Anda di halaman 1dari 7

BAB VI

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis uji ANOVA, terdapat perbedaan yang

signifikan pada setiap kelompok. Hal tersebut disebabkan perbedaan perlakuan

yang menyebabkan hasil pengamatan secara mikroskopis bervariasi pada setiap

kelompok. Berdasarkan hasil analisis uji tamhane’s, pada kelompok 2 (kontrol

postif) terdapat banyak sel pyramidal edema dan astrosit swelling, sedangkan

kelompok 1 tidak ditemukan sel pyramidal edema dan astrosit swelling. Hal

tersebut disebabkan tikus coba pada kelompok 2 diberi diet aterogenik. Pemberian

diet aterogenik menyebabkan peningkatan sintesis asam asetat. Sesuai dengan

cholesterolgenic pathway, asam asetat berubah menjadi HMG-CoA, kemudian

HMG-CoA diubah menjadi mevalonat dengan bantuan enzim HMG-CoA

reductase. Mevalonat diubah menjadi 2,3-Oxidosqualene dengan bantuan enzim

squalene monooxygenase. 2,3-Oxidosqualene diubah menjadi lanosterol dengan

bantuan enzim oxydosqualene cyclase. Lanosterol dengan bantuan enzim

lanosterol dimethylase diubah menjadi 4,4-dimethylzymosterol. 4,4-

dimethylzymosterol diubah menjadi zymosterol dengan bantuan enzim sterol 4 α-

methyl oxydase, kemudian zymosterol diubah dengan hasil akhir yaitu kolesterol.

Peningkatkan sintesis kolesterol akan memicu terjadinya kelainan

metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar LDL plasma.

Peningkatan kadar LDL plasma memicu pembentukan jejas endotel yang

mengaktivasi terjadinya disfungsi endotel. Disfungsi endotel menyebabkan LDL

yang.terdapat.pada.sirkulasi.dapat.infiltrasi.ke.subendotelial.space.

75
76

LDL yang berada di subendotelial space mengalami proses oksidasi,

kemudian difagositosis oleh makrofag sehingga terbentuk sel busa (foam cell).

Seiring dengan banyaknya LDL yang menginfiltrasi subendotelial space, foam

cell akan terus berkembang hingga menjadi plak aterosklerosis (ateroma).

Pembesaran ateroma menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah.

Penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak menyebabkan penurunan

suplai oksigen sehingga otak mengalami hipoksia. Hipoksia menyebabkan

terjadinya deprivasi glukosa dan oksigen (Coby, 1999). Deprivasi tersebut

menyebabkan terjadinya deplesi ATP sehingga terjadi kegagalan energi (energy

failure). Kegagalan energi (energy failure) memicu terjadinya proses glikolisis

anaerobik yang menghasilkan asidosis laktat sehingga terjadi gangguan

keseimbangan pompa ion yang disebabkan kurangnya ketersediaan energi

menjalankan pompa ion secara normal. Gangguan keseimbangan pompa ion yang

terjadi secara terus-menerus memicu terjadinya kegagalan pompa ion yang

menyebabkan air dalam jumlah yang tidak terkontrol dapat masuk ke intrasel.

Masuknya air dalam jumlah yang tidak terkontrol mengakibatkan intraseluler

mengalami retensi air, sehingga terjadi pembengkakan sel astrosit dan edema sel

pyramidal (Raslan, 2007).

Berdasarkan hasil analisis uji tamhane’s pada kelompok 1 (kontrol negatif)

tidak ditemukan sel pyramidal edema dan astrocyte swelling. Hal ini didasarkan

pada patogenesis terbentuknya sel pyramidal edema dan astrocyte swelling yang

merupakan perubahan reversibel sel piramidal dan astrosit normal sebagai akibat

hipoksia seluler di otak. Bila sel piramidal dan astrosit normal tidak mengalami

hipoksia seluler, maka tidak akan terjadi pembengkakan sel (Harmani, 2006).
77

Berbeda dengan kelompok 2 yang hanya diberi diet aterogenik, pada

kelompok 3, 4, dan 5 selain diberi diet aterogenik juga ditambahkan ekstrak

bawang putih (Allium sativum). Kelompok yang diberi ekstrak bawang putih

(Allium sativum) mengalami penurunan jumlah sel pyramidal edema dan

astrocyte swelling, hal ini disebabkan ekstrak bawang putih (Allium sativum)

mengandung senyawa Diallil disulfida, Diallil trisulfida, dan Allil merkaptan

yang mampu menghambat secara poten biosintesis kolesterol (Zhang, 2002).

Senyawa-senyawa tersebut menghambat biosintesis kolesterol melalui inhibisi

terhadap enzim sterol 4 α-methyl oxydase pada cholesterolgenic pathway.

Penghambatan pada enzim tersebut menyebabkan 4,4-dimethylzymosterol dan 4-

Methylzymosterol tidak dapat berubah bentuk menjadi tahapan selanjutnya sesuai

dengan urutan cholesterolgenic pathway, sehingga terjadi pengurangan jumlah

kolesterol yang disintesis. 4,4-dimethylzymosterol yang tidak dapat berubah

bentuk mengalami akumulasi. Akumulasi 4,4-dimethylzymosterol akan memicu

rangsangan mekanisme umpan balik negatif (negative feedback) yang berkerja

spesifik menekan aktivitas enzim HMG-CoA reduktase (Singh & Porter, 2006).

Mekanisme tersebut menyebabkan pembatasan aktivitas enzim HMG-CoA

reduktase, sehingga hanya sedikit HMG-CoA yang dapat dikatalis menjadi

mevalonat dan seterusnya sesuai dengan urutan cholesterolgenic pathway, hingga

pada akhirnya akan semakin mengurangi jumlah kolesterol yang disintesis.

Pengurangan jumlah sintesis kolesterol akan menyebabkan pengurangan

kadar LDL plasma, sehingga menghambat proses infiltrasi dan oksidasi LDL pada

subendotelial space. Penghambatan proses infiltrasi dan oksidasi LDL akan

mencegah proses adesi monosit ke subendotelial space, sehingga terjadi


78

pencegahan proses pembentukan foam cell. Hal tersebut akan berdampak pada

penghambatan proses pembentukan aterosklerosis. Penghambatan proses

pembentukan aterosklerosis akan mencegah gangguan suplai oksigen pada

pembuluh darah yang menuju ke otak sehingga mencegah terjadinya hipoksia

seluler. Pencegahan hipoksia seluler akan meminimalisir perubahan reversibel

pada sel otak (Hofnagel, 2000). Sehingga dengan pemberian ekstrak bawang putih

(Allium sativum) meminimalisir perubahan reversibel sel-sel otak sehingga terjadi

pengurangan jumlah sel pyramidal edema dan astrocyte swelling.

Hasil pengamatan pada kelompok 1 berbeda dengan kelompok 3, 4, dan 5

yang masih ditemukan adanya sel pyramidal edema dan astrocyte swelling.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Domi (2013), pemberian ekstrak

bawang putih (Allium sativum) dengan dosis 0,08 g/ekor/hari sudah mampu

mencegah secara efektif perlemakan hati non alkoholik, namun dalam jangka

waktu penelitian yang sama, dosis ekstrak bawang putih 0,10 g/ekor/hari masih

belum efektif dalam mencegah terjadinya sel pyramidal edema dan astrocyte

swelling. Hal ini disebabkan perbedaan induktor yang digunakan pada kedua

penelitian, pada penelitan tersebut menggunakan induktor hiperkolesterolemia dan

penurun metabolisme basal, tanpa pemberian induktor hiperglikemia. Perbedaan

tersebut juga disebabkan secara anatomi pada otak terdapat blood brain barier.

Blood brain barier menyebabkan tidak semua komponen yang terdapat pada

sirkulasi dapat menembus otak (paulevchenko, 2000). Oleh sebab itu, untuk

mencegah secara efektif terjadinya sel pyramidal edema dan astrocyte swelling

pada otak diperlukan dosis ekstrak bawang putih (Allium sativum) yang lebih
79

tinggi dibanding pemberian dosis ekstrak bawang putih (Allium sativum) pada

organ lain.

Berdasarkan hasil analisis uji korelasi diketahui nilai koefisien pearson

correlation (r) dosis ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap jumlah sel

pyramidal edema sebesar -0,972 (r>0,80) dan koefisien pearson correlation (r)

dosis ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap jumlah sel astrocyte

swelling sebesar -0,973 (r>0,80), berarti terdapat hubungan yang sangat kuat dan

berbading terbalik antara dosis ekstrak bawang putih (Allium sativum) dengan

jumlah sel pyramidal edema dan astrocyte swelling, sehingga semakin tinggi

pemberian dosis ekstrak bawang putih (Allium sativum) maka semakin sedikit

jumlah sel pyramidal edema dan astrocyte swelling. Hal ini disebabkan semakin

tinggi pemberian dosis ekstrak bawang putih (Allium sativum) maka semakin

tinggi konsentrasi senyawa Diallil disulfida, Diallil trisulfida, dan Allil

merkaptan. Tingginya konsentrasi senyawa-senyawa tersebut menyebabkan

sintesis kolesterol semakin berkurang yang menyebabkan LDL plasma semakin

menurun, sehingga semakin efektif mencegah progresifitas pembentukan

aterosklerosis, berdampak terhadap pencegahan hipoksia seluler di otak, pada

akhirnya akan semakin mengurangi jumlah sel pyramidal edema dan astrocyte

swelling. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Mahdi (2008), mengenai hubungan pemberian ekstrak bawang putih (Allium

sativum) terkait dengan kadar LDL plasma, diketahui nilai koefisien pearson

correlation terhadap kadar LDL plasma sebesar -0,824 (r>0,80) yang berarti

memiliki hubungan yang sangat kuat dan berbanding terbalik. Nilai koefisien

pearson correlation yang lebih rendah pada penelitian tersebut disebabkan


80

perbedaan perlakuan dengan penelitian ini. Induktor yang digunakan pada

penelitian tersebut yaitu induktor hiperkolesterolemia dan penurun metabolisme

basal, tanpa diberikan induktor hiperglkemia, selain itu pada penelitian tersebut

tikus coba diberi perlakuan selama 14 hari. Perbedaan pemberian induktor dan

jangka waktu pada penilitian tersebut, menyebabkan tikus coba hanya mengalami

hiperkolesterolemia belum sampai pada tahap aterosklerosis.

Berdasarkan hasil analisis uji regresi diketahui presentase pengaruh

ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap jumlah rata-rata sel astrocyte

swelling sebesar 94.6% (r>75%), berarti berpengaruh yang sangat kuat. Presentase

tersebut membuktikan senyawa Diallil disulfida, Diallil trisulfida, dan Allil

merkaptan yang terkandung dalam ekstrak bawang putih (Allium sativum)

berperan penting dalam penurunan jumlah sel pyramidal edema dan astrocyte

swelling. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Mahdi (2008), mengenai pengaruh pemberian ekstrak bawang putih (Allium

sativum) terkait dengan kadar LDL plasma diketahui presentase pengaruh ekstrak

bawang putih (Allium sativum) terhadap kadar LDL plasma sebesar 88,4% yang

berarti berpengaruh sangat kuat. Nilai presentase yang lebih rendah pada

penelitian tersebut, disebabkan perbedaan perlakuan dengan penelitian ini.

Induktor yang digunakan pada penelitian tersebut yaitu induktor

hiperkolesterolemia dan penurun metabolisme basal, tanpa diberikan induktor

hiperglikemia, selain itu pada penelitian tersebut tikus coba diberi perlakuan

selama 14 hari. Perbedaan pemberian induktor dan jangka waktu pada penilitian

tersebut, menyebabkan tikus coba hanya mengalami hiperkolesterolemia belum

sampai pada tahap aterosklerosis.


81

Kelemahan penelitian ini yaitu berdasarkan hasil pengamatan secara

mikroskopis, kelompok 5 (dosis ekstrak bawang putih 0,10 g/ekor/hari) dengan

jumlah rata-rata sel pyramidal edema dan astrocyte swelling paling sedikit

dibanding kelompok perlakuan lain namun masih belum menyamai jumlah rata-

rata sel pyramidal edema dan astrocyte swelling pada kelompok 1 (kontrol

negatif) sehingga dengan pemberian dosis ekstrak bawang putih 0,10 g/ekor/hari

masih belum efektif mencegah terjadinya sel pyramidal edema dan astrocyte

swelling.

Anda mungkin juga menyukai

  • Lapsus Tinea Kapitis
    Lapsus Tinea Kapitis
    Dokumen43 halaman
    Lapsus Tinea Kapitis
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Urtikaria
    Lapsus Urtikaria
    Dokumen40 halaman
    Lapsus Urtikaria
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • P - Drug Tinea Kapitis
    P - Drug Tinea Kapitis
    Dokumen27 halaman
    P - Drug Tinea Kapitis
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus Tinea Kapitis
    Cover Lapsus Tinea Kapitis
    Dokumen5 halaman
    Cover Lapsus Tinea Kapitis
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus Urtikaria
    Cover Lapsus Urtikaria
    Dokumen5 halaman
    Cover Lapsus Urtikaria
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Urtikaria
    Lapsus Urtikaria
    Dokumen41 halaman
    Lapsus Urtikaria
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat Sifilis
    Cover Referat Sifilis
    Dokumen5 halaman
    Cover Referat Sifilis
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen11 halaman
    Bab I
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Gonore: Faradila Isnaini 201810401011072
    Gonore: Faradila Isnaini 201810401011072
    Dokumen30 halaman
    Gonore: Faradila Isnaini 201810401011072
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • PR Laporan Kasus Tinea Kapitis
    PR Laporan Kasus Tinea Kapitis
    Dokumen4 halaman
    PR Laporan Kasus Tinea Kapitis
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen6 halaman
    Bab Ii
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen18 halaman
    Bab I
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Bab 1sifilis
    Bab 1sifilis
    Dokumen2 halaman
    Bab 1sifilis
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Wa0001
    Wa0001
    Dokumen2 halaman
    Wa0001
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Limfoma Non Hodgkins
    Limfoma Non Hodgkins
    Dokumen6 halaman
    Limfoma Non Hodgkins
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen1 halaman
    Lembar Pengesahan
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen22 halaman
    Bab Ii
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Referat Didi Latar Blakang Kesimpulan Iufd
    Referat Didi Latar Blakang Kesimpulan Iufd
    Dokumen3 halaman
    Referat Didi Latar Blakang Kesimpulan Iufd
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen2 halaman
    Abstrak
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Bab 7
    Bab 7
    Dokumen2 halaman
    Bab 7
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen37 halaman
    Bab 2
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Wa0001
    Wa0001
    Dokumen2 halaman
    Wa0001
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat
  • Cover Home Visite
    Cover Home Visite
    Dokumen1 halaman
    Cover Home Visite
    Gusti Gandha
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen11 halaman
    Bab 5
    Didi Yudha Trisandya
    Belum ada peringkat