Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RESUME PENGARAHAN DAN PENGENDALIAN

MK : MANAJEMEN KEPERAWATAN

DOSEN : Ns.Galih Setia Adi, M.Kep

DISUSUN OLEH :

ROLENY AYU SEPTYANINGRUM

NIM : ST172063

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2018
MATERI RESUME PENGARAHAN DAN PENGENDALIAN

A. Konsep Dasar Pengarahan dan Pengendalian


Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti
keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara
efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan.
Menurut menurut KAMUS KOMPETISI "Pengarahan adalah keinginan untuk
membuat orang lainuntuk mengikuti keinginannya.". Sedangkan menurut DASAR-
DASAR MENEJEMEN "Pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer
untuk meningkatkan kualitas.”
Menurut Saure Dan Dislainer dalam Wanadiana (2010), Pengarahan merupakan
petunjuk untuk melaksanakan sesuatu,atau perintah resmi seseorang pimpinan kepada
bawahannya berupa petunjuk untuk melaksanakan sesuatu.
Pengendalian merupakan salah satu bagian dari manajemen. Pengendalian
dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan
dengan baik sehingga dapat mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai.
Pengendalian merupakan salah satu tugas dari manager.
Pengendalian (kontrol) adalah salah satu fungsi manajerial seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan staff, dan mengarahkan. Mengendalikan merupakan
fungsi penting karena membantu untuk memeriksa kesalahan dan mengambil tindakan
korektif sehingga meminimalkan penyimpangan dari standar dan mengatakan bahwa
tujuan organisasi telah tercapai dengan cara yang baik.
Menurut konsep modern kontrol adalah tindakan meramalkan sedangkan
konsep awal pengendalian hanya digunakan ketika kesalahan terdeteksi. Kontrol dalam
manajemen berarti menetapkan standar, mengukur kinerja aktual dan mengambil
tindakan korektif.

B. Tujuan Pengarahan dan Pengendalian


Dengan adanya fungsi pengarahan dalam suatu organisasi dapat bertujuan
sebagai berikut :
1. Menjamin kontiunitas perencanaan,
2. Membudayakan prosedur standar,
3. Membina disiplin kerja,
4. Membina motivasi yang terarah
Menurut Siti dan Ely (2010:312) “Pengendalian intern adalah suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas
yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan
berikut ini :
1. Keandalan pelaporan keuangan.
2. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi.
3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.
4. Efektivitas dan efisiensi operasi
Berdasarkan pengertian yang telah disebutkan di atas, maka dapat diketahui
bahwa tujuan dari Pengendalian adalah untuk menyesuaikan gerak organisasiyang
sedang berlangsung dengan tujuan dan rencana awal dari organisasi itu sendiri. Tujuan
pengendalian antara lain sebagai berikut:
1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
rencana.
2. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan-penyimpangan.
3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.
4. Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi
5. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
6. Memajukan efisiensi dalam operasi.
7. Meningkatkan akuntabilitas.

C. Prinsip Pengarahan dan Pengendalian


Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan
serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh
pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu :
1. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin
efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap
usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam
melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-
faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup,
pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta
kemampuan bawahan.
2. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak
mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan
harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat
dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.Semua
ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan
mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar.
Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan
pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan
organisasi.
3. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan
tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur
didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan
saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin
besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnell (1988; 558) mengemukakan Azas
azas/Prinsip-prinsip Pengendalian /pengawasan sebagai berikut:
1. Prinsip tercapainya tujuan (principle of assurance of objective)
Pengendalian harus ditujukan ke arah tercapainya tujuan, yaitu dengan mengadakan
perbaikan (koreksi) untuk menghindarkan penyimpangan/deviasi dari perencanaan.
2. Prinsip efisiensi pengendalian (principle of efesience of control.
Pengendalian efisiensi ini bertujuan untuk menghindarkan deviasi-deviasi dari
perencanaan sehingga tidak menimbulkan ha-hal lain yang diluar dugaan.
3. Prinsip tanggung jawab pengendalian (Principle of control responbility)
Pengendalian hanya dapat dilaksanakan apabila manager dapat bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan rencana.
4. Prinsip pengendalian terhadap masa depan (principle of future control)
Pengendalian yang efektif harus ditujukan ke arah pencegahan, penyimpangan,
perencanaan yang akan terjadi, baik sekarang maupun pada masa yang akan datang.
5. Prinsip pengendalian langsung (principle of direct control)
Tehnik control yang paling efektif adalah mengusahakan adanya bawahan yang
berkualitas baik.
6. Prinsip refleksi perencanaan (principle of reflection of plan)
Perencanaan harus disusun dengan baik, sehingga dapat mencerminkan karakter dan
susunan perencanaan.
7. Prinsip penyesuaian dengan organisasi (principle of organizational)
Pengendalian harus dilaksanakan sesuai dengan struktur organisasi. Manager dan
bawahannya merupakan sasaran untuk melaksanakan rencana.
8. Prinsip pengendalian individual (principle of individually of control)
Pengendalian dan tehnik pengendalian harus sesuai dengan kebutuhan manajer.
9. Prinsip standar (principle of standar)
Control yang efektif dan efesien memerlukan standar yang tepat sebagai tolak ukur
pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai.
10. Prinsip pengawasan terhadap strategis (principle of strategic point control)
Pengendalian yang efektif dan efesien memerlukan perhatian yang ditentukan factor-
faktor yng strategis.
11. Prinsip perkecualian (the exception principle)
Perkecualian ini dapat terjadi keadaan tertentu ketika situasi berubah.
12. Prinsip pengendalian fleksibel (principle of flexibility of control)
Pengendalian harus luwes untuk menghindarkan kegagalan pelaksanaan rencana.
13. Prinsip peninjauan kembali (principle of riview)
System control harus ditinjau berkali-kali agar system yang digunakan berguna
untuk mencapai tujuan.
14. Prinsip tindakan (principle of action)
Pengendalian dapat dilakukan apabila ada ukuran-ukuran rencana orgnisasi, staffing,
dan directing.

D. Kegiatan Manajer keperawatan Pada Fungsi Pengarahan dan Pengendalian


Douglas dalam Swansburg (2000) mengatakan bahwa ada dua belas aktivitas
teknis yang berhubungan dengan pengarahan pada manajemen, yaitu :
1. Merumuskan tujuan perawatan yang realistis untuk pelayanan keperawatan, pasien
dan perawat pelaksana.
2. Memberikan prioritas utama untuk kebutuhan klien sehubungan dengan tugas-
tugas perawat pelaksana.
3. Melaksanakan koordinasi untuk efisiensi pelayanan.
4. Mengidentifikasi tanggung jawab dari perawat pelaksana.
5. Memberikan perawatan yang berkesinambungan.
6. Mempertimbangkan kebutuhan terhadap tugas-tugas dari perawat pelaksana.
7. Memberikan kepemimpinan untuk perawat dalam hal pengajaran, konsultasi, dan
evaluasi.
8. Mempercayai anggota.
9. Menginterpretasikan protokol.
10. Menjelaskan prosedur yang harus diikuti.
11. Memberikan laporan ringkas dan jelas.
12. Menggunakan proses kontrol manajemen

E. Indikator Pengarahan yang Baik dan Indikator Pengendalian Mutu Asuhan


Keperawatan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengarahan Arni (2009)
menyatakan bahwa arus komunikasi melalui media pengarahan dipengaruhi oleh
struktur hierarki dalam organisasi. Namun arus komunikasi ini tidaklah berjalan lancar,
tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain sebagai berikut :
1. Keterbukaan Kurangnya sifat terbuka diantara pimpinan dan pegawai akan
menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan atau gangguan
dalam pesan. Umumnya para pimpinan tidak begitu memperhatikan arus
komunikasi kebawah. Pimpinan mau memberikan informasi kebawah bila mereka
merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu
pesan tidak relevan dengan tugas, pesan tersebut tetap dipegangnya. Misalnya
seorang pimpinan akan mengirimkan pesan untuk memotivasi pegawai guna
penyempurnaan hasil kerja, tetapi tidak mau mendiskusikan kebijaksanaan baru
dalam mengatasi masalah-masalah organisasi.
2. Kepercayaan Pada Pesan Tulisan Kebanyakan para pimpinan lebih percaya pesan
tulisan dan metode diskusi yang menggunakan alat-alat elektronik dari pada pesan
yang disampaikan secara lisan dan tatap muka. Hal ini menjadikan pimpinan lebih
banyak menyampaikan pesan secara tertulis berupa bulletin, manual yang mahal,
buklet dan film sebagai pengganti kontak personal secara tatap muka antara
pimpinan dan bawahan.
3. Pesan Yang Berlebihan Karena banyaknya pesan-pesan yang dikirim secara
tertulis, maka pegawai dibebani dengan memo-memo, bulletin, surat-
surat pengumuman, majalah, dan pernyataan kebijaksanaan sehingga banyak
sekali pesan-pesan yang harus dibaca oleh pegawai. Reaksi pegawai terhadap
pesan tersebut biasanya cenderung untuk tidak membacanya. Banyak karyawan
hanya membaca pesan-pesan tertentu yang dianggap penting bagi dirinya dan yang
lain diberikan saja tidak dibaca.
4. Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi komunikasi ke
bawah. Pimpinan hendaklah mempertimbangkan saat yang tepat bagi pengiriman
pesan dan tampak yang potensial kepada tingkah laku karyawan. Pesan seharusnya
dikirim kebawah pada saat saling menguntungkan kepada kedua belah pihak yaitu
pimpinan dan karyawan. Tetapi bila pesan yang dikirimkan tersebut tidak pada saat
dibutuhkan oleh karyawan maka mungkin akan mempengaruhi kepada
efektifitasnya.
5. Penyaringan Pesan-pesan yang dikirimkan kepada bawahan hendaklah semuanya
diterima mereka, tetapi mereka saring mana yang mereka perlukan. Penyaringan
pesan ini dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor diantaranya perbedaan
persepsi diantara pegawai, jumlah mata rantai dalam jaringan komunikasi dan
perasaan kurang percaya kepada pimpinan.
F. Langkah Supervisi Ruang Rawat

Supervisi keperawatan merupakan suatu proses pemberian sumber- sumber


yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaiakan tugas dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan supervisi memungkinkan seorang manajer
keperawatan dapat menemukan berbagai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
asuahan keperawatan di ruang yang bersangkutan melalui analisis secara
komprehensif bersama-sama dengan anggota perawat secara efektif dan efesien.
Melalui kegiatan supervisi seharusnya kualitas dan mutu pelayanan keperawatan
menjadi fokus dan menjadi tujuan utama, bukan malah menyibukkan diri mencari
kesalahan atau penyimpangan (Arwani, 2006).
Teknik supervisi dibedakan menjadi dua, supervisi langsung dan tak langsung.
1. Teknik Supervisi Secara Langsung Supervisi yang dilakukan langsung pada
kegiatan yang sedang dilaksanakan. Pada waktu supervisi diharapkan supervisor
terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan
sebagai perintah Bittel, 1987 (dalam Wiyana, 2008).
Cara memberikan supervisi efektif adalah :
a. pengarahan harus lengkap dan mudah dipahami;
b. menggunakan kata-kata yang tepat;
c. berbicara dengan jelas dan lambat;
d. berikan arahan yang logis;
e. Hindari banyak memberikan arahan pada satu waktu;
f. pastikan arahan yang diberikan dapat dipahami;
g. Pastikan bahwa arahan yang diberikan dilaksanakn atau perlu tindak lanjut
Supervisi lansung dilakukan pada saat perawat sedang melaksanakan
pengisian formulir dokumentasi asuhan keperawatan. Supervisi dilakukan
pada kinerja pendokumentasian dengan mendampingi perawat dalam
pengisian setiap komponen dalam proses keperawatan mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi.
Langkah-langkah yang digunakan dalam supervisi langsung (Wiyana, 2008)
:
a. Informasikan kepada perawat yang akan disupervisi
bahwa pendokumentasiannya akan disupervisi.
b. Lakukan supervisi asuhan keperawatan pada saat perawat
melakukan pendokumentasian. Supervisor melihat hasil pendokumentasian
secara langsung dihadapan perawat yang mendokumentasikan.
c. Supervisor menilai setiap dokumentasi sesuai standar dengan asuhan
keperawatan pakai yaitu menggunakan form A Depkes 2005.
d. Supervisor menjelaskan, mengarahkan dan membimbing perawat yang
disupervisi komponen pendokumentasian mulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kepada perawat yang
sedang menjalankan pencacatan dokumentasi asuhan keperawatan sesuai
form A dari Depkes.
e. Mencatat hasil supervisi dan menyimpan dalam dokumen supervisi.
2. Secara Tidak Langsung Supervisi tidak langsung adalah supervisi yang dilakukan
melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Perawat supervisor tidak melihat
langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga memungkinkan terjadinya
kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis (Bittel, 1987)
dalam Wiyana, 2008.
Langkah-langkah Supervisi tak langsung, yaitu :
a. Lakukan supervisi secara tak langsung dengan melihat hasil dokumentasi
pada buku rekam medik perawat.
b. Pilih salah satu dokumen asuhan keperawatan.
c. Periksa kelengkapan dokumentasi sesuai dengan standar dokumentasi asuhan
keperawatan yang ditetapkan rumah sakit yaitu form A dari Depkes.
d. Memberikan penilaian atas dokumentasi yang di supervisi dengan
memberikan tanda bila ada yang masih kurang dan berikan cacatan tertulis
pada perawat yang mendokumentasikan.
e. Memberikan catatan pada lembar dokumentasi yang tidak lengkap atau sesuai
standar.

G. Praktik Pengarahan Kepala Ruang Sesuai Standar Akreditasi


1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua TIM
2. Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas dengan baik
3. Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
ASKEP pasien
5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
7. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain
8. Mengembangkan sistem pengarahan formal dan informal
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/365930460/Dasar-Dasar-Manajemen-Pengarahan
Robbins P. Stephens. Oranizational Behavior . New Jersey 1989
Cribbin J. James . Kepemimpinan ( Strategi mengefektifkan organisasi ). New York 1981
http://nurarinahidayah.blogspot.com/2015/03/definisi-pengendalian-fungsi-dan-tujuan.html
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
(Edisi2). Jakarta: Salemba MedikaWiyana, Muncul. 2008. Supervisi dalam Keperawatan.
Diunduh http://www.akpermadiun.ac.id/index.php?link=artikeldtl.php&id=3 pada tanggal 29
Oktober 2018
Dexter, Akbar. 2012. Fungsi Pengarahan dalam Management.
https://www.scribd.com/doc/96274382/Fungsi-Pengarahan-Dalam-Manajemen

Swamburg, Russel C. 2000.Pengantar kepemimpinan dan manajemen keperawatan.Jakarta :


EGC

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39138/4/Chapter%20ll.pdf diakses tanggal 8


Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai