Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit kronik yang
serius di Indonesia. Setengah dari jumlah kasus Diabetes Mellitus (DM) tidak terdiagnosa
karena pada umumnya diabetes tidak disertai gejala sampai terjadinya komplikasi.
Prevalensi penyakit diabetes meningkat karena terjadi perubahan gaya hidup, kenaikan
jumlah kalori yang dimakan, kurangnya aktivitas fisik, dan meningkatnya jumlah populasi
manusia usia lanjut (Ndraha, 2014).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia (2003) diperkirakan penduduk


Indonesia yang berusia di atas 20 tahun adalah sebesar 133 juta jiwa. Dengan prevalensi
DM pada daerah urban sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%, maka diperkirakan
pada tahun 2003 terdapat penyandang diabetes sejumlah 8,2 juta di daerah urban dan 5,5
juta di daerah rural. Selanjutnya, berdasarkan pola pertambahan penduduk, diperkirakan
pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk yang berusia di atas 20 tahun dan
dengan asumsi prevalensi DM pada urban (14,7%) dan rural (7,2%) maka diperkirakan
terdapat 12 juta penyandang diabetes di daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural
(PERKENI, 2011).

Diabetes merupakan penyakit kronik yang dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh
darah sehingga dapat menimbulkan berbagai komplikasi baik makrovaskular maupun
mikrovaskular. Komplikasi makrovaskular meliputi penyakit sumbatan otak (stroke) dan
penyakit jantung koroner, sedangkan komplikasi mikrovaskular meliputi kerusakan ginjal,
kebutaan, gangguan saraf tepi, dan kaki diabetes. Komplikasi ini akan memberikan
dampak terhadap kualitas hidup pasien, harapan hidup pasien dan tentunya peningkatan
biaya kesehatan yang cukup besar (PERKENI, 2011).

Salah satu komplikasi DM yang merupakan penyebab utama penderita harus dirawat
dengan waktu perawatan yang lama adalah kaki diabetes. Bahkan, 70 % di antaranya
memerlukan tindakan pembedahan dan lebih dari 40 % di antaranya berakhir dengan
amputasi. Sampai saat ini, masalah kaki diabetes masih kurang mendapat perhatian
sehingga masih muncul konsep dasar yang kurang tepat pada pengelolaan penyakit ini.
Akibatnya, banyak penderita yang penyakitnya berkembang menjadi komplikasi, harus
diamputasi kakinya dan meninggal dunia karena infeksi berat (Hastuti, 2008).
Antisipasi untuk mencegah dan menanggulangi timbulnya komplikasi pada pederita DM
harus sudah dimulai dari sekarang, salah satunya adalah dengan memberikan penyuluhan
kesehatan pada penderita DM. Penyuluhan kesehatan pada penderita DM merupakan
suatu hal yang amat penting dalam mencegah komplikasi atau setidaknya menghambat
perkembangan penyakit ke arah yang lebih berat. Penyuluhan tersebut dapat meliputi
beberapa hal, antara lain tentang DM, pengetahuan mengenai pengaturan diet, latihan fisik
atau senam kaki, minum obat dan juga pengetahuan tentang komplikasi, pencegahan
maupun perawatanny. Dalam hal ini diperlukan kerjasama yang baik antara penderita DM
dan keluarganya dengan para pengelola/ penyuluh yang dapat terdiri dari dokter, perawat,
ahli gizi, dan tenaga lain. Oleh karena itu pada program mini project ini, kami akan
melakukan penyuluhan kesehatan terhadap pasien diabetes melalui program Pojok Gizi
(POZI) dan Perawatan Kaki Diabetes (PAKIDES) sebagai upaya peningkatan perilaku
hidup sehat pada pasien DM.

Peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor
risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodic dilakukan dalm
program posbindu PTM. Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok,
konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas,
stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini
faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan dasar Upaya pengendalian PTM dibangun berdasarkan komitmen
bersama dari seluruh elemen masyarakat yang peduli terhadap ancaman PTM melalui
Posbindu PTM. Pengembangan Posbindu PTM merupakan bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan, diselenggarakanberdasarkan permasalahan PTM yang ada di
masyarakat dan mencakup berbagai upaya promotif dan preventif serta pola rujukannya.

Diabetes melitus merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko
yang sebagian besar merupakan faktor prilaku dan kebiasaan hidup. Apabila seseorang mau
menerapkan gaya hidup sehat, maka kemungkinan besar akan terhindar dari diabetes melitus.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Gambaran Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular; Diabetes Melitus
pada Siswa kelas X SMA Korpri Bekasi”

1.2 Identifikasi Masalah


1. Bagaimana gambaran karakteristik (usia, jenis kelamin) siswa kela X di SMA Korpri
Bekasi?
2. Bagaimana gambaran penyakit diabetes melitus pada siswa kelas X di SMA Korpri
Bekasi?
3. Bagaimana gambaran indeks massa tubuh pada siswa di SMA Korpri Bekasi?
4. Bagaimana gambaran lingkar perut pada siswa kelas X di SMA Korproi Bekasi?
5. Bagaimana gambaran kebiasaan olahraga pada siswa kelas X di SMA Korpri Bekasi?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan Umum
Mengetahui gambaran faktor risiko penyakit tidak menular; diabetes melitus pada siswa
kelas X di SMA Korpri Bekasi.
Tujuan Khusus
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Mengetahui gambaran karakteristik (usia, jenis kelamin) siswa kelas X di SMA Korpri
Bekasi
2. Mengetahui gambaran penyakit diabetes melitus pada siswa kelas X di SMA Korpri
Bekasi
3. Mengetahui gambaran indeks massa tubuh pada siswa kelas X di SMA Korpri Bekasi
4. Mengetahui gambaran lingkar perut pada siswa kelas X di SMA Korpri Bekasi
5. Mengetahui gambaran kebiasaan olahraga pada siswa kelas X di SMA Korpri Bekasi

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan diadakan penelitian ini penulis dapat memberikan manfaat untuk diri sendiri,
puskesmas, dan siswa di SMA korpri Bekasi.
a. Puskesmas, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu puskesmas dalam
mengumpulkan data dan penyelenggaraan program penyakit tidak menular; diabetes
melitus pada usia produktif
b. Bagi penelitian berikutnya, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan
perbandingan

Anda mungkin juga menyukai