TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
6
7
pulak (Tarakan), kosai boti (Buru), bawa bodubo (Ternate), bawa fiufer
Eropa, Afrika, Australia, dan Amerika. Bawang putih (Allium sativum) yang
putih (Allium sativum) tidak hanya dikenal oleh masyarakat pesisir namun
juga dikenal oleh masyarakat pedalaman, dan hingga saat ini bawang putih
sebagai bumbu penyedap masakan tetap bertahan hingga saat ini, walaupun
(Susanto, 2014).
var. aggregatu) dan bawang bombay (Allium cepa L. var. cepa). Struktur
morfologi tanaman bawang putih (Allium sativum) terdiri dari akar, batang,
bunga, dan daun. Akar bawang putih berbentuk serabut dan berada di bawah
diskus, sedangkan di atas diskus terdapat batang dengan lebar 0,5–1 cm dan
Umbi bawang putih terdiri dari beberapa siung, umumnya tiap umbi memiliki
9
15-20 siung. Siung bawang putih terdiri dari dua helai daun dewasa dan
sebuah tunas vegetatif. Siung bawang putih dibungkus oleh selaput tipis yang
berwarna putih dan ungu. Bunga tersebut tersusun secara majemuk. Daun
bawang putih berbentuk tegak, bergaris, memiliki tepi yang rata, dan ujung
daunnya runcing. Bentuk daun tersebut menyerupai pita dengan lebar 0,4–1,5
(Rin, 2013)
Gambar 2.2 Morfologi Tanaman Bawang Putih
Tanaman bawang putih (Allium sativum) memiliki
.struktur yang terdiri dari akar, batang, bunga, dan daun
putih (Allium sativum) berada pada daerah dataran tinggi. Bawang putih
(Allium sativum) tumbuh dengan baik pada ketinggian tanah lebih dari 600
bawang putih (Allium sativum), beberapa jenis bawang putih (Allium sativum)
yang ditanam di daerah dataran rendah atau daerah dengan suhu udara di atas
Penanaman bawang putih (Allium sativum) agar tumbuh dengan baik, harus
1) Iklim
2) Tanah
dengan tekstur tanah yang gembur, kedalaman air tanah berkisar 50–
6,8.
Jawa Timur (2013), daerah penghasil bawang putih khusus dalam memenuhi
kebutuhan pasar di Provinsi Jawa Timur terutama berasal dari Batu, Malang,
sativum), hingga saat ini telah diketahui beberapa kandungan gizi yang
Tabel 2.1 Informasi Gizi yang terdapat dalam 100 g Bawang Putih
Nilai kandungan
Kandungan Satuan
per 100 gram
Air g 58,58
Energi Kcal 149
Energi KJ 623
Protein g 6,36
Total lemak g 0,5
Karbohidrat g 33,06
Gula g 1,00
Mineral
Kalsium mg 181
Besi (Fe) mg 1,70
Magnesium (Mg) mg 25
Fosfor (P) mg 153
Kalium (K) mg 401
Natrium (Na) mg 17
Zink (Zn) mg 1,16
Tembaga (Cu) mg 0,299
Mangan (Mn) mg 1,672
Selenium (Sn) mcg 14,2
Vitamin
Vitamin C mg 31,2
Vitamin B6 mg 1,235
Beta karoten mcg 5
Vitamin A (IU) IU 9
Vitamin E (alpha tochoperol) mg 0,08
Vitamin K (phylroquinone) mcg 1,7
Asam amino
Tryptophan g 0,066
Thereonine g 0,157
Isoleusin g 0,217
Metionin g 0,308
Sistin g 0,076
Lisin g 0,065
(United States Departement of Agriculture, 2010)
12
kolesterol, anti inflamasi, anti hipertensi, anti kanker dan anti aterosklerosis.
(Ryu, 2001).
bawang putih (Sunarto, 1995). Bau khas yang berasal dari bawang putih
(Allium sativum) akan timbul bila jaringan tanaman tersebut rusak sebab
secara alami pada penyimpanan suhu kamar (20–25 C). Bila bawang putih
(Allium sativum) diiris, enzim yang terdapat pada vakuola (Alliinase) menjadi
aktif dan mengubah Alliin menjadi Allicin. Senyawa Allicin yang telah
disulfida (DADS) (1), Diallil trisulfida (DATS) (2), Diallil sulfida (DAS) (3),
Metallil sulfida (4), Dipropil sulfida (5), Dipropil disulfida (6), Allil
merkaptan (7), dan Allil metil sulfida (8). Aliicin juga menjadi prekusor
14
(Zhang, 1999)
Gambar 2.3 Pembentukan senyawa organosulfur pada bawang putih
-glutamil sistein yang terdapat pada bawang putih (Allium sativum) dapat berubah
menjadi senyawa S-allil sistein (SAC), selain itu senyawa tersebut juga dapat
berubah menjadi senyawa Allin. Bawang putih (Allium sativum) yang telah diiris akan
menyebabkan perubahan senyawa Allin menjadi Allicin dengan bantuan enzim
Alliinase. Allicin yang telah terbentuk secara cepat akan berubah menjadi senyawa
turunan seperti DAS, DADS, DATS, Dithiin, Ajoene, dan lain-lain
ppm), Diallil trisulfida (16–613 ppm), Allil merkaptan (6–279 ppm), Allil
metil sulfida (2–99 ppm), Ajoene (10–25 ppm), 2-vinil-(4H)-1,3- dithiin (2-
2001).
15
kadar LDL yang terdapat di dalam darah. Berdasarkan hasil studi invitro,
dan Allil merkaptan yang terdapat pada bawang putih (Allium sativum)
CoA yang dapat dikatalis menjadi mevalonat dan seterusnya sesuai dengan
diserap dengan baik secara oral pada tikus, mencapai konsentrasi serum
didefekasi dalam waktu yang hampir bersamaan, yaitu sekitar 8-12 jam.
umumnya berkisar 30-120 menit dan dapat bertahan dalam sirkulasi darah
hati, dan feses (Kemper, 2000). Dosis ekstrak bawang putih (Allium sativum)
per oral pada tikus tidak lebih dari 1 g/ekor/hari dengan tujuan menghindari
2.2 Otak
Otak merupakan bagian dari susunan saraf pusat. Otak terletak di dalam
struktur tersebut, otak secara umum memiliki fungsi yang berkaitan dengan
(Stuart, 2012)
Gambar 2.6 Struktur anatomi pada otak manusia
Otak manusia secara anatomi dibagi menjadi beberapa bagian
yaitu serebrum, diensefalon, serebellum, dan batang otak
(mesensefalon, pons, dan medula oblongata)
Serebrum atau otak besar merupakan bagian dari otak depan (forebrain)
yang terdiri atas sepasang hemisfer, yaitu hemisfer kanan dan kiri. Kedua
(Goleman, 1995).
20
berisi lapisan-lapisan yang terdiri dari neuron dan neuroglia yang memiliki
peran masing-masing (duus, 1996). Korteks serebri terdiri atas dua substansia
Substansia grisea terletak di bawah pia meter dan didominasi oleh berbagai
bagian otak yang mengatur kebutuhan dasar tubuh, yaitu pusat integrasi
homeotasis cairan dan elektrolit, integrasi sirkuit siklus tidur dan bangun,
Otak mendapatkan suplai darah dari 3 arteri besar di leher yaitu arteri
karotis interna dekstra dan sinistra pada bagian anterior serta arteri basilaris
melalui arteri basilaris. Distribusi aliran darah pada jaringan otak melalui
21
Sirkulus wilisi terdiri atas dua arteri serebral anterior, satu arteri
komunikans anterior, dua arteri serebral posterior, dan dua arteri komunikans
darah yang menghubungkan antara kedua hemisfer dan antara bagian anterior
K.S., 2008). Sirkulus wilisi berperan dalam distribusi oksigen pada bagian-
bagain otak, sehingga stiap bagian otak mendapatkan suplai oksigen dalam
jumlah yang adekuat secara konstan. Aliran darah otak (ADO) yang normal
pada jaringan otak sekitar 60 ml–80 ml /100 gram otak/menit dan otak
1) Faktor ekstrinsik
c. Viskositas darah
2) Faktor intrinsik
a. Autoregulasi
- Ion H + dan K +
(Moskowitz, 2005)
Gambar 2.7 Perjalanan sirkulasi darah dari jantung menuju ke otak
Sirkulasi darah ke otak berawal dari arcus aorta menuju truncus braciocepalika
kemudian menuju arteri karotis komunis dektra selanjutnya menuju arteri karotis
interna dekstra, sedangkan arteri karotis interna sinistra berasal dari arteri karotis
komunis sinistra. Arteri karotis interna dekstra dan sinistra memiliki beberapa pars
yaitu petrosa, cavernosa, dan serebrum. Pars serebrum melanjutkan sirkulasi darah
menuju ke sirkulus wilisi yang berada pada basis cranii, sirkulus wilisi juga
mendapatkan suplai dari arteri basilaris
Korteks serebri tersusun atas berbagai macam jenis sel. Sel-sel tersebut
2003). Terdapat variasi susunan sel yang berbeda pada setiap stratum
dibedakan menjadi enam stratum yang berbeda, dari permukaan luar korteks
serebri, yaitu :
1) Stratum Molekularis
pada korteks serebri. Bagian atas stratum molekularis terdapat pia mater
Penamaan astrosit berasal dari kata astral yang berarti bintang, hal
bentuk badan sel yang menyerupai sel piramidal dan inti sel yang besar.
protoplasmik, dengan cabang sitoplasma lebih pendek dan sedikit. Inti sel
Badan sel mikroglia berbentuk gepeng dan intinya sukar dilihat, selain
sel-sel tersebut pada stratum molekularis juga terapat sel horizontal (cjal)
stratum granularis interna, selain itu juga terdapat beberapa sel neuroglia
dan sel piramidal berukuran sedang maupun besar. Sel piramidal yang
besar, sel granular (stellate), dan sel martinotti. Sel martinotti merupakan
6) Stratum Multiformis
alba. Multi berarti banyak dan form yang berarti bentuk, sehingga sesuai
(stellate), sel fusiform dan sel martinotti. Akson sel martinotti mengarah
(Eroschenko, 2003).
(Eroschenko, 2003)
Gambar 2.8 Pembagian stratum korteks serebri pada otak manusia
Korteks serebri tersusun atas berbagai stratum antara lain stratum molekularis,
stratum granularis eksterna, stratum piramidalis eksterna, stratum granularis interna,
stratum piramidalis interna, dan stratum multiformis. Stratum-stratum tersebut
secara histologi memiliki sel penyusun yang bervariasi
26
tersering terjadinya cedera pada sel yaitu hipoksia seluler. Menurut Prince
suatu steady state yang baru, dengan tercapainya steady state yang
baru, sel tetap dapat menjalankan fungsi yang mendekati sel normal.
mengalami hipoksia.
27
normal, namun bila terjadi peningkatan intensitas dan periode hipoksia akan
memicu perubahan sel yang bersifat ireversibel. Perubahan sel yang bersifat
ireversibel pada tahap lebih lanjut akan menyebabkan terjadinya kematian sel.
Kematian sel dapat terjadi melalui dua mekanisme yang berbeda, yaitu
yaitu pemrograman sel untuk melakukan suicide action (aksi bunuh diri),
tubuh.
28
2.3 Aterosklerosis
2007). Aterogenesis dimulai ketika terjadi jejas pada endotel pembuluh darah
29
kehilangan elastisitas.
otak, jantung, ginjal, usus, dan ekstremitas. Efek yang ditimbulkan bervariasi
Tabel 2.3 Bagian dan efek pembuluh darah yang terkena aterosklerosis
Bagian Efek
Aorta abdominal Aneurisma aorta
Arteri iliaka dan arteri femoral Klaudikasi intermiten
Gangren jari kaki
Aneurisma arteri iliaka
Arteri koronaria Angina pektoris
Infark miokad
Arteri karotis Transient ischemic attack
Stroke
Arteri renalis Hipertensi
Iskemia renalis
Arteri mesenterika Iskemia usus
(Bullock dan Henze, 2010)
30
risiko. Faktor riksio aterosklerosis terdiri dari faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi (tidak dapat dirubah) dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi
(dapat dirubah). Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (tidak dapat
dirubah) antara lain, usia, jenis kelamin (pria), ras, dan genetik, sedangkan
Menurut Ross (1976), jejas endotel dapat disebabkan oleh peningkatan dan
growth factor.
31
(Boring, 1997)
Gambar 2.9 Mekanisme disfungsi endotel pada aterosklerosis
Disfungsi endotel ditandai dengan peningkatan permeabilitas endotel (terutama
terhadap LDL), migrasi leukosit ke dalam lumen pembuluh darah, adhesi endotel
(sekresi E-selectin, P-selectin, ICAM-1, dan VCAM-1), dan adhesi leukosit
(sekresi L-selelctin, integrin, dan PECAM-1)
penyebab, proses tersebut akan terus berlangsung hingga tahap lebih lanjut
bermigrasi dari sirkulasi darah semakin banyak. Aktivasi dari sel-sel tersebut
factor yang menginduksi kerusakan lebih lanjut pada pembuluh darah (Libby,
1996). Akumulasi foam cell, migrasi dan proliferasi vascular smooth muscle
cell, serta adhesi dan agregasi platelet dan leukosit menyebabkan jejas
(Boring, 1997)
Gambar 2.10 Mekanisme fatty streak pada proses aterosklerosis
Fatty streak ditandai dengan terjadinya migrasi otot polos melalui PDGF,
pembentukan foam cell, aktivasi T cell lymphocite, serta adhesi dan agregasi
platelet dan leukosit
antara lain :
antikoagulan
nitrit oksida)
Stimulating Factor) yang dihasilkan oleh sel endotel, selain itu endotel
monosit.
menyebabkan semakin banyak LDL-oks dan sel busa (foam cell) yang
inflamasi.
masif pada foam cell, VSMC derived foam cell, menjadi dasar
plaque.
dibagi menjadi beberapa tingkat dan setiap tingkat memiliki pengaruh yang
akan tetapi pada tingkat ini integritas sel-sel otak masih utuh.
dan edema sitotoksik. Kerusakan yang terjadi pada tingkatan ini masih
bersifat reversibel.
38
(Gusev,2010)
Gambar 2.11 Pengaruh penurunan ADO terhadap fisiologi otak
Aliran Darah Otak (ADO) yang normal berkisar 60–80 ml/100gram/menit.
ADO 35–60 ml/100 gram/menit menyebabkan pengurangan sintesis protein.
ADO 20-35 ml/100gram/menit menyebabkan terbentuknya asidosis laktat dan
edema stitotoksik. ADO 10–20 ml/100gram/menit menyebabkan terjadinya
eksitotoksisitas glutama. ADO 0-10 ml/100gram/menit meyebabkan terjadinya
depolarisasi anoksik yang dapat memicu terjadinya infark jaringan otak
pengurangan Aliran Darah Otak (ADO) hingga pada tingkat krisis kedua,
jaringan otak sehingga jaringan otak mengalami proses deprivasi glukosa dan
ke dalam sel yang disertai dengan masuknya ion Ca2+, Na+, Cl−, dan
air menyebabkan terjadinya edema sel piramidal dan astrosit, sehingga secara
pada jaringan otak. Pengurangan suplai aliran darah pada jaringan otak
sehingga terjadi perubahan yang bersifat reversibel pada sel-sel otak yang
dan Allil merkaptan yang terdapat pada bawang putih (Allium sativum)
CoA yang dapat dikatalis menjadi mevalonat dan seterusnya sesuai dengan
terjadi hipoksia seluler, sebab otak tidak mengalami ganguan suplai oksigen.
yang ditandai dengan pengurangan jumlah sel pyramidal edema dan astrocyte
swelling.