PEMBAHASAN
postif) terdapat banyak sel pyramidal edema dan astrosit swelling, sedangkan
kelompok 1 tidak ditemukan sel pyramidal edema dan astrosit swelling. Hal
tersebut disebabkan tikus coba pada kelompok 2 diberi diet aterogenik. Pemberian
methyl oxydase, kemudian zymosterol diubah dengan hasil akhir yaitu kolesterol.
yang.terdapat.pada.sirkulasi.dapat.infiltrasi.ke.subendotelial.space.
75
76
kemudian difagositosis oleh makrofag sehingga terbentuk sel busa (foam cell).
menjalankan pompa ion secara normal. Gangguan keseimbangan pompa ion yang
menyebabkan air dalam jumlah yang tidak terkontrol dapat masuk ke intrasel.
mengalami retensi air, sehingga terjadi pembengkakan sel astrosit dan edema sel
tidak ditemukan sel pyramidal edema dan astrocyte swelling. Hal ini didasarkan
pada patogenesis terbentuknya sel pyramidal edema dan astrocyte swelling yang
merupakan perubahan reversibel sel piramidal dan astrosit normal sebagai akibat
hipoksia seluler di otak. Bila sel piramidal dan astrosit normal tidak mengalami
hipoksia seluler, maka tidak akan terjadi pembengkakan sel (Harmani, 2006).
77
bawang putih (Allium sativum). Kelompok yang diberi ekstrak bawang putih
astrocyte swelling, hal ini disebabkan ekstrak bawang putih (Allium sativum)
spesifik menekan aktivitas enzim HMG-CoA reduktase (Singh & Porter, 2006).
kadar LDL plasma, sehingga menghambat proses infiltrasi dan oksidasi LDL pada
pencegahan proses pembentukan foam cell. Hal tersebut akan berdampak pada
pada sel otak (Hofnagel, 2000). Sehingga dengan pemberian ekstrak bawang putih
yang masih ditemukan adanya sel pyramidal edema dan astrocyte swelling.
bawang putih (Allium sativum) dengan dosis 0,08 g/ekor/hari sudah mampu
mencegah secara efektif perlemakan hati non alkoholik, namun dalam jangka
waktu penelitian yang sama, dosis ekstrak bawang putih 0,10 g/ekor/hari masih
belum efektif dalam mencegah terjadinya sel pyramidal edema dan astrocyte
swelling. Hal ini disebabkan perbedaan induktor yang digunakan pada kedua
tersebut juga disebabkan secara anatomi pada otak terdapat blood brain barier.
Blood brain barier menyebabkan tidak semua komponen yang terdapat pada
sirkulasi dapat menembus otak (paulevchenko, 2000). Oleh sebab itu, untuk
mencegah secara efektif terjadinya sel pyramidal edema dan astrocyte swelling
pada otak diperlukan dosis ekstrak bawang putih (Allium sativum) yang lebih
79
tinggi dibanding pemberian dosis ekstrak bawang putih (Allium sativum) pada
organ lain.
correlation (r) dosis ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap jumlah sel
pyramidal edema sebesar -0,972 (r>0,80) dan koefisien pearson correlation (r)
dosis ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap jumlah sel astrocyte
swelling sebesar -0,973 (r>0,80), berarti terdapat hubungan yang sangat kuat dan
berbading terbalik antara dosis ekstrak bawang putih (Allium sativum) dengan
jumlah sel pyramidal edema dan astrocyte swelling, sehingga semakin tinggi
pemberian dosis ekstrak bawang putih (Allium sativum) maka semakin sedikit
jumlah sel pyramidal edema dan astrocyte swelling. Hal ini disebabkan semakin
tinggi pemberian dosis ekstrak bawang putih (Allium sativum) maka semakin
akhirnya akan semakin mengurangi jumlah sel pyramidal edema dan astrocyte
swelling. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
sativum) terkait dengan kadar LDL plasma, diketahui nilai koefisien pearson
correlation terhadap kadar LDL plasma sebesar -0,824 (r>0,80) yang berarti
memiliki hubungan yang sangat kuat dan berbanding terbalik. Nilai koefisien
basal, tanpa diberikan induktor hiperglkemia, selain itu pada penelitian tersebut
tikus coba diberi perlakuan selama 14 hari. Perbedaan pemberian induktor dan
jangka waktu pada penilitian tersebut, menyebabkan tikus coba hanya mengalami
ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap jumlah rata-rata sel astrocyte
swelling sebesar 94.6% (r>75%), berarti berpengaruh yang sangat kuat. Presentase
berperan penting dalam penurunan jumlah sel pyramidal edema dan astrocyte
swelling. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
sativum) terkait dengan kadar LDL plasma diketahui presentase pengaruh ekstrak
bawang putih (Allium sativum) terhadap kadar LDL plasma sebesar 88,4% yang
berarti berpengaruh sangat kuat. Nilai presentase yang lebih rendah pada
hiperglikemia, selain itu pada penelitian tersebut tikus coba diberi perlakuan
selama 14 hari. Perbedaan pemberian induktor dan jangka waktu pada penilitian
jumlah rata-rata sel pyramidal edema dan astrocyte swelling paling sedikit
dibanding kelompok perlakuan lain namun masih belum menyamai jumlah rata-
rata sel pyramidal edema dan astrocyte swelling pada kelompok 1 (kontrol
negatif) sehingga dengan pemberian dosis ekstrak bawang putih 0,10 g/ekor/hari
masih belum efektif mencegah terjadinya sel pyramidal edema dan astrocyte
swelling.