Anda di halaman 1dari 8

Ketua PB PMII Dari Masa ke Masa

1. SAHABAT MAHBUB JUNAIDI (PERIODE 19601967)

Lahir di Jakarta 27 Juli 1933, Ketua Umum PP.PMII tiga periode, yaitu periode 19601961,
hasil Musyawarah Mahasiswa Nahdliyin pada saat PMII pertama kali didirikan di Surabaya
Jawa Timur. Periode 1961-1963, Hasil Kongres I PMII di Tawangmangu Jawa Barat. Dan
Periode 1963-1967, hasil Kongres PMII II di Kaliurang Yogjakarta. Pada masa
kepemimpinan sahabat Mahbub Junaidi inilah PMII secara politis menjadi sangat populer di
dunia kemahasiswaan dan kepemudaan, sampai pada periode pertama sahabat Zamroni.
Pernah menjabat sebagai Ketua Umum PWI pusat dan pimpinan Redaksi Harian Duta
Masyarakat (19651967), ketua dewan kehormatan PWI (1979 1983), anggota DPR GR
(1967-1971), Wakil Ketua PB NU (1984-1989), Wakil sekjen DPP PPP, Anggota DPR/MPR
RI (1971-1982), Pencetus Khittah Plus, Ketua Majlis Pendidikan Soekarno dan anggota
mustasyar PB NU (1989-1994).
Dalam sejarah republik ini, pernah muncul seorang tokoh aktivis mahasiswa yang sangat
multi talenta,bahkan hampir jarang ditemukan sosok yang lengkap seperti beliau saat ini,
beliau adalah Mahbub Junaidi. Mahbub adalah seorang tokoh satrawan, jurnalis,
organisatoris, agamawan dan politisi. Dalam hal tulis-menulis Mahbub temasuk sangat
piawai pada masanya
2. Sahabat Muhammad Zamroni (Periode 1967-1973)

Lahir di Kudus/Jepara Jawa Tengah Tanggal 10 Agustus 1935. Riwayat Pendidikan: SD


Muhammadiyah Kudus (1948), SMP Negeri Kudus (1951), SGHA Yogjakarta (1955), IAIN
Jurusan Pendidikan, Jakarta (1969), Pesantren Bale Tengahan Kudus, Pesantren Jamsaren
Solo, Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah di Kudus dan Solo. Karir: Guru Ilmu Pasti , Agama
dan Olah Raga PGAN Magelang (1955-1958) Asisten Sastra Arab IAIN Syarif Hidayatullah
Ciputat Jakarta (1963-1965), Penata Madya Pegawai Departemen Agama (1965-1967), Ketua
Umum PP PMII dua periode yaitu periode 1967-1970, hasil kongres PMII III di Malang Jawa
Timur.
Dialah satu-satunya tokoh PMII yang terpilih tanpa kehadiran yang bersangkutan di arena
Kongres, karena pada saat itu dia masih berada di Tokyo Jepang, dalam rangka operasi jari

tangan kanan akibat kecalakaan mobil sewaktu konsolidasi KAMI ke daerah Serang.
Kemudian Periode 1970-1973, hasil Kongres IV PMII di Makasar Ujungpandang Sulawesi
Selatan. Pada masa kepemimpinan sahabat Zamroni yang ke dua inilah PMII menyatakan diri
Independen, (dicetuskan di MUBES II di Murnajati Lawang Malang 1972). Dialah
penggagas Independensi PMII. Pada masa kepemimpinan sahabat Zamroni inilah PMII
berkembang sangat pesat terutama jika dilihat dari segi banyaknya Cabang-cabang yang ada,
tidak kurang dari 120 cabang yang hidup diseluruh Indonesia. Suatu prestasi yang belum
pernah terjadi sebelumnya dan sangat sulit terulang kembali hingga sekarang ini.
Menjadi Ketua Persidium KAMI Pusat (mulai pertama dibentuk sampai bubar), Inilah tokoh
PMII, Tokoh Mahasiswa, dan Tokoh Pemuda yang berhasil menggerakkan Mahasiswa dan
Pemuda di seluruh Indonesia berdemonstrasi turun ke jalan menuntut dan berhasil
merontokkan Rezim Orde Lama. Dialah Figur Tokoh angkatan 66. Dialah tokoh demonstran
yang berhasil menumbangkan suatu rezim. Dialah tokoh paling populer dan terkenal pada
masanya, setelah Soekarno. Tokoh idola yang mampu menjadi inspirator gerakan
mahasiswa dan pemuda di seluruh nusantara. Dialah tokoh yang berani berdemonstrasi dan
berdebat berhadap-hadapan secara langsung dengan Presiden Soekarno.
Pernah menjadi anggota DPR GR/MPRS Fraksi Karya Pembangunan (1967-1971),
DPR/MPR RI Fraksi Partai NU (1971-1977), DPR/MPR RI Fraksi PPP (1977-1983), Ketua
Komisi I DPR RI (1983-1987), dan terakhir sebagai wakil Ketua Komisi X DPR/MPR RI.
penandatangan Deklarasi KNPI (1973), Ketua I DPP PPP (periode Naro), dan wakil Sekjen
PB NU (periode Idham Chalid).
Drs. HM. Zamroni bin Sarkowi, Berpulang ke Rahmatullah pada dini hari pukul 03.00 WIB,
Hari Senen Tanggal 5 Februari 1996, di RS Fatmawati Jakarta Selatan karena sakit sesak
pernafasan dan stroke yang diderita sejak lama. Meninggalkan seorang Isteri, 3 (tiga) orang
putra-putri dan 4 (empat) orang cucu. Dimakamkan di Pemakaman Khusus Tanah Kusir
Jakarta.
3. Sahabat Abduh Paddare (Periode 1973-1977)

Lahir di Kampung Rambang Makasar Sulawesi Selatan, Tanggal 27 Desember 1938. Ketua
Umum PB. PMII periode 1973-1977, hasil Kongres V PMII di Ciloto Jawa Barat. Inilah satusatunya Kongres PMII yang tidak berhasil memilih Ketua Umum. Pemilihan pengurus
dilanjutkan di Wisma Angkatan Laut (di belakang Hotel Borobudur Jakarta) selama dua
malam, belum juga berhasil. Akhirnya acara pemilihan pengurus itu dilanjutkan di Kantor PB
NU. Sahabat Abduh terpilih sebagai ketua umum PB.PMII untuk periode 1973-1977 setelah
bersaing dengan sahabat Amdir Thahir.
Dil disebut sebagai Ketua Umum PB PMII yang paling dilematis dalam perjalanan sejarah
PMII, karena dia termasuk salah satu tokoh PMII yang tidak setuju dengan Independensi
PMII sehingga dia tidak mau hadir pada acara MUBES II PMII di Murnajati Lawang
Malang, yang melahirkan Deklarasi Independensi PMII, tapi di sisi lain dia harus
mengemban amanat Independensi PMII sebagai amanat Kongres V PMII di Ciloto Jawa
Barat.
Bersama-sama dengan Zamroni ia juga sebagai penandatangan Deklarasi Berdirinya KNPI
(1973), menggabungkan PMII menjadi anggota Kelompok Cipayung (1974), menjadi

anggota MPR (1977-1982), DPR/MPR RI (1983-1987), Anggota MPR (1992-1997), Ketua


Forum Komunikasi dan Silaturrahmi Alumni (FOKSIKA) PMII (1988-1991), Wakil Sekjen
DPP PPP (1994-1999) dan Pegawai Negeri Sipil Departemen Agama RI. Alumnus Sarjana
Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, dan Sarjana Lengkap di IAIN Jakarta.
4.Sahabat Ahmad Bagja (Periode 1977-1981)
Lahir di Kuningan Jawa Barat 1945, pernah menjadi Ketua Umum Dewan Mahasswa IKIP
Jakarta, dan Ketua Badan Koordinasi Senat-senat Mahasiswa IKIP se Indonesia (1970),
Ketua Umum PB PMII periode 1977-1981) Wakil Sekjen PB NU (1984-1989 dan 19891994), Sekjen PB NU pada periode kepengurusan Gus Dur yang kedua, tokoh sentral yang
paling berpengaruh dalam Kelompok Cipayung. Pada masanya Kelompok Cipayung benarbenar menjadi kelompok sosial kontrol yang kritis dan berani. Terpilih sebagai Ketua
FOKSIKA menggantikan Abduh Paddare, setelah menang bersaing dengan Burhanuddin
Abdullah (Gubernur BI).
5.Sahabat Muhyidin Arubusman (Periode 1981-1985)
Lahir di Ende Flores Nusa Tenggara Timur, 24 April 1951 (cucu Raja Flores), Ketua Umum
PB PMII periode 1981-1985, pernah dua periode duduk sebagai ketua DPP KNPI, yaitu
periode 1984-1987 dan 1987-1990. Sekjen DPP AMII (Angkatan Muda Islam Indonesia).
Ketua Majelis Pembina Nasional PB PMII periode 2005-2007, dan Sekretaris Dewan Syura
DPP PKB.
6.Sahabat Suryadharma Ali (Periode 1985-1988)

Lahir di Jakarta, Ketua Umum PB PMII periode 1985-1988 dari hasil Kongres VIII PMII di
Bandung Jawa Barat. Ia terpilih setelah bersaing ketat dengan Iqbal Assegaf, dengan selisih
sangat tipis, hanya satu suara.Asisten Direktur Hero Supermarket, Wakil Sekjen Asosiasi
pedagang, Pengicer dan pertokoan Indonesia (AP3I), Dewan Pembina PP GP ANSOR,
Anggota DPR/MPR RI Fraksi PPP (1999-2004), Menteri Koperasi dan UKM (2004-2009),
Ketua Umum PPP Periode 2007-2011
7. Sahabat Muhammad Iqbal Assegaf (Periode 1988-1991)

Lahir di Labuha Maluku pada 12 Oktober 1958, Riwayat Pendidikan: SD Islamiyah I Ternate
(1971), Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairat (1972), SMP Negeri Ternate (1974), SMA Negeri
Ternate (1977), Fakultas Kedokteran Hewan IPB (1983), Institut Of Management IEU
Jakarta (1993). Pengalaman Organisasi: Ketua Umum OSIS SMP Negeri Ternate (19721973), Ketua Umum OSIS SMP Negeri Ternate (1976-1977), Ketua Badan Kerohanian Islam
Keluarga Mahasiswa IPB Bogor (1979-1981), Sekjen Badan Perwakilan Mahasiswa Fak.
Kedokteran Hewan IPB Bogor (1982-1984), Sekjen Majlis Permusyawaratan Mahasiswa IPB

Bogor (1982-1984), Ketua Umum PMII Cabang Bogor (1981-1983), Ketua Umum PB PMII
periode 1988-1991, hasil Kongres IX PMII di Asrama Haji Surabaya Jawa Timur, dia
menduduki jabatan sebagai Ketua Umum PB PMII setelah berhasil menang dengan suara
mutlak dari saingannya Syaifullah Maksum.
Setelah melepas jabatan sebagai Ketua Umum PB PMII, ia langsung menjadi Ketua Dewan
Pembina PB PMII pada periode berikutnya, 1991-1994. Ini baru pertama kali terjadi dalam
organisasi PMII. Wakil Ketua Majlis Pemuda Indonesia (1987-1990), Anggota Pengurus
Group Diskusi Nasional (GDN) Kosgoro (1992-1994), Anggota Pokja Hankam DPP Golkar
(1988-193). Ia adalah tokoh PMII yang pernah menawarkan sesuatu yang dianggap baru
dalam lingkungan dunia kepemudaan di Indonesia melalui proses debat langsung para
kandidat Ketua Umum DPP KNPI tahun 1993.
Meski akhirnya ia dikhianati oleh kadernya sendiri, Ketua Umum PB PMII saat itu (Ali
Masykur Musa) dengan tidak mendukungnya dan meninggalkan di tengah perjalanan, bahkan
Ali Masykur berpaling mendukung calon dari Kosgoro, Maulana Isman, padahal beberapa
hari sebelumnya PB PMII secara resmi mengumumkan secara terbuka kepada pers, bahwa
PMII mencalonkan Iqbal Assegaf sebagai calon Ketua Umum DPP KNPI, tetapi sebagai
kader PMII yang memiliki prinsip dan keyakinan tinggi, Iqbal jalan terus memperjuangkan
nilai dan keyakinannya itu.
Iqbal adalah Ketua Umum PB PMII yang relatif dianggap paling sukses memimpin dan
membesarkan PMII, setelah Mahbub dan Zamroni. Ia pernah bersikap sangat tegas menolak
gagasan dan saran sebagian tokoh dan kiai-kiai NU yang menginginkan agar PMII kembali
Dependen dengan NU. Sikap tegas itu ia tunjukkan dengan mengeluarkan keputusan
Penegasan Cibogo. Sehubungan dengan itu, ia pernah megeluarkan statemen PMII dengan
rendah hati siap menerima pendapat, gagasan, dan saran, bahkan kritik dari siapapun, tetapi
keputusan tetap berada di tangan PMII. Itulah cermin dari sikap seorang pemimpin yang
independen.
Direktur Utama PT Shahanaz Swamandiri, ketua Tim Asistensi Departemen Pemenangan
Pemilu DPP Golkar dan wakil ketua POKJA Depnaker-Rabithatul Maahid Islamiah (RMI),
Ketua Umum PP GP ANSOR, menggantikan Slamet Effendy Yusuf. Ia terpilih sebagai Ketua
Umum pada Kongres GP ANSOR setelah bersaing ketat dengan Khoirul Anam (Ketua GP
ANSOR Jawa Timur) yang konon mendapat restu dan dukungan dari Gus Dur (Ketua umum
PB NU) Ia berhasil menembus peraturan yang mensyaratkan seorang calon ketua harus
pernah menjadi pengurus GP ANSOR setidaknya satu periode kepengurusan. Ia berhasil
meyakinkan peserta kongres untuk mengesampingkan peraturan tersebut, bahkan ia sukses
menafikan pengaruh Gus Dur di Arena Kongres tersebut. Drh. Muhammad Iqbal Assegaf,
meninggal pada hari tanggal 1999, kerena kecelakaan Mobil di Jalan Tol. Menuju
kearah Tangjung Priok. Meninggalkan seorang isteri dan 3 orang anak.
8. Sahabat Ali Masykur Musa (Periode 1991-1994)

Lahir di Tulung Agung Jawa Timur dan menjadi Ketua Umum PB PMII periode 1991-1994,
dari hasil Kongres X PMII di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, dengan tema, Demokrasi,
Keadilan Sosial dan Pembangunan Masyarakat Religius. Ia terpilih setelah bersaing ketat
dengan kandidat lainnya yaitu Endin AJ Sofihara, Idrus Marham Putra dan Fajrul Falah (yang

terakhir ini gugur pada tahap pencalonan) Angota DPR / MPR RI dari Fraksi PKB, Ketua
Fraksi PKB DPR (1999-2004), anggota DPR / MPR RI (2004-2009), peraih suara terbanyak
untuk semua calon-calon anggota legeslatif tingkat pusat dari daerah pemilihan Jawa Timur,
Ketua DPP PKB (1999-2004) dan Wakil Ketua Umum DPP PKB hasil Kongres PKB
Semarang (2004-2009). Ketua GM Kosgoro () dll
9. Sahabat Muhaimin Iskandar (Periode 1994-1997)

Lahir di Jombang Jawa Timur 1966, Pernah terjun dalam dunia Jurnalistik pada Tabloit
DeTik. Alimni Fisipol UGM Yogjakarta. Ketua Umum PB PMII periode 1994-1997, hasil
Kongres XI PMII di Kutai Kertanegara Kalimantan, dengan tema, Moralitas, Pemberdayaan
Masyarakat dan Integrasi Nasional. Karir politiknya: Anggota DPR/MPR RI Fraksi PKB
(1999-2004), Ketua Fraksi PKB DPR RI (1999-2004), Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi PKB
(menggantikan posisi Dra. Khofifah Indarparawansa yang diangkat sebagai Mentri Negara
Pemberdayaan Perempuan pada masa Kabinet Presiden Abdurrahman Wahid) Wakil Ketua
DPR RI dari Fraksi PKB (1999-2004), Sekjen DPP PKB (1998-2003) pada masa
kepemimpinan Matori Abdul Jalil, Ketua DPP PKB (), Sekjen DPP PKB lagi
menggantikan posisi Syaifullah Yusuf yang diangkat sebagai Menteri Pemberdayaan Daerah
Tertinggal pada Kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ketua Umum DPP PKB hasil
Muktamar PKB di Semarang Jawa Tengah (2005-2010).
10. Sahabat Syaiful Bahri Anshori (Periode 1997-2000)

Lahir di . Ketua Umum PB PMII periode 1997-2000, hasil Kongres XII PMII di Asrama
Haji Sukolilo Surabaya Jawa Timur, 1-5 Desember 1997, dengan tema, Revitalisasi Tradisi,
Pengokohan Demokrasi dan Pemandirian Masyarakat Menghadapai Tantangan Global. Pada
Kongres kali inilah mulai muncul gejala anarkhi dari peserta kongres, seperti baku hantam
dan saling lempar kursi. Ia terpilih sebagai Ketua Umum PB PMII setelah bersaing dengan
sahabat Chatibul Umam Wirano, Munawar Fuad Noeh.

11. Sahabat Nusron Wahid (Periode 2000-2003)

Lahir di Jepara Jawa Tengah, Ketua Umum PB PMII periode 2000-2003, hasil Kongres XIII
PMII di Medan Sumatra Utara. Anggota DPR/MPR RI dari Fraksi Golkar (2004-2009) dari
daerah pemilihan Jawa Tengah. Sekretaris Majelis Pembina Nasional PB PMII Periode 20052007.
12. Sahabat A Malik Haramain (Periode 2003-2005)

Lahir di Probolinggo Jawa Timur, 3 Mei 1972. Pendidikan dasar di tempuh di MI Ihyaul
Islam, MTs Roudlotut Tholibin di Probolinggo. Sambil nyantri di PP. Roudlotut Tholibin,
melanjutkan pendidikan di SMAN 3 Probolinggo.Kemudian melanjutkan studi ke Universitas
Merdeka Malang (Unmer) Lulus tahun 1977, selama menjadi mahasiswa ia juga nyantri di
PP. Miftahul Huda Gading Malang. Studi program S2 di UI Jakarta dan lulus tahun 2003.
Karir Organisasi dimulai sebagai Ketua Departemen Penalaran Senat Mahasiswa Fisipol
Unmer Malang. Aktif di PMII di mulai sejak tahun 1993 sebagai Ketua Komisariat PMII
Unmer Malang, Ketua Bidang II PMII Cabang Malang (1995), Ketua Umum PMII Cabang
Malang (1996), Wakil Sekjen PB PMII (1997-2000),Ketua Umum PB PMII Periode 20032005, hasil Kongres XIV PMII di Kutai Kertanegara Kalimantan.
Selain itu ia juga pernah aktif dan dipercaya menjadi koordinator kajian di Pusat Studi dan
Pengembangan Kebudayaan (PUSPeK) Averroes (Averroes Community). Buku-buku yang
pernah ditulis antara lain: Mengawal Transisi, Refleksi atas Pemantauan Pemilu 1999 (Jakarta
1999), PMII di Singpang Jalan, Pustaka Pelajar (Yogjakarta 1999) Menjadi Kontributor
tulisan: Pemikiran-pemikiran Revolusioner Antonio Gramci Be(rtanya)lajar lagi pada
kesalahan Karl Marx (Averroes Press dan Pustaka Pelajar 2000). Politik Indonesia dalam
Masa Transisi (Upaya Menuju Sistem Politik Demokratis). Oposisi, Upaya Mengawal
Transisi, Aktivisme Politik Islam dalam Babakan Politik Indonesia. Gus Dus, Militer dan
Politik (LKiS Yogjakarta). Neraca Gus Dur di Panggung Kekuasaan, Lakpesdam (Jakarta
2002), Sketsa Pergerakan: Kritik-Otokritik Gerakan PMII, (Fajar Pustaka 2003), Saat ini ia
menjadi staf ahli Komisi I DPR RI dan menjadi staf pengajar di Pascasarjana UI untuk
program studi Kajian Timur Tengah dan Islam.
Buku-buku yang pernah diterbitkan PB PMII pada periode ini antara lain: PMII dalam
Simpul-simpul Sejarah Perjuangan; PMII 1960-1985 Untukmu Satu Tanah Airku, Untukmu
Satu Keyakinanku; Menuju Karifan Bernegara; Kilas Balik Perjuangan Zamroni. Pada
periode inilah PB PMII mempunyai kantor sekretariat sendiri secara permanen.

13. Sahabat Herry Ayuma (Periode 2005-2007)

Lahir di Trenggalek Jawa Timur, Ketua Umum PB PMII Periode 2005-2007, dari hasil
Kongres XV PMII di Bogor Jawa Barat.
14. Muhammad Rodli Kaelani (2008-2011)

Lahir di Manado 1 April 1978. Saat ini menjadi ketua PANDU Indonesia, sayap muda PAN
15. Addin Jauharuddin (2011-2013)

Kongres PMII XVIII

Aminuddin Maruf Terpilih Ketua Umum


PB PMII 2014-2016
Selasa, 10 Juni 2014, 14:16

Aminuddin Ma'ruf, Ketua Umum PB PMII terpilih periode 2014-2016

Anda mungkin juga menyukai