kumpulan argument mengenai relevansi, manfaat, dan kemungkinanatau
keterbatasan percobaan Anda, serta hasilnya.
Setiap argumen dikembangkan dalam sebuah paragraf (alinea). Teknik untuk mengembangkan
argumen sama dengan menyusun paragraf yang baik. Oleh sebab itu, perlu dipikirkan untuk
memecah-mecah seluruh pembahasan menjadi beberapa pokok yang dikembangkan satu per satu.
Jadi, setiap paragraf dalam pengembangan argumen memuat tiga unsur, yaitu kalimat topik,
pengembangan pernalaran, dan simpulan atau ringkasan bilamana paragraf berikutnya akan
menampilkan gagasan yang berbeda.
Pembahasan merupakan tempat penulis mengemukakan pendapat dan argumentasi secara bebas,
tetapi singkat dan logis.pendapat orang lain yang telah diringkas dalam Pendahuluan (atau Tinjauan
Pustaka) tidak perlu diulang, tetapi diacu saja seperlunya. Dengan tidak meringkas lagi hasil
penelitian dalam pembahasan, ulaslah apakah hasil Anda memenuhi tujuan penelitian. Hubungkan
temuan dari penelitian Anda dengan pengamatan atau hasil penelitian sebelumnya dengan jalan
menunjukkan persamaan dan membahas perbedaannya. Penulis sebaiknya tidak menyatakan “…
simpulan Rifai (1995) mendukung hasil penelitian ini …” (sementara Anda mengulas hasil penelitian
Anda pada tahun 2003), tetapi yang baik ialah”…penelitian ini memperkuat simpulan Rifai (1995)…”
Arti temuan perlu dibentangkan dan dijelaskan dalam memperluas cakrawala ilmu dan teknologi
dengan cara mengekstrapolasi hasil, memberi implikasi pada penerapannya, termasuk pula segi lain
yang memerlukan pengkajian lebih lanjut. Spekulasi kadang-kadang tidak dapat dihindari dan muncul
dalam pembahasan, namun hindari spekulasi yang terlalu jauh.

Simpulan (atau Kesimpulan). Simpulan pokok dari keseluruhan penelitian hendaknya disusun secara
hati-hati. Simpulan memang memerlukan kecermatan luar biasa dan dibenarkan memunculkannya
tiga kali (sebaiknya dengan ungkapan yang berbeda-beda), yaitu dalam Pembahasan, Simpulan, dan
Abstrak. Simpulan memuat ringkasan hasil penelitian dan jawaban atas tujuan penelitian atau
hipotesis. Dalam bab ini bedakan antara dugaan, temuan, dan simpulan. Berbeda dengan abstrak yang
berupa paragraf dengan ringkasan kalimat yang terkesan “terpotong-potong,” Simpulan dapat memuat
uraian yang lebih luas dan mudah dibaca.
Dalam menarik simpulan, penulis harus kritis dengan memperhatikan apakah simpulan yang
dibuat dapat ditafsirkan secara lain. Cukup luaskah perempatan (generalisasi) yang digariskan
berdasarkan simpulan hasil, pendapat, dan teori yang ada?
Saran. Saran yang dikemukakan seharusnya berasal dari hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan atau hasil penelitian. Ungkapan yang sering kali muncul dalam saran “… agar penelitian
ini dilanjutkan…” barangkali dapat dipertanyakan apakah hal ini memang perlu bagi dunia
pengetahuan atau hanya untuk kepuasan peneliti sendiri? Saran tidak selalu harus ada. Di sisi lain,
disertasi di negara maju sering memunculkan satu bab tersendiri berjudul Future Works yang berisi
saran tentang hal-hal yang perlu dikerjakan pada penelitian selanjutnya. Uraiannya meliputi
kelemahan atau kekurangan penelitian yang telah dikerjakan, hal-hal yang perlu dilengkapi dan
disempurnakan pada tahap berikutnya.
Untuk penelitian yang banyak hubungannya dengan kebijakan, sebaiknya saran tidak
dikemukakan secara eksplisit. Alasannya ialah bahwa setiap kebijakan itu diterapkan setelah
mempertimbangkan bukan saja segi ilmiahnya, melainkan segi teknis dan politis. Hasil penelitian
biasanya hanya dibahas dari segi ilmiahnya saja.

Bagian Akhir

Bagian akhir karya ilmiah terdiri atas Daftar Pustaka (harus ada) dan Lampiran (kalau ada).

Daftar Pustaka. Bab ini berupa suatu daftar dari semua artikel jurnal dan pustaka lain yang
diacu secara langsung di dalam tubuh tulisan, kecuali bahan-bahan yang tidak diterbitkan dan tidak
dapat diperoleh dari perpustakaan. Teknik peenulisan dan pengacuan dijelaskan secara terperinci pada
bab Kepustakaan.
Pencantumann pustaka selain merupakan suatu bentuk penghargaan dan pengakuan atas karya
atau pendapat orang lain juga sebagai sopan-santun professional. Pencantuman pendapat oranglain
tanpa merujuk ke sumbernya akan mengesankan lagiarisme. Komunikasi pribadi tidak termasuk
dalam pustaka yang mudah diperoleh. Bila diperlukan, nyatkan hal ini dalam teks atau catatan kaki.

Lampiran. Lampiran didahului oleh satu halaman yang hanya memuat kata LAMPIRAN dan
ditempatkan di tengah-tengah halaman. Nomor halaman tidak diketikkan, tetapi ikut diperhitungkan
dalam penomoran (lihat halaman 127).

Lampiran merupakan tempat untuk menyajikan keterangan atau angka tambahan. Ddidalamnya
dapat dihimpun secara penelitian, contoh perhitungan statistik, analisis data yang ekstensif, penurunan
rumus matematika, daftar pernyataan program komputer atau bagan alirnya, prosedur percobaan yang
di tulis dalam format resep, spectrum senyawa, diagram rangkaian alat, tabel besar dari satu set
percobaan, peta,formulir quisioner atau survey, dan sebagainya yang kalau di massukkan dalam tubuh
tulisan akan menggangku alur pemikiran pembaca. Dalam format disertasi “beberapa-subjudul” yang
setiap “subjudulnya” dapat di terbitkan sendiri-sendiri, lampiran dapat memuat daftar publikasi yang
sudah atau sedang diajukan untuk di terbitkan dalam jurnal ilmiah. Bila jumlahnya lebih dari sebuah,
lampiran perlu diberi nomor. Imformasi penting dimasukkan dalam tubuh tulisan, bukan didalam
lampiran agar bagian ini tidak terlewatkan oleh pembaca. Meskipun judul gambar lazimnya di tulis
dibawah gambar yang bersangkutan, didalam lampiran judul gambar dapat di tuliskan sebagai judul
lampiran.
Tabel yang terlalu rumit sangat menggangu jalannya pembahassan. Oleh sebab itu, buatlah
tabel yang sederhana dan secukupnya untuk memperjelas pembahasan didalam teks; informasi
selanjutnya dapat dimasukkan kedalam lampiran. Ada kalahnya data mentah dilampiran untuk
keperluaan peneitian lebih lanjut. Bila anda terlalu sering meminta pembaca untuk melihat satu
lampiran yang sama, barangkali cara pembahasan anda perlu di rekontruks.
Catatan kaki. Catatan kali berisi keterangan ringkas atas pernyataan dalam tubuh tulisan
yang kurang memadai bila dibuat dalam bentuk lampiran. Dalam beberapa bidang ilmu, catatan kaki
juga ddi manfatkan untuk memuat pustaka yang di acuh, namum hal ini tidak di anjurkan dalam
bidang sains. Penggunaan catatan kaki, apalagi kalau banyak, akan menurunkan keterbacaan dan
merusak tampilan naskah.
Catatan kaki di pisahkan dari teks dengan garis mendatar sepanjang 5cm.
Laporan Praktek Lapangan
Laporan praktek lapangan dapat disusun secara perorangan atau kelompok. Pada umumnya,
bagian pembuka praktek lapangan tidak memuat abstrak dan riwayat hidup. Bagian-bagian lain di
tulis dengan ketentuan yang sama dengan cara tatacara penulisan skripsi. Dalam prakata, di
cantumkan kapan waktu pelaksaan, dan jadwal kerja, nama-nama pembimbing atau pendamping anda
selama berpraktik, serta ucapan terima kasih.
Isi laporan dapat terdiri atas keadaan umum xxx (tuliskan nama instansi tempat praktik),
tinjauan pustaka, kegiatan praktik (dapat terdiri atas satu atau beberapa bab), simpulan, dan daftar
pustaka.
Keadaan Umum
Pada bab keadaan umum dapat dilaporkan sejarah tempat lahir anda berpraktik, sarana kerja,
kegiatan lembaga ( misalnya bidang penelitian dan pengembangan, atau kegiatan produksi di pabrik),
struktur organisasi, tujuan lembaga, fusngsi lembaga, keadaan sumber daya manusia,dan hal lain yang
dianggap perlu. Akan sangat baik bila anda mengemukakan ulasan, analisis, atau pandangan kritis
dalam mengamati lembaga tersebut.
Kegiatan Praktik
Hasil kerja dapat ditulis dalam satua atau beberapa bab, bergantung pada volume kerja atau
jenis kegaitan anda selama berpraktik. Misalkan seorang mahasiswa yang berpraktik di dua unit
dalam satu tambang minyak dapat menuliskan dalam dua bab terpisah berjudul ”kegaitan di unit
produksi” dan “kegiatan di unit kendali mutu”. Oleh karan cukup banyak mahasiswa yang berpraktik
di lembaga penelitian dan membatu penelitian di lembaga yang bersangkutan, kerangka laporan yang
di tulis dapat menyerupai skripsi, ditambah dengan satu bab mengenai keadaan umum lembaga.
Simpulan
Dalam bagian simpulan, anda dapat menyimpulkan hal-hal yang berkaitan dengan lembaga
tempat berpraktik, hasil kerja anda sendiri, maupun pengalaman dan kesan semasa berpraktik.
Tesis Dan Disertasi
Karya Akhir Pascasarjana
Program pasca sarjana menyiapakn lulusannya untuk menjadi tenaga peneliti. Karya tugas
akhir program magister sains ialah tesis dan karya akhir program doktor ialah disertasi. Disertasi,
khususnya, menuntut 3 hal, yaitu kesahihan,kebaruan dan kemaknaan. Dalam disertasi harus
terkandung informasi yang baru bagi inmu pengetahuaan dan harus di verifikasi oleh orng lain.
Sejumlah argumen yang menghubungkan semua fakta baru tersebut di kemukakan oleh penalaran
yang utuh dan mantap. Dalam prosesnya informasi yang dikutip oleh orng lain harus dihargai dalam
bentuk acuan yang disusun secara cermat. Semua butir itu hsrus dikemas dalam format yang menarik
dan profesional.
Format
Selain mengikuti pola umum tradisional, penelitian yang dilakukan untuk suatu tesis atau
disertasi dapat merupakan rangkain penelitian yang dituis dalam bab terpisah (dua”subjudul”
penelitian atau lebih)(lampiran 21 dan 23). Bab-bab tersebut sebenarnya membentuk “benang merah”
dari sejumlah subjudul yang terangkai menjadi satu judul umum penelitian. Jadi, pada pola “ beberapa
subjudul” ini dua atau lebih bab memiliki subjdudl sendiri sebagai bagaian dari tesis atau disertasi
yang secara keseluruhan diberikan judul umum. Bergantung pada ruang lingkup penelitian, pola ini
memungkinkan satu tesis atau disertasi di pcah menjadi beberapa bab yang di beri subjudul dan
terbagi atas abstrak (bahassa indonesia), abstrak (bahasa inggris), ringkasan ( bahasa indonesia)
pendahuluan, tinjauan pustka (bila di perlukan), bahan dan metode, hasil, pembahasan (atau hasil dan
pembahasan), simpulan, dan daftar pustaka. Pola seperti ini diakhiri dengan pembahasan umum dan
kesimpulan umum.
Bab-bab ( atau subjudul penelitian) dapat berupa naskah artikel imliah yang mrip dengan
yang dimuat di jurnal. Berhubungan artikel jurnal umumnya sangan membatasi jumlah halaman, tidak
semua hasil penelitian dapat dituangkan. Oleh sebab itu, anda dapat melengkapi kekurangan itu dalam
naskah tesis atau disertasi sehingga ba-bab tersebut tidak tepat sama dengan naskah yang diterbitkan
atau akan di terbitkan(lampiran 21) atau bab-bab yang memuat naskah artikel jurnal dapat dituliskan
tepat sama seperti yang dikirimkan ke redaksi jurnal, dan tambahan data serta pembahasannya dimuat
dalam bab khusus (lampiran 22).
Disertasi daei semua perguruan tinggi di indonesia sejak beberapa tahun yang lalau dikoleksi
oleh pusat dokumentasi ilmiah indonesaia. Lembaga ilmu pengetahuan indonesia dapat di akses
secara electonik melalui httf://www.pdii.lipi.go.id
Daftar Cek
Sebelum diajukan kepada dosen, hendaknya mahasiswa melakukan sendiri pengecekan
kelengkapan unsur karya tulisnya meliputi hal-hal yang perlu dicermati sehubungan dengan format
(lampiran 28) dan uraian di setiap bagian (lampiran 29).
Perbaikan Naslah Secara Elektronik
Kemajuan teknologi informasi telah berimbas pada percepatan perbaikan naskah. Berikut ini
adalah contoh cara perbaikan naskah. Berikut ini adalah contoh cara perbaikan naskah. Melalui
progam pengolah kata Word, yaitu perangkat lunak yang paling banyak dipakai saat ini. Naskah dapat
disuting (ditambah, dikurangi, dihilangkan, dan dipindah) dengan mudah dan semua ubahan ini serta
komentar terekam. Penelaah naskah tidak harus dosen pembimbing, bisa saja sesama mahasiswa.
Dokumen asli dapat dikirim oleh penulis melalui internet kebeberapa pihak sekaligus tanpa bertemu
muka, dan maasukan dan penelaah kemudian dapat dirangkum, selanjutnya penulis dapat
memperbaiki naskahnya. Cara ini sangat menghemat waktu, kertas, dan biaya fotokopi.
Secara garis besar, cara perbaikan naskah secara elektronik adalah sebagai berikut. (1) buka
dokumen yang akan anda perbaiki. (2) pada menu Tools, klik Track chsnges dan tanda TRK akan
muncul pada baris status di layar bagian bawah. Jika anda klik ulang track changes, tanda TRK akan
memudar.(3) anda dapat mengubah naskah dengan menyisipkan, menghapus, mengalihkan naskah
atau gambar, dan mengubah format. (4) pada naskah akan terlihat markah untuk semua ubahan dan di
halaman sebelah kanan akan terlihat balon yang memuat keterangan apa saja yang telah diubah.(5)
komentar juga dapat dituliskan, dan balon berisi komentar juga akan ditampilkan di halaman sebelah
kanan. (6) ketika anda menyimpan naskah, semua ubahan akan terekam.(7) naskah berikut ubahan
dan komentar dapat dicetak(print) dengan memilih opsi print print what document showing
markup OK (lampiran 30).
Untuk menanggapi ubahan yang dilakukan dosen atau rekan, cermati setiap markah pada
naskah atau balon tertera di sebelah kanan halaman. Untuk setiap markah atau balon, anda dapat
mengklik accept the changes atau reject the changes. Anda dapat merespons komentar yang ada.(9)
jika semua ubahan dapat diterima dan komentar sudah ditanggapi, naskah dapat dibersihkan dari
semua markah dan balon dengan cara mengklik menu edit select all klik tanda √ (accept
changes) pada baris petunjuk di layar baguan atas.
ARTIKEL JURNAL
Jurnal ilmiah merupakan wahana komunikasi ilmiah palinh efektif. Hasil penelitian yang
dimuat dalam jurnal ilmiah di katakan telah di publikasikan sebeb tersediah bagi publik. Sekarang
semakin banyak mahasiswa pascasarjana memaparkan satu atau eberapa bagian hasil dari rangkaian
penelitiannya dalam bentuk artikel jurnal. Dengan cara ini penyebarluasan hasil penelitian tidak perlu
menunggu sampai seluruh program studinya berakhir.
Format
Sebenarnya tidak ada patokan dalam cara penyajian artikel jurnal. Artikel yang dimaksud
disini ialah artikel yang dimuat dalam jurnal ilmiah, bukan materi ilmiah untuk dimuat dalam buku
acuan, prosiding pertemuan ilmiah, atau media masa harian. hampir semua jurnal ilmiah menyatakan
petunjuk yang mutlah harus di ikuti jika ingin tulisan kita dimuat didalamnya. Oleh karna itu, sebelum
menulis pelajarilah pola penyajian, sususan, kebiasan dan petunjuk laindari jurnal yang dituju. Naskah
yang memerlukan banyak penyuntingan hanya akan membuka atau memperbesar peluang untuk di
tolaknya naskah yang dianjurkan. Iai naskah hendaknya disesuaikan dengan kalangan pembaca jurnal
yang bersangkutan. Misalnya, untuk jurnal gizi, penulis sebaiknya menghindari pengunaan rumus
matematika yang terlalu banyak. Pada masa sekarnf ini hampir tidak ada yang menghendaki tinjauuan
pustaka, yang berkaitan dengan survei pustaka dipadukan dalam pendahuluan.
Dibandingkan dengan tesis atau disertasi, jumlah halaman artikel jurnal yang di anjurkan ke
redaksi (atau editor) umumnya tidak lebih dari 15 halaman berikut gambar dan tabel. Dengan
demikian, hanya hal-hal yang sanagat perlu saja yang dapat dimuat dalam halaman yang jumlahnya
terbatas itu. Memang, ada kemungkinan untuk membuat tulisan berseri dalam majalah ilmiah.
Bagaimanapun, isi artikel tidak banyak menyimpanh dari yang telah diuraikan dalam skripsi,
tesis, dan disertasi. Satu hal yang amat berbeda hanyalah format. Rumus IMRAD dapat digunakan
sebagai panduan umum dalam penulisan artikel untuk jurnal ilmiah. Unsur pelengkap yang tidak
termasuk disini ialah pesantunan (sanwacana).

TITLE Buatlah dengan singkat dan cocok untuk pengindeksan


AUTHOR(S) Cantumkan alamat surat
ABSTRACT Ringkaslah permasalahan dan pemecahannya
TITLE Buatlah dengan singkat dan cocok untuk pengindeksan
AUTHOR(S) Cantumkan alamat surat
ABSTRACT Ringkaslah permasalahn dan pemecahanya
INTRODUCTION Apa permasalahannya?
Jelaskan perubahan yang diamati
MATERIALS AND Bagaimana anda melakukannya?
METHODS Orang lain harus dapat mengulanginya
RESULTS Apa yang anda temukan?
AND DISCUSSION Tampilkan data yang mewakili
Apa maknanya
Bahaslah teman anda;jangan mengulangi hasil
REFERENCES Rujuklah sumber informasi anda
Tulislah dengan cermat
Bagaimana Mulai Menulis
Artikel tidak perlu ditulid bagaimana bentuk jadinya. Mulailah dengan bagian yang termudah,
mungkin saja bagian bahan dan metode, sesudah itu barangkali latang belakang (pendahuluan), dan
terakhir mungkin saja judul. Sesudah semua bgian ditulis, “endapkan” beberapa hari, kemudian
luangkan watu unruk memeriksanya kembali.
Artikel anda akan dibaca oleh kalangan yang lebih luas, bukan hanya oleh komisi
pembimbing. Oleh karna itu, cermati argumen dan bukti-bukti yang akan anda kemukakan. Apakah
ada hal yang kabur atau tidak taat asas? Apakah hasil bertentangan dengan yang pernah
dipublikasikan? Bila demikian, anda harus mempertahankanya. Bila tidak, tegarkah anda menghadapi
tanggapan dan kritikan dari pembaca?
Pada tahap perencanan ini, anda pun perlu mempertimbangkan bentuk penyajian data. Apakah
tabel lebih efektif daripada gambar, atau sebaliknya? Mana data penting dan mana data yang dapat di
tinggalkan supaya tidak mengcaukan pokok bahasan? Pemilihan dan pemilahan menjadi amat penting
berhubungan jumlah halaman yang sangat dibatasi. Dalam banyak kasus, bagian metode dibuat
seringkas-ringkasnya oleh penulis.
Judul Dan Kata Kunci
Judul adalah indentitas karya anda. Judul artikel dapat saja berbeda dengan judul tesis atau
disertasi. Pilihlah beberapa kata penting dengan cermat dan letakan di awal judul. Pembaca sering
membaca judul terlebih dahulu dan jarang oleh membaca lebih dari delapan kata pertama. Berikut ini
ialah contoh penempatan tujuh kata yang mengawali judul dan belum memberikan informasi apa-apa.
Pengembangan, evaluasi, dan aplikasi beberapa hasil penelitian bibit unggul kedelai
Judul yang panjang dapat di perpendek tanpa mengurangi maksud yang hendak disampaikan.
Misalnya:
Kepadatan peduduk dan penanaman padi basah yang mendapatkan pengairan didaerah tropik-
musim di asia, khususnya di jawa (indonesia)
menjadi
Kepadatan penduduk dan penanaman padi basah di jawa
Judul yang terlalu pendek pun kurang bermakna
Kajian tentang kedelai slamet
Kata kunci diperlukan untuk mempermudah penelusuran artikel. Pilihlah tidak lebih dari lima kata
atau istilah yang sekiranya memnyebabkan artikel anda mudah ditelusuri. Kata-kata seperti “studi”,
“evaluasi”, “analisis” tentu tidak bermanfaat sebagai kata kunci.
Baris Kredit
Baris kredit terdiri atas dua unsur, yaitu nama (-nama) pengarang dan nama(-nama) lembaga
berikut alamat lembaga tempat penelitian dilakukan. Cantumkan hanya nama(-nama) orng yang
terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, analisis, sintesis, dan penulisan penelitian yang berhak
mendapatkan kredit kepengarangan tulisan tersebut. Nama pimpinan lembagaatau pimpinan proyek
yang tidak langsung terlibat dalam kegiatan ilmiah tersebut tidak perlu dicantumkan sebagai
pengarang. Urutan nama pengarang memang sering terjadi perdebatan. Untuk makalah dengan banyak
pengarang, dituntut adanya ketegasan dari seseorang yang menjadi penangung jawab penyususn
artikel. Agar tidak terjadi sengketa dan saling menyalahkan antar anggota kelompok jika timbul
ketidaklancaran, batas tanggung jawab setiap angota haruslah jelas.
Semua nama pengarang harus ditulis lengkap, jangan dulu di tuliskan dkk, et a., atau cs.
Penulisan nama dan alamat lembaga dimasukkan untuk keperluan korespondensi. Bila ada beberapa
penulis, hanya satu nama yang diberi tanda untuk maksud korespondensi, yaitu orang yang paling
bertanggung jawab atas isi naskah. Biasanya dosen pembimbing menjadi penulis korenspondensi
meskipun penulis pertama dapat pula menjadi penulis korespondensi. Tuliskan nama negara bila
naskah diterbitkan dalam majalah internasioanl. Seandainya lulusan sudah pindah lembaga ketika
artikl i terbitkan,penghargaan pertama diberikan kepada perguruan tinggi tempatnya menuntun ilmu.
Kalau perlu, cantumkan alamat baru dalam cacatab kaki. Contoh :

Donna adorina1,2 & danu admiranto1*


1
Departemen Produksi Ternak, Istitud Pertanian Bogor, Bogor 16680; 2Alamat kini: Departemen
Bioteknologi Perternakan, Universitas Padjajaran, Bandung 40132, *penulis korespondensi

Nama pengarang atau lembaga hendaklah di tulis secara taat asas. Khusus untuk nama
pengarang, gunakan hanya satu bentuk cara penulisan dan pengejaan untuk menghindari
kesimpangsiuran penyusun indeks atau bibliografi. Dalam menulis nama, tanggalkan pangkat,
kedudukan, gelar akademik, dan gelar lain.
Abstrak
Abstrak merupakan kependekan yang lengkap dan menjelasskan seluruh isi tulisan dan pada
umumnya disajikan dalam satu paragraf dengan mengunakan tidak lebih dari 200 kaya. Sulit memang
membuat karangan miniatur ini; menyampaikan pesan dalam lima halaman sering dirasakan lebih
mudah daripada harus meringkasnya dalam lima baris yang meliputi permasalahan, metode, dan hasil.
Dengan tidak menggulang kata-kata dalam judul, tulislah masalah pokok dan alasan dilakukanya
penelitian serta bahan yang dipakai, serta ungkapkan hasil dan simpuln penting yang diperoleh. Bila
sukar memendekkan buram abstrak ini, simpanlah beberapa hari sebelum anda menyuntingnya
sampai mencapai pancang karangan yang memadai.
Penyajian dapat dilakukan secara kualitatif (abstrak indikatif) atau kuantitatif ( abstarak
informatif). Abstrak harus singkat dan jelas, tidak mengandung informasi atau simpulan yang tidak
ada dalam makalah, singkatan yang tidak dijelsakan, kutipan, merk dagang. Pernyataan yang tidal
spesifik seperti “kepadatan pendudu cukup tinggi” sebaiknya dinganti dengan “kepadaatan penduduk
sampel desa diambil rata-rata xxx jiwa”. Sekali lagi, abstrak harus disusun lengkap, tetapi ringkas,
cermat, objektif, dan cendekia.
Bagi karangan berbahsa indonesia biasanya dikehendaki abstrak dalam bahasa inggris,
sedangkan bagi karangan berbahsa inggris dalam majalah indonesia kadang-kadang di minta juga
abstrak berbahasa indonesia. Abstrak berbahasa inggris ini berguna agar hasil penelitian kita dapat
‘diakses’ oleh pembaca dimana-mana. Kesulitan yang dihadapi dalam menulis karangan berbahasa
inggris ialah perkara tense dalam bentuk kata kerja sebeb hal ini tidak dikenal dalam bahasa
indonesia. Lampiran 29 menjelasskan secara garis besar pemilihan web tense ini.
Pendahuluan
Jika anda perhtikan dengan seksama, dalam artikel yang baik umumnya hanya ada beberapa
paragraf pada bagian pendahuluan, bahkan artikel yang pendek hanya mengunakan atu paragraf, yang
memuat dua hal pokok. Pokok kedua lebih pendek daripada yang pertama, biasanya membuat
hipoteses, atau hal0hal yang melatarbelakangi penelitian itu.
Tinjauan Pustaka
Apabila majalah ilmiah mengizinkan bagian tinjauan pustaka, cantumkan pustaka terbaru,
relevn, dan asli. Uraikan kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari kegiatan
penelitian anda. Pengacuan pada pustaka tidak perlu ekstentif sampai tuntas, tetapi lakukan
secukupnya. Uraian dimaksudkan untuk menyusun kerangka atau konsep yang digunakan dalam
penelitian. Semua rujukan yang ditinjau harus selesai dengan daftar pustaka. Penulis seyogianya tidak
hanya mengetengkan kutipan-kutipan, tetapi juga mengulasnya. Jumlah pustaka dalam artike biasnya
tidak banyak, yang paling penting adalah keprimeran dan kemutakhiran pustaka.
Bahan Dan Metode, Hasil, Pembahasan, Dan Simpualan
Bagian mengenai bahan dan metode,hasil,pembahasan, dan simpulan pada hakikahnya tidak
berbeda dengan yang telah diuraikan pada bab anatomi karya ilmih. Untuk artikel jurnal, setiap bagian
ditulis melanjut, artinya tidak perlu ditulis pada halaman baru.
Persantunan (Sanwacana)
Penelitian memang acap melibatkan banyak pihak dan sering menimbulkn kerancuan, mana
pihak yang perlu diberi ucapan terima kasih. Ucapan hendaknya disampaikan secara formal. Ada
baiknya dimintakan izin bila akan menuliskan nama seseorang di bagian ini. Sponsor yang
menyediakan harus diberi ucapan terima kasih.
Daftar Pustaka
Contoh berikut ini ilah daftar pustaka yang dibuat menurut urut pemunculan dalam teks :
1. Knop A, Pilato LA. Editor. (1985) Phenolic Resin: Chemistry. Applications and Performance. Future
Direction. Berlin Spinger. Hlm 36-40
2. Freeman JH, Lewis CW.1945. J Am Chem Soc 76:2080-2087.
3. Minami T, Ando T, 1998. J Chem Soc Jpn Indus Chem 59:668-672.
4. Eapen KC, Yeddanapali LM. 1996. Macromol Chem 119:4-16.

Beberapa majalah ilmiah tidak menghendaki pemuatan judul artikel pustaka; yang penting ialah
identitas sumber itu sendiri (lihat butir 2-4 diatasa). Banyak penulis yang cenderung mengutip tulisan
sendiri; hal ini menimbulkan kesan yang kurang baik bila dilakukan terlalu sering.
Ikhwal Penerbitan Artikel
Sesudah anda menyelesaikan seluruh naskah, suntunglah sendiri sebelum mengirimnya ke
redaksi ilmiah. Siangin bagian-bagian yang sudah menjadi pengetahuan umum. Pilih kata yang paling
tetap dan perbaiki kalimat yang kurang jelas, meragukan, atau dapat diartikan lain. Buang pernyataan
yang berbunga-bunga seperti “dadlam kaitan ini perlu ditekankan bawha....” atau “dari tabel 2 dengan
jelas dapat ditunjukkan bahwa....” dan sejenisnya. Baca kembali”pejuntuk bagi penulis” dari majalah
yang anda tuju.
Bilamana tersedi kesempatan, bacakan naskah itu pada suatu pertemuan ilmiah untuk
mendapatkan ulasan, sanggahan, kritikan dan saran penyempurnaan serta masukan lainnya.
Simposium,seminar,konferensi dan pertemuan ilmiah lainnya sebenarnya memang dimasukkan untuk
membuka peluag berkomunukasi; dan dalam penyiapan artikel, juka untuk menyempurnakan mutu
hasil kegiatan ilmiah.
Bila naskah dianggap siap-kirm, buatlah surt pengantar kepada redaksi agar naskah anda di
pertimbangkan untuk di muat. Sebelum artikel dimuat, editor majalah bergengsi biasanya mebirimkan
naskahnya tadi kepada beberapa mitra bestari untk di telaah isi dan kelayakannya. Telaahan dapat
berupa peryataan bahwa naskah anda ini telah di stujui untuk di muat, dapat dimuat setelah di
perbaiki, atau ditolak. Jika editor kemudian mengembalikan naskah untuk diperbaiki, kerjakanlah
sesuai dengan petunjuk yang di berikan. Sesudahnya, cepat kirimkan kembali naskah tersebut agas
pemuatannya dapat di laksanakan.
KEBAHASAAN

Bahasa merupakan salah satu modal utama dalam berkomunikasi. Baik dalam komunikasi
tulisan maupun ujuran (lisan) seyogianya digunakan bahasa yang efisien dan efektif. Bahasa yang
yang efisien ialah bahasa yang mengikuti kaidah tata bahasa yang dibakukan atau yang dianggap
baku, dengan mempertimbangkan kehematan kata dan ungkapan. Kata baku di sini berarti bahasa
yang digunakan merupakan bahasa yang benar dan patut jadi teladan untuk diikuti. Bahasa yang
efektif ialah bahasa yang mampu mencapai sasaran yang dimaksudkan.

Dalam berkomunikasi untuk menuangkan hasil percobaan dan kegiatannya, pengarang dan
penyaji makalah diharapkan dapat menunjujkkan kecendekiannya. Ia diharapkan mampu membuat
pernyataan yang tepat, saksama, dan menyeluruh. Tiap kata, kalimat, dan paragraph harus dibuat
secara teratur agar tampak hubungan logis yang meliputi relasi sebab dan akibat, lantaran dan tujuan,
hubungan kesejajaran serta kemungkinan.

Bahasa Indonesia telah berkembang sangat pesat. Kita dapat melihatnya dari Kamus Besar
Bahasa Indonesia edisi kedua dan ketiga dengan lema (entry) sekitar 72 ribu atau 10 ribu lebih
banyak daripada edisi pertama, serta glosarium ilmu dasar: Glosarium Biologi, Glosarium Fisika,
Glosarium Kimia, Glosarium Matematika dan Glosarium Pertanian, Glosarium Keuangan,
Glosarium Teknologi Informasi, dan Glosarium Farmasi dengan lebih dari 75 ribu istilah sebagai
padanan istilah asing.

Dalam bab ini akan diuraikan beberapa perangkat kebahasan, pemilihan kata, penataan
kalimat dan pengefektifkan paragraph yang telah dirangkum oleh Rifai (1995) dengan beberapa
perubahan. Pada penataan kalimat, jangan meninggalkan satu baris kalimat di bagian atas atau bawah
halaman. Baris kalimat tersebut sebaiknya dipindahkan ke halaman berikutnya, agar baris ini tidak
terlihat menggantung.

Berikut ini disajikan secara singkat perangkat kebahasaan dan patokan pemakaiannya untuk
menyegarkan pengetahuan dan ingatan kita akan keberadaan sarana itu. Contoh-contoh yang disajikan
dalam bab ini dicetak dalam huruf italic atau bentuk cetak miring

Perangkat Kebahasaan

Perhurufan

Seperti kebanyakan bahasa di dunia, bahasa Indonesia ditulis dengan huruf latin. Dua bentuk
huruf latin yang dikenal ialah huruf romawi dan italic. Huruf latin dapat ditampilkan secara tipis,
tebal, kecil, dan kapital.

Huruf Romawi. Huruf romawi selalu berdiri tegak sehingga tulisan tangan yang bersifat
demikian sering dikatakan “tercetak”. Dalam dunia percetakan dan pengetikan bentuk huruf inilah
yang selalu dipakai secara bertaat asas. Kecuali ditentukan lain, huruf romawi (terutama yang
berpenampilan kurus), hamper selalu dapat digunakan untuk segala keperluan.

Huruf Miring. Huruf miring atau italic ditampilkan secara miring dan bentuknya seperti
tulisan tangan. Karena keadaannya itu huruf miring disebut juga sebagai huruf kursif. Kalua diketik
atau ditulis tangan kemiringinnya ditandai dengan garis bawah tunggal. Huruf miring dipakai dalam
Sembilan hal berikut:

1. Kata dan ungkapan asing yang ejaannya bertahan dalam banyak bahasa: ad hoc, et al., in vitro.
2. Tetapan dan peubah yang tidak diketahui dalam matematika. Contohnya (x,y,l)
3. Nama kapal atau satelit: KRI Macam Tutul, Apollo 11.
4. Kata atau istilah yang diperkenalkan untuk diskusi khusus, misalnya kakas, citraan.
5. Kata atau frase yang diberi penekanan, misalnya … hal itu tidak dibenarkan,
6. Pernyataan rujukan silang dalam indeks: lihat, lihat juga.
7. Judul buku atau terbitan berkala yang disebutkan dalam tubuh tulisan: Hayati.
8. Tiruan bunyi: Dari sarang burung itu terdengar kicau tu-ju-pu-lu-tu-ju-pu-lu.
9. Nama ilmiah seperti genus, spesies, varietas, dan forma makhluk: Salacca zalacca var.
amboinense. Akan tetapi, nama ilmiah takson di atas tingkat genus tidak ditulis dengan huruf
italic: Felidae, Moraceae, Mucorales.

Huruf Kapital. Huruf kapital dipakai pada


1. Huruf pertama pada awal kalimat.
2. Setiap kata dalam judul buku atau berkala, kecuali kata tugas: dan, yang, untuk, di, ke, daari,
terhadap, sebgai, tetapi, berdasarkan, dalam antara, melalui, secara yang tidak terletak pada
posisi awal.
3. Nama bangsa, bahasa, agama, orang, hari, bulan, tarikh, peristiwa sejarah, takson makhluk diatas
genus, lembaga, jabatan, gelar dan perangkat yang diikuti nama orang atau tempat, missal bahasa
Indonesia, Gubernur Bali, Haju A. A. Mattjik
4. Setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada judul buku dan nama lembaga seperti
dimaksud dalam butir 1 dan 2 di atas, seperti Undang-Undang Dasar 1945, Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
5. Nama-nama geografi seperti nama sungai, kota, provinsi, negara, dan pulau. Akan tetapi, huruf
kapital tidak dipakai pada nama geografi yang digunakan sebagai jenis seperti kacang bogor,
garam inggris, gula jawa, atau sebagai bentuk dasar kata turunan seperti keinggris-inggrisan,
mengindonesiakan, pengarahan.
6. Penulisan nama orang pada hokum, dalil, uji, teori, dan metode, misalnya: hukum Dalton, uji
Duncan, metode Einstein, atau analisis Fourier. Untuk penamaan rancangan, proses, uji, atau
metode yang tidak diikuti nama orang ditulis dengan huruf kecil, misalnya rancangan acak
lengkap, uji morfometri, atau uji mortalitas. Apabila penamaan tersebut akan disingkat, maka
singkatannya menggunkan huruf kapital; misalnya: rancangan acak lengkap (RAL), proses
hierarki analitik (PHA), atau metode imunodifusi ganda (MIG)
Huruf Tebal. Huruf tebal seringdigunakan untuk judul atau heading ‘sirahan utama’.
Selanjutnya bentuk huruf ini dapat dipakai untuk nama ilmiah takson yang abru ditemukan atau
diusulkan pertama kali. Vektor dan matriks dalam matematika pada umumnya juga ditampilkan
dengan huruf tebal. Dulu nomor jilid buku dan terbitan berkala biasa ditulis dengan huruf tebal, tetapi
kebiasaan ini sekarang mulai ditinggalkan orang.
Huruf Yunani. Selain huruf latin, dalam tulis-menulis karya ilmiah sering digunakan huruf
Yunani, beberapa huruf kapital Yunani sama dengan huruf latin, tetapi semua huruf kecilnya
mempunyai bentuk yang sangat berbeda. Huruf Yunani banyak dipakai dalam rumus matematika
(πr2), lambing astronomi (deklinasi δ), satuan ukuran (µm), istilah kimia (β-amilase) atau kedokteran
(γ-globulin).
Pengejaan Kata.
Sejak diberlakukannya system ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan pada tahun 1972,
semua huruf dalam abjad latin secara resmi sudah menjadi huruf bahasa Indonesia. Oleh karena sudah
termasuknya semua huruf itu, sekarang sering terjadi kesalahan yang disebabkan oleh tindakan
hiperkorek. Kata pernapasan, misalnya, secara salah acapkali dieja pernafasan. Pasca (yang dalam
ejaan lama ditulis pastja) adakalanya dieja dan dilafalkan paska.
Kalau kita menaati (perhatikan: bukan mentaati) system ejaan yang disempurnakaj itu, dalam
penulisan kata berimbuhan sering terjadi penggantian huruf. Dengan berperdoman pada pola mentaati
itu, kita harus menulis menerjemahkan (bukan menterjemahkan), mecolok (bukan menyolok),
mengubah (bukan merubah atau merobah), mengoreksi (bukan mengkoreksi), mengolonisasi bukan
mengkolonisasi, mengarantinakan bukan mengkarantinakan, mengombinasikan bukan
mengkombinasikan terkecuali mengkaji*. Begitu pula, kita harus menulis penerapan (bukan
penerapan), dikelola (bukan dilola), memproduksi bukan memroduksi.
Oleh karena semua huruf latin diterima sebagai huruf Indonesia, penulisan kata serapan dari
bahasa asing pada umumnya sudah dapat dilakukan dengan mendekati bentuk dan lafal aslinya. Untuk
itu memang perlu dilaksanakan penyesuaian seperti daitur dalam Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Beberapa masalah sering dijumpai
dalam kasus penggunaan huruf atau pengejaan istilah serapan seperti dicontohkan berikut ini.
1. Berhati-hatilah dalam memakai huruf f dan v, yang adakalanya dipertukarkan atau diganti dengan
huruf p (negatif bukan negatip; aktif, aktivitas bukan aktip, aktipitas; provinsi, bukan propinsi)
2. Dalam bahasa Indonesia tidak dikenal sebagai konsonan kembar (klasifikasi bukan klassifikasi);
efektif bukan effektif, tetapi ada massa di samping masa yang memiliki perbedaan makna).
3. Huruf y tetap y Jika lafalnya y, yen, yuan; y menjadi i saya jika lafalnya i saya, contoh hipokotil,
bukan hypokotil: analisis, bukan analisa, analysis, atau analysa.
4. Huruf x hanya dipakai di awal kata, di tempat lain diganti ks (xilem, bukan silem atau ksilem;
taksonomi, bukan taxonomi, kompleks, bukan komplex atau komplek)
5. Huruf h pada gugus gh, kh, rh, th dihilangkan, sedangkan huruf ph menjadi f dan ch menjadi k
(sorgum. bukan sorghum: kromatografi bukan khromatographi; ritme, bukan rhitme atau rhitma;
metode, bukan methode atau metoda; morfologi, bukan morphologi atau morpologi).
6. Beberapa kata sulit yang selalu ditulis secara salah karena penulis tidak mengetahui bentuk
bakunya, antara lain ialah kualitas, bukan kwalitas; jadwal bukan jadual; sintesis, bukan sintesa;
ameba, bukan amuba; projektor, bukan proyektor; atmosfer, bukan atmosfir atau atmosfera;
varietas, bukan varitas tetapi bir, bukan bier; automatis, bukan otomatis: mikrob, bukan mikroba
mikrobia atau.mikrobe sebab dibakukannya aerob; standar dan standardisasi, bukan
standarisasi.
7. Nama-nama ilmu tertentu berakhiran -ika (sistematika, bukan sistematik atau sistimatik): karena
bukan ilmu maka dibakukanlah kosmetik dan antibioik, bukan kosmetika dan antibiorika; begitu
juga tropik, bukan tropika atau tropis, karena dibakukannya Samudera Pasifik
8. Dalam kaitan ini perlu dicatat bahwa dalam bahasa Indonesia satu bentuk kata dapat berfungsi
sebagai kata benda (botani--botany), kata keterangan (botani--botanic) atau kata tambahan
(botani--botanical/botanically). Oleh karena itu department of genetic--jurasan genetika, plant
genetic resourcess-sumber daya genetika tumbuhan dan bukan sumber daya genetik tumbuhan
atau sumber daya genetis tumbuhan, genetical evidence--bukti genetika, bukan bukti genetis
atau bukti genetik Berdasarkan analogi untuk memadankan biological process dibakukan proses
biologis (lebih baik lagi: proses hayati) bukan proses biologis atau proses biologik,
enteropathogenic Escherichia coli menjadi Escherichia coli enteropatogen.

Pemenggalan Kata
Dalam penulisan kita selalu dibatasi oleh bidang yang disyaratkan, oleh karena itu kata
kadang-kadang tidak dapat ditulis secara utuh. Kata-kata yang demikian harus dipenggal menurut
suku katanya.
Berikut beberapa cara pemenggalan kata.
1. Kata dasar
a. Jika di tengah kata ada vokal berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua vokal itu -V/V-).
Misalnya:
ma-af, ba-ik, du-et.
Apabila vokal berurutan tersebut berupa diftong, maka pemenggalan tidak dilakukan di antara
vokal tersebut (-VV/--).
sau-da-ra bukan sa-u-da-ra
pan-tai bukan pan-ta i
b. Jika di tengah kata ada hurut konsonan dan gabungan konsonan di antara dua buah huruf vokal
maka pemenggalan dilakukan sebelum konsonan (KV-KV). Misalnya:
pe-rut, ta-bu, su-nyi
c. Jika di tengah kata ada konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan antara dua konsonan
tersebut (-K/KV-). Misalnya:
mak-lum, ger-tak, mik-ro, mig-ra-si
Kecuali ng, kh, sy, dan ny yang berupa satu bunyi dianggap sebagai satu suku kata, misal:
De-ngan, makh-luk, i-sya-rat, bu-nyi
d. Jika konsonan beurutan lebih dari dua buah, pemenggalan dilakukan sesudah konsonan pertama
(-K/KK-). Misalnya:
In-struk-si, kon-kret, kon-kre-si
2. Semua imbuhan dan partikel dianggap satu suku kata, termasuk pada imbuhan awalan yang
mengalami perubahan bentuk, sehingga imbuhan dapat dipenggal dari kata dasarnya. Misalnya:
Me-ramu, me-nyapu, men-coba, pem-belah-an
Catatan:
a. Akhiran -i dan kata yang diawali vokal sebaiknya tidak dipenggal. Contoh yang salah misalnya:
Mengakhir-i, a-nak, i-kan
b. Kata yang berimbuhan sisipan pemenggalannya dilakukan sebagai berikut
Te-lun-juk, ge-ri-gi, ge-me-tar
c. Imbuhan yang berasal dari bahasa asing tidska dianggap sebagai imbuhan melainkan suku kata
itu sendiri sehingga pemenggalannya mengikuti aturan pemenggalan kata dasar. Misalnya:
Spor-ti-vi-tas, bukan sportiv-itas
Ak-li-ma-ti-sa-si bukan ak-li-mat-isasi atau peng-ak-li-mat-an
3. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat digabung dengan
unsur lain, pemenggalan dilakukan
a. di antara unsur-unsur itu, atau
b. pada unsur gabungan itu sesuai kaidah-kaidah diatas. Misal:

bio-logi, bi-o-lo-gi
mikro-biologi, mik-ro-bi-o-lo-gi
pasca-sarjana, pas-ca-sar-ja-na
budi-daya,bu-d-da-ya

Penulisan Kata
Ada beberapa jenis kata dalam bahasa Indonesia, antara lain kata depan, kata berimbuhan,
dan kata gabung (kata gabung berimbuhan). Cara penulisan kata tersebut dibedakan seperti berikut.
Kata Depan. Kata depan ialah kata yang bila diikuti dengan kata lain akan menunjukkan
tempat, misalnya di,ke, dari, pada. Dalam penulisannya kata depan harus selalu dipisahkan dari kata
yang mengikutinya, contoh: di dalam, bukan didalam; di antaranya, bukan diantaranya; di samping
itu, bukan disamping itu; ke dalam, bukan kedalam; di lapangan, bukan dilapangan; ke laboratorium
bukan kelaboratorium; dari dalam tabung, bukan daridalam tabung; pada dasarnya, bukan
padadasarnya
Kata Berimbuhan. Kata berimbuhan ialah kata dasar yang memperoleh imbuhan (awalan,
sisipan, akhiran). Sampai saat ini masih ada kendala dalam penulisan awalan di-. Sesuai dengan
kaidah bahasa, penulisan imbuhan harus serangkai dengan kata yang mengikutinya; dengan demikian
awalan di- harus dirangkai seperti dilakukan, bukan di lakukan; diamati, bukan di amati; dinyatakan,
bukan di nyatakan
Kata Gabung. Kata gabung ialah dua buah kata yang memiliki arti baru (frasa). Pada
umumnya kata gabung ditulis terpisah, misal budi daya, usaha tani, terima kasih, kerja sama, sumber
daya; kecuali kata yang sudah padu benar, misal olahraga, kepada, daripada.

Tanda Baca
Tanda Titik (.). Tanda titik selalu dipakai
1. pada akhir kalimat
2. pada singkatan tertentu (A. A. Mattjik, gb., hlm., S.Si.)
3. di belakang angka dan huruf dalam suatu bagian, ikhtisar, atau daftar (8.0, 8.1, 8.1.1, 8.1.2)
4. sebagai pemisah angka jam dan menit yang menunjukkan waktu, misal: (pukul 13.30; 2.30)
5. dalam penulisan decimal (0.8, 0.99)
6. pada akhir judul gambar
tanda titik tidak dipakai
1. di belakang angka atau huruf terakhir dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar (8.1, 8.1.1, 8.1.2)
demikian pula pada bagan yang hanya terdiri atas satu tingkat, misal:
1…
2…
2. untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah (tahun
1995, halaman 2345, NIP 130367078)
3. pada akhir judul dan akhir judul yang merupakan kepala karangan.
Tanda Titik Terangkat (.). dalam beberapa bidang ilmu di tempat tanda titik digunakan titik
terangkat, yaitu ketika
1. menulis gugus air dalam senyawa kimia (CuSO4.5H2O)
2. menunjukan perkalian sebagai pengganti x, misal k x g x (a+2) dapat dicetak sebagai kg (a+2)
atau kg.(a+2)
3. menyingkatkan ikatan kimia pengganti tanda ikatan baku (R—CH 3 dapat ditulis R.CH3)
4. menunjukan ekspresi genetika (AA.BB.AB.)
Tanda Koma (,). Tanda koma dipakai untuk
1. memisahkan unsur-unsur dalam suatu deret (nitrogen, fosforus, kalium, dan zink)
2. memisahkan unsur-unsur sintakis dalam kalimat, contoh Jika masalah kebahasaan masih
menjadi kendala, Anda dapat melihat kembali bab ini.
3. memisahkan nama, alamat, serta bagian-bagiannya; tempat dan tanggal; nama tempat dan
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan (Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Bogor, Jalan Raya Padjajaran, Bogor 16144; Bogor, 9 Oktober 1995;
Medan, Indonesia).
4. memisahkan nama orang dan gelar akademik yang mengıkutinya untuk membedakan dari
singkatan nama diri atau keluarga (Prof. Dr. Ir. Ahmad Ansori Mattjik, M. Sc. atau Ahmad Ansori
Mattjik, Prof., Dr., MSc., Ir.)
Tanda Titik Koma (;). Tanda titik koma merupakan tanda koordinasi dan dipakai untuk
1. memisahkan unsur-unsur sintaksis yang setara, atau dalam deret yang di dalamnya sudah
mengandung tanda baca lain (Saya dating; sava lihat; saya menang)
2. memisahkan unsur-unsur dalam deret yang rumit, terutama jika unsur-unsur itu telah
mengandung tanda baca, misalnya: Kajian bertumpu pada tiga golongan hewan tikus, kelelawar,
tupai; sapi, kambing, kerbau; dan belalang, kumbang, rayap
3. memisahkan nama-nama pengarang pada pengacuan ganda. Misalnya (Suhartono et al. 1994;
Tjahjadi et al. 1994; Manuwoto & Suwandi 1998)
Tanda Titik Dua (:). Titik dua dipakai untuk
1. menandakan pengutipan yang panjang. Misalnya Rifai (1989) mengungkapkan keanekaragaman
penampilan bentuk, ukuran, warna, perilaku, dan cara hidup jamur musantara: ”Semua jumur ini
sering dapat dikatakan serba unik sehingga tidak ada bandingannya di tempat lain. Beberapa di
antaranya telah menyebabkan terjadinya keajatban biologi seperti: sapu setan, pendar hayati,
patogen termakankan, dan sayur berkayu kenyataan yang dapat disebut ‘fenomena jamur
tropik’. Ascoparassis heinricherii sempat mencengangkan para ilmuwan”
2. memperkenalkan senarai
3. menandakan nisbah (angka banding), contoh Nisbah mahasiswa perempuan terhadap laki-laki
ialah 3:1
4. menekankan urutan pemikiran di antara dua bagian kalimat lengkap, misalnya Misi budaya dan
strategi adaptasi migran perempuan: penjual jamu gendong asal Wonogiri di Jabodetabek
5. memisahkan judul dan anak judul, Kepustakaan Gen: Bagaimana Mengonstruksinya
6. memisahkan nomor jilid dan halaman dalam daftar pustaka (Hayati 2:83-86) 7
7. memisahkan tahun dan halaman kalau pengacuan halaman dilakukan pada sistem Nama-Tahun
dalam teks (Rifai 1968: 234)
8. memisahkan bab dan ayat dalam kitab suci (Surat Al Baqarah :183)
Tanda Tanya (?). Tanda tanya dipakai pada akhir pertanyaan langsung (tidak lazim dalam
tulisan ilmiah) atau untuk menunjukkan keragu-raguan dalam suatu pernyataan Misalnya Karena
ketiadaan pembanding, untuk sementara bambu ini sebaiknya dideterminasi sebagai Gigantochloa?
atroviolacea)

Tanda Seru (!). Tanda seru hampir tidak pemah dipakai dalam kalimat tulisan ilmiah
Adakalanya tanda itu dipergunakan untuk menunjukkan bahwa suatu bahan bukti penelitian dilihat
langsung olch penulisnya: Scleroderma dictyospora dipertelakan oleh Patouillard (1898) berdasarkan
specimen Massart 445 (P!) yang dikumpulkan di Jawa tahun 1882.

Tanda Hubung (-). Tanda hubung dipakai untuk


1. menyambung bagian-bagian tanggal. Misalnya 17-8-1945
2. merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia), ke-
dengan angka (abad ke-21), angka dengan -an (tahun ‘90 -an)
3. memperjelas hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan (ber-evolusi vs be- revolusi, dua-puluh
lima-ribuan, 20 x 5 000 vs, dua-puluh-lima-ribuan. I x 25000)
4. memenggal kata tertentu (lihat Pemenggalan Kata).
Tanda Pisah (---, --, ------). Bergantung kepada panjangnya terdapat tiga macam tanda pisah,
yaitu tanda pisah em (---), tanda pisah en (--), dan tanda pisah 3-em (-------)
1. Tanda pisah em dipakai untuk membatasi penyisipan kalimat yang tidak terkait erat dengan
kalimat induknya (Penembakan menjangan di lapangan istana---yang dilakukan untuk mengatur
daya dukung tapak penggembalaan---dilaksanakan setiap tiga tahun)
2. Tanda pisah en dipergunakan untuk menunjukkan kisaran (halaman 15--25, panjangnya 245--310
mm). Jangan menggunakan tanda pisah en bersama perkataan dari dan antara, atau bersama
tanda kurang (dari halaman 15 sampai 25, bukan dari halaman 15--25, antara tahun 1943 dan
1950, bukan antara tahun 1945--1930, -4 sampai -6 °C, bukan-4--6°)
1. Beberapa majalah menggunakan tanda pisah 3-em dalam daftar pustaka alih- alth mengulang
nama pengarang lema sebelumnya. Jangan memakaı tanda 3- em dalam naskah, tetapi ulangi
penyebutan nama-nama pengarang.
Rifai M A. 1995. …
---------. 1996. …
Tanda Kurung ((...)). Tanda kurung ini dipakai untuk mengapit
1. tambahan keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral atau dapat dilepaskan dari
pokok pembicaraan. Misalnya, "Penguian selanjutnya terhadap salah satu noda (nomor 4)
memberikan dugaan bahwa senyawa yang terkandung dalam media biakan cendawan x ialah
senyawa seskuiterpena”
2. huruf untuk memperkenalkan singkatan. Misalnya, “Fraksi etil aselat dapat dipisahkan dengan
menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) preparatif”
3. penomoran yang dimasukkan dalam kalimat. Misalnya:
Ketiga langkah itu ialah (a) mitosis, (b) meiosis, (c) penggandaan inti
Tanda Kurung Siku ([…]). Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit
1. huruf atau kata yang ditambahkan pada kalimat dalam pengeditan, contoh
Jamur lin[g]shi hidup di batang kayu
2. keterangan dalam kalimat yang sudah bertanda kurung. Misalnya:
Persamaan kedua proses (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II) [lihat halaman 35-38]
tidak dibicarakan) perlu dijabarkan di sini
3. penggunaan khusus dalam kepustakaan, lihat Kepustakaan.
Tanda Petik ("..."). Tanda petik dipakai untuk mengapit
1. petikan atau kutipan pembicarsan langsung. Misalnya:
Rektor berkata, “Kita hars bekerja keras membangun IPB”
2. judul karangan atau bab buku yang dipakai dalam kalimat, misal:
Kami telah membaca Buku Panduan Program Sarjana, bab “Kebahasaan”
3. istilah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus Contoh:
Daerah Semanggi, Gatot subroto, Kuningan dinamakan daerah "segi tiga emas”
Tanda Petik Tunggal (‘…’). Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit
1. mengapit petikan yang tersusun petikan lain
2. makna, terjemahan, atau penjelasan terhadap kata atau ungkapan asing (survive ‘sintas' survival
‘sintasan’).
Tanda Elipsis (…). Tanda elipsis dipakai untuk
1. menunjukkan bahwa ada bagian yang dihilangkan pada suatu kutipan, misalnya Pola distribusi
pemasaran… berdasarkan pengamatan cuplikan
2. mengganti tanda elipsis dalam matematika, untuk meluruskannya dengan tanda pengoperasian
(x1, x2,…x3)
Tanda Garis Miring (/). Tanda garis miring dipakai untuk mengganti
1. tanda bagian atau menunjukkan bilangan pecahan (1/2 = 0.5)
2. kata tiap (125 ton/ha)
3. tanda ganda miring tidak dipakai untuk menunjukkan atau
Tanda Ampersan (&). Tanda ampersan berfungsi sebagai pengganti tanda dan bila bentuk
lebih singkat diinginkan. Tanda ini dianjurkan dipakai dalam pengacuan pustaka sebab membantu
mengurangi pengulangan
Produktivitas... menurut (Reid & Webster dan Nandika & Tampubolon)

Pemilihan Kata (Diksi)


Seorang terpelajar dihaapkan menguasai kosakata umum serta seperangkat peristilahan
bidang ilmu yang ditekuninya. Ia pun diharuskan mengetahui tata perlambangan, akronim dan
singkatan, beserta satuan ukuran yang lazim dipakai oleh bidang spesialisasinya. Pemilihan kata yang
tepat dalam kalimat akan memberikan pengertian yang jelas dan nalar bahasa yang benar. Pemakaian
kosakata dan peristilahan terpilih juga menentukan corak dan mutu keteknisan tulisannya, karena
makin tinggi jumlah kosakata yang dipakai makin ilmiah sifat tulisannya.
Kata memiliki kekuatan (word power) yang setara dengan wama dalam lukisan, nada dalam
musik, atau bentuk dalam ukiran. Salah, kurang tepat, tidak benar, atau keliru semuanya memiliki
makna yang serupa, tetapi pengarulh pemakaiannya amat berlainan. Dalam setiap bahasa memang
terdapat seperangkat sinonim, yaitu kata-kata yang tidak selamanya sama artinya. Ongkos, sewa upah
belanja, biaya, anggaran adalah kata-kata yang bersinonim yang masing-masing mempunyai bidang
makna dan pengertian khusus.
Perbaikan khasanah kosakata dapat dicapai dengan banyak membaca, lalu mempelajari kata-
kata yang sulit dengan pertolongan kamus. Jika kita melihat kata hutan dalam kamus umum, akan
terungkap beberapa macam makna yang dimilikinya, baik sebagai kata benda (hutan jati), kata kerja
(menghutankan), kata sifat (ayam hutan, menghutan), dan bentuk-bentuk turunannya (kehutanan,
perhutanan, penghutanan) lengkap dengan artinya. Jika penyimakan diteruskan ke kamus istilah,
akan terdapat bentukan perhutanan yang dipadankan dengan istilah Inggris agroforestry. Jadi, dengan
bantuan kamus umum, kamus istilah, dan glosarium, akan dapat diketahui jenis, medan makna,
variasi, cara pemakaian, dan penjabaran kata untuk kemudian dipahami dan dikuasai dengan baik.
Permainan teka-teki silang dapat dijadikan pengisi waktu yang berpotensi menambah kekayaan
kosakata seseorang.
Pemekaran jumiah kosakata yang dikuasai seseorang akan memungkinkannya mengatasi
salah satu kendala utama dalam menulis, yaitu menemukan kata yang tepat. Kalau dijumpai kesulitan
(masalah, persoalan problem, keraguan, dilemma, …) cantumkan pilihan seperti dilakukan di sini.
Dalam memperbaiki naskah nanti akan dapat dipilih (dicari, diambil, diseleksi diganti,
dipertimbangkan) kata yang paling sesuai. Oleh karena itu, kemampuan mengukur kekuatan
(keteltian memilih dan kepiawaian menyusun) kata akan menghasilkan tulisan ilmiah yang hidup dan
dapat menjadi sebuah adikarya. Kebanyakan penulis masih belum memperhatikan penulisan frase
baku dalam kalimat bahasa Indonesia. Mereka masih menggunakan frase yang tidak baku, seperti
Bentuk tidak baku Bentuk Baku
terdiri dari terdiri atas
tergantung pada bergantung pada
bertujuan untuk bertujuan x
berdasarkan kepada berdasarkan pada
membicarakan tentang berbicara tentang atau
membicarakan
antara x dengan y antara x dan y
dibanding… dibandingkan dengan
walau atau meskipun, tetapi… walau atau meskipun …,…(tanpa kata tetapi)

Penulis juga sebaiknya menghindari kata kata yang berlebihan seperti (se)rangkaian,
(se)kumpulan, kelompok yang diikuti kata ulang,
Penulisan yang salah Penulisan yang benar
(se) rangkaian molekul-molekul serangkaian molekul
para responden-responden para responden
beberapa sampel-sampel beberapa sampel
banyak unsur-unsur banyak unsur
Kata yang bersinonim sebaiknya dihindari pemakaiannya secara bersaman
Bentuk Salah Bentuk benar
disebabkan karena disebabkan oleh
agar supaya agar atau supaya
dalam rangka untuk dalam rangka…,atau untuk…
setelah… kemudian… setelah…,
contoh jenis batuan misalnya… contoh batuan ialah… atau
misalnya
…baik…ataupun… …baik maupun…
Seseorang bebas menentukan kata yang tepat untuk mengungkapkan gagasannya dalam
tulisan. Akan tetapi, dalam penggunaan istilah bidang ilmu penulis harus taat pada kata atau istilah
yang sudah dibakukan; istilah tidak dapat diragamkan. Misalnya: propagasi dalam fisika ‘perambatan’
sedangkan dalam biologi ‘perkembangbiakan’.
Dari uraian di atas jelas bahwa kamus umum, kamus sinonim, glosanium, Istilah dan tata dan
kamus isilah harus selalu tersedia di samping pengarang nama ilmiah akan diuraikan pada bab
terpisah.

Penataan Kalimat

Kalimat Indonesia umumnya mempunyai ciri pendek, pasif, dan sederhana. Susunannya dapat
diputarbalikkan dengan mempermutasikan tempat kata-katanya tanpa mengubah artinya, kecuali
untuk memberikan penekanan maknanya. Misalnya, Pengamatan terhadap X dilakukan oleh Sigit
pada tahun 1990 atau Sigit pada tahun 1990 mengamati X. Kalimat yang baik haruslah memiliki
kesatuan pikiran yang bulat dan utuh, serta terdapat koherensi di antara unsur unsurmya. Contoh
kalimat yang memiliki struktur yang berbeda dan dapat berdıri sendini, namun memiliki persamaan
makna ialah Pembelian listrik swasta yang memberatkan PLN merupakan penyebab naiknya tarif
dasar listrik atau Penyebub naiknya tarif dasar listrik ialah pembelian listrik swasta yang
memberarkan PLN atau Kenaikan tarif dasar listrik disebabkan oleh pembelian listrik swasta yang
memberatkan PLN atau Pembelian tarif dasar listrik yang memberatkan PLN menyebabkan kenaikan
tarif dasar listrik. Oleh karena itu, kalimat yang sempuna akan mampu berdiri sendiri terlepas darı
tautannya, serta mudah dipahami maksudnya. Kalimat dalam suatu makalah perencanaan wilayah
yang berbunyi “Terhadap jalan yang lebih lebar ukurannya dan atau jumlah pohon peneduhnya
berbeda caranya" bukanlah merupakan contoh untuk ditiru.

Keefektifan kalimat akan meningkat jika kita mampu memilth kata dan meragamkan
konstruksinya. Menempatkan kata pada posisi yang tepat (Kartodirjo, pakar yang berpengalaman
merajai diskusi dalam Sarasehan Pencerdasan Petani), melakukan pengulangan (berkembang biak,
bereproduksi, proliferasi) dan pertentangan (tidak jatuh ke air, tetapi ke tanah) akan menghidupkan
kalimat. Kalimat adakalanya dapai lebih diefektifkan bila beberapa kalimat pendek digabung dan
bagian-bagian yang setara disejajarkan atau dipertentangkan, atau disusun dengan menekankan
hubungan sebab-akibat. Akan tetapi, penggabungannya harus dilakukan secara berhati-hati agar tidak
berlebihan sehingga kalimat menjadi berkepanjangan, rancu, dan maksudnya tidak langsung dapat
ditangkap. Harus diakui bahwa penyajian tulisan ilmiah tidaklah dimaksudkan untuk menghasilkan
karya sastra. Akan tetapi, ini bukanlah alasan untuk membuat suatu tulisan kering dan membosankan
untuk dibaca. Untuk itu tanda baca yang tersedia hendaklah dimanfaatkan sepenuhnya. Ini akan
memberi peluang untuk membuat kalimat-kalimat suatu tulisan itu segar dan menarik serta berseni
sehingga enak dibaca.
Kekurangcermatan memahami fungsi kata dalam kalimat sering menghasilkan kalimat yang
rancu. Bentuk Penelaahan ini membicarakan tentang kerusakan pascapanen…bukan merupakan
susunan kalimat yang baik, sebab itu harus dikatakan Penelaahan ini membicarakan kerusakan
pascapanen. Kesalahan lain yang sering dijumpai ialah penalaran yang tidak logis, seperti dijumpai
akibat kemubaziran penggunaan kata dari dalam contoh kalimat Dari Tabel 1 memperlihatkan bahwa
yang seharusnya dikatakan Tabel 1 memperlihatkan bahwa. Kesalahan serupa sering terjadi pada
penyimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa... yang cukup baik jika disajikan
menjadi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa.
Adapun kalimat bahasa Indonesia yang baku mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
1. Fungsi tata bahasa selalu dipakai taat asa dan tegas, maka subjck dan predikat sclalu harus ada
Para peneliti pergi ke lapangan percobaan
bukan
Para peneliti pergi ke lapangan percobaan
2. Pemakaian ejaan dan istilah resmi secara bertaat asas
3. Bersih dari unsur dialek dacrah, variasi bahasa Indonesia, dan bahasa asing yang belum dianggap
sebagai unsur bahasa Indonesia, kecuali untuk istilah bidang ilmu tertentu.
Dalam penulisan ilmiah, gaya penulisan yang beremosi perlu dihindari. Oleh karena itu,
ungkapan seperti kesimpulan amat berarti, temuan mahapenting atau hasil sangat menarik harus
dihindari. Jadi, kalau akan menyatakan bahwa yang akan diceritakan itu menarik buatlah hal itu betul-
betul menarik dengan cara menyampaikan hasil pemikiran secara rasional.

Pengefektifan Paragraf
Banyak mahasiswa Indonesia belum dapat membuat paragraf secara efektif. Kegagalan ini
terjadi karena tidak dipahaminya fungsi paragraf sebagai pemersatu kalimat yang koheren serta
berhubungan secara sebab-akibat yang disertai dengan alasan yang makul (logis dan efektif) dan
objektif untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema. Oleh karena itu, sering dijumpai tulisan
yang sukar dipahamı sebab tidak jelas pemisahan bagian-bagiannya untuk menghasilkan argumen
yang meyakinkan. Kesulitan seseorang memulai menulis juga disebabkan oleh tidak diketahuinya
adanya fungsi paragraf pembuka, paragraf penghubung, serta paragraf penutup.
Paragraf dapat didefinisikan sebagai satu unit informasi yang memiliki topik atau pikiran
utama atau topik sebagai dasarnya dan disatukan oleh ide pengontrol. Kalimat-kalimat dalam satu
paragraf harus saling berkait secara utuh untu membentuk satu kesatuan pikiran. Suatu paragraf yang
baik ialah paragraf yang mampu mengarahkan dan membawa pembaca memahami dengan baik
kesatuan informasi yang diberikan penulis melalui ide-ide pengontrolnya.

Ide Pengontrol
Ide pengontrol atau pengendali ide merupakan pusat ide yang dibentuk dalam suatu kalimat.
Dengan demikian, ide pengontrol merupakan ringkasan dari semua informasi yang terkandung dalam
paragraf tersebut. Jadi, ide pengontrol akan membatasi ide-ide yang dapat masuk ke dalam suatu
paragraf. Ide pengontrol yang disusun dalam suatu kalimat disebut sebagai kalimat topik.

Kalimat Topik
Kalimat topik merupakan sebuah kalimat yang mengandung pikiran utama dan ide yang akan
dibentuk dan diterangkan oleh kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf. Kalimat topik dapat
diletakkan di awal, di tengah, atau di akhir paragraf. Akan tetapi, kalimat topik pada umumnya
diletakkan di awal karena penulis akan lebih mudah menentukan informasi apa saja yang akan atau
tidak akan dimasukkan ke dalam paragraf. Di samping itu, pembaca juga akan segera mengetahui apa
yang diceritakan oleh paragraf tersebut dengan mudah dan cepat. Jadi, kalimat topik merupakan suatu
kalimat yang lengkap, bersifat umum dan menyatakan topik masalah yang akan dibahas serta ide
pengontrol yang akan menentukan kalimat-kalimat berikutnya untuk membentuk suatu paragraf.
Kalimat-kalimat yang mendukung kalimat topik dalam satu paragraf sesuai dengan ide pengontrolnya
disebut kalimat pendukung. Contoh kalimat topik:
Merokok dapat menjadi kebiasaan yang mahal
TOPIK IDE PENGONTROL

Untuk mengembangkan kalimat topik di atas menjadi suatu paragraf, langkah selanjutnya
yang hanus dilakukan ialah mengumpulkan segala informasi yang dapat mendukung kalimat topik
sesuai ide pengontrolnya. Informasi pendukung yang dimaksud di antaranya ialah
1. Harga rokok sekitar Rp5000 per bungkus
2. Rata-rata pecandu rokok menghabiskan dua bungkus per hari.
3. Pengeluaran pencandu untuk rokok sekitar Rp3 650 000 per tahun
4. Perokok harus mengeluarkan uang ekstra untuk mengganti bajunya yang berlubang.

Informasi pendukung di atas diubah menjadi kalimat pendukung sehingga membentuk suatu paragraf
yang utuh dan koheren. Bentuk paragraf yang dapat disusun ialah sebagai berikut:

Merokok dapat menjadi kebiasaan yang mahal. Seorang yang sudah mencandu rokok rata-rata
menghabiskan rokok sekitar dua bungkus per hari. Dengan harga rokok rata-rata Rp5000 per
bungkus, maka seorang pecandu akan mengeluarkan uang sekitar Rp3 650 000 per tahun.
Banyaknya pengeluaran per tahun dapat melebihi nilai tersebut karena pencandu rokok juga
harus mengeluarkan uang ekstra untuk mengeanti bajunya yang berlubang karena percikan api
rokok.

Patokan tentang panjang suatu paragraf tidak ada. Jadi, penulis harus dapat mengendalikan
sendiri panjang paragraf berdasarkan beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh masalah yang
ditulis. Paragaf yang terlalu panjang dan memenuhi seluruh halaman tidak efekuf. Untuk menghındari
paragraf yang terlalu Panjang, kalimat topik jangan terlalu umum dan hendaknya terfokus pada segi
tertentu.

Kalimat topik yang terlalu umum:

Minum kopi tidak baik


TOPIK IDE PENGONTROL

Dengan kalimat topik di atas, akan banyak informasi pendukung yang harus dimasukkan di antaranya
ialah informasi-informası pendukung yang berkaitan dengan hal (a) bagaimana sehingga dikatakan
tidak baik (b) untuk siapa dan mengapa tidak baik (c) apakah minum sedikit tidak baik dan (d) apakah
minum banyak jelek. Dengan demikian, paragraf yang dibentuk akan panjang. Kalimat topik yang
baik mempunyai topik yang jelas dan terfokus pada segi tertentu

Minum kopi lebih dari empat gelas per hari dapat


TOPIK
Membahayakan kehamilan
IDE PENGONTROL

Dalam suatu paragraf, kalimat yang mendukung kalimat topik juga dapat didukung oleh beberaps
kalimat pendukung lainnya. Sebagai contoh ialah paragraf berikut:

(1)
Ada dua alasan utama mengupa saya memutuskan untuk memilih 1PB setelah amat SMA.
(2)
Pertama biaya tidak terlalu mahal. Biaya kuliahnya cukup murah dan boleh dibayar dua kali.
(3)
Hal ini penting karena orang tua saya bukan orang kaya. (4)Dengan sistem angsuran, orang tua
(5)
saya tidak begitu sulit membayar uang kuliah saya. Kedua, sistem pendi-dikannya yang baik.
(6)
IPB sudah dikenal karena tenaga pengajarnya banyak yang bergelar doktor dan
berpengalaman baik dalam mengajar. (7)Selain itu, di samping kuliah, mahasiswanya juga dibert
praktik baik di laboratorium maupun di lapangan.

(1)
Dua alasan utama … (Kalimat Topik/KT)
(2)
Pertama, … (Kalimat Pendukung/KP)

(3)
biaya kuliah murah… (KP)
(4)
sistem Pembayaran (KP)

(5)
Kedua, … (KP)

(6)
tenaga pengajar baik… (KP)
(7)
praktikum… (KP)

Sebagai pedoman dalam pengecekan baik tidaknya paragraf beberapa pertanyaan berikut di
antaranya dapat diajukan:

1. Apakah topiknya jelas?


2. Apakah paragraf sudah mempunyai kalimat topik? Kalau tidak, dapatkah kalimat topik
dinyatakan secara implisit (tersirat)?
3. Apakah paragraf sudah jelas dan ide pengontrolnya terfokus?
4. Apakah paragraf sudah utuh, semua kalimat pendukung mendukung ide pengontrol?
5. Apakah paragraf sudah koheren, kalimat disusun secara logis dan mengalir lancar?
Apabila semua pertanyaan tersebut dijawab YA, maka dapat dikatakan bahwa paragraf tersebut sudah
baik.
Pertalian Kalimat
Paragraf yang baik harus mempunyai kesetalian kalimat. Untuk mempersatukan kalimat agar
paragraf dapat menjadi paragraf yang efektif, penulis harus memperhatikan bentuk kalimat, makna
kalimat, dan logika kalimat. Selain itu diperlukan pula kata rangkai atau kata transisi karena kata
tersebut akan membantu kita ketika harus menunjukkan berbagai penalian kalimat dalam paragraf.
Hubungan atau pertalian kalimat dalam paragraf antara lain:
Tambahan: selanjutnya, di samping itu, seperti halnya..., lagi pula, berikutnya, akhirnya
Pertentangan: akan tetapi, bagaimanapun, walau demikian, sebaliknya
Peribandingan: seperti halnya..., dalam hal yang sama
Akibat atau hasil: jadi, karena itu, oleh sebab itu
Tujuan: agar, untuk
Singkatan: pada umumnya, secara singkat, ringkasnya, pendeknya
Tempat: berdampingan dengan, berdekatan dengan
Waktu: sesudah ..., beberapa saat kemudian
Kata-kata yang bersinonim dapat juga berfungsi sebagai kata transisi agar paragraf tidak
membosankan. Untuk itu, gunakanlah kamus untuk mencari kata yang tepat, contohnya Enzim α-
amilase mengatalisis hidrolilsis ikatan... Enzim ini digunakan secara luas dalam industri...,
Penggunaan amilase dari bakterihalofil tersebut dapat memberikan keuntungan karena...
PENULISAN ANGKA, LAMBANG,
ISTILAH, DAN TATA NAMA ILMIAH
Konsep dasar dalam mencipta istilah baru dalam pelbagai bidang ialah Pedoman Umum
Pembentukan Istilah, sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan No. 0389/U/1988.
Dalam pedoman tersebut dianjurkan untuk menggunakan kosakata bahasa Indonesia terlebih dulu. Apabila
dalam bahasa tidak ada kosakata yang tepat atau mendekati, maka barulah berturut-turut dicari
padanannya dari kosakata bahasa serumpun dan terakhir dari kosakata bahasa asing (terutama bahasa
Inggris). Segi tata bahasa peristilahan juga perlu diperhatikan namun sejumlah istilah dari bahasa asing
telah tersedia padanannya sehingga pengguna tinggal mencarinya dalam Glosarium Biologi, Fisika,
Kimia, Matematika (termasuk Statistika), ilmu terapan dan humaniora yang telah tersedia dalam bentuk
cakram kompak (compact cakram, CD).
Angka dan Bilangan
Penulisan angka dan bilangan dalam tulisan ilmiah biasanya menggunakan satuan dasar yang
dianut secara universal, yaitu satuan Sistem Internasional (biasa disingkat SI dari Systéme International d
’Unités). Berikut ini akan diterangkan secara ringkas pedoman umum dalam penulisan angka dan bilangan
yang diambil dari beberapa pustaka termasuk dari Pusat Bahasa.
Angka adalah suatu lambang yang dapat dikombinasikan untuk menyatakan suatu bilangan. Ada
dua macam angka, yaitu 10 angka arab 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 dan angka romawi. Untuk keperluan
penomoran halaman bagian pelengkap pembuka tulisan biasanya digunakan angka romawi dengan huruf
kecil. Bilangan adalah pernyataan dalam bentuk numerik atau kata-kata. Dari suatu penghitungan,
pencacahan, atau pengukuran; sebagai contoh: 547.2; 6 Juta; 1.54 >< 10 6 . Bilangan dapat dibentuk dalam
angka romawi dengan mengombinasikan 7 huruf yang nilai-nilainya diperlihatkan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Angka romawi dan angka arab


Angka romawi Angka arab
I,i 1
V,v 5
X,x 10
L,l 50
C,c 100
D,d 500
M,m 1000
Catatan: suatu tanda garis di atas huruf menyatakan bahwa nilai bilangan itu dikaitkan 1000.
Misalnya: V= 5000

Dalam penulisan ilmiah, penulisan bilangan dengan angka-angka arab lebih disukai dibandingkan
dengan uraian kata bilamana bilangan itu dikaitkan dengan sesuatu yang dapat dihitung atau diukur,
contohnya 5 buku,10 rumah. Contoh lain yang juga mengikuti aturan ini ialah 3 hipotesis, 7 sampel, 328
asam amino.

Secara umum, angka dalam laras bahasa teks digunakan untuk:

1. Menyatakan lambang bilangan atau nomor (10 untuk b1langan sepuluh)


2. Menyatakan jumlah yang mendahului satuan ukuran (24 g, 19 m, 13 jam, 100

ha, 27 °C)

3. Menyatakan nilai uang, tanggal, waktu, halaman, penunjukan urutan yang

diawali ke-, persentase (Rp25.50; 1 Januari; pukul 07.15; halaman 123; abad

ke-21; 25%)

4. Menunjukkan jumlah yang berkaitan dengan manipulasi matematika seperti nisbah dan faktor
perkalian, [12 dikalikan 5, suatu faktor 2, 5:1, 1000 kali (atau “1000 ><”)] -

5. Menunjukkan satuan pada bilangan kisaran, (5-10 cm, 35-42 °C)

6. Menomori karangan dan bagiannya (Bab III, Pasal 2, halaman 51). “Angka termasuk”—yang
menyatakan kisaran-- dipisahkan dengan perkataan sampai atau tanda pisah en yang berarti ‘sampai
dengan dan termasuk’. Kata ‘sampai’ biasanya dipakai dalam teks, sedangkan tanda pisah dipakai dalam
misalnya: “Paceklik hebat menimpa Madura mulai tahun I881 sampai 1890

“Angka dan tahun termasuk” yang ditulis memakai tanda pisah dapat ditulis penuh (1945-1949),
tetapi dapat pula disingkat dengan menghilangkan bagian yang sama (1945-49). Penyingkatan dapat
dilakukan pada angka yang melebihi dua digit (34-39, tidak boleh 34-9, 334-339 menjadi 334-39, atau
334-9). Penyingkatan tidak boleh dilakukan bila angka pertama berakhir dengan 00 (200-208, bukan 200-
08 atau 200-8), tetapi bila angka terakhir keduanya didahului 0 maka yang ditulis hanya angka terakhir
tersebut: 1903-1908 disingkat menjadi 1903-8 dan bukannya 1903-08.

Tanda desimal dalam bilangan dinyatakan dengan koma atau titik. Jika dalam tulisan
menggunakan titik sebagai tanda desimal, sebaiknya Anda memberikan catatan penjelas pada awal
d1temukan tanda desimal. Catatan pénjelas dapat dilakukan dengan memberikan catatan kaki pada
bilangan ini. Penulisan bilangan dengan tanda desimal mengikuti aturan sebagai berikut:

1. Bilangan dengan angka desimal diantarai tanda titik. Misalnya

2.3 untuk dua titik tiga

Dalam penulisan teks yang mempunyai deret angka dengan desimal, maka antara angka desimal
dipisahkan dengan koma. Misalnya
Hasil padi di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur berturut-turut ialah 4.3, 4.0, 4.7 ton per
hektar
2. Dalam penulisan bilangan desimal yang lebih kecil diawali dari satu harus selalu diawali
dengan angka. Misalnya
0.35 bukan .35
0.2537x106 bukan .2573x106
Cara penulisan berikut biasanya lebih disukai :
2.537 x 103
Akan tetapi, bila perlu sekumpulan bilangan dalam daftar atau senarai dapat dikecualikan dari
aturan di atas. Misalnya :
.123
.124
.125
.126
3. Dalam daftar atau tabel yang bilangannya hanya terdiri atas angka (tanpa desimal) dapat
dituliskan dalam kelompok-kelompok tiga angka yang dipisahkan oleh spasi tanpa menggunakan tanda
koma. Misalnya :
1 234 567 (bukan 1,234,567)
Aturan penulisan lambang bilangan adalah sebagai berikut
1. bilangan utuh
12 dua belas
26 dua puluh enam
235 dua ratus tiga puluh lima
2. Bilangan pecahan
¼ seperempat 10% sepuluh persen
2/3 dua pertiga 3.6 tiga enam persepuluh
3. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut:
Bab IV abad XXI
Bab ke-4 abad ke-21
Bab keempat abad ke dua puluh dua
4. Penulisan bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara tahun 30-an
5. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,
kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam rincian dan pemaparan.
Misalnya:
Perkembangan bunga diamati lima kali sehari
Di antara 30 orang yang hadir di dalam pemilihan, 15 suara menyatakan setuju, 10 suara tidak
setuju dan 5 suara blangko.
6. Lambang bilangan di awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu susunan diubah sehingga
bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, tidak terdapat lagi misalnya :
Lima puluh orang responden diwawancarai dalam acara kemarin.
Bukan 55 orang responden diwawancarai dalam acara kemarin.
(Sebaiknya ditulis ”Dalam acara kemarin 55 orang responden diwawancarai”)
7. Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah
dibaca. Misalnya:
Untuk analisis kimia dikenakan biaya 25 juta rupiah
8. Kalau bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat. Misalnya:
Bersama ini kami kirimkan uang sebesar Rp 30.000.00
(tiga puluh ribu rupiah)
Beberapa penelitian ada yang berhubungan dengan organisme seperti tumbuhan, hewan,
cendawan*, protista dan bakteri. Tiap-tiap organisme tersebut mempunyai nama ilmiah yang penulisannya
mengikuti suatu sistem. Nama ilmiah organisme ditulis mengikuti sistem binomium. Nama tersebut terdiri
atas dua kata: kata pertama diawali dengan huruf kapital dan kata kedua biasanya menerangkan kata
pertama ditulis dengan huruf kecil, misal Oryza sativa. Nama ilmiah suatu organisme harus
dituliskan dengan benar dan dicetak miring titik organisme yang sudah cukup jelas dan diketahui secara
umum tidak perlu diberikan nama ilmiahnya misalnya padi.
Penulisan peringkat takson untuk bakteri, cendawan*, tumbuhan, lumut kerak, ganggang, manusia
dan hewan berbeda. Titik penulisan berdasarkan pada konvensi ilmiah untuk masing-masing kelompok
tersebut dapat diatur dari CBE tahun 1994 pada bagian keempat Special Scientific Convention. Penulisan
tata nama dan taksonomi virus kelompok bukan prokariota dan bukan eukariota diuraikan juga dalam
bagian tersebut.
Disini akan diberikan contoh penulisan takson untuk cendawan, nama daerah, contoh kombinasi
penulisan sistem binomium, nama genus, subspesies atau varietas, penandaan galur, nama takson dan
kultivar dan beberapa istilah yang berhubungan dengan genetika.
Penulisan nama dunia, kelas, ordo, atau (akhiran –ales) dan famili (akhiran –aceae) menggunakan
huruf romawi dan huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital. Nama genus dan setelah nama takson genus
dicetak italik. Huruf awal nama setelah nama takson genus mengghnakan huruf kecil.
Dunia : Fungi
Filum : Zygomycota
Kelas : Zygomycota
Ordo : Glomales
Famili: Glomaceae
Genus : Glomus
Spesies : Fasciculatum
Khususnya nama famili dan nama genus suatu virus diawali dengan huruf kapital (diakhiri dengan
-viridae dan -virus) yang ditulis dengan huruf miring. Misalnya Herpesviridae, Retroviridae dan
Alphavirus, Coronavirus.
Nama daerah seringkali digunakan untuk suatu genus. Akan tetapi tidak ada peraturan yang
digunakan dalam pembentukannya dan nama tersebut dapat beragam menurut bahasa dan tempat.
Penulisan nama daerah selalu dalam huruf romawi dan huruf kecil: basilus, brucella, rhizobium, vibrio.
Kombinasi Penulisan Sistem Binomial
Nama genus spesies harus dituliskan lengkap dalam judul dan pertama kali penyebutan dalam
abstrak dan teks naskah. Selanjutnya penulis menggunakan singkatan dari satu huruf awal genusnya saja,
misalnya: Salmonella thypi dan Pseudomonas aeruginosa pada pertama kali penyebutan kemudian cukup
ditulis S.thypi dan P.Aeruginosa. Penulisan singkatan dengan lebih dari satu huruf tidak diperkenankan
seperti Ps. aeruginosa.
Dalam penulisan beberapa spesies dari satu genus penulis perlu memperhatikan ketentuan sebagai
berikut:
1. Nama genus harus dituliskan lengkap pada judul dan harus disebutkan pertama kali dalam
abstrak dan teks
2. Untuk spesies berikutnya nama genus disingkat : Pseudomonas aeruginosa, P. denitrificans, P.
Fluorescens, dan P. Putida
Apabila nama genus berbeda, tetapi mempunyai huruf awal sama perlu diperhatikan cara
penulisannya agar pembaca mudah memahami maksud penulis. Organisme yang sudah umum dikenal
dapat dituliskan dengan mengikuti singkatan yang berlaku. Sebagai contoh,jika penulis akan menunjuk
kembali kepada Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus penulis dapat meningkatnya sebagai
S.mutan dan S.aureus. Demikian pula, E.coli selalu dapat disingkat setelah pemunculannya yang pertama.
Nama genus yang belum di kenal secara umum dituliskan dengan lengkap setiap kali muncul dalam teks
agar pembaca tidak bingung:
“Semua galur yang diisolasi ialah Methanobrevibacter smithii dan galur ini sangat mirip seperti
galur yang diisolasi oleh Nottingham dan Hungate yang juga merupakan methanobrevibacterium smithii
dan bukan Methanobrevibacterium ruminantum atau Methanobrevibacterium ruminantium.
Nama genus
Nama genus jarang digunakan tanpa nama spesies. Hanya pada keadaan tertentu saja nama genus
dituliskan sendiri untuk menunjukkan seluruh spesies yang tergolong ke dalamnya, misal genus
Rhizobium, atau nama genus berfungsi sebagai kata sifat: keracunan Salmonella.
Jika penulis yakin akan organisme tersebut, sebaiknya di sebutkan dengan lengkap. bentuk
menuliskan Salmonella saja harus dihindari, tetapi tuliskan S.typhi. seandainya tidak yakin spesies yang
mana, penulis dapat menuliskan Rhizobium sp (untuk satu spesies) atau Rhizobium spp (untuk lebih dari
satu spesies) atau nama daerahnya.

Subspesies atau varietas


nama subspesies atau varietas dituliskan seperti yang berlaku pada spesies, yaitu nama genus
harus ditulis dengan lengkap pada judul dan kemunculan pertama kali dalam abstrak dan teks : selanjutnya
nama genusnya di singkat. Subspesies digunakan untuk bakteri Sedangkan untuk organisme yang lain
biasa digunakan varietas. contoh: Campylobacter fetus subsp venerialis pada pemunculan pertama, C.
Fetus subsp, venerialis pada pemunculan selanjutnya; Oryza sativa varietas cisadane.

Penandaan Galur
Penandaan galur suatu organisme dapat menggunakan huruf dan angka sebagai satu kesatuan atau
terpisah: INA123, INA 123, APS248, APS 248, YM 243, YM243. Penanda tersebut harus taat asas dalam
seluruh naskah termasuk dalam tabel atau gambar.
Jika penanda galur tersebut dituliskan dengan nama ilmiah, kata galur tidak digunakan:
G.fasciculatum APS248 bukan G.fasciculatum galur APS248. Jika penanda galur muncul bersama dengan
nama genus saja, kata “galur” menyertainya: Glomus galur APS248 atau Glomus sp. galur APS248, bukan
Glomus APS248 atau Glomus sp. APS248.
Penandaan galur dapat digunakan tanpa menggunakan nama ilmiahnya: INA123 atau Galur
INA123; keduanya dapat diterima. Jika nama galur hanya terdiri atas angka saja atau nama orang akan
lebih baik jika disertakan kata “galur” setiap kali muncul dalam teks.
Genotipe atau fenotipe tidak digunakan untuk penandaan galur: “galur leuC6 seharusnya ditulis
“galur yang mengandung leuC6”.

Nama Takson
Nama takson yang dikemukakan dalam kaitannya dengan sejarah perlu penambahan nama penemu
yang mempublikasikan yang pertama kali. Misalnya Trichoderma pseudokoningii Rifai. Jika suatu spesies
dipublikasikan pertama kali oleh seorang penemu dan diklasifikasikan kembali oleh orang lain, nama
penemu pertama diletakkan dalam tanda kurung: Bacteriodes melaninogenicus (Oliver & Wherry) Roy &
Kelly.
Istilah-istilah Latin yang digunakan dalam taksonomi bersama nama takson di singkat dan
menggunakan huruf romawi (Tabel 2). Misalnya: Glomus fasciculatum (Thaxter) Gerdeman & Trappe
emend. Walker & Koske

Nama Kultivar
Tanaman budidaya atau kultivar sering di acu dengan nama khas yang dinyatakan dengan
memberi tanda petik tunggal atau dengan mengawali namanya dengan singkatan “cv”. Nama kultivar
ditulis dengan huruf awal kapital dan tidak perlu ditulis dengan italik. contohnya : salak bali cv. Nenas
atau salak bali ‘Nenas’ atau Salacca zalacca cv. Nenas atau Salacca zalacca ‘Nenas’.

Genetika
Sifat pada suatu organisme yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dikendalikan
oleh gen. Ilmu yang mempelajari tentang gen dan keragamannya disebut genetika. Sifat genetika suatu
organisme dikatakan dalam bentuk fenotip dan genotip. Fenotip merupakan sifat pada suatu organisme
yang bisa diamati secara fisik dengan panca indra, sedangkan genotip adalah konstitusi genetika sifat
tersebut.
Tabel 2. Singkatan yang umum digunakan dalam taksonomi
Singkatan Istilah Arti
bv. biovar varietas biologi
comb. nov cpmbination nova kombinasi baru
corrig. corrigendum dikoreksi
cv. cultivar varietas khusus untuk
tanaman
emend. emendavit dikoreksi dengan
penambahan
fam.nov. familia nova famili baru
f.sp. forma specialis forum khusus
gen. nov. genus novum genus baru
nom. approb. nomen approbatum nama yang dibuktikan
nom.cons. nomen conservation nama yang dipertahankan
nom. nov. nomen novum nama baru
nom. nud. nomen nudum nama yang tidak
dipertelakan
nom. rej. nomen rejiciendum nama yang ditolak
nom. rev. nomen revictum nama yang dihidupkan
kembali
pv. pathovar varietas patogen
sp. species (sing.) satu spesies
sp. nov. species nova spesies baru
spp. species (pl.) banyak spesies
subsp. subspecies sub spesies
var.* varietas varietas
var. nov.* varietas nova varietas baru
*Tidak digunakan pada nama bakteri

Resistensi obat
Untuk menunjukkan ketahanan (resistensi, resistence) dan kepekaan (sensitivitas, sensivity)
terhadap obat, pergunakan fenotip nya bukan genotipnya. Penulisan fenotip bakteri yang resisten terhadap
antibiotik ampisilin dan sensitif terhadap antibiotik tetrasiklin ialah Amp rTets bukan amprtets. Perhatikan
bahwa dalam penulisan tidak menggunakan tanda koma.
Resistensi dan sensitifitas yang dibawa kromosom inang ditunjukkan oleh tiga huruf Romawi dan
diawali oleh huruf kapital serta r dan s superskrip, seperti AmprTets bukan AmpRTetS. Huruf penanda
superskrip ini harus dituliskan. Resensi dan sensitivitas yang dibawa oleh plasmid di dalam bakteri
ditunjukkan oleh dua huruf Romawi yang diawali oleh huruf kapital: Ap atau Ap r, dan Aps. Huruf penanda
sifat resistensi, superskrip bersifat r boleh ditulis boleh tidak tetapi harus taat asas.
Singkatan tata nama fenotipe tersebut tidak digunakan untuk menjelaskan nama obat itu sendiri
sebagai contoh “resistensi rendah terhadap Tet” dan “mengandung 5 µg Tet” harus ditulis “resistensi
rendah terhadap tetrasiklin” dan mengandung 5 µg tetrasiklin”.

Fenotipe
Penandaan fenotip harus digunakan jika (lokus) gen mutan belum diidentifikasi dengan benar.
Penanda fenotip yang umum digunakan terdiri atas lambang singkatan tiga huruf romawi diawali dengan
huruf kapital: Fep, Tol, Pol, sedangkan FepA boleh digunakan untuk penanda protein yang disandikan oleh
gen fepA.
Suatu seri beberapa mutan yang toleran bakteriosin boleh dinyatakan dengan penanda Toll dan
Tolll, dan seterusnya atau suatu seri beberapa mutan polimerase asam nukleat boleh diberi lambang volt
Pol1, Pol2 dan Pol3 dan seterusnya.
Secara umum tanda plus (+) superskrip digunakan untuk menunjukkan tipe liar atau karakteristik
positif (Tol+) dan tanda minus (-) superskrip digunakan untuk tipe mutan atau karakter negatif (Tol -Pol-).
Jangan menggunakan tanda minus superskrip untuk nama gen seperti dalam “galur itu ara-“ seharusnya
“galur yang membawa mutasi ara” dan “galur ara” seharusnya “mutan ara”. Huruf bukan kapital
superskrip boleh digunakan untuk lambang fenotip. Strs untuk fenotip sensitifitas terhadap streptomisin
dan Strr untuk fenotip resistensi terhadap streptomisin. hindari penggunaan huruf superscript r dan S untuk
nama gen. “ Gen STRs” dapat diubah menjadi “gen resistensi streptomisin”.

Genotipe
Penandaan genotip tidak sesederhana seperti pada awal perkembangan genetika sebagai ilmu.
Akan tetapi banyak menandakan masih digunakan seperti contoh araAl: tiga huruf bukan kapital miring
(italik) untuk nama gen, satu huruf kapital italik untuk lokus dan angka arab italik untuk nomor alel. Tanda
penghubung digunakan untuk menggantikan tanda lokus yang hilang
fep (gen)
fepA (gen+lokus)
fepA1 (gen+lokus+alel)
fep-1 (gen+alel)
Pada beberapa kejadian, tata nama ini belum baku dan tidak mengikuti kaidah tersebut. Contoh
gen Escherichia coli TerA dan RhsA; gen Bacillus Spo0A dan spollD dan seterusnya.
Promotor, terminator dan operator sebaiknya ditunjukkan dengan huruf yang hendak bersesuaian:
lacZp, lacZt dan lacZo serupa dengan itu situs atenuator hendaknya ditulis lacZa. Suatu mutasi promoter
boleh dituliskan seperti contoh: glnAp234. Jika gen mempunyai lebih dari satu promoter, maka gunakan
angka arab subskrip, contoh: glnAp1, glnAp2. Demikian juga untuk terminator dan operator.

Fisika

Besaran, satuan dan lambang


Besaran fisika yang disarankan penggunaannya di Indonesia adalah besaran yang mengacu pada
sistem satuan internasional (SI). Ada tiga macam besaran yaitu Besaran Dasar (pokok) terdiri atas tujuh
subbesaran, Besaran Tambahan terdiri atas dua subbesaran dan Besaran Turunan (tabel 3).
Tabel 3 besaran fisika sistem SI dan satuannya
Besaran Sub Besaran Satuan Lambang
Dasar panjang meter m
massa kilogram kg
waktu detik (sekon) s*
arus listrik ampere A
suhu termodinamik kelvin K
jumlah zat mol mol
intensitas cahaya kandela cd
tambahan sudut datar radian rd
sudut ruang steradian sr
luas meter2 m2
Turunan kecepatan, kelajuan meter/detik m s-1
percepatan meter/detik2 m s-2
kerja (usaha), energi joule J
daya watt W
tekanan pascal Pa
muatan listrik coulomb C
beda potensial listrik volt V
hambatan listrik ohm Ω
konduktivitas listrik siemens S
kapasitas listrik farad F
fluks magnetik weber Wb
fluks cahaya lumen lm
iluminans lux lx
luminans (serian) kandela/ meter2 cd m-2
frekuensi hertz hz

Penggunaan satuan yang disarankan dalam penulisan karya ilmiah di Indonesia ialah yang
mengacu pada sistem SI yang didasarkan sistem metrik dan kelipatan 10-nya. Misalnya: panjang dalam
meter(m), maka untuk kelipatannya boleh dakam dm, cm, mm, µm, nm, pm atau leipatan sepuluh yang
lain (Tabel 2).
Kelipatan awalan lambang kelipatan Awalan
10-1 desi d 101 deka
10-2 senti c 102 hekto
10-3 mili m 103 kiklo
10-6 mikro µ 106 mega
10-9 nano n 109 giga
10-12 piko p 1012 tera
10-15 femto f 1015 peta
10-18 ato a 1018 eksa
10-21 zepto z 1021 zeta
10-24 yoktor y 1024 yota

Nama orang yang Dijadikan Nama Satuan


Nama-nama orang yang dijadikan nama satuan, huruf awal nama orang tersebut ditulis dengan
huruf kecil, tetapi lambangnya dimulai dengan huruf besar. Beberapa contoh yang sering dijumpai dapat
dilihat pada tabel 5.
Tabel 5 Bebebrapa nama orang yang dijadikan nama satuan
Nama orang Nama satuan Besaran Lambang
Newton newton gaya (kakas) N
Joule joule energi, usaha J
Coulomb coulomb muatan listrik C
Siemens siemens konduktans listrik S
Ohm ohm hambatan listrik Ω
Pascal pascal tekanan Pa
Weber weber fluks magnetik Wb
Hertz hertz frekuensi Hz

Penggunaan Saatuan SI
Awalan satuan SI. Penulisan penggunaan awalan satuan SI antara lain sebagai berikut:
a. Nilai desimal yang merupakan kelipatan dari kilo gram (kg) ditulis dengan menggabungkan
awalan SI dengan g (gram) bukan dengan kg, misalnya mikrogram untuk menyatakan kelipatan 10 -6 kg
bukan dengan mikrogram.
b. Awalan satuan SI dapat digabungkan dengan satuan dasar, satuan tambahan, satuan turunan
misalnya cm µA, µmol dan MHz
c. Awalan SI dapat digabungkan dengan satu atau lebih lambang satuan untuk menyatakan satuan
campuran misalnya di µmal dm-3
d. Penggabungan penggunaan awalan harus dihindari, misalnya untuk menyatakan 10 -9m ditulis
nm bukan mm

e. Kombinasi dari awalan dan lambang untuk satuan dianggap sebagai satu lambang dapat di
pangkat kan tanpa menggunakan tanda kurung misalnya cm 3
Satuan untuk perkalian dan pembagian. Beberapa cara dapat digunakan untuk menyatakan
perkalian pembagian. Cara seperti pada tabel ini dapat digunakan asal taat asas cara penulisannya.
Besaran Singkatan yang Boleh ditulis Tidak boleh di tulis
disarankan
Momen gaya Nm Nm Nm, N.m
Daya J s-1 Js-1
J/s,

Tetapan umum gas J mol-1 k-1 J/mol/K

Penulisan angka yang diikuti satuan. Angka yang diikuti satuan dapat ditulis sebagai berikut:
1. Penulisan angka yang diikuti satuan angka yang diikuti satuan dapat ditulis sebagai berikut
penulisan antara nilai numerik dan satuan diberi jarak atau spasi. Misalnya gaya 100 N frekuensi 50 Hz
jadi bukan ditulis 100N 50 Hz
2. Penulisan antara angka dan tanda derajat dan satuannya ada spasi. Misalnya 20 °C bukan 20°C
atau 20° C
Pembedaan penulisan lambang ukuran dan satuan. Lambang ukuran ditulis dengan huruf
tegak dan lambang untuk satuan ditulis italik. Misalnya beda potensial ditulis dengan V sedangkan
satuannya fall V: 20 V A atau V=20 volt.
Hal lain yang perlu diperhatikan ialah penulisan nilai numerik yang disertai satuan tidak
menggunakan. Setelah lambang kecuali pada hari akhir kir lama kalimat.

Pengutipan satuan di dalam tinjauan pustaka. Kerap kali daftar pustaka yang dijadikan
sebagai acuan penulisan tercantum satuan buku SI atau kelipatan 10-nya. Jika hal tersebut yang dikutip
maka disarankan mengutip sesuai dengan aslinya dan memberikan konversinya ke dalam satuan di
belakangnya (tabel 7), cukup satu kali untuk satuan yang sama. Misalnya tekanan udara di daerah itu 1 atm
(1.013 x 105 N m-2).
Besaran Konversi
Panjang 1 inci ( 1 in)= 0.0833 feet = 0.0254
Massa 1 slug = 14,59 kg
Kecepatan I mil/jam= 0.4470 m/s =0.6869 knot
Gaya(kekal) 1 lbf (biasa ditulis lb, dibaca pound)=4.448 N
Tekanan 1 atm = 1.013 bar=14.7 psi(lb/m 2)=76 cm
Hg=1.013 x 105 N m-2
Energi 1 kcal=1000 cal = 3.968 Btu=4185 J
Daya Fluks magnetik 1 HP=745.7 W=0.01782 kcal/s= 2545 Btu/jam
Intensitas medan 1 Maxwell(Mx)= 10-8 weber (Wb)
magnetik 1 gauss = 10-4 Wb/m2

Tabel d8 memperhatikan memperlihatkan sejumlah tata istilah dalam bidang fisika yang lebih
sering digunakan oleh masyarakat. Bagaimanapun istilah yang tercantum dalam glosarium fisika perlu
mulai digunakan.

Ilmu komputer
Istilah dan penulisannya
Telah terbit buku glosarium yang berisi istilah istilah bidang teknologi informasi. Dalam
Glosarium tersebut dimuat ±3200 istilah Indonesia. Dalam tabel 9 dapat dilihat beberapa istilah yang
sudah dipadankan dalam bahasa Indonesia. Namun beberapa istilah bahasa Inggris ditulis italik dan
beberapa istilah bahasa Inggris sudah diserap dalam bahasa Indonesia seperti internet dan email
Lambang
Di dalam ilmu komputer dikenal banyak lambang (tabel 10). Lambang tersebut digunakan dalam
pembuatan diagram, contoh dapat dilihat pada Gambar 1.
Tabel 9 Beberapa istilah komputer dan padanannya dalam bahasa
Indonesia
Bahasa Inggris Bahasa Indonesia
Addressing mode Ragam pengalamtan
AND gate Gerbang AND
Assembler Perakit
Backtracking Mundur
Benchmark Tolok
Brainwere Perangkat fikir
Browser Peramban
Bread-first search Telusur lebah dahulu
cache Tembolok, tempat sangga memori
Compiler Kompilator, penyusun, perakit
Concurrent processing Pemrosesan serempak
cybermedia Sibermedia
Cybernetics Sibernetika
Debug Awakutu
Depth-first search Telusur tuntas
Echo Gema
Electronik mail Surat elektronik
File Berkas
On line Sambung jaring
Operating system Sistem operasi
Software Perangkat lunak
Uplink Taut naik
World wide web (WWW) Waring wera wanua (WWW)

Tabel 10 Lambang yang sering digunakan dalam pembuatan diagram

Process Alternate Decission Data


Process
predefined integral document multi
process storage document
terminator preparation input manual
manual operation
connector off page card punched
connector tape
summing or colllate sort
junction
extract merge stored delay
dat
magnetic magnetic disk direct display
tape access
storage
Mulai

Baca Nilai 1,
Nilai 2, Nilai 3

Rataan⤌(Nilai1+Nilai 2+ Nilai 3)/3

Rataan <
‘TIDAK
50?
LULUS’

‘LULUS’

Stop
Gambar 1 Contoh penggunaan lambanh dalam diagram

Kimia

Daftar Nama dan Lambang Unsur Kimia


Nama unsur ditulis dengan huruf kecil kecuali pada awal kalimat atau pada judul. Nama dan lambang
(singkatan) unsur-unsur kimia dicantumkan pada Tabel 11. Lambang unsur tidak perlu diperkenalkan;
kalaupun perlu, cukup satu kali. Lambang atau nama dapat digunakan berganti-ganti, terutama supaya
tidak menjemukan. Jadi, penulis dapat menggunakan "lodin diuapkan", atau "I diuapkan".

Nama Senyawa
Rumus kimia dan nama lengkap senyawa juga dapat digunakan bergantiganti, misalnya natrium
hidroksida atau NaOH; amonium sulfat atau (NH4)2SO4; deuterium oksida atau D20; oksigen atau 02',
sesium klorida-etidium bromida atau CsCl-etidium bromida (singkatan EtBr untuk etidium bromida hanya
digunakan setelah diperkenalkan terlebih dulu).
Beberapa rumus kimia dan singkatannya yang dianggap sudah lazim tidak perlu diperkenalkan lagi, misal
Tris HCI (atau Tris-HCl), NaPPi, Na2EDTA. Akan tetapi, setiap singkatan kimia sebagai bagian dari
seluruh nama kimia harus diperkenalkan ketika pertama kali muncul dalam gabungan, misalnya kalium
asetat (KOAc), etil alkohol (EtOH), dimetil sulfoksida (Me 2SO).
Bahasa Asing Bahasa Indonesia Lambang Bahas Asing Bahasa Indonesia Lambang
actinium aktinium Ac meitnerium meitnerium Mt
aluminum aluminum Al mendelevium mendelevium Md
americium amerisium Am mercury merkurium (raksa) Hg
antimony(stibium) stibium (antimoni) Sb molybdenum molibdenum Mo
argon argon Ar neodymium neodymium Nd
arsenic arsenik As neon neon Ne
astatine astatin At neptunium neptunium Np
barium barium Ba nickel nikel Ni
berkelium berkelium Bk niobium niobium Nb
beryllium berilium Be nitrogen nitrogen N
bismuth bidmut Bi nobelium nobelium No
bohrium bohrium Bh osmium osmium Os
boron boron B oxygen oksigen O
bromine bromin Br palladium palladium Pd
cadmium kadmium Cd phosphorus fosforus P
calcium kalsium Ca platinum platinum Pt
californium kalifornium Cf plutonium plutonium Pu
carbon carbon C polonium polonium Po
cerium serium Ce potassium kalium K
caesium, cesium sesium Cs praseodymium praseodimium Pr
chlorine klorin Cl promethium prometium Pm
chromium klomium Cr protactinium protaktinium Pa
cobalt kobalt Co radium radium Ra
copper (cuprum) kumprum(tembaga) Cu radon radon Rn
curium kurium Cm rhenium renium Re
dubnium dubnium Db rhodium rodium Rh
dysprosium disprosium Du rubidium ruthenium Ru
einsteinium einsteinium Es ruthenium ruthenium Ru
erbium erbium Er samarium samarium Sm
europium europium Eu scandium skandium Sc
fermium fermium Fm seaborgium seaborgium SG
flourine fluorin F selenium selen Se
francium fransium Fr silicon silikon Si
gadolinium gadolinium Gd argentum (silver) argentum (perak) Ag
gallium galium Ga sodium natrium Na
germanium germanium Ge strontium strontium Sr
gold (aurum) aurum (emas) Au sulfur sulfur (belerang) S
hafnium hafnium Hf tantalum tantalum Ta
hassium hassium Hs technetium teknetium Tc
helium helium He tellurium telurium Te
holmium holmium Ho terbium terbium Tb
hydrogen hidrogen H thallium talium Tl
indium indium In thorium torium Th
iodine iodin I thulium tulium Tm
iridium iridium Ir tin (stanum) stanum (timah) Sn
iron (ferum) ferum (besi) Fe titanium titanium Ti
krypton krypton Kr tungsten wolfram W
lanthanum lantanum La uranium uranium U
lawrencium lawrensium Lw vanadium vanadium V
lead (plumbum) plumbum (timbel) Pb xenon xenon Xe
lithium litium Li ytterbium iterbium Yb
lutertium lutertium Lu yttrium itrium T
magnesium magnesium Mg zink zink Zn
manganes mangan Mn zirconium zirkonium Zr
Ion dan Radikal Bebas
Muatan ion dalam superskrip: N+, Cl-, Zn2+ (bukan Zn++ atau Zn+2), PO43- (tuliskan superskrip setelah
subskrip); radikal bebas: H, (NH3)+.

Bilangan Oksidasi
Menurut sistem Stock, bilangan oksidasi suatu unsur ditulis dengan angka romawi, dalam tanda kurung,
dan tidak diberi spasi sesudah nama atau lambang unsur, misalnya kromium (III) atau Cr (III). Sistem ini
juga berlaku untuk menyatakan bagian dari rumus: besi(II) klorida, ditimbal (II), timbal (IV) oksida.
Angka romawi ini menjadi superskrip jika dikaitkan dengan lambangnya: Pb II 2Pb1VO4. Untuk angka nol,
gunakan angka arab, misalnya kalium tetrasianonikelat (0) (nol, bukan huruf kapital O).

Senyawa Berlabel Isotop


Untuk senyawa berlabel isotop, lambang isotop dituliskan di dalam kurung siku sebelum nama senyawa
berlabel atau bagian dari nama yang menyebutnya. Misalnya:
[32P]fosfat
[14C]urea
Natrium [14C]format
asam α-naft [14C]oat
17B-[3H]estradiol

Posisi isotop pada molekul harus dinyatakan dengan angka arab, huruf yunani, atau awalan italik
mendahului senyawa berlabel. Misalnya:

B[1,4-14C]glukosa
fruktosa 1,6-[1-32P]bifosfat

Jika terdapat isotop dari berbagai unsur, lambangnya disusun berdasarkan pada urutan abjad. Misalnya:
[3-14C,2,3-2H,15N] serina. Lambang yang menyataka konfigurasi mendahului lambang isotop. Contoh:

L-[2-14C]leusina,
(R)-[14C]etanol
L-[metil-14C]metionina

Jika sebagian dari molekül lignoselulosa membawa isotop radioaktif, ditulis


[14C-lignin]lignoselulosa
[14C-selulosa]lignoselulosa
Jika rumus digunakan, tuliskan nomor isotop sebagai superskrip mendahului lambang unsur yang
bersangkutan:
14
CO2 (bukan [14C]CO2)
125
I atau iodin- 125 (bukan [125] Iodin)
H235SO4

Tanda kurung siku tidak digunakan jika lambang isotop melekat pada istilah umum atau jika
lambang isotop mendahului nama senyawa yang dalam keadaan alaminya tidak mengandung unsur itu,
dalam hal ini digunakan tanda hubung.
Contoh :
albumin berlabel 131I atau 131I-albumin, bukan [131I]albumin, sebab albumin pada keadaan
alaminya tidak mengandung iodin [131I] iodoalbumin, sebab iodoalbumin memang
mengandung iodin. Untuk fosfat anorganik radioaktif (ortofosfat, Pi) dan pirofosfat
anorganik (PPi), digunakan 32Pi (bukan [32P]Pi) bukan 32P]PPi).

Atom Karbon
Senyawa C18 berarti senyawa yang mengandung 18 atom karbon. Dalam C18:1 dan C18:2, angka
sesudah titik dua menyatakan jumlah ikatan rangkap dalam senyawa itu. C-3 menyatakan atom karbon
nomor 3.
Nama biasa (seperti asam format) dan nama sistematik (seperti asam metanoat) dapat digunakan,
asalkan taat asas di seluruh naskah.

Gula
Beberapa singkatan yang dapat digunakan untuk nama-nama gula ialah
Glc: glukosa
GlcNAc: N-asetilglukosamina
Gal: galaktosa

Asam Amino
Asam amino kerap kali dituliskan dengan singkatan tiga huruf dengan huruf pertama kapital
(Tabel 12). Singkatan ini umumnya digunakan untuk runtunan asam amino (Phe-Val-Ala-Ala), dalam
nama spesies tRNA (tRNAAla, tRNAfMet), dalam penulisan struktur polipeptida dan protein (Gly-Lys-Ala
untuk tripeptida glisillisilalanina), dan dalam tabel (untuk menghemat ruang). Lambang satu huruf untuk
singkatan asam amino sudah mulai digunakan akhir-akhir ini.
Nomor urut asam amino dapat dituliskan, seperti leusina 123 atau Leu-123 (perhatikan huruf kapital dan
tanda hubung). Angka superskrip dalam Gly56 Tyr44 menyatakan persentase dan jumlahnya harus 100.
Untuk modifikasi pada peptida karena penggantian satu atau lebih asam amino, nama asam amino
pengganti didahului dengan nomor asam amino yang digantikan dan dituliskan dalam tanda kurung siku di
depan nama peptida tersebut.
[8-sitrulina]vasopresin atau [Cit8]vasopresin
[5-isoleusina, 7-alanina]angiotensin Il atau [Ile 5,Ala7]angiotensin Il
Penyisipan dan penghapusan residu asam amino dinyatakan berturut-turut dengan istilah "endo" dan
"des".
endo-4a-tirosina-oksitosin atau endo-Tyr4a -oksitosin
des-7-prolina-oksitosin atau des-Pro7 –oksitosin

Tabel 12 Singkatan asam amino yang lazim S


Inggris Indonesia Singkatan
3-huruf 1-huruf
alanine alanina Ala A
arginine arginine Arg R
asparagine asparagina Asn N
aspartic acid asam aspartat Asp D
cysteine sisteina Cys C
glutamic acid asam glutamat Glu E
glutamine glutamine Gln Q
glycine glisina Gly G
histidina histidina His H
isoleucine isoleusina Ile I
leucine leusina Leu L
lycine lisina Lys K
methionine metionina Met M
phenylalanine fenilalanina Phe F
proline prolina Pro P
serine serina Ser S
threonine treonina Thr T
tryptophan triptofan Trp W
tyrosine tirosina Tyr Y
valine valina Val V

Enzim
Untuk menuliskan nama enzim, digunakan Enzyme Nomenclature (EC), lalu ejaannya disesuaikan
ke dalam bahasa Indonesia. Singkatan ADP dapat dituliskan, namun tuliskan dengan lengkap "koenzim
A" sebelum Anda menggunakan singkatan "CoA". Jika nomor EC digunakan, maka dituliskan sebagai
EC 1.14.13.1, bukan E.C. 1.14.13.1 atau EC1.14.13.1. Nama proteinase yang sudah lama dikenal seperti
kimotripsin, trombin, dan subtilin dapat digunakan.

Asam Nukleat, Nukleosida, Nukleotida

Asam nukleat seperti RNA dan. DNA terdiri atas basa adenina (A), sitosina (C), guanina (G),
timina (T), dan urasil (U), bersama dengan gugus gula dan fosfat. Singkatan satu huruf untuk basa dapat
diperkenalkan atau dituliskan secara lengkap. Bentuk-bentuk berikut ini dapat diterima: kandungan G+C
57%, bagian yang kaya-AT, urutan basa T-G-T-T-A-A-C atau TGTTAAC; kodon AGC, 5’-AAAA-3’.

Senyawaan Poli- dan Oligo-


Kata poli- atau oligo- ditulis sebagai awalan nama kimia atau istilah sederhana: polietilena glikol,
oligosakarida, polimiksin, polivinilpimlidon, polifungsi. Jika nama kimia dimulai dengan unsur struktural
yang bukan angka maka poli- dan oligo- perlu diberi tanda hubung, misalnya poli-L-lisina, poli-Oasetil-
L-tirosina.
Jika awalan ini diikuti dengan singkatan, nama kimia yang rumit, atau nama kimia yang didahului
dengan angka, nama-nama itu ditulis dalam tanda kurung atau kurung siku. Satuan dalam tanda kurung
(atau kurung siku) mcrupakan bagian polimer atau oligomernya:
poli(Ala) atau (Ala)n atau polialanina
poli(2-kloro-1,3-butadiena)
poli[1-(2-okso-1-1 pirolidinil)etilcna]
Contoh singkatan untuk polimer dan oligomcr dari basa asam nuklcat ialah
oligo(dT)
poli(dA-dT)
poli(C·G)
poli(dA)·poli(dT)8-14

Obat-Obatan
Untuk menuliskan nama obat digunakan The Merck Index atau Farmakope Indonesia. Nama dagang
dengan atau tanpa nama pabrik pembuat dapat dituliskan dalam tanda kurung setelah nama generiknya
ditulis terlebih dulu dalam abstrak dan teks: gentamisin (Bristagen; Bristol Laboratories). Sesudahnya,
digunakan nama generik, bukan nama dagang.

Awalan
Nama konfigurasi atau rotasi yang mendahului nama senyawa dituliskan dengan tanda hubung. Lambang-
lambang itu ialah d, l, dan dl atau (+), (-), dan (±) (arah rotasi optis tanpa memperhatikan konfigurasi); D,
L dan DL (konfigurasi dalam karbohidrat dan asam amino; perhatikan huruf kapital kecil/small capital);
dan R dan S (konfigurasi mutlak). Misalnya:
d-6-hidroksitriptofan
(+)-6-hidroksitriptofan
DL-alanina
D -(-)-alanina (perhatikan tanda minus untuk arah rotasi optis)
(IR,3R,5S)-[(1S)-sec-butoksi]-3-kloro-5-nitrosikloheksana
Huruf miring digunakan untuk lambang unsur yang berfungsi sebagai penunjuk lokasi ikatan dalam
nama kimia: O-metiltirosina, S-benzil-N-ftaloilsisteina. Awalan lain yang perlu ditulis dengan huruf
miring ialah cis-, E-, m-, meso-, meta-, n-, 0-, orto-, para-, sec-, tert-, threo-, dan Z-. Perhatikan bahwa
awalan berikut ini tidak menggunakan huruf miring: mesoinosit, paramorfin, alokolesterol, ortofosfat,
atau transaktivasi.

Imbuhan Khusus Tata Nama Kimia Anorganik


Imbuhan khusus pada tata nama kimia anorganik dan organik dituliskan dengan ketentuan scbagai
berikut.
1 Awalan penggandaan disatukan dengan pokok katanya (tanpa tanda hubung): mono-, di-, tri-, tctra-,
penta-, heksa-, hepta-, okta-, nona-, deka-, úndeka-, dodeka-, dan seterusnya.
2 Awalan tanpa tanda hubung, dengan umumnya nama gugus ditulis dalam tanda kunłng: bis-, tris-,
tetrakis-, pentakis-, dan seterusnya.
3 Awalan (atau sisipan) yang disenaraikan di bawah ini ditulis italik dan dipisahkan dari nama induknya
dengan tanda hubung:

antiprismo — delapan atom terikat menjadi suatu antiprisma segi empat beraturan
asim — struktur taksimetris
katena — bangun rantai; sering digunakan untuk zat polimer lurus
cis — dua gugus menghuni dua posisi berdampingan (lihat.fac-)
kloso — struktur tertutup atau sangkar
siklo — bangun cincin
dodekahedro — delapan atom terikat dalam bidang dua belas bermuka segitiga
fac — tiga gugus menghuni sudut-sudut suatu muka segitiga suatu bidang delapan
heksahedro — delapan atom terikat dalam suatu bidang enam (misalnya kubus)
heksaprismo — 12 atom terikat dalam suatu prisma segi enam
ikosahedro — 12 atom terikat dalam suatu ikosahedron segitiga
mer — meridional
nido — mirip kloso, terutama untuk senyawaan boron
oktahedro — enam atom terikat dalam suatu bidang delapan
pentaprismo — sepuluh atom terikat dalam suatu prisma segi lima
kuadro — empat atom terikat dalam suatu segi empat (misalnya bujur sangkar)
sim — simetris
tetrahedro — empat atom terikat dalam bidang empat
trans — dua gugus berseberangan melintasi suatu atom pusat
triangulo — tiap tiga atom terikat dalam segitiga
triprismo — enam atom terikat dalam suatu prisma segitiga

Tata Nama Kimia Organik


-al — aldehida (metanal)
-ana —hidrokarbon jenuh (etana)
-ase — enzim (amilase)
-at — garam, ester, dan asam (sulfat, nitrat, asetat)
-ena— hidrokarbon dengan satu ikatan rangkap (etena)
-ida— anion, garam, dan asam (klorida, sianida)
-ina— senyawaan nitrogen bervalensi tiga (metilamina, morfina)
-It — garam, ester, dan asam (sulfit, nitrit)
-oat — asam (asam etanoat, asam benzoat)
-ol — senyawaan mengandung gugus hidroksil (alkohol, fenol)
-ola — senyawa heterosiklik lima anggota (pirola, oksazola, indazola)
-on — senyawaan keton
-osan — polisakarida (pentosan, heksosan)
-osa — karbohidrat, khususnya gula (dekstrosa, sukrosa)
-osida — glikosida (glukosida, ribosida).
-oil — radikal asil (etanoil, karbamoil).
-il — radikal, terutama radikal univalen hidrokarbon.
-ilena —— radikal bivalen hidrokarbon dengan ikatan bebas pada atom-atom karbon yang berlainan
(propilena -CH2-CH2-CH2-, fenilena)
-ilidena — radikal bivalen hidrokarbon dengan kedua ikatan bebas pada satu atom karbon (etilidena CH3-
CH, benzilidena C6H5CH).
-una — hidrokarbon berikatan ganda tiga (etuna, benzuna).

Matematika

Lambang yang digunakan untuk bidang matematika dapat dikelompokkan menjadi beberapa
macam. Penulisan lambang tersebut menggunakan aturan sebagai berikut:

1 Variabel skalar dituliskan dengan huruf miring (seperti: A, M, x, y), tetapi angka dan kurung dalam
suatu
ekspresi matematik tetap dituliskan dengan huruf tegak (contohnya: 2(x + y) dan bukan 2(x + y) ).
2 Singkatan atau lambang dari beberapa huruf dituliskan dengan huruf tegak, seperti "lim dan sin”
(lihat Tabel 13).
3 Lambang untuk vektor dapat dituliskan dcngan hunıf tebal dan miring (seperti: v), sedangkan
komponen vektor dituliskan dengan hunıf miring, tetapi tidak tebai (vx, vv ). Selain dengan cara di
ataş, diperbolehkan pula menggunakan lambang w, , atau asal konsisten dalam penulisannya.
4 Pada Tabel 14 dan 15 diberikan lambang-lambang yang sering dipakai dalam pembahasan materi
kalkulus dan himpunan.
5 Lambang untuk matriks dituliskan dengan huruf kapital dan tebal. Misalnya: A. Untuk
menuliskan matriks dapat digunakan dengan berbagai cara, yaitu:

Tabel 13 Fungsi-fungsi matematika


Lambang Arti
exp x atau ex fungsi eksponensial dari x
loga x logaritma dengan bilangan dasar a dari x
ln x atau logex logaritma natural dari x
sin x, cos x, tan x, cot x, sec x, csc x fungsi trigonometri dari x
Sinh x, tanh x, (dst.) fungsi hiperbolik dari x
arcsin x atau sin-1 x, arctan x, arcsec x, dst . invers fungsi trigonometri
Arcsinh x, atau sinh-1 x, dst. invers fungsi hiperbolik
Limx→ay limit dari y jika x mendekati a

Tabel 14 Lambang dalam kalkulus


Lambang Arti
Ʃ Notasi sigma (penjumlahan)
П Notasi product (penggandaan)
ʃ Notasi integral
∮ Notasi integral tutup
lim Notasi limit
Dy/dx atau Dxy Turunan dari y terhadap x, dipakai jika y = f(x)
∂u/∂x Turunan parsial u terhadap x, dipalai jika y= f(x,y)
∂2u/∂x∂y atau Dy(Dxu) Turunan parsial kedua dari u, turunan pertama terhadap x
dan turunan kedua terhadap y

Tabel 15 Lambang dalam himpunan


Lambang Arti Contoh
∈ Anggota dari x ∈ M; x anggota dari himpunan M
∉ Bukan anggota dari x ∉ M; x bukan anggota dari himpunan M
∍ Memuat sebagai anggota M ∍ x; himpunan M memuat x sebagai
anggota
⊂atau ⊆ Himpunan bagian (anak M ⊂ N; himpunan M termuat di dalam
himpunan) dari himpunan N.
⊃atau⊇ Memuat sebagai M ⊇ N ; himpunan M memuat himpunan
himpunan bagian N
∩ Gabungan A∩B
∪ Irisan A∪B
⊘ Himpunan kosong ⊘
6 Penulisan determinan matriks dalam teks sebaiknya digunkan notasi “det A” dan bukan ǀAǀ.
penulisan lainnya dapat digunakan dengan cara-cara

Lambang-lambang lain dalam matriks dapat dilihat dalam tabel 16 berikut.


Tabel 16 Notasi matriks
Lambang Arti
A atau (aij) lambang matriks
A-1 matriks invers (matriks balikan)
A’ atau AT matriks transpor (matriks putaran)
det A determinan matriks
tr A teras matriks

7 Dalam Tabel 17 diberikan operator-operator matematika yang sering dipakai. Operator


pengurangan sebaiknya dilambangkan dengan lambang endash (—) dan bukan dengan tanda
hubung (-)
Tabel 17 Operator aritmatik, aljabar, dan teori bilangan
Lambang Arti
= Sama dengan
≠ Tidak sama dengan
≡ Identik dengan
~ Berhubungan dengan
≈ Kira-kira sama dengan
→ Mendekati
≅ Secara asimsot sama dengan
∝ Proporsional terhadap
∞ Tak terhingga
< Lebib kecil dari
> Lebih besar dari
≤ Lebih kecil atau sama dengan
≥ Lebih besar atau sama dengan
« Jauh lebih kecil dari
» Jauh lebih besar dari
+ Tambah
- kurang
± Lebih kurang
: atau / bagi
· atau × kali
8 Penggunaan beberapa kurung sekaligus dalam suatu ekspresi matematika dilakukan dengan urutan
sebagai berikut
Spasi dalam Lambang Matematika
Untuk menuliskan perkalian beberapa variabel matematika tidak diperlukan operator kali dan tidak
diperlukan spasi*. Misalnya:
2b (bukan 2 × b)
ac (bukan a c atau a × c)
6yxb (artinya 6 kali variabel y kali variabel x kali variabel b)
Spasi juga tidak diperlukan di antara dua pasangan kurung; di antara variabel tanda-tanda subskrip
atau superskripnya; di antara tanda plus dan minus suatu bilangan. Misalnya:
(c-1)d (5a - 2b)(3c + 2d) aǀxǀ
cos3y (a – 1)y3z cx-2 d
Spasi juga tidak diperlukan di antara simbol + dan — atau ± jika tandatanda tersebut digunakan
untuk menyatakan nilai bilangan atau variabel positif atau negatif, misalnya

*spasi dalam hal ini adalah spasi horizontal atau karakter, satu spasi senilai dengan satu ketuk atau satu
huruf/karakter.
-2x ...nilai-nilainya +13, -7, atau ±2.
Spasi digunakan sebelum dan sesudah semua simbol operator pada Tabel 17 dalam suatu pernyataan
matematika. Misalnya:

x = -4y + 1 (bukan x=-4y+1) 0<x <yz (bukan 0<x<yz)


Spasi juga digunakan di sebelah simbol untuk fungsi-fungsi trigonometri, logaritma, eksponensial,
dan limit kecuali jika besaran yang mengikuti atau mendahului simbol-simbol ini menggunakan kurung,
atau fungsi tersebut membawa subskrip atau superskrip. Misalnya:

b sin x (ac)sin32y log x expy exp(a + 2b) ysin x

Ekspresi Matematika dalam Teks


Jika matematika dinyatakan di dalam teks, maka pemakaian spasi vertikal diusahakan secermat
mungkin. Ini berarti melakukan pembatasan terhadap penulisan pecahan, simbol akar, eksponen, dan
simbol besar lain. Misalnya:

(b – d)1/2 (bukan )
Perhatikan bahwa hanya diperbolehkan satu tanda bagi ( / ) seperti pada:

atau (a/b)/c (bukan a/b/c)

Eksponen lebih dari satu tingkat sebaiknya dituliskan seperti pada:

exp(x2 - 1) (bukan )

exp (bukan )

Bila suatu ekspresi matematika tidak dapat dituliskan dalam satu baris, maka pemotongan penulisan
ekspresi tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1 Sebelum atau sesudah tanda “ = ”, seperti pada
…x + 2 =
3by + 4m.

2 Sebelum atau sesudah tanda penambahan atau pengurangan, seperti pada


...y = K[(u/y) + (v/r)] +

ba[(u/y) + (r/v)].

3 Sebelum atau sesudah tanda perkalian (x) atau di antara dua kunłng bila tanda perkalian tidak
disertakan. Pada kasus terakhir, hams ditambahkan simbol perkalian pada saat pemotongan penulisan
matemaika.
...R = (dx/ty) ×
(4n/3n + l).
4 Sebelum simbol-simbol penjumlahan (sigma, integral).
Untuk kasus 1, 2, dan 3 di atas, pemotongan penulisan sesudah simbol operator lebih dianjurkan
karena hal itu menandai bahwa masih ada kelanjutan ekspresi matematikanya.

Penulisan Ekspresi Matematika dalam Tampilan


Pada umumnya pemotongan penulisan ekspresi matematika dalam tampilan dilakukan serupa
dengan penulisannya di dalam teks; pemotongannya sebelum simbol operator dan bukan sesudahnya.
1 Barisan persamaan dengan ruas kiri tidak berubah, maka pemotongan dilakukan dengan meluruskan
tanda ” = ” , seperti

2x = x + y - (x -y)2
=K - (x -y)2
2 Untuk ekspresi matematika dengan ruas kiri yang panjang maka tanda “=” diluruskan dengan
simbol operator pertama pada baris pertama, seperti
f(x)g(y) +…
3 Untuk ekspresi matematika dengan ruas kanan yang panjang luruskan operator pada baris di
bawah dengan suku pertama di kanan tanda “=” seperti pada
f(x) = a1 + a2 + (a11 s1+ a21 s2)/[(b1 + b2) + (b11 s1+ b21 s2)]
+ 4ac{a1b1 + [(4- b2)2(ab+4ck)]}.
4 Jika harus dilakukan pemotongan penulisan di dalam tanda kurung maka luruskan operator pada
baris di bawah dengan suku pertama di dalam kurung yang melingkupinya, seperti pada contoh :
f(x) g(x) sin ab[R(2k cos b) — 2R0 (2k cos b)
+ R1(b sin ab) + cos b]
Apabila anda dihadapkan pada masalah penulisan persamaan yang panjang dan sulit untuk dimuat
dalam sistem halaman dua kolom, sedangkan teks anda dua kolom, maka persamaan dapat ditulis dalam
sistem halaman penuh. Penulisan persamaan yang panjang dalam sistem penulisan dua kolom dapat
dilakukan dengan cara mengecilkan ukuran huruf, namun sulit dibaca dengan jelas, penulisan dengan cara
seperti ini harus dihindari.

Meteorologi
Meteorologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari gejalagejala atmosfer yang
menyangkut proses fisika, kimia, dan biologi di antaranya dengan mengembangkan hukum-hukum dan
prinsip dasar fisika sehingga secara umum penulisan angka, tata nama, istilah, dan lambang di bidang
meteorologi mengacu pada bidang matematika, fisika, dan kimia. Bidang agrometeorologi atau
biometeorologi perlu mengacu juga pada bidang biologi dan ilmu pertanian. Sehubungan dengan belum
tersedianya glosarium meteorologi dalam bahasa Indonesia, perlu dicari padanan istilah-istilah tersebut
berdasarkan pada pedoman pembentukan istilah dalam bahasa Indonesia (Tabel 18).
Tabel 18 Contoh beberapa istilah dalam bidang biologi meteotologi dan klimatologi
Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Indonesia
Radiasi Tekanan udara dan angin
Albedo Albedo Circulation Sirkulasi
Autumnal equinox Autumnal Convergence Konvergensi
equinox
Black body Benda hitam Cyclonic Siklonik
Diffuse Difus, baur Friction Gesekan
Energy Neraca energi High pressure Tekanan tinggi
balance/dayleght
Photoperiods/daylight Lama penyinaran Intertropica; Zona konvergensi
conver-gence intertropik
zone (itez)
Greenhouse effect Efek rumah kaca Land breeze Angin darat
Scattering Hamburan Sea breeze Angin laut
Solar constant Konstanta Low pressure Tekanan rendah
matahari
Summer solsyice Soltis panas Pressure gradient Gaya gradient
force tekanan
Vernal equinox Vernal equinox Trough Palung
Winter solstice Solstis dingin Wind direction Arah angin
Wind speed Kecepatan angin
Suhu Awan dan hujan
Adiabatic Adiabatik Artificiak Hujan buatan
precipitation
Aerological diagram Diargram Cloud amount, Jumlah awan,
aerologis sky coverage penutup awan
Buoyance Gaya apung Cloud seeding Penyemaian awan
Cardinal temperature Suhu kardinal Drought Kekeringan
Degree-day Degree-day El-nino El-nino
Dew point Titik embun Fog Kabut
Free convection Konveksi bebas Height of cloud Ketinggian dasar
base awan
Forced convection Konveksi paksa La-nina La-nina
Heat Kalor Precipitation Curahan
Heat unit Satuan kalor Precipitable water Air tercurahkan
Potential temperature Suhu potensial Rain Hujan
Specific heat Kalor jenis Run off Limpasan
Thermodynamic Termodinamika Saturated Jenuh
Virtual temperature Suhu khayal Type of cloud Tipe awan
Kelembapan Fenomena Optik
Absolute humidity Kelembapan Fatamorgana Fatamorgana
mutlak
Comfort index Indeks Halo Halo
kenyamanan
Dry-bulb Termometer bola Mirage Miras
thermometer kering
Evaporation Penguapan Rainbow Pelangi
Hygrometer Higrometer Sundog Sundog
Moisture Lengas
Psychrometer Psikrometer
Relative humindity Kelembapan
relatif
Spesific humindity Kelembapan
spesifik
Wet-bulb Termometer bola
thermometer basah
Transpiration Transporasi
Saturned vapor Teknan uap jenuh
pressure

Satuan
Satuan yang digunakan dalam bidang meteorologi harus ditulis dengan mengikuti SI. Apabila
terpaksa harus menggunakan satuan lain maka harus disetarakan besaran nilai konversinya yang
disebutkan saat pertama satuan tersebut ditulis. Selanjutnya perlu diperhatikan ketaatasasan pada seluruh
tulisan. Pemakaian sistem satuan yang berbeda dalam satu karya ilmiah harus dihindari. Beberapa contoh
pemakaian satuan yang umum di bidang meteorologi dan klimatologi dapat dilihat pada Tabel 19.

Konversi

Beberapa peubah ada yang dapat menggunakan beberapa satuan yang dapat dikonversikan satu
dengan yang lainnya. Pada Tabel 20 tercantum beberapa contoh konversi yang sering dijumpai dalam
bidang meteorologi.

Lambang
Penggunaan lambang di bidang meteorologi dan klimatologi merupakan hal penting terutama
untuk memberikan keterangan pada peta, baik peta pengamatan maupun peta peramalan. Cara penulisan
lambang tersebut mengikuti kaidah lambang cuaca yang dipakai secara internasional. Gambar 2 ialah
salah satu contoh data yang didapat dari suatu stasiun meteorologi yang dituliskan dalam lambang.
Tata cara pčnulisan angka dan satuan disesuaikan dengan tata cara penulisan angka seperti yang
diuraikan pada bab Penulisan Angka.

Tabel 19 Satuan yang umum di bidang meteorologi dan klimatologi


Peubah Satuan Lambang
Suhu kelvin K
celsius C
Curah hujan milimeter mm
Intensitas hujan milimeter per jam mm jam-1
Kelembapan udara persen %
Intensitas radiasi surya Watt per meter persegi W m-2
Langley permenit Ly menir-1
megajoule per meter persegi per hari MJm-2hari-1
Evaporasi milimeter per hari Mm hari-1
Evapotranspirasi atau transpirasi miligram H2O per meter persegi per mg (H2O) m-2s-1
detik
Fotosontesos miligram CO2 per meter persegi per mg (CO2) m-2s-1
detik
Kecepatan angin meter per jam m jam-
Tekanan pascal, dyne per segimeter persegi, Pa, dyne cm-2,mb
milibar

Tabel 20 Konversi beberapa satuan yang sering dijumpai dalam bidang meteorologi
Peubah Konversi
Tekanan 1 mb = 100 Pa
1 dyne cm-2 = 0.1 Pa
Intensitas radiasi 1 Ly/menit = 697 W m-2
1 Ly = 1 cal cm-2
Sudut datang radiasi surya Radian = 1.75 × 10-2 derajat (sudut)

Gambar 2 Contoh data dari suatu stasiun meteorologi yang dituliskan dalam lambang
Statistika
Dalam penelitian ilmiah sering kali istilah parameter keliru digunakan. Misalnya, bila objek
penelitian berupa suatu tanaman maka tiap objek tanaman mempunyai beberapa Ciri atau unit
pengamatan yang menarik untuk dikaji karena nilainya beragam, seperti luas daun, tinggi tanaman, atau
jumlah bunga. Dalam kondisi ini, istilah yang dipakai ialah peubah (variable) atau respons yang diamati.
Istilah respons digunakan terutama jika berkaitan dengan beberapa respons yang dapat dikaji akibat
pemberian perlakuan dalam suatu percobaan.
Dalam tautan Iain, misalnya dalam tulisan populer, dapat saja istilah peubah atau respons diganti
dengan indikator, parameter atau tolok ukur; misalnya tolok ukur (parameter atau indikator) biokimia dan
tolok ukur ekonomi. Akan tetapi, jika penelitiannya berkaitan dengan pendugaan Ciri data populasi
dengan menggunakan data contoh (sampel), istilah parameter dalam ilmu statistika digunakan untuk
sembarang nilai yang menggambarkan Ciri populasi.
Penggunaan istilah peubah disarankan karena istilah ini lebih umum dan dapat dimengerti oleh
pemerhati dari berbagai bidang ilmu. Bahkan orang dapat saja menggolongkan peubah (bergantung pada
tujuannya) secara lebih telperinci, misalnya peubah kebijakan, peubah ekonomi, peubah penjelas atau
peubah bebas, peubah respons atau peubah takbebas, peubah endogen, peubah eksogen.
Dalam statistika, parameter diungkapkan dengan huruf yunani atau hunlf kapital. Lambang "dugaan
parameter" (disebut statistik) yang menggambarkan Ciri dari data contoh yang diamati diungkapkan
dengan Iambang yang sam a dengan Iambang parameter Yang diduga dengan memberi tanda tudung atau
dengan huruf latin italik. Tabel 21 berisi beberapa ilustrasi dari kedua Iambang tersebut, serta lambang-
lambang lain yang sering digunakan dalam perhitungan statistika.
Tabel 21 Lambang yang sering digunakan dalam statistika .
Keterangan Data populasi Data contoh
Rata-rata atau rataan atau nilai tengah μ χ
Ragam σ2 atau S2 σ2 atau s2
Koefisien kolerasi ρ r
Ukuran contoh n
Koefisien regresi α;β ᾶ;ϐ atau a;b
ILUSTRASI

Ilustrasi merupakan suatu bentuk penyajian informasi dalam bentuk tabel, grafik, diagram alir,
bagan, foto, peta, dan gambar. Dengan ilustrasi, informasi dapat disajikan lebih efektif untuk menjelaskan
hubungan antarpeubah dan penggunaan kalimat yang terlalu panjang dapat dihindari sehingga pembaca
dapat memahami tulisan dengan lebih mudah. Prinsip yang harus diingat dalam pembuatan ilustrasi ialah
bahwa ilustrasi harus menarik dan secara otomatis dapat menjelaskan tentang apa yang ingin disampaikan.
Ilustrasi berupa tabel atau gambar tidak diperlukan untuk pernyataan seperti ini: tinggi tanaman bertambah
dari minggu pertama (10.2 cm) ke minggu kedua (13.7 cm) dan ke minggu ketiga (15.1 cm).
Di dalam tulisan karya ilmiah, semua ilustrasi berupa bentuk tabel dinyatakan sebagai Tabel,
sedangkan ilustrasi dalam bentuk grafik, diagram alir, foto, dan gambar dinyatakan sebagai Gambar. Hati-
hati mereproduksi ilustrasi dari pustaka rujukan yang dilindungi hak cipta. Izin perlu dimintakan kepada
penerbit yang bersangkutan.

Jenis Ilustrasi
Tabel
Ilustrasi berupa tabel biasanya digunakan bila peubah yang diperhatikan cukup banyak dan mungkin
tidak sama satuannya. Data disusun secara logis sebelum ditampilkan dalam format tabel. Tidak seperti
gambar yang umumnya hanya terdiri atas dua sumbu, X dan Y, tabel dapat memuat lebih banyak peubah.
Tabel dapat diubah ke dalam bentuk grafik dengan mengonversi satuan peubahpeubah menjadi satuan
yang sama. Misalnya, jangan menggunakan satuan kg dan mg dalam satu grafik.
Mahasiswa cenderung menampilkan semua data, numerik dan nonnumerik, dalam satu tabel yang
besar dan rumit. Tabel yang terlalu rumit atau memuat terlalu banyak data perlu dihindari karena hal ini
akan mengganggu alur pembahasan. Tabel perlu dipandang sebagai sarana untuk membangun argumen dan
seyogianya menyampaikan satu pesan yang jelas. Oleh sebab itu, data yang akan disajikan di dalam tabel
ialah yang memang perlu saja dan dapat menguatkan serta memperjelas pembahasan di dalam teks. Tabel
yang rumit dapat dibagi menjadi beberapa tabel yang lebih sederhana. Data lainnya dapat dimasukkan ke
dalam lampiran. Ada kalanya data mentah dilampirkan untuk keperluan peneliti yang akan datang.
Tabel terdiri atas lima bagian utama, yaitu judul tabel, kepala baris, kepala kolom, medan informasi,
dan catatan kaki-tabel. Garis pemisah yang penting hanya tiga, arahnya mendatar, dan garis bantu
selebihnya harus dibuat seperlunya saja. Garis bantu yang tegak dapat dihilangkan dengan menyusun
kolom dan jarak antarkolom secara hati-hati. Format tabel yang khas adalah sebagai berikut.

Tabel yang pendek dan lebar lebih baik dibandingkan dengan tabel yang terlalu panjang dan kuruş.
Jika tidak dapat dihindari, tabel yang melebihi satu halaman dapat dipotong dan dilanjutkan pada
halaman berikut dengan dilengkapi judul tabel (lanjutan) dan kepala kolom. Meskipun juga lidak
dianjurkan, tabel yang terlalu lebar dapat dibuat pada halaman terpisah dengan pengetikan melebar-kertas
(landscape). Judul tabel dilelakkan pada bagian sisi kertas yang akan dijilid.
Dalam suatu tabel semua data yang dicantumkan harus jelas satuannya. Jika satuan yang
digunakan sama di seluruh tabel, satuan dapat ditulis dalam judul tabel; jika hanya berlaku dalam satu
koloırı, tuliskan satuan di kepala kolom; jika hanya berlaku dalam salu baris, tuliskan dalam kepala baris.
Unluk menuliskan angka dalam medan informasi, samakan lelak desimal. Unluk angka tanpa desimal
gunakan rata kanan, sebaliknya untuk angka nonnumerik gunakan rata kiri. Penulisan angka yang kecil
jauh lebih baik dibandingkan dengan angka yang besar, misalnya 4.3 x 10 6 lebih baik daripada 4 300 000.

Gambar
Pemilihan sajian data hasil penelitian dalam bentuk grafik, diagram alir, bagan, peta, foto, atau
gambar dalam karya ilmiah perlu dipertimbangkan dengan memperhatikan relevansinya dengan topik
penelitian yang dilakukan. Informasi yang sudah disajikan dalam bentuk tabel tidak perlu diulangi
dengan sajian berbentuk gambar. Gambar mampu menampilkan konsep yang sulit dijelaskan dengan
rangkaian kata. Singkatan, lambang, pola bayangan (shading), maupun pola garis pada semua gambar di
seluruh tubuh tulisan harus taat asas. Misalnya, jika lambang lingkaran kosong dan segi empat masing-
masing digunakan unluk menunjukkan perlakuan dan kontrol, lambang tersebut harus terus digunakan
dalam gambar berikutnya.

Grafik
Grafik terdiri atas tiga jenis, yaitu grafik dalam bentuk (a) histogram yang biasanya digunakan
untuk membandingkan hasil alau nilai, ditampilkan berupa histogram vertikal atau horizontal (Gambar
3,4); (b) diagram lingkar (pie chart) digunakan apabila pengarang tidak begitu mementingkan besaran
komponen secara tepat, tetapi lebih mementingkan hubungan berbagai komponen dan komposisinya
(Gambar 5); dan (c) grafik garis yang digunakan unluk memperlihatkan hubungan antara dua peubah, yaitu
peubah takbebas di sumbu Y dan peubah bebas di sumb u X (Gambar 6, 7,8); dengan peubah takbebas
berubah sesuai dengan perubahan peubah bebas. Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer,
banyak jenis ilustrasi yang dikembangkan dalam bentuk tiga dimensi, misalnya peta kontur
teknologi kołnputer, banyak jenis ilustrasi yang dikembangkan dalam bentuk tiga dimensi, misalnya
peta kontur.
Kisaran nilai pada sumbu biasanya lebih lebar dibandingkan dengan kisaran nilai yang diplotkan,
sehingga semuaa butir data berada dalam medan gambar. Jika kisaran yang diliput terlalu lebar dan tidak
praktis untuk ditunjukkan seluruhnya, gunakan sumbu tak-sinambung (—//—) yang menyatakan tidak
seluruh kisaran tergambarkan.
Angka yang digunakan untuk menandai sumbu harus sederhana dan diusahakan mempunyai
interval yang sama. Penulisan label sumbu yang baik misalnya ”Jarak (km)”, bukan hanya "km” atau
”Kilometer”. Contoh lain untuk label sumbu bagi gambar berjudul ”Tenaga kerja di kota besar dinyatakan
dalam persen dari populasi total, 1990-2000)' ' ialah ' 'Tenaga kerja (%)”

Diagram Alir
Ilustrasi berupa diagram alir digunakan untuk menunjukkan tahapan kegiatan atau hubungan sebab
akibat suatu aktivitas atau keterkaitan antara satu kegiatan atau proses dengan proses lainnya (analisis
sistem).

Foto atau Gambar


Ilustrasi berupa foto atau gambar digunakan untuk memberikan gambaran yang konkret kepada
pembaca tentang proses yang berlangsung, keadaan di lapangan, dan lain sebagainya. Hal yang perlu
dihindari dalam penggunaan jenis ilustrasi ini ialah penggunaan foto terlalu banyak yang akan dapat
membuat tulisan Anda seperti album. Jadi, pilihlah foto atau gambar yang memang perlu untuk
ditonjolkan. Misalnya percobaan Anda mengenai pengaruh hormon tumbuh terhadap ubi kayu; lalu Anda
menampilkan foto tanaman ubi kayu. Hal ini tidak perlu karena semua orang sudah mengetahui
bagaimana bentuk ubi kayu. Foto yang perlu Anda tonjolkan ialah foto ubi kayu yang menunjukkan
perbedaan ukuran umbi dari tanaman yang diberi hormon dan yang tidak diberi hormon.
Dalam pembuatan foto, hal yang perlu diperhatikan ialah penyajian informasi skala karena foto
yang ditampilkan umumnya sudah tidak mempunyai ukuran yang sama dengan objek aslinya. Caranya
ialah dengan meletakkan penggaris atau petunjuk lainnya yang ukurannya sudah umum diketahui di dekat
contoh atau objek foto. Skala seperti ini lebih berarti dibandingkan dengan pernyataan perbesaran seperti
“1000×”.

Penulisan Judul Tabel dan Gambar


Dalam penulisan judul tabel dan gambar, beberapa hal yang harus diperhatikan ialah bahwa judul
tabel atau gambar (a) merupakan frase (bukan kalimat) pernyataan tentang tabel dan gambar secara
ringkas, (b) memberikan informasi singkat yang dapat clipahami oleh pembaca tanpa harus membaca
tubuh tulisan, (c) menyatakan kunci-kunci informasi saja, dan (d) merupakan frase yang berdiri sendiri dan
dapat menerangkan arti tabel atau gambar
Judul tabel seperti "Produksi susu sapi yang diberi perlakuan" sangat tidak memadai. Judul yang
lebih baik, misalnya
"Tabel x Produksi susu (L hari-l ) dari 10 sapi bali selama 30 hari laktasi sesudah diinjeksi dengan 10 mg
kasein beriodin"
Judul gambar sebaiknya tidak sekadar mengulangi label sumbu ordinat dan absis. Akan lebih baik
bila judul dituliskan dalam bentuk frase mengenai apa yang digambarkan oleh data. Misalnya, grafik
yang melukiskan tekanan dan laju alir dapat diberi judul "Permeabilitas Judul gambar tidak perlu dimulai
dengan frase yang menjelaskan jenis gambar, misalnya "Grafik atau "Peta Bila perlu, sertakan satuan atau
keterangan yang diperlukan oleh tabel atau gambar.
Judul tabel diletakkan di atas tabel dengan diawali oleh huruf kapital tanpa diakhiri dengan tanda
titik. Sebaliknya, judul gambar —yang dapat berupa satu kalimat atau lebih— diletakkan di bawah gambar
dan diawali oleh huruf kapital serta diakhiri dengan tanda titik. Perhatikan bahwa nomor tabel dan gambar
tidak diakhiri titik dan diikuti dengan dua ketukan sebelum huruf pertama judul tabel atau gambar yang
bersangkutan. Bila judul lebih dari satu baris, baris kedua dimulai tepat di bawah huruf pertama judul.
Secara seragam di seluruh tubuh tulisan, tabel dan gambar dapat dimulai dari tepi kiri atau tengah
halaman. Bila judul memerlukan lebih dari satu baris, gunakan spasi satu. Gambar yang terlalu bcsar perlu
diperkecil, biasanya dengan bantuan mesin fotokopi. Dalam pengecilan ukuran gambar, perlu diperhatikan
keterbacaannya.

Penulisan Catatan Kaki-Tabel dan Ketcrangan Tabel

Tabel adakalanya memerlukan catatan kaki dan atau keterangan. Catatan kaki dan keterangan pada
tabel dapat berupa (a) informasi tentang keterbatasan yang ada pada data, (b) data bersifat nyata secara
statistika, dan (c) hasil penelitian orang Iain. Petunjuk catatan kaki biasanya berupa lambang nonnumerik
seperti *, †, ‡, ₤ dan Iain-lain yang ditulis superskrip atau tidak superskrip. Catatan kakinya ditulis di
bawah tabel dengan fonta 10 (lihat Tabel 24).
Petunjuk catatan kaki-tabel diletakkan pada bagian tabel yang memerlukan informasi tambahan
tersebut. Petunjuk catatan kaki-tabel ini dapat diletakkan pada judul tabel, kepala kolom, kepala baris, atau
pada data tertentu di medan informasi. Catatan kaki-tabel yang diletakkan pada judul tabel berlaku untuk
seluruh data, sedangkan pada bagian tertentu, catatan kaki-tabel tersebut hany a berlaku untuk bagian yang
bersangkutan saja. Misalnya, petunjuk catatan kakitabel yang diletakkan pada kepala kolom atau kepala
baris menunjukkan bahwa catatan kaki tersebut hanya berlaku untuk data pada kolom atau baris dimaksud.
Catatan kaki-tabel biasanya juga memuat keterangan tambahan, misalnya untuk menjelaskan
singkatan yang digunakan dalam tabel (Tabel 24). Catatan kaki untuk menyatakan sumber data dilakukan
dengan cara menuliskan nama penulis dan tahun, seperti halnya dalam penulisan acuan pustaka. Jika data
yang disajikan sudah dimodifikasi atau sudah diolah, maka digunakan kata "menurut" atau"diolah dari"
atau "diadaptasi dari", dan kemudian diikuti dengan nama penulis-penulis dan tahun penulisan. Catatan
yang menyatakan sumber data tidak perlu diberi petunjuk catatan kaki-tabel.
Penulisan Keterangan dan Lambang Gambar
Setiap gambar biasanya mempunyai lambang. Setiap lambang harus diberi keterangan. Ukuran
lambang dan keterangannya harus sebanding dengan ukuran gambar dan dapat dibaca dengan jelas.
Lambang dan keterangannya dapat diletakkan di mana saja pada gambar, misalnya sudut kanan gambar
atau pada sudut lainnya (Gambar 7) atau bisa juga pada judul gambar (Gambar 3 dan 4).

Perujukan Tabel dan Gambar


Ilustrasi dirujuk sekurang-kurangnya satu kali dalam tubuh tulisan. Semua ilustrasi harus
diletakkan sedekat-dekatnya dengan teks yang menyatakan keberadaannya. Perujukan pada ilustrasi
dinyatakan di dalam paragraf sebelum tabel atau gambar. Kata ”tabel” dan ' 'gambar” ditulis dengan
huruf kapital bila diikuti dengan nomor. Nomor tabel atau gambar berurut sesuai dengan urutan
kemunculannya dalam tubuh tulisan. Nomor diberikan untuk mempermudah perujukan di dalam teks.
Contohnya,
…seperti ditunjukkan pada Gambar 5.
…mendekati bentuk sigmoid (Gambar 5).
…meningkat dengan pesat (Tabel 3).
Perujukan yang tidak disertai dengan keterangan perlu dihindari. Misalnya:
”Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3” atau
”Hasilnya disajikan pada Tabel 3”
Pernyataan yang lebih baik ialah
”Tabel 3 menunjukkan bahwa kacang hijau lebih banyak memancarkan spektrum biru daripada
kacang tanah”

Terlalu sering merujuk lampiran juga perlu dihindari, karena hal tersebut akan mengganggu konsentrasi
dan alur pikir pembaca. Bila perlu, buatlah saja ilustrasi di dalam tubuh tulisan.

Penafsiran Tabel dan Gambar

Yang perlu diingat dalam pembuatan ilustrasi ialah walaupun tersedia tabel
atau gambar, Anda harus tetap membuat teks yang sejalan. Aturannya ialah ilustrasi harus dapat dibaca
tanpa teks dan sebaliknya. Ini tidak berarti bahwa teks harus mengemukakan data yang sama dengan tabel
atau gambar. Misalnya, jika dalam tabel tertera angka produksi baja dari pabrik XXX sebanyak 48% dari
produksi nasional, maka dalam teks dapat ditulis:
“…hampir setengah dari produksi baja nasional berasal dari pabrik XXX”. Teks memberi peluang
untuk menguatkan segi penting dari tabel yang terutama akan dibahas. Jarang sekali semua angka yang
tertera dalam tabel sama pentingnya, Jadi, dalam teks Anda dapat menekankan bagian yang penting saja.
Sebagai pedoman umum, menafsir tabel atau gambar dapat dilakukan melalui tifa tahapan. Pola
berikut ini dapat diterapkan walaupun ada pengecualiannuntuk beberapa kasus.

SPESIFIK

Deskripsi tabel atau gambar

Penafsiran (perbandingan dan kontras)

Kesimpulan

UMUM

Dari pola di atas terlihat bahwa struktur bergerak dari yang spesifik ke yang lebih umum. Jadi,
dalam menafsir tabel atau gambar, hal pertama yang harus dilihat ialah deskripsi dari tabel serta angka
dan pola dari gambar. Kedua,

penafsiran data yang tersaji dengan cara memahami pola atau kecenderungan yang terlihat pada
tabel atau gambar. Ketiga, penarikan simpulan. Hal yang harus dihindari dalam penyajian ialah
menyatakan sesuatu yang sudah jelas dapat dibaca pada tabel atau gambar karena hal tersebut akan
merupakan pengulangan.

Contoh Tabel dan Gambar

Tabel
Dalam pembuatan tabel, hal yang harus dilakukan ialah menulis satuan yang jelas dari data yang
ditampilkan. Kadang kala satuan yang tertulis pada kepala tabel dan satuan yang tertulis di medan
informasi tidak dapat dibedakan dengan jelas. Contoh yang salah ialah Tabel 22.
Tabel 22 Pengaruh pemberian jamu tradisional terhadap pertambahan jumlah sel bakteri (bobot x 10 3 mg
dtk-l )

Jamu Waktu Inkubasi (dalam dtk)


0 6 12
Jamu 1 0.0 4.0 7.0
Jamu 2 4.6 3.5 2.0
Jamu 3 3.0 2.0 2.0
Jamu 4 3.5 3.0 2.0
Judul Tabel 22 membingungkan pembaca karena penulis menceritakan pertambahan jumlah sel,
sedangkan satuan dalam tanda kurung menyatakan laju pertambahan bobot. Selain itu kepala kolom juga
menyatakan satuan detik, sehingga pembaca mungkin menduga bahwa satuan tersebut merupakan satuan
dari data yang ditampilkan dalam medan informasi.

Cara menulis satuan dalam tabel terdiri atas beberapa bentuk, bergantung pada banyaknya peubah
dan cara meletakkan peubah tersebut pada tabel (Tabel 23, 24, dan 25). Selain itu, pembuatan garis
pemisah antara data baik menurut baris maupun kolom juga bergantung pada banyaknya peubah dan data
yang akan ditampilkan. Yang penting ialah mengusahakan agar data yang ditampilkan dimengerti tanpa
harus melihat teks, dan jangan terlalu banyak membuat garis pemisah.
Tabel 23 Pengaruhpoliamina dan CaCl2 terhadap kandungan gula dan asam tertitrasi pada buah
pisang
Perlakuan Hari Ke-
0 3 6 9
Gula (%)
Kontrol 0.41 0.44 0.70 1.00
Putresina 0.39 0.39 0.60 0.93
Spermidina 0.34 0.40 0.69 0.80
Spermina 0.36 0.47 0.58 0.69
CaCl2 0.45 0.53 0.84 1.47
Asam tertitrasi (mg g-1 bahan buah pisang)
Kontrol 1.9 2.0 2.2 2.3
Putresina 1.9 1.9 2.0 2.4
Spermidina 2.1 2.0 2.3 2.3
Spermina 1.5 2.0 2.3 2.4
CaCl2 1.7 2.2 2.4 3.1

Tabel 24 rata-rata dan simpanganbaku beberapa sofat fisi dan kimia tanah dari 78 contoh tanah di
Kebun Percobaan Ciheuleut
Sifat Rata-rata Simpangan Baku
Pasir (%) 47.66 23.81
Lempung (%) 21.80 11.94
Liat (%) 30.72 18.09
C-organik (%) 0.62 0.57
Rapatan isi (mg m-3) 1.43 0.16
KTK (mek 100 g-1 tanah)‡ 18.08 17.09
KAT pada KL (g g-1) 23.62 10.80
-1
KAT pada TLP (g g ) 11.11 9.05

Banyaknya 70 contoh tanah; KTK: kapasitas tukar kation, KAT: kadar air tanah, KL: kapasitas
lapang, TLP: titik layu permanen,
Tabel umur, indeks luas daun, dan biji kering jagung yang ditanam pada lima ketinggian tempat
Ketinggian (m Umur (hari) Indeks luas daun Hasil (ton ha-1)
dpl)
856 115 3.10 5.69
605 106 3.09 5.43
400 100 2.47 4.80
210 93 2.46 4.25
10 88 2.12 4.03
Garis pemisah baik antara kolom maupun antara baris data dibuat seperlunya (Tabel 26). Pembuatan
garis pemisah antara kolom dan baris data diperlukan apabila data yang ditampilakn cukup banyak dan
fonta yang digunakan kecil. Hal ini dimaksudkan agar pembaca tidak sulit membaca data. Biasanya hal
ini sering ditemui pada tabel di dalam lampiran.
Tabel 26 Pengaruh suhu simpan dan putresina terhadap kekerasan dan kandungan gula buah pisang
ambon
Perlakuan Hari ke-
0 7 14
Kekrasan buah
(mm/50 g/10 dtk
Suhu simpam
15°C 10.20 a 10.40 a 11.83 a
28°C 10.64 a 14.22 a 88.43 b
Putresina
Putresina 11.07 a 13.23 a 21.19 a
Tanpa putresina 10.76 14.40 a 41.82 a
Gula (%)
Suhu simpan
15°C 0.38 a 0.56 a 0.73 a
28°C 0.55 a 1.82 a 14.41 b
Putresina
Putresina 0.53 a 0.87 a 6.98 a
Tanpa putresina 0.40 a 1.52 a 6.91 a
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama ttidak berbda nyata pad tarf uji 5% (DMRT).

Gambar
Gambar dapat disajikan dalam bentuk histogram (Gambar 3 dan 4), diagram lingkar (Gambar 5),
atau grafik garis (Gambar 6 dan 7). Sama seperti pada tabel, satuan dari judul gambar dan satuan dari data
gambar harus dapat dibedakan dengen jelas. Untuk menampilkan spektrum dari spektrofotometer
digunakan kertas polos (Gambar 8).

Gambar 3 Kandungan klorofil tanaman krisan cv. Red granada (RG) dan gold van Langen (GL) pada
beberapa ringkat naungan,
Gambar 4 Kandungan klorofil tanamn krisan ‘Red Granada’ (□) dan ‘Gold van Langen’ (■) pada beberapa
tingkat naungan.

Kedua histogram terdahulu dapat digunakan untuk menunjukan kepada pembaca mengenai
perubahan kandungan klorofil dua kultivar krisan akibat perubahan tingkat naungan. Dari segi keindahan
sajian, histogram tiga-dimensi lebih disarankan untuk kasus tadi. Akan tetapi, bila banyaknya kultivar
lebih dari dua dan perubahan kandungan klorofil dengan perubahan tingkat naungan antarkultivar tidak
jauh berbeda seperti kasus tersebut, maka sajian dengan tiga-dimensi akan menyulitkan pembaca dalam
melihat pola perubahan kandungan klorofil dengan perubahan tingkat naungan.

Gambar 5 persentase penggunaan lahan di Kabupaten Bundokan tahun 1992.

Gambar 6 Diameter bunga krisan cv. Red Granada (o) dan Gold van Langen (s) pada beberapa tingkat
naungan.
Penelitian yang menggunakan rancangan percobaan umumnya tidak menerapkan faktor tunggal,
melainkan lebih dari satu faktor. Sebagai contoh ialah percobaan untuk mengukur pengaruh dosis
pemupukan dan lokasi tanam terhadap hasil panen. Pengujian statistik menyatakan ada interaksi di antara
kedua faktor tersebut. Interaksi sulit terlihat apabila data ditampilkan dalam bentuk tabel. Gambar 6 jelas
menunjukkan bahwa pola pengaruh dosis pupuk di Sumedang sama dengan di Karawang, tetapi tidak
demikian halnya dengan di Bogor.

Gambar 7 Interaksi antara pengaruh dosis pupuk dan lokasi tanam terhadap hasil panen jagung. --◊--
Bogor, --□-- Sumedang, --⌂-- Karawang.

Gambar8 Spektrum inframerah dari selulosa murni (a) dan hasil modifikasi dengan poliaktilonitril (b).

Contoh Penafsiran Tabel dan Gambar

Penafsiran Tabel 26 (lihat halaman 74)


Suhu simpan dan pemberian putresina dapat mempertahankan tingkat kekerasan buah Pisang
ambon sampai pada hari ke-14 (Tabel 26), namun, pengaruh pemberian putresina tidak sebaik pengaruh
suhu rendah. Selanjutnya, kandungan gula buah hanya dipengaruhi Oleh suhu simpan, tidak Oleh
putresina. Peningkatan kandungan gula buah menurut hari pada suhu rendah jauh lebih Iambat bila
dibandingkan dengan buah yang disimpan pada suhu tinggi. Pada hari ke-14, kandungan gula buah
yang disimpan pada suhu tinggi mencapai 20 kali kandungan gula buah yang disimpan pada suhu
rendah.

Penafsiran Gambar 4 dan 6 (lihat halaman 75 dan 76)


Tanggap tanaman dalam bentuk perubahan kandungan klorofil terhadap perubahan tingkat naungan
pada dua kultivar bunga krisan, 'Red Granada' dan 'Gold van Langen', berbeda nyata. Kandungan klorofil
'Red Granada' menurun dengan cepat dengan berubahnya tingkat naungan dari 0 sampai 45% kemudian
menurun dengan Iambat (Gambar 4). Sebaliknya pada kultivar 'Gold van Langen', kandungan klorofil
menurun dengan Iambat dengan meningkatnya tingkat naungan dari 0 sampai 75%.
Selanjutnya tanggap kedua kultivar bunga krisan tersebut dalam bentuk perubahan diameter bunga
terhadap perubahan tingkat naungan relatif hampir sama (Gambar 6). Hasil ini menunjukkan bahwa
peningkatan diameter bunga krisan yang optimum dapat dicapai dengan memberikan naungan sekitar
30%.
KEPUSTAKAAN

Untuk menyusun karya ilmiah, pengarang sebaiknya mencari sumber acuan dari pustaka
primer seperti jurnal, monograf, dan tulisan asli lainnya. Sebaliknya, buku ajar berupa diktat kuliah,
textbook, dan penuntun praktikum harus dihindari karena tujuan utama buku tersebut sebagai bahan
pengajaran yang berisi ulasan pengetahuan secara umum.

Penulisan yang cermat tentang kepustakaan akan mempermudah pembaca dalam menelusuri
kembali masalah yang dicarinya dari sumber acuan tadi. Pengacuan yang umum dilakukan
mengikuti sistem Nama-Tahun (sistem Harvard) dan sistem Nomor (sistem Vancouver).

Penelusuran sumber acuan melalui internet telah digunakan, namun standar penulisan daftar
pustaka yang diakses melalui internet sampai saat ini belum tersedia secara baku. Pada dasamya
sumber acuan harus menłpakan pustaka primer yang dapat dipertanggungiawabkan seperti yang
telah dijelaskan pada paragraf terdahulu, demikian pula pengacuan dan penyusunannya.

Bab ini disusun dalam empat subjudul, yaitu Pengacuan Pustaka, Penyusunan Daftar Pustaka,
Contoh Penulisan Sumber Acuan, dan Penulisan Acuan melalui Internet.

Pengacuan Pustaka

Dalam tubuh tulisan karya ilmiah, pengarang dapat mengacu pustaka mengikuti salah satu dari
sistem pengacuan di atas. Setiap sistem pengacuan pustaka harus digunakan secara taat asas dalam tubuh
tulisan, tabel, dan gambar suatu karya ilmiah, kemudian disenaraikan pada akhir tulisan atau bab dengan
judul ”Daftar Pustaka”.
Pengacuan pustaka bersumber pada situs web dari pangkalan data (data base) di dunia dan
perangkat lunak (soft ware) untuk analisis merupakan perkecualian. Sumber acuannya tidak perlu
disenaraikan dalam Daftar Pustaka.

Sistem Nama-Tahun
Dalam sistem Nama-Tahun nama pengarang yang diacu dalam tubuh tulisan hanyalah nama
keluarga atau nama akhir pengarang yang diikuti tahun publikasinya. Pengacuan pustaka menggunakan
sistem ini lebih disukai oleh pengarang karena lebih mudah untuk menambah atau mengurangi acuan
dalam tubuh tulisan maupun daftar pustaka jika dibandingkan dengan sistem Nomor. Sistem ini juga
dengan cepat memberikan senarai kemutakhiran pustaka yang diacu sehingga bagi pembaca (yang tidak
mengetahui pustaka yang diacu), tahun pada acuan tersebut dapat menyampaikan sejarah yang sebenamya
mengenai perkembangan konsep dan metode yang didiskusikan. Sistem Nama-Tahun mempunyai kerugian
pada pengacuan ganda, terutama apabila sumber acuan yang digunakan jumlahnya banyak sehingga
merupakan rangkaian acuan di dalam tanda kurung yang dapat menjengkelkan pembaca. Bergantung pada
susunan kalimat, cara penulisannya ialah sebagai berikut:
Rifai (1995) mengemukan bahwa pembahasan merupakan bagian tempat seseorang paling bebas
berekspresi.
atau
Pembahasan merupakan bagian tempat seseorang paling bebas berekspresi (Rifai 1995).
Jika sumber acuan menunjukkan tanggal, bulan, dan tahun publikasi, maka tahun saja pada
umumnya sudah cukup untuk acuan.
Pengacuan pustaka dalam teks karya ilmiah dapat ditulis oleh satu pengarang, dua pengarang, tiga
pengarang, atau lebih. Tabel 27 mengemukakan contoh senarai nama pengarang yang disusun menurut
abjad nama keluarga atau nama akhir penulis, kemudian disusul dengan urutan kronologi waktu. Contoh
ini digunakan untuk membahas beberapa contoh pengacuan pustaka dibawah ini.

Tabel 27 Contoh senarai nama pengarang dan pengacuan pustaka

Senarai nama pengarang Pengacuan dalam tubuh tulisan


Suwanto A. 1997. Suwanto (1997) atau (Suwanto 1997)
Suwanto A. 1997a. Suwanto (1997a) atau (Suwanto 1997b)
Suwanto A. 1997b. Suwanto (1997b) atau (Suwanto 1997b)
Suwanto A. 1999. Suwanto A (1999) atau (Suwanto A
1999)
Suwanto A. 2000. Suwanto A (2000) atau (Suwanto A
2000)
Suwanto A. siap terbit. Suwanto (siap terbit) atau (Suwanto,
siap terbit)
Suwanto A, Fardiaz S. 1983. Suwanto dan Fardiaz (1983) atau
(Suwanto & Fardiaz 1983)
Suwanto A, Fardiaz S, Sudirman 1983. Suwanto et al. (1983) atau (Suwanto et
al. 1983)
Suwanto A, Kaplan S. 1989a. Suwanto dan Kaplan (1989a) atau
(Suwanto dan Kaplan 1989a)
Suwanto A, Kaplan S. 1989b. Suwanto dan Kaplan (1989b) atau
(Suwanto dan Kaplan 1989b)
Suwanto A, Kaplan S. 1992. Suwanto dan Kaplan (1992) atau
(Suwanto dan Kaplan 1992)
Suwanto A, Salyers A. 1997 Suwanto dan Salyers (1997) atau
(Suwanto dan Salyers 1997)
Suwanto A, Suwanto H. 299. Suwanto A dan Suwanto H (1992) atau
(Suwanto A dan Suwanto H 1992)
Suwanto A, Suwanto H, Suryanto D. Suwanto et al. (2000a) atau (Suwanto et
2000a al. 2000a)
Suwanto A, Yuhana M, Angka SL 1999. Suwanto et al. (1999) atau (Suwanto et
al. 1999)
Suwanto A, Yuhana M, Angka SL Suwanto et al. (2000b) atau (Suwanto et
2000b. al. 2000b)
Suwanto A, Yuhana M, Hera E, Angka Suwanto et al. (2000c) atau (Suwanto et
SL 1998. al. 2000c)
Suwanto H. 1999 Suwanto H (1999) atau (Suwanto H
1999)
Suwarno. 1998 Suwarno (1998) atau (Suwarno 1998)

Satu Pengarang
Pengarang yang Sama Menulis pada Tahun Berbeda
Jika terdapat lebih dari satu pustaka yang ditulis oleh pengarang yang sama pada tahun yang
berbeda, pengacuan ditulis sesuai urutan tahun terbit, misalnya Suwanto (1997, 2000) ... atau ...
(Suwanto 1997, 2000). Tahun terbit yang satu dengan yang berikutnya dipisahkan oleh koma dan
spasi.

Pengarang yang Sama Menulis pada Tahun Sama

Pengacuan terhadap dua atau beberapa pustaka yang ditulis oleh pengarang yang sama pada
tahun yang sama dilakukan dengan menambahkan huruf a untuk yang pertama, ''b” untuk yang kedua,
dan seterusnya setelah tahun. Misalnya Suwanto (1998a, 1998b) atau (Suwanto 1998a, 1998b).
Penambahan huruf ''a”, ''b”, dan seterusnya ini perlu didasarkan pada urutan waktu publikasi, dari yang
paling awal sampai dengan yang paling akhir. Urutan waktu ini biasanya dapat ditentukan dari volume
dan nomor jurnal tempat artikel tersebut terbit atau dari urutan nomor halaman jika bukan berasal dari
jurnal yang sama.. Di dalam tubuh tulisan tahun penerbitan yang satu dengan yang berikutnya
dipisahkan oleh koma dan spasi.

Pengarang yang Mempunyai Nama Keluarga yang Sama Menulis pada Tahun yang Sama
Jika pengarang mempunyai nama keluarga yang sama untuk suatu publikasi yang terbit pada
tahun yang sama, nama inisial disertakan untuk membedakan bahwa sumbemya berbeda. Misalnya
Suwanto A (1999) dan Suwanto H (1999) … atau (Suwanto A 1999; Suwanto H 1999). Perhatikan
bahwa kata tt dan" digunakan untuk menghubungkan dua sumber acuan yang ditulis oleh pengarang
yang berbeda dalam suatu kalimat, sedangkan titik koma dan spasi digunakan untuk memisahkan
pengacuan terhadap pustaka yang ditulis oleh pengarang yang berbeda.
Dua Pengarang
Pengacuan pustaka yang ditulis oleh dua pengarang seperti "Suwanto A dan Fardiaz S” pada tahun
1983 diacu sebagai Suwanto dan Fardiaz (1983) atau . . . (Suwanto & Fardiaz 1983). Jangan menggunakan
tanda ampersan (&) untuk menggantikan kata ”dan” dalam suatu kalimat tubuh tulisan, kecuali pada
sumber acuan dalam tanda kurung. Perhatikan pula bahwa dalam senarai Daftar Pustaka kata ”dan” tidak
dituliskan (lihat Tabel 26).

Dua Pengarang Mempunyai Nama Keluarga yang Sama

Bila dua pengarang memiliki nama keluarga yang sama menulis bersama, pengacuan dituliskan
mengikuti pola menambahkan nama inisialnya, misalnya Suwanto A dan Suwanto H (1999) . . . atau
(Suwanto A & Suwanto H 1999). Perhatikan bahwa dalam Daftar Pustaka kata ”dan” tidak dicantumkan
(lihat Tabel 26).
Tiga Pengarang atau Lebih
Untuk nama pengarang yang terdiri atas tiga orang atau lebih, hanya nama keluarga atau nama
akhir pengarang pertama saja yang ditulis dan diikuti dengan kata "et al." (singkatan dari et alii).
Dalam Pedoman ini kata "et al." tetap dipertahankan dan dicetak dengan huruf miring; tidak diubah
menjadi "dkk." (singkatan dari dan kawan-kawan). Sebagai contoh, artikel yang ditulis oleh Suwanto
A, Friska H, dan Sudirman I yang dipublikasikan pada tahun 1996 diacu sebagai: Suwanto et al.
(1996) atau (Suwanto et al. 1996).
Jika sumber acuan yang terdiri atas tiga pengarang atau lebih ditulis oleh penulis pertama yang
sama, maka untuk membedakan sumber acuan tersebut dituliskan seperti pada penulisan Pengarang
yang Sama Menulis pada Tahun Sama. Misal artikel Suwanto A, Suwanto H, dan Suryanto D
dipublikasi pada tahun 2000 dan artikel yang ditulis oleh Suwanto A bersama-sama Yuhana M dan
Angka SL dipublikasikan juga pada tahun 2000, maka untuk membedakannya dituliskan Suwanto et al.
(2000a) Suwanto et al. (2000b) ... atau ... (Suwanto et al 2000a)•, . (Suwanto et al. 2000b). Penambahan
huruf a dan b didasarkan pada senarai menurut abjad nama pengarang.

Pengacuan Ganda
Bila dua artikel atau lebih dengan pengarang berbeda diacu sekaligus, maka penulisan
pengacuannya didasarkan pada urutan tahun penerbitannya, misalnya (Kaplan & Suwanto 1990;
Suhartono et al. 1994; Tjahjadi et al. 1994; Rosana et al. 1995; Suwanto et al. 2000a; Suwanto et al.
2000b). Di sini digunakan titik koma dan spasi untuk memisahkan pengacuan terhadap pustaka yang
ditulis oleh pengarang yang berbeda.

Lembaga sebagai Pengarang

Nama lembaga yang diacu sebagai pengarang sebaiknya ditulis dengan bentuk singkatannya.
Misalnya untuk mengacu tulisan yang diterbitkan tahun 1999 oleh Biro Pusat Statistik ditulis BPS (1999)
... atau (BPS 1999). Dalam Daftar Pustaka nama pengarang acuan ini ditulis sebagai [BPS].

Tulisan tanpa Nama Pengarang

Sebaiknya acuan yang tidak memiliki nama pengarang di dalam tubuh tulisan dan Daftar Pustaka
dituliskan dengan nama lembaga yang menerbitkannya. Acuan tanpa pengarang ada pula yang dituliskan
sebagai Anonim (1990) ... atau (Anonim 1990) dan dalam Daftar Pustaka ditulis [Anonim], namun
sebaiknya penggunaan kata Anonim ini dihindari.

Pustaka Sekunder

Untuk artikel yang belum pernah dibaca sendiri oleh penulis dan diacu dari suatu
sumber (pustaka sekunder), nama pengarang dan tahun penerbitan aslinya ditulis dan dipisahkan
dengan tanda koma dan spasi dengan kata "diacu dalam' yang diikuti nama pengarang dan tahun
penerbitan pustaka sekunder. Contoh (Powell 1958, diacu dalam Forbes 1972) atau (Powell 1958,
diacu dalam Forbes 1972). Dalam Daftar Pustaka kedua artikel ini harus dicantumkan. Dalam
menulis k-arya ilmiah. pengaeuan terhadap pustaka yang tidak pernah dibaca sendiri sangat tidak
dianjurkan.

Artikel Siap Terbit


Pengacuan terhadap artikel telah diterima untuk publikasi, masih dalam proses penerbitan,
dilakukan dengan menambahkan kata "in press" atau "siap terbit". Pemilihan kata tersebut harus
digunakan dengan taat asas dalam seluruh tubuh tulisan. Misal Suwanto (in press) ... atau ...
(Suwanto, in press) dan Suwanto (siap terbit) ... atau ... (Suwanto, siap terbit). Sumber acuan seperti
ini disenaraikan dalam Daftar Pustaka.

Artikel Sedang Dikirimkan untuk Publikasi


Artikel yang sedang disampaikan untuk publikasi dalam suatu jumal tidak dapat diacu dalam karya
ilmiah karena belum ada pernyataan dapat diterbitkan.

Komunikasi Pribadi
Dalam keadaan sangat khusus, komunikasi pribadi dengan seorang pakar kadang kala perlu diacu
dalam tulisan. Sebaiknya pakar yang diacu merupakan orang yang kepakarannya dikenal oleh masyarakat
ilmiah.
Bila pengacuan ini dilakukan, nama diikuti oleh inisialnya, tanpa menggunakan gelar akademik atau
jabatan, dilanjutkan dengan waktu dan dipisahkan oleh tanda koma dan spasi dari tipe informasi yang
diacu; semuanya dituliskan dalam tanda kurung, misal ... (Nasoetion AH 8 Maret 1998, komunikasi
pribadi). Pengacuan dengan cara ini tidak dianjurkan dan seandainya digunakan, maka informasi yang
diperoleh dari komunikasi pribadi ini tidak disenaraikan dalam Daftar Pustaka.
Dalam pengacuan pustaka ada kalanya nomor halaman yang diacu ditulis halaman yang
ditunjukkan untuk sumber acuan tersebut dipisahkan dari tahun dengan tanda titik dua dan spasi
(contoh: Koentjaraningrat 19xx: 34).

Sistem Nomor
Sistem Nomor disusun menggunakan tanda nomor untuk pustaka yang diacu dalam tubuh tulisan.
Pemberian nomor didasarkan pada urutan pemunculannya dalam tubuh tulisan. Pengacuan yang pertama
kali muncul diberi nomor 1, yang kedua diberi nomor 2, dan seterusnya. Nomor yang telah diberikan
dipertahankan terus untuk seluruh tubuh tulisan. Dengan demikian, sekalipun pengacuan dilakukan di
tempat Iain dalam tubuh tulisan dan telah diselang dengan nomornomor pengacuan yang Iain, nomor
pertama tadi tetap digunakan.
Dalam tubuh tulisan nomor ditulis dengan superskrip. Nomor pengacuan yang tidak
berkesinambungan dipisahkan oleh tanda koma tanpa spasi. Bila terdapat lebih dari dua nomor yang
berkesinambungan, nomor terkecil dan terbesar dihubungkan oleh tanda (-), tetapi bila hanya dua nomor
cukup dipisahkan dengan tanda koma.
Keuntungan utama sistem ini ialah nomor-nomor yang diacu tidak mengganggu pembaca karena
tidak merupakan rangkaian acuan yang panjang, Urutan acuan yang nomornya sinambung hanya
diwakili nomor yang pertama dan terakhir dengan tanda baca (-). Selain itu, pengacuan menggunakan
nomor juga menghemat ruang, kertas, dan biaya.
Contoh pengacuan sistem Nomor:

… keragaman hayati yang terbesar terdapat di dacrah tropik 1,2,5,7-9.


Sinaga6 mengemukakan bahwa…
... jumlah telur terbanyak (27) yang dilaporkan scbelumnya 7 dipengaruhi oleh …
Pengacuan dapat pula dilakukan dengan menempatkan nomor pustaka yang diacu dalam tanda
kurung. Bila pola ini yang digunakan maka angka lain yang ada dalam tanda kurung perlu disertai
dengan satuan atau sebutan supaya dapat dibedakan dari nomor pengacuan yang juga ada dalam tanda
kurung.

… keragaman hayati yang terbesar terdapat di daerah tropik (1,2,5,7-9).


Sinaga (6) mengemukakan bahwa…
… jumlah telur terbanyak (27 butir) yang dilaporkan sebelumnya (7) dipengaruhi oleh …

Pada akhir tulisan karya ilmiah, semua pustaka acuan disenaraikan sesuai dengan nomor urut
pemunculannya. Jadi, Daftar Pustaka tidak disenaraikan berdasarkan abjad nama pengarang. Penggunaan
sistem ini perlu dikerjakan dengan cermat, terutama jika ingin menambah atau mengurangi sumber acuan.

Penyusunan Daftar Pustaka


Pada bagian akhir sebuah karya tulis terdapat Daftar Pustaka yang dibuat berdasarkan pada susunan
sistem pengacuan pustaka tertentu. Daftar pustaka pada sistem Nama-Tahun disusun menurut urutan
abjad nama pengarang, sedangkan pada sistem Nomor disusun menurut nomor urut pemunculannya
dalam tubuh tulisan.
Berikut ini akan dijelaskan urutan unsur-unsur yang diperlukan untuk menulis Daftar Pustaka
mengikuti urutan Nama-Tahun secara terperinci. Unsur tersebut ialah nama pengarang, tahun terbit, nama
jurnal, volume, nomor, dan halaman untuk sumber acuan dari jurnal. Jika sumber acuan dari buku, unsur
tersebut ialah nama pengarang, tahun terbit, judul buku, kota penerbitan, dan penerbitnya. Unsur tersebut
berlaku pula untuk menulis Daftar Pustaka mengikuti sistem Nomor, hanya urutan penulisannya yang
berbeda.
Hanya pustaka yang diacu di dalam tubuh tulisan saja yang dapat dimuat dalam daftar pustaka dan
dengan demikian sumber acuan yang ada dalam Daftar Pustaka harus ada di dalam tubuh tulisan.
Kepustakaan harus dinyatakan dengan lengkap agar memudahkan pembaca menelusur kembali.
Informasi tentang kepustakaan ini sebaiknya dicocokkan kembali dengan pustaka aslinya. Penulisan
kcpustakaan yang salah atau tidak lengkap tidak akan banyak gunanya dan secara tidak langsung akan
menunjukkan mutu pengarangnya.
Apapun sistem pengacuan pustaka yang digunakan, nama pengarang yang dituliskan merupakan
nama keluarga atau nama akhir pengarang yang diikuti inisial nama pertama dan nama tengah tanpa tanda
baca. Nama keluarga dan inisial ini dipisahkan dengan satu spasi; nama pengarang berikutnya dipisahkan
satu sama lain dengan tanda koma dan spasi. Pengarang yang jumlahnya lebih dari lima orang cukup
diwakili oleh nama pengarang yang pertama saja. Dalam daftar pustaka dituliskan nama keluarga
pengarang pertama diikuti inisialnya dan kata et al. (lihat Contoh Penulisan Sumber Acuan, Teladan
Umum untuk Jurnal, Pengarang Lebih dari Lima Orang)
Urutan pustaka dalam daftar pustaka didasarkan pada urutan abjad dari huruf awal nama keluarga
atau nama akhir pengarang pertama. Selanjutnya urutan abjad dari nama pengarang pertama tersebut
didasarkan pada urutan abjad huruf per huruf ke kanan dan dilanjutkan dengan nama inisialnya; diikuti
nama keluarga pengarang berikutnya yang urutan abjadnya didasarkan pada nama keluarga, baru
inisialnya. Bila dua atau lebih pustaka memiliki susunan nama keluarga pengarang yang persis sama
maka urutannya didasarkan pada tahun penerbitan (lihat Tabel 27).

Jurnal
Nama Pengarang

Nama pengarang yang ditulis dalam Daftar Pustaka ialah nama keluarga atau nama akhir yang
diikuti inisial nama pertama dan nama tengah tanpa tanda baca. Nama keluarga dan inisial ini dipisahkan
dengan satu spasi (lihat Tabel 27). Nama pengarang berikutnya dipisahkan satu sama lain dengan tanda
koma dan spasi. Tanda titik diberikan untuk membedakan keterangan nama pengarang dan tahun terbit.
Pada umumnya nama keluarga terletak di bagian belakang dari suatu nama, tetapi ada beberapa
perkecualian seperti pada nama Arab, India, Hungaria, Vietnam, Cina, dan Myanmar (Tabel 28).
Perlu ditegaskan bahwa nama pengarang yang diacu hanłs sama dengan yang tertera pada artikel
aslinya. Jika pengarang bernama Jusuf M pada satu artikel dan Jusup M pada artikel yang lain, janganlah
mengubah nama untuk ketaatasasan.
Pengacuan nama lembaga yang berperan sebagai pengarang ditulis dengan singkatan nama
lembaga yang bertanggung jawab terhadap isi karangan atau dokumen. Selanjutnya nama lembaga ditulis
dengan lengkap. Misalnya untuk susunan ”Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor” cukup ditulis
[Faperta IPB] Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Tabel 28 Variasi ragam penulisan nama-keluarga pengarang
Nama Pengarang Nama pengarang Penulisan kepustakaan
berdasarkan pada negara
Nama keluarga Constantine J Alexopolilos CJ
pengarang yang Alexopolulos
mempunyai satu nama
keluarga
Nama Indonesia dengan Andi hakim nasoetion Noasoetion AH
nama keluarga Agusyin widya Gunawan AW
gunawam
Nama indonesia diikitu Yayah koswara Koswara Y
nama suami
Nama indonesia terdiri Ani mardiastuti Mardiastuti A
atas satu kata
Nama jepang dan korea Hiroko yakamato Yakamato H
Nama pangkat John Doc Sr. Doc JSr.
kekeluargaan atau nama H. Vanden-Brink Vanden-Brink H
keluarga majemuk
Nama vietnam selalu Nguyen Van Thuan Nguyen VT
diawali dengan nama Ngo van hai Ngo VH
keluarga
Nama perancis dengan A de bary Bary A de
kata de, de la, des, du, le, V du bary Bary v du
la, les
Nama belanda:kata-kata Kees de Vries Vries K de
seperti de, van, van den. A van der haar Haar A van deer
Van der, serta von pad
nama jerman, do pada
nama brazil ditempatkan
pada unsur terakhir dari
nama
Kata pada nama arab Hassan Fahmy Khalil Khalil HF
seperti Abdul, Abdoul, Ali Abdel Aziz Abdel-aziz A
abdel, abu, aboul, dan Ali Ibn Saud Ibn-Saud A
lbn dinilai sebagai nama
keluarga
Nama India, kata Sen BC sen Gupta Sen Gupta BC
dan Das digabung AD Das Gupta Das Gupta AD
dengan nama keluarga
Nama Hungaria selalu Farkas Karoly Farkas K
dimulai dengan nama Bartok Bela Bartok B
keluarga yang diikuti
dengan nama kecilnya
Nama Thailand Anake Serimontrikul Serimontrikul A
Somsokdi Duangjai Duangjai S
Nama Cina tradisional Go Ban Hong Go BH
selalu dimulai dengan (tradisional) Kwik KG
nama keluarga, namun Kwik Kiab Gie Chang ST
akhir-akhir ini ada nama (tradidonal)
keluarga yang ditulis Siu-ting Chang
menyertai nama
keciknya yang ditulis
dengan tanda hubung.*
Bahkan ada
kecenderungan penulis
Cina menggunakan
nama barat sebagai nama
kecil diikuti nama
keluarga
Nama Myanmar U thant Thant U
biasanya hanya satu
kata, tetapi dapat pula
didahului bentuk
penghormatan U

Tahun Terbit
Tanda titik diberikan setelah tahun publikasi atau tahun publikasi Yang diikuti huruf a, b,
atau seterusnya.
Tahun yang dicantumkan dalam daftar pustaka ialah tahun terlaksananya penerbitan.
Untuk skripsi, tesis, dan disertasi yang dituliskan ialah tahun seseorang memperoleh surat
keterangan lulus, sedangkan untuk paten ialah tahun diterbitkannya hak paten.

Judul Artikel
Judul yang dikutip harus sama dengan judul pada publikasi asli. Hanya huruf awal, dari
judul artikel ditulis dengan huruf kapital. Huruf kapital di dalam artikel hanya digunakan untuk kasus
tertentu, misal singkatan yang telah baku (seperti USDA, IPB, DNA, pH) dan nama takson mengikuti
tata nama ilmiah. Huruf kapital juga digunakan untuk awal kata yang di dalam kalimat selalu ditulis
dalam huruf kapital, misal dalam bahasa Jerman pada semua kata benda.
Insertion und Assemblierung von Proteinen des Antennenpigment-Komplexes von
Rhodobacter capsulatus im in vitro System
Pada judul artikel yang disertai dengan subjudul maka penulisan judul utama diakhiri tanda titik
dan diikuti anak judul yang merupakan judul baru sehingga penulisan subjudulnya diawali dengan kata
yang menggunakan huruf kapital pada huruf awalnya. Cara yang kedua ialah jika judul utama diakhiri
dengan tanda titik dua, maka huruf awal dari kata pertama pada subjudul dimulai dengan huruf kecil.

Mechanism ofinfection With Epstein-Barr Virus. I. Viral DNA replication and information of non-infectious Virus
particles in superinfected Raji cells
Avian leukemia Virus OK 10: analysis of its myc oncogene by molecular cloning

Nama Jumal
Nama jurnal ditulis italik. Nama jurnal yang hanya terdiri atas satu kata tidak disingkat (misal
Science, Nature), namun umumnya nama jurnal ditulis dalam bentuk singkatannya. Singkatan nama jumal
dapat dirujuk dari World List of Scientific Periodicals (Brown & Stratton 1963-1965) atau
http://library.cabtech.edu/reference/abbreviations. Huruf pertama dari setiap kata pada nama jumal yang
disingkat ditulis dengan huruf kapital. Semua tanda baca yang ada pada nama jurnal dihilangkan dan
setiap singkatan itu diikuti satu spasi dan bukan dengan tanda titik. Dalam buku ini diberikan sejumlah
contoh singkatan nama jurnal terpilih (Lampiran 32). Pada Lampiran 33 disajikan daftar singkatan kata-
kata nama jurnal. Jika di dalam World List ofScientific Periodicals
http://library.cabtech.edu/reference/abbreviations dan lampiran tidak ditemukan singkatan yang dicari,
singkatan dapat dibuat dengan memperhatikan beberapa ketentuan di bawah ini.
1 Pada umumnya kata disingkat dengan menghilangkan sekurang-kurangnya dua hur-uf terakhir dari
kata tersebut. Perkecualian menyingkat dengan menghilangkan huruf-huruf yang di' tengah terjadi
pada Coy (Country), Jpn(Japan), Natl (National), dan Ztg (Zeitung). Singkatan sebaiknya diakhiri
dengan humf mati, misal Biol dan bukan Bio untuk Biologi.
2 Kata-kata dengan akar kata yang sama disingkat menjadi bentuk singkatan yang sama, misalnya
Chem untuk Chentistry, Chemical, dan Chemists; tetapi, jika terdapat perbedaan huruf pada pokok
kata maka singkatannya menjadi berbeda, contohnya: Bull (Bulletin), Bul (Buletin), Bol (Boletin),
Boll (Bollettino).
3 Kata yang tidak mempunyai akar kata yang sama disingkat berbeda: Trans, Transplant, Transp,
dan Transl masing-masing untuk Transactions, Transplantation, Transport, dan Translation.
4 Kata dengan akar kata dapat disingkat, tetapi jika kata itu merupakan unsur pertama dari suatu
kata majemuk ditulis lengkap. Nat singkatan untuk Nature, tetapi Naturforsch ditulis lengkap bukan
Natforsch.
5 Kata yang terdiri atas lima atau enam huruf biasanya disingkat, kecuali kata Blood, Child, Drugs,
Enzyme, dan Plant.
6 Singkatan pada judul jurnal tidak menggunakan kata depan, sambung, penunjuk, dan tanda-tanda
baca kecuali bila merupakan bagian dari suatu istilah. Misal In Vitro Cellular and Development
Biolou disingkat menjadi In Vitro cell Dev Biol

Volume dan Halaman


Volume jurnal ditulis dengan angka arab setelah nama jurnal dan dipisahkan dengan spasi. Nomor
volume yang tidak menggunakan angka arab, misalnya volume XXVI diubah menjadi 26. Setelah nomor
langsung diikuti tanda titik dua dan nomor halaman lengkap (114-120 untuk menyatakan halaman 114
sampai dengan 120) yang diakhiri dengan tanda titik.
J Biol Chem 26:114-120.
Nomor terbitan biasanya digunakan pada jurnal dan ditulis dengan angka arab. Angka tersebut
diletakkan dalam tanda kurung setelah nomor volume yang semuanya ditulis langsung tanpa spasi. Misal:
27(6):8-16. Nomor terbitan tidak perlu dicantumkan bila penomoran halaman berkesinambungan dalam
satu volume. Misal: Hayati Volume 7 Nomor 3 halaman 91-95 ditulis Hayati 7:91-95, bukan Hayati
7(3):91-95

Nomor Suplemen
Suplemen merupakan terbitan khusus atau sisipan dari suatu volume jumal. Artikel acuan yang
berasal dari nomor tambahan yang terdapat dalam terbitan berkala ditunjukkan oleh suatu keterangan,
misal Supl I untuk Suplemen atau Supplement nomor I; Ed Khusus 5 untuk Edisi Khusus nomor 5; atau
Sisipan 1 untuk Sisipan nomor 1 .

Buku
Penyusunan daftar pustaka untuk buku ditulis dengan urutan: nama pengarang, tahun terbit,
judul buku, kota tempat penerbitan, dan nama penerbit. Pada dasarnya keterangan untuk menulis nama
pengarang dan tahun penerbitan sama seperti pada jurnal, sedangkan untuk keterangan yang lain akan
dijelaskan di bawah ini.
Judul Buku

Judul buku ditulis italik; setiap kata diawali huruf kapital, kecuali kata depan dan kata sambung.

Edisi
Keterangan tentang edisi ditempatkan setelah judul dan ditulis misalnya ”Ed ke-8” lihat halaman
91. Walaupun dalam buku aslinya tercantum misalnya”Eighth Edition”, pada penulisan daftar pustaka
pasangan kata itu perlu diubah menjadi ”Ed ke-8”. Tulisan ”New revised edition” yang sering kita jumpai
pada suatu buku perlu disingkat menjadi ''Ed rev”. Edisi pertama yang tidak diikuti edisi berikutnya tidak
perlu diidentifikasi sebagai ''Ed ke-l ”, tetapi bila kemudian diketahui terbit edisi baru maka buku edisi
pertama itu perlu dinyatakan dengan “Ed ke-l ”.

Tempat Penerbitan
Tempat penerbitan dapat dijumpai pada halaman judul dari buku yang diacu. Bila tercantum
beberapa tempat penerbitan, nama tempat yang pertama kali ditulis digunakan untuk menyusun daftar
pustaka. Bilamana kota tempat buku diterbitkan tidak tercantum dalam buku, tetapi dapat dikenali dari
nama penerbitnya, maka nama kota itu ditulis dalam tanda kurung siku. Bila tempat penerbitan sama
sekali tidak diketahui, maka dituliskan tempat tidak diketahui dalam tanda kurung siku: ”[tempat tidak
diketahui]”.
Nama Penerbit
Penerbit ialah perusahaan komersial atau lembaga pemerintah/swasta yang melaksanakan
penerbitan buku. Nama penerbit biasanya tercantum pada halaman judul. Nama penerbit sebaiknya
disingkat (Lampiran 34). Lembaga yang bertindak sebagai penerbit ialah jenjang yang paling relevan dan
bertanggung jawab terhadap isi buku tersebut kemudian diikuti jenjang di atasannya. Misalnya ”Pusat
Studi Satwa Primata, Lembaga Penelitian, Institut Pertanian Bogor” ditulis sebagai ”PSSP LP IPB”.
Jika lembaga itu bertindak sebagai pengarang dan penerbit, singkatan nama lembaga dapat
digunakan untuk menuliskan nama pengarang. Misal: [PSSP] Pusat Studi Satwa Primata.
Seandainya sama sekali tidak tercantum nama penerbit atau nama yang menunjukkan sebagai
penerbit, maka dituliskan penerbit tidak diketahui dalam tanda kurung siku: [penerbit tidak diketahui].

Halaman

Nomor halaman dicantumkan atau tidak bergantung pada pengacuan yang diterapkan. Bila nomor
halaman ditampilkan dan pengacuan dilakukan terhadap
keseluruhan buku, tuliskan misalnya ”525 hlm” untuk buku yang pada halaman terakhimya tertulis angka
525. Bila pengacuan dilakukan terhadap bagian tertentu dari buku, misalnya dari halaman 23 sampai
dengan 35, maka penulisannya ialah ”hlm 23-35”; atau untuk pengacuan terbatas pada halaman 54 ditulis
”hlm 54”

Prosiding
Penyusunan daftar pustaka untuk prosiding ditulis dengan urutan mengikuti penulisan buku, tetapi
dengan menampilkan nama pertemuan. Nama pertemuan ditulis dengan setiap awal katanya
menggunakan huruf kapital, kecuali kata sambung. Nama pertemuan dipisahkan dari tempat pelaksanaan
pertemuan dengan tanda titik koma dan spasi, sedangkan tempat dan waktu pelaksanaan dengan tanda
koma dan spasi. Waktu pelaksanaan pertemuan dinyatakan dalam urutan ”tanggal bulan tahun”; nama
bulan disingkat hingga terisi tiga huruf yang pertama dan tanpa tanda titik.

Contoh Penulisan Sumber Acuan

Contoh umum penulisan sumber acuan untuk sistem Nama-Tahun (N-T) dan sistem Nomor (No)
dalam Daftar Pustaka disajikan di bawah ini dengan didahului teladan penyusunannya. Letak baris ke-2
dan seterusnya dari setiap sumber acuan ditulis 0.5 cm ke kanan.

Teladan Umum untuk Jurnal

Nama-Tahun (N-T).
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel. Nama jurnal Nomor volume:Halaman.
Nomor (No).
Nama pengarang. Judul artikel. Nama jurnal Tahun; Nomor volume:Halaman.

Pengarang Satu Orang

N-T Johnson MW. 1987. Parasitization of Liriomyza spp. (Diptera: Agromyzidae) infesting commercial
watermelon plantings in Hawaii. J Econ Entomol 80:56-61.
No Johnson MW. Parasitization of Liriomyza spp. (Diptera: Agromyzidae) infesting commercial
watermelon plantings in Hawaii. J Econ Entomol 1987;80:50-61.

Pengarang Dua Orang

N-T Koske RE, Halvorson WL. 1989. Scutellospora arenicola and Glomus trimurales: two new species
in the Endogonaceae. Mycologia 81 :927933.
No Koske RE, Halvorson WL. Scutellospora arenicola and Glomus trimurales: two new species in the
Endogonaceae. Mycologia 1989;81:927-933.
Pengarang 3-5 Orang
N-T Runtunuwu SD, Hartana A, Suharsono, Sinaga MS. 2000. Penanda molekuler sifat ketahanan kelapa
terhadap Phytophthora penyebab gugur buah. Hayati 7:101-105.
No Runtunuwu SD, Hartana A, Suharsono, Sinaga MS. Penanda molekuler sifat ketahanan kelapa
terhadap Phytophthora penyebab gugur buah. Hayati 2000;7:101-105.

Pengarang Lebih dari Lima Orang

N-T Wilkinson MJ et al. 2000. A direct regional scale estimate of transgene movement from
genetically modified oilseed rape to its wild progenitors. Mol Ecol 9:983-991.
No Wilkinson MJ et al. A direct regional scale estimate of transgene movement from genetically
modified oilseed rape to its wild progenitors. Mol Ecol 2000;9:983-991.

Pengarang merupakan Organisasi


N-T [SSCCCP] Scandinavian Society for Clinical Chemistry and Clinical Physiology, Committee on
Enzymes. 1976. Recommended method for the determination of y-glutamyltransferase in
blood. Scand J Clin Lab Invest 36: 119-125.
No [SSCCCP] Scandinavian Society for Clinical Chemistry and Clinical Physiology, Committee on
Enzymes. Recommended method for the determination of Y-glutamyltransferase in blood.
Scand J Clin Lab Invest 1976;36:119-125.
Artikel tanpa Pengarang
N-T [Anonim]. 1976. Epidemiology for primary health care. Int J Epidemiol 5:224-225.
No [Anonim]. Epidemiology for primary health care. Int J Epidemiol 5:224-225.

Jenis Artikel dalam Jurnal

Jenis artikel dalam jurnal dapat berupa editorial, komunikasi singkat, catatan penelitian, ulas balik, atau
ulasan.

N-T Smith KL. 1991. New dangers in our field [editorial]. Am J Nucl Eng 13:15-16.
No Smith KL. New dangers in our field [editorial]. Am J Nucl Eng 1991; 13:1516.

N-T Sosromarsono S. 1997. Tungau merah jeruk, Panonychus citri (McGregor): pendatang baru di
Indonesia [komunikasi singkatl. Bul HPT 9:38-39.
NO Sosromarsono S. Tungau. merah jeruk, Panonychus citri (McGregor): pendatang baru di Indonesia
[komunikasi singkatJ. Bul HPT 1997;9:38-39.
N-T Darmadi AAK, Hartana A, Mogea JP. 2002. Perbungaan Salak [catatan penelitian]. Hayati 9:59-61.
No Darmadi AAK, Hartana A, Mogea JP. Perbungaan Salak [catatan penelitian]. Hayati 2002;9:59-61.
N-T Sembiring L & Goodfellow M. 2001. Application of numerical systematics in unraveling
streptomycete diversity [ulas balik]. J Mikrobiol Indones 6:1-7.
No Sembiring L & Goodfellow M. Application of numerical systematics in unraveling streptomycete
diversity [ulas balik]. J Mikrobiol Indones 2001; 6:1-7.
N-T Gunawan AW. 1997. Status penelitian biologi dan budi daya jamur di Indonesia [ulasan]. Hayati 4:80-
84.
No Gunawan AW. Status penelitian biologi dan budi daya jamur di Indonesia [ulasan]. Hayati 1997;4:80-
84.

Artikel dengan Halaman Terputus


N-T Crews D, Gartska WR. 1981. The ecological physiology of the garter snake. Sci Am 245:158-164,
166-168.
No Crews D, Gartska WR. The ecological physiology of the garter snake. Sci Am 1981; 245:158-164,
166-168

Setiap Nomor Terbitan Dimulai dengan Halaman Bernomor Satu


N-T Eliel EL. 1976. Stereochemistry since LeBel and van't Hoff: Chemistry 49(2):9-13.

No Eliel EL. Stereochemistry since LeBel and van't Hoff: Chemistry 1976;

Terbitan sebagai Suplemen, Sisipan, Edisi Khusus

N-T Magni F, Rossoni G, Berti F. 1988. BN-52021 protects guinea-pig from heart anaphylaxis. Pharm Res
Commun 20 Supl 5:75-78.
No Magni F, Rossoni G, Berti F. BN-52021 protects guinea-pig from heart anaphylaxis. Pharm Res
Commun 1988;20 Supl 5:75-78.

N-T Haegens RMAP. 2000. Taxonomy, phylogeny, and biogeography of Baccaurea, Distichirhops, and
Nothobaccaurea (Euphorbiaceae). Blumea supl 12:3-128.
No Haegens RMAP. Taxonomy, phylogeny, and biogeography of Baccaurea, Distichirhops, and
Nothobaccaurea (Euphorbiaceae). Blumea Supl 2000;12:3-128.
N-T Rifai MA. 1992. Penggodokan peneliti taksonomi tumbuhan siap pakai. Floribunda 1 Sisipan 3:22-
24.

No Rifai MA. Penggodokan peneliti taksonomi tumbuhan siap pakai. Floribunda 1992;1 Sisipan 3:22-24.

Judul Artikel Diterjemahkan dalam Bahasa Inggris


N-T Irsan C, Sosromarsono S, Buchori D, Triwidodo H. 1998. [Aphids (Homoptera: Aphididae) on
solanaceous plants in West Java.l[dalam bahasa Indonesia]. Bui HPT 10(2):1-4.
No Irsan C, Sosromarsono S, Buchori D, Triwidodo H. [Aphids (Homoptera: Aphididae) on solanaceous
plants in West Java.][dalam bahasa Indonesia]. Bui HPT 1998;10(2):1-4.
N-T Du TY, Xiong JJ, Huang MD. 1987. [Observations on bionomics of phosmet resistant strain of
Amblyseius ehara et Lee.][dalam bahasa Cina]. Nat Enem Insects 9: 173-176.

No Du TY, Xiong JJ, Huang MD. [Observations on bionomics of phosmet resistant strain of
Amblyseius ehara et Lee.][dalam bahasa Cina]. Nat Enem Insects 1987;9:173-176.
Artikel Cetak Ulang

N-T Young DS. 1987. Implementation os SI units for clinical laboratory data: style spesification and
convertion tables. Ann Intern Med 106:114-129. Cetak ulang dalam J Nutr 1990; 120:20-
35.
No Young DS. Implementation os SI units for clinical laboratory data: style spesification and
convertion tables. Ann Intern Med 1987;106:114-129. Cetak ulang dalam J Nutr 1990;
120:20-35.

Hasil Penelitian yang Dipublikasikan, tetapi Belum Terbit

Keterangan tentang hasil penelitian yang belum terbit, namun sudah disetujui akan terbit di dalam suatu
jumal dituliskan dengan menyebutkan nama pengarang, waktu publikasi, judul artikel, tempat
penerbitan dan diakhiri dengan kata in press atau siap terbit.

N-T Achmadi SS. 2002. Produksi pigmen oleh Spirulina platensis yang ditumbuhkan pada media limbah
lateks pekat. Hayati, in press.
Achmadi SS. 2002. Produksi pigmen oleh Spirulina platensis yang ditumbuhkan pada media
limbah lateks pekat. Hayati, siap terbit.
No Achmadi SS. 2002. Produksi pigmen oleh Spirulina platensis yang ditumbuhkan pada media limbah
lateks pekat. Hayati, in press.
Achmadi SS. 2002. Produksi pigmen oleh Spirulina platensis yang ditumbuhkan pada media limbah lateks
pekat. Hayati, siap terbit.

Teladan Umum untuk Buku


N-T Nama pengarang [atau editor]. Tahun terbit. Judul buku. Tempat terbit: Nama penerbit.
NO Naina pengarang [atau editor]. Judul buku. Tempat terbit: Nama penerbit; Tahun terbit

Buku dengan Pengarang

N-T Gunawan AW. 2000. Usaha Pembibitan Janaur. Jakarta: Penebar Swadaya.
No Gunawan AW. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar Swadaya; 2000

Buku dengan Editor

N-T Gilman AG, Rall TW, Nies AS, Taylor P, editor. 1990. The Pharmacological Basis of Therapeutics.
Ed ke-8. New York: Pergamon.

No Gilman AG, Rall TW, Nies AS, Taylor P, editor. The Pharmacological Basis of Therapeutics. Ed ke-
8. New York: Pergamon; 1990.
N-T Nasoetion AH. 2002. Berkelana di antara Tahu dan Tidak Tahu. Di dalam: Saefuddin A, editor.
Pola Induksi Seorang Eksperimentalis. Bogor: IPB Pr. him 61-67.

No Nasoetion AH. Berkelana di antara Tahu dan Tidak Tahu. Di dalam: Saefuddin A, editor. Pola
Induksi Seorang Eksperinientalis. Bogor: IPB Pr•, 2002. him 61-67.
Buku dengan Lembaga atau Organisasi sebagai Pengarang

N-T [FMIPA IPB] Fakultas Matematika dan 11mu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. 1996.
Kalalog Program Sarjana FMIPA 113B 19951999. Bogor: FMIPA IPB.

No [FMIPA IPB] Fakultas Matematika dan 11mu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Katalog
Program Sarjana FMIPA IPB 1995-1999. Bogor: FMIPA IPB, 1996.

N-T [Depdikbud] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.

No [Depdikbud] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed ke-3. Jakarta: Balai Pustaka; 2001.
N-T [ISO] International Organization for Standardization. 1979. Statistical Methods. Geneva:ISO; (ISO
standards handbooks: 3).
No [ISO] International Organization for Standardization. Statistical Methods. Geneva: International
Organization for Standardization; 1979. (ISO standards handbooks: 3).

Buku Terjemahan tanpa Editor

N-T Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Laan PA van der, penerjemah. Jakarta: Ichtiar
Baru-Van Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesie.
No Kalshoven LGE. The Pests of Crops in Indonesia. Laan PA van der, penerjemah; Jakarta: Ichtiar Baru-
Van Hoeve; 1981. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesie.
N-T Pelczar MJJr, Chan ECS. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Volume ke-l, 2. Hadioetomo RS, Imas T,
Tjitrosomo SS, Angka SL, penerjemah; Jakarta: UI Pr. Terjemahan dari: Elentents
ofMicrobiology.
No Pelczar M.JJr, Chan ECS. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Volume ke-1,2. Hadioetomo RS, Imas T,
Tjitrosomo SS, Angka SL, penerjemah; Jakarta: UI Pr; 1986. Terjemahan dari: Elements
ofMicrobiolou. Buku Terjemahan dengan Editor
N-T Luzikov VN. 1985. Mitochondrial Biogenesis and Breakdown. Galkin AV, penerjemah; Roodyn
DB, editor. New York: Consultants Bureau. Terjemahan dari: Reguliatsiia Formirovaniia
Mitokhondrii.
No Luzikov VN. Mitochondrial Biogenesis and Breakdown. Galkin AV, penerjemah; Roodyn DB,
editor. New York: Consultants Bureau; 1985. Terjemahan dari: Reguliatsiia Formirovaniia
Mitokhondrii.

Microfilm
N-T Heath DF. 1961. Organophosphorus poisons: anticholinesterases and related compounds
[mikrofilm]. Elmsford: Microforms International; 1 rol: 16 mm.
No Heath DF. Organophosphorus poisons: anticholinesterases and related compounds [mikrofilm].
Elmsford: Microforms Intemational. 1 rol:16 mm. 1961.

Buku Berseri dengan Judul Volume yang Sama

N-T Wijayakusuma MH, Dalimartha S, Wirian AS. 1998. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Volume
ke-l. Jakarta: Pustaka Kartini.
No Wijayakusuma MH, Dalimartha S, Wirian AS. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Volume ke-l.
Jakarta: Pustaka Kartini; 1998.

Buku Berseri dengan Judul Volume Berbeda-beda


N-T Cajori F. 1929. A History of Mathematical Notations. Volume ke-2, Notation Mainlay in Higher
Mathematics. Chicago: Open Court.
No Cajori F. A History of Mathematical Notations. Volume ke-2, Notation Mainlay in Higher
Mathematics. Chicago: Open Court; 1929.

Bab atau Bagian dari Buku dengan Pengarang Berbeda-beda dan Disertai Editor
N-T Kuret JA, Murad F. 1990. Adenohypophyseal hormones and related substances. Di dalam: Gilman
AG, Rall TW, Nies AS, Taylor P, editor. The Pharmacological Basis of Therapeutics. Ed ke-8.
New York: Pergamon. hlm 1334-1360.
No Kuret JA, Murad F. Adenohypophyseal homones and related substances. Di dalam: Gilman AG, Rall
TW, Nies AS, Taylor P, editor. The Pharmacological Basis of Therapeutics. Ed ke-8. New
York: Pergamon; 1990. hlm 1334-1360.

Teladan Umum untuk Artikel dalam Prosiding


N-T Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel. Di dalam: Nama editor, editor. Judul publikasi atau
namna pertemuan ilmiah alau keduanya; Tempat pertemuan, tanggal pertemuan. Tempat terbit:
Nama penerbit. Halaman artikel.
No Nama pengarang. Judul artikel. Di dalam: Nama editor, editor. Judul publikasi atau nama pertemuan
ilmiah alau keduanya; Tempat pertemuan, tanggal pertemuan. Tempat terbit: Nama penerbit.
Tahun terbit. Halaman artikel.
N-T Meyer B, Hermans K. 1985. Formaldehyde release from pressed Wood products. Di dalam: Turoski
V, editor. Formaldehyde: Analytical Cheniistry and Toxicology. Proceedings ofthe Symposium
at the 1871h Meeting on the Americctn Chemical Society; St Louis, 8-13 Apr 1984.
Washington: American Chemical Society. hlm 101-116.
No Meyer B, Hermans K. Formaldehyde release from pressed wood products. Di dalam: Turoski V, editor.
Formaldehyde: Analytical Chemistry and Toxicology. Proceedings ofthe Symposium at the
187th Meeting on the American Chemical Society; St Louis, 8-13 Apr 1984. Washington:
American Chemical Socigty. 1985. hlm 101-116.
N -T Wery, Sudirman LMI, Gunawan AW. 1994. Pertumbuhan dan perkembangan Schizophyllum
commune in vitro dan in vivo. Di dalam: Peranan Mikrobiologi dalam Industri Pangan.
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan; Bogor, 20 Agu 1994. Bogor: Perhimpunan Mikrobiologi
Indonesia Cabang Bogor. hlm 170-177.
No Wery, Sudirman LMI, Gunawan AW. Pertumbuhan dan perkembangan Schizophyllum commune in
vitro dan in vivo. Di dalam: Peranan Mikrobiologi dalam Industri Pangan. Prosiding
Pertemuan Ilmiah Tahunan; Bogor, 20 Agu 1994. Bogor: Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia
Cabang Bogor; 1994. hlm 170-177.

Teladan Umum untuk Abstrak


N-T Nama pengarang. Tahun terbit. Judul abstrak [abstrak]. Di dalam: Nama editor, editor. Judul publikasi
atau nama konferensi; Tempat, Waktu konferensi. Tempat terbit: Nama penerbit. Halaman.
Nomor abstrak.

No Nama pengarang. Judul abstrak [abstrak]. Di dalam: Nama editor, editor. Judul publikasi atau nama
konferensi; Tempat, Waktu konferensi. Tempat terbit: Nama penerbit; Tahun terbit. Halaman.
Nomor abstmk.

N-T Darnaedi D. 1991. Rheofite di sepanjang Sungai Mahakam, Kalimantan Timur [abstrak]. Di dalam:
Seminar Ilmiah dan Kongres Nasional Biologi X; Bogor, 24-26 sep 1991. Bogor: PBI & IPB-
PAU Ilmu Hayat. hlm 122. Abstr no 244

No Darnaedi D. Rheofite di sepanjang Sungai Mahakam. Kalimantan Tim ur [abstrak]. Di dalam: Seminar
Ibniah dan Kongres Nasional Biologi X; Bogor, 24-26 sep 1991. Bogor: PBI & IPB-PAU Ilmu
Hayat; 1991. Hlm 122. Abstr no 244.

N-T Mendez MF, Manon-Espaillat R, Lanska DJ, Burstine TH. 1989. Epilepsy and suicide
attempts [abstrak]. Di dalam: American Academy of Neurologv 41St Annual Meeting
Program, Chicago, 13-19 Apr 1989. Cleveland (OH): Edgell Communications. hlm
295. Abstr no PP369.
No Mcndez MF, Manon-Espaillat R, Lanska DJ, Burstine TH. Epilepsy and suicide attempts
[abstrak]. Di dalam: American Academy of Neurology 41St Annual Meeting Program,
Chicago, 13-19 Apr 1989. Cleveland (OH): Edgell Communications; 1989. hlm 295.
Abstr no PP369.
N-T Rahayu WP, Fardiaz S, Darusman LK. 2002. Aktivitas dan produksi komponen antimikrob
dari rimpang lengkuas [abstrak]. Di dalam: Achmadi SS et al., editor. Ringkasan Hasil
Penelitian Hibah Bersaing. Jakarta: Ditjen Dikti, Depdiknas.
No Rahayu WP, Fardiaz S, Darusman LK. Aktivitas dan produksi komponen antimikrob dari
rimpang lengkuas [abstrak]. Di dalam: Achmadi SS et al., editor. Ringkasan Hasil
Penelitian Hibah Bersaing; 2002. Jakarta: Ditjen Dikti, Depdiknas.

Teladan Umum untuk Skripsi, Tesis, Disertasi


N-T Nama pengarang. Tahun terbit. Judul [jenis publikasi]. Tempat institusi: Nama institusi
tempat tersedianya karya ilmiah tersebut.
No Nama pengarang. Judul [jenis publikasi]. Tempat institusi: Nama institusi tempat tersedianya
karya ilmiah tersebut.
N-T Wibisono YW. 1995. Perbandingan dua konfigurasi N-titik: analisis procrustes [skripsi].
Bogor: Fakultas Matematika dan limu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
No Wibisono YW. Perbandingan dua konfigurasi N-titik: analisis procrustes [skripsi]. Bogor:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor; 1995.

N-T Astriani A. 2003. Fungsi biaya dalam usaha perbenihan ikan mas: kasus Kabupaten
Bandung [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
No Astriani A. Fungsi biaya dalam usaha perbenihan ikan mas: kasus Kabupaten Bandung [tesis].
Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor; 2003.
N-T Murdiyanto E. 2003. Remitans migran sirkular dan gejala perubahan struktur sosial di
pedesaan Jawa: kasus di Dusun Trakan, Yogykarta [disertasi]. Bogor: Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
No Murdiyanto E. Remitans migran sirkular dan gejala perubahan struktur sosial di pedesaan
Jawa: kasus di Dusun Trukan, Yogyakarta [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana,
Institut Pełtanian Bogor; 2003
Teladan Umum untuk Bibliografi
N-T Nama penghimpun. Tahun terbit. Judul [jenis publikasil. Tempat terbit: Nama penerbit.
N-T Mendez MF, Manon-Espaillat R, Lanska DJ, Burstine TH. 1989. Epilepsy and suicide
attempts [abstrak]. Di dalam: American Academy of Neurologv 41St Annual Meeting
Program, Chicago, 13-19 Apr 1989. Cleveland (OH): Edgell Communications. hlm
295. Abstr no PP369.
No Mcndez MF, Manon-Espaillat R, Lanska DJ, Burstine TH. Epilepsy and suicide attempts
[abstrak]. Di dalam: American Academy of Neurology 41St Annual Meeting Program,
Chicago, 13-19 Apr 1989. Cleveland (OH): Edgell Communications; 1989. hlm 295.
Abstr no PP369.
N-T Rahayu WP, Fardiaz S, Darusman LK. 2002. Aktivitas dan produksi komponen antimikrob
dari rimpang lengkuas [abstrak]. Di dalam: Achmadi SS et al., editor. Ringkasan Hasil
Penelitian Hibah Bersaing. Jakarta: Ditjen Dikti, Depdiknas.
No Rahayu WP, Fardiaz S, Darusman LK. Aktivitas dan produksi komponen antimikrob dari
rimpang lengkuas [abstrak]. Di dalam: Achmadi SS et al., editor. Ringkasan Hasil
Penelitian Hibah Bersaing; 2002. Jakarta: Ditjen Dikti, Depdiknas.

Teladan Umum untuk Skripsi, Tesis, Disertasi


N-T Nama pengarang. Tahun terbit. Judul [jenis publikasi]. Tempat institusi: Nama institusi
tempat tersedianya karya ilmiah tersebut.
No Nama pengarang. Judul [jenis publikasi]. Tempat institusi: Nama institusi tempat tersedianya
karya ilmiah tersebut.
N-T Wibisono YW. 1995. Perbandingan dua konfigurasi N-titik: analisis procrustes [skripsi].
Bogor: Fakultas Matematika dan limu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
No Wibisono YW. Perbandingan dua konfigurasi N-titik: analisis procrustes [skripsi]. Bogor:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor; 1995.

N-T Astriani A. 2003. Fungsi biaya dalam usaha perbenihan ikan mas: kasus Kabupaten
Bandung [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
No Astriani A. Fungsi biaya dalam usaha perbenihan ikan mas: kasus Kabupaten Bandung [tesis].
Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor; 2003.
N-T Murdiyanto E. 2003. Remitans migran sirkular dan gejala perubahan struktur sosial di
pedesaan Jawa: kasus di Dusun Trakan, Yogykarta [disertasi]. Bogor: Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
No Murdiyanto E. Remitans migran sirkular dan gejala perubahan struktur sosial di pedesaan
Jawa: kasus di Dusun Trukan, Yogyakarta [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana,
Institut Pełtanian Bogor; 2003
Teladan Umum untuk Bibliografi
N-T Nama penghimpun. Tahun terbit. Judul [jenis publikasil. Tempat terbit: Nama penerbit.
No Nama penghimpun. Judul [jenis publikasi]. Tempat terbit: Nama penerbit; Tahun terbit.
N-T Danimihardja S, Bergh MH van den. 1995. Plant Resources of South-East Asia. Bibliography 8:
Vegetables, Bagian ke- 1 & 2 [bibliografij. Bogor: Prosea Foundation.
No Danimihardja S, Bergh MH van den. Plant Resources of South-East Asia. Bibliography 8:
Vegetables, Bagian ke-l & 2 [bibliografij. Bogor: Prosea Foundation; 1995.
N-T Gluckstein FP, Glock MH, Hill JG, penghimpun. 1990. Bovine somatotropin [bibliografij. Bethesda
(MD): National Library of Medicine, Bagian Rujukan.
No Gluckstein FP, Glock MH, Hill JG, penghimpun. Bovine somatotropin [bibliografi]. Bethesda
(MD): National Library of Medicine, Bagian Rujukan; 1990.

Teladan Umum untuk Paten


N-T Nama penemu paten, kata ”penemu”; lembaga pemegang paten. Tanggal publikasi (permintaan)
paten [tanggal bulan tahun]. Nama barang atau proses yang dipatenkan. Nomor paten.
No Nama penemu paten, kata ”penemu”; lembaga pemegang paten Nama barang atau proses yang
dipatenkan. Nomor paten. Tanggal publikasi (permintaan) paten [tanggal bulan tahun].
N-T Muchtadi TR, penemu; Institut Pertanian Bogor. 9 Mar 1993. Suatu proses untuk mencegah
penurunan beta karoten pada minyak sawit. ID 0 002569.
No Muchtadi TR, penemu; Institut Pertanian Bogor. Suatu proses untuk mencegah penurunan beta
karoten pada minyak sawit. ID 0 002 569. 9 Mar 1993.
N-T Harred JF, Knight AR, Mclntyre JS, penemu; Dow Chemical Company. 4 Apr 1972. Epoxidation
process. US patent 3 654 317.
No Harred JF, Knight AR, Mclntyre JS, penemu; Dow Chemical Company. Epoxidation process. US
patent 3 654 317. 4 Apr 1972.

Teladan Umum untuk Surat Kabar


N-T Nama pengarang. Tanggal bulan tahun terbit. Judul. Nama surat kabar:Nomor halaman (nomor kolom).
No Nama pengarang. Judul. Nama surat kabar dan tanggal terbit: Nomor halaman (nomor kolom).
N-T Budiarso IT. 24 Des 1995. Suami mandul dan menurun keperkasaannya: akibat pencemaran mikotoksin
dan pestisida? Kompas: 1 1 (kolom 6-8).
No Budiarso IT. Suami mandul dan menurun keperkasaannya: akibat pencemaran mikotoksin dan pestisida?
Kompas 24 Des 1995:11(kolom 6-8).
Teladan Umum untuk Peta
N-T Area yang diwakili. Tahun terbit. Judul [jenis peta. Tempat terbit: nama penerbit. Deskripsi fisik.

No Area yang diwakili. Judul [jenis peta]. Tempat terbit: nama penerbit; Tahun terbit. Deskripsi fisik.

Peta Lembaran

N-T Indonesia. 1953. Malaria DDT spraying programs [peta demografi]. Washington: US Army Map Service.
3 lembar.

No Indonesia. Malaria DDT spraying programs [peta demografi]. Washington: US Army Map Service; 1953.
3 lembar.

Peta Atlas

N-T China. 1979. Stomach (male) cancer mortality, 1973-1975, by county [peta demografi]. [Di dalam]: Atlas
of cancer mortality in the People's Republic of China. Shanghai: China Map Pr. 111m 53-54.
Berwarna, skala 1:12 000 000.

No China. Stomach (male) cancer mortality, 1973-1975, by county [peta demografi]. [Di dalam]: Atlas of
cancer mortality in the People's Republic of China. Shanghai: China Map Pr; 1979. hlm 53-54.
Berwarna, skala 1:12 000 000.

Teladan Umum untuk Dokumen

N-T [IPB] Institut Pertanian Bogor. 2000. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 154 Tahun 2000
tentang Penetapan Institut Pertanian Bogor sebagai Badan Hukum Milik Negara. Bogor: IPB.

No [IPB] Institut Pertanian Bogor. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 154 Tahun 2000 tentang
Penetapan Institut Pertanian Bogor sebagai Badan Hukum Milik Negara. Bogor: IPB; 2000.

N-T [Depdiknas] Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Jakarta:
Depdiknas.
No [Depdiknas] Departemen Pendidikan Nasional. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Jakarta: Depdiknas;
2002.

Teladan Umum untuk Kaset Audio & Kaset Video

N-T Nama pengarang atau editor atau kombinasinya. Tahun terbit. Judul [jenis media]. produsen (bila
berbeda dengan penerbit). Tempat terbit: nama penerbit. Deskripsi fisik. Keterangan seri (jika
tersedia) dilengkapi bahan penunjang.
NO Nama pengarang atau editor atau kombinasinya, Judul [jenis media].Produsen (bila berbeda dengan
pencrbit). Tcmpat terbit: nama penerbit. Tahun terbit. Deskripsi fisik. Keterangan seri (jika
terscdia) bahan penunjang.
N-T Clark R et al., editor 1976. Topics in clinical microbiology [kaset audio], American Society for
Microbiology, produsen. Baltimore: Williamz Wilkins. 24 audio kaset: 2-trek, 480 menit
Dilengkapi: berwarna, 2 x 2 inci; penuntun.
No Clark R et al., editor Topics in clinical microbiology [kasst audio].
American Society for Microbiology, produsen. Baltimore: William & Wilkins. 1976. 24 audio kaset: 2-
trek, 480 menit. Dilengkapi. 120 slaid berwarna 2 x 2 inci; penuntun.
N-T Wood RM, ed. 1989. New horizons in esthetic dentistry [kaset video]. Visualeyes Production,
produsen. [Chicago]: Chicago Dental Society. 2 video kaset: 170 menit, bersuara, berwarna hitam
dan putih, ½ inci (Clinical topics in dentistry; No 46). Dilengkapi: 1 penuntun. Lincoln: Great
Plains National Instructional Television Library.
No Wood RM, ed. New horizons in esthetic dentistry [kaset video]. Visualeyes Production, produsen.
[Chicago]: Chicago Dental Society; J 989. 2 kasct video: 170 menit, bersuara, berwarna hitam dan
putih, ½ inci. (Clinical topics in dentistry; No 46). Dilengkapi: I penuntun. Lincoln: Great Plains
National Instructional Television Library.

Penulisan Acuan Melalui Internet

Kemajuan teknologi yang berkembang begitu pesat menyebabkan orang dengan mudah mengakses
informasi melalui internet. Akan tetapi, kemudahan ini jangan disalahgunakan untuk memperoleh
informasi tanpa memperhatikan otoritas keilmuan dan kepakaran orang atau lembaga penyedia informasi
tersebut. Acuan berupa hasil penelitian, pangkalan data (data base), dan perangkat lunak (soft ware) untuk
analisis data tersedia dalam situs web dengan alamat waring wera wanua (world wide web, WWW) tertentu.
Hati-hati dalam akses melalui internet karena tidak semua keterangan pada semua situs web dapat
dipertanggungjawabkan dari segi ilmiah dan tidak semua situs permanen. Forum diskusi elektronik
(chatting) tidak dapat digunakan sebagai sumber acuan.
Penulisan acuan bersumber pada internet dapat dilakukan dengan menuliskannya seperti pada
penulisan acuan dari sumber jurnal atau publikasi cetak seperti yang diuraikan. Acuan bersumber pada
pangkalan data dunia dan perangkat lunak untuk analisis cukup dituliskan dalam tubuh tulisan dan tidak
dimunculkan dalam Daftar Pustaka.

Acuan dari Situs Web


Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal elektronik diacu seperti halnya mengacu dari
pula pengacuan abstrak dari suatu jumal ilmiah dan seminar ilmiah. Kebanyakan abstrak dari suatu
publikasi hasil penelitian dapat diakses dengan cuma-cuma, sedangkan publikasi lengkapnya harus
dilanggan. Berikut ini ialah teladan umum beserta contohnya.
Artikel dari Publikasi Elektronik

N-T Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul artikel. Nama jurnal Volume (nomor): halaman. [tipe
media]. Ketersediaan. [Tanggal, bulan, dan tahun akses].
No Nama pengarang. Judul artikel. Nama jurnal Tahun; Volume (nomor): halaman. [tipe media].
Ketersediaan. [Tanggal, bulan, dan tahun akses].
N-T Adsavakulchai S, Baimai V, Prachyabrued W, Gore PJ, Lertlum S. 1998. Morphometric study using
wing image analysis for identification of Bactrocera dorsalis complex (Diptera:
Tephritidae). WVVW J Biol 3(5).[terhubung berkala].
http://epress.com/w3jbio/v013/Adsavakulchai/ index.html [17 Mar 1999].
No Adsavakulchai S, Baimai V, Prachyabrued W, Gore PJ, Lertlum S.
Morphometric study using wing image analysis for identification of
Bactrocera dorsalis complex (Diptera: Tephritidae). WWW J Biol 1998;3(5).
[terhubung berkala]. http://epress.com/w3jbio /v013/ Adsavakulchai /index.html
[17 Mar 1999].

N-T Hsu YH, To KY. 2000. Cloning of a cDNA (Accesion No AF183891) encoding type II S-adenosyl-
L-mcthionine synthetase from Petunia hybrida. Plant Physiol 122:1457. [PGROO-33].
http://www.tarweed. com/pgr/PGROO-033. html [2 Nov 2000].

No Hsu YH, To KY. Cloning of a cDNA (Accesion No AF183891) encoding ype Il S-adenosyl-L-
methionine synthetase from Petunia hybrida. Plant Physiol122:1457.[PGROO-33].
http•.//www.tarweed.com/pgr/PGROO033. html [2 Nov 2000].

Abstrak dari Jumal Ilmiah


N-T Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul artikel. Nama jurnal Volume (nomor): abstrak [tipe
media]. Ketersediaan. [Tanggal, bulan, dan tahun].
No Nama pengarang. Judul artikel. Nama jurnal Tahun;Volume (nomor): halaman. [tipe media].
Ketersediaan. [Tanggal, bulan, dan tahun akses/ jika diperlukan].
N-T Darmadi AAK, Hartana A, Mogea JP, 2002. Perbungaan salak bali. Hayati 9:6 [terhubung berkala].
http://bima.ipb.ac.id/joumal/hayati [9 Apr 2003].
No Darmadi AAK, Hartana A, Mogea JP. Perbungaan salak bali. Hayati 2002;9:6 [terhubung berkala].
http://bima.ipb.ac.id/joumal/hayati [9 Apr 2003].
Abstrak dari Pertemuan Ilmiah
N-T Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul artikel. Ketersediaan. [Tanggal, bulan, dan tahun
akses].
No Nama pengarang. Judul artikel. Tahun. Ketersediaan. [Tanggal, bulan, dan tahun akses].
N-T Hansen L, 1999. Non-target effects of Bt corn pollen on the Monarch- butterfly
(Lepidoptera: Danaidae). http://www.ent.iastate.edu/entsoc/ncb99/ prog/abs/D81. html.
[21 Agu 1999].
No Hansen L. Non-target effects of Bt corn pollen on the Monarch butterfly (Lepidoptera:
Danaidae).1999. http://www.ent.iastate.edu/entsoc/ ncb99/prog/abs/D81. html. [21 Agu
1999].
Acuan Pangkalan Data dari Bank Data Dunia
Kini banyak data tersedia dalam pangkalan data yang dapat diakses melalui internet, misal
pangkalan data dari Bank Data Dunia. Penulisannya ialah dengan menampilkan nomor aksesnya.
Sumber acuan situs web dari pangkalan data tersebut umumnya tidak dituliskan, baik pada tubuh
tulisan maupun pada Daftar Pustaka.
Beberapa contoh penulisan sumber acuan dari pangkalan data pada tubuh tulisan ialah sebagai
berikut:
Sekuen DNA gen penyandi asetat kinase dan fosfotransasetilase telah didepositkan di
GenBank dengan nomor akses X89084.

Sekuen nukleotida dari 705-pb fragmen DNA penyandi OriT dari plasmid Rhodobacter
spheroides 2.41 telah didepositkan pada GenBank dengan nomor akses M77638.

Acuan untuk Analisis Menggunakan Perangkat Lunak


Sumber acuan suatu analisis yang menggunakan perangkat lunak dari internet juga pada
umumnya tidak dituliskan pada baik tubuh tulisan maupun pada Daftar Pustaka. Contoh penulisan
dalam tubuh tulisan ialah sebagai berikut:
Analisis dilakukan menggunakan program Blast pada situs DDBJ Jepang.

Fragmcn DNA genom pengapit transposon diisolasi dengan menggunakan teknik inversi
PCR dan dimurnikan menggunakan Gene clean III kit (Bio-101. Carlsbad, CA, USA).

Fragmcn DNA yang tclah dimurnikan selanjutnya diklon ke dalam plasmid pGEM-T Easy
(Promega, Madison, WI, USA).
Sepcrangkat lunak komputer, Lasergene (DNASTAR, Madison, WI, USA) digunakan untuk
analisis sekuen DNA dan protein
PENYAJIAN LISAN
Pada akhir masa studinya mahasiswa wajib menyampaikan materi ilmiah dalam bentuk seminar.
Beberapa program studi mengharuskan pula kegiatan kolokium. Kolokium pada hakikatnya ialah seminar
untuk memaparkan rencana penelitian. Untuk seminar maupun kolokium, program studi tertentu
mengharuskan mahasiswa menyiapkan bahan tertulis berupa ringkasan (1-2 halaman), sedangkan
program studi lainnya menghendaki makalah lengkap yang terdiri atas bagian pendahuluan, bahan dan
metode, hasil dan pembahasan, serta kesimpulannya dalam 4-10 halaman.
Pembicara yang baik dapat menyampaikan isi makalahnya dengan menarik dan mengesankan.
Penyajian lisan tidak harus sama dengan makalah tertulisnya. Sebaiknya, penyaji tidak membaca naskah
sebab pendengar akan menyibukkan diri pula dengan mengikutinya membaca. Keadaan itu akan membuat
suasana gaduh ketika penyaji terlewat membaca beberapa baris atau beberapa kata. Pendengar tentu saja
mampu membaca lebih cepat dibandingkan penyaji yang membacanya keras-keras; akibatnya pendengar
mempunyai banyak waktu luang dan lekas menjadi bosan.
Pada umumnya waktu yang diberikan untuk penyajian makalah seminar ialah 15 sampai 30 menit.
Waktu yang telah ditentukan ini harus dapat digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian secara lengkap.
Oleh karena itu, penyajian harus dipersiapkan secermat-cermatnya agar waktu yang telah ditentukan dapat
dimanfaatkan dengan baik sehingga materi yang diuraikan mudah dipahami para pendengar.
Pada umumnya pembicara kurang berpengalaman dalam menaksir banyaknya bahan yang dapat
disajikan dalam suatu waktu. Biasanya seseorang dapat berbicara secara normal 100 kata per menit.
Semakin banyak pendengar, semakin lambat Anda harus berbicara agar maksud Anda dapat dipahami
benar. Sebagai patokan, Anda dapat menyampaikan 400 kata setiap lima menit jika Anda menggunakan
alat peraga. Jumlah ini kira-kira sebanyak satu halaman A4 diketik dua spasi.
Di dalam seminar yang baik, pemimpin sidang memberikan pengarahan yang jelas agar sidang
berjalan sesuai dengan waktu yang disediakan. Biasanya pemimpin sidang mengingatkan pembicara.
Bila perlu, pemimpin dapat
memotong pembicaraan sekalipun di tengah-tengah kalimat apabila pembicara melewati batas
waktunya. Akan tetapi, teguran seperti itu akan mengacaukan konsentrasi penyaji maupun para
pendengar.
Cara terbaik agar penyajian Anda selesai pada waktunya ialah berlatih di hadapan rekan-rekan
atau di tempat yang sepi. Pada latihan ini jangan dilupakan waktu yang disita oleh bahan-bahan peraga.
Penyajian yang melebihi jatah waktu, sekalipun hanya beberapa kata, harus benar-benar dipangkas
karena beberapa kata tersebutlah yang akan membedakan penutup penyajian yang layak dan anggun,
atau kacau tak tertata. Perlu diingat bahwa ada waktu diskusi sesudah penyajian. Diskusi ini digunakan
untuk menjawab pertanyaan pendengar.
Struktur dan Isi
Tabel 29 menunjukkan perbandingan antara bentuk sajian seminar dan sk-ipsi. ‘Pendahuluan' dalam
penyajian lisan seminar umumnya lebih panjang, yaitu untuk memberikan gambaran kepada pendengar. Di
sini Anda tak mungkin mengacu pada penelitian orang Iain. Jadi, garis besar penelitian Anda harus jelas
dan harus disampaikan sebelum pendengar dapat memahami pentingnya hasil-hasil yang akan dibahas.
Dalam penyajian lisan, metode harus disampaikan dengan singkat karena perincian dapat mengalihkan
perhatian pendengar. Keterangan mengenai garis-garis lintang lokasi, sumber bahan kimia, keabsahan esai
(essay), atau nama lengkap peralatan mungkin penting dalam makalah dan skripsi, tetapi akan menjadi
masalah jika Anda mengenalkan banyak hal baru dengan cepat dalam penyajian lisan.
Mengingat Iambatnya penyerapan bahan pemikiran yang dapat disampaikan, Anda harus yakin
bahwa titik perhatian terfokus pada pemikiran yang penting saja. Hasil yang dilaporkan haruslah yang
menyoroti pokok yang akan dikemukakan. Dalam merencanakan pembahasan, pikirkanlah apa yang
akan ditanamkan dalam ingatan pendengar setelah materi selesai dibawakan. Intisari pembahasan perlu
dikemukakan dalam satu kesimpulan yang memberikan pengaruh kuat.
Tabel 29 Perbedaan susunan materi untuk seminar dan skripsi
Unsur Seminar Skripsi
Struktur
Kalimat Pembuka Kalimat untuk memberikan Tak ada
pengarih
Pendahuluan 40% dari jumlah waktu 5-10% dari jumlah ruangan
Metode dan Hasil 40$dari jumlah waktu 40-60% dari jumlah ruangan
Pembahasan 20% dari jumlah waktu 30-60% dari jumlah ruangan
Kalimat penutup Ringkasan tentang pemikiran Tak ada
utama
Masalah pokok

Gagasan Satu gagasan setiap tiga menit Taka da pembatasan

Pengulangan Sangat dianjurkan Sedikit

Panjang materi Diselesaikan sebelum waktunya Sependek mungkin

Bahan peraga Slaid atau transparansi pedukung Hanya tabel dan gambar yang
teks relevan
Humor Disukai tetapi tidak penting Tidak disukai

Tat bahasa Kata ganti orang kpertama dan Kata ganti orang pertama
kedua sering dipakai digunakan sekali-kali, kata ganti
orang krdua tidak pernah
digunakan
Gaya Percakapan dan sederhana Resmi dan sederhana

Acuan Sedikit mungkin Resmi dan sederhana

Ucapan terimakasih sesedikit mungkin Singkat tetapi cukup

Penyampaian
Bagaimana mengulangi perkataan tanpa menjemukan? Terkadang sulit bagi penulis yang terbiasa
menulis dengan jelas dan singkat untuk menyajikan informasi yang sama secara efektif karena persyaratan
harus dihindarkannya pengulangan. Akan tetapi, menyajikan bermacam-macam informasi kepada
pendengar dalam waktu yang singkat juga berbahaya. Agar maksud Anda dapat dipahami, sajikanlah satu
fakta atau gagasan secara menarik antara lain dengan beragam nada, susunan media, dan media.
Macam-Macam Nada. Makalah ilmiah yang disajikan secara monoton sudah terbukti akan
membuat pendengar tertidur. Salah satu cara untuk menghindarinya ialah mengubah nada bicara. Anda
dapat berlatih merendahkan suara di akhir kalimat, mengaturnya di tengah-tengah kalimat, dan
menaikkannya pada waktu menanyakan sesuatu. Memang, memasukkan pertanyaan dalam ceramah
merupakan ragam pula.
Perubahan Susunan Kalimat. Ada kesamaan antara pembuatan film dengan penyajian lisan. Juru
kamera tidak mengambil gambar suatu ruang dari satu sudut secara terus-menerus. Demikian halnya
dengan pembicaraan Anda jika Anda menginginkan pendengar tidak mengalihkan perhatiannya. Apabila
penyajian Anda telah mencapai klimaks, janganlah kaburkan butir paling penting itu dengan kalimat-
kalimat panjang yang menjemukan. Sajikanlah pokok pikiran itu dengan jelas dan tegas.
Andaikata hasil penelitian Anda merupakan fakta yang secara bulat menyangkal prinsip yang telah
ada, pembahasan yang menjelaskan hasil ini harus ditekankan. Bandingkan pengaruh dari
Menurut hasil yang disajikan dalam makalah ini, dengan mengambil banyak pengulangan
dan ber-macam-macam kondisi percobaan, saya terpaksa menyimpulkan bahwa prinsip
lama mengenai pasangan berlawanan tak dapat dipertahankan dalam keadaan penelitian ini.
dengan
Prinsip pasangan berlawanan tidak berlaku di sini. Prinsip ini tidak berlaku pada dua puluh
pengulangan dan tak berlaku pada setiap kondisi percobaan.
Jika Anda menjelaskan sebuah prinsip, gambarkanlah dengan contoh pada kalimat berikutnya.
Telah kita lihat pada contoh tadi bahwa penjelasan umum mengenai tidak berlakunya pasangan
berlawanan segera diikuti dengan pernyataan terperinci dan tegas. Sebaliknya, jika Anda telah
memaparkan sederetan hasil terperinci atau metode setelah pernyataan umum sifatnya, berilah ikhtisar dari
perincian sebelumnya.
Hanya sepuluh persen serangga contoh yang diambil dari tiga tempat di hutan, bertelur
dalam bulan Februari. Lima belas persen dari contoh yang diperoleh dari daerah pertanian,
bertelur dalam periode yang sama. Jadi, serangga didaerah ini mempunyai kegiatan
reproduktif dalam bulan Februari.
Dua kalimat pertama memberikan sejumlah gambaran dan keterangan Permci. Penyajian seperti
ini akan menjadi berat apabila diikuti dengan hal-hal yang serupa. Sebaliknya, pernyataan umum yang
memberikan ikhtisar dari dua kalimat pertama akan menyebabkan pendengar mampu menangkap dan
memahami beberapa gambaran yang baru saja dilontarkan kepadanya. Jika ada gambaran terperinci yang
akan disampaikan lagi, mereka akan siap menerimanya.
Macam-Macam Media. Pembicara mempunyai kesempatan menggunakan bermacam-macam
alat peraga yang sering kali lebih efektif jika disajikan kepada pendengar. Misalnya, untuk menjelaskan
satu percobaan yang menggunakan hewan tertentu atau alat tertentu. Anda dapat menggunakan satu atau
lebih slaid berwarna untuk menjelaskannya. Alat peraga lain dapat berupa contoh, spesimen tumbuhan
atau hewan, dan peragaan dengan komputer beserta panel Liquid Crystal Display (LCD)-nya.
Penggunaan bermacam-macam media untuk seminar dapat dikembangkan lebih lanjut dengan
menggunakan teknik multimedia. Teknik ini mencakup kombinasi desain grafis, musik, animasi, dan video
dalam satu kesatuan materi seminar. Pemilihan media yang tepat merupakan proses objektif dan subjektif
dari setiap penyajian yang turut mempengaruhi suksesnya seminar yang diberikan. Petunjuk umum
pemilihan media dan efek yang dihasilkannya disajikan pada Tabel 30.

Tabel 30 Petunjuk umum pemilihan media


Tipe Media Atribut
Teks dan Narasi Teks bersifat deskriptif, ringkas. Pemilihan katanya tepat agar tidak
disalahtafsirkan. Narasi bersifat informatif untuk menyatakan hal yang
dimaksud secara meyakinkan.

Desain Grafis Gambar dan lukisan dapat digunakan secara tematik, harfiah, atau simbolik.
Desain grafis bersifat menjelaskan atau memberi kesan melalui warna dan
gaya untuk menciptakan suasana atau atmosfer tertentu.
Foto Gambar visual yang kaya akan informasi, digunakan untuk menyampaikan
citra yang nyata.
Chart dan Grafik Chart dan grafik baik untuk memvisualkan dan membandingkan data.

Video dan Animasi Video dan animasi menyajikan gambar dan gerak yang nyata. Video berguna
untuk menyampaikan informasi berdasarkan waktu. Animasi cocok untuk
menjelaskan hal-hal yang rumit.

Efek Suara Efek suara membantu memberi penekanan, selain hiburan.

Musik Musik tidak dianjurkan selama penyajian ilmiah berlangsung, tetapi dapat
digunakan sebagai pengisi jeda.

Beberapa hal yang harus diingat ketika menyajikan slaid baru, yaitu jika pendengar tiba-tiba
disuguhi sesuatu yang baru untuk dibaca, mereka jarang mendengarkan apa yang Anda ucapkan. Ini
berarti, bahwa Anda juga harus berhenti pada waktu Anda baru saja mempertunjukkan slaid atau
transparansi baru. Jika harus terus berbicara, yakinkan bahwa kalimat pertama Anda mengandung
pernyataan yang penting. “Periode mati" atau waktu sela antarslaid bergantung pada banyaknya bahan
dalam slaid. Oleh sebab itu, pembicara dianjurkan untuk menyajikan hal-hal yang penting saja dalam
transparansi. Sebagai tambahan, dalam menyusun teks untuk penyajian, perlu diperhitungkan pula
banyaknya periode mati.
Peragaan gambar yang terlalu banyak cenderung membosankan. Cara terbaik untuk
menyajikannya ialah membiarkan pendengar membacanya. Uraian gambar ini dapat ditafsirkan sendiri
dan jangan mengulas lagi gambar itu sendiri secara verbal. Jadi, sambil menunjuk angka-angka dapat kita
gunakan ungkapan sebanyak setengah ..., hampir setengah ..., tak lebih dari setengah ..., untuk deskripsi
data numerik dan mengatur pembahasannya kemudian. Jika kita mempunyai data yang menggambarkan
1.7 persen tikus mengidap kanker setelah diberi perlakuan, dapat kita katakan ... sebanyak 1.7 persen. Jika
tanaman pangan terserang 1.7 persen gulma, kita mungkin menyatakan ... hampir tak ada gulma. Sekali
lagi, kata-kata memberikan arti lebih banyak daripada bilangan yang pasti.
Pengungkapan secara Lisan. Sebagian dari kita mungkin bukan ahli berpidato, namun kita
semua mampu menghasilkan makalah yang baik sebagai dasar penyajian yang luar biasa dalam seminar.
Pengungkapan secara lisan mempunyai banyak keuntungan. Kata-kata lisan dapat tidak tepat, tetapi masih
ada petunjuk lain seperti gerakan tangan, alunan suara, yang arti sebenarnya dapat dipahami hadirin.
Dalam bahasa tulis, kebebasan demikian tak mungkin ada.
Dalam menyampaikan seminar ada baiknya sekali-sekali berpandangan sedikit pesimistik
mengenai tanggapan hadirin. Bayangkan andaikata seminar diselenggarakan pada siang hari. Walaupun
masih berminat, hadirin sudah lelah, mengantuk dan mencari pengalih perhatian. Dalam keadaan
demikian, janganlah mengira bahwa hadirin menantikan dengan bersemangat untuk mengumpulkan semua
informasi yang Anda uraikan. Mungkin mereka berpikir dasi Anda tak lurus, tampak gugup, ruangan
terlalu panas, dan acara terlalu lama. Ini adalah perintang terbesar untuk menyatukan perhatian mereka
agar bersedia memperhatikan apa yang Anda ucapkan. Anda dapat berpura-pura tersandung kabel, tetapi
tindakan seperti ini tidak akan baik dilakukan berkali-kali. Kata-kata adalah sarana utama dan kata
pembuka menjadi sangat penting. Kata pembuka harus memberikan dampak agar hadirin ingin
mendengarnya lebih banyak lagi. Kata pembuka seperti:
"Burhan dan kawan-kawan (1973) dalam penelitiannya mengenai pemisahan parsial sel-
sel mioepitel menyimpulkan bahwa ternyata hanya sedikit pisahan yang ada pada benda-
benda bukan patologi".
akan mematikan minat hadirin. Yang lebih menarik, terutama bagi peminat sel mioepitel, misalnya:
Sore ini saya akan menunjukkan kepada Anda bahwa sel-sel mioepitel dapat dipisahkan
dengan mudah apabila Anda memilih media yang tepat.
Di samping memberikan informasi, dalam kalimat pembuka juga perlu diceritakan apa yang
diharapkan oleh para pendengar. Ini adalah ikhtisar dari seluruh makalah dalam satu kalimat. Akan tetapi,
apakah Anda membuka terlalu banyak makalah Anda melalui cara ini? Tidak sama sekali. Peran Anda
ialah menyampaikan pesan, bukan menyimpan rahasia. Pepatah mengatakan:
*Ceritakan apa yang Anda ingin sampaikan, kemudian katakanlah, lalu ceritakan kepada mereka
apa yang telah Anda katakan.

juga berlaku dalam penyampaian dalam seminar. Pepatah ini dapat diterjemahkan:
Buatlah pembuka yang menarik yang mengandung "ringkasan kecil”, kemudian sajikanlah
isi makalah, dan bulatkan dengan kesimpulan yang mengandung ‘pesan untuk dibawa
pulang'.
Setelah mendapat perhatian dari hadirin yang berminat, bagaimana Anda mempertahankannya?
Perlu diusahakan agar hadirin merasa terlibat dalam penelitian yang Anda lakukan. Berlawanan dengan
beberapa pendapat, gaya percakapan tidak mengurangi bobot ilmiah dari makalah. Kata bertuah untuk
menciptakan gaya percakapan dan yang dapat sering digunakan ialah kata ‘Anda’. Apabila kata 'Anda’
digunakan, pendengar merasa berperan serta dalam makalah.
Anda mungkin heran mengapa digunakan ...
Jika Anda lihat bilangan di sebelah kanan slade, Anda akan mengetahui ...
Kemiringan garis tidak setinggi yang Anda duga ...
Dengan kata 'Anda', pendengar merasa tidak dibodohi atau disia-siakan, dan dengan sendirinya
akan memberikan perhatian. Kata 'saya' (bukan 'kami') kurang lebih juga mempunyai kesan sama.
Saya tak dapat memperoleh dua perangkat data ...
bukan
Tak ada dua perangkat data ....
Contoh lain:
Saya memanen petak dengan motor panen kecil.
bukan
Petak dipanen dengan motor panen kecil.
Gaya pribadi semacam ini akan menggerakkan imajinasi pendengar dalam membayangkan saat Anda
melakukan penelitian.
Cara lain untuk mempertahankan perhatian pendengar ialah memasukkan humor dalam
pembicaraan. Sayangnya, tak semua orang dapat melucu dengan efektif, sedangkan lelucon yang
berlebihan juga kurang baik. Dengan cara ini, sedikit waktu terbuang tetapi diperoleh perhatian yang besar.
Teknik Penyajian Visual
Penguasaan teknik penyajian visual dalam suatu seminar merupakan satu faktor yang perlu diperhatikan
agar tujuan yang akan disampaikan dapat lebih jelas dibaca atau dipahami oleh pendengar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rataan jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui inderanya sebagian besar
ialah melalui penglihatan (83%), sedangkan melalui pendengaran 11%, penciuman 3.5%, rabaan 1.5%,
dan perasaan 1%. Dengan demikian bentuk bahan yang dapat dipandang dalam suatu penyajian hasil
penelitian sangat sesuai untuk meningkatkan daya serap pendengarnya dan juga daya ingatnya terhadap
materi yang telah disampaikan.
Penvajian visual merupakan salah satu teknik yang sering digunakan untuk menyajikan hasil
penelitian karena sangat sesuai untuk meningkatkan daya serap dan daya ingat pendengar akan materi
yang disampaikan. Teknik sekarang yang sering digunakan ialah dengan multimedia pada sistem
komputer.
Bahan visual harus disiapkan dengan cermat. Sudah tentu semakin besar ukuran huruf yang
digunakan akan semakin baik karena bahan visual tersebut akan semakin mudah dilihat. Jarak pandang
bagi mereka yang duduk paling jauh dari layar disarankan tidak lebih dari 8 kali lebar bayangan pada
layar. Adapun untuk kenyamanan melihat disarankan jarak pandang yang paling dekat, yaitu 2.5 kali lebar
layar.

Perancangan Bahan Visual


Bahan visual yang akan disiapkan untuk penyajian biasanya dibuat setelah makalah penyajian jadi.
Proses awal yang dilakukan ialah pembuatan sketsa awal berdasarkan pada makalah yang telah dibuat.
Selanjutnya pemilihan gambar-gambar atau kata-kata yang tepat dan penyusunan menjadi suatu rangkaian
yang akan memberikan pengaruh pandangan perlu dilakukan. Beberapa prinsip perancangan yang perlu
diperhatikan, yaitu kesederhanaan, kesatuan, penekanan, dan keseimbangan. Unsur yang ditampilkan
disusun dengan sederhana dalam suatu tata letak atau pola yang dapat menarik perhatian.

Sebaiknya tidak menyajikan banyak topik di dalam satu transparansi atau slaid multimedia.
Penyajian yang rumit dapat membingungkan pendengar dan menjadi kurang berguna. Topik yang akan
disampaikan sebaiknya dirancang menjadi beberapa slaid yang lebih sederhana.

Pesan lain yang penting baik berupa gambar maupun kata-kata, harus diusahakan untuk
ditekankan. Penekanan ini dapat dilakukan dengan mencetak tebal atau memberikan kontras. Yang
dimaksud dengan kontras ialah pemberian unsur yang berbeda dari unsur-unsur di sekitarnya sehingga
menimbulkan kesan penekanan, dapat berupa ukuran, bentuk, dan warna yang mencolok.
Materi visual yang menarik harus terlihat seimbang oleh mata. Secara psikologi, penataan
seimbang tercapai jika bobot unsur-unsur dalam suatu bidang visual itu tersebar sama rata di belahan kiri
maupun kanan. Penataan seimbang ini tampaknya lebih statis. Sebaliknya, penataan takseimbang tidak
tampak simetri secara fisis, akan tetapi penyusunan unsur-unsur visualnya dapat sedemikian rupa sehingga
mata menganggapnya seimbang. Penataan takseimbang menunjukkan sifat yang dinamis, mudah menarik
perhatian, namun untuk membuatnya diperlukan keahlian perancangan seni yang tinggi.

Penggunaan warna sering dilakukan dengan tujuan meningkatkan realitas objek yang ditampilkan
dengan memberikan warna yang sesuai kenyataannya. Warna dapat pula digunakan untuk menunjukkan
adanya kesamaan atau perbedaan, memberikan penekanan, dan untuk menimbulkan respons khusus yang
bersifat emosional. Warna sebaiknya dipilih sesuai pesan yang akan disampaikan.

Pemilihan dan Penyusunan Huruf


Suatu pesan yang diterima oleh hadirin sering pula bergantung pada pemilihan dan penyusunan
huruf yang ditampilkan pada bahan visual. Bahan visual yang baik merupakan hasil penyusunan kalimat
berdasarkan bentuk huruf, jenis, ukuran, dan jarak atau spasinya.

Bentuk atau Jenis Huruf. Bentuk huruf dipilih yang mudah dibaca seperti huruf Arial Rounded
MT. Jangan memilih huruf yang sukar dibaca, misalnya huruf Brush Script MT. Berikut ini beberapa
contoh model huruf yang disusun berdasarkan keterbacaan dari atas ke bawah:
BIODIVERSITAS Arial Rounded MT
BIODIVERSITAS Times New Roman
BIODIVERSITAS Letter Gothic
BIODIVERSITAS Courier New
BIODIVERSITAS Algerian
BIODIVERSITAS Brush Script MT
Penyajian Lisan 111

Huruf Kapital. Huruf kapital digunakan untuk judul atau tabel yang pendek, sedangkan untuk
susunan kata yang terdiri atas enam kata atau lebih digunakan huruf kecil dengan awal katanya huruf
kapital, contohnya:

PERKEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM

Empat Puluh Jenis Pohon dan Semak


yang Paling Banyak Dijumpai
di Kabupaten Bogor

Ukuran Huruf. Ukuran huruf yang dipilih disesuaikan dengan banyaknya hadirin dan besarnya
ruangan seminar, disarankan menggunakan fonta >14. Ukuran huruf juga dapat diatur dengan mengatur
jarak antara overhead projector (OHP) dan layar. Oleh sebab itu, datanglah lebih awal untuk mencoba-
coba mengoperasikan OHP atau projektor multimedia dan mengatur tampilan bahan visual Anda.
Spasi. Spasi di antara baris juga perlu mendapat perhatian agar pesan yang disampaikan dapat

dibaca dengan mudah. Spasi yang baik kira-kira 1 kali tinggi huruf kecil m, diukur dari m pada satu

baris sampai dengan m pada baris berikutnya.

Fakultas Matematika dan


Ilmu Pengetahuan Alam IPB Terlalu dekat
Didirikan pada Tahun 1981

Fakultas Matematika dan


Ilmu Pengetahuan Alam IPB Terlalu jauh
Didirikan pada Tahun 1981

Fakultas Matematika dan


Ilmu Pengetahuan Alam IPB Baik
Didirikan pada Tahun 1981

112 Pedoman Penyajian Karya Ilmiah


Pesan Visual. Dalam suatu pesan visual, mungkin saja digunakan berbagai jenis dan ukuran huruf
untuk menunjukkan bagian tertentu yang diberi penekanan. Akan tetapi, jika terlalu banyak variasi jenis
dan ukuran huruf juga tidak baik. Selain itu pemilihan warna huruf, terutama untuk multimedia, sebaiknya
disesuaikan dengan latar belakangnya. Artinya, apabila warna latar belakangnya gelap, maka pilihlah
warna terang; sebaliknya apabila warna latar belakangnya terang, maka pilihlah warna huruf gelap.
Khusus untuk proyektor multimedia perlu diperhatikan bahwa pemilihan warna terang atau gelap sangat
dipengaruhi oleh resolusi dan besarnya lumen alat, serta terang gelapnya penerangan ruang seminar.

Penyajian Berbantuan Proyektor


Pengoperasian proyektor liquid crystal display (LCD) tidaklah rumit, namun kendala teknis yang
sering dihadapi ialah tidak sesuainya sistem komputer Anda dengan sistem komputer proyektor yang
tersedia. Oleh sebab itu, Anda disarankan datang setidaknya 15 menit sebelum presentasi untuk
meyakinkan kesesuaian antara komputer, proyektor, dan proyektor pada layar.
Bahan visual yang baik dapat menjelaskan, menggambarkan, dan mendukung bahan yang bersifat
verbal. Umumnya bahan visual yang baik dapat dilihat oleh semua orang yang ada di dalam ruang seminar
dan menarik untuk dilihat sehingga minat pendengar meningkat untuk memperhatikannya. Isi yang
ditampilkan harus cukup sederhana sehingga mudah dimengerti dan tidak terlalu rumit agar tidak
membingungkan.
Anda dapat menunjuk gambar dan diagram dengan menggunakan kursor komputer secara
langsung pada bagian tertentu atau menunjuk langsung pada gambar dengan alat bantu tertentu. Bayangan
alat penunjuk akan terlihat pada layar. Selama penyajian usahakan agar badan tidak menutupi layar.

Penyajian Lisan 113

Penyajian dengan Multimedia

Pemanfaatan multimedia dalam penyajian lisan bukanlah merupakan suatu hal yang baru. Teknik
multimedia melibatkan penggunaan berbagai tipe media, seperti: teks, grafis, suara, animasi, dan video
yang diintegrasikan dan diadaptasikan dalam bentuk digital. Dalam hal ini digunakan teknologi komputer
untuk mengubah sumber-sumber media berupa teks, angka, suara, dan video ke dalam bentuk digital untuk
selanjutnya ditampilkan pada layar komputer.
Pada subbab ini, akan dibahas penyajian lisan dengan multimedia dan teknik pembuatan
multimedia itu sendiri. Penyajian lisan dengan multimedia akan membahas segi-segi yang terkait
penggunaan multimedia. Adapun teknik pembuatan multimedia akan membahas tentang segi teknis
pembuatannya dalam bentuk digital (teknologi komputer) dengan Microsoft Power Point. Teknik
pembuatan multimedia dengan menggunakan desain grafis, musik, animasi, dan video tidak akan dibahas
di sini.

Penyajian Lisan dengan Multimedia


Komputer pada dasarnya hanya bisa mengumpulkan serta memroses informasi untuk disajikan.
Kekuatan informasi bukan terletak pada data yang disajikan, melainkan pada gagasan, emosi, dan aksi
yang terbangkitkan pada orang-orang yang menghadiri penyajian lisan. Multimedia berfungsi
mengoptimumkan indera penglihatan dan pendengaran. Dalam beberapa kasus, multimedia juga
memberikan kesempatan untuk berinteraksi antara penyaji, perangkat lunak, dan perangkat keras
komputer. Untuk itu, penyaji seminar perlu memperhatikan empat komponen utama persuasi, yaitu
perhatian, pemahaman, kesepakatan, dan kemampuan mengingat (Gambar 9).
Perhatian. Komponen perhatian perlu dirancang sedemikian rupa karena rata-rata orang dewasa
hanya dapat memberikan perhatian selama kurang lebih dua puluh menit. Artinya, pendengar perlu diberi
perangsang dengan gagasan yang menarik agar perhatian tetap terfokus pada penyajian hasil penelitian.
Pemahaman. Mengetahui apakah pendengar memahami hal yang disampaikan oleh penyaji tidak
mudah. Kesalahan yang sering kali terjadi ialah salah satu pihak berasumsi bahwa pihak yang lain telah
paham dan bertindak berdasarkan asumsi tersebut.
Kesepakatan. Membawa peserta seminar ke dalam kesepakatan akan dipengaruhi daya persuasi
penyaji seminar. Peserta seminar yang setuju dengan materi yang disajikan akan memberikan argumen
yang memperkuat materi seminar. Peserta yang kurang setuju akan bersikap skeptis sehingga perlu diberi
penjelasan atau argumen yang lebih jelas dan terperinci.

114 Pedoman Penyajian Karya Ilmiah

Ciri Pendengar:
 Minat
PERHATIAN
 Demografi
PEMAHAMAN
 Lingkungan
KESEPAKATAN
INGATAN

Dukungan Penyajian
 Warna dan gambar
 Suara Persepsi tentang
 Gerak Penyaji
 Persiapan
 Penyajian singkat dan padat
Faktor Tetap  Professional
 Budaya  Jelas
 Konteks  Dapat dipercaya
 Isi  Menarik
 Penyaji
Gambar 9 Model proses persuasi.

Kemampuan Mengingat (Retensi). Retensi untuk mengingat informasi dalam suatu periode
diperlukan untuk mendukung tindakan yang akan dilakukan. Apabila retensi dikombinasikan dengan
komponen pemahaman, akan dihasilkan suatu pembelajaran (learning). Sering kali, peserta hadir dengan
maksud untuk belajar dan penyaji mengisi peran sebagai pengajar.
Penyajian lisan seyogianya diberikan secara terstruktur. Beberapa pedoman untuk penyajian
terstruktur di antaranya ialah dengan memperhatikan
1. Kronologi: materi ditempatkan sesuai dengan urutan kejadian (tahun 1492, 1776, 2001)
2. Ordinal: materi disusun menurut tingkatan (kesatu, kedua, ketiga)
3. Geografi: materi dikelompokkan secara geografis (Jawa, Sumatera, Kalimantan)
4. Keterkaitan: materi dikelompokkan berdasarkan interaksi antarkomponen (konsumen, pegawai,
pemegang saham)
5. Kategori: materi dikelompokkan menurut kesamaan sifat yang dimilikinya (kayu, logam, plastik)
6. Normatif: materi diidentifikasikan menurut nilai yang terkandung di dalamnya (baik, sedang,
jelek)
7. Bukti: materi disusun untuk mendukung pembuktian secara logis (konsumen membeli produk
yang terbaik)
8. Organisasional: materi disajikan sesuai dengan struktur organisasi (departemen pemasaran,
departemen akunting)
9. Jurnalistik: materi disusun dengan cara mengkaji fakta-fakta (siapa, apa, kapan, di mana,
mengapa, dan bagaimana)
Penyajian Lisan 115

Teknik Pembuatan Multimedia

Pembuatan multimedia secara umum dapat dilakukan dalam dua teknik; pertama dengan
menggunakan antara lain perangkat lunak Microsoft PowerPoint yang terdapat pada perangkat lunak
Microsoft Office, kedua dengan mengombinasikan sistem multimedia. Pada cara pertama hanya digunakan
satu perangkat lunak dan perangkat keras, sedangkan pada cara kedua digunakan berbagai perangkat lunak
dan perangkat keras. Saat ini cara yang pertama paling sering diaplikasikan karena bersifat praktis dan
mudah dibuat.

Microsoft PowerPoint (MS PowerPoint). MS Power Point merupakan aplikasi berbasis


Windows yang paling populer digunakan. Penyajian dibuat dengan cara mengaktifkan MS PowerPoint
pada MS Office sampai muncul tampilan seperti terlihat pada gambar berikut.

Pembuatan materi penyajian dapat dilakukan dengan memilih salah satu pilihan yang tersedia,
yaitu Autocontent Wizard, Design Template, atau Blank Presentation dilanjutkan dengan mengklik tombol
“OK”.
Penyajian Lisan 117
3. Klik Next, klik On Screen Presentation, dan klik Next.

4. Ketik judul presentasi dan footer (apabila perlu) dan klik Next.
5. Klik Finish sampai muncul tampilan seperti beikut ini. Tampilan di layar komputer disebut sebagai
slaid. Slaid yang tersedia dapat langsung dimodifikasi sesuai dengan keperluan.

6. Untuk menyajikan slaid yang telah dibuat, pilih menu View dan klik Slide Show, contohnya:

Anda mungkin juga menyukai