Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhamad Rifqi Prihantono

Kelas : A

NIM : 16504241034

Tugas Individu : Carilah sebuah artikeli lmiah PTK lalu saudara kaji beri komentar peluang
dan tantangan !

Judul : PENGEMBANGAN STANDAR PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA


INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK
PEMESINAN DI WILAYAH SURAKARTA

Penyusun : Sarwo Edi, Suharno, Indah Widiastuti

Instansi : Prodi Pendidikan Teknik Mesin, FKIP, UNS

Email : edi.january@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) Mengetahui bagaimana pelaksanaan prakerin pada
program keahlian Teknik Pemesinan di SMK wilayah Surakarta. 2) Mengembangkan Standar
Pelaksanaan Prakerin pada program keahlian Teknik Pemesinan di SMK wilayah
Surakarta.Penelitian ini merupakan penelitian komparatif kualitatif. Populasi dalam penelitian
ini adalah SMK dengan program keahlian Teknik Pemesinan di Surakarta. Sampel yang
terpilih adalah SMK N 5 Surakarta, SMK Pancasila Surakarta, dan SMK PGRI 1 Surakarta
dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian ini dimulai dari
pengumpulan data, analisis data dan pengambilan Kesimpulan. Jenis data yang dugunakan
yaitu data kualitatif. Teknik Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan wawancara.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis dokumen.Berdasarkan hasil
penelitian, alur pelaksanaan prakerin yang dapat diusulkan adalah sebagai berikut 1) Tahap
Sinkronisasi Industri, 2) Tahap Evaluasi Kelayakan Industri, 3) Tahap penetapan Industri
Sementara, 4) Tahap Sosialisasi Prakerin, 5) Tahap Pemilihan DU/DI oleh Peserta Prakerin,
6) Tahap Final Penetapan Industri, 7) Tahap Pembuatan Kerjasama dengan DU/DI, 8) Tahap
Pembekalan Prakerin, 9) Tahap Pelaksanaan Prakerin, 10) Tahap Pembimbingan Peserta
Prakerin, 11) Tahap Penanganan Siswa Bermasalah, 12) Tahap Penarikan Prakerin, 13)
Tahap Penilaian dan Sertifikasi Peserta Prakerin, dan 14) Tahap Pengumpulan dan
Pemberkasan Rekaman Prakerin.

Kajian

Tantangan :

1. Ketidaksesuaian bidang pekerjaan yang dilakukan siswa di DU/DI dengan yang


diajarkan di sekolah, karena di sekolahan siswa hanya diberi pembelajaran tentang
dasar-dasar dari teknologi yang sudah ketinggalan zaman sementara di dunia industri
teknologinya sudah berkembang dan siswa pun kadang kebingungan untuk
melakukan pekerjaan di dunia industri dan industri pun mencari aman dengan
memberi pekerjaan yang sesuai untuk siswa prakerin meskipun pekerjaannya tidak
sesuai dengan tujuan apa yang harus siswa prakerin lakukan. Setidaknya sebelum
siswa dilepas ke industri sekolah bekerja sama dengan industri memberi sedikit
pelatihan tentang cara mengoperasikan alat di dunia industri.
2. Meskipun Sekolah kejuruan dan Kemitraan atau DU/DI sudah bekerjasama namun
tetap sulit mengejar perkembangan teknologi global yang sangat cepat, dikarenakan
tidak keseimbangannya antara teknologi di DU/DI dengan teknologi atau alat praktik
yang ada di sekolahan kejuruan (SMK)
3. DU/DI yang kurang berminat untuk kerja sama dengan sekolahan karena masalah
Sumber Daya Manusia yang belum begitu kompeten dengan keahlian yang
diharapkan oleh DU/DI tersebut.
4. Beberapa sekolah masih terkendala dalam pembimbingan siswa oleh guru
pembimbing prakerin di DU/DI.
5. Ditemukan kendala tentang bagaimana alur pelaksanaan prakerin yang kurang baik ,
pihak sekolahan masih ada yang alurnya semrawut tidak sesuai SOP sehingga
diperlukan perbaikan alur pelaksanaan prakerin agar sesuai SOP sehingga tertata rapi
dan tidak menimbulkan kebingungan dari siswa maupun pihak industri.

Peluang :

1. Siswa akan memiliki hardskill (keterampilan kerja) dan softskill (karakter kerja,
sikap, iklim kerja) yang nantinya ilmu dan pengalaman tersebut akan digunakan
dalam bekerja di industri nanti.
2. Lulusan siswa yang memiliki sertifikat prakerin dan mempunyai keterampilan akan
mudah terserap kerja karena memiliki keahlian yang mumpuni.
3. Sekolahan dan dunia industi bisa menjalin kerjasama agar dapat menimbulkan
feedback yang baik antara kedua belah pihak, sekolahan mendapat manfaat tentang
apa saja yang dibutuhkan dalam industri serta apa saja evaluasi yang perlu dilakukan
agar kualitas pendidikan dapat meningkat. Sementara dunia industri merasa terbantu
karena siswa ikut membantu dalam kerja sehingga meningkatkan produktivitas serta
pendapatan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai