Anda di halaman 1dari 2

Muhammad Jusuf Kalla

Muhammad Jusuf Kalla (JK) adalah wakil presiden RI pada periode 2004-2009. Jusuf
Kalla lahir di Wattampone, Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), 15 Mei 1942. Dia menyelesaikan
pendidikan sarjana pada Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin, Makassar, pada 1967
dan lulus The European Institute of Business Administration Fountainebleu, Prancis, 1977.
Sejak muda, JK telah menempa diri dalam sejumlah organisasi kepemudaan dan
kemahasiswaan. Dia tercatat sebagai ketua HMI Cabang Makassar 1965-1966, ketua Dewan
Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) 1965-1966, serta ketua Presidium Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonesia (KAMI) 1967-1969.

Biografi Muhammad Jusuf Kalla dari Biografi Web

Pada 1965, setelah pembentukan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar),
anak pasangan Haji Kalla dan Hajah Athirah ini terpilih menjadi ketua Pemuda Sekber Golkar
Sulsel dan Tenggara (1965-1968). Sejak tingkat akhir kuliahnya di Unhas, JK sudah terpilih
menjadi anggota DPRD Pro vinsi Sulsel periode 1965-1968 mewakili Sekber Golkar.
Sebelum terpilih sebagai ketua umum Partai Golkar dalam Munas pada Desember 2004
di Bali, JK tercatat sebagai anggota Dewan Penasihat DPP Golkar dan anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) utusan Golkar (1982-1987), serta anggota MPR-RI Utusan
Daerah (1997-1999).
Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, JK dipercayakan
selama kurang dari setahun (1999-2000) sebagai Menteri Perindustrian dan Perda gangan RI
merangkap kepala Bulog. Karirnya dipemerintahan ber lanjut dalam kabinet Presiden
Megawati Soekarnoputri (2001-2004) sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat
(Menko Kesra).
Jusuf Kalla berjasa meletakkan kerangka perdamaian di daerah konflik Poso dan Ambon
melalui pertemuan Malino I dan Malino II. Serangkaian pertemuan itu berhasil meredakan
dan menyelesaikan konflik di antara komunitas Kristen dan Islam.
Menjelang Pemilu Presiden 2004, JK mengundurkan diri dari jabatan Menko Kesra RI.
Dia lantas mengikuti konvensi calon presiden Partai Golkar. Namun, dia mundur karena
memilih menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY). SBY-JK terpilih sebagai presiden ke-6 dan wapres ke-10 serta pasangan
presiden-wapres pertama yang dipilih langsung oleh rakyat.
Kunjungan kerjanya sebagai Menko Kesra ke Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada
awal 2004 memberinya inspirasi untuk menerapkan pengalaman pe nyelesaian konflik
Ambon-Poso di NAD. Setelah serangkaian perundingan selama satu tahun, kesepakatan
perdamaian untuk NAD antara wakil pemerintah dan tokoh-tokoh Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) ditandatangani di Helsinki pada 15 Agustus 2005.
Sebelum terjun ke pemerintahan, JKmerupakan pengusaha sukses. Perusahaan kecil yang
dirintis ayahnya, NV Hadji Kalla, diserahkan kepadanya sesaat setelah dia diwisuda menjadi
sarjana ekonomi di Unhas. Di tangan JK, perusaha an distributor dan eksporter hasil bumi itu
dikembangkan sebagai perusahaan holding. Anak usahanya, antara lain, PT Bumi Karsa
(konstruksi), PT Bukaka Teknik Utama (rekayasa industri), PT Kalla Inti Karsa, PT Bumi
Sarana Utama, dan PT Bukaka Singtel International.
Atas prestasinya di dunia usaha, JK dipilih dunia usaha menjadi ketua Kamar Dagang
dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan (1985-1997), ketua Dewan Pertimbangan
Kadin Indonesia (1997-2002), ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Sulsel
(1985-1995), wakil ketua ISEI Pusat (1987-2000), dan penasihat ISEI Pusat (2000-sekarang).
Di bidang pendidikan, JK menjadi ketua Yayasan Pendidikan Hadji Kalla yang
mewadahi TK, SD, SLTP, SLTA Athirah, ketua Yayasan Pendidikan Al-Ghazali, Universitas
Islam Makassar. Selain itu, dia menjabat ketua Dewan Penyantun (trustee) pada
beberapa universitas, seperti Unhas Makassar, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas
Islam Negeri (UIN) Makassar, Universitas Negeri Makassar (UNM), ketua Dewan Pembina
Yayasan Wakaf Paramadina, dan ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unhas.
JK dikenal sebagai mustasyar Nahdlatul Ulama (NU) wilayah Sulsel, melanjutkan
tanggung jawab ayahnya yang sepanjang hidupnya menjadi bendahara NU Wilayah Sulsel.
Bersama almarhum Jenderal Muhammad Jusuf, mantan Panglima ABRI, JK terpilih menjadi
ketua Yayasan Badan Wakaf Masjid Al-Markaz al-Islami. JK juga terpilih sebagai ketua
Forum Antaragama Sulsel.
Penggemar olahraga golf ini selama sepuluh tahun (1980-1990) menjadi ketua Persatuan
Sepak Bola Makassar (PSM) dan pemilik klub sepak bola Makassar Utama (MU) pada 1985-
1992.
Jusuf Kalla menikahi Hajah Mufidah Miad Saad pada 1967 dan dika runiai satu putra,
Solichin Kalla, serta empat putri, yakni Muchlisah, Muswirah, Imelda, dan Chae rani.
Pasangan JK-Mufidah memperoleh sembilan cucu, yakni Ahmad Fikri, Masyitah, Jumilah
Saffanah, Emir Thaqib, Rania Hamidah, Aisha Kamilah, Siti Safa, Rasheed, dan Maliq Jibran.
(jawapos)

Anda mungkin juga menyukai