Anda di halaman 1dari 4

Rumah Adat Panggang Pe

Panggang pe  merupakan salah satu Rumah Adat Jawa Tengah. Bangunan yang
memiliki empat atau enam tiang, dengan separuh tiang yang berada di depan dan
sengaja dibuat lebih pendek dari tiang bagian belakang. Rumah Pe merupakan salah
satu rumah mayoritas penduduk Jawa Tengah pada zaman dahulu.

Selain sebagai tempat tinggal, rumah ini juga di gunakan sebagai  tempat untuk
berjualan (Warung/Kios), Rumah Adat Penggang Pe ini terdiri dari  berbagai jenis
diantaranya adalah Panggang Pe Gedhang Salirang, Empyak Setangkep, Gedhang
Setangkep, Cere Gancet, Trajumas, dean barengan.

Rumah Adat dengan berbagai macam tipe ini memiliki satu kesamaan yaitu adanya 
kesatuan dua rumah Panggang Pe, Salah satu jenis Panggang Pe yakni  Tarajumas yang
merupakan Rumah Panggang Pe yang terdiri dari enam tiang penyangga. Sedangkan
tipe barengan merupakan dua atau lebih Rumah Panggang Pe yang berderet-deret
dalam satu kawasan.
Rumah ini sebagian besar terbuat dari kayu dan genting dengan keaslian bangunan yang
belum tercat, warna coklat pun menjadi warna dominan dari rumah adat ini sendiri.
Selain itu jagak dalam bahasa jawa yang berarti sebuah pondasi agar rumah berdiri
dengan kokoh dan tembok yang terbuat dari kumpulan kayu yang terbentang dengan
ukiran rapi.

Rumah Adat Panggang Pe banyak ditemukkan di daerah Yogyakarta bahkan di rumah-


rumah warga yang masih bernuansa zaman dahulu, selain Rumah Adat Joglo yang
begitu dominan di Jogjakarta.

Rumah “Panggang Pe” adalah bentuk bangunan rumah yang paling sederhana dan bahkan
merupakan bentuk bangunan dasar. Fungsi Bangunan “Panggang Pe” ini untuk berlindung
dari gangguan angin, dingin, panas matahari dan hujan. Bangunan yang sederhana ini
mempunyai bentuk pokok berupa tiang atau “saka” sebanyak 4 atau 6 buah. Sedang pada
bagian sisi sekelilingnya diberi dinding yang hanya sekedar untuk menahan hawa
lingkungan sekitar atau dapat dikatakan sebagai bentuk perlindungan yang lebih bersifat
privat dari gangguan alam. 

Pada perkembangannya bentuk rumah adat Panggang Pe ini mengalami perubahan menjadi
variasi bentukan yang lain, kira-kira sebanyak 6 bentukan hasil dari perkembangan bentuk
yang sederhana tersebut.

Pada masa lalu, rumah Panggang Pe umumnya didirikan untuk kios dan juga warung.

RUMAH PANGGANG – PE
Panggang artinya dipanaskan, Epe artinya dijemur. Karena namanya rumah ini biasanya
oleh masyarakat pedesaan digunakan untuk menjemur barang – barang seperti daun teh,
pati, ketela pohon, dsb. Sedangkan menurut istilahnya Rumah Panggang-Pe adalah rumah
yang berdenah persegi panjang dengan atap yang terdiri dari satu sisi atap miring serta
dengan bentuk yang amat sangat sederhana. Selain itu sering pula digunakan untuk
warung, pasar untuk berjualan ( bango ), gubuk kecil ditengah sawah untuk mengusir
burung, gudang, dsb. Kalaupun untuk rumah tinggal ruangan bagian dalamnya lebih
sebagai ruang serba guna yang pembagian antar ruang menggunakan dinding berupa sekat
– sekat seperti anyaman bambu, dsb. Jenis bangunan ini sangat mudah dibuat dan ringan
sehingga bila rusak sangat mudah untuk diperbaiki. Jenis rumah ini umurnya jauh lebih tua
dibandingkan dengan Rumah Kampung. 
MACAM – MACAM BENTUK RUMAH PANGGANG – PE
1. RUMAH PANGGANG – PE POKOK

Rumah Panggang – Pe Pokok yaitu rumah yang belum memiliki variasi. Rumah Panggang –
Pe yang berarti satu dan disangga oleh empat buah tiang pada keempat sudutnya.

2. RUMAH PANGGANG – PE TRAJUMAS


Rumah Panggang – Pe yang menggunakan tiga buah Pengeret dan enam buah Saka
( Tiang ).
3. RUMAH PANGGANG GEDANG SELIRANG
Gedang Selirangumah Panggang – Pe berarti pisang sesisir. Rumah Panggang – Pe yang
berupa rumah Panggang – Pe Pokok ditambah atap Emper dibagian belakang. Pada
dasarnya atap tambahan tersebut juga merupakan atap Panggang – Pe.
4. RUMAH PANGGANG – PE EMPYAK SETANGKEP / PENGGANDENGAN SETANGKEP
Rumah Panggang – Pe yang terdirir dari dua buah Panggang yang dipertemukan pada sisi
depannya dan saling memakai tiang depan sesamanya.
5. RUMAH PANGGANG – PE EMPYAK SETANGKEP / PENGGANDENGAN SETANGKEP
DENGAN PERPANJANGAN ATAP
Rumah Panggang – Pe yang atapnya besar dan diperpanjang kedepan sampai menonjol
dan menutupi bagian atas atap didepannya. Biasanya bentuk rumah ini untuk gudang.
6. RUMAH PANGGANG – PE KIOS
Rumah Panggang – Pe yang atap depannya mendapat atap tambahan sebagai pelindung
dari sinar matahari dan tampias air hujan.
7. RUMAH PANGGANG – PE KODHOKAN / JENGKI
Kodhok disebut juga katak. Rumah Panggang – Pe jenis ini hampir sama dengan rumag
Panggang – Pe Kios hanya saja atap depan tambahannya disangga oleh Bahu Dhanyang /
Sangga Uwang, sedangkan pada Kodhokan / Jengki disangga oleh tiang karenanya atap
depan tambahannya juga lebih lebar.
8. RUMAH PANGGANG – PE CERE GANCET
Rumah Panggang – Pe dimana dua buah Panggang – Pe yang dijadikan satu yang
bergandengan pada bagian belakangnya.
9. RUMAH PANGGANG – PE CERE GENCET
Prinsipnya sama dengan rumah Panggang – Pe Cere Gancet hanya Cere Gancet ada atap
tambahan didepannya sedang Cere Gencet tidak ada.
10. RUMAH PANGGANG – PE GEDANG SETANGKEP
Prinsipnya sama dengan rumah Panggang – Pe Empyak Setangkep / Penggandengan
Setangkep hanya saja pada kedua sisin depanya mendapat atap tambahan yang cukup
lebar dan disangga oleh Saka ( Tiang ).
11. RUMAH PANGGANG – PE BARENGAN / GRAJI
Barengan berarti bersama – sama, Graji berarti gergaji dikatakan demikian karena atapnya
seperti mata gergaji. Rumah Panggang – Pe yang terdiri dari beberapa rumah panggang pe
lebih dari dua yang digabungkan saling membelakangi satu sama lain. Cara
menggabungkannya dengan menggunakan balok dan tiang sesamanya. Jenis rumah ini
didesa sering digunakan untuk gudang beras

Anda mungkin juga menyukai