PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejarah Muhammadiyah yaitu, karena adanya kemiskinan, keterpurukan dan ketertinggalan
sehingga akhirnya membelengguh secara formalisme dan tradisionalisme itu kemudian Ahmad
Dahlan tidak mendirikan pabrik bambu runcing tetapi mendirikan lembaga pendidikan untuk
menuntaskan kebodohan itu dengan pendidikan dan perkembangan ekonomi dengan usaha.
B. Rumusan Masalah
1. Sejarah Muhammadiyah?
2. Kapan berdirinya Muhammadiyah?
3. Apa Visi dan Misi Muhammadiyah?
4. Siapa pendiri Muhammadiyah?
5. Bagaimana struktur organisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
1
A. Sejarah Muhammadiyah
Menelusuri kelahiran Muhammadiyah di Indramayu, menurut keterangan yang dihimpun
dari Drs. H. Kurdi Sutrisna, M.Pd sejak tahun 1950 sudah nampak pemahaman dan
pengamalan keagamaan (Islam) sebagaimana yang selama ini dikembangkan oleh
Muhammadiyah. Dari tata cara ibadahnya jamaah Masjid Saluki Karanganyar saat itu,
nampaknya sudah memiliki kesamaan dengan yang dikembangkan oleh Muhammadiyah.
Masih menuruti Kurdi Sutrisna, secara resmi Muhammadiyah di Indramayu berdiri sekitar
tahun 1951 dengan tokoh perintis K.H. Ahmad Dasoeki.
Dengan tokoh yang sama yaitu K.H. Ahmad Dasoeki, manurut penelusuran Moch. Sidik
Sadali yang selama ini menjadi salah satu rujukan sejarah perkembangan Muhammadiyah di
Cirebon, Muhammadiyah di Indramayu justru telah berdiri pada masa cabang Muhammadiyah
Cirebon dipegang oleh H. Hoed, periode 1942 – 1947. Pada masa ini Muhammadiyah cabang
Cirebon berhasil melebarkan sayapnya dengan melahirkan beberapa ranting yang salah
satunya adalah ranting Indramayu dengan jabatan ketua dipercayakan kepada Ahmad Dasoeki.
Beliau adalah mantan kepala kantor Departemen Agama Cirebon yang kemudian diangkat
menjadi Bupati Kabupaten Indramayu.
Pada perkembangan selanjutnya, muncul cabang-cabang baru seperti cabang Haurgelis
yang ditetapkan oleh pimpinan pusat Muhammadiyah sebagai cabang dengan piagam
pendirian atau surat ketetapan nomor 1661/A tanggal 11 April 1963. Dalam surat keputusan itu
disebutkan bahwa pendirian cabang Haurgelis merupakan usulan yang mengemuka dalam
konfersi daerah Muhammadiyah Cirebon pada tanggal 30-31 Maret 1963 yang
mengamanatkan sdr. Daim sebagai ketua PCM pertama Haurgelis. Di Haurgelis
perkembangan pendidikan Muhammadiyah mendapat simpati yang sangat besar dari
masyarakat, bahkan sekolah-sekolah Muhammadiyah menjadi barometer untuk
pengembangan pendidikan daerah Indramayu barat. Sampai saat ini SD, SMP, SMA, dan
SMK Muhammadiyah Haurgelis tetap menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk
menyekolahkan anak-anaknya.
Setelah itu, disusul dengan pendirian cabang Jatibarang yang merupaka pemekaran dari
cabang Indramayu. Cabang Muhammadiyah Jatibarang disahkan oleh pimpinan pusat dengan
surat ketetapan nomor 1694/A Tanggal 13 Juni 1963 dengan ketua S. Sumawinata dan
seketaris Warkai Sudjud. Di Jatibarang atas usaha H. Husein Djagladi pernah didirikan SMA
Muhammadiyah yang pada tahun 1970 oleh guru-guru nya diubah menjadi sekolah persiapan
IAIN. Lokasi sekolah di maksud saat ini dipakai rumah sakit Islam Zam-zam.
2
Pada masa Muhammadiyah Indramayu telah bersetatus sebagai pimpinan daerah,
khususnya sejak tahun 1970-1980, menjamur pendirian cabang-cabang hampir di setiap
kecamatan. Sampai saat ini tercatat ada 20 cabang Muhammadiyah diseluruh Indramayu.
Lembaga pendidikan nampaknya menjadi pilihan amal usaha yang dikembangkan oleh
Muhammadiyah Indramayu. Di jalan Yos Sudarso sejak tahun 1955, Indramayu telah memiliki
SMP dan SMA Muhammadiyah. Para perintis pendirian sekolah ini tercatat antara lain Ahmad
Dasoeki, K. H. Saloeki, K.H. Moh Maksoem, K. Sonjaya, K. H. Warkai Soejoed dan lain-lain.
Sedangkan nama-nama besar yang pernah memimpin Muhammadiyah di Indramayu, selaih
Ahmad Dasoeki diantaranya H. Husein Djagladi, H. Warkai Soejoed dan pada periode 2000-
2005 ini Indramayu dipimpin oleh Drs. H. Sutrisna M.Pd. dengan susunan lengkapnya adalah :
Drs. H. Kurdi Sutrisna M.Pd., H. Djazuli Toha, H. Ridwan Effendi, SmHk, Tabroni Kamil,
Hafied Effendi, Moh. Taufik Ramli Hamim, BA., Warmin Permana, BA. Drs. Nadjib
Bunyamin, Ahmad Sukamto, SH, S.Ag. H. Warkai Sujud, Ir. H. Amir Effendi, M.BA., Edi
Kusnaedi dan Drs. Syatorih Yamin.
2. MISI
a. MISI (dasar) :
- Memfungsikan setiap Majelis dan Lembaga;
- Membuat system operasional dan system kerjasama antar Majelis dan Lembaga;
- Pembenahan dan membuat system administrasi keuangan PDM, Majelis, Lembaga,
AUM dan ORTOM;
- Pembenahan dan membuat system administrasi SDM Persyarikatan, SDM Majelis
dan Lembaga, SDM AUM, serta SDM ORTOM;
- Aktualisasi PDM sebagai pemilik dan penyelenggara AUM : Mencari dana,
menyiapkan dan mengadakan sarana dan prasarana AUM.
b. MISI (pragmatis) :
3
- Pendirian AUM oleh Majelis dan atau Lembaga;
- Sebagian besar Majelis dan atau Lembaga telah dapat memeberikan SWO ke
PDM;
- SDM Muhammadiyah yang profesionalismenya di Persyarikatan dan atau di AUM
telah mendapatkan penghasilan yang memadai (sekurang-kurangnya sesuai UMR).
c. MISI (proses) :
- Mengadakan pembinaan dan atau pengkaderan kemuhammadiyahan bagi agen
Pesyarikatan dan agen AUM;
- Mengadakan pengajian terjadwal bagi agen Persyarikatan dan agen AUM serta
pengajian keliling ke PCM dan PRM secara terjadwal dengan kurikulum berbasis
Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam, Gerakan Dakwah dan Gerakan Tajdid;
- Memperdayakan setiap SDM Muhammadiyah pada setiap kegiatan
Muhammadiyah baik di Persyarikatan maupun di AUM agar tumbuh kemandirian
berbasis aktivitas ekonomi yang Islami
3. TUJUAN
- Menjadikan devisi B (unsur-usur pembantu pemimpin, selain AUM dilingungan
Majelis dan Lembaga), sebgai penyanggah kekuatan PDM serta menjadi peluang bagi
kegiatan SDM Muhammadiyah dalam aktivitas berdimensi amal dan berdimensi
usaha;
- Terwujudnya efektivitas dan efesiensi dalam kegiatan PDM;
- Terbentuknya keteraturan keuangan di Muhammadiyah sehingga terwujud prinsip
keadilan dan prinsip pemerataan kegiatan berdimensi ekonomi syari’ah
diMuhammadiyah;
- Terpetakannya SDM Muhammadiyah terutama aspek kredibilitas dan kapabilitas.
Selain itu, terpetakannya SDM Muhammadiyah yang terhitung bodoh, miskin,
tertinggal dan berpenyakit hati yaitu mengejar aspek struktur dalam memenuhi
kebutuhan ekonominya dan terkekang oleh tradisionalisme;
- Terwujudnya eksistensi PDM sebagai pemilik dan penyelenggara AUM sehingga
meningkatnya tanggung jawab moral oleh PDM (Majelis terkait) terhadap AUM;
- Percepatan PDM dalam membebaskan, memperdayakan, memajukan kehidupan SDM
Muhammadiyah;
- Percepatan PDM dalam membangun pos-pos investasi dan dana cadangan sebagai
manifestasi terwujudnya Devisi B sebgai penyanggah ekonomi Muhammadiyah
Kabupaten Indramayu;
- Agar SDM yang profesionalismenya di AUM tidak tergolong miskin oleh sekurang-
kurangnya versi Pemerintah;
- Tercerahkannya kembali SDM Muhammadiyah sehingga tetap eksis sebagai pelaku
Gerakan Islam, Gerakan Dakwah dan Gerakan Tajdid;
- Agar terpantaunya seluruh SDM melalui pertemuan pengajian;
4
- Agar SDM Muhammadiyah tidak bergantung pada jabatan tetapi pada aktivitas,
kemampuan ilmu dan keterampilan.
4. TARGET
- Masing-masing Majelis dan Lembaga pada kegiatan tahun pertama telah dapat
membuat dan mengajukan anggaran dan merealisasikan kegiatan sesuai dengan RAPB.
Pada kegiatan tahun kedua terdapat lima Majelis dan atau Lembaga yang telah
memiliki AUM. Pada kegiatan tahun ketiga samapai tahun kelima sekurang-kurangnya
majelis dan atau Lembaga telah memiliki AUM dan sebagian besar dari Majelis dan
Lembaga telah memberikan SWO kepada PDM;
- Pada Tahun pertama sampai tahun kelima terjalin kerjasama dan komunikasi antar
Majelis dan atau Lembaga dalam kegiatan;
- Pada tahun kedua terlaksananya keseragaman model dalam penyusunan anggaran
AUM. Pada tahun ketiga sampai tahun kelima tidak ada aktivitas usaha personal oleh
SDM Muhammadiyah yang profesionalnya di Persyarikatan maupun di AUM;
- Pada tahun ketiga telah terdata di PDM kepastian karier SDM Muhammadiyah yang
profesionalnya di Persyarikatan maupun di AUM;
- Pada tahun kedua PDM sebagai pelaksana pengadaan dan atau pembangunan sarana
dan prasarana AUM;
- Pada tahun ketiga telah berdiri AUM oleh sekurang-kurangnya lima Majelis dan atau
Lembaga;
- SWO yang disetorkan sesuai dengan ketentuan;
- Pada tahun ketiga SDM Muhammadiyah yang profesionalismenya di Persyarikatan
maupun di AUM mempunyai penghasilan bulannya sekurang-kurangnya sesuai UMR;
- Pada tahun ketiga kurikulum Gerakan Islam, Gerakan Dakwah dan Gerakan Tajdid
telah tersampaikan kepada seluruh elemen Muhammadiyah melalui penataran;
- Pada tahun ketiga kegiatan pengajian telah masuk putaran pertama dan pada tahun
kelima telah masuk puteran kedua;
- Pada tahun ketiga sebagian besar Kader Muhammadiyah telah berperan aktif pada
kegiatan yang diselenggarakan Muhammadiyah.
5
6
E. Program Kerja Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Indramayu
Persyarikatan Muhammadiyah memiliki sistem kesatuan struktur rancangan dan program
kerja yang sifatnya nasional. Sebagai kesatuan struktur, maka program Pimpinan Pusat
Muhammadiyah hasil muktamar, merupakan rujukan seluruh program kerja pimpinan
wilayah,daerah, cabang, dan ranting.Adalah bagian dari kesadaran berorganisasi dalam
persyarikatan Muhammadiyah manakala seluruh pimpinan Muhammadiyah di bawah
Pimpinan Pusat, melaksanakan program kerja pusat sesuai dengan kekuatan, jumlah dan mutu
Sumber Daya Insani, situasi dan kondisi daerah sedemikian rupa, sehingga idiologi dan gerak
langkah program kerja PP Muhammadiyah tersebut tercermin pada setiap tingkat
persyarikatan Muhammadiyah.
Dalam realisasi tindak lanjut rincian program Pimpinan Pusat perlu adanya analisis
tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan bagi gerak langkah agar apa yang
dirancang programkan sesuai dengan kondisi tiap tingkatan persyarikatan.
Selama ini kelemahan warga persyarikatan di Kabupaten Indramayu adalah adanya
langkah kegiatan yang bejarak dengan program kerja yang telah disepakati dalam
musyawarah. Terdapat beberapa kemungkinan penyebab hal tersebut, seperti kelemahan
manajemen, kekurangpamahan berorganisasi, dan kekurangan jumlah SDM yang bermutu,
juga transparansi dan keterbukaan sehingga menimbulkan kecurigaan dan kecemburuan
demikian juga dapat diduga adanya desakan/gesekan dengan organisasi lain yang berusaha
eksis yang setidaknya dapat menjadi kendala gerak langkah dakwah Muhammadiyah,
sehingga muncul citra yang berbeda dengan harapan yang diinginkan.
Namun demikian persyarikatan Muhammadiyah di Kabupaten Indramayu memiliki
kekuatan yang cukup baik dilihat dari instrument dan kontinuitas amal usaha.
Pengorganisasian dengan sistem pertanggungjawabannya yang rutin dan formal menjadikan
perjalanan persyarikatan ini memiliki sistem organisasi yang teruji sehingga karakter siklikal
(siklus) dan perbaikan diri (self corection) walau kecil dan lambat tetap terlaksana.
7
diantaranya SD, SMP, SMA, dan SMK Muhamadiya di Wilayah Haurgelis, Jatibarang,
Karangampel, dan Indramayu.
H. Prioritas Kegiatan
Peningkatan dan Pengembangan Muhammadiyah Kabupaten Indramayu akan
memberikan prioritas kegiatan untuk lima tahun kedepan terhadap hal-hal sebagai berikut:
1) Peningkatan jumlah dan mutu cabang dan ranting serta pengembangan model-model
gerakannya sebagai bagian dari kekuatan social kehidupan bermasyarakat dan berbangsa;
2) Peningkatan kualitas idiologi gerakan dan praksis gerakan pembaharuan bagi pencerahan
kehidupan masyarakat khususnya warga Muhammadiyah.
3) Peningkatan dan Pengembangan kader/SDI Muhammadiyah baik jumlah maupun mutu
bagi peningkatan peran strategis Muhammadiyah di lingkungan masyarakat.
4) Peningkatan dan Pengembangan keunggulan AUM
8
3) Meningkatkan rutinitas kajian keislaman di setiap tingkatan kepemimpinan dalam
rangka merespon berbagai tantangan terhadap persyarikatan yang semakin kompleks.
4) Intensifikasi koordinasi pembinaan dan pengembangan sekolah kader antar majlis,
lembaga, dan badan persyarikatan;
5) Menciptakan dan mengembangkan model-model pembinaan jamaah dan peran
Muhammadiyah di lapisan masyarakat akar rumput.
6) Pengorganisasian dan penyebaran kader pada lembaga-lembaga strategis lokal,
regional, dan nasional.
7) Intensifikasi kaderisasi pemikir-pemikir strategis dalam merespon masalah-masalah
aktual.
9
Program ini bertujuan meningkatkan intensitas dan kualitas hubungan organisasi (ke luar)
dalam memerankan fungsi strategisnya persyarikatan. Rincian program pengembangannya
sebagai berikut:
1) Meningkatkan partisipasi Muhammadiyah dalam forum-forum regional dan nasional;
2) Meningkatkan komunikasi, jaringan, dan kerjasama dengan ormas-ormas setingkat
serta kekuatan strategic lain, baik yang berlandaskan keagamaan, kedaerahan atau
kebangsaan.
3) Mengembangkan kerjasama yang proaktif dan harmonic dengan berbagai pihak/instan
pemerintah maupun swasta yang saling menguntungkan bagi pemenuhan kepentingan
ummat dan warga masyarakat.
10
6. Program Partisipasi Kebangsaan
Tujuan program ini adalah berkembangnya peran strategis Muhammadiyah dalam
penentuan kebijakan- kebijakan publik masyarakat Indramayu. Program
pengembangannya adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan komunikasi dan kerjasama secara proaktif dengan institusi-institusi
penentu kebijakan publik.
2) Meningkatkan perhatian, kepedulian, dan penyikapan terhadap persoalan-persoalan
publik.
3) Meningkatkan prakarsa untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat banyak ke instansi
yang proporsional untuk aspirasi tersebut;
4) Meningkatkan aspirasi dan komunikasi dengan ormas Islam, memperkuat ukhuwwah
Islamiyah serta menyelesaikan masalah strategis ummat;
5) Memperkuat posis dan peran Muhammadiyah dalam berbagai kegiatan
strategis,selektif, dan produktif bagi kepentingan ummat dan bangsa.
11
dinamis dalam kehidupan masyarakat dan proaktif dalam menjalankan problem dan
tantangan perkembangan sosial budaya dan kehidupan pada umumnya sehinggan Islam
selalu menjadi sumber pemikiran, moral, dan praksis sosial di tengah kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara yang sangat kompleks.
b. MAJELIS TABLIGH
Majelis Tabliqh dan Dakwah Khusus memiliki rencana strategis untuk: Meningkatkan
kuantitas dan kualitas peran Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah kemasyarakatan
yang berpengaruh langsung dalam menciptakan masyarakat Islami sebagai perwujudan
dari partisipasi aktif Muhammadiyah dalam pembangunan umat dan bangsa untuk
mencapai tujuan Muhammadiyah.
Berdasarkan garis besar program, Majelis ini mempunyai tugas pokok untuk:
1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas dakwah dalam segala dimensi kehidupan
sesuai dengan prinsip gerakan Muhammadiyah.
2) Meningkatkan mutu dan kompetensi mubaligh Muhammadiyah.
3) Memperluas jangkauan dakwah agar mampu menyentuh berbagai level dan jenis
kelompok masyarakat.
4) Mengembangkan dan menerapkan dakwah multimedia baik media lokal, maupun
media dengan muatan teknologi baru.
12
5) Melakukan evaluasi dan memperbaiki konsep dan implementasi proyek-proyek
dakwah Muhammadiyah, seperti dakwah jamaah, dakwah kultural dan sebagainya,
agar kembali berjalan secara efektif.
6) Mengembangkan metode dan praktek pembinaan kehidupan Islami dalam
masyarakat.
Sebagai pelaksanaan dari garis besar program bidang pendidikan, maka bersama-sama
dengan Majelis Pendidikan Tinggi, Majelis Dikdasmen memiliki tugas untuk:
1) Membngaun cetak biru (blue print) pendidikan Muhammadiyah untuk menjawab
ketertinggalan pendidikan Muhammadiyah selama ini, dan sebagai langkah
antisipasi bagi masa depan pendidikan yang lebih kompleks.
2) Menegaskan posisi dan implementasi nilai Islam, Kemuhammadiyahan, dan
kaderisasi dalam seluruh sistem pendidikan Muhammadiyah.
3) Mempercepat proses pengembangan institusi pendidikan Muhammadiyah sebagai
pusat keunggulan dengan menyusun standar mutu.
4) Menjadikan mutu sebagai tujuan utama bagi seluruh usaha pengembangan amal
usaha pendidikan Muhammadiyah.
5) Mengintegrasikan pengembangan amal usaha pendidikan Muhammadiyah dengan
program pengembangan masyarakat.
6) Menyusun sistem pendidikan Muhammadiyah yang berbasis Al-Qur’an dan
Sunnah.
13
d. MAJELIS PENDIDIKAN KADER
Visi Majelis Pendidikan Kader adalah:
Tertatanya manajemen Majelis dan jaringan agar mampu dan efektif untuk menjadi
badan pembantu pimpinan yang maju, profesional, dan modern, serta untuk
meletakkan landasan yang kokoh bagi peningkatan kualitas Majelis dan program
perkaderan.
Rencana strategis bidang Kaderisasi adalah membangun kekuatan dan kualitas pelaku
gerakan serta peran dan ideologi gerakan Muhammadiyah dengan mengoptimalkan
sistem kaderisasi yang menyeluruh dan berorientasi ke masa depan.
Berdasarkan garis besar program, MPK memiliki tugas-tugas antara lain sebagai
berikut:
1) Meningkatkan kualitas perkaderan dalam segala aspek, meliputi materi,
pengelolaan, metode, strategi, dan orientasi perkaderan agar lebih relevan dan
kompatibel dengan kepentingan dan kebutuhan para kader.
2) Meningkatkan kompetensi kader yang meliputi kompetensi akademis dan
intelektual, kompetensi keberagamaan, dan kompetensi sosial-kemanusiaan guna
menghadapi tantangan organisasi masa depan.
3) Melaksanakan transformasi kader secara terarah dan kontinyu guna memberi
peluang bagi kader dalam mengaktualisasikan potensi dan kompetensinya di
Muhammadiyah, serta memperluas akses ke berbagai bidang dan profesi di luar
Persyarikatan.
4) Melakukan pemberdayaan AMM yang terdiri dari tiga unsur, yaitu anggota
organisasi-organisasi otonom angkatan muda Muhammadiyah, anggota keluarga
warga Muhammadiyah dan pelajar / mahasiswa serta lulusan lembaga pendidikan
Muhammadiyah.
5) Melaksanakan penguatan sekolah-sekolah kader Muhammadiyah seperti Madrasah
Muallimin / Muallimat Muhammadiyah, Pondok Hj. Nuriyah Shabran, PUTM
(Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah), Pondok Pesantren Darul Arqam
Muhammadiyah, dan lain-lain dengan pengawasan yang intensif.
6) Melaksanakan pemantapan dan peningkatan pembinaan dan ideologi gerakan di
kalangan kader, pimpinan, dan anggota Persyarikatan sebagai basis solidaritas dan
kekuatan perjuangan dalam mewujudkan tujuan Muhammadiyah.
14
Rencana strategis bidang Kesehatan, Kesejahteraan, dan Pemberdayaan Masyarakat
adalah Mengembangkan dan memperluas kekuatan basis gerakan Muhammadiyah
yang terletak pada pusat “Penolong Kesengsaraan Oemoem” sehingga menjadi tenda
besar bagi pelayanan dan keberpihakan sosial Muhammadiyah secara terpadu dan lebih
luas.
Berdasarkan garis besar program, Majelis ini mempunyai tugas-tugas antara lain
sebagai berikut:
1) Mendorong pelayanan terpadu bidang kesehatan yang menekankan pada kesehatan
fisik, jiwa, iman, hukum dan sosial.
2) Mengembangkan konsep jalinan dan keterpaduan antara pelayanan sosial
kesehatan Muhammadiyah dengan masyarakat dalam rangka mengembangkan misi
Islam dan Muhammadiyah.
3) Membangun jaringan pelayanan sosial dan kesehatan Muhammadiyah yang
mendorong bagi terciptanya daya dukung kekuatan pelayanan yang kuat, strategis
dan cepat kepada masyarakat akar rumput.
4) Membuat dan mengembangkan pusat penelitian, pengembangan, data, informasi
dan crisis center kesejahteraan masyarakat sebagai peta dasar dan tindakan strategis
dalam memberikan pelayanan sosial Muhammadiyah di masyarakat.
5) Mendorong, mengembangkan, dan mengoptimalkan terus menerus kekuatan
Muhammadiyah sebagai elemen pemberantasan serta penyalahgunaan NAPZA.
6) Menghidupkan suasana ke-Islaman dan dakwah dalam setiap memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
Misi:
1) Menegakkan keyakinan tauhid sosial sebagai spirit aktivitas-aktivitas
pemberdayaan masyarakat;
2) Mewujudkan proses transformasi sosial yang mencakup perubahan kehidupan
pribadi, keluarga, dan masyarakat yang lebih luas.
15
Berdasarkan garis besar program, Majelis ini mempunyai tugas-tugas antara lain
sebagai berikut:
1) Membuat prioritas penanganan masalah dalam memberikan pelayanan
kesejahteraan masyarakat berdsarkan kebutuhan masyarakat.
2) Mengembangkan alternatif-alternatif baru program pengembangan masyarakat
untuk berbagai level dan jenis kelompok masyarakat.
3) Mengintegrasikan kerja Persyarikatan dan Amal Usaha dalam program
pengembangan masyarakat.
4) Mengembangkan model-model pemberdayaan masyarakat untuk komunitas buruh,
tani, nelayan, dan kaum marjinal di perkotaan maupun pedesaan.
5) Meningkatkan dan memperluas jangkauan program pemberdayaan masyarakat di
lingkungan komunitas petani, buruh, nelayan, dan mereka yang mengalami
marjinalisasi sosial perkotaan maupun pedesaan.
6) Madukan kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan kegiatan dakwah
yang membawa kemajuan.
16
1) Mengupayakan pembangunan ekonomi rakyat Indonesia khususnya keluarga besar
Muhammadiyah;
2) Mengurangi problem kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan pada
masyarakat melalui peningkatankehidupan sosial ekonomi ummat yang
berkualitas;
3) Menjadi pelopor, motivator dan atau katalisator pembaharuan/perubahan
pembangunan ekonomi rakyat Indonesia berdasarkan nilai-nilai Islam.
Berdasarkan garis besar program, Majelis ini mempunyai tugas pokok antara lain:
1) Menciptakan cetak biru (blue print) pengembangan ekonomi sebagai usaha untuk
mengevaluasi dan merancang program pemberdayaan ekonomi ummat yang
efektif.
2) Mengembangkan model pemberdayaan ekonomi yang didasarkan atas kekuatan
sendiri sebagai wujud cita-cita kemandirian ekonomi ummat.
3) Menegaskan keberpihakan Muhammadiyah terhadap usaha-usaha ekonomi dalam
membangun kekuatan masyarakat kecil (akar rumput) yang dhu’afa dan
mustadh’afin melalui kegiatan-kegiatan ekonomi alternatif.
4) Mengupayakan terlaksananya ekonomi syariah yang lebih kuat, terorganisasi dan
tersistem.
17
2) Melakukan penyadaran kepada masyarakat tentang hak asasi manusia dan
demokrasi, termasuk lewat jalur pendidikan.
3) Mengupayakan advokasi publik yang menyangkut kebijakan yang bersentuhan
dengan kepentingan rakyat banyak.
18
8) Meningkatkan konsolidasi, termasuk komunikasi dan jaringan intensif, dengan
seluruh organisasi otonom dan unit-unit kelembagaan di tingkat Ranting.
9) Khusus dengan Aisyiyah perlu lebih mengembangkan sinergi yang solid dan
memberikan peran yang lebih signifikan karena organisasi otonom khusus ini
memiliki basis kegiatan yang kuat dan cukup intensif yang berhubungan langsung
dengan masyarakat di bawah.
10) Menyiapkan dan mengusahakan kader Muhammadiyah untuk menempati posisi-
posisi dan peran-peran penting serta strategis dalam kiprah kemasyarakatan di
wilayah/kawasan Ranting setempat seperti menjadi Ketua RT, kelompok-kelompok
sosial, organisasi kepemudaan, kelompok tani, dan sebagainya.
11) Membangun/menyediakan/melengkapi perkantoran/gedung Ranting yang bersifat
serbaguna dan menjadi pusat gerakan Muhammadiyah, sekaligus pusat pelayanan
masyarakat, termasuk pemasangan papan nama.
12) Selain mengelola amal usaha Ranting, perlu meningkatkan sinergi dan kerjasama
dengan amal usaha yang berada di lingkungan Ranting Muhammadiyah setempat
13) Menyelenggarakan pengajian umum dan khusus sesuai dengan model yang
dikembangkan dalam Muhammadiyah secara terpadu/tersistem, intensif, dan
bersifat alternatif.
14) Melaksanakan Gerakan Jama’ah dan Dakwah Jama’ah minmal yang bersifat
terbatas, tidak harus ideal, yang mengikat Muhammadiyah dengan masyarakat
setempat.
15) Menyebarluaskan tuntunan-tuntunan hidup beragama melalui media buletin.
brosur, dsb, dalam bahasa Indoneia atau daerah yang dikemas dengan baik dan
komunikatif.
16) Memanfaatkan radio komunitas (radio Mentari) sebagai media informasi dan
silaturahmi/interaksi
17) Membentuk jama’ah-jama’ah bina kesehatan, bina kesejahteraan, bina
pemberdayaan pendidikan, bina kerukunan sosial, dsb.
18) Mengembangkan kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti di bidang
pertanian, perikanan, perkebunan, dan kegiatan-kegiatan ekonomi mikro dan kecil
yang terjangkau dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan
pendekatan GJDJ.
19
LAZISMUH bertugas membantu Pimpinan Persyarikatan dalam penerimaan,
penampungan dan penyaluran dana dari zakat, infaq dan shadaqah dari masyarakat
Islam dan warga Muhammadiyah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Muhammadiyah tidak hanya berperan dalam hal pendidikan saja tetapi juga berperan langsung
dengan masyarakat. Adanya pendidikan muhammadiyah sangat membantu terutama dalam
mensejahterakan anak bangsa. Beberapa prestasi yang telah di dapat entah itu dalam penghargaan
atau kerjasama dengan negara lain hal itu telah menunjukan bahwa Muhammadiyah Indramayu
20
mampu untuk bersaing dengan lembaga pendidikan lain. Sedangkan peran masyarakat terhadap
Muhammadiyah sendiri telah bersifat baik hal itu telah terbukti dari didirikannya Muhammadiyah
di Indramayu tahun 1951 hingga saat ini 2019 Muhammadiyah tidak pernah menutup diri untuk
bekerjasama dengan siapapun selagi hal itu bertujuan untuk kebaikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://indramayu.muhammadiyah.or.id
buku panduan musyawarah pimpinan dan musyawarah wilayah Muhammadiyah Jawa Barat
21
22