26

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Partisipan dalam penelitian gambaran factor resiko terhadap diabetes mellitus

pada siswa SMA Korpri Kota Bekasi adalah sebanyak 9 siswa. Partisipan ini
terdiri dari kelas sepuluh.

4.1 Karakteristik Partisipan

Jumlah partisipan yang turut serta dalam melakukan penelitian sehubungan
dengan gambaran factor resiko diabetes mellitus pada siswa SMA Korpri di Kota
Bekasi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Usia Siswa

Usia Jumlah (siswa)
14 Tahun 0
15 Tahun 9
16 Tahun 0
Total 9

Berdasarkan Tabel 4.1 didapatkan responden sebanyak 9 responden, terdiri

dari siswi kelas sepuluh berusia 15 tahun sebanyak 9 siswa
Usia produktif dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu usia sangat produktif
pada usia 15-49 tahun, usia produktif yaitu dari 50-64 tahun.
Responden terbanyak pada penelitian ini berusia 15 tahun yaitu termasuk
kategori usia sangat produktif. Usia ini mengalami perkembangan yang pesat baik
dari perkembangan fisik,otak,emosional,dan kecerdasan atau kognitifnya. Akibat
adanya perkembangan yang pesat tersebut akan mempengaruhi factor resiko pada
usia produktif sehingga akan menimbulkan masalah kesehatan seperti status gizi,
gizi kurang maupun gizi berlebih.
 27

4.2 Gambaran Status Gizi Siswa SMA Korpri di Kota Bekasi

Gambaran status gizi dibagi ke dalam empat kategori yaitu kurus, normal,
gemuk dan obesitas. Hasil pengukuran secara fisik terhadap siswa SMA Korpri
Bekasi dapat dilihat padaTabel 4.2.

Tabel 4.2Status Gizi Siswi SMP Islam Raudhatul Jannah Kota Bekasi
Kurus Normal Gemuk Obesitas Total (siswi)
2 (22%) 5 (55%) 1 (11%) 1 (11%) 9

Tabel4.2 menunjukkan bahwa dari 9 siswa yang diperiksa terdapat 11% siswa
yang menempati kategori obesitas dibandingkan kategori lainnya.

4.3 Hubungan dan Pengaruh Antara IMT terhadap Kejadian Anemia di

SMP Islam Raudhatul Jannah
Uji hipotesis mengenai hubungan dan pengaruh antara berat dan tinggi badan
terhadap kejadian anemia di SMP Islam Raudhatul Jannahdilakukan setelah uji
normalitas. Jika data tidak berdistribusi normal maka data tersebut harus
ditransformasikan terlebih dahulu untuk menjadi data yang normal.

4.4.1 Uji Normalitas

Penelitian yang dilakukan memperoleh data sebanyak 52 responden. Data
tersebut harus diuji normalitas terlebih dahulu dengan menggunakan Uji
Kolmogrov-smirnov. Hasil uji normalitas antara pengetahuan dan sikap dapat
dilihat di Tabel 4.6

Tabel 4.6 Uji normalitas

Kolmogrov-smirnov
Statistic df Sig. (p)
Status Gizi 1.453 51 .029
Hb 1.359 51 .050
*ket : p<0,05 dikatakan normal

Hasil uji normalitas menujukkan nilai signifikansi antara status gizi dan
kejadian adalah 0,029 dan 0,050. Suatu data dikatakan normal apabila nilai
 28

p<0,05.Uji normalitas antara status gizi dan kejadian tersebut memiliki distribusi
normal. Dengan demikian untuk mencari hubungan antara status gizi dan kejadian
anemia menggunakan Uji Korelasi Pearson.
4.4.2 Korelasi antara Status Gizi dan Kejadian Anemia
Kekuatan hubungan antara status gizi dan kejadian anemia ditunjukkan oleh
Uji korelasi Pearson. Kekuatan hubungan tersebut dapat dilihat di Tabel 4.7.

Tabel 4.7Korelasi antara status gizi dan Kejadian Anemia

Kejadian Anemia
Koefisien Korelasi (r) Sig. (p)
Status gizi .208 .142
*p<0,05 dikatakan signifikan

Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa secara statistik tidak

terdapat hubungan bermakna antara status gizi dengan kejadian anemia. Nilai
p=0,142. Koefisien korelasi positif sebesar 0,208yang menunjukkan hubungan
lemah.Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tenri
Yamin yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan
kejadian anemia.
4.4 Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian yaitu peneliti tidak menganalisa variabel-
variabel lain seperti pola konsumsi sehari-hari kepada responden, faktor-faktor
lain yang berhubungan dengan kejadian anemia seperti lama dan banyaknya
menstruasi, penyakit cacing,dll; Keterbatasan selanjutnya yaitu penelitian hanya
dilakukan pada satu sekolah dalam periode tertentu dan tidak dilakukan secara
terus-menerus.