Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Vitamin dan mineral merupakan nutrisi atau zat yang sangat berperan penting

bagi tubuh dan merupakan salah satu indikator penentu kesehatan pada tubuh

manusia. Kekurangan atau defisiensi terhadap vitamin dan mineral dapat menjadi

masala bagi kesehatan manusia sehingga menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh.

Banyak yang tidak mengetahui bahwa gejala yang dirasakan pada tubuh merupakan

akibat dari defisiensi suatu vitamin atau mineral tertentu sehingga seringkali

terlambat untuk diketahui.1

Penyakit kulit akibat defisiensi satu macam vitamin biasanya tidak berdiri

sendiri, tetapi merupakan bagian defisiensi vitamin dan mineral serta zat gizi lainnya.

Jarang terjadi bahwa seseorag penderita hanya menderita defisiensi satu macam

vitamin saja. Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia termasuk

salah satu negara berkembang dengan presentase tidak menetap (naik/turun) masalah

gizi kurang dan gizi buruk. Tidak dicantukmkan secara spesifik gizi apa yang kurang

atau buruk.2

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. VITAMIN

1.1. Vitamin A

Vitamin A (Vit.A) merupakan istilah generik untuk semua senyawa dari

sumber hewani yang memperlihatkan aktivitas biologik vit.A. Senyawa-senyawa

tersebut adalah retinal, asam retinoat dan retinol. Hanya retinol yang memiliki

aktivitas penuh vit.A. Vit.A mempunyai provitamin yaitu karoten. Dalam hati,

vit.A disimpan dalam bentuk ester didalam liposit, yang mungkin sebagai suatu

kompleks lipoglikoprotein. Untuk pengangkutan ke jaringan, vit.A dihidrolisis

dan retinal yang terbentuk terikat dengan protein pengikat aporetinol (RBP).

Pada kulit ß karoten berfungsi sebagai nutrisi kulit bagian basal dan sebagai

barrier terhadap sinar UV, dalam darah adalah 100-300 IU/100 ml serum.1,2

a. Sumber vit.A

Makanan yang kaya akan vit. A termasuk Air Susu Ibu (ASI) dan pangan

hewani seperti daging merah, ikan, dan produk susu. Vit.A juga terdapat pada

sayuran bewarna hijau misalnya sayur bayam, serta buah-buahan berwarna

merah dan oranye seperti mangga, ubi jalar, dan wortel. Anak yang tidak

mendapat asupan makanan yang cukup perlu diberi suplementasi vit. A untuk

mencegah Kurang Vit. A (KVA). Suplemen vit.A pada bayi-anak terbagi 2

kapsul berwarna biru mengandung 100.000 SI vit. A untuk anak berumur 6-11

2
bulan. Kapsul berwarna merah mengandung 200.000 SI vit.A untuk anak

berumur 12-59 bulan. 8

b. Sediaan Vit. A

Jenis sediaan untuk vitamin A antara lain oral, suntikan, dan topical.

Penggunaan oral terdapat bentuk tablet, kapsul, atau larutan/sirup. Sediaan

vitamin A dalam larutan air paling cepat diabsorpsi dan memberikan kadar

plasma lebih tinggi dibandingkan sediaan minyak. Vitamin A kapsul

mengandung 3-15 mg retinol (10.000-15.000 IU) per kapsul. Sediaan suntikan

dalam bentuk larutan mengandung 50.000 IU vitamin A/ml dapat diberikan

secara IM untuk pasien malabsorpsi, mual, muntah, dan gangguan mata berat.

Dosis lebih dari 25.000 IU/hari hanya dapat diberikan pada pasien defisiensi

berat. Penggunaan oral lebih baik daripada parenteral.6

c. Dosis Vit. A

Asupan harian yang dianjurkan untuk vit.A adalah 0,9 mg untuk laki-laki dan

0,7 mg untuk wanita. Selama menyusui dianjurkan tambahan 0,4-0,5 mg.

Konversi provitamin A karotenoid menjadi 1 mg vit.A (retinol) memerlukan

konsumsi: 2 mg beta-karoten dari suplemen; 12 mg betakaroten dari diet; 24

mg provitamin A karotenoid lainnya (misal alpha-karoten) dari diet. 6

d. Defisiensi Vit. A

Konsentrasi vitamin A plasma dibawah 20μg/dL mengindikasikan resiko

defisiensi. Sebagian besar defisiensi muncul pada bayi atau anak-anak. Tanda

dan gejala defisiensi vitamin A ringan dapat dengan mudah terlewatkan. Lesi

3
kulit seperti hyperkeratosis folikularis dan infeksi biasanya menjadi tanda

paling awal dari defisiensi. Namun, manifestasi defisiensi vitamin A yang

paling mudah dikenali adalah buta malam hari (nyctalopia), yang muncul

hanya ketika defisiensinya parah. Keratinisasi dan pengeringan epidermis

terjadi. 7

e. Kelebihan Vit. A

Kelebihan vit.A kurang baik karena akan mengakibatkan terjadinya

penimbunan vit.A dalam organ tubuh. Konsentrasi vit.A plasma lebih dari 300

μg/dL diagnostik untuk hipervitaminosis A. yang akan mengakibatkan nafsu

makan menjadi menurun, rambut rontok, kulit menjadi gatal, tulang pada

tangan dan kaki berasa sakit. Pemakaian beta karoten yang berlebihan dapat

mengakibatkan kulit menjadi kuning, telapak tangan banyak mengeluarkan

keringat. Pengobatan terdiri dari penghentian sumber vitamin, yang biasanya

setelah 7 hari manifestasi kelebihan vit.A menghilang.7

1.2. Vitamin B

Secara umum, golongan vitamin B (Vit. B) berperan penting dalam metabolisme

didalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini

terkait dengan peranannya didalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang

dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis

sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vit. B ini

juga berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit).8

4
A. Thiamin

Vitamin B1 (Vit.B1), yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan

salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga

kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi

yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Disamping itu, vit. B1 juga

membantu proses metabolism protein dan lemak. 8

a. Sumber vit.B1

Sumber berasal dari beras, ragi, gandum, kedelai, susu, kacang tanah dan

kacang-kacangan.

b. Kebutuhan vit.B1

Badan Pangan dan Nutrisi Amerika Serikat menganjurkan 1,1 mg tiamin

per hari untuk wanita dan 1,2 mg untuk laki-laki. Kebutuhan akan

bergantung pada kebutuhan energi setiap individu (0,3-0,5 mg per 1000

kcal) dan meningkat jika seseorang semakin aktif, selama masa

kehamilan dan menyusui, saat sakit yang disertai dengan demam, dan

pada individu yang banyak mengkonsumsi alkohol. Tidak ada

kemungkinan untuk penyimpanan tiamin di dalam tubuh akibat

kelarutannya yang tinggi dalam air. Umur tengah (half-life) tiamin di

dalam tubuh hanya 2-3 minggu, sehingga asupan tiamin secara reguler

sangat penting untuk kesehatan tubuh.8

5
c. Defisiensi vit.B1

Penyakit akibat defisiensi tiamin yang ringan yaitu perubahan pada sistim

saraf. Penyakit beri-beri basah mengakibatkan pembengkakan atau

udema karena tertimbunnya air dalam jaringan. Pada beri-beri kering

dimana terjadi atropi otot, penderita merasa sangat lemah. Kematian

penderita beri-beri terutama disebabkan tertimbunnya air dalam jaringan

atau serangan diare yang mendadak.8

d. Kelebihan vit.B1

Kelebihan tiamin tidak banyak menimbulkan akibat yang serius karena

vitamin ini bersifat larut dalam air, sehingga kelebihan vitamin ini akan

dibuang bersama urine.8

B. Riboflavin

Vitamin B2 atau riboflavin banyak berperan penting dalam metabolisme di

tubuh manusia. Didalam tubuh, vit. B2 berperan sebagai salah satu kompenen

koenzimflavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin

adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan

penting dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin

ini juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan

glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit,

rambut, dan kuku. 8

6
a. Sumber vit.B2

Banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning

telur, dan susu.

b. Kebutuhan vit.B2

Badan Pangan dan Nutrisi Amerika Serikat menganjurkan 1,1 mg tiamin

per hari untuk wanita dan 1,3 mg untuk laki-laki. Kebutuhan akan

riboflavin akan meningkat jika dalam kondisi hamil (1,4 mg/hari) dan

menyusui (1,6 mg/hari).6

c. Defisiensi vit.B2

Kekurangan riboflavin mengakibatkan luka pada sudut mulut (ceilosis)

ataupun radang pada ujung lidah (glossitis).6

C. Niasin

Vitamin B3 (Vit.B3) juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan

penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi,

metabolisme lemak, dan protein. Didalam tubuh, vit.B3 memiliki peranan

besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan

migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan

bantuan vitamin ini. 8

a. Sumber vit.B3

Vit.B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada

makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan

7
tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung

vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis.8

b. Kebutuhan vit.B3

Asupan niacin 14 mg/hari untuk wanita dan 16 mg/hari untuk laki-laki.

Anak-anak dan remaja memerlukan niacin lebih sedikit. Dalam kondisi

hamil dan menyusui dianjurkan untuk mengkonsumsi lebih 4 dan 3

mg/hari.8

c. Defisiensi vit.B3

Defisiensi niacin menyebabkan penyakit yang disebut pellagra. Saat ini

pellagra sangat jarang terjadi, namun masih dapat ditemukan di India an

sebagian dari Cina dan Afrika. Gejala dari pellagra meliputi dermatitis

dan luka seperti terbakar matahari karena sensitif terhadap sinar matahari,

kelelahan,dementia, diare, insomnia dan ketidak-normalan pencernaan.

Selain mencegah pellagra, niacin juga mencegah munculnya histamine

yang menjadi pemicu alergi dan bronkitis.7

D. Piridoksin

Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin

yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah

satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi

melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain

itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi

8
antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa

asing yang berbahaya bagi tubuh.8

Pemberian vitamin B6 pada umumnya untuk mengkoreksi kekurangan

vitamin B6 dan membantu mengurangi gejala neuritis yang disebabkan oleh

pemakaian isoniazid (INH) pada terapi TB.6

a. Sumber vit.B6

Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin ini antara lain

daging, sayuran dengan daun berwarna hijau, sereal gandum utuh, ragi,

dan pisang.8

b. Kebutuhan vit.B6

Berdasarkan U.S. RDA adalah untuk pria sebanyak 15-19 mg/hari, wanita

14-15 mg/hari, kehamilan 18 mg/hari, dan laktasi sekitar 20 mg/hari. 8

c. Sediaan vit.B6

Piridoksin tersedia sebagai tablet piridoksin HCl 10-100 mg dan sebagai

larutan steril 100 mg/ml piridoksin HCl untuk injeksi.8

d. Defisiensi vit.B6

Kasus defisiensi vit.B6 jarang terjadi, namun demikian defisiensi dapat

mengakibatkan dermatitis, batu ginjal, penurunan pembentukan antibodi,

iritasi, anemia, turunnya kemampuan saraf pertubuhan terhambat, mudah

bingung dan depresi. Kadar vit.B6 yang rendah di dalam tubuh akan

mendorong naiknya sirkulasi konsentrasi homosistein, yang dikenal

sebagai faktor resiko untuk penyakit jantung dan penyakit Alzheimer's.

9
Alkoholik cenderung memiliki konsentrasi vit.B6 plasma yang rendah

yang bukan dipengaruhi oleh diet yang rendah vit.B6 namun karena

rusaknya sistem metabolisme akibat rusaknya hati.7

E. Cobalamyne

Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya

khusus diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh

karena itu, vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh

akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam

metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin ini juga termasuk dalam salah

satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf,

pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah. 8

a. Sumber vit.B12

Sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin ini

adalah telur, hati, dan daging.

b. Kebutuhan vit.B12

asupan untuk vitamin B12 adalah 2,4 jag/hari untuk setiap orang yang

berumur lebih dari 14 tahun. Bayi dan anak-anak memerlukan kurang

dari jumlah tersebut. W anita hamil disarankan hingga 2,6 j^g/hari,

namun lebih penting diperhatikan untuk wanita menyusui sebaiknya

hingga 2,8 jag/hart Asupan tambahan melalui supplement vitamin adalah

vital jika anda seorang vegetarian.7

10
c. Defisiensi vit. B12

Gejala yang jelas dari defisiensi vit.B12 muncul pada orang dewasa

setelah 5-10 tahun mengkonsumsi diet kurang vit.B12 sebagaimana yang

dikonsumsi vegetarian. Namun demikian hal tersebut tidak berlaku bagi

bayi yang lahir dari ibu yang vegetarian karena mereka tidak memiliki

simpanan yang mencukupi di hatinya.6

1.3. Vitamin C

Vitamin C atau asam askorbat merupakan vitamin yang larut dalam air. Vitamin

C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor

dan antioksidan. Vitamin ini dapat secara langsung atau tidak langsung

memberikan elektron ke enzim yang membutuhkan ion-ion logam tereduksi dan

bekerja sebagai kofaktor untuk prolil dan lisil hidroksilase dalam biosintesis

kolagen. Zat ini berbentuk kristal dan bubuk putih kekuningan, stabil pada

keadaan kering.8

a. Sumber Vit.C

Vitamin ini dapat ditemukan di buah citrus, tomat, sayuran berwarna hijau,

dan kentang. vitamin ini digunakan dalam metabolisme karbohidrat dan

sintesis protein, lipid, dan kolagen. 7

b. Dosis Vit. C

vitamin C yang tinggi merupakan hasil dari dosis yang berlebihan dan

diekskresi tanpa mengubah apapun. Kebutuhan vitamin C berdasarkan U.S.

RDA antara lain untuk pria dan wanita sebanyak 60 mg/hari, bayi sebanyak

11
35 mg/hari, ibu hamil sebanyak 70 mg/hari, dan ibu menyusui sebanyak 95

mg/hari. Kebutuhan vitamin C meningkat 300-500% pada penyakit infeksi,

TB, tukak peptik, penyakit neoplasma, pasca bedah atau trauma, hipertiroid,

kehamilan, dan laktasi.1,6

Dewasa: per hari 50-100 mg. defisiensi berat, PO:IM:IV: 150-500 mg/hari

dalam 1-2 dosis terbagi. 500-6000 mg/hari untuk terapi ISPA, kanker, atau

hiperkolesterolemia.6

c. Sediaan Vit. C

Vit.C terdapat dalam berbagai preparat baik dalam bentuk tablet yang

mengandung 50-1500 mg maupun dalam bentuk larutan. Kebanyakan sediaan

multivitamin mengandung vit.C. Sediaan suntik mengandung vit.C. sebanyak

100-500 mg dalam larutan. Air jeruk mengandung vit.C. yang tinggi sehingga

dapat digunakan untuk terapi menggantikan sediaan vit.C. Kalsium askorbat

dan natrium askorbat didapatkan dalam bentuk tablet dan bubuk unutk

penggunaan per oral.8

d. Defisiensi Vit. C

Cegah dan atasi defisiensi vitamin C (Scurvy); meningkatkan penyembuhan

luka; untuk luka bakar; krisis sel sickle; deep vein thrombosis; terapi

megavitamin (dosis massif) tidak direkomnedasikan karena dapat

menyebabkan toksisitas.8

12
1.4. Vitamin D

Vitamin D (Vit.D) ini dapat membantu metabolism kalsium dan mineralisasi

tulang. Sel kulit akan segera memproduksi Vit.D saat terkena cahaya matahari

(sinar ultraviolet). Ada dua macam vit.D, yaitu vitamin D3 atau kholekalsiferol,

terdapat dalam minyak hati ikan, sangat cocok untuk anak yang sedang dalam

masa pertumbuhan. Vitamin D2 atau kalsiferol berasal dari ergosterol yang telah

mengalami radiasi oleh sinar ultraviolet. 1,6

a. Kebutuhan Vit.D

Kebutuhan vitamin D setiap hari untuk anak berusia 0-5 tahun sebesar 10-ug

kholekalsiferol, 6-18 tahun sebesar 2,5 ug, untuk ibu mengandung dan

menyusui sebanyak 10 ug kholekalsiferol.6

b. Sumber VIt.D

Minyak hati ikan mengandung k holekalsiferol (D3) sebanyak 200-750

ug/100 g, kuning telur mengandung 3-10 ug/100 g dan susu mengandung

0,02-0,10 ug/100 g.8

c. Defisiensi Vit.D

Defisiensi Vit.D berakibat penurunan konsentrasi kalsium dan fosfat plasma,

dengan stimulasi sekresi hormon paratiroid. Hormon paratiroid bekerja

dengan memulihkan konsentrasi kalsium plasma menggunakan kalsium

tulang. Pada bayi dan anak-anak, ini mengakibatkan gagal mineralisasi

jaringan osteoid dan kartilago baru, menyebabkan pembentukan tulang halus,

yang, saat menopang berat, menghasilkan deformitas yang dikenal dengan

13
ricketsia. Pada orang dewasa, defisiensi Vit.D mengakibatkan osteomalasia.

Terapi antikonvulsan dengan fenitoin meningkatkan resistensi organ target

terhadap Vit.D, mengakibatkan peningkatan insiden rickettsia dan

osteomalasia. Ada bukti bahwa suplemen Vit.D mengurangi resiko jatuh

pada orang tua.7

d. Kelebihan Vit.D

Pemberian vit.D yang berlebihan mengakibatkan hipervitaminosis, yang

bermanifestasi hiperkalsemia, kelemahan otot skelet, sakit kepala, lelah, dan

muntah. Gangguan awal pada fungsi renal dari hiperkalsemia bermanifestasi

sebagai poliuria, polidipsi, proteinuria, dan penurunan kemampuan

mempekatkan urin. Sebagai tambahan dengan penghentian vitamin,

pengobatan juga meningkatkan asupan cairan, diuresis, dan pemberian

kortikosteroid.8

1.5. Vitamin E

Vitamin E (Vit.E) atau α-Tokoferol bekerja sebagai antioksidan, vit.E diduga

mencegah oksidasi unsur seluler yang penting atau mencegah pembentukan

produk oksidasi yang toksik. Ada hubungan antara vitamin A dan E dalam hal

bagaimana vit.E memfasilitasi absorpsi, penyimpanan hepatik, dan penggunaan

vit.A. vit.E adalah inhibisi produksi prostaglandin dan stimulasi kofaktor penting

dalam metabolism kortikosteroid. Defisiensi vit.E jarang sekali ditemukan, oleh

sebab makanan sehari-hari biasanya mengandung cukup vitamin tersebut.

14
Defisiensi atau kekurangan vit.E dapat menimbulkan anemia pada bayi yang

baru lahir. 1,8

a. Sumber Vit.E

Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin E antara lain sereal

gandum utuh, minyak sayuran, daun bawang, biji bunga matahari. Kebutuhan

vit.E per hari yaitu pada pria sebanyak 10 mg/hari; 15 IU, wanita sebanyak 8

mg/hari; 12 IU, pada kehamilan dibutuhkan sebanyak 10-12 mg/hari. Vit.E

tersedia dalam sediaan per oral dan parenteral.8

b. Dosis Vit.E

Malabsorpsi: 30-100 mg/hari, Defisit berat: 1-2 mg/KgBB/hari atau 50-200

IU/kgBB/hari.8

c. Defisiensi Vit.E

Kekurangan atau defisiensi vit.E sangat jarang terjadi. Gejala kekurangan

vit.E pertama kali terlihat pada bayi prematur, oleh karena itu makanan

formula bayi saat ini mengandung konsentrasi vit.E yang cukup.

Kekurangan vit.E akan menimbulkan pengaruh terhadap ketidakmampuan

menyerap (ketidakmampuan memanfaatkan vit.E secara cukup) dan

mengakibatkan penyakit neuromuscular pada dewasa maupun anak-anak.6

1.6. Vitamin K

Vitamin K (Vit.K) adalah senyawa diet larut lemak yang penting untuk

biosintesis beberapa faktor yang dibutuhkan untuk pembekuan darah normal.

Fitonadion (vit.K1) terkandung pada berbagai makanan dan merupakan satu-

15
satunya bentuk natural dari vit.K yang tersedia untuk penggunaan terapeutik.

Vit.K2 mewakili beberapa senyawa yang disintesis oleh bakteri gram positif

ditraktus gastrointestinal. Sintesis vit.K menyediakan sekitar 50% dari kebutuhan

vit.K harian; sisanya disuplai oleh diet.8

a. Sumber vit.K

Sumber paling baik untuk vit.K adalah sayur-sayuran berdaun hijau seperti

bayam, kangkung, brokoli, kubis, dan selada. Sumber baik lainnya adalah

sayuran dan minyak kacang (kedele, canola, walnuts, zaitun), telur, keju, hati,

kentang, tomat, teh hijau dan kopi.8

b. Kebutuhan Vit.K

Kebutuhan akan vit.K pada orang dewasa relatif rendah sehingga kecil

kemungkinan bagi seseorang untuk mengalami defisiensi. asupan untuk vit.

K tiap harinya adalah 120 jag untuk laki-laki dan 90 jag untuk wanita.8

c. Dosis Vit.K

Pemberian vit.K, 0.5 sampai 1.0 mg saat lahir, pada neonatus normal

mencegah penurunan konsentrasi faktur pembekuan dependen vit.K pada hri

pertama setelah kelahiran tapi tidak meningkatkan konsentrasinya sampai

kadar orang dewasa. Terapi pengganti vit.K tidak efektif ketika ada penyakit

hepatoseluler berat yang bertanggung jawab atas penurunan produksi faktor

pembekuan. Jika tidak ada penyakit hepatoseluler berat dan adanya garam

empedu yang adekuat, pemberian sediaan vit.K oral efektif untuk mengoreksi

16
hipoprothrombinemia. Fitonadion dan menadion adalah sediaan vit.K yang

paling sering digunakan untuk mengobati hipoprothrombinemia.8

d. Defisiensi Vit.K

Vit.K berfungsi sebagai kofaktor penting untuk enzim mikrosom hepar yang

mengkonversi residu asam glutamat menjadi residu asam γ-karboksiglutamik

pada faktor II (prothrombin), VII, IX, dan X. Residu asam γ-

karboksiglutamik memungkinkan faktor koagulasi ini untuk mengikat ion

kalsium dan melekat pada permukaan fosfolipid, menghasilkan pembentukan

bekuan. Jika terjadi defisiensi vit.K, konsentrasi dari faktor koagulasi ini

dalam plasma menurun dan terjadi gangguan hemoragik. Defisiensi vit.K

memiliki gejala ekimosis, epistaksis, hematuria, dan perdarahan

gastrointestinal.8

B. PENYAKIT KULIT KARENA DEFISIENSI VITAMIN

1. Xerosis Cutis

Xerosis cutis atau kulit kering (dry skin) didefinikan untuk menggambarkan

hilangnya atau berkurangnya kadar kelembaban stratum corneum (SC). Pada

keadaan normal air mengalir secara difusi dari dermis menuju ke epidermis

melalui dua cara yaitu melalui SC dan ruang interseluler. Karenanya air akan

keluar dari tubuh melalui epidermis, keadaan tersebut dikenal dengan istilah

transepidermal water loss (TEWL). Normalnya TEWL berkisar 0,1-0,4

mg/cm2/jam. Dengan demikian SC merupakan barrier hidrasi yang sangat penting

dalam mepertahankan kelembaban kulit. Pada kulit yang mengalami kelainan

17
seperti psoriasis atau eczema barrier kulit melemah, sehingga kecepatan TEWL

meningkat 10x lebih besar dari normal. Pada proses penuaan SC masih intak akan

tetapi fungsi barrier mengalamo penurunan. Hal ini disebabkan karena jumlah

fakotr pelembap alami yang rendah sehingga menyebabkan penurunan kapasitas

mengikat air lebih kurang 75% dari normal. Akibatnya TEWL meningkat.3

Gambaran Klinis.

Karakteristik pada pasien dengan kulit kering antara lain:

a. Karakteristik yang terlihat: kemerahan, permukaan kusam, bercak putih,

gambaran berlapis-lapis, pecah-pecah dan juga fisura.

b. Karakteristik yang dapat diraba: kusam dan tidak rata

c. Karakteristik sensoris: terasa kering tak nyaman, nyeri, gatal dan rasa

kesemutan.

Gambar 1.1 Kulit kering, mengkilat dan bergaris.4

18
Penatalaksanaan

Untuk memperbaiki kulit kering, harus mengurangi TEWL dengan jalan

memberikan bahn yang bersifat hidrasi (moisturizer) yang larut dalam air atau

pelumas (lumbricating) dan penutup (oclution) yang tidak larut dalam air.3

2. Hiperkeratosis Folikularis

Hiperkeratosis folikularis atau hipovitaminosis merupakan penyakit kulit karena

kekurangan vit.A.

Gambaran Klinis

Perubahan pertama pada defisiensi vitamin A ialah pada mata, saluran napas

bagian atas, dan pelvis renalis, sedangkan perubahan terakhir ialah pada kulit.

Pada kulit terjadi hiperkeratosis terutama pada folikel rambut, dalam

perkembangannya menjadi sumbatan keratotik intrafolikular bagian sentral, yang

tampak berupa papula pigmentasi. Umumnya sumbatan ini tampak sebagai spina

atau seperti tanduk, yang lainnya dapat tertutup oleh sisik-sisik yang melekat

longgar dan jika sisik diangkat akan menimbulkan lubang.

Gambar 1.2. Hiperkeratosis Fulikularis. Pada siku, tampak papula miliar, kasar.. 4

19
Penatalaksanaan

Vitamin A dosis tinggi (500.000 IU sehari) diberikan selama 5-7 hari.4

3.Pellagra

Adalah suatu penyakit kronik yang mengenai kulit, saraf dan saluran cerna,

timbul karena kekurangan niasin. Mula-mula timbul bercak merah dengan tepi

yang berbatas tegas seperti garis. Beberapa minggu kemudian kulit terkelupas

meninggalkan pigmentasi yang jelas sehingga terbentuk krusta tebal.4

Gambaran Klinis

Terdiri atas trias 3D yaitu, dermatitis, diare dan demetia. Pada permulaan

terdapat eritema pada tempat atau bagian tubuh yang terkena sinar matahari,

bagian dorsal tangan serta bagian ekstensor lengan dan tungkai menyerupai

gejala terbakar (sun-bum). Eritema kemudian menghilang dan meninggalkan

warna kecoklatan. Setap kali terkena sinar matahari kulit menjdai merah. Pada

daaerah leher dan dada bagian depan dengan mekanisme yang sama dapat timbul

erupsi yang khas berupa gambaran kalung yang disebut kalung casal (Casal’s

Necklace).2

Gambar 1.3 Pelagra. Tampak kulit menjadi merah ditutupi oleh krusta dan skuama kasar.4

20
Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas pemberian obat golongan vit. B kompleks dan multivitamin

disertai diet protein tinggi. Kelaianan kulit akan menghilang. Pada keadaan berat

dengan ganggua mental diperlukan pemebrian obat spesifik yaitu niasinamid per oral

100-300mg/hr dengan dosis terbagi. Jika terdapat diare maka pemberian obat peroral

kurang efektif dan obat diberikan secara subkutan.2

4. Kwasiorkor

Adalah penyakit yang terjadi karena defisiensi kalori, menimbulkan kelainan pada

kulit, rambut dan mukosa.

A. Manifestasi kulit terdiri dari :

 Kulit kering dan gambaran garis kulit lebih jelas dan lebar yang disebut

dengan kulit mosaic

 Hiperpegmentasi dan squmasi

 Pada tempat yang sering terkena geseran terutama pada tempat yang sering

basah oleh keringat, terdapat bercak kelainan eritem kemudian menjadi

kehitaman, kemudian bercak meluas disertai deskuamasi menyebabkan

hipopegmentasi yang dikelilingi oleh hiperpegmentasi kelianan disebut

Crazy Pavement Dermatosis. Pada anak dengan edema berat bagian ini

akan disertai ekskoriasis dapat pula terjadi ulserasi dan purpura yang

disebabkan oleh fragilitas kapiler.2

21
B. Manifestasi kelainan Rambut

Rambut kehilangan sinarnya yang berkilat, menjadi lurus, warna pucat atau

merah. Perubahan rambut biasanya mengenai panjang rambut, tetapi kadang

perubahan tidak merata. Keadaan ini disebut sign de banderol. Disamping itu

rambut mudah terlepas sehingga dapat menimbulkan alopesia.2

C. Kelainan Mukosa

Yang terserang adalah mukosa mulut berupa stomatitis-angularis dan glostitis.

Gambar 1. 4. Kwashiorkor. A. Anak cengeng, kulit kering dan skuamasi. B. Tampak depigmentasi pada telinga C.

Tanda khas crazy pavement dermatosis: kulit tipis, bercelah-celah, berskuama dan depigmentasi.4

22
5. Marasmus

Kelainan kulit pada marasmus jarang ditemukan. Manifestasi berupa kulit kering,

lebih tipis dan kendor. Lapisan lemak pad pipi menipis dan masa otot berkurang

memberi gambaran seperti wajah monyet atau orang tua. Pertumbuhan kuku dan

rambut terhambat, mudah rontok dan rapuh. Kelainan mukosa yang terjadi

kelilitis angular, atrofi lidah dan membran mukosa.2,4

6. Akrodermatitis Enterohepatika

Defisiensi Zn dapat merupakan kelainan herediter, yaitu akrodematitis

enteropatika. Penyebab dari defisiensi Zn adalah gangguan gastrointestinal, faktor

diet, trauma (luka bakar, pemulihan pasca operasi), keganasan, gangguan ginjal

dan kehamilan.

Gambar 1.5 Kelainan yang terjadi pada akrodematitis enteropatika.4

23
Gambaran Klinis

Gambaran klinis defisiensi Zn dapat menyerupai kulit disekitar bukaan tubuh

seperti mulut, anus dan mata, dan kulit di siku, lutut, dan kaki meradang. Lesi

kulit biasanya dalam bentuk lepuhan dan setelah pengeringan, terlihat seperti

psoriasis. Kulit di sekitar kuku juga bisa meradang dan struktur kuku bisa

memburuk karena kekurangan gizi dan dapat terjadi allopesa.

Penetalaksanaan

Pemberian zinc sulfat 1-2 mg/kgBB/hari. Pada akrodematitis enteropatika

pemberian zinc sulfat 3 mg/kgBB/hari. Pemberian dapat dibagi menjadi 2-3

dosis perhari.2

24
BAB III

KESIMPULAN

Penyakit kulit akibat defisiensi satu macam vitamin biasanya tidak berdiri

sendiri, tetapi merupakan bagian defisiensi vitamin dan mineral serta zat gizi lainnya.

Jaringan terjadi bahwa seseorag penderita hanya menderita defisiensi satu macam

vitamin saja. Pada defisiensi vitamin yang dapat menyebabkan penyakit kulit adalah

defisiensi vitamin A dan vitamin B3 atau Niasin. Untuk penatalaksaan dari defisiensi

tersbut, diberikan vitamin dengan dosis yang sudah ditetapkan. Sedangkan defisiensi

dari protein dan kalori dapat menyebabkan kelainan seperti kwashiorkor dan marasmus

bermanifestasi pada kulit, rambut dan mukosa. Belum ada penatalaksanaan yang tepat

untuk marasmus dan kwashiorkor akan tetapi dapat diberikan edukasi untuk

memperbaiki keadaab gizi dari pasien tersbut.

25
Daftar Pustaka

1. Triana V. Jurnal kesehatan masyarakat: Macam-macam vitamin dan fungsinya

dalam tubuh manusia. Studi Literatur. 2006;I(1):40-7.

2. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Ilmi penyakit kulit dan kelamin: Penyakit

kulit akibat defisiensi vitamin dan gizi. Edisi ketujuh. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia: 2015.

3. Partogi D. USU e-Repository: Kulit Kering. Medan: Departemen ilmu kesehatan

kulit dan kelamin. RSUP. H. Adam Malik: 2008.

4. Siregar RS. Atlas berwarna saripati kulit: bagian 11 Gangguan metabolisme,

kekurangan gizi autoimun, dan miliaria. Edisi ketiga. Jakarta: EGC: 2009

5. Labelapansa A, Boyz A. Jurnal informatika: Sistem pakas diagnosis dini

defisiensi vitamin dan mineral. 2016;10(1):1156-60

6. Permana EY, Santoso E, Dewi C. Jurnal pengembangan teknologi informasi dan

ilmu computer: Implementasi metode dempster-shafer untuk diagnosis defisiensi

(kekurangan) vitamin pada tubuh manusia. e-ISSN. 2018;2(3):1194-03

7. Aryasa T, Salvan Y. Nutrition: Vitamin, suplemen diet dan obat herbal. Bali:

Bagian Anestesiologi reanimasi. Fakultas kedokteran Universitas Udayana:2017

8. Krisnansari D. Mandala of health: Nutrisi dan gizi buruk.Fakultas kedokteran dan

ilmu kesehatan Universitas Jendral Sudirman Purwokerto. 2010;4(1): 60-5

26

Anda mungkin juga menyukai