Anda di halaman 1dari 3

VELIX VERNANDO WANGGAI

Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi, dan


Perdesaan
Kementerian PPN/ Bappenas

Velix Wanggai yang bernama lengkap Velix Vernando Wanggai (lahir di Jayapura, Papua,
16 Februari 1972; umur 47 tahun) adalah seorang aktivis, ahli hubungan internasional dan
politisi Indonesia. Ia resmi diangkat menjadi Staf Khusus Presiden pada 20 November 2009.
Ia dipercaya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi staf khusus yang
bertugas membantu memberi masukan pada presiden tentang hal-hal yang berhubungan
dengan pembangunan daerah dan otonomi daerah di Indonesia. Sebelumnya, Velix berkarier
sebagai Staf Perencana pada Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).[1]

Kehidupan pribadi

Velix Wanggai lahir pada 16 Februari 1962 di Jayapura, Papua, putra dari Sofyan Wanggai
dan Ita Nurlita. Ia menikah dengan seorang wanita bernama Herwin Meiliantina dan telah
dikaruniai empat orang anak. Ia melalui masa kecil sampai tamat sekolah menengah atas di
Jayapura.

Pendidikan

Setamat dari SMA Negeri 2 Jayapura pada tahun 1991, Velix ke Yogyakarta untuk melanjutkan
pendidikan tingginya di Universitas Gadjah Mada sampai mendapatkan gelar sarjana (S1) di
bidang Hubungan Internasional dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada tahun 1996. Ia
mendapatkan gelar master (S2) dari Flinders University, Australia dengan tesis "The Politics
of Formulating Regional Development Policy: The Case of Papua, Indonesia, 1998 - 2006".
Sedangkan gelar doktor (S3) ia dapatkan di Australian National University.

Organisasi

Velix merupakan seorang yang aktif berorganisasi. Semasa SMA ia sudah terjun dalam ormas
Nahdlatul Ulama, yaitu Gerakan Pemuda Ansor. Aktivitasnya dalam berorganisasi tidak
pernah terputus, bahkan ketika kuliah di UGM ia dipercaya menjadi Ketua Angkatan 1991
UGM, Ketua Umum Jamaah Mushala Fisipol UGM dan Ketua Senat Mahasiswa Fisipol UGM
serta berbagai kegiatan lainnya. Velix juga pernah didaulat menjadi Presiden Persatuan Pelajar
Indonesia se-Australia.

Sempat diangkat menjadi anggota tim Transisi Sepak bola Indonesia oleh Menpora Imam
Nahrawi pada 8 Mei 2015, namun ia mengundurkan diri dua hari kemudian dengan alasan
kesibukan pribadi.[2]
Aktivitas

 Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama (masa SMA)


 Ketua Angkatan 1991 UGM (1991)
 Ketua Umum Jamaah Mushala Fisipol UGM (1993-1994)
 Ketua Senat Mahasiswa Fisipol UGM (1994-1995)
 Komite Penegak Hak Politik Mahasiswa (Tegaklima) UGM
 Mendeklarasikan pendirian Dewan Mahasiswa UGM (1994)
 Sekretaris Jenderal Forum Ukhuwah Pemuda Irian Jaya (1998-2000)
 Presiden Persatuan Pelajar Indonesia se-Australia antara (2004-2006)
 Ketua Badan Penasehat the Institute for Regional Institution and Network (The
IRIAN Institute) (2009)

Karier

 Anggota Tim Penyusunan Kajian Kebijakan Pengembangan Wilayah Terpadu (PWT)


Sorong, PWT Fak-fak, PWT Merauke, PWT Jayapura, dan PWT Jayawijaya (1996–
1997)
 Staf Proyek di Sekretariat Nasional Program Pembangunan Prasarana Desa Tertinggal
(P3DT), di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) (1996)
 Anggota Tim Bappenas dalam perencanaan awal Program Pengembangan Wilayah
Timika Terpadu (PWT2)
 Anggota Tim Perencana kebijakan dana 1 persen dari PT. Freeport Indonesia kepada
7 (tujuh) suku di sekitar Timika (Juni 1996-1998)
 Studi Banding Pembangunan Perdesaan di Jepang dan Korea Selatan (dikirim oleh
Bappenas) (1998)
 Anggota Tim Penyusun Strategi Pengembangan Kawasan Unggulan Wilayah Teluk
Cenderawasih, Provinsi Irian Jaya (1998)
 Anggota Tim Penyusun Strategi Pengembangan Wilayah di Sepanjang Koridor Jalan
Jayapura – Wamena, Provinsi Irian Jaya (1999)
 Anggota Tim Bappenas dalam menyusun rancangan Instruksi Presiden No. 5 Tahun
2007 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
(2006–2007)

Velix Wanggai tertarik untuk menjadi seorang blogger sejak September 2006. Pria yang
bernama panjang Velix Vernando Wanggai menghabiskan masa kecilnya di Papua. Anak dari
pasangan Sofyan Wanggai dan Ita Nurlita ini menghabiskan masa sekolah dasar sampai
menengah di Jayapura. Pria yang memperoleh gelar Doktor di Australian National
University bola ini memiliki kegemaran berorganisasi. Saat bersekolah di SMA Negeri 2
Jayapura, Velix sudah aktif berorganisasi di Gerakan Pemuda Ansor, sebuah organisasi
pemuda yang berafiliasi ke Nahdlatul Ulama. Di sela-sela kesibukannya menjadi staf khusus
Presiden SBY, Velix tak melupakan untuk meluangkan waktu bersama 4 orang anaknya dari
hasil pernikahannya dengan Herwin Wanggai. Kegiatan melatih bola anak-anak di senayan
Venna Wanggai (12), Qorano Wanggai (9), Cordova Wanggai,Qowabi Wanggai (3) adalah
suatu hal yang menyenangkan bagi pria penggila bola ini. S Sebelum menjadi staf khusus,
Velix adalah Staf Perencana pada Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional. Velix yang dilahirkan di Jayapura, Papua, pada 16
Februari 1962 ini meraih sarjana strata 1 di bidang Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada.

Rasa cinta terhadap daerahnya Papua, tertuang dalam judul skripsinya “ Dampak ekonomi
politik penanaman modal asing di Papua”. Meskipun Jurusan yang diambil Hubungan
Internasional Velix berhasil menggolkan judul skripsi tersebut. Minat Velix pada
pembangunan daerah ini berlanjut saat bekerja di Bappenas. Ayah empat anak ini lalu
mengambil kuliah master ke Flinders Institute of Public Policy and Management, Flinders
University, dengan tema tesis “The Politics of Formulating Regional Development Policy: The
Case of Papua, Indonesia, 1998 – 2006. Tokoh yang satu ini memang sering bikin heboh. Velix
pernah menimbulkan kehebohan, yang mungkin berskala nasional, ketika pada tahun 1994
mendeklarasikan pendirian Dewan Mahasiswa UGM. Sebuah nama Dewan Mahasiswa yang
sudah dikubur Orde Baru dalam Normalisasi Kehidupan Kampus/ Badan Koordinasi Kampus
atas nama ketertiban umum. Namun untunglah radar Orde Baru tidak terlalu mengawasinya
seperti yang dialami Andi Arief, seniornya, yang sampai dikejar-kejar aparat. Begitu lulus dari
Fisipol pada 1996, suami dari Herwin Meiliantina ini menjadi staf proyek di Sekretariat
Nasional Program Pembangunan Prasarana Desa Tertinggal (P3DT), di kantor Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) (sejak tanggal 25 Maret 1996). Puncaknya,
di tengah-tengah menyelesaikan pendidikan Ph.D di the ANU Canberra, Velix ikut serta aktif
sebagai Anggota Tim Bappenas dalam menyusun rancangan Instruksi Presiden No. 5 Tahun
2007 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (2006 –
2007). Sejak Januari 2009, Velix menjadi Ketua Badan Penasehat the Institute for Regional
Institution and Network (The IRIAN Institute). Juli lalu, sebuah bukunya ’New Deal for Papua,
Menata Kembali Papua dengan Hati’ pun terbit.

Jadi itu yang mungkin menjadi pertimbangan Bapak Presiden memilihnya menjadi Staf Khusus
Bidang Pembangunan Daerah. Kini nama Felix juga menghebohkan rumah sehat kompasiana.
Namun kali ini bukan Felix pakai huruf depan V melainkan pakai huruf depan F. Felix yang
disebut-sebut sebagaian kompasioner sebagai Velix Wanggai. Selamat datang Felix di dunia
kanal blog rumah sehat kompasiana. Bila benar Anda adalah staf khusus presiden SBY, hal
inilah yang ditunggu-tunggu untuk mewakili SBY di blog ini. Banyak pertanyaan-pertanyaan
tentang bagaimana negeri ini bisa kembali memiliki mental nasionalisme yang tegas. Seperti
halnya Velix yang tak ingin Papua lepas dari Indonesia. Penjelasan masalah korupsi dan
persatuan bangsa yang tak terkoyak-koyak. Ayo felix tunjukan dirimu, Anda layak untuk
menjadi penulis tamu di kanal blog ini seperti Jusuf Kalla. Tak perlu ada debat kusir lagi,
mengingat kapasitas Anda. Blog Velix Wanggai

Anda mungkin juga menyukai